Page 1
Reaksi langsung (korosi kering) termasuk oksidasi di udara, reaksi dengan
uap belerang, hidrogen, hidrogen sulfida dan kandungan udara kering lainnya,
juga reaksi denganlogam cair misalnya: natrium. Reaksi demikian nyata dan lazim
pada suhu relatf tinggi. Pada korosi basah (elektrolitik), sel korosinya terdiri dari
anoda dan katoda yang saling berkontak listrik dengan suatu elektrolitik pula.
b. Pengendalian korosi dengan pelapisan logam
Berbagai barang logam dibbuat, dibentuk, dicetak, sehingga jadilah wujud
akhirnya seperti dikehedaki, baik untuk kendaraan maupun yang lainnya. Setelah
itu diperlukan tahap penyelesaian (finishing). Finishing itu bermacam-macam, ada
yang sekedar dipoles agar halus dan mengkilap, dapat pula dilapisi logam agar
sifatnya berubah, dapat dicat, atau dipernis, atau dilapisi keramik, ada pula
pelapisannya dari turunan subtratnya sendiri misalnya dalam bentuk oksidanya,
penghitaman baja, anodisasi dan sebagainya. Finishing diperlukan bagi logam-
logam yang mudah mengalami korosi, Finishing berfungsi juga seagai dekoratif.
Finishing logam merupakan bidang yang sangat luas. Beberapa proses
penting dalam finishing adalah pembersihan atau chemical treatment, anodisasi,
pelapisan logam elektroless (tanpa listrik), pelapisan/coating konversi, pelapisan
mekanis. Akan tetapi bidang-bidang finishing logam seperti keramik, metalisasi
vakum, spraying logam, hard facing, dan lain-lain karena berkaitan pula dengan
suhu tinggi dan berpengaruh tidak hanya diatas permukaan barangnya, biasanya
dikelompokkan terpisah.
c. Pengendalian Korosi Dengan Cat
25
Page 2
Pengecatan adalah proses dimana cairan cat digunakan untuk membentuk
lapisan tipis yang bila telah mengering dan mengeras, akan berubah menjadi
lapisan yang sangat keras.
Tujuan utama dari pengecatan adalah untuk melindungi bagian-bagian
atau kelengkapan-kelengkapan kendaraan bermotor dan kerusakan akibat korosi
yang disebabkan oleh air, minyak dan bahan kimia dan kotoran-kotoran lainnya.
Disamping itu pengecatan juga diperlukan untuk menambah nilai estetika atau
keindahan sehingga penampilan dari kendaraan jadi menarik, indah dan pantas
untuk dipandang.
Cat terdiri dari dua komponen yaitu, komponen utama dan komponen
pembantu. Komponen utama terdiri dari unsur-unsur yang akan tetap tinggal pada
lapisan kering sesudah pengecatan, unsur-unsur tersebut adalah:
Pigmen atau bahan pewarna. Fungsi pigmen adalah:
o sebagai bahan pengisi atau bahan penutup
o memberikan kekentalan dan sifat air yang sesuai
o untuk melindungi dari korosi
o memberi warna pada cat
Resin, merupakan inti dari cat. Resin berupa senyawa polimerik
organik. Resin berfungsi sebagai sebagai pembentuk lapisan cat.
Solvent dan thinner, solvent adalah bahan pelarut zat lain untuk
menjadi larutan. Dalam proses pembuatan cat, solvent digunakan
untuk melarutkan resin sehingga pigmen dapat bercampur dengan
26
Page 3
mudah terhadap resin. Thinner adalah campuran dari solvent.
Digunakan untuk mencairkan cat sampai pada tingkat viskositas
yang tepat untuk digunakan. Solvent dan thinner akan menguap bila
cat dikeringkan, dan tidak tertinggal didalam lapisan.
Aditif, adalah zat cair yang mempercepat proses pengeringan atau
memungkinkan lapisan cat kering lebih tahan terhadap lingkungan
kerja.
