Top Banner
31 BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Identifikasi Data Objek Data yang akan diidentifikasi pada bab ini adalah wilayah objek penelitian yaitu Kabupaten Klaten, data riset tingkat kesadaran remaja Klaten terhadap bahaya miras dan Gerakan Nasional Anti Miras (GeNAM). 1. Sejarah Kabupaten Klaten Kabupaten Klaten adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Boyolali di sebelah utara, Kabupaten Sukoharjo di sebelah timur, serta Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di sebelah selatan dan barat. Ada dua cerita yang menjadi rujukan asal muasal nama Klaten. Versi pertama mengatakan bahwa Klaten berasal dari kata kelati atau buah bibir. Kata kelati ini kemudian mengalami disimilasi menjadi Klaten. Versi yang kedua menyebutkan bahwa Klaten berasal dari kata Mlati. Lalu mengalami perubahan menjadi Klati, sesuai karakteristik lidah orang jawa yang dalam menyebutkan sesuatu mencari mudahnya saja, maka untuk memudahkan pengucapan kata Klati berubah menjadi kata Klaten. Versi kedua ini atas dasar kata-kata orangtua sebagaimana dikutip dalam buku Klaten dari Masa ke Masa yang diterbitkan Bagian Ortakala Setda Kabupaten Dati II Klaten Tahun 1992/1993. Melati adalah nama seorang kyai yang pada kurang lebih 560 tahun yang lalu datang disuatu tempat yang masih berupa hutan belantara.
36

BAB III IDENTIFIKASI DATAVisi dari Kabupaten Klaten adalah “Terwujudnya Klaten yang Toto Titi Tentrem Kerto Raharjo” yang artinya terwujudnya Kabupaten Klaten dengan tatanan atau

Jan 08, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB III IDENTIFIKASI DATAVisi dari Kabupaten Klaten adalah “Terwujudnya Klaten yang Toto Titi Tentrem Kerto Raharjo” yang artinya terwujudnya Kabupaten Klaten dengan tatanan atau

31

BAB III

IDENTIFIKASI DATA

A. Identifikasi Data Objek

Data yang akan diidentifikasi pada bab ini adalah wilayah objek penelitian

yaitu Kabupaten Klaten, data riset tingkat kesadaran remaja Klaten terhadap

bahaya miras dan Gerakan Nasional Anti Miras (GeNAM).

1. Sejarah Kabupaten Klaten

Kabupaten Klaten adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah

yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Boyolali di sebelah utara,

Kabupaten Sukoharjo di sebelah timur, serta Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta di sebelah selatan dan barat. Ada dua cerita yang menjadi rujukan

asal muasal nama Klaten. Versi pertama mengatakan bahwa Klaten berasal

dari kata kelati atau buah bibir. Kata kelati ini kemudian mengalami

disimilasi menjadi Klaten. Versi yang kedua menyebutkan bahwa Klaten

berasal dari kata Mlati. Lalu mengalami perubahan menjadi Klati, sesuai

karakteristik lidah orang jawa yang dalam menyebutkan sesuatu mencari

mudahnya saja, maka untuk memudahkan pengucapan kata Klati berubah

menjadi kata Klaten. Versi kedua ini atas dasar kata-kata orangtua

sebagaimana dikutip dalam buku Klaten dari Masa ke Masa yang diterbitkan

Bagian Ortakala Setda Kabupaten Dati II Klaten Tahun 1992/1993. Melati

adalah nama seorang kyai yang pada kurang lebih 560 tahun yang lalu datang

disuatu tempat yang masih berupa hutan belantara.

Page 2: BAB III IDENTIFIKASI DATAVisi dari Kabupaten Klaten adalah “Terwujudnya Klaten yang Toto Titi Tentrem Kerto Raharjo” yang artinya terwujudnya Kabupaten Klaten dengan tatanan atau

32

Kyai Melati dikenal sebagai orang yang berbudi luhur dan

mempunyai kesaktian yang luar biasa. Kyai Melati Sekolekan adalah nama

lengkap dari Kyai Melati. Dukuh tempat tinggal Kyai Melati oleh masyarakat

setempat lantas diberi nama Sekolekan. Sekolekan kemudian berkembang

menjadi nama Sekalekan, sehingga sampai sekarang nama dukuh itu adalah

Sekalekan. Didukuh itu pula Kyai Melati dimakamkan. Semakin lama

semakin banyak orang yang tinggal disekitarnya, dan daerah itulah yang

menjadi Klaten yang sekarang. Sampai sekarang sejarah Kota Klaten masih

menjadi silang pendapat. Belum ada penelitian yang dapat menyebutkan

kapan persisnya Kota Klaten berdiri. Selama ini kegiatan peringatan tentang

Klaten diambil dari hari jadi pemerintah Kabupaten Klaten, yang dimulai dari

awal terbentuknya pemerintahan daerah otonom tahun 1950.

Daerah Kabupaten Klaten semula adalah bekas daerah swapraja

Surakarta. Kasunanan Surakarta terdiri dari beberapa daerah yang merupakan

suatu kabupaten. Setiap kabupaten terdiri atas beberapa distrik. Susunan

penguasa kabupaten terdiri dari Bupati, Kliwon, Mantri Jaksa, Mantri

Kabupaten, Mantri Pembantu, Mantri Distrik, Penghulu, Carik Kabupaten

angka 1 dan 2, Lurah Langsik, Langsir. Susunan penguasa Distrik terdiri dari

Pamong Distrik (1 orang), Mantri Distrik (5 orang), Carik Kepanawon angka

1 dan 2 (2 orang), Carik Kemanten (5 orang), Kajineman (15 orang).

Pada jaman penjajahan Belanda tahun 1749, terjadi perubahan

susunan penguasa di Kabupaten dan di Distrik. Untuk Jawa dan Madura,

semua provinsi dibagi atas kabupaten-kabupaten, kabupaten terbagi atas

Page 3: BAB III IDENTIFIKASI DATAVisi dari Kabupaten Klaten adalah “Terwujudnya Klaten yang Toto Titi Tentrem Kerto Raharjo” yang artinya terwujudnya Kabupaten Klaten dengan tatanan atau

33

distrik-distrik dan di setiap Distrik dikepalai oleh seorang wedono. Pada

tahun 1847 bentuk Kabupaten diubah menjadi Kabupaten Pulisi. Maksud dan

tujuan pembentukan Kabupaten Pulisi adalah di samping Kabupaten itu

menjalankan fungsi pemerintahan, ditugaskan pula agar dapat menjaga

ketertiban dan keamanan dengan ditentukan batas-batas kekuasaan

wilayahnya.

