Page 1
34
BAB III IDENTIFIKASI DATA
A. Gerakan 1821
1. Latar Belakang Hadirnya Gerakan 1821
Gerakan 1821 merupakan salah satu modul yang dipelajari di kelas-
kelas belajar pengasuhan yang digagas oleh Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhari,
Direktur Auladi Parenting School (PSPA) Bandung yang berdiri sejak tahun
2005. Gerakan ini mulai diluncurkan dan disebarkan untuk masyarakat secara
umum dalam bentuk tulisan sekitar tahun 2015. Gerakan 1821 adalah himbauan
kepada orang tua untuk melakukan puasa gadget mulai pukul 18:00 sampai
pukul 21:00 agar menggunakan waktu tersebut untuk fokus berinteraksi dengan
keluarga.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan Koran Jawa Pos pada 7
Agustus 2016 dengan Abah Ihsan, hal yang menjadi pemicu utama Gerakan
1821 adalah fenomena perubahan lingkungan pergaulan untuk tumbuh kembang
anak yang kian beragam. Pada jaman belum ada internet, orang tua tidak
memiliki banyak kompetitor, televisi juga jarang sehingga pengaruh orang tua
dan guru sangat dominan. Jaman sekarang, ketika perangkat yang berbasis
screen, seperti TV, gadget, laptop tidak digunakan secara bijak oleh orang tua
dan anak, maka pelan-pelan kehadirannya semakin mempengaruhi hubungan
keluarga terhadap anak.
Gerakan 1821 tidak menghimbau untuk menjauhi teknologi, namun
untuk menggunakat perangkat-perangkat tersebut dengan proporsional, karena
Page 2
35
dengan melihat sekeliling kita, penggunaan gadget yang tidak dibatasi dengan
jelas oleh orang tua maupun anak tidak sedikit membuat interaksi para orang tua
dengan anak berkurang, yang akhirnya juga mengurangi pengaruh fungsi
keluarga terhadap anak.
2. Tujuan Gerakan 1821
Gerakan 1821 bertujuan untuk mendisiplinkan diri orang tua dan
seluruh anggota keluarga untuk fokus berinteraksi tanpa gangguan berbagai
perangkat yang berbasis screen. Dengan puasa dalam menggunakan gadget, TV,
laptop dan perangkat lain yang mengganggu interaksi hubungan orang tua
dengan anak untuk sementara waktu.
3. Pelaksanaan Gerakan 1821
a. Waktu Pelaksanaan
Himbauan untuk melaksanakan Gerakan 1821 adalah antara pukul
18:00 sampai pukul 21:00. Jam tersebut bukan merupakan jam wajib, yang
menjadi keharusan bagi orang tua menurut Abah Ihsan, adalah meluangkan
waktu untuk fokus berinteraksi dengan anak agar anak lebih banyak
terpengaruh orang tua dibandingkan orang lain. Pukul 18:00 – 21:00 dipilih
karena merupakan Prime Time keluarga di mana anggota keluarga pada
umumnya berkumpul setelah melakukan rutinitas seperti sekolah dan bekerja.
Anak memiliki hak untuk bermain, bersosialisai dan menjalin interaksi
dengan temannya. Waktu terbaik untuk anak bersosialisasi dengan
lingkungan adalah sore hari sepulang sekolah, sedangkan pada malam hari
sebaiknya digunakan sebagai family time.
Page 3
36
b. Jenis Kegiatan Gerakan 1821
Gerakan 1821 terdiri dari 3B kegiatan yaitu: bermain, belajar, dan
bercengkrama (mengobrol). Berbagai aktivitas dapat dilakukan dalam
melaksanakan Gerakan 1821, seperti menemani belajar, mendongeng,
bermain board game, card game, bermain permainan tradisional, membuat
prakarya dan lain sebagainya.
B. Limbah di Kota Surakarta
1. Pertumbuhan Penduduk dan Limbah di Kota Surakarta
Kota akan selalu berhubungan erat dengan perkembangan lahan baik
dalam kota itu sendiri maupun pada daerah yang berbatasan atau daerah
sekitarnya. Selain itu lahan juga berhubungan erat dengan manusia dan
lingkungan (Setyawati, D., 2008). Penjelasan tentang teori kependudukan
menyatakan bahwa populasi seharusnya dalam titik keseimbangan dimana
lingkungan dapat mendukung dan batas diantara titik keseimbangan tersebut
merupakan daya dukung dari lingkungan (Kormondy, EJ., 1969). Oleh karena
itu perkembangan dan pertumbuhan kota yang baik merupakan kota yang dapat
menyeimbangkan antara kondisi lingkungan dengan kepadatan penduduk yang
akan ditampung dalam kota tersebut.
Kota Surakarta merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang cukup
berkembang. Terlihat dari peningkatan jumlah penduduk Kota Surakarta yang
bermukim tiap tahunnya yaitu pada tahun 2007 berjumlah 498.105 jiwa dan
meningkat pada tahun 2014 menjadi 510.077 jiwa. Peningkatan jumlah
penduduk akan meningkatkan jumlah jasa, industri, bisnis, dan lain sebagainya
Page 4
37
di wilayah Kota Surakarta yang juga akan meningkatkan produksi limbah
buangan atau sampah.
Tabel 1. Pertumbuhan Penduduk Kota Surakarta Tahun 2007-2014 (Sumber: BPS Kota Surakarta)
Sampah merupakan suatu masalah yang sangat mendasar dalam kota
besar khususnya di Kota Surakarta. Satu orang penduduk di Kota Surakarta rata-
rata membuang sampah sebesar 0,5 kg sampah/hari. Dengan jumlah penduduk
mencapai 498.000 jiwa, rata-rata jumlah sampah kota yang dihasilkan dan
dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sebanyak 249 ton/hari (Dinas
Kebersihan dan Pertamanan kota Surakarta tahun 2009).
2. Pengolahan Limbah di Kota Surakarta
Sistem pengolahan limbah di Kota Surakarta masih tergolong
menggunakan konsep tradisional yang menganut konsep kumpul, angkut dan
buang. Sistem ini masih terus digunakan karena masyarakat belum mengetahui
cara pengolahan sampah dengan baik. Dimulai dari cara mengurangi timbunan
Page 5
38
sampah domestic (reduce), menggunakan sampah domestic yang masih layak
digunakan (reuse), dan mendaur ulang sampah plastic (recycle) sehingga sampah
tersebut dapat bernilai ekonomi.
