36 BAB III DIPLOMASI BUDAYA DALAM KEBIJAKAN DIALOG LINTAS AGAMA BILATERAL INDONESIA-SERBIA 3.1 Pengantar Dalam bab ini penulis akan membahas tentang hasil penelitian terkait dengan global interreligious dialogue: diplomasi kultural dalam kebijakan dialog agama bilateral Indonesia-Serbia. Diplomasi yang di lakukan Indonesia adalah salah satu cara untuk memastikan terjaminnya kepentingan nasional Indonesia, baik dalam tujuan pembangunan, ekonomi, kesejahteraan rakyat dan untuk pencapaian keadilan sosial untuk rakyat Indonesia. Sesuai pada perkembangan internasional baik level kawasan dan global. Kebijakan politik luar negeri dan diplomasi Indonesia tetap pada pelaksanaan yang bebas aktif, yang semata didasarkan pada sebuah kepentingan nasional. Pada tingkat bilateral Indonesia terus menjalin persahabatan dengan seluruh negara dibelahan dunia. Dalam kaitannya hubungan peningkatan bilateral terus dilakukan dengan penekanan pada pembentukan dari mekanisme dialog bilateral dengan berbagai negara sahabat. Indonesia terus melakukan pendekatan dalam berbagai isu global seperti halnya, perubahan iklim, krisis keuangan, ekonomi, pelucutan senjata, dialog antaragama, demokrasi, HAM dan kemanusiaan, dan terorisme. Deskripsi dari hasil penelitian ini akan diawali dengan uraian gambaran umum negara Serbia dan Indonesia.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
36
BAB III
DIPLOMASI BUDAYA DALAM KEBIJAKAN DIALOG LINTAS AGAMA
BILATERAL INDONESIA-SERBIA
3.1 Pengantar
Dalam bab ini penulis akan membahas tentang hasil penelitian terkait
dengan global interreligious dialogue: diplomasi kultural dalam kebijakan dialog
agama bilateral Indonesia-Serbia. Diplomasi yang di lakukan Indonesia adalah
salah satu cara untuk memastikan terjaminnya kepentingan nasional Indonesia,
baik dalam tujuan pembangunan, ekonomi, kesejahteraan rakyat dan untuk
pencapaian keadilan sosial untuk rakyat Indonesia. Sesuai pada perkembangan
internasional baik level kawasan dan global. Kebijakan politik luar negeri dan
diplomasi Indonesia tetap pada pelaksanaan yang bebas aktif, yang semata
didasarkan pada sebuah kepentingan nasional.
Pada tingkat bilateral Indonesia terus menjalin persahabatan dengan
seluruh negara dibelahan dunia. Dalam kaitannya hubungan peningkatan bilateral
terus dilakukan dengan penekanan pada pembentukan dari mekanisme dialog
bilateral dengan berbagai negara sahabat. Indonesia terus melakukan pendekatan
dalam berbagai isu global seperti halnya, perubahan iklim, krisis keuangan,
ekonomi, pelucutan senjata, dialog antaragama, demokrasi, HAM dan
kemanusiaan, dan terorisme. Deskripsi dari hasil penelitian ini akan diawali
dengan uraian gambaran umum negara Serbia dan Indonesia.
37
3.2 Gambaran Umum Negara Serbia
3.2.1 Sejarah Negara Serbia
Negara Serbia merupakan kerajaan yang berdiri dibawab pengaruh
Byzantium. Serbia dikenal sebagai bangsa yang memiliki jiwa patriotisme dan
nasionalisme. Hal tersebut dibuktikan dengan kegigihan melawan pihak-pihak
Turki Ottoman yang telah berabad-abad menguasai Serbia hingga berhasil
merdeka tahun 1878 dibawah jamina Kongres Berlin1. Selain itu dibuktikan juga
dalam beberapa peperangan besar seperti Perang Krim, Perang Balkan, Perang
Dunia I dan II, bahkan perang saudara ketika terjadi disintegrasi Yugoslavia.
Peperangan yang terjadi di Balkan selama tahun 1912-1913 menimbulkan
malapetaka kemanusiaan yang luar biasa. Dalam peperangan yang terjadi
pemenang terbesar dalam Perang Balkan adalah Serbia. Serbia dengan hebatnya
mengekspansi wilayah dan penduduknya. Tentunya ekspansi berakhir dengan
kekejaman terhadap populasi Muslim. Serbia yang merupakan pemenang utama
dalam Perang Balkan yang diperkirakan hanya mengalami kerugian sekitar 36.550
korban jiwa dan 55.000 orang terluka2.