Berdasarkan Nawala Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng

Susuhunan Pakubuwana Senopati Ing Alaga Abdul Rahman Sayidin Panata

Gama VII, Senin Legi 23 Jumadilakhir Tahun Dal 1775 atau 5 Juni 1847

dalam bab 13 disebutkan : “..........................” Kraton Dalam Surakarta

Adiningrat Nganakake Kabupaten cacah enem. “.........................” Kabupaten

cacah enem iku Nagara Surakarta, Kartosuro, Klaten, Boyolali, Ampel, lan

Sragen. “.........................” Para Tumenggung kewajiban rumeksa amrih tata

tentreme bawahe dhewe-dhewe serta padha kebawah marang Raden Adipati.

Semenjak terbentuknya onderdistrik, daerah onderdistrik terdiri dari

beberapa dukuh. Sebagian dukuh-dukuh itu merupakan daerah kekuasaan

seorang Demang. Gaji seorang Demang berupa tanah pituas. Luas tanah

pituas antara Demang yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda, sesuai

dengan besar kecilnya jasa yang diberikan kepada Kasunanan. Penerima

terkecil dinamakan Bekel, kemudian Demang, Ronggo, dan terbesar disebut

Ngabei.

Pada tahun 1914 dibentuk kelurahan, yang merupakan penggabungan

dari beberapa dukuh. Tanah pituas yang semula untuk gaji Bekel, Demang,

Page 4: BAB III IDENTIFIKASI DATAVisi dari Kabupaten Klaten adalah “Terwujudnya Klaten yang Toto Titi Tentrem Kerto Raharjo” yang artinya terwujudnya Kabupaten Klaten dengan tatanan atau

34

Ronggo, dan Ngabei diberikan pada kelurahan sebagai milik desa yang

kemudian menjadi lungguh pamong desa. Struktur organisasi kelurahan

terdiri dari Lurah, Kamituwa, Carik, Kebayan, Modin dan Ulu-ulu. Tahun

1957 dilakukan pemblengketan atau penggabungan beberapa kelurahan, atas

ketentuan Kasunanan bahwa setiap Kelurahan paling sedikit harus

berpenduduk 1300 orang. Peristiwa itu dikenal sebagai masa komplek. Masa

komplek di Klaten telah terjadi sejak tahun 1917. Di beberapa onderdistrik,

penggabungan kelurahan dilakukan karena dibeberapa kelurahan tidak

mempunyai tanah untuk kas desa maupun untuk lungguh pada pegawainya.

(Sumber : Selintas Hasil Pembangunan Klaten, hal.11-15)

2. Visi dan Misi Kabupaten Klaten

Visi dari Kabupaten Klaten adalah “Terwujudnya Klaten yang Toto

Titi Tentrem Kerto Raharjo” yang artinya terwujudnya Kabupaten Klaten

dengan tatanan atau keadaan yang aman, tentram dan membawa

kesejahteraan bagi rakyatnya.

Sedangkan beberapa Misi dari Kabupaten Klaten adalah :

a. Mengupayakan terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat (wareg,

wasis, wisma dan wutuh)

b. Mengupayakan rasa aman lahir dan batin serta tercukupinya

kebutuhan materiil dan spiritual dalam meningkatkan keimanan,

dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Page 5: BAB III IDENTIFIKASI DATAVisi dari Kabupaten Klaten adalah “Terwujudnya Klaten yang Toto Titi Tentrem Kerto Raharjo” yang artinya terwujudnya Kabupaten Klaten dengan tatanan atau

35

c. Meningkatkan partisipasi masyarakat dan penghargaan serta

aktualisasi diri dalam pembangunan.

d. Menumbuhkan kehidupan perekonomian yang dinamis dengan

menumbuhkan kehidupan perekonomian rakyat yang berbasis

sumber daya lokal, menjaga kelestarian hidup, serta mengurangi

kemiskinan.

e. Penerapan pengarusutamaan gender dalam berbagai fungsi

pemerintahan.

f. Mengembangkan kerjasama dengan berbagai pihak pelaku

pembangunan.

g. Mewujudkan tata pemerintahan yang baik yang didukung sumber

daya yang memadai.

h. Mendorong otonomi desa dan menjadikan desa sebagai pusat

pertumbuhan.

Page 6: BAB III IDENTIFIKASI DATAVisi dari Kabupaten Klaten adalah “Terwujudnya Klaten yang Toto Titi Tentrem Kerto Raharjo” yang artinya terwujudnya Kabupaten Klaten dengan tatanan atau

36

3. Pembagian Wilayah Administratif

(Gambar.1 : Peta Administrasi Kabupaten Klaten)

Sumber:http://pemkabklaten.info/2010/03/peta-administrasi-kab-klaten.html

(diakses 8/5/2015 pukul 12:35)

Kabupaten Klaten terdiri atas 26 kecamatan, yang dibagi lagi atas 53

desa dan 103 kelurahan. Ibukota kabupaten ini adalah Kota Klaten, yang

sebenarnya terdiri atas tiga kecamatan yaitu Klaten Utara, Klaten Tengah dan

Klaten Selatan. Kota Klaten dulunya merupakan Kota Administratif, namun

sejak diberlakukannya Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang

Pemerintahan Daerah, tidak lagi dikenal adanya kota administratif, dan Kota

Administratif Klaten kembali menjadi bagian dari wilayah Kabupaten Klaten.

Page 7: BAB III IDENTIFIKASI DATAVisi dari Kabupaten Klaten adalah “Terwujudnya Klaten yang Toto Titi Tentrem Kerto Raharjo” yang artinya terwujudnya Kabupaten Klaten dengan tatanan atau

37

4. Kependudukan

Penduduk Kabupaten Klaten sampai dengan tahun 2013 adalah

1.311.019 jiwa. Dengan luas wilayah 655,56 km² maka kepadatan penduduk

per kilometer persegi adalah 2.000 jiwa. Berikut ini daftar Kecamatan dan

jumlah penduduk yang ada di wilayahnya masing-masing :

