7/30/2019 Bab III Entomologi http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 1/44 BAB III ENTOMOLOGI Dr. H. Edi Susanto
7/30/2019 Bab III Entomologi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 1/44
BAB III ENTOMOLOGI
Dr. H. Edi Susanto
7/30/2019 Bab III Entomologi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 2/44
CRUSTACEA
CYCLOPS STRENUUS
Morfologi
Panjangnya 0,1 – 0,5 cm, terdir atas sefalotoraks dan Abdomen,mempunyai dua pasang antena yang tidak penting. Betina
mempunyai kantong telor. Habitat
Air tawar dan air asin
Hospes Perantara
1. Gnatahostoma
2. Diphyllobothrium latum3. Dracunculus medinensis
7/30/2019 Bab III Entomologi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 3/44
CHILOPODA
Scolopendra sp. Morfologi
Tubuhnya memanjang, pipih dorsoventral dengan kepala
dan badan beruas-ruas. Pada tiap segmen terdapatsepasang kaki. Pada kepala terdapat satu pasangantenna dan poison claw.
Gejala Klinis
Gigitannya menimbulkan rasa nyeri dan eritema karena
toksinnya. Juga menyebabkan perdarahan dan nekrosis. Habitat
Dibawah batu dan kayu
7/30/2019 Bab III Entomologi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 4/44
ARACHNIDA
Buthus sp Morfologi
Tubuh terdiri atas sefalotoraks, pre-abdomen dan post abdomen,mempunyai empat pasang kaki , pedipalp menjadi alat sapit, ruas terakhir
abdomen terdapat telson yang mengandung racun, bagian ventral terdapatpectin.
Gejala Klinis
Racunnya berupa toksalbumin yang mengandung neurotoksin danhematoksin
Tempat sengatan terasa nyeri dan pedih.
Menimbulkan keracunan sistemik berupa syok dan aralisis ernafasan.Hematoksin menimbulkan erdarahan dan nekrosis.
Habitat
Dibawah batu atau potongan kayu
7/30/2019 Bab III Entomologi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 5/44
Latrodectus mactans Morfologi
Jantan berukuran 6 mm, memunyai garis meian merah dan tiga garistransversal utih ada bagian dorsal abdomen.
Betina berukuran 13 mm, berwarna hitam, memunyai gambaran hour glass merah ada bagian ventral abdomen.
Gejala Klinis
Racunnya bersifat neurotoksin terhadap saraf perifer, dapat menyebabkanaraknidisme sistemik, temat gigitan timbul benjolan berwarna merahkebiruan disertai urtikaria.
Rasa nyeri menyebar ke seluruh abdomen, dada, anggota badan, syok,aralisis pernafasan dan kematian terjadi dalam 18-36 jam.
7/30/2019 Bab III Entomologi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 6/44
Orni thodo rus mautaba Morfologi
Besarnya + 3 mm x 5 mm, badan bundar lonjong, pipih dorsoventral, tidakmemunyai skutum, terdiri atas sefalotoraks dan abdomen,kaitulum diventral, memiliki empat pasang kaki.
Peran medis
Merupakan factor penyebab endemic relapsing fever.
7/30/2019 Bab III Entomologi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 7/44
Rhi icehalus sangu ineus Morfo logi
Badan terdiri atas sefalotoraks dan abdomen, kapitulum berbentuk ersegi enam, mulut dilengkai dengan hipostom dan chelicera, memiliki empat pasang kaki.
Gejala klin is
Paralisis motorik otot pernafasan dapat menimbulkan kematian.Dapat terjadi trauma mekanis gigitan local
Peran medis
Sebagai vector penyakit African tickborne fever dan tularemia.
7/30/2019 Bab III Entomologi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 8/44
Dermacentor sp Morfo logi
Tubuh terdiri atas kapitalum dengan badab berupa kantung, kaki empat pasang dan basis kapituli segi empat . punggung berwarna kuning, hitamdan merah.
Gejala Kl inis
Paralisis motorik yang mengenai otot pernafasan dapat menimbulkankematian.
Dapat terjadi trauma mekanik karena gigitan local.
Peran medis
Sebagai vector penyakit Rocky Mountain spotted fever, Q-fever, Coloradotick fever, tick borne encephalitis, tularemia.