Berdirinya Yugoslavia berawal dari inisiatif bangsa Serbia yang bertekad
mempunyai gagasan untuk mempersatukan bangsa Slavia Selatan kedalam
kerajaan besar yang dipimpin Serbia. Gagasan ini merupakan salah satu cita-cita
Serbia yang disebut sebagai gerakan “Serbia Raya”. Hal ini sangat berpengaruh
terhadap perjalanan sejarah Yugoslavia, karena Serbia menjadi pemimpin
1 Julius Siboro, Sejarah Eropa: Dari Masa Menjelang Perang Dunia Sampai Masa Antar
Belum (Yogyakarta: Ombak,2012), 20. 2 Pebi Sapitri, “Perang Balkan dan Implikasinya terhadap Kehidupan Sosial-Politik Islam
di Eropa Tenggara (1876-1914 M)”, Intelektualita: Vol. 06, No. 02 (2017), 229-242.
38
kerajaan Yugoslavia tahun 1929-19423. Tentu ini sangat berpengaruh ketika
terjadi disintegrasi Yugoslavia, Serbia berusaha keras agar Yugoslvia tetap utuh
meski persatuaanya harus diubah menjadi nasionalisme etnik Serbia.
Serbia merupakan negara mayoritas penduduknya keturunan dari bangsa
Slavia Selatan terbesar diwilayah Balkan. Serbia awalnya merupakan kerajaan
resminya Great Serbia yang didirikan oleh Stefan Nemanja tahun 1166-1196,
sekaligus mengepalai sebuah kerajaan Serbia4. Kerajaan Serbia saat itu berada
dibawah pengaruh Byzantium (Romawi Timur), sehingga Serbia dijadikan
sebagai pusat penyebaran agama Kristen Ortodoks, yang secara mayoritas
masyarakat serbia menganut agama Kristen Ortodoks bahkan sosial budaya Serbia
sangat erat dengan ajaran Kristen Ortodoks. Abad ke -14 kerajaan Sebia dibawah
pemerintahan Stefan Dusan (1331-1346) yang telah mencapai masa kejayaannya
sekaligus merupakan kerajaan terkuat di semenanjung Balkan. Wilayah
kekuasaannya saat itu Republik Serbia sekarag, Montenegro, Bosnia-
Herzegovania, Dalmatia, Makedonia, Albania, Kosovo, dan sebagian wilayah
Yunani sekarang5.
Wilayah Balkan memiliki letak geografis yang strategis, sehingga Balkan
menjadi kontak pertemuan dari berbagai peradaban dunia dan terjadi benturan
antara kepentingan seperti Turki Ottoman, Austria-Hungaria, rusia dan lainnya.
Abad ke-14, kerajaan Serbia sedang mengalami masa kejayaan akhirnya dapat
3 Nevil Forbes dan Arnold J. Toynbee, The Balkans: A History of Bulgaria, Serbia,
Greece, Rumania, Turkey (Oxford: Clarendon Press, 1915), 68. 4 Serbian Cultural Profil: Handbook For Aged Care Providers Working With Serbian
Resident (Dandenong: Serbian Community Assosiation of Australia, 2010). 5 Syamsul Hadi, Politik Standar Ganda Amerika terhadap Bosnia (Jakarta: FoDIS, 1997),
13.
39
dikalahkan oleh kekuatan Turki Ottoman dalam pertempuran Kosovo tanggal 18
Juni 13896. Sejak saat itu Turki menguasai kekuasaan di Serbia.
Selama kurang lebih lima ratus tahun dikuasai oleh Turki Ottoman (1371-
1878)7, masyarakat Serbia merasa tertindas dan muncul kebencian terhadap Turki
Ottoman. Kebencian bertambah karena Turki telah mengislamkan sebagian
masyarakat Bosnia-Herzegovania yang masyarakatnya masih satu keturunan dari
bangsa Slavia Selatan asal Serbia. Sifat keras yang menjadi ciri khas negara
Balkan melekat erat pada etnis Serbia. Sejak Balkan dikuasi oleh Turki Ottoman,
Serbia paling gencar untuk melakukan perlawanan. Serbia memiliki semangat
nasionalisme yang tinggi untuk menyatukan bangsa Slavia Selatan semenjak
diresmikannya Pan Slavisme8. Memori tersebut hadir dalam folklore, sastra lisan,
anekdot dan sebagainya yang diwariskan dari generasi ke generasi bangsa
Serbia.peristiwa tersebut menggambarkan jelas, bahwa Serbia menyimpan rasa
dendam terhadap Bosnia-Herzegovania yang akhirnya hubungan antara masa lalu
Serbia dengan Bosnia-Herzegovania sangat erat ketika terjadi disintegarsi
Yugoslavia.