1. Kec. Bayat (64.513 jiwa)

2. Kec. Cawas (66.085 jiwa)

3. Kec. Ceper (64 312 jiwa)

4. Kec. Delanggu (45. 030 jiwa)

5. Kec. Gantiwarno (41.402 jiwa)

6. Kec. Jatinom (58.621 jiwa)

7. Kec. Jogonalan (58.968 jiwa)

8. Kec. Juwiring (60.942 jiwa)

9. Kec. Kalikotes (38.677 jiwa)

10. Kec. Karanganom (49.218 jiwa)

11. Kec. Karangdowo (51.111 jiwa)

12. Kec. Karangnongko (37.865 jiwa)

13. Kec. Kebonarum (21.629 jiwa)

14. Kec. Kemalang (35.767 jiwa)

15. Kec. Klaten Utara (43.435 jiwa)

16. Kec. Klaten Tengah (44.205 jiwa)

17. Kec. Klaten Selatan (42.960 jiwa)

18. Kec. Manisrenggo (42.642 jiwa)

Page 8: BAB III IDENTIFIKASI DATAVisi dari Kabupaten Klaten adalah “Terwujudnya Klaten yang Toto Titi Tentrem Kerto Raharjo” yang artinya terwujudnya Kabupaten Klaten dengan tatanan atau

38

19. Kec. Ngawen (45.299 jiwa)

20. Kec. Pedan (49.253 jiwa)

21. Kec. Polanharjo (46.627 jiwa)

22. Kec. Prambanan (50.047 jiwa)

23. Kec. Trucuk (84.042 jiwa)

24. Kec. Tulung (54.957 jiwa)

25. Kec. Wedi (55.988 jiwa)

26. Kec. Wonosari (63.432 jiwa)

5. Generasi Muda di Kabupaten Klaten

Jumlah penduduk muda di Kabupaten Klaten tahun 2010 sekitar

100.022 untuk umur 15-25 tahun. Dari data yang diperoleh, secara garis besar

generasi muda di Kab. Klaten masih sangat kurang dalam pemahaman

mengenai dampak-dampak negatif miras. Mereka lebih mengikuti ajakan

teman-temannya yang sering minum-minuman keras. Mereka juga sudah

termakan ledekan bahwa “tidak gaul kalau belum mabuk/minum-minuman

keras”.

Gaya hidup generasi muda Klaten yang selalu mengikuti

perkembangan, mendorong mereka lebih aktif mencari informasi apapun

yang sedang menjadi trend. Mereka lebih menyukai sesuatu yang membuat

mereka berbeda dibandingkan teman sebayanya. Karena hidup yang sehat

sudah menjadi kebutuhan, kampanye anti miras ini akan dapat menarik

perhatian remaja Klaten yang mengikuti perkembangan terbaru.

Page 9: BAB III IDENTIFIKASI DATAVisi dari Kabupaten Klaten adalah “Terwujudnya Klaten yang Toto Titi Tentrem Kerto Raharjo” yang artinya terwujudnya Kabupaten Klaten dengan tatanan atau

39

6. Letak Geografis

Secara geografis Kabupaten Klaten terletak diantara 110°30’-110°45’

Bujur Timur dan 7°30’-7°45’ Lintang Selatan. Luas wilayah kabupaten

Klaten mencapai 665,56 km². Menurut topografi Kabupaten Klaten terletak

diantara gunung Merapi dan pegunungan Seribu dengan ketinggian antara 75-

160 meter diatas permukaan laut yang terbagi menjadi wilayah lereng

Gunung Merapi di bagian utara areal miring, wilayah datar dan wilayah

berbukit di bagian selatan.

(Gambar.2 : Peta Kelerengan Kabupaten Klaten)

Sumber:http://pemkabklaten.info/2010/03/peta-kelerengan-kab-klaten.html

(diakses 8/5/2015 pukul 12:36)

Page 10: BAB III IDENTIFIKASI DATAVisi dari Kabupaten Klaten adalah “Terwujudnya Klaten yang Toto Titi Tentrem Kerto Raharjo” yang artinya terwujudnya Kabupaten Klaten dengan tatanan atau

40

Ditinjau dari ketinggiannya, wilayah Kabupaten Klaten terdiri dari

dataran dan pegunungan, dan berada dalam ketinggian yang bervariasi yaitu

9,72% terletak di ketinggian 0-100 meter dari permukaan air laut, 77,52%

terletak di ketinggian 100-500 meter dari permukaan air laut, dan 12,76%

terletak di ketinggian 500-1000 meter dari permukaan laut.

(Gambar.3 : Peta Topografi Kabupaten Klaten)

Sumber:http://pemkabklaten.info/2010/03/peta-topografi-kab-klaten.html

(diakses 8/5/2015 pukul 12:37)

7. Klimatologi

Keadaan iklim Kabupaten Klaten termasuk wilayah beriklim tropis

dengan musim hujan dan kemarau silih berganti sepanjang tahun. Temperatur

Page 11: BAB III IDENTIFIKASI DATAVisi dari Kabupaten Klaten adalah “Terwujudnya Klaten yang Toto Titi Tentrem Kerto Raharjo” yang artinya terwujudnya Kabupaten Klaten dengan tatanan atau

41

udara rata-rata 28°-30° Celsius dengan kecepatan angin rata-rata sekitar 153

mm setiap bulannya dengan curah hujan tertinggi pada bulan januari yaitu

sebesar 350mm dan curah hujan terendah pada bulan Juli sekitar 8mm.

B. Identifikasi Data Riset

Konsep Komunikasi Visual sebagai Media Kampanye “Hidup Cerdas

Tanpa Miras” di Kabupaten Klaten ini disusun berdasarkan atas kaidah penulisan

dalam penelitian kualitatif deskriptif dan kuantitatif yang memungkinkan untuk

divisualisasikannya rekomendasi desain sebagai outputnya. Untuk mengetahui

pengetahuan, dan pandangan remaja tentang minuman keras serta dampak

buruknya bagi kesehatan, dibutuhkan data dengan cara menyebar angket terbuka

dan tertutup terhadap remaja yang berada di Klaten. Dalam penyebaran angket

dilakukan kepada 20 responden dari latar belakang usia, pendidikan dan

pekerjaan. Alasan memilih 20 responden dikarenakan jumlah tersebut sudah

representatif untuk mewakili sebagian besar remaja dan usia yang menginjak

dewasa yang berada di Klaten. Dari penyebaran angket tersebut, didapatkan data-

data yang dijelaskan seperti tabel di bawah ini:

No. Nama/

Gender (L/P)

Usia Pekerjaan Pendidikan

Akhir

Alamat

(Kecamatan)

1. Tri Mulyana/L 27 tahun Belum bekerja SMP Srebegan,

Ceper

2. Danang

Hariyanto/L

24 tahun Krywn Swasta D3 Kujon,

Ceper

Page 12: BAB III IDENTIFIKASI DATAVisi dari Kabupaten Klaten adalah “Terwujudnya Klaten yang Toto Titi Tentrem Kerto Raharjo” yang artinya terwujudnya Kabupaten Klaten dengan tatanan atau