Sampah domestik adalah sampah yang berasal dari limbah rumah
tangga, contohnya yaitu sisa makanan, bungkus sabun, botol, kertas, dan lain-
lain. Hampir sebagian besar sampah domestik dapat dimanfaatkan kembali
melalui beberapa proses pengolahan, seperti pembuatan kompos, pembuatan
biogas, daur ulang kertas dan daur ulang plastik. Maka dari itu sebaiknya
masyarakat dapat memilah sampah domestik. Namun kebiasaan masyarakat
Kota Surakarta dalam mengelola sampah domestik masih tergolong rendah.
Hal ini sangat berkaitan dengan sistem pengelolaan sampah yang diterapkan
oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta, di mana belum
adanya sosialisasi tentang pemilahan sampah menjadi berbagai jenis. Seperti
pemisahan sampah organik dan anorganik (kertas, plastik dan logam). Selain
itu, tempat sampah yang sudah ada di tempat umum juga tidak berfungsi
secara efektif. Terlihat di TPS (Tempat Pembuangan Sementara) yang
tersebar di beberapa kelurahan Kota Surakarta hanya sebagai tempat
pembuangan akhir bagi masyarakat. Di TPA (Tempat Pembuangan Akhir)
juga masih menjadi masalah, ini dibuktikan dari tahun ke tahun tidak ada
perubahan metode pengolahan sampah yang baik. Jadi, pengelolaan dan
pengolahan sampah domestik di Kota Surakarta masih dikatakan kurang
efektif dan efisien.
Page 6
39
C. Dinas Pendidikan Kota Surakarta
1. Profil Dinas Pendidikan Kota Surakarta
Dinas Pendidikan adalah salah satu instansi pemerintahan yang khusus
menangani bidang pendidikan. Kantor Dinas Pendidikan beralamat di Jalan D.I.
Panjaitan No.7 Setabelan Banjarsari, Surakarta, 57132, Telp (0271) 630123.
Kantor Dinas Pendidikan menjadi satu dengan Dinas Pemuda dan Dinas Olah
Raga yang di singkat dengan DIKPORA.
2. Visi dan Misi Dinas DIKPORA Kota Surakarta
a. Visi DIKPORA Surakarta “Terwujudnya insan yang cerdas, berkarakter, dan
kompetitif”
b. Misi DIKPORA Surakarta
1) Mewujudkan insan yang professional, terampil, dan bugar.
2) Mewujudkan akses pendidikan yang terjangkau.
3) Mengembangkan pendidikan seni dan budaya daerah.
4) Menyelenggarakan pendidikan berkarakter.
5) Membentuk kepribadian yang religious, berkompetensi ilmu pengetahuan
dan kecakapan hidup.
6) Mewujudkan pencitraan public yang kredibel dan akuntabel dalam
penyelenggaraan pelayanan pendidikan.
7) Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu, relevan, dan berdaya saing.
8) Meningkatkan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan.
9) Memassalkan olah raga, menintensifkan pembibitan dan pembinaan
olahragawan berprestasi.
Page 7
40
3. Tugas dan Fungsi Dinas Pendidikan Kota Surakarta
a. Tugas pokok Dinas Pendidikan Kota Surakarta: Menyelenggarakan urusan
pemerintahan daerah bidang kependidikan.
b. Fungsi Dinas Pendidikan Kota Surakarta:
1) Perumusan kebijakan teknis bidang kependidikan.
2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang
kependidikan.
3) Pembinaan dan fasilitasi bidang kependidikan lingkup Pemerintah Kota
Surakarta.
4) Pelaksanaan tugas di bidang kependidikan dan sarana prasarana
pendidikan.
5) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang kependidikan.
6) Pelaksanaan kesekretariatan dinas.
7) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
4. Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Kota Surakarta
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi, Dinas Pendidikan dipimpin oleh
Kepala Dinas yang membawahi:
a. Sekretariat
b. Bidang Pendidikan Sekolah Dasar dan Anak Usia Dini
c. Bidang Pendidikan Sekolah Menengah Pertama
d. Bidang Pendidikan Menengah
e. Bidang Pendidik, dan Tenaga Kependidikan
f. Bidang Pendidikan Non Formal
Page 8
41
g. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
h. Sekolah Menengah Kejuruan
i. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
j. Kelompok Jabatan Fungsional
Berikut struktur tanggung jawab masing-masing jabatan yang dibawahi
oleh Kepala Dinas:
a. Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang berada di bawah dan tanggung
jawab kepada Kepala Dinas.
b. Masing-masing bidang dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
c. UPTD dipimpin oleh seorang kepala UPTD yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
d. Kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh seorang Tenaga Fungsional
Senior sebagai Ketua kelompok dan bertanggung jawab kepada Kepala
Dinas.
Berikut adalah struktur tugas masing-masing jabatan yang dibawahi
oleh Kepala Dinas:
a. Sekretariat
Sekretariat mempunyai tugas:
1) Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis.
2) Pembinaan.
3) Pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu.
4) Pelayanan administrasi dan pelaksanaan di bidang perencanaan,
evaluasi dan pelaporan, keuangan, umum dan kepegawaian.
Page 9
42
Sekretariat membawahi:
1) Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
2) Subbagian Keuangan
3) Subbagian Umum dan
Masing-masing Subbagian dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada sekretaris.
b. Bidang Pendidikan Sekolah Dasar dan Anak Usia Dini Bidang Pendidikan
Sekolah Dasar dan Anak Usia Dini mempunyai tugas:
1) Penyiapan kebijakan perumusan teknis.
2) Pembinaan.
3) Pelaksanaan di bidang kurikulum pendidikan dasar.
4) Pengendalian mutu pendidikan dasar, serta sarana dan prasarana
pendidikan sekolah dasar dan anak usia dini.
Fungsi Bidang Pendidikan Sekolah Dasar dan Anak Usia Dini, yakni:
1) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan bidang
pelaksanaan di bidang kurikulum pendidikan sekolah dasar dan anak usia
dini.
2) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan
di bidang pengendalian mutu pendidikan sekolah dasar dan anak usia dini.
3) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan
di bidang sarana dan prasarana pendidikan sekolah dasar dan anak usia
dini.
4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Page 10
43
Bidang Pendidikan Sekolah Dasar dan Anak Usia Dini membawahi:
1) Seksi Kurikulum Pendidikan Sekolah Dasar dan Anak Usia Dini, yang
mempunyai tugas:
a) Melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis.
b) Pembinaan dan pelaksanaan di bidang kurikulum pendidikan sekolah
dasar dan anak usia dini, meliputi:
(1) Perumusan kebijakan operasional pendidikan sekolah dasar dan
anak usia dini di kota sesuai kebijakan nasional.
(2) Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan operasional dan program
pendidikan dasar antar kabupaten/kota.
(3) Perencanaan strategis pendidikan sekolah dasar dan anak usia dini
sesuai rencana strategis pendidikan nasional.
(4) Sosialisasi kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan
sekolah dasar dan anak usia dini.
(5) Koordinasi atas pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan
sekolah dasar dan anak usia dini.
(6) Pengelolaan pendidikan bertaraf internasional tingkat pendidikan
sekolah dasar dan anak usia dini.
2) Seksi Sarana dan Prasarana Pendidikan Sekolah Dasar Dan Anak Usia
Dini mempunyai tugas:
a) Melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis.
b) Pembinaan dan pelaksanaan di bidang sarana dan prasarana pendidikan
sekolah dasar dan anak usia dini, meliputi:
(1) Bantuan biaya penyelenggaraan pendidikan sekolah dasar dan anak
Page 11
44
usia dini bertaraf internasional sesuai kewenangan kota.
(2) Pengawasan pendayagunaan bantuan sarana dan prasarana
pendidikan sekolah dasar dan anak usia dini.
(3) Pembinaan dan fasilitas lingkup kota bidang sarana dan prasarana
pendidikan sekolah dasar dan anak usia dini.
Masing-masing seksi dipimpin oleh seorang kepala seksi, yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pendidikan
Sekolah Dasar dan Anak Usia Dini.
c. Bidang Pendidikan Sekolah Menengah Pertama
d. Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Bidang pendidik dan tenaga kependidikan mempunyai tugas:
1) Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis.
2) Pembinaan dan pelaksanaan di bidang pendidik dan tenaga kependidikan
pendidik dasar SD, pendidik dan tenaga kependidikan pendidik dasar
SMP.
3) Pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan pendidik menengah.
Bidang pendidik dan tenaga kependidikan membawahi:
1) Seksi pendidik dan kependidikan dasar SD, yang mempunyai tugas:
a) Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis.
b) Pembinaan dan pelaksanaan di bidang pendidik dan kependidikan dasar
SD, meliputi:
(1) Perencanaan kebutuhan pendidik dan tenaga kependidikan untuk
pendidikan dasar milik pemerintah kota.
(2) Usulan pengangkatan dan penempatan pendidik dan tenaga
Page 12
45
kependidikan PNS untuk satuan pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar milik.
(3) Usulan pemindahan pendidik dan tenaga kependidikan pada
pendidikan dasar.
(4) Peningkatan kesejahteraan.
(5) Penghargaan dan perlindungan pendidik pada jenjang pendidikan
dasar.
(6) Usulan pemberhentian pendidik dan tenaga kependidikan bertaraf
internasional selain karena alasan pelanggaran perundang-
undangan pada jenjang pendidikan dasar SD.
2) Seksi Pendidik dan Kependidikan Dasar SMP
3) Seksi Pendidik dan Kependidikan Menengah
e. Bidang Pendidikan Non Formal Bidang Pendidikan Non Formal mempunyai
tugas:
1) Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis.
2) Pembinaan dan pelaksanaan pemberian dukungan sumber daya terhadap
penyelenggaraan pendidikan non formal.
Fungsi Bidang Pendidikan Non Formal:
1) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan
pendidikan masyarakat.
2) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan
kesetaraan dan keaksaraan.
3) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Page 13
46
Bidang Pendidikan Non Formal membawahi:
1) Seksi Pendidikan Masyarakat, yang mempunyai tugas:
a) Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis.
b) Pembinaan dan pelaksanaan di bidang pendidikan masyarakat,
meliputi:
(1) Perencanaan strategis pendidikan non formal sesuai rencana
strategis pendidikan nasional.
(2) Membantu pelaksanaan ujian nasional pendidikan non formal.
(3) Pelaksanaan evaluasi pengelola, satuan, jalur, jenjang dan jenis
pendidikan non formal skala pemerintah kota.
(4) Pelaksanaan evaluasi pencapaian standar nasional pada
pendidikan non formal skala pemerintah kota.
2) Seksi Kesetaraan dan Keaksaraan, yang mempunyai tugas:
a) Melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis.
b) Pembinaan dan pelaksanaan di bidang Kesetaraan dan Keaksaraan,
meliputi:
(1) Perencanaan strategis pendidikan Kesetaraan dan Keaksaraan
sesuai rencana strategis pendidikan nasional.
(2) Sosialisasi kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan
Kesetaraan dan Keaksaraan.
(3) Pelaksanaan evaluasi pengelola, satuan pendidikan Kesetaraan dan
Keaksaraan.
(4) Pelaksanaan evaluasi pencapaian standar nasional pendidikan pada
pendidikan Kesetaraan dan Keaksaraan skala pemerintah kota.
Page 14
47
(5) Pemberian dukungan sumber daya penyelenggaraan pendidikan
Kesetaraan dan Keaksaraan.
D. Target Market dan Target Audience
1. Target Market
Segmentasi dari target market dalam konsep perancangan buku
aktivitas bergambar tentang pemanfaatan limbah plastik sebagai media
kampanye Gerakan 1821 adalah sebagai berikut:
a. Segmen Demografi
1) Usia : anak-anak usia 6-12 tahun
2) Pendidikan : SD kelas 1-6
3) Jenis Kelamin : laki-laki dan perempuan
4) Agama : semua agama
5) Kelas sosial : menengah ke atas
b. Segmen Geografi
Daerah yang menjadi target sasaran perancangan buku aktivitas
bergambar sebagai media kampanye Gerakan 1821 serta mengenalkan
pemanfaatan limbah plastik menjadi kerajinan tangan ini adalah kota
Surakarta dan sekitarnya secara khususnya, sedangkan secara umum untuk
seluruh Indonesia.
c. Segmen Psikografi
Anak-anak yang mempunyai keingintahuan besar, anak-anak yang
tertarik untuk melakukan aktivitas kreatif seperti membuat prakarya, mereka
Page 15
48
yang senang belajar sambil bermain serta mereka yang gemar membaca buku
dengan tampilan visual (gambar).