7/30/2019 Bab III Entomologi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 9/44
Ixod es sp. Morfo logi
Mulut lebih panjang dariada basis kapitalum, lekuk anal terbalik.
Gejala Kl inis
Paralisis motorik yang mengenai otot pernafasan dapat menimbulkankematian
Dapat terjadi trauma mekanik karena gigitan local.
Peran medis
Sebagai vector penyakit Queensland tick typhus.
7/30/2019 Bab III Entomologi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 10/44
Amblyomma s. Morfo logi
Basis kapitulum berbentuk empat persegi, palpus segmen kedua panjang terdapat festoon; betina memiliki skutum menutupi dorsal, mulut lebih panjang daripada basis kapitulum.
Gejala klin is
Paralisis motorik yang mengenai otot pernafasan dapat menimbulkan
kematian. Dapat terjadi trauma mekanik karena gigitan local.
Peran Medis
Sebagai vector penyakit African tickborne fever dan tularemia.
7/30/2019 Bab III Entomologi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 11/44
Lepto t rombid ium akamush i Morfo logi
Stadium larva memiliki badan dan kaki berbulu, kapitulum letak apikal,mempunyai tiga pasang kaki.
Gejala klin is
Menyebabkan penyakit dermatitis
Peran Medis
Sebagai vector penyakit scrub typhus
Habitat
Kulit dan pangkal rambut
7/30/2019 Bab III Entomologi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 12/44
Sarcop tes scabiei Morfo logi
Badan berupa kapitulum anterodorsal, memunyai empat pasang kaki yang segmennya pendek.
Jantan : kaki 1 dan 2 ambulakra, kaki 3 bulu cambuk, kaki 4 ambulakra.
Betina : kaki 1 dan 2 ambulakra, kaki3 dan 4 bulu cambuk.
Gejala klin is
Gatal-gatal pada malam hari didaerah genital pada laki-laki, lipatan ketiak,gluteus, umbilicus, areola mammae pada wanita. Pada bayi di telapak tangan dan telapak kaki.
Diagnosis
Menemukan sarcoptes scabiet pada kulit atau biopsy.
7/30/2019 Bab III Entomologi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 13/44
Demodex fo l lcu lorum Morfo logi
Bentuk seperti cacing, mempunyai kapitulum yang pendek dan abdomenyang panjang, mempunyai empat pasang kaki yang letaknya berdekatan.
Gejala klin is
Kelainan berupa folikulitis, bila menyerang mata menyebabkan keluhansakit bila melihat, penglihatan kabur, rasa gatal dan mengganjal pada mata.
Penyakitnya disebut demodisidiosis. Habitat
Pada kelenjar keringat dan folikel rambut sekitar hidung dan kulit kepala.
7/30/2019 Bab III Entomologi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 14/44
Dermatophagoides pteronyssinu s
Morfo logi
Mempunyai kapitulum dan badan berupa kantung, mempunyai empat pasang kaki panjang, dua ke depan dan dua ke belakang.
Gejala klin is
Dapat menyebabkan penyakit asma alergi dan asma ekstrinsik.
Diagnosis
Tes kulit dengan menggunakan ekstrak tungau debu
7/30/2019 Bab III Entomologi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 15/44
INSECTA
CIMEX SP
Morfologi
Badan pipih dorsoventral, probosis dan antena anjang, tidak
memunyai sayap belakang. Gejala klinis
Gigitannya menimbulkan pruritus dan urtikaria, dan diakai pada
xenodiagnosis penyakit Chagas
7/30/2019 Bab III Entomologi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 16/44
Triatoma sp Morfologi
Probosis dan antena panjang, tidak mempunyai saya belakang,saya muka rudimenter, warna cokelat kemerahan.