42

3. Eko Sulistyani/P 25 tahun Krywn Swasta S1 Palar,

Trucuk

4. Doni Pratama/L 22 tahun Mahasiswa SMA Palar,

Trucuk

5. Erlina/P 25 tahun Krywn Swasta S1 Palar,

Trucuk

6. Riyan Andrian/L 18 tahun Pelajar SMK Srebegan,

Ceper

7. Syaiful Tri

Nugroho/L

17 tahun Pelajar SMK Kurung,

Ceper

8. Ilham Santoso/L 17 tahun Pelajar SMK Kurung,

Ceper

9. Sriyono/L 29 tahun Belum bekerja SD Pucang,

Ceper

10. Lilik Triono/L 25 tahun Wiraswasta SMA Pucang,

Ceper

11. Margono

Susilo/L

32 tahun Belum bekerja SMA Sumber,

Trucuk

12. Sangkan

Paranto/L

23 tahun Belum bekerja SD Palar,

Trucuk

13. Nita Triani/P 25 tahun Wiraswasta SMA Palar,

Trucuk

14. Jaryanto/L 27 tahun Buruh SMK Setran Baru,

Trucuk

15. Yono Triono/L 26 tahun Swasta SMK Palar,

Page 13: BAB III IDENTIFIKASI DATAVisi dari Kabupaten Klaten adalah “Terwujudnya Klaten yang Toto Titi Tentrem Kerto Raharjo” yang artinya terwujudnya Kabupaten Klaten dengan tatanan atau

43

Trucuk

16. Joko Indarjo/L 29 tahun Wiraswasta SMP Pucang,

Ceper

17. Astaria Putri/P 25 tahun Krywn Swasta S1 Pucang,

Ceper

18. Rangga Putra/L 17 tahun Pelajar SMK Srebegan,

Ceper

19. Deni Andrian/L 18 tahun Pelajar SMK Palar,

Trucuk

20. Taufik

Anggono/L

22 tahun Krywn Swasta SMK Srebegan,

Ceper

(Tabel.1 : Tabel Data Responden Quisioner)

Dari tabel di atas, diperoleh data responden berupa hasil data riset tentang

pengetahuan masyarakat tentang miras dan dampak buruk mengkonsumsi

minuman keras, yang dijelaskan seperti di bawah ini:

a. Apakah anda mengetahui tentang miras (minuman keras)?

Hasil :

100%

0%

Tahu Tidak Tahu

Page 14: BAB III IDENTIFIKASI DATAVisi dari Kabupaten Klaten adalah “Terwujudnya Klaten yang Toto Titi Tentrem Kerto Raharjo” yang artinya terwujudnya Kabupaten Klaten dengan tatanan atau

44

Kesimpulan:

Berdasarkan data yang diperoleh, bahwa 100% masyarakat yang

berada di Klaten mengetahui tentang minuman keras.

b. Apakah anda pernah coba-coba meminum minuman keras?

Hasil :

Kesimpulan :

Berdasarkan data yang diperoleh dapat diambil kesimpulan bahwa

sebagian besar responden laki-laki di Klaten pernah mencoba minum

miras yaitu sejumlah 16 orang atau sebesar 80%, sedangkan responden

yang belum pernah mencoba miras hampir seluruhnya perempuan,

yaitu sejumlah 4 orang atau sebanyak 20%.

c. Jika pernah, seberapa sering anda mengkonsumsi miras?

Hasil :

80%

20%

Pernah Belum pernah

Page 15: BAB III IDENTIFIKASI DATAVisi dari Kabupaten Klaten adalah “Terwujudnya Klaten yang Toto Titi Tentrem Kerto Raharjo” yang artinya terwujudnya Kabupaten Klaten dengan tatanan atau

45

Kesimpulan :

Berdasarkan data yang diperoleh, sebanyak 16 orang yang pernah

mengkonsumsi didapatkan sebanyak 9 responden atau sebesar 56%

sangat sering mengkonsumsi miras (tiap hari mengkonsumsi miras)

dan sebanyak 7 responden atau sebesar 44% hanya kadang-kadang

mengkonsumsi miras (minimal seminggu sekali).

d. Dari siapa anda pertama kali mengkonsumsi miras?

Hasil :

Kesimpulan :

Berdasarkan data yang diperoleh dari 16 responden, sebesar 69% atau

11 responden pertama kali mengkonsumsi miras dari teman nongkrong

56%

44%

Sangat Sering Kadang-kadang

69%

31%

Temen Sekolah & Nongkrong Tetangga

Page 16: BAB III IDENTIFIKASI DATAVisi dari Kabupaten Klaten adalah “Terwujudnya Klaten yang Toto Titi Tentrem Kerto Raharjo” yang artinya terwujudnya Kabupaten Klaten dengan tatanan atau

46

dan teman sekolahnya, sedangkan 31% atau 5 responden pertama kali

mengkonsumsi miras dari tetangga sekampungnya.

e. Apakah orang tua anda mengetahui jika anda mengkonsumsi miras?

Hasil :

Kesimpulan :

Berdasarkan data yang diperoleh dari 16 responden, sebesar 69% atau

11 responden orang tuanya tidak mengetahui jika responden

mengkonsumsi miras, sedangkan 31% atau 5 responden menyatakan

bahwa orang tuanya mengetahui jika responden mengkonsumsi miras.

f. Jenis miras apa saja yang pernah anda konsumsi?

Hasil :

69%

31%

Belum Mengetahui Mengetahui

8%

54% 15%

8% 15%

Bir, Whiskey Ciu Anggur Kolesom Arak dan lain-lain

Page 17: BAB III IDENTIFIKASI DATAVisi dari Kabupaten Klaten adalah “Terwujudnya Klaten yang Toto Titi Tentrem Kerto Raharjo” yang artinya terwujudnya Kabupaten Klaten dengan tatanan atau

47

Kesimpulan :

Berdasarkan data yang diperoleh dari responden, bahwa sebagian besar

mereka mengetahui jenis miras ciu, dan rata-rata mereka sudah pernah

mencoba semua jenis dan merek dari miras yang ada dipasaran.

g. Apa alasan anda mengkonsumsi miras?

Hasil :

Kesimpulan :

Berdasarkan data yang diperoleh dari responden, bahwa sebagian besar

alasan mereka mengkonsumsi miras adalah karena ajakan teman,

menghilangkan stres dan untuk hura-hura.

20%

40%

40%

Menghangatkan badan

Menghilangkan Stress dan Hura-hura

Ajakan teman

Page 18: BAB III IDENTIFIKASI DATAVisi dari Kabupaten Klaten adalah “Terwujudnya Klaten yang Toto Titi Tentrem Kerto Raharjo” yang artinya terwujudnya Kabupaten Klaten dengan tatanan atau

48

h. Apakah anda mengetahui dampak negatif jika mengkonsumsi miras?

