20 Adi Karna Setiadi, 2012 Laporan Perencanaan Tugas Akhir Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu BAB III GAMBAR RANCANGAN 3.1 DATA TAPAK KAWASAN Gambaran tapak perencanaan apartemen ini secara umum terletak di kawasan wisata Kota Bandung, yang terletak di jalan besar yang sangat ramai di kota Bandung yakni jalan Dr. Setiabudi, Kel. Gegerkalong, Kec. Sukasari. Area lokasinya berdekatan dengan Jalan Tol Pasteur dan Purbaleunyi. Dan juga dekat di salah satu kawasan pendidikan dan komersil KotaBandung, yang berdekatan dengan pusat pemerintahan kota Bandung. 1 2 Gambar 3.1 :Tapak grandine apartemen Sumber : Gambar 3d Tugas Akhir Gambar 3.2 :View bangunan Sumber : Google
14
Embed
BAB III GAMBAR RANCANGAN 3.1 DATA TAPAK KAWASANa-research.upi.edu/operator/upload/t_ta_0900552_chapter3.pdfLaporan Perencanaan Tugas Akhir Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
20
Adi Karna Setiadi, 2012 Laporan Perencanaan Tugas Akhir Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
BAB III
GAMBAR RANCANGAN
3.1 DATA TAPAK KAWASAN
Gambaran tapak perencanaan apartemen ini secara umum terletak di kawasan
wisata Kota Bandung, yang terletak di jalan besar yang sangat ramai di kota Bandung
yakni jalan Dr. Setiabudi, Kel. Gegerkalong, Kec. Sukasari. Area lokasinya berdekatan
dengan Jalan Tol Pasteur dan Purbaleunyi. Dan juga dekat di salah satu kawasan
pendidikan dan komersil KotaBandung, yang berdekatan dengan pusat pemerintahan
kota Bandung.
1
2
Gambar 3.1 :Tapak grandine apartemen
Sumber : Gambar 3d Tugas Akhir
Gambar 3.2 :View bangunan
Sumber : Google
21
Adi Karna Setiadi, 2012 Laporan Perencanaan Tugas Akhir Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Bangunan tidak dapat dipisahkan dari langkungan sekitarnya, suatu bangunan
sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan sekitarnya seperti : keadaan topografi, letak
geografis, kondisi iklim, vegetasi , intensitas cahaya matahari dan lain sebagainya. Setiap
lahan memiliki potensi dan kekurangan masing-masing. Dalam perancangan sebuah
tapak, diperlukan kepekaan untuk mencari potensi yang dimiliki sebuah tapak dan
memanfaatkannya dalam merancang bangunan. Dengan kata lain bentuk dan letak tapak
dapat mempengaruhi tata letak ruang dan letak bukaannya.
Analisis tapak merupakan proses pembelajaran potensi lingkungan yang
mempengaruhi cara untuk menentukan lokasi bangunan, tata letak, orientasi ruang,
bentuk dan artikulasi selubungnya serta membentuk keterkaitan antara bangunan dengan
bentang alam. Berikut adalah bentuk dan arah tapak bangunan yang dikerjakan oleh
penulis dalam Tugas Akhir.
Viewbangunan:
1. Gunung tangkuban perahu
2. Kota Bandung
Foto Ekisting Lokasi :
Gambar 3.3 :pertokoan (ekisting lokai)Gambar 3.4 :wisma angkasa (samping lokasi)
Sumber : foto lokasi Sumber : foto lokasi
Gambar 3.5 :car wash (depan lokai) Gambar 3.6 :borma(pusat perbelanjaan)
Sumber : foto lokasi Sumber : foto lokasi
22
Adi Karna Setiadi, 2012 Laporan Perencanaan Tugas Akhir Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Dapat disimpulkan bahwa terlihat kondisi lokasi urban dinilai memiliki potensi
yang maksimal. Dengan pertimbangan demikian dinilai cocok untuk membangun sebuah
apartement di sudut kota. Hal ini di karenakan lokasinya yang terletak di pinggir Kota
Bandung, sehingga secara tidak langsung dapat memenuhi kebutuhan Penghuni untuk
melakukan aktivitasnya. Sehingga dari lokasi ini dapat dengan mudah mencapai ke pusat
kota, seperti kawasan perkantoran yang terletak di daerah Asia Afrika, stasion kererta api
Bandung, kawasan perdagangan kota Bandung, dll.