3.1.2 PRETREATMENT
a. Coating
Proses coating dengan menggunakan larutan phosphating atau chromating
merupakan suatu proses atau reaksi kimia pelapisan zinc phosphate terhadap
logam sebagai usaha pencegahan terhadap karat serta memperkuat ikata kimia
yang akan melapisinya pada proses selanjutnya.
Bahan kimia yang digunakan untuk proses coating atau pelapisan adalah
palbond, untuk zinc coating. Bahan kimia ini sangat cocok digunakan pada logam
yang nantinya memerlukan painting atau proses yang lebih lanjut seperti pada
part, body otomotif, furniture, home appliance, dan lain-lain.
Hasil Coating ini akan mempengaruhi dan menentukan kualitas proses
selanjutnya yaitu painting, sehingga untuk mendapatkan hasil yang optimal perlu
adanya kontrol rutin terhadap proses kerja serta bahan kimia yang digunakan.
Untuk proses coating, terbagi atas beberapa proses diantaranya:
Degreasing
27
Page 4
Fungsi degreasing adalah untuk menghilangkan oli, grease, dan
pengotor lainnya yang terdapat pada permukaan metal. Larutan degreasing
bersifat alkali, berpengaruh dan menentukan dalam main process
phosphating bahkan dalam proses painting. Untuk mendapatkan hasil
pencucian yang baik pada proses ini perlu adanya kontrol terhadap
parameter-parameter berikut:
o konsentrasi larutan
o temperatur larutan
o waktu dipping atau spraying
Water rinse after degreasing
Water rinse setelah degreasing berfungsi untuk membersihkan
permukaan logam dari sisa-sisa larutan degreasing. Untuk mendapatkan
hasil yang baik maka diperlukan penggantian air yang melimpah (over
flow) dengan maksud untuk mengurangi kadar kontaminasi pada tangki
Water rinse.
Surface conditioning
Proses ini berfungsi untuk mencegah kekasaran lapisan yang tidak
teratur dimana sering terjadi pada permukaan logam setelah mengalami
perlakuan oleh asam kuat. Bahan kimia yang dipaka berfungsi untuk
mengatur kondisi permukaan logam dan lapisan kristal phosphating
menjadi lebih rata, selain itu juga menjaga agar coating weight tetapdalam
standar spesifikasi. Untuk mendapatkan hasil coating yang baik, maka
perlu adanya penggantian terhadap larutan secara kontinyu.
Phosphating
28
Page 5
Proses ini merupakan proses utama dalam pre-treatment dimana
terjadi reaksi kimia antara metal dan larutan phosphat yang meghasilkan
coating anti karat. Proses ini berjalan dengan sistem dipping, permukaan
logam berwarna keabu-abuan. Oleh karena proses berjalan kimiawi maka
dalam prakteknya terdapat penambahan bahan kimia pembantu yaitu AC-
131 yang berfungsi sebagai katalis reaksi yang memberi keoptimalan
coating pada permukaan logam.
Water rinse after phosphating
Water rinse setelah phosphating berfungsi untuk membersihkan
permukaan logam yang telah ter-coating dari sisa reaksi dalam proses
phosphating. Hasil akan lebih baik jika penggantian air dikondisikan
berlebih agar kadar kontaminasi pada tangki berkurang.
Apabila bagian atas produk masih belum bersih (proses dipping)
maka dapat dibantu dengan spraying saat produk tersebut keluar dari
tangki Water rinse.
Demineral-ionized water rinse
Proses ini dalam pencucian terakhir pada proses pre-treatment,
berfungsi untuk mengurangi kontamiasi serta kotoran pada produk yang
telah ter-coating, sehingga lapisan tetap tahan dan kuat terhadap karat. DI
water merupakan air yang bebas dari kandungan mineral dan ion-ion lain
(asam-basa).
b. Komposisi bahan kimia
Dalam proses pre-treatment keseluruhan prosesnya sebagian besar
menggunakan bahan kimia antara lain:
29
Page 6
Degreasing, bahan kimia yang digunakan adalah fine cleaner dengan
type FC 4328A, dengan komposisi bahan kimia yang harus diberikan
adalah 100 kg.