2. Target Audience
Target audience adalah orang yang akan menjadi sasaran komunikasi.
Dalam perancangan ini yaitu menjadi sasaran komunikasi buku aktivitas
bergambar maupun media promosinya. Untuk detail segmentasi dari target
audience pada konsep perancangan ini terbagi menjadi dua, yaitu audience
primer, dan audience sekunder sebagai pengambil keputusan, yang dapat
diuraikan sebagai berikut:
a. Target Audience Primer
1) Segmen Demografi
a) Usia : anak-anak (usia 6-12 tahun)
b) Pendidikan : SD kelas 1-6
c) Jenis Kelamin : laki-laki dan perempuan
d) Agama : semua agama
e) Kelas sosial : menengah ke atas
2) Segmen Geografi
Daerah yang menjadi sasaran perancangan buku aktivitas ini
adalah Kota Surakarta dan sekitarnya secara khususnya dan seluruh
Indonesia secara umumnya.
Anak-anak yang mempunyai keingintahuan besar, anak-anak
yang tertarik untuk melakukan aktivitas kreatif seperti membuat prakarya,
mereka yang senang belajar sambil bermain serta mereka yang gemar
membaca buku dengan tampilan visual (gambar).
Page 16
49
b. Target Audience Sekunder
1) Segmen Demografi
a) Usia : orang tua (usia 25-40 tahun)
b) Pendidikan : SMA sampai ke jenjang kesarjanaan
c) Jenis kelamin : laki-laki dan perempuan
d) Agama : semua agama
e) Kelas sosial : menengah ke atas
2) Segmen Geografi
Daerah yang menjadi target sasaran perancangan buku aktivitas
bergambar sebagai media kampanye Gerakan 1821 serta mengenalkan
pemanfaatan limbah plastik menjadi kerajinan tangan ini adalah kota
Surakarta dan sekitarnya secara khususnya, sedangkan secara umum untuk
seluruh Indonesia.
3) Segmen Psikografi
Orang tua yang menyadari akan pentingnya melibatkan diri
secara langsung dalam mengasuh serta mendampingi aktivitas anak.
Mereka yang menyadari dampak negatif dari penggunaan gadget, serta
mereka yang peduli untuk mendidik anak berfikir kreatif dalam
memanfaatkan barang tidak terpakai menjadi barang berguna.
3. Hasil Identifikasi Target Market dan Target Audience
Dalam perancangan ini penulis menggunakan kuesioner atau angket
untuk mengetahui insight dari target audience yang nantinya akan digunakan
untuk menentukan tone and manner dalam visualisasi buku aktivitas bergambar
tentang pemanfaatan limbah plastik sebagai media kampanye Gerakan 1821.
Page 17
50
Angket disebarkan secara acak pada 200 responden anak-anak usia 6-12 tahun
dan 100 orang tua yang memiliki anak usia 6-12 tahun di beberapa kota yaitu
Surakarta, Tulungagung dan Trenggalek. Angket yang disebarkan di Kota
Surakarta adalah untuk mengetahui minat serta kebiasaan anak-anak di
Surakarta secara khususnya, sedangkan angket yang disebarkan di dua kota
lainnya adalah untuk mengetahui minat serta kebiasaan anak usia 6-12 tahun
pada umumnya. Untuk anak-anak, penulis membimbing dengan menunjukkan
gambar-gambar yang berkaitan dengan rutinitas kegiatan bersama orang tua dan
visualisasi gambar, kemudian responden menjawab dan memilih sesuai dengan
pendapat dan ketertarikannya.
Berikut merupakan data dan kesimpulan yang diperoleh dari kuesioner
yang diajukan kepada responden:
a. Hasil Kuesioner pada Anak Usia 6-12 Tahun
1) Terkait dengan jenis kegiatan yang sering dilakukan bersama orang tua,
yaitu sebanyak 24% responden lebih sering bermain bersama, 57% belajar,
dan 19% lainnya melakukan aktivitas seperti menonton TV dan
berolahraga.
Page 18
51
Jenis Kegiatan Bersama Orang Tua
Diagram 1. Kegiatan Anak Bersama Orang Tua
2) Tentang jenis kegiatan yang dilakukan anak pada waktu senggang ketika
tidak ada PR. Sebanyak 25% responden anak bermain gadget, 45,5%
bermain bersama teman dengan melakukan aktivitas seperti permainan
tradisional, 29,5% menonton TV atau film.
Kegiatan Anak Waktu Senggang
Diagram 2. Kegiatan Anak Waktu Senggang
19%
57%
24%
AktivitasLainnya Belajar Bermain
30%
25%
45%
Menonton BermainGadget
BermaindenganTeman
Page 19
52
3) Tentang kegemaran anak terhadap aktivitas membaca buku bergambar,
yaitu 197 anak dari 200 atau 98,5% gemar untuk membaca buku
bergambar, 1,5% anak tidak menyukai.
Kegemaran Anak Membaca Buku Bergambar
Diagram 3. Kegemaran Anak Membaca Buku Bergambar
4) Terkait ketertarikan anak mempelajari kerajinan tangan.Sebanyak 95%
anak tertarik, 5% tidak.
Ketertarikan Anak Mempelajari Kerajinan Tangan
Diagram 4. Ketertarikan Anak Mempelajari Kerajinan Tangan
1,5%
98,5%
TidakSuka Suka
1,5%
98,5%
Tertarik Tidak
Page 20
53
5) Tentang sampah anorganik khususnya sampah plastik yang diketahui
responden anak untuk dapat dimanfaatkan sebagai kerajinan tangan.
Sebanyak 68% anak mengetahui, dan 32% anak tidak mengetahui.
Sampah Plastik sebagai Kerajinan Tangan yang Anak Ketahui
Diagram 5. Sampah Plastik sebagai Kerajinan Tangan yang Anak Ketahui
6) Tentang model gambar yang anak sukai, 43% menyukai gambar yang
sangat sederhana 57% anak menyukai gambar sedikit detail.