Setelah bangsa Slavia Selatan tergabung dalam kerajaan Yugoslavia sifat
keras mereka tidak pernah luntur. Terlihat dari eksistensi Serbia yang besar dalam
federasi, dibangun bersama negara Slavia Selatan. Serbia menerapkan sistem
sentarlisasi dalam pemerintahan kerajaan. Berdirinya kerajaan Yugoslavia,
6 Lord Eversley, The Turkish Empire (Pakistan: Khasmir Barat Lahore, 1958), 21.
7 R.G.D. Laffan , The Serbs: The Guardians Of The Gate (New York: Dorset Press,
1989), 21. 8 Marwati Djoened Poesponegoro, Tokoh dan Persitiwa Dalam Sejarah Eropa 1815-1845
(Jakarta: Erlangga, 1982), 190. Gerakan Pan Slavisme diresmikan sejak 1848. Gerekan tersebut
untuk mempersatukan bangsa Slavia serta menjunjung tinggi kebudayaan Slavia. Gerakan tersebut
diupayakan oleh Rusia, Polandia, dan Serbia. Serbia mendapat pengaruh Pan Slavisme dari Rusia
yang dimana hendak meluaskan pengaruhnya di Balkan.
40
ditandai dengan percekcokan antara Kroasia dan Serbia9. Sesuai dengan karakter
bangsa Serbia yang memiliki jiwa patriotisme dan nasionalisme yang tinggi,
Serbia terus berusaha memberontak untuk lepas dari Turki. Pasca melakukan
perlawanan, Serbia berhasil merdeka tahun 1878 dibawah jaminan Kongres
Berlin, Serbia secara resmi menjadi kerajaan pada tanggal 6 Maret 188210
.
Tahta kerajaan Yugoslavia saat itu dipegang oleh Aleksander
Karadjorjevic, yang menerapkan sistem sentarlisasi konstitusi kerajaan. Rupanya
konstitusi tidak disetujui oleh Kroasia, terutama Partai Tani Kroasia11
. Kroasia
lebih menginginkan otonomi yang lebih longgar dalam sebuah kosntitusi kerajaan.
Keinginan tersebut kemudian ditolak Serbia dengan berbagai alasan. Perbedaan
pendapat kedua negara tersebut terjadi antara Kroasia dan Slovenia dengan Serbia
dan Montenegro yang didukung oleh Muslim Bosnia. Pertikaian Serbia-Kroasia
memuncak saat pembunuhan tiga pimpinan Partai Tani Kroasia tanggal 20 Juni
192812
.
Kekuatan yang menguasai Yugoslavia sejak tahun 1942, memanfaatkan
perselisihan. Bosnia dimasukkan dalam negara Kroasia dan Islam dinyatakan
menjadi agama resmi Kroasia13
. Kroasia disukung oleh fasis membentuk
Ustasha14
dan kaum Muslim Bosnia dalam organisasi tersebut. Fasis mendirikan
9 Tjipta Lesmana, Runtuhnya Kekuasaan Komunis (Jakarta: Erwin-Rika Press, 1992),
190. 10
Tjipta Lesmana, Runtuhnya..., 192. 11
Tjipta Lesmana, Runtuhnya..., 194. Partai Tani Kroasia merupakan partai oposisi di
Kroasia yang didirikan tahun 1904. 12
Tjipta Lesmana, Runtuhnya..., 195. 13
Dafri, Konflik Etnik Pasca Perang Dingin: Studi Kasus Yugoslavia (Yogyakarta: UGM
Press, 1996), 24. 14
Noel Malcolm, Bosnia A Short History (London: Papermac, 1996), 321. Ustasha adalah
gerakan teroris dan nasionalis ekstrim yang dipimpin Ante Pavelic serta menjadi kekuatan dalam
NDH.
41
Negara Independen Kroasia15
yang diresmikan tanggal 10 April 194116
.
Pembantaian yang dilakukan oleh Ustasha terhadap etnis Serbia bukanlah satu-
satunya konflik etnis yang terjadi di Yugoslavia. Kerusuhan etnis terjadi antara
minoritas etnis Serbia dengan etnis Albania di Kosovo17
.