Water rinse, bahan kimia yang digunakan adalah air dengan
kapasitas air yang harus diberikan dalam tiap bak adalah sebanyak
4800 L.
Surface conditioning, bahan kimia yang digunakan adalah propalene
sebanyak 20 kg dan soda ash sebanyak 1 kg.
Phosphating, menggunakan bahan kimia palbond dengan tipe 3150
sebanyak 300 L, dan asselelator sebanyak 100 L.
Demineralionized water rinse, menggunakan air yang bebas dari
kandungan mineral dan ion-ion asam dengan bahan kimia postiksoda
sebanyak 50 kg, dan HCL sebanyak 35 kg.
c. Peralatan dan Mesin
Mesin adalah suatu alat yang digerakkan oleh suatu kekuatan atau tenaga
yang dipergunakan untuk membantu manusia dalam mengerjakan pekerjaannya.
Perlatan disebut juga tools yaitu perkakas yang digunakan untuk membantu
pekerjaan dalam proses produksi.
Dalam proses produksi, faktor yang penting dalam menentukan kelancaran
adalah masalah mesin dan peralatan. Oleh karena itu penggunaan peralatan yang
baik dan teapat sangat menunjang hasil pekerjaan yang memuaskan dan
memenuhi standar kualitas.
Perlatan serta mesin yang digunakan di PT. Krama Yudha Ratu Motor,
khususnya pada bagian pre-treatment proses painting adalah:
30
Page 7
Skid, yaitu tempat meletakkan part-part yang akan masuk ke proses
pre-tretment.
Spray Nozzle, adalah suatu alat untuk menyemprot bahan- bahan
kimia ke bagian kendaraan.
Filter, adalah alat yang berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran,
agar kotoran-kotoran tersebut tidak masuk ke dalam bak dan pipa
aliran, yang terdapat dalam bak pencampuran bahan kimia.
Boler,adalah suatu mesin pemanas air untuk di transfer ke bagian
pre-treatment, karena di bagian pre-cleaning sampai dengan
phosphating memerlukanair yang panas agar kotoran dapat cepat
larut, dan sebagai pemanasnya adalah burner, booiler menggunakan
bahan bakar solar.
Pompa, adalah alat yang berfungsi untuk menghisap cairan serta
larutan bahan kimia yang kemudian diteruskan ke pipa-pipa aliran.
Overhead conveyor, adalah suatu alat yang membawa skid ke proses
pre-treatment. Alat ini bekerja secara otomatis.
d. Proses pre-treatment
Proses pre-treatment adalah proses dasar pelapisan permukaan logam
sebagai usaha pencegahan terhadap karat serta memperkuat ikatan kimia yang
akan melapisinya pada proses selanjutnya. Proses pre-treatment pada PT. Krama
Yudha Ratu Motor menggunaakan system spray dan dipping. Panjang bagian pre-
treatment (PC-8) adalah 89 m, pitch antar skid di PC-8 adalah 3.063 m.
31
Page 8
Gambar 3.1 Ruang Pretreatment
Proses pre-trestment itu sendiri terbagi atas beberapa poses, diantaranya:
Pra haging up yaitu proses dimana kendaraan harus bebas karat,
kotoran , minyak, dan penyok dengan cara:
oAir Blow seluruh bodi setiap bagiannya
oLap dengan kain lap yang dibasahi dengan minyak tanah seluruh
bagian bodi setiap unit.
oAmplas bagian yang karat dengan amplas CW 220.
32
Page 9
Gambar 3.2 Setelah Pra hanging up
Hanging Up, adalah proses menaikkan bodi ke skid. Adapun prosesnya
adalah:
oPasang part ke skid yang telah dihubungkan ke overhead conveyor.
o Ikat sisi-sisi part dengan menggunakan rantai. Hal ini mencegah
part jatuh atau goyang pada saat proses pre-treatment.
oPasang small jig bumper dan pasang bumper.
oAngkat skid dengan menggunakan overhead conveyor untuk
memulai proses.