Jenis Gambar yang Disukai Anak
Diagram 6. Jenis Gambar yang Disukai Anak
32%
68%
Tahu Tidak
43%
57%
Gambarsederhana Gambardetail
Page 21
54
7) Tentang layout buku yang lebih nyaman untuk dibaca oleh anak. Sebanyak
52% anak nyaman membaca buku dengan gambar dan teks yang terpisah
dan 48% nyaman membaca buku full color dengan teks bergabung dengan
gambar.
Jenis Layout Buku yang Nyaman Menurut Anak
Diagram 7. Jenis Layout yang Nyaman Menurut Anak
8) Tentang kelompok warna yang disukai anak usia 6-12 tahun. 77% anak
menyukai warna mencolok, 23% menyukai warna pastel.
Kelompok Warna yang Anak Sukai
Diagram 8. Kelompok Warna yang Anak Sukai
48%
52%
GambardanTeksMenyatu GambardanTeksTerpisah
23%
77%
WarnaMencolok WarnaPastel
Page 22
55
b. Hasil kuesioner untuk Orang Tua
1) Tentang orang tua yang mengenal Gerakan 1821 sebagai program
parenting, sebanyak 24% mengetahui sedangkan 76% lainnya tidak
mengetahui.
Orang Tua Mengetahui Gerakan 1821
Diagram 9. Orang Tua Mengetahui Gerakan 1821
2) Tentang lamanya orang tua menemani anak beraktivitas dalam sehari. 1%
orang tua hanya menemani anak selama 1 jam, 73% selama 1-5 jam 16%
selama 6-10 jam, 7% 11-15 jam dan 3% lebih dari 15jam.
24%
76%
TidakTahu Tahu
Page 23
56
Lama Orang Tua Bersama Anak
Diagram 10. Lama Orang Tua Bersama Anak
3) Terkait aktivitas yang sering dilakukan bersama anak, sebanyak 51%
sering menemani anak belajar, 36% sering menemani anak-anak
melakukan kegiatan lainnya seperti menonton, jalan-jalan dan olahraga,
13% menemani anak bermain.
Aktivitas Bersama Anak
Diagram 11. Aktivitas Bersama Anak
1%
73%
16%
7%
3%
1jam 2-5jam 6-10jam 11-15jam >15jam
51%
36%
13%
Belajar Aktivitaslain Bermain
Page 24
57
4) Terkait orang tua yang melibatkan gadget saat bersama anak. Sebanyak
1% responden orang tua tidak melibatkan gadget sama sekali ketika
menemani anak, 56% jarang, dan 43% lainnya sering melibatkan.
Melibatkan Gadget Saat Bersama Anak
Diagram 12. Melibatkan Gadget Saat Bersama Anak
5) Tentang orang tua yang mengetahui bahwa Indonesia merupakan
penghasil sampah plastik ke laut terbesar no.2 di dunia tahun 2015 menurut
Jambeck. Sebanyak 27% mengetahui dan 73% tidak.
Orang Tua Tahu Indonesia Penghasil Sampah Plastik no.2 Terbesar
Diagram 13. Orang Tua Tahu Indonesia Penghasil Sampah Plastik no.2 Terbesar
1%
56%
43%
Tidaksamasekali Jarang Sering
27%
73%
Tahu Tidak
Page 25
58
6) Tentang orang tua yang mengetahui manfaat sampah anorganik terutama
plastik sebagai bahan kerajinan tangan, yaitu sebanyak 76% orang tua
mengetahui dan 24% tidak.
Orang Tua Tahu Sampah Dimanfaatkan Sebagai Kerajinan
Diagram 14. Orang Tua Tahu Sampah Dimanfaatkan Sebagai Kerajinan
7) Terkait orang tua yang bersedia mendampingi anak dalam melakukan
aktivitas membuat kerajinan tangan. Sebanyak 91% orang tua besedia dan
9% lainnya tidak.
Orang Tua Tahu Bersedia Mendampingi Anak Membuat Kerajinan Tangan
Diagram 15. Orang Tua Tahu Bersedia Mendampingi Anak Membuat Kerajinan Tangan
24%
76%
Tahu Tidak
9%
91%
Bersedia Tidak
Page 26
59
8) Pendapat orang tua tentang pentingnya peran serta mereka dalam
mendidik, mengasuh dan mendampingi anak beraktivitas, yaitu sebanyak
0% mengatakan tidak penting, 23% penting dan 77% menganggapnya
sangat penting.
Pendapat Orang Tua Tentang Perannya Mendampingi Anak
Diagram 16. Pendapat Orang Tua Tentang Perannya Mendampingi Anak
c. Kesimpulan
Dari hasil kuesioner terhadap anak-anak usia 6-12 tahun dan orang
tua yang memiliki anak usia 6-12 tahun, maka dapat diperoleh kesimpulan
sebagai berikut :
1) Target Audience Anak-Anak Usia 6-12 Tahun
Dari hasil kuesioner tersebut diperoleh data bahwa anak-anak
usia 6-12 tahun di Kota Surakarta secara khususnya dan anak-anak di
beberapa kota lain pada umumnya, lebih sering menghabiskan waktu
bersama orang tua untuk belajar. Anak-anak usia 6-12 tahun lebih sering
bermain dengan teman di waktu senggang. Namun tidak sedikit dari
mereka yang lebih memilih bermain gadget. Anak di usia 6-12 tahun
23%
77%
Penting SangatPenting
Page 27
60
sangat suka untuk membaca buku bergambar dan melakukan aktivitas
kreatif seperti membuat kerajinan tangan. Banyak dari anak-anak usia 6-
12 tahun yang telah mengetahui bahwa sampah plastik dapat dimanfaatkan
kembali selain melalui daur ulang juga dengan menjadikannya kerajinan
tangan.
Untuk visualisasi buku aktivitas bergambar, anak-anak usia 6-12
tahun cenderung menyukai gambar-gambar yang sedikit detail dan
menggunakan warna-warna cerah dibanding gambar yang sangat
sederhana. Untuk penataan layout, anak usia 6-12 tahun lebih nyaman
membaca buku dengan layout yang rapi di mana teks terpisah dari gambar.