Hasil :

Kesimpulan :

Berdasarkan data yang diperoleh dari responden, bahwa sebagian besar

dari mereka tidak mengetahui dampak negatif dari mengkonsumsi

miras dengan persentase sebesar 70%, dan hanya beberapa responden

yang mengetahuinya.

i. Jika sudah mengetahui dampak negatif dari miras, apakah anda akan

berhenti mengkonsumsinya?

Hasil :

10%

20%

70%

Tahu Kurang Tahu Tidak Tahu

40%

20%

40%

Iya Nanti saja Tidak akan

Page 19: BAB III IDENTIFIKASI DATAVisi dari Kabupaten Klaten adalah “Terwujudnya Klaten yang Toto Titi Tentrem Kerto Raharjo” yang artinya terwujudnya Kabupaten Klaten dengan tatanan atau

49

Kesimpulan :

Berdasarkan data yang diperoleh dari responden, bahwa jika mereka

mengetahui dampak negatif dari mengkonsumsi miras maka mereka

akan berhenti mengkonsumsinya sebesar 40%, hanya beberapa

responden yang masih menunda untuk berhenti mengkonsumsi miras

jika mereka mengetahui dampak buruknya, dan persentase yang sama

sebesar 40% pada responden yang jika mereka sudah mengetahui

dampak mengkonsumsi miras mereka akan tetap mengkonsumsinya

dan ini mengindikasikan bahwa dampak dari miras dapat

mengakibatkan kencanduan yang sama dengan kecanduan narkoba.

j. Apakah anda pernah mengetahui kampanye tentang miras di

Kabupaten Klaten?

Hasil :

Kesimpulan :

5%

95%

Pernah Tidak Pernah

Page 20: BAB III IDENTIFIKASI DATAVisi dari Kabupaten Klaten adalah “Terwujudnya Klaten yang Toto Titi Tentrem Kerto Raharjo” yang artinya terwujudnya Kabupaten Klaten dengan tatanan atau

50

Berdasarkan data yang diperoleh dari responden, bahwa sebagian besar

dari mereka tidak mengetahui tentang adanya kampanye tentang

bahaya miras.

k. Jika anda bukan pecandu miras atau anda sudah berhenti total untuk

tidak mengkonsumsinya, saran apa yang anda ingin sampaikan kepada

orang yang sampai saat ini masih mengkonsumsi miras?

Hasil :

1) Berhentilah sekarang juga atau masa depan anda akan hancur!

2) Berhentilah sekarang atau masa depan anda akan amburadul!

3) Jangan sentuh miras atau miras merusak otak anda!

4) Jangan konsumsi miras atau masa depan anda dirusak olehnya!

5) Jangan konsumsi miras atau masa depan anda akan hancur!

Kesimpulan :

Berdasarkan beberapa himbauan dan saran yang diperoleh dari

responden yang anti dengan miras dan beberapa yang sudah ingin

berhenti mengkonsumsinya, dapat diambil kesimpulan bahwa

miras sangat tidak baik bagi kesehatan dan dapat merusak cita-cita

dan masa depan anda.

20%

15%

20% 15%

30%

No (1) No (2) No (3) No (4) No (5)

Page 21: BAB III IDENTIFIKASI DATAVisi dari Kabupaten Klaten adalah “Terwujudnya Klaten yang Toto Titi Tentrem Kerto Raharjo” yang artinya terwujudnya Kabupaten Klaten dengan tatanan atau

51

Berdasarkan data tambahan yang penulis peroleh dari hasil wawancara

dengan narasumber salah seorang pecandu miras yang masih berstatus pelajar

berusia 18 tahun yang identitasnya minta dirahasiakan adalah sebagai berikut,

bahwa :

a. Alasan narasumber mengkonsumsi miras antara lain karena ajakan

teman dan stress karena banyak beban pikiran.

b. Tujuan narasumber mengkonsumsi miras antara lain untuk

menghilangkan stress karena banyak beban pikiran, hura-hura dan

untuk meringankan rasa lelah dan pegal-pegal dibadan.

c. Intensitas atau seberapa sering narasumber mengkonsumsi miras

adalah sangat sering yaitu antara 3-4 kali dalam seminggu.

d. Narasumber juga mengeluarkan statement bahwa, dia hanya akan

berhenti mengkonsumsi miras jika dia sudah tua nanti ataupun jika

badan sudah mulai sakit-sakitan.

Berikut ini data tambahan dari Humas Polres Klaten mengenai beberapa

tindakan kriminal yang salah satu pemicunya akibat mengkonsumsi miras, di tiga

tahun terakhir adalah sebagai berikut:

Tahun

Jenis Kasus

2012 2013 2014 Semester I Tahun

2015

Asusila 28 kasus 26 kasus 34 kasus 36 kasus

Penyalahgunaan

Narkoba

16 kasus 20 kasus 29 kasus 30 kasus

Page 22: BAB III IDENTIFIKASI DATAVisi dari Kabupaten Klaten adalah “Terwujudnya Klaten yang Toto Titi Tentrem Kerto Raharjo” yang artinya terwujudnya Kabupaten Klaten dengan tatanan atau

52

Pembunuhan 19 kasus 27 kasus 33 kasus 28 kasus

Pencurian dan

Perampokan

35 kasus 39 kasus 40 kasus 44 kasus

Perkelahian Remaja 32 kasus 44 kasus 54 kasus 49 kasus

Jumlah 130 kasus 156 kasus 190 kasus 187 kasus

(Tabel.2 : Tabel data kasus kriminal)

Sumber : Humas Polres Klaten

Dari data tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa jumlah kasus

kriminal ditiap tahunnya semakin meningkat. Selain itu, yang lebih

memprihatinkan dari kasus asusila, pembunuhan, perampokan dan perkelahian

remaja adalah hampir 80% kasus kriminal tersebut dipicu dari mengkonsumsi

miras.

Dibawah ini data tambahan yang penulis peroleh dari Dinas Kesehatan,

yang dihimpun dari catatan medis seluruh Rumah Sakit Daerah dan Swasta di

Kabupaten Klaten, mengenai beberapa kasus penyakit yang salah satu pemicunya

adalah sering mengkonsumsi miras.