Pada sekitar tapak saat ini terdapat ruko-ruko dan kendaraan angkutan di depan
lokasi site, serta di area perbelanjaan yaitu Borma sehingga pengunjung dapat dengan
mudah sampai ke apartment dan menghindari kemacetan kota Bandung.
3.2 SARANA DAN PRASARANA TAPAK
Sarana dan prasarana yang ada di lingkungan sekitar tapak sudah cukup lengkap
dan memadai. Hal ini dipengaruhi letaknya yang berada di dekat dengan kawasan wisata
belanja Dago dan Pasteur, sehingga kebutuhan listrik, air bersih, pembuangan air kotor
dan air hujan, jaringa telepon untuk bangunan di sekitar tapak sudah terpenuhi.
Sarana fisik kota seperti jalan bagi kendaraan bermotor tentu sudah tidak diragukan
lagi ketersediaannya.
3.3 SISTEM BENTUK MASSA BANGUNAN
Gambar 3.7 : 3d bangunan
Sumber : gambar 3d tugas akhir
23
Adi Karna Setiadi, 2012 Laporan Perencanaan Tugas Akhir Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Dari bentuk bangunan pada perencanaan ini menggunakan bentuk dari Pistolyaitu
bentukan towernya mempunyai ketinggian 40 an meter dari titik nol dan memiliki 8
lantai. Pada lantai dasar sampai lantai 2 di khususkan untuk area komersil pendidikan
dan fasilitas yang berbentuk podium. Sedangkan dari lantai 3 sampai lantai 8
dikhususkan untuk hunian.
Gambar 3.8 : Konsep Massa Bangunan
Sumber : Google
Dalam mengatur tata ruang suatu hunian perlu dilakukan pengelompokkan ruang
berdasarkan sifat dan fungsinya. Pengelompokkan ruang derdasarkan fungsi dan sifat
ruang tersebut. Selain itu elemen ruang harus mampu ikut mendukung dan
memperkokoh fungsi ruang sehingga mudah untuk dikenal kegiatan apa yang terjadi di
dalam ruang tersebut.
Hal yang paling pentinguntuk mencapai ruangan yang nyaman adalah urutan dan
keseimbangan visual dari suatu kegiatan ke kegiatan lainnya, dengan mengikuti rute rute
sirkulasi utama yang disebut dengan “zone” sehingga kegiatan yang terjadi di setiap zone
dapat dirasakan perbedaannya.
24
Adi Karna Setiadi, 2012 Laporan Perencanaan Tugas Akhir Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Type 24 Type 48
Gambar 3.9 :zoning ruang
Sumber : gambar tugas akhir
a) Sistem Struktur bangunan
Struktur bangunan yang digunakan adalah friction pile seperti tiang pancang
karena beban yang akan dialirkan terlalu besar mengingat apartement ini memiliki
tower dengan ketinggian max 8 lantai, serta keadaan tanah keras di daerah Setiabudi
yang cukup dalam untuk mencapai tanah keras.
Struktur Bawah ( Pondasi )
Pondasi merupakan bagian struktur paling dasar dari sebuah bangunan yang
berfungsi memikul beban bangunan termasuk berat pondasi itu sendiri, kemudian
meneruskan dan membagi rata beban ke tanah keras.Tanah keras di sini berarti
bagian tanah yang mampu memikul beban bangunan yang bersangkutan. Karena
berfungsi sebagai mata rantai yang penting dalam mendistribusukan beban
bangunan, sistem pondasi harus didesain untuk mengakomodasi bentuk dan
layout superstruktur yang ada diatasnya dan merespon variasi kondisi tanah, batu
dan air dibawahnya.
25
Adi Karna Setiadi, 2012 Laporan Perencanaan Tugas Akhir Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Secara umum pondasi yang di gunakan pada proyek ini yaitu :
Pondasi tiang pancang yang dikombinasikan dengan pondasi rakit
(basement) tampa ada pelat pengikat yang dikenal dengan sebutan poer (pilecap)
karena pondasi rakit sudah memiliki ketebalan yang cukup untuk berfungsi
sebagai pengikat pondasi tiang pancang. Pengkombinasian pondasi ini
diasumsikan karena keadaan tanah di daerah Setiabudi bekas lahan
permukiman.Oleh karena itu pondasi yang paling tepat adalah menggunakan
pondasi rakit yang dikombinasikn dengan pondasi tiang pancang. Pondasi rakit
atau pondasi tatakan atu flatform adalah slab beton yang kuat dan tebal yang
berfungsi sebagai pijakan monolit untuk beberapa kolom atau seluruh bangunan.