2) Target Audience Orang Tua yang Memiliki Anak Usia 6-12 Tahun
Dari hasil kuesioner tersebut diperoleh data orang tua di Kota
Surakarta, yaitu sebagian besar orang tua belum mengetahui Gerakan 1821
yang merupakan program pengasuhan anak. Lebih dari 50% orang tua
menghabiskan waktu selama 1-5 jam bersama anak dengan belajar dan
bermain. Tidak sedikit orang tua yang sering melibatkan gadget selama
menemani anak beraktivitas. Para orang tua berkeinginan untuk turut
berperan dalam memanfaatkan sampah plastik sebagai kerajinan tangan
meski hanya sedikit yang mengetahui bahwa Indonesia menduduki
peringkat 2 dunia sebagai penghasil terbesarnya. Para orang tua menyadari
bahwa peran serta mereka sangatlah penting untuk kehidupan anak.
Page 28
61
E. Komparasi
1. Buku Aktivitas Bergambar “Hasta Karya Unik Berbahan Alam Untuk
Anak”
a. Deskripsi Umum
Buku aktivitas bergambar “Hasta KaryaUnik Berbahan Alam Untuk
Anak” adalah kumpulan tutorial atau cara membuat kerajinan tangan yang
berbahan alam. Buku ini memang ditujukan pada anak-anak untuk membuat
kerajinan tangan dengan bahan yang mudah diperoleh di sekitarnya yaitu
bahan alam. Terdapat cara membuat kerajinan tangan dari biji, ranting, batu
dan daun. Dalam buku ini terdapat ilustasi berupa foto proses pembuatan dan
hasil jadi.
1) Judul Keseluruhan : Hasta Karya Unik Berbahan Alam Untuk Anak
2) Pengarang : Bunda Sugi
3) Penerbit : DIVA Kids
4) Tahun Terbit : 2015
5) Jumlah Halaman : 64 Halaman
6) Ukuran Buku : 18,5 x 25,5 cm
7) Sinopsis :
Kreativitas itu perlu dibuat, bukan dibicarakan saja. Buku ini
akan memandu kita cara membuat karya dari bahan alam, seperti daun,
batu, ranting, dan sebagainya. Bahan-bahan itu mudah di dapat di
sekitar kita.
Dengan disertai gambar proses pembuatan kreasi unik dan
menarik, seperti mahkota, kotak pensil, vas bunga, dan masih banyak lagi,
Page 29
62
buku ini baik dibaca oleh anak-anak maupun para pendidik/orang tua.
Tidak hanya itu, buku ini juga membuat kita terinspirasi ingin membuat
kreasi yang baru. Selamat membaca dan berkarya!
b. Target Market dan Target Audience
1) Segmen Demografis
a) Umur : anak- anak 6-10 tahun dan orang tua 25-40 tahun
b) Jenis Kelamin : laki-laki dan perempuan
c) Agama : semua agama
d) Kelas Sosial : menengah ke atas
2) Segmen Geografi
Segmen geografi dari buku aktivitas bergambar ini adalah untuk
seluruh Indonesia.
3) Segmen Psikografi
Buku aktivitas bergambar “Hasta Karya Unik Berbahan Alam
Untuk Anak” ini dibuat untuk anak-anak yang tertarik untuk membuat
kerajinan tangan, untuk anak yang gemar membaca, serta anak yang
tertarik membaca buku dengan tampilan visual atau gambar.
c. Distribusi
Buku aktivitas bergambar “Hasta Karya Unik Berbahan Alam Untuk
Anak” ini telah didistribusikan ke seluruh Indonesia melalui toko-toko buku
besar maupun buku kecil, serta melalui toko buku online di mana pembeli
bisa membelinya tanpa harus pergi ke toko buku.
d. Promosi yang Dilakukan
Page 30
63
Promosi dari buku ini melalui media sosial, diantaranya website,
twitter, dan facebook.
e. Tampilan Visual
1) Cover Buku Aktivitas Bergambar “Hasta KaryaUnik Berbahan Alam
Untuk Anak”
Gambar 1. Cover Buku Aktivitas Bergambar “Hasta Karya Unik Berbahan Alam Untuk Anak”
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 25 Oktober 2016)
2) Bagian Isi Buku Aktivitas Bergambar “Hasta Karya Unik Alam Untuk
Anak”
Bagian isi yang penulis ambil adalah tentang membuat kerajinan
tangan dari batu. Pada cara pembuatan kerajinan dari batu ini cukup unik,
yaitu menggambar aneka karakter binatang (contoh pada prosesnya adalah
kepik) pada batu dengan menggunakan bahan-bahan sederhana seperti
batu dan cat. Tampilan visual buku ini kurang menarik karena hanya
terdapat foto bahan, proses dan hasil, tidak ada ilustrasi berupa gambar.
Page 31
64
Namun layout dari buku ini sesuai bagi anak-anak untuk membaca dan
memahami isinya karena gambar dan teks terpisah.
Berikut contoh tampilan visual isi buku :
Gambar 2. Isi Buku Aktivitas Bergambar “Hasta Karya Unik Berbahan Alam Untuk Anak” (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 25 Oktober 2016)
2. Buku Aktivitas Bergambar “365 Kreasi dari Kertas dan Karton”
a. Deskripsi Umum
Buku aktivitas bergambar “365 Kreasi dari Kertas dan Karton”
merupakan cara membuat kerajinan tangan dari bahan kertas dan karton.
Buku ini merupakan buku terjemahan dengan judul asli “365 Things to do
with Paper and Cardboard” ditujukan bagi anak-anak untuk membuat
kerajinan tangan dengan bahan kertas dan karton. Di dalam buku ini terdapat
126 jenis kerajinan tangan dengan 365 model atau karakter. Buku ini
memiliki ilustrasi yang fullcolor dan menarik khas anak-anak.