Tahun

Jenis Kasus

2012 2013 2014 Semester I

Tahun 2015

Gangguan Mental

Organik (GMO)

31 kasus 29 kasus 38 kasus 36 kasus

Kerusakan Sistem

Kekebalan Tubuh

26 kasus 32 kasus 35 kasus 35 kasus

Page 23: BAB III IDENTIFIKASI DATAVisi dari Kabupaten Klaten adalah “Terwujudnya Klaten yang Toto Titi Tentrem Kerto Raharjo” yang artinya terwujudnya Kabupaten Klaten dengan tatanan atau

53

Sirosis Hati (Lever) 32 kasus 29 kasus 39 kasus 43 kasus

Kerusakan

Perkembangan Otak

pada Remaja

35 kasus 44 kasus 50 kasus 50 kasus

Gangguan jantung 34 kasus 41 kasus 50 kasus 56 kasus

Jumlah 158 kasus 175 kasus 212 kasus 220 kasus

(Tabel.3 : Tabel data kasus penyakit akibat miras)

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten

Dari data tersebut diatas dapat diambil kesimpulan juga bahwa kasus

penyakit yang salah-satunya pemicunya dari mengkonsumsi miras, ditiap tahun

jumlahnya semakin meningkat. Kurangnya sosialisasi menjadi salah satu faktor

yang mempengaruhi.

C. Media Komunikasi yang digunakan

Antisipasi Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten untuk pencegahan kasus

penyakit yang diakibatkan oleh minuman keras seperti gangguan mental organik

(GMO), odema otak, sirosis hati, gangguan jantung, dan gastrinitis sangat kurang.

Bahkan hampir tidak ada media-media lini atas dan bawah yang digunakan untuk

mengkampanyekan bahaya minuman keras.

Page 24: BAB III IDENTIFIKASI DATAVisi dari Kabupaten Klaten adalah “Terwujudnya Klaten yang Toto Titi Tentrem Kerto Raharjo” yang artinya terwujudnya Kabupaten Klaten dengan tatanan atau

54

D. Target Audience

Untuk mencapai tujuan dari media komunikasi yang akan dirancang, tentu

sangat penting untuk mengetahui dan mengenali siapa target audience yang

dituju. Sehingga impact dari pesan atau informasi yang tersampaikan akan sesuai

dengan tujuan dari perancangan media tersebut. Mengelompokkan jenis audience

adalah mendasar dalam rangka memahami pasar dan tindakan untuk mengatasinya

(Cornish, 1990 : 28). Maka dari itu sasaran audience yang akan dituju adalah :

Identifikasi Target Audience secara rinci dapat dijabarkan menjadi

segmentasi sebagai berikut

1. Segmentasi Geografis : Wilayah Kabupaten Klaten

2. Segmentasi Demografis

a. Jenis Kelamin : Laki-laki dan Perempuan

b. Usia : 15 – 25 tahun

c. Status Sosial : Semua Kalangan

d. Pendidikan : SMP, SMA dan Mahasiswa

3. Segmentasi Psikografis

a. Remaja Klaten yang belum mengetahui pentingnya hidup sehat

tanpa minum-minuman keras dan mereka yang mengetahui dampak

buruk miras bagi kesehatan tapi masih mengkonsumsinya

b. Mereka yang mencintai kesehatan

c. Mereka yang belum pernah mengkonsumsi miras.

Page 25: BAB III IDENTIFIKASI DATAVisi dari Kabupaten Klaten adalah “Terwujudnya Klaten yang Toto Titi Tentrem Kerto Raharjo” yang artinya terwujudnya Kabupaten Klaten dengan tatanan atau

55

E. Pembanding / Komparasi

1. Gerakan Nasional Anti Miras (GeNAM)

a. Profil Gerakan Nasional Anti Miras (GeNAM)

Berawal dari kicauan seorang followernya yang resah terhadap

bebasnya penjualan minuman keras (miras) dan minuman beralkohol

(minol), Fahira Idris tergerak untuk berbuat sesuatu. Lewat akun

twitternya dia menghimbau kepada para penjual miras/minol terutama

gerai-gerai minimarket dan hypermarket untuk tidak menjual miras/minol

kepada anak dan remaja di bawah usia 21 tahun. Himbuannya ini

ternyata disambut baik oleh para followernya yang juga merasa

keresahan yang sama terhadap maraknya penjualan miras/minol di

lingkungannya masing-masing. Respon positif ini, dilanjutkan dengan

membuat petisi gerakan moral anti miras di change.org

(http://bit.ly/petisimiras) yang juga direspon positif banyak orang dari

seluruh Indonesia.

Merasa tidak cukup kampanye bahaya miras di dunia maya,

terbentuklah sebuah Gerakan Nasional Anti Miras (GeNAM) yang

concern mengawasi peredaran dan penjualan miras khususnya kepada

anak dan remaja di bawah usia 21 tahun. Lagi-lagi inisiatif ini disambut

positif. Orang-orang yang resah dengan bebasnya penjulan miras/minol

bersepakat berbuat sesuatu dalam wadah gerakan anti miras dan secara

rutin mengadakan pertemuan untuk mendiskusikan berbagai program,

kegiatan, dan kampanye bahaya miras/minol. Dari berbagai diskusi rutin

Page 26: BAB III IDENTIFIKASI DATAVisi dari Kabupaten Klaten adalah “Terwujudnya Klaten yang Toto Titi Tentrem Kerto Raharjo” yang artinya terwujudnya Kabupaten Klaten dengan tatanan atau

56

ini terungkap beberapa fakta yang sangat miris. Saat ini, setiap orang,

tanpa memandang usia, seakan bebas membeli dan mengonsumsi miras

dan minol di Indonesia.

Selain terus mengkampanyekan bahaya miras/minol di dunia

maya gerakan ini juga menebar aksi di dunia nyata. Dengan

kepengurusan yang sudah terbentuk baik di Pusat maupun di Daerah,

gerakan ini akan melakukan kampanye bahaya miras ke sekolah-sekolah

di berbagai wilayah di Indonesia, dan berbagai kegiatan kampanye

lainnya. Gerakan ini juga menggerakkan simpul-simpul di masyarakat

untuk bersama mengawasi penjualan miras dan minol. Karena persoalan

ini adalah tanggung jawab bersama. Jangan sampai Indonesia kehilangan

generasi muda yang potensial.

Keresahan melihat bebasnya peredaran miras juga dirasakan

masyarakat di daerah lain di Indonesia. Hingga saat ini sudah hampir 100

relawan dari seluruh wilayah Indonesia yang menyatakan ketersediannya

mendirikan cabang GeNAM di kabupaten/kota masing-masing.

Meluasnya kesadaran masyarakat akan bahaya miras membuktikan

bahwa selama ini masyarakat sudah resah dan muak melihat

merajalelanya peredaran miras di lingkungan mereka tetapi tidak tahu

harus mengadu kemana dan berbuat apa. Untuk itu GeNAM hadir.