Gejala klinis
Gigitannya tidak menimbulkan rasa sakit tetapi bengkak Peran Medis
Sebagai vektor enyakit chagas
7/30/2019 Bab III Entomologi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 17/44
Panst rongy lus megis tus Morfologi
Saya muka dasarnya tebal, tipe mulut tusuk isap, badan pipih
dorsoventral
Gejala klinisGigitannya tidak menimbulkan rasa sakit tetapi bengkak
Peran Medis
Sebagai vektor enyakit chagas
7/30/2019 Bab III Entomologi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 18/44
Rhodnius pro l ixus Morfologi
Badan pipih dorsoventral, tipe mulut tusuk isap
Gejala klinis
Gigitannya menimbulkan rasa sakit dan bengkak
Peran Medis
Sebagai vektor enyakit chagas
7/30/2019 Bab III Entomologi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 19/44
Pedicu lus hum anus capi t is Morfologi
Badan pipih dorsoventral, tidak ada sayap, kepalaberbentuk segitiga, segmen toraks menyatu danabdomen bersegmen.
Gejala klinisMenyebabkan lesi pada kulit kepala dan dapat terjadiinfeksi sekunder dengan menimbulkan kerak dan bauyang khas.
7/30/2019 Bab III Entomologi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 20/44
Phth irus pubis Morfologi
Tipe mulut tusuk isap, tidak mempunyai sayap,metamorfosis tidak lengkap, otot toraks tidak jelas
Gejala klinis
Menyebabkan ftririasis, gigitannya menimbulkan pruritusdan eritema, gatal-gatal pada pubis dan kulit, disekitar tusukannya tampak pucat.
Diagnosis
Menemukan phthirus pubis dewasa, nimfa atau telurnya
pada rambut pubis atau rambut lain.
7/30/2019 Bab III Entomologi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 21/44
Pulex irr i tans Morfologi
tidak mempunyai sisir dan dan garis penebalan pada mesopleuron
Gejala klinis
gigitannya menimbulkan rasa sakit bila terjadi infeksi sekunder dapat terbentuk ulkus.
Peran medis- Sebagai hospes perantara Dipylidium caninum.
- Sebagai vektor penyakit flea typhus dan pes (sampar)
7/30/2019 Bab III Entomologi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 22/44
Xenopsyl la Cheopis Morfologi
Mempunyai satu pasang antena, tiga pasang kaki, mesopleuronterbagi oleh garis tegak lurus.
Gejala klinis
gigitannya menimbulkan terjadinya radang dan pembesaran limfe
sehingga terbentuk bubo. Dapat juga terjadi pes septikemia, danpada paru-paru.
Peran medis
- Sebagai hospes perantara Hymenolepis diminuta danHymenolepis nana.
- Sebagai vektor penyakit flea typhus dan pes.
7/30/2019 Bab III Entomologi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 23/44
Nosopsyl lus fasciatus Morfologi
Sisir (ctenidium) pronotol, panjang palpus biasa.
Gejala klinis
dapat terjadi radang dan pembesaran kelenjar limfe, pada paruterjadi pneumonia toksik, demam.
Peran medis- Sebagai hospes perantara Hymenolepis diminuta.
- Sebagai vektor penyakit flea typhus.
7/30/2019 Bab III Entomologi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 24/44
Ctenocephalides fel is Morfologi
Sisir pronotal genal, bentuk kepala melancip, gigi satu dan duasama besar.
Gejala klinis
dapat terjadi radang, demam, splenomegali.
Peran medis- Sebagai hospes perantara Dipylidium caninum.
7/30/2019 Bab III Entomologi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 25/44
Ctenocephalides canis Morfologi
Sisir pronotal genal, bentuk kepala bundar, gigi satu dan dua tidaksama panjang.
Gejala klinis
dapat terjadi radang, ulkus, demam, splenomegali.
Peran medis- Sebagai hospes perantara Dipylidium caninum dan Hymenolepisnana.
7/30/2019 Bab III Entomologi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 26/44
Simul ium sp Morfologi
antena seerti tanduk benteng, toraks membungkuk.
Gejala klinis
Gigitannya menyebabkan pembengkakan dan nyeri.
Peran medis
Sebagai vektor penyakit Onkosersiasis dan tularemia
7/30/2019 Bab III Entomologi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 27/44
Cul l icoides sp Morfologi
Terdapat titik hitam dan lingkaran jernih pada sayap, antena filiform.Pada stadium larva segmen abdomen terakhir mempunyai empatpasang “anal gills” yang berfungsi seperti insang .
