14 BAB III PROGRAM RANCANGAN A. Lokasi Rancangan Gorontalo merupakan salah satu dari empat kota tertua yang ada di pulau Sulawesi, yakni Gorontalo, Makassar, Manado, dan Parepare. Gorontalo berdiri secara resmi setelah disetujuinya Undang Undang No.38 Tahun 2000 tentang Provinsi Gorontalo oleh DPR, yang disahkan oleh Presiden Abdurrahman Wahid pada tanggal 22 Desember Tahun 2000. Gambar 3.1 Peta Provinsi Gorontalo ( Sumber : Balai Pusat Statistik Provinsi Gorontalo) Provinsi Gorontalo terletak di bagian utara Pulau Sulawesi pada posisi yang cukup strategis, yakni: Utara: Laut Sulawesi
22
Embed
BAB III BNN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3368/4/2013-1-23401-551308043-bab3... · Kriteria Penentuan Site ... Topografi mempengaruhi rancangan dalam 3 hal yaitu: Iklim dan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
14
BAB III
PROGRAM RANCANGAN
A. Lokasi Rancangan
Gorontalo merupakan salah satu dari empat kota tertua yang ada di pulau
Sulawesi, yakni Gorontalo, Makassar, Manado, dan Parepare. Gorontalo berdiri
secara resmi setelah disetujuinya Undang Undang No.38 Tahun 2000 tentang
Provinsi Gorontalo oleh DPR, yang disahkan oleh Presiden Abdurrahman Wahid
pada tanggal 22 Desember Tahun 2000.
Gambar 3.1 Peta Provinsi Gorontalo( Sumber : Balai Pusat Statistik Provinsi Gorontalo)
Provinsi Gorontalo terletak di bagian utara Pulau Sulawesi pada posisi yang
cukup strategis, yakni:
Utara: Laut Sulawesi
15
Selatan: Teluk Tomini
Barat: Provinsi Sulawesi Tengah
Timur: Provinsi Sulawesi Utara.
a. Kondisi Fisik Kota Gorontalo
Letak astronomis. Kota Gorontalo Letak administratif. 122º59’44”-
123º05’59” BT dan 0º28’17”-0º35’56” LU dengan Luas wilayah Kota Gorontalo
adalah ± 64,79 Km² terbagi dalam 9 kecamatan dan 50 kelurahan (belum
termasuk daerah pemekaran) dan batas – batas Kota Gorontalo yaitu :
a) Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Tapa, Kabupaten Bonebolango.
b) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kabila dan Kecamatan
Tilongkabila, Kabupaten Bonebolango.
c) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Telaga, Batudaa, dan
Batudaapantai Kabupaten Gorontalo.
d) Sebelah selatan Teluk tomini.
16
Gambar 3.2 Peta Kota Gorontalo( Sumber : Balai Pusat Statistik Kota Gorontalo)
17
b. Keadaan Morfologis dan Geografis
Posisi geografis Kota Gorontalo sangat menguntungkan karena berada
diporos Provinsi Gorontalo yang tidak lain adalah kawasan pertumbuhan ekonomi
yang besar. Juga karena Provinsi Gorontalo merupakan daerah lintasan dua
Provinsi yakni Palu – Luwuk (Sulawesi Tengah) dan Manado–Bitung (Sulawesi
Utara). Letaknya yang strategis itu menjadikan kota seluas 64,79 km2 ini sebagai
daerah transit seluruh komoditas dari dan ke kedua Provinsi tersebut.
2. Penentuan Site
a. Kriteria Penentuan Site
Salah satu hal yang cukup penting dalam pemilihan site adalah dengan
memperhatikan kriteria-kriteria site yang memenuhi syarat dari segi fisik, tata
lingkungan dan kebutuhannya:
1) Lokasi perencanaan memerlukan tempat yang aman yang jauh dari
kebisingan.
2) Ditinjau dari sarana dan prasarana seperti jaringan listtrik, air bersih, telpon
dan jlan serta sarana prasarana penunjang lainya seperti rumah sakit.
3) Pencapaian yang mudah dari berbagai bagian kota.