Selain kampanye bahaya Miras, GeNAM juga cukup intensif

memperjuangkan adanya regulasi miras di Indonesia. GeNAM juga telah

beraudiensi dengan Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (F-PPP),

Page 27: BAB III IDENTIFIKASI DATAVisi dari Kabupaten Klaten adalah “Terwujudnya Klaten yang Toto Titi Tentrem Kerto Raharjo” yang artinya terwujudnya Kabupaten Klaten dengan tatanan atau

57

Fraksi Partai Amanat Nasional (F-PAN) dan Fraksi Partai Keadilan

Sejahtera (F-PKS), Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja

Purnama, Ketua DPD RI Irman Gusman, dan Badan Legislasi DPR RI.

b. Tujuan GeNAM (Gerakan Nasional Anti Miras)

Tujuan dari didirikannya Gerakan Nasional Anti Miras ini untuk

menyelamatkan anak dan remaja Indonesia (di bawah 21 tahun) dari

pengaruh buruk miras dan minol/minuman beralkohol.

c. Visi dan Misi

Sebagai Gerakan Sosial yang peduli terhadap penjualan bebas

miras dan minol terutama di kalangaan anak dan remaja (di bawah usia

21 tahun). Gerakan Nasional Anti Miras mempunyai Visi dan Misi

sebagai berikut :

1) Visi : Generasi Muda Bebas Miras di tahun 2025

2) Misi :

a) Mendorong lahirnya UU Miras dan Perda Miras.

b) Menjadikan masyarakat sadar bahaya miras.

c) Mewujudkan gaya hidup sehat tanpa miras.

Page 28: BAB III IDENTIFIKASI DATAVisi dari Kabupaten Klaten adalah “Terwujudnya Klaten yang Toto Titi Tentrem Kerto Raharjo” yang artinya terwujudnya Kabupaten Klaten dengan tatanan atau

58

d. Ruang Lingkup Kegiatan

Sebagai gerakan sosial, semua kegiatan Gerakan Anti Miras

dilakukan secara swadaya dan gotong royong dengan berlandaskan asas

sukarela. Berbagai kegiatan gerakan anti miras antara lain :

1) Mensosialisasikan bahaya miras kepada seluruh masyarakat.

2) Mendidik masyarakat tentang bahaya miras dangan berbagai cara.

3) Melakukan kajian tentang dampak miras.

4) Mengajak dan membina masyarakat untuk mendukung GeNAM.

e. Data Fisik

Nama Lembaga : Gerakan Nasional Anti Miras atau GeNAM

Slogan : Menyelamatkan generasi muda Indonesia dari

bahaya minuman beralkohol dan minuman keras

Alamat : Jl. H. Saabun No. 20, RT 009/05, Jati Padang,

Pasar Minggu, Jakarta Selatan

Website : antimiras.com

Akun Media Sosial : Twitter : @antimiras_ID

Facebook : www.facebook/gerakanantimiras

Berdiri : 1 September 2013

Sifat Usaha : Gerakan sosial

Wilayah Layanan : Indonesia

Jenis Keanggotaan : Umum

Page 29: BAB III IDENTIFIKASI DATAVisi dari Kabupaten Klaten adalah “Terwujudnya Klaten yang Toto Titi Tentrem Kerto Raharjo” yang artinya terwujudnya Kabupaten Klaten dengan tatanan atau

59

Ketua Umum : Fahira Fahmi Idris

Jumlah Sukarelawan : Sekitar 500-an

f. Data Visual

(Gambar.4 : Logo GeNAM)

Sumber: http://antimiras.com/ (diakses 15/5/2015 pukul 11:24)

(Gambar.5 : Akun Twitter GeNAM)

Sumber: http://twitter.com/AntiMiras_ID/ (diakses 15/5/2015 pukul 11:25)

Page 30: BAB III IDENTIFIKASI DATAVisi dari Kabupaten Klaten adalah “Terwujudnya Klaten yang Toto Titi Tentrem Kerto Raharjo” yang artinya terwujudnya Kabupaten Klaten dengan tatanan atau

60

(Gambar.6 : Banner Dukungan GeNAM Jogja)

Sumber: http://twitter.com/GeNAM_JOG/ (diakses 15/5/2015 pukul 11:25)

(Gambar.7 : Banner Dukungan GeNAM Jogja)

Sumber: http://twitter.com/GeNAM_JOG/ (diakses 15/5/2015 pukul 11:26)

Page 31: BAB III IDENTIFIKASI DATAVisi dari Kabupaten Klaten adalah “Terwujudnya Klaten yang Toto Titi Tentrem Kerto Raharjo” yang artinya terwujudnya Kabupaten Klaten dengan tatanan atau

61

(Gambar.8 : Banner Dukungan GeNAM Tangsel)

Sumber: http://twitter.com/GeNAM_Tangsel/ (diakses 15/5/2015 pukul 11:27)

F. Analisis SWOT

Untuk analisis data, penulis melakukan penelitian secara terus menerus

dari awal hingga akhir penelitian dengan induktif dan mencari tema, model, serta

teori. Konseptualisasi, kategorisasi, dan deskripsi dikembangkan atas dasar

kejadian (incidience) yang diperoleh ketika kegiatan di lapangan berlangsung.

Teoritisasi yang memperlihatkan bagaimana hubungan antar kategori atau

hubungan antar variable dalam terminologi penelitian kualitatif juga

dikembangkan atas dasar data yang diperoleh ketika kegiatan lapangan

berlangsung. Oleh karena itu, antara kegiatan pengumpulan data dan analisis data

berlangsung secara simultan atau berlangsung serempak. (Bungin, 2010: 69)

Analisis SWOT (Strength, Weakness, Oportunity, Threat) adalah salah

satu cara untuk menganalisis potensi Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten dalam

Page 32: BAB III IDENTIFIKASI DATAVisi dari Kabupaten Klaten adalah “Terwujudnya Klaten yang Toto Titi Tentrem Kerto Raharjo” yang artinya terwujudnya Kabupaten Klaten dengan tatanan atau

62

mengkampanyekan hidup sehat tanpa mengkonsumsi miras. Berikut adalah kajian

analisis peluang Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten dalam mengkampanyekan

hidup sehat tanpa miras.

1. Kekuatan (Strength)

a. Dinas kesehatan merupakan lembaga pemerintah sehingga

mempunyai wewenang dan mempunyai pengaruh terhadap

masyarakat karena lembaga ini tidak mengandung unsur kelompok

tertentu.

b. Tersedianya alokasi dana dari pemerintah untuk masalah kesehatan.