Gejala klinis
Menimbulkan nyeri dan bengkak karena gigitannya. Peran medis
Sebagai vektor penyakit Dipetalonemiasis (Acanthocheilomenaperstans).
7/30/2019 Bab III Entomologi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 28/44
Phlebotomus sp Morfologi
antena tersusun moniliform, venasi sayap sejajar.
Peran medis
Sebagai vektor penyakit Leismaniasis, “Phlebotomus fever”,Bartonelosis
Habitat
Ditanah yang gela dan lembab
7/30/2019 Bab III Entomologi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 29/44
Tribus Anohel in i (Anopheles) Morfologi
- Telur anopheles bundar dan lonjong, kedua ujung runcing.
Larva anopheles sifon tidak ada, ada lubang pernafasan dan lapisanpunggung.
- Anopheles dewasa : skutelum bundar, bulu teratur seperti bulu mata
- Kepala Anophelini jantan : antena berambut lebat (plumose), palpus terdiriatas probosis dengan ujung agak bulat.
-Kepala anophelini betina : venasi sayap kosta dan subkosta.
Peran medis
Sebagai vektor penyakit malaria dan filariasis
7/30/2019 Bab III Entomologi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 30/44
Tribus Cul ic in i
(Aedes, cu lux , Manson ia) Morfologi
- Telur aedes : lonjong, tampak seperti anyaman kasa.- Larva aedes aegypti : sifon panjang dan bulunya satu pasang,segmen anal pelana tidak menutup segmen, gigi sisir tidak berdurilateral.
- Larva Aedes alboictus : sama dengan aedes aegypti, kecuali gigisisir yang tidak berduri lateral.
- Saya aedes : sisik sempit panjang dengan ujung runcing.- Aedes albopictus dewasa : abdomen ujung lanci, warna hitamdengan belang putih pada abdomen dan kaki. Mesonotummempunyai garis tebal putih yang memanjang.
Peran medis
- Aedes Aegypti : vektor utama DHF, filariasis, penyakitchikungunya, penyakit demam kuning.
- Aedes albopictus : vektor potensial DHF dan filariasis
Prilaku
Aedes S : Pada siang hari saja
Habitat
Diair jernih dan air keruh
7/30/2019 Bab III Entomologi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 31/44
Culex sp Morfologi
- telur culex : lonjong seperti peluru dengan ujung tumpul.
- Larva culex : sifon panjang dan bulunya lebih dari satu pasang.
- Culex dewasa : abdomen ujung tumpul, warna cokelat muda tanatanda khas
- sayap culex : sisik sempit panjang dengan ujung runcing. Peran medis
Culex sp : mengisap darah ada malam hari.
Peran medis
Sebagai vektor penyakit Dipetalonemiasis (Acanthocheilomena
perstans).
7/30/2019 Bab III Entomologi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 32/44
Mansonia sp.
Morfo log i
- Telur mansonia : oval panjang, satu ujung runcing seperti duri,berkelompok seperti roset
- Larva mansonia : sifon berujung runcing dan bergigi.
- Sayap mansonia : sisik lebar dan simertris, sebagian lagi sempit
- mansonia dewasa : abdomen ujung tumpul, warna cokelat kekuning-kuningan dan belang-belang putih. Ada gambaran dua garis atau bundaranyang berwarna putih.
Peran medis
Vektor vilariasia (Brugia malayi)
Prilaku
Mengisap darah pada siang hari dan malam hari
Habitat
Di air jernih dan air keruh
7/30/2019 Bab III Entomologi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 33/44
Culc in i
Morfo log i
- Kepala culicini jantan : antena rambut lebat (plumose), palpus dama ataumelebihi panjang probosis
- Kepala culcini betina : antena rambut jarang (pilose), palpus lebih pendek daripada probosis
Habitat
Di air jernih dan air keruh
7/30/2019 Bab III Entomologi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 34/44
Tabanus sp
Morfo log i
sayapnya mempunyai venasi yang khas, bentuk mulut kerap isap, larvaberbentu silindris dengan ujung yang meruncing
Peran Medis
Sebagai vektor mekanik penyakit sura dan antraks.
7/30/2019 Bab III Entomologi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 35/44
Glosina sp
Morfo log i
Venasi sayap membentuk gambaran kapak, bentuk mulut tusuk isap, probosis seperti lidi hitam.