Gambar 3.3 Hanging UP
Pre-celaning, yaitu proses dimana kendaraan arus bebas kotoran (sisa-
sisa gram dari welding yang masih tersisa). Prosesnya antara lain:
oPencucian awal dengan air pada temperatur ruang, air yang
digunakan adalah air biasa yang berasal dari pemanasan boiler,
kemudian air dari boiler tersebut dialirkan melalui pipa-pipa
yang kemudian disemprotkan oleh nosel ke seluruh bagian part.
33
Page 10
oSelain pembersihan kotoran-kotoran dan melunakkan oli dan
minyak, air dari boiler tersebut juga dimaksudkan untuk
membersihkan kotoran agar cepat larut.
Kapasitas bak pada proses pre-cleaning adalah 4800 L, dengan
jumlah nosel yang digunakan sebanyak 90 buah. Air dalam proses ini
selalu disirkulasi denagn pompa dan ditambah jika volume
berkurang, filter yang terdapat di dalam bak selalu dibersihkan agar
cairan bahan kimia dapat mengalir dengan lancar. Suhu yan
digunakan adalah 30°-40°C, tekanan nosel yang digunakan adalah
1.3-1.5 kg/cm2 dengan lama penyemprotan 1-5 menit.
Degreasing I dan II, suatu proses pembersihan bodi dari oli dan
minyak. Adapun prosesnya adalah:
oSeluruh cairan bahan kimia yang terdapat dalam bak yang berupa
fine cleaner sebanyak 96 kg yang telah tercampur, kemudian
dihisap oleh pompa yang diteruskan ke pipa-pipa aliran,
kemudian cairan tersebut disemprotkan melalui nosel yang
dimaksudkan untuk menghilangkan oli dan minyak yang masih
melekat ke bodi setelah dilunakkan pada pre-cleaning.
oSuhu dalam proses ini adalah : 50°-60°C.
oDidalam proses ini konsentrasi larutan setiap hari diukur dan
dilakukan perbaikan point yang diukur.
Kapasitas dalam bak degreasing dapat menampung sebanyak
4800 l. Pemanasan air menggunakan boiler yang disirkulasi ke alat
penukar panas (heat exchanger) untuk memanaskan larutan
34
Page 11
degreasing. Jumlah nosel yang digunakan pada degreasing I
sebanyak 161 buah, untuk degreasng II jumlah nozel yang
digunakan sebanyak 162 buah. Tekanan nozel yang digunakan
adalah 1,3-1,5 kg/cm2.
Water rinse I dan II, adalah pembilasan terhadap proses degreasingi.
Prosesnya adalah:
oAir yang terdapat dalam bak dihisap oleh pompa yang kemudian
diteruskan ke saluran pipa yang nantinya akan dialirkan ke nozel,
lalu oleh nozel akan disemprotkan, proses ini bertujuan agar sisa-
sisa larutan degreasing dapat larut, suhu yang digunakan adalah
suhu temperature ruang.
Kapasitas bak water rinse I dan II adalah sebanyak 1000 l untuk
tiap satu water rinse. Air selalu disirkulasi dengan pompa dan
ditambah jika volume bak berkurang. Jumlah nozel untuk Water
rinse I adalah sebanyak 36 buah, untuk water rinse II menggunakan
nozel sebanyak 54 buah,tekanan nozel yang digunakan 1,3-1,5
kg/cm2 dengan lama spray 0,5-1 menit. Suhu yang dipakai adalah
suhu temperatur ruang.
Surface conditioning, adalah suatu proses pengkondisian atau
penyiapan permukaan logam agar proses pelapisan phosphate lebih
sempurna, prosesnya adalah:
oProses surface conditioning menggunakan metode dipping atau
pencelupan dalam treatment style-nya. Tujuan dari metode
dipping ini adalah agar dapat menjangkau sela-sela atau sisi –sisi
35
Page 12
part yang sulit terjangkau jika menggunakan sistem spray. Part
dicelupkan ke dalam bak yang berisi larutan prepalene sampai
batas waktu tertentu.
oSuhu dalam proses ini adalah <40°C.
Kapasitas bak Surface conditioning adalah sebanyak 58.000 l.
lama pencelupan adalah sekitar 20-40 detik.
