36 BAB III IDENTIFIKASI DATA CD Edukasi Interaktif Bahaya Pestisida bagi Kesehatan ini didukung oleh salah satu Dinas Pendidikan di Solo Raya yaitu Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta. Dalam identifikasi data pada perancangan CD interaktif ini menggunakan Kabupaten Karanganyar sebagai sampel penelitian. Dikarenakan Kabupaten Karanganyar adalah pemasok hasil pertanian paling lengkap mulai dari sayuran, padi, palawija dan juga buah-buahan, dibandingkan dengan kabupaten lain disekitar Solo. Pengumpulan sumber data meliputi penggunaan pestisida terhadap tanaman pertanian, kasus keracunan yang terjadi terhadap petani di Kabupaten Karanganyar,serta data tentang penderita kanker di wilayah Solo Raya yang menjadikan faktor urgensi lain, dari pentingnya dilakukannya kampanye pengurangan pestisida karena faktor kesehatan. Identifikasi data juga meliputi data-data mengenai dinas terkait yaitu Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta. A. Bahaya Pestisida bagi Kesehatan Pestisida yang digunakan di bidang pertanian secara spesifik sering disebut produk perlindungan tanaman (crop protection products) untuk membedakannya dari produk-produk yang digunakan di bidang lain, (Djojosumarto, 2008: 22). Dengan penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan pestisida adalah adalah zat pengatur dan
50
Embed
BAB III IDENTIFIKASI DATA - abstrak.ta.uns.ac.id · perangsang tumbuh, bahan lain, serta organisme renik, atau virus yang digunakan untuk melakukan perlindungan- ... Pestisida dapat
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
36
BAB III
IDENTIFIKASI DATA
CD Edukasi Interaktif Bahaya Pestisida bagi Kesehatan ini didukung oleh
salah satu Dinas Pendidikan di Solo Raya yaitu Dinas Pendidikan Pemuda dan
Olahraga Kota Surakarta. Dalam identifikasi data pada perancangan CD interaktif ini
menggunakan Kabupaten Karanganyar sebagai sampel penelitian. Dikarenakan
Kabupaten Karanganyar adalah pemasok hasil pertanian paling lengkap mulai dari
sayuran, padi, palawija dan juga buah-buahan, dibandingkan dengan kabupaten lain
disekitar Solo. Pengumpulan sumber data meliputi penggunaan pestisida terhadap
tanaman pertanian, kasus keracunan yang terjadi terhadap petani di Kabupaten
Karanganyar,serta data tentang penderita kanker di wilayah Solo Raya yang
menjadikan faktor urgensi lain, dari pentingnya dilakukannya kampanye pengurangan
pestisida karena faktor kesehatan. Identifikasi data juga meliputi data-data mengenai
dinas terkait yaitu Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta.
A. Bahaya Pestisida bagi Kesehatan
Pestisida yang digunakan di bidang pertanian secara spesifik sering disebut
produk perlindungan tanaman (crop protection products) untuk membedakannya dari
produk-produk yang digunakan di bidang lain, (Djojosumarto, 2008: 22). Dengan
penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan pestisida adalah adalah zat pengatur dan
37
perangsang tumbuh, bahan lain, serta organisme renik, atau virus yang digunakan
untuk melakukan perlindungan-
tanaman.