Kosovo adalah bagian dari Repubik Serbia, namun mayoritas penduduk
Kosovo etnis Albania. Etnis Albania di Kosovo mulai memiliki keberannian
untuk memusuhi etnis Serbia semenjak Aleksander Rankovic18
tidak lagi
mengayomi etnis Serbia di Kosovo. Hal ini semakin menajam dengan
diskriminasi politik yng terus dialami etnis Serbia. Serbia tidak terima adanya
pencabutan birokraat Serbia di Kosovo oleh orang keturunan Albania. April 1981,
demonstrasi atnis Albania memprotes kebijakan ekonomi Beograd yanng diwarnai
dengan anti Serbia19
.
Kerusuhan Kosovo adalah masalah yang perlu diwaspadai, karena hal ini
memberikan dampak terhadap kelangsungan politik Yugoslavia. Dimana situasi
Yugoslavia semakin tidak stabil dengan munculnya Slobodan Milosevic20
.
15
Noel Malcolm, Bosnia..., 320. Negara Independent Kroasia adalah negara boneka
bentukan Jerman wilayahnya Kroasia dan Bosnia sejak 1941-1945. 16
Tjipta Lesmana, Runtuhnya..., 196. 17
Tito memperkecil wilayah Serbia dengan membentuk dua provinsi otonom yaitu
Vojvodina dan kosovo. Tindakan ini merupakan jalan keluar yang dialmbil terkait keinginan
Serbia untuk menggabungkan wilayah Bosnia yang dihuni etnis Serbia dalam wilayah Republik
Serbia. 18
Milovan Djilas, Percakapan Dengan Stalin (Bandung: Kiwari,1963), 275. Aleksander
Rankovic merupakan pemimpin Partai Komunis Yugoslavia tahun 1927. Ia pernah menjabat
sebagai Menteri Dalam Negeri, Direktur Militer, serta polisi Rahasia. Ia dianggap sebagai orang
yang kekuasaannya langsung dibawah Tito. Tahun 1966, Rankovis dipecat oleh Tito dari jabatan
wakil presiden karena menentang kebijakan liberalisme yang dijalankan. 19
Syamsul Hadi, Politik Standar Ganda Amerika Serikat Terhadap Bosnia (Jakarta:
FoDis, 1997), 36. 20
Tim Narasi, The Mass Killers Of The Twentieth Century, dalam Febiola Reza Wijaya,
Pembunuhan-Pembunuhan Masal Abad XX (Yogyakarta: Narasi, 2006), 139-140. Slobodan
Milosevic lahir tanggal 20 Agustus 1941 di Pozaverac, sebelah barat Belgrade atau sekarang
Beograd, Serbia, Yugoslavia. Ia terpilih menjadi pemimpin Liga komunis Serbia 1986 dan
presiden serbia 8 Mei 1989.
42
Permasalahn yang dilanda Kosovo ini dimanfaatkan Milosevic untuk mengambil
keuntungan dalam mencapai karir politiknya.
Sebagai ketua Liga komunis Serbia Sepetember 1987, Milosevic
menggunakan retorika nasionalisme etnis Serbia utuk memobilisasi
pendukungnya sehingga dapat menggeser para pejabat yang moderat
dalam menangani masalah Kosovo. Milosevic bejanji akan memenuhi
harapan sosial dan kebangsaan etnis Serbia dengan jaminan terhadap
integritas Serbia sebuah bangsa yang mampu mensejahterahkan
perekonomian rakyat21
.
Pada awalnya (Federal People’s Republic of Yugoslavia – FPRY) terdiri
dari 6 negara bagian yaitu Serbia, Slovenia, Kroasia, Bosnia dan Herzegovania,
Montenegro dan Makedonia. Setelah hubungan Yugoslavia dan Uni Soviet
memburuk, Tito kemudian diangkat menjadi presiden seumur hidup22
. Tito
mengganti nama Yugoslavia menjadi Negara Republik Federasi Sosialis
Yugoslavia (Socialist Federal Republic of Yugoslavia – SFRY) pada 7 April
1963-1991, kemudian menjadi Republik Federasi Yugoslavia (Federal Republic
of Yugoslavia – FRY) pada tahun 1992-2002. Pada tahun 2003-2006, FRY
berganti nama menjadi Uni Serbia dan Montenegro. Pada tanggal 21 Mei 2006,
Uni Serbia dan Montenegro secara resmi pisah dan menjadi Republik Serbia dan
Republik Montenegro23
. Dalam hal ini kemudian Republik Serbia yang
beribukotaan Beograd mewarisi hak dan kewajiban hukum internasional dari
negara Yugoslavia.
Sepeninggal Tito, seiring dengan runtuhnya adidaya Uni Soviet,
Yugoslavia tidak mampu untuk mempertahankan diri sebagai negara federal,