Phosphating, proses ini merupakan proses utama dalam pre-treatment
dimana terjadi reaksi kimia antara metal dan larutan phosphat yang
menghasilkan coating anti karat., prosesnya adalah:
o Proses ini berjalan dengan sistem dipping 2 stage, sehingga sisi-sisi
bodi yang sulit terjangkau dapat ter-coating dengan baik. Larutan
proses ini merupakan campuran antara palbond dan asselerator
sehingga membuat lapisan anti karat. Warna logam akan keabu-
abuan setelah mengalami proses ini.
o Suhu dalam proses ini adalah 40°-45°C.
Kapasitas bak phosphating adalah sebanyak 140.000 l. lama
pencelupan adalah sekitar 90-180 detik.
Water rinse 3 dan 4, adalah proses pembilasan terhadap proses
phosphating. Prosesnya adalah:
o Untuk Proses water rinse 3 dan 4 ini sama dengan water rinse 1
dan 2 yaitu air dalam bak penampungan dihisap oleh pompa yang
diteruskan ke saluramn pipa yang kemudian disemprotkan
melalui nozel, proses ini bertujuan untuk membersihkan bodi
atau part dari sisa-sisa larutan phosphate yang tertinggal.
36
Page 13
Kapasitas bak 5000 l. air ditambahkan setiap ada pengurangan
volume. Jumlah nozel pada water rinse 3 dan 4 sebanyak 36 buah,
tekanan nozel 1,3 -1,5 kg/cm2 dengan lama penyemprotan 20 detik.
Suhu yang digunakan adalah suhu temperatur ruang.
Deionize water, adalah proses pembilasan dengan air deionized (air
suling) agar tidak ada ion bebas yang ikut bodi sehingga bak CED
tidak terkontaminasi, prosesnya adalah:
oDeionize water yang berupa campuran dari postiksoda dan HCL,
dihisap melalui pompa yang diteruskan ke saluran-saluran pipa,
yang kemudian diterima oleh nozel, kemudan nozel-nozel
menyemprotkan ke seluruh bagian bodi. Ai yang digunakan
adalah air yang tidak mengandung ion-ion bebas dan air yang
dingin.
Suhu yang digunakan adalah suhu temperatur ruang. Jumlah
nozel yang digunakan sebanyak 16 buah, tekanan nozel 1,3-1,5
kg/cm2 dengan lama penyemprotan sekitar 20 detik.
Seluruh proses pre-treatment dari pre-cleaning sampai dengan
phosphating, air hasil pembuangannya perlu diolah lagi dan tidak bias dibuang
langsung ke lingkungan luar, sedangkan untuk proses water rinse dan deionize
water, air hasil pembuangannya bisa langsung dibuang ke tempat yang tlah
disediakan karena tidak mengandung bahan kimia.
3.1 Hambatan dan Solusi Pekerjaan
Dalam kegiatan observasi di bagian pretreatment painting PT Krama
Yudha Ratu Motor, ditemukan beberapa permasalahan, diantaramya:
37
Page 14
Proses Sebab Dampak Solusi
Degreasing Suhu Rendah
Suhu tinggi
Oil content over spec
Pencucian kurang bersih
Oil mark
Pencucian kurang bersih
Setting temperatur
Setting Temperatur
Remake-up
Water Rinse
(Degreasing)
Cont. Tinggi Hasil pencucian kurang
bersih
Drain, overflow
Surface
conditioning
PH Rendah
PH Rendah
Terjadi Powdering,
permukaan phospating
kasar, terjadi blue color
Boros Pemakaian,
larutan tidak pernah
diganti
Tmbahkan chemical
sesuai spec
Re make-up
Phosphating Suhu tinggi
Suhu Rendah
F.A. Tinggi
F.A.. Rendah
Drymark, powdering
Yellow Mark
Yellowing
Coating tipis, blue color
Setting temperatur
Setting temperatur
Neutralize sesuai spec
Additive sesuai spec
Water Rinse
(Phosphating)
Cont. Tinggi Hasil Pencucian kurang
bersih
overflow
Tabel 3.1 Permasalaha Pretreatment painting
38