1. Klasifikasi Pestisida
Pestisida dapat diklasifikasikan dengan beberapa cara, misalnya menurut
sasaran, struktur senyawa kimia yang digunakan atau tingkat keberbahayaanya
bagi kesehatan. Menurut sasaranya secara ringkas pestisida dibagi menjadi
(Emmy L.S 1995: 2-4):
a. Akarisida: Mengendalikan tugau
b. Avicida: Mengendalikan burung
c. Algatisida: Mmengendalikan ganggang
d. Bakterisida: Mengendalikan bakteri
e. Fungisida: Mengendalikan jamur
f. Herbisida: Mengendalikan tanaman penggganggu
g. Insektisida: Mengendalikan serangga
h. Larvisida: Mengendalikan larva
i. Moluskisida: Mengendalikan siput
j. Nematisida: Mengendalikan cacing
k. Ovisida: Mengendalikan telur
l. Pesisida: Mengendalikan ikan
m. Rodentisida: Mengendalikan tikus
38
n. Termitisida: Mengendaikan rayap semut
Menurut Efeknya terhadap serangga, klasifikasi pestisida terbagi menjadi:
a. Antifeedant: Menghambat proses makan serangga, sehingga serangga
serangga kelapan bahkan mati
b. Anti transpiran: Mengurangi penguapan
c. Antractant: Memikat serangga
d. Chemosterilant: Merusak kemampuan reproduksi serangga, memberhentikan
pertumbuhan tanaman yang tidak dikehendaki, tanpa dengan segera
membunuh seluruh tanaman.
e. Defollant: Menyebabkan serangga makan rakus
f. Feeding stimunlant: Menghentikan, mempercepat atau memperlambat.
g. Growth Regulator: Mengendalikan serangga tanpa membunuh mereka
2. Penggunaan Pestisida di Berbagai Bidang
Pestisida digunakan pada beberapa bidang yaitu (Emmy L.S 1995: 2-4):
a. Bidang pertanian: tanaman padi, sayuran, dan buah-buahan.
b. Bidang perikanan: perawatan kolam, mengawetkan hasil perikanan
c. Bidang peternakan: untuk membersihkan kandang dari gangguan caplak, lalat
dan tungau.
d. Bidang kehutanan: untuk mengawetkan hasil hutan dari rayap, jamur pelapuk
dan kumbang.
39
e. Rumah Tangga: untuk mengendalikan serangga seperti nyamuk, lalat, kutu
anjing, dan tikus.
f. Bangunan (Perumahan): untuk menegendalikan rayap tanah
3. Penggunaan Pestisida yang Baik dan Bijak
a. Penggunaan Pestisida yang Bijak
Hal-hal teknis yang perlu diperhatikan dalam ketepatan penggunaan
pestisida biasa disebut dengan istilah “ 5 tepat “ yaitu:
1) Tepat Dosis dan Kosentrasi
Penggunaan dosis dibawah anjuran akan menyebabkan
hama/penyakit tidak mati bahkan menjadikan hama kebal terhadap
pestisida. Sedangkan dengan dosis berlebihan akan mengakibatkan boros
biaya. Dosis merupakan jumlah pestisida yang dibutuhkan per satuan luas
lahan (Kg/Ha, Liter/ Ha), sedangkan Konsentrasi adalah jumlah yang
harus dicampurkan dalam setiap liter air (gram/liter, ml/ lt).
2) Tepat Waktu
Penyemprotan sebaiknya dilakukan pagi antara jam 06.00 - 10.00
WIB atau sore hari antara jam 15.00-17.00 WIB. Waktu untuk
penyemprotan pestisida ada beberapa macam:
a) Preventif (pencegahan) Penyemprotan yang di- lakukan sebelum
terjadi serangan hama atau penyakit
b) Kuratif adalah penyemprotan yang dilakukan setelah ada serangan
40
hama atau penyakit.
c) Eradikatif adalah penyemprotan yang dilakukan untuk membersihkan
apabila ada ledakan hama atau penyakit
d) Sistem kalender adalah penyemprotan yang dilakukan secara berkala
tanpa memperhatikan adanya serangan hama atau penyakit.
3) Tepat Cara
Penggunaan pestisida harus disesuaikan dengan bentuk pestisida.
Bentuk formulasi pestisida antara lain:
a) EC (Emulsible Concentrate): Berbentuk cairan pekat, penggunaannya
dengan cara disemprotkan.
b) WP (Wettable Powder): Berbentuk tepung, penggunaanya dilarutkan
dengan air terlebih dahulu sebelum disemprotkan.
c) G (Granule): Berbentuk butiran. Penggunaanya dengan cara langsung
ditaburkan di lahan.
d) D (Dust ): Berbentuk tepung, penggunaanya dengan cara
dihembuskan.