Peran Medis
Sebagai vektor penyakit : tripanoso, tripanosomiasis gambiense dantripanosomiasis rodesience.
7/30/2019 Bab III Entomologi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 36/44
Musca domest ica
Morfo log i
Bentuk mulut lekat isap, mempunyai empat garis putih pada punggung,venasi sayap ke-4 membentuk sudut.
Gejala Kl inis
Larvanya dapat menyebabkan miasis
Peran Medis
Sebagai vektor mekanik penyakit disentri basiler, amebiasis dan cacing usus.
7/30/2019 Bab III Entomologi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 37/44
Parasarcophaga Crassip alpis
Morfo log i
Warna keabu-abuan , mesonotum dengan tiga garis, bagian dorsal abdomen bermotif seperti papan catur.
Gejala Kl inis
Larvanya dapat menyebabkan miasis
Peran Medis
Sebagai vektor mekanik penyakit disentri basiler, amebiasis dan cacing
7/30/2019 Bab III Entomologi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 38/44
Parasarcophaga Crassip alpis
Morfo log i
Warna keabu-abuan , mesonotum dengan tiga garis, bagian dorsal abdomen bermotif seperti papan catur.
Gejala Kl inis
Larvanya dapat menyebabkan miasis
Peran Medis
Sebagai vektor mekanik penyakit disentri basiler, amebiasis dan cacing
7/30/2019 Bab III Entomologi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 39/44
Peripelanrta americ ana
Morfo log i
Sayap depan tegmina atau perkamen, sayap belakang membraneus, warnakuning cokelat
Peran Medis
Dapat menjadi vektor mekanik amebiasis, lambliasis, askariasis danisosporiasis di Indonesia dan Kolombia
7/30/2019 Bab III Entomologi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 40/44
BAB IV MIKOLOGI
Dr. H. Edi Susanto
7/30/2019 Bab III Entomologi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 41/44
MIKOSIS SUPERFISIAL NON
DERMATOFITOSISPit i r iasis versikolo r
Penyebab
Malassezia furfur
Morfologi
Hifa-hifa pendek, lurus atau bengkok berkelompok, spora bulatberkelompok
Patologis klinis
Pada kulit terlihat bercak hipo/hiperpigmentasi terutama pada tubuhbagian atas dan terasa gatal bila berkeringat.
Diagnosis
- Pemeriksaan langsung kerokan kulit dengan larutan KOH 10%
- Sinar ultra viole (Woods light) positif.
7/30/2019 Bab III Entomologi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 42/44
Piedra Hitam
Penyebab
Piedraia hortai
Morfologi
Jamur ini tergolong kelas Ascomycetes dan membentuk sporaseksual. Jamur merupakan anyaman hifa padat beerwarna tengguli.
Didalamnya ada askus-askus yang mengandung 2-8 askopora. Anyaman hifa dan askus membentuk benjolan hitam.
Patologis klinis
Kelainan berupa benjolan hitam, keras dan rambut mudah patahbila disisir.
Diagnosis
- Adanya benjolan pada rambut- Pemeriksaan langsung dengan larutan KOH 10% dan laptophenol.
7/30/2019 Bab III Entomologi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 43/44
Piedra Putih
Penyebab
Trichosporon beigelii
Morfologi
Hifa tidak berwarna dan termasuk Moniliaceae
Patologis klinis
Kelainan rambut tampak sebagai benjolan yang berwarna putihkekuningan. Rambut mudah patah bila disisir.
Diagnosis
- Memeriksa benjolan pada rambut
- Pemeriksaan langsung dengan larutan KOH 10% dan laptophenol.
7/30/2019 Bab III Entomologi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-entomologi 44/44
Trikom ikos is aksi laris
Penyebab
Nocardia tenuis /Corynebacterium tenuis
Morfologi
pada rambut ketiak terdapat kerak yang berwarna kekuningan danlipatan ketiak yang disertai koloni bakteri / jamur.
Patologis klinisKerak pada rambut ketiak/pubis, keringat berwarna kemerahan dangatal
Diagnosis
Rambut dengan kelainan ditambah larutan KOH 10%