Podasi rakit digunakan ketika daya dukung tanah rendah relative terhadap beban
beban bangunan dan pijakan kolom menjadi sangat besar, sehinggaakan lebih
ekonomis untuk menyatukan menjadi satu slab tunggal.
Gambar 3.10 :struktur pondasi
Sumber : buku panduan sistem bangunan tinggi
Wg
Pondasi Rakit
Pondasi Tiang
26
Adi Karna Setiadi, 2012 Laporan Perencanaan Tugas Akhir Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Sedangkan Pondasi tiang pancang merupakan pondasi dalam yang dalam
hal ini hanya berfungsi untuk memperkuat titik titik grig penempatan kolom
struktur. Kedalaman pondasi ini dibuat sampai mencapai lapisan tanah keras .
Dalam rancangan ini kedalaman diasumsikan tanah keras untuk pondasi tiang
pancang adalah 12 meter dari tanah asli. Kedalaman podasi tiangpancang tidak
akan terlalau dalam karena pembebanan telaah disalurkan sebagian oleh pondasi
rakit. Ukuran pondasi tiang pancang berbeda-beda sesuai dengan bentang dari
pondasi yang satu ke pondasi dan jumlah beban yang adan disalurkan kedalam
tanah, dalam rancangan ini menggunakan ponadasi tiang pancang silinder dengan
diameter 40 cm dan 50 cm.
Selain pondasi utama yang telah dijelaskan diatas terdapat pula pondasi
pondasi pendukung untuk menopang beban yang tidak terlalu berat dan hanya
memiliki ketinggian yang rendah. Pondasi ini terdiri dari pondari plat setempat
untuk pondasi satap selasar dan atap pintu basement, podasi bata untuk membuat
border pada selasar dan pondasi dengan sloof gantung untuk menopang
bebanbeban yang lain yang relative kecil.
Struktur tengah ( sistem Rangka )
Struktur tengah disebut juga sistem rangka, dengan bahan beton bertulang
K-225.sistem rangka ini dibedakan atas tiga jenis berdasarkan letak dan
fungsinya, yaitu sloof, kolom, dan ring balk.
Sloof merupakan rangka beton yang mengikat kolom bagian
bawah.fungsinya adalah untuk menyalurkan beban dari dinding dan mengikat
kolom struktur bagian bawah. Dimensi sloof yang digunakan pada rancangan ini
adalah 25/50 cm untuk pondasi selasar dan pondasi teras utama dan 25/50
berfungsi sebagai sloof gantung yang menghubungkan antar pondasi utama yang
tidak terikat oleh pondasi rakit..
Kolom merupakan elemen bangunan yang fungsinya untuk menyalurkan
beban secara vertikal dan menyalurkan pada pondasi.Berdasarkan fungsinya
kolom dibedakan atas kolom praktis dan kolom struktur.Kolom struktur
merupakan kolom utama dalam sebuah bangunan yang menyalurkan seluruh
beban bangunan ke pondasi dalam.Sedangkan kolom praktis lebih ditekankan
27
Adi Karna Setiadi, 2012 Laporan Perencanaan Tugas Akhir Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
untuk mengkakukan dinding.dimensi kolom dapat dicari dengan mengunakan
pendekatan sebagai berikut :
Karena bangunan ini trdiri dari satu masa bangunan dengan perbedaan pada
ketinggian lantai dan memiliki panjang yang relative besar, maka perlu ada suatu
sistem dilatasi untuk memisahkan stuktur yang satu dengan struktur yang lainnya
yang mempunyai kelemahan geometris. Disamping itu suatu bangunan yang
cukup panjang tidak dapat menahan deformasi akibat penurunan pondasi, gempa,
muai susut karena akumulasi gaya yang sangat besar pada dimensi banagunan
yang panjang, dan menyebabkan timbulnya retakan dan keruntuhan struktural.