4) Tepat Sasaran
Sasaran penyemprotan pestisida secara biologis dikelompokkan
menjadi 3 yaitu: Hama, Penyakit, Gulma.
5) Tepat Jenis
41
Jenis pestisida yang digunakan harus sesuai dengan hama atau
penyakit yang akan dikendalikan.
4. Cara Kerja Pestisida:
a. Pestisida kontak
Berarti mempunyai daya bunuh setelah jasad sasaran terkena cairan pestisida.
b. Pestisida fumigan
Berarti mempunyai daya bunuh setelah jasad sasaran terkena uap atau gas
c. Pestisida sistemik
Berarti dapat ditranslokasikan ke berbagai bagian tanaman melalui jaringan.
Hama akan mati jika menghisap cairan tanaman.
d. Pestisida lambung
Berarti mempunyai daya bunuh setelah jasad sasaran memakan pestisida.
5. Hal yang Harus di Perhatikan dalam Penggunaan Pestisida
a. Pestisida digunakan apabila diperlukan
b. Gunakan perlengkapan khusus (pakaian lengan panjang, sarung tangan, sepatu
kebun, masker, kaca mata)
c. Tidak boleh makan dan minum atau merokok pada waktu bekerja dengan
pestisida.
d. Tidak dianjurkan mencampur pestisida lebih dari satu macam
42
e. Simpan pestisida dengan menutup rapat kemasannya dan diletakkan ditempat
yang sejuk dan kering, jauh dari bahan makanan, api sumber air dan
jangkauan anak-anak.
f. Wadah bekas pestisida harus dirusak, dibakar atau dibenamkan supaya tidak
bisa digunakan lagi
6. Penyakit yang di Sebabkan Residu Pestisida
a. Pestisida dapat menyebabkan kanker
Situs berita nasional menuliskan berita tentang sejumlah temuan kasus
penyakit kanker pada sejumlah petani dan buruh perkebunan di Kabupaten
Mesuji Lampung. Menurut keterangan Humas Dinas Kesehatan Provinsi
Lampung saat itu telah ditemukan minimal 10 kasus kanker ringan dan ganas
di sejumlah desa kabupaten tersebut. Kanker menyerang bagian sekitar telinga
dan leher, Kompas (3/6/2013).
43
Gambar 2. Sel Kanker yang Masuk Kedalam Aliran Darah
Sumber: www.merdeka.com
b. Pestisida dapat menyebabkan kemandulan
Salah satu jenis herbisida yang berhubungan dengan hal ini adalah
atrazine. Atrazine adalah herbisida yang banyak digunakan dalam
mengendalikan gulma pada pertanian tebu dan terdeteksi dalam air keran.
Para ilmuwan dan dokter menyatakan bahwa pestisida jenis ini meningkatkan
resiko keguguran dan kemandulan akibat penurunan kualitas dan mobilitas
sperma. Hal ini diperkuat hasil review Environmental Protection Agency
(EPA) pada tahun 2009 bahwa kelompok herbisida ini menimbulkan efek
buruk bagi kesehatan reproduksi manusia.
Gambar 3. Petisida Mempengaruhi Penurunan Kualitas Sperma
44
Sumber: iictraining.net
c. Pestisida dapat menyebabkan cacat lahir pada bayi
Paparan pestisida selama proses kehamilan pada ibu hamil dapat
meningkatkan resiko keguguran spontan, selain itu terdapat beberapa potensi
gangguan kesehatan pada calon bayi diantaranya resiko terkena leukimia,
gangguan kecerdasan, spina bifida, bibir sumbing, kaki pengkor dan sindrom
down. Hal ini disebabkan oleh selama masa perkembangannya, janin belum
mampu mendetoksifikasi racun yang ada.
Gambar 4. Down Syndrome
Sumber: www.google.co.id
d. Pestisida dapat mempengaruhi hormon
Menurut situs Badan Penyuluh dan Pengembangan SDM Pertanian
Kementerian Pertanian pestisida antiandrogen dapat menyebabkan perubahan