2. Kelemahan (Weakness)

a. Pola konsumtif dan tingkat kesadaran masyarakat

b. Pola keinginan saat melihat orang mempunyai sesuatu

3. Peluang (Opportunity)

a. Adanya kebijakan pemerintah (undang-undang, peraturan

pemerintah dan peraturan daerah) di bidang kesehatan

b. Pendidikan masyarakat yang semakin maju

c. Kesadaran akan hidup sehat yang semakin meningkat

d. Kondisi geografis yang strategis

Page 33: BAB III IDENTIFIKASI DATAVisi dari Kabupaten Klaten adalah “Terwujudnya Klaten yang Toto Titi Tentrem Kerto Raharjo” yang artinya terwujudnya Kabupaten Klaten dengan tatanan atau

63

4. Ancaman (Threat)

a. Berkembangnya sistem informasi sehingga membuat masyarakat

semakin konsumtif

b. Belum membudayanya paradigma sehat.

Dalam kampanyenya, Dinas Kesehatan Kab. Klaten memliki pesaing yang

mempunyai misi yang sama sehingga perlu diadakan analisis SWOT dengan

kompetitor. Berikut tabel analisis SWOT antara Dinas Kesehatan Kab. Klaten

dengan Gerakan Nasional Anti Miras.

Tabel SWOT

Dinas Kesehatan Kabupaten

Klaten

GeNAM (Gerakan Nasional

Anti Miras)

STRENGHT - Merupakan dinas milik pemerintah

sehingga memiliki wewenang

- Merupakan dinas milik pemerintah

sehingga tidak mengandung unsur-unsur

kelompok, agama atau apapun.

- Struktur organisasi yang jelas

- Merupakan gerakan sosial yang

berskala nasional

- Mempunyai jumlah relawan yang

cukup banyak

- Sering mengadakan kegiatan

kajian-kajian tentang bahaya

miras

WEAKNESS Dalam hal kampanye hidup sehat tanpa

miras, Dinas Kesehatan sangat kurang

melakukan penyuluhan-penyuluhan.

Pusat kegiatannya hanya

dilakukan dikota-kota besar,

belum sampai dikabupaten/kota-

kota kecil seperti Kab. Klaten

Page 34: BAB III IDENTIFIKASI DATAVisi dari Kabupaten Klaten adalah “Terwujudnya Klaten yang Toto Titi Tentrem Kerto Raharjo” yang artinya terwujudnya Kabupaten Klaten dengan tatanan atau

64

OPPORTUNIT

Y

- Semakin tingginya tingginya

keingintahuan beberapa remaja yg

haus akan informasi tentang kesehatan

- Munculnya penyakit-penyakit akibat

terlalu sering mengkonsumsi miras

- Semakin tingginya

keingintahuan beberapa remaja

yg haus akan informasi tentang

kesehatan.

- Munculnya penyakit-penyakit

akibat terlalu sering

mengkonsumsi miras.

- Jumlah relawannya tiap tahun

semakin bertambah

THREAT - Para remaja belum terlalu mengenal

apa itu fungsi dinas kesehatan.

- Para remaja membutuhkan informasi

lebih sering daripada hanya sekedar

sekali

GeNAM seolah-olah mewakili

kelompok tertentu sehingga rawan

dijadikan kendaraan politik.

(Tabel.4 : Tabel Data SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat))

G. USP (Unique Selling Pre-position)

USP merupakan keunikan dari sebuah perusahaan atau lembaga yang tidak

dimiliki oleh lembaga lain yang bergerak di bidang yang sama dimana akan

membentuk sebuah karakteristik dari perusahaan atau lembaga tersebut. Adapun

keunikan dari kampanye hidup sehat tanpa minuman keras adalah sebagai berikut:

Page 35: BAB III IDENTIFIKASI DATAVisi dari Kabupaten Klaten adalah “Terwujudnya Klaten yang Toto Titi Tentrem Kerto Raharjo” yang artinya terwujudnya Kabupaten Klaten dengan tatanan atau

65

1. Bekerja sama dengan Dinas kesehatan, sehingga mempunyai wewenang

dan mempunyai pengaruh terhadap masyarakat karena lembaga ini tidak

mengandung unsur kelompok tertentu.

2. Dengan tersedianya alokasi dana dari pemerintah, memungkinkan

kampanye ini dilakukan dengan berkesinambungan dan dibuat dengan

semaksimal mungkin untuk menarik minat masyarakat mengikuti

perilaku hidup sehat tanpa minuman keras.

3. Desain dari kampanye ini menggunakan ilustrasi gaya Modern Pop Art

dengan jenis layout typography yang dapat menarik perhatian kaum

muda Klaten, karena sesuai dengan desain yang sedang berkembang di

Klaten. Komposisi warna yang digunakan dapat menambah nilai jual dari

kampanye ini.

Parameter keberhasilan kampanye ini adalah jika animo kaum muda untuk

mengikuti gelaran kampanye yang dilaksanakan baik, yaitu dengan banyaknya

remaja yang berpartisipasi mendatangi stand-stand kesehatan ditiap-tiap

Puskesmas. Dengan hanya mendatangi gelaran kampanye yang diselenggarakan,

diharapkan para remaja yang datang dapat tahu apa itu miras dan apa saja

bahayanya. Agar para remaja sadar tentang pentingnya menjauhi minuman keras

serta siap menjadi generasi muda yang cerdas tanpa mengkonsumsi miras.

Page 36: BAB III IDENTIFIKASI DATAVisi dari Kabupaten Klaten adalah “Terwujudnya Klaten yang Toto Titi Tentrem Kerto Raharjo” yang artinya terwujudnya Kabupaten Klaten dengan tatanan atau

66

H. Positioning

Positioning adalah suatu proses atau upaya untuk menempatkan suatu

produk, merek, perusahaan, individu, atau apa saja dalam pikiran mereka yang

dianggap sebagai sasaran atau konsumennya.(Rheinald Kasali, 1995 : 157)

Positioning dalam kampanye ini adalah mengenalkan kepada para remaja

bahwa hidup sehat tanpa mengkonsumsi miras merupakan cara sehat yang cerdas.

Faktor terbesar yang mempengaruhi kesehatan remaja adalah faktor perilaku dan

gaya hidup. Dengan gaya hidup yang sehat diharapkan akan menurunkan tingkat

kejahatan dan angka kematian akibat mengkonsumsi minuman keras.

Kampanye “Hidup Cerdas Tanpa Miras” dapat menjadi pelopor untuk

kampanye sejenis yang sudah melakukan action agar sosialisasi bahaya miras

dapat menyebar dengan cepat.