Terdapat beberapa jenis dilatasi yang dapat dipakai untuk sistem pemisahan
bangunan, diantaranya adalah :
1. Dilatasi dengan dua kolom
2. Dilatasi dengan balok kantilever
3. Dilatasi dengan dengan balok garber
4. Dilatasi dengan konsol
Pada perancangan apartemen ini menggunakan sistem dilatasi dengan dua
kolom. Pemisahan dengan cara ini merupakan hal yang paling umum digunakan,
terutama pada bangunan yang memanjang atau linear
Gambar 3.11 :sistem dilatasi dengan dua kolom
Sumber : buku panduan sistem bangunan tinggi
A = 1/12 s/d 1/16 x bentangan
28
Adi Karna Setiadi, 2012 Laporan Perencanaan Tugas Akhir Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Balok merupakan suatu elemen struktur bangunan yang berfungsi untuk
menahan beban secara horizontal dari plat lantai dan menyalurkannya ke kolom
untuk diteruskan kedalam tanah. Dimensi balok tergantung pada beban yang akan
ditopang dan bentang antara kolom yang satu dengan yang lainnya.. Konstruksi
plat lantai adalah suatu elemen struktur yang paling tipis dan berfungsi sebagai
pijakan atau lantai pada bangunan tinggi. Konstruksi Plat lantai itu sendiri terdiri
dari balok induk, balok anak, dan balok bagi.
Adanya balok anak dan balok bagi tergantung pada besarnya ruangan dan
fungsi dari ruangan tersebut.. Pembalokan dapat dihitung dengan pendekatan
sebagai berikut :
Struktur atas ( atap dak beton )
Untuk struktur atas sendiri dirancang sama seperti struktur plat lantai hanya
berbeda pada ketebalan plat dan lapisan lapisan diatasya. Untuk ketebalan plat
biasanya 10 cm dan lapisan lapisan disini berfungsi untuk mencegar
merembesnya air hujan kedalam bangunan karena terjadi retak rambut pada
konostruksi plat lantai. Untuk mengatasi hal tersebut maka perelu ada suatu
sistem pencegahan yang tepat diantaranya adalah melakukan pelapisan
menggunakan water proofing.
b) Sistem uilitas bangunan
Sistem air bersih
Sumber air diperoleh dari PDAM dan sumur artesis yang dialirkan, disaring
dan ditampung dalam reservoir bawah. Dari reservoir bawah, air akan
dipompakan ke reservoir atas dan kemudian didistribusikan ke titik – titik shaft
yang menyalurkan langsung pada titik – titik pemakaian di lantai (system down
feet). Jenis pompa yang akan digunakan adalah jenis pompa submersible untuk
mengambil air tanah dan pompa sentrifugal untuk menyalurkan air dari reservoir
bawah ke reservoir atas yang bekerja berdasarkan perintah sinyal alarm elektronik
Dimensi pembalokan :
H = 1/10 s/d 1/13 x bentangnya
B = ½ x H
Dimana besar kolom ≥ B ≥ dinding
29
Adi Karna Setiadi, 2012 Laporan Perencanaan Tugas Akhir Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
sehingga secara otomatis bekerja jika muka air pada tangki air atas sudah
menurun.
Untuk menghindari tekanan distribusi air yang berlebihan pada lantai yang
paling rendah dan untuk memudahkan perawatan maka dipasang katup kendali
cabang pada tiap lantai.
Perhitungan kebutuhan air bersih (berdasarkan jumlah penghuni )
Jumlah penghuni (N) = + 200 orang
Dari tabel pemakaian air untuk bangunan dengan fungsi apartement
diperoleh (qd) = 300 lt / orang / hari, dengan waktu pemakaian (T) = 10 jam
/ hari.
Qd = qd . N
= 300 . 300 = 90000 l / hr = 90 m3 / hr
Qh = Qd / T
= 90 / 10 = 9 m3 / jam
Pada pemakaian jam puncak dan konstanta C1 = 2
Qh-max = C1 x Qh = 2 x 9 = 18 m3 / jam
Pemakaian air pada menit puncak dan konstanta C2 = 4
Qm-max = C2 x (Qh / 60)
= 4 x (9 / 60) = 4 . 0,15 = 0,6 m3 / menit
Perhitungan kapasitas alat :
Kebutuhan jam puncak = Qh-max = 18 m3 / jam = 1800 / 6 = 300 lt /