1) Judul Keseluruhan : 365 Kreasi dari Kertas dan Karton
2) Pengarang : Fiona Watt
Page 32
65
3) Penerbit : Tiga Ananda (Tiga Serangkai)
4) Tahun Terbit : 2014
5) Jumlah Halaman : 128 Halaman
6) Ukuran Buku : 23 x 27 cm
7) Sinopsis :
Kapan saja kalian ingin menggunting, menempel, membuat
model, atau menciptakan kolase, buku ini akan memberi kalian contoh-
contoh kreasi menarik yang dapat kalian buat setiap hari dalam setahun.
b. Target Market dan Target Audience
1) Segmen Demografi
a) Umur : anak- anak 6-10 tahun dan orang tua 25-40 tahun
b) Jenis Kelamin : laki-laki dan perempuan
c) Agama : semua agama
d) Kelas Sosial : menengah ke atas
c. Segmen Geografi
Segmen geografi dari buku aktivitas bergambar ini adalah untuk
seluruh Indonesia.
d. Segmen Psikografi
Buku aktivitas bergambar “365 Kreasi dari Kertas dan Karton” ini
dibuat untuk anak-anak yang tertarik untuk membuat kerajinan tangan,
terutama mereka yang gemar menggunting, menggambar dan menempel,
untuk anak yang gemar membaca, serta anak yang tertarik membaca buku
dengan tampilan visual atau gambar yang menarik.
Page 33
66
e. Distribusi
Buku aktivitas bergambar “365 Kreasi dari Kertas dan Karton” ini
telah didistribusikan ke seluruh Indonesia melalui toko-toko buku besar
maupun buku kecil, serta melalui toko buku online di mana pembeli bisa
membelinya tanpa harus pergi ke toko buku.
d. Promosi yang Dilakukan
Promosi dari buku ini melalui media sosial, diantaranya website,
twitter, instagram dan facebook.
e. Tampilan Visual
1) Cover Buku Aktivitas Bergambar “365 Kreasi dari Kertas dan Karton”
Gambar 3. Cover Buku Aktivitas Bergambar “365 Kreasi dari Kertas dan Karton” (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 25 Oktober 2016)
2) Bagian Isi Buku Aktivitas Bergambar “365 Kreasi dari Kertas dan
Karton” Buku aktivitas bergambar ini berisi halaman-halamn
fullcolor dengan karakter yang menarik dan lucu yang sesuai untuk
anak-anak. Pada penataan layout buku ini membaurkan gambar dan
Page 34
67
teks. Pada buku ini terdapat ilustrasi gambar proses pembuatan serta
foto hasil jadi, namun tidak pada 365 kreasi yang terdapat didalamnya.
Sehingga hanya sebagian yang memiliki ilustrasi gambar proses
pembuatan dan sebagian hanya menjelaskan secara umum.
Berikut contoh tampilan visual isi buku :
Gambar 4. Isi Buku Aktivitas Bergambar “365 Kreasi dari Kertas dan Karton” (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 25 Oktober 2016)
Gambar 4. Isi Buku Aktivitas Bergambar “365 Kreasi dari Kertas dan Karton” (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 25 Oktober 2016)
Page 35
68
F. Analisa SWOT
Analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threats) dapat
digunakan sebagai alat untuk mengidentifikasi berbagai faktor dalam merumuskan
strategi produk, dalam hal ini untuk perancangan buku aktivitas bergambar tentang
pemanfaatan limbah plastik sebagai media kampanye “Gerakan 1821” agar lebih
terarah. Analisis ini didasarkan kepada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
(strength) dan peluang (opportunity), dan secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan (weakness) dan ancaman (threat), serta sebagai perbandingan dengan
kompetitor atau komparasinya.
Untuk mengetahui peluang utama dalam perancangan buku aktivitas
bergambar tentang pemanfaatan limbah plastik sebagai media kampanye “Gerakan
1821” diperlukan observasi terhadap kekuatan (strength), kelemahan (weakness),
peluang (opportunity) dan ancaman (threats) dari buku aktivitas ini terhadap objek
pembanding atau komparasinya melalui analisa SWOT.
Berikut merupakan tabel analisa SWOT dari buku aktivitas bergambar
tentang pemanfaatan limbah plastik sebagai media kampanye Gerakan 1821,
“Berkreasi dengan Sampah Plastik” dengan dua komparasinya yaitu “Hasta Karya
Unik Berbahan Alam Untuk Anak” dan “365 Kreasi dari Kertas dan Karton” :
Page 36
34
69
Tabel Analisa SWOT (Strength, Weakness, Oportunity, Threats)
Analisa SWOT
Buku Aktivitas Bergambar “Berkreasi dengan Sampah Plastik”
Buku Aktivitas “Hasta Karya Unik Berbahan Alam untuk Anak”
Buku Aktivitas Bergambag “365 Kreasi dari Kertas dan KArton”
Strength
(Kelebihan)
1. Tema yang diangkat sesuai isu
lingkungan yaitu tentang
pemanfaatan sampah plastik berupa
botol dan kantong plastik menjadi
kerajinan tangan.
2. Berusaha mengkampanyekan
tentang pentingnya peran langsung
orang tua untuk mendampingi anak
bermain dan belajar.
3. Mengajarkan anak-anak berfikir
kreatif dalam memanfaatkan barang
tidak terpakai menjadi barang
berguna.
1. Tema yang diangkat sesuai untuk
mengasah skill atau kemampuan
dengan memanfaatkan sampah
alami dan berbahan alam sebagai
media pembuatan kerajinan tangan.
2. Bahan-bahan yang digunakan
untuk membuat kerajinan tangan
dalam buku ini sederhana dan
mudah ditemukan.
3. Ilustrasi yang disajikan terdiri dari
foto proses pembuatan sehingga
anak-anak dapat langsung memiliki
gambaran akan hasil kerajinan
tangan yang akan ereka buat.
1. Tema yang diangkat sesuai isu
lingkungan yaitu tentang
pemanfaatan kertas dan karton
bekas menjadi kerajinan tangan.
2. Bahan-bahan yang digunakan
untuk membuat kerajinan tangan
dalam buku ini sederhana dan
mudah ditemukan.
3. Mengajarkan anak-anak berfikir
kreatif dalam memanfaatkan
barang tidak terpakai menjadi
karya seni.
Page 37
35
70
4. Ilustrasi yang disajikan terdiri dari
perpaduan foto dan gambar yang
akan dibuat sedikit detail dengan
warna cerah melalui digital painting.
5. Layout akan dibuat rapi sehingga
anak-anak akan lebih mudah
memahami isinya.
6. Elemen teks menggunakan font
yang mudah dibaca oleh anak-anak.
7. Terdapat halaman yang bisa
digunting dan diaplikasikan pada
kerajinan tangan.