4) Daerah sekitar site belum terlalu padat dari pemukiman penduduk.
5) Lingkungan yang tertib dan teratur.
Guna memilih site yang ideal untuk pembangunan Pusat Rehabilitasi
Narkoba, maka dilakukan analisa pada alternatif site 1 dan 2 berdasarkan
beberapa kriteria yang ada di atas sebagai dasar pertimbangan. Berikut tabel
analisa untuk memilih site secara kuantitas.
18
1) Site A, berada di Jalan Kasuari, Kecamatan Kota Timur Kelurahan Heledulaa
Utara terletak di dekat sarana perdagangan, pemukiman dan pendidikan.
Gambar 3.3 : Site A
19
2) Site B, berada di Jalan Ikrar, Kecamatan Kota Utara Kelurahan Dulomo
Selatan terletak di dekat sarana perkantoran dan pendidikan
Gambar 3.4 : Site B
20
Tabel 2.1 Penilaian Site
KRITERI
ADASAR PERTIMBANGAN Alt.1 Alt.2
Kriteria
Umum
Fungsi BWK 4 5
Aksesibilitas 5 5
Ketersediaan Infrastruktur 5 5
Kriteria
Khusus
Kenyamanan/Ketenangan 2 5
Bebas Banjir 3 5
TOTAL SCORE 19 25
(Keterangan : Penilaian berkisar pada 1 sampai 5)
Berdasarkan tabel analisa, maka di peroleh lokasi yang tepat untuk
pembangunan Pusat Rehabilitasi Narkoba yaitu Alternatif Site 2, kecamatan
Kota Utara, kelurahan Dulomo Selatan
Gambar 2.9. Lokasi dan site
Gambar 3.5 : Lokasi dan Site
21
B. Aspek Site dan Lingkungan
1. Analisa Site
1) Topografi
2) Orientasi arah matahari
Untuk mengurangi panasnya matahari yang masuk ke dalam bangunan dan
efek silau cahaya matahari, maka dilakukan:
Membuat oversteak pada bagian jendela bangunan serta penggunaan tirai
pada setiap jendela yang terkena sinar matahari langsung.
Menanam vegetasi atau pepohonan sebagai penghalang sinar matahari ke
bangunan, dan menanam tanaman penutup tanah seperti rumput/semak
sebagai penangkap pantulan panas ke dalam bangunan.
Membersihkan bukaan-bukaan untuk memanfaatkan penghawaan dan
pencahayaan alami.
Keadaan tanah pada site tidak terlalu
berkontur. Oleh karena itu dalam
perencanaan pembangunan tidak akan
banyak mengalami perubahan atau
perombakan.Hanya pada lahan-lahan
tertentu seperti taman akan dibuat
sedikit berkonturTopografi mempengaruhi rancangandalam 3 hal yaitu: Iklim dan cua Bidang muka tanah Mengembangkan karakter tapak
Gambar 3.6 Analisa Topografi
UU
22
3) Angin dan Curah Hujan
Kondisi klimatologi akan sangat berpengaruh terhadap rancangan dimana
akan menetukan orientasi bangunan khususnya bagi penghadiran sistem
penghawaan dan penerangan alami pada bangunan. Penempatannya terhadap
bangunan adalah sebagai berikut:
Pengaturan masa bangunan dan ruang-ruang yang ada di dalam bangunan.
Mengutamakan penghijauan sebagai pelindung terhadap sinar matahari,
menghindari debu dan angin yang bertiup kencang.
Penggunaan ventilasi dan jendela untuk penghawaan alami ke dalam
ruangan.
Penggunaan bentuk atap yang sesuai dengan kondisi cuaca dan iklim di
sekitar bangunan.
Gambar 3.7 Orientasi Arah Matahari
Matahari terbit6.30
Matahari terbenam17.30
UU
23
√√
4) Analisa Utilitas
5) Analisa Noise/Kebisingan
Gambar 3.8 Analisa Air Hujan
Ket :
Saluran Air Kotor
Saluran Air Bersih
Jaringan Listrik
Gambar 3.9 Analisa Utilitas
Gambar