4. Bahasa di dalam buku ini sesuai
untuk anak-anak.
5. Layout penataan foto dan teks rapi
sehingga memudahkan anak-anak
dalam memahami setiap prosesnya.
4. Ilustrasinya terdiri dari perpaduan
foto dan gambar yang disajikan
dengan warna-warna cerah.
5. Elemen teks menggunakan font
khas anak-anak sehinga mudah
dibaca.
Weakness
(Kekurangan)
1. Sampul tidak menggunakan
hardcover sehingga mudah rusak.
2. Beberapa proses karajinan tangan
harus dengan pengawasan orang tua
secara langsung, sehingga anak-
1. Sampul tidak menggunakan
hardcover sehingga mudah rusak.
2. Ilustrasi hanya berupa foto sehingga
kurang menarik untuk anak-anak.
1. Sampul tidak menggunakan
hardcover sehingga mudah rusak.
2. Dari 365 model kerajinan tangan
hanya satu per tiga yang memili
panduan proses pembuatan.
Page 38
36
71
71
anak tidak bisa mempraktekkannya
sendiri.
3. Beberapa halaman tidak penuh
warna, yaitu dominan warna putih
sebagai background.
3. Sebagian ilustrasi foto di dalamnya
kurang berkualitas karena tidak
fokus (blur).
4. Layout terkesan monoton karena
hanya menggunakan border
halaman dengan warna solid.
3. Tidak ada paragraph khusus
tentang bahan-bahan yang
diperlukan.
4. Beberapa teks kurang jelas karena
berbaur dengan gambar yang
memiliki background fullcolor.
Opportunity
(Peluang)
1. Belum banyak buku aktivitas untuk
anak tentang pemanfaatan sampah
yang melibatkan peran khusus
orang tua sehingga dapat
mempererat hubungan dan
komunikasi antara orang tua dan
anak.
2. Belum banyak buku yang memiliki
ilustrasi menarik yaitu memadukan
ilustrasi berupa foto dan gambar
1. Belum banyak buku aktivitas
dengan menggunakan bahan alami
dari alam.
2. Banyak anak-anak yang gemar
melakukan aktivitas bermain dan
belajar yang berhubungan dengan
alam.
1. Belum banyak buku aktivitas
tentang pemanfaatan kertas dan
karton bekas dengan model kreasi
sebanyak ini (365 macam).
2. Belum banyak buku yang
memiliki ilustrasi menarik dengan
perpaduan foto dan gambar yang
dapat membantu menjelaskan
proses didalamnya.
Page 39
37
72
yang dapat membantu menjelaskan
proses didalamnya.
3. Anak-anak lebih tertarik membaca
dan lebih mudah memahami buku
dengan tampilan visual (gambar).
3. Anak-anak lebih tertarik membaca
dan lebih mudah memahami buku
dengan tampilan visual (gambar).
Threats
(Ancaman)
1. Semakin banyaknya buku aktivitas
tentang pemanfaatan sampah
dengan cara kreatif yang makin
bervariasi.
2. Semakin berkembangnya buku
aktivitas dengan menggunakan
media cetak 3D seperti buku pop up
dan semakin banyaknya
penggunaan multimedia seperti
video.
1. Semakin banyaknya buku aktivitas
yang memiliki ilustrasi yang
menarik dan tidak monoton.
2. Semakin berkembangnya buku
aktivitas dengan menggunakan
media cetak 3D seperti buku pop up
dan semakin banyaknya
penggunaan multimedia seperti
video.
1. Semakin banyaknya buku
aktivitas yang memanfaatkan
kertas dan karton dengan tutorial
yang lebih lengkap.
2. Semakin berkembangnya buku
aktivitas dengan menggunakan
media cetak 3D seperti buku pop
up dan semakin banyaknya
penggunaan multimedia seperti
video.
Tabel 2. Tabel Analisa SWT
Page 40
34
73
G. Unique Selling Preposition (USP)
USP (Unique Selling Preposition) merupakan sebuah teknik penjualan
dengan memunculkan keunikan dari sebuah perusahaan maupun produk yang tidak
dimiliki oleh pesaing. Agar sebuah produk dapat laku dan diminati oleh konsumen
selain menentukan positioning, perlu ditentukan pula USP atau keunikan dari
sebuah produk. Masing-masing produk pasti mempunyai keunikannya sendiri,
hanya saja bagaimana cara agar keunikan tersebut bisa ditonjolkan perlu dirancang
sedemikian rupa sehingga melekat dibenak konsumen.
Keunikan yang dimiliki oleh Buku Aktivitas Bergambar “Berkreasi
dengan Sampah Plastik” sebagai media kampanye “Gerakan 1821” ini adalah dari
segi proses dalam melaksanakan aktivitas pembuatan kerajinan tangan dari sampah
plastik sendiri. Buku ini melibatkan peran langsung orang tua untuk mendampingi
anak berkreativitas. Dengan melakukan aktivitas di dalam buku ini membuat anak
bisa berfikir kreatif untuk memanfaatkan barang tidak terpakai menjadi barang
berguna, selain itu proses yang melibatkan peran langsung orang tua tersebut dapat
mempererat hubungan serta komunikasi anak dengan orang tua. Buku ini juga
memiliki ilustrasi menarik berupa foto hasil kerajinan disertai hadirnya karakter
ayah, ibu dan anak sebagai tokoh peraga didalamnya.
H. Positioning
Positioning merupakan upaya atau tindakan menempatkan produk agar
dapat tercipta kesan tertentu di ingatan konsumen. Produk yang memiliki posisi
kuat di benak akan menjadi faktor pengaruh yang kuat.
Strategi positioning dalam perancangan buku aktivitas bergambar tentang
pemanfaatan limbah plastik sebagai media kampanye “Gerakan 1821” adalah
Page 41
35
memposisikannya sebagai buku edukasi, di mana orang tua secara langsung
mendidik dan berperan aktif mengajarkan cara memanfaatkan barang yang tidak
terpakai menjadi barang yang berguna secara kreatif. Buku aktivitas bergambar
akan disajikan dengan ilustrasi yang menarik berupa gambar dan foto, dengan
warna cerah, untuk membantu anak-anak dalam memahami isi dari buku ini serta
disajikan dengan font yang mudah dibaca oleh anak usia 6-12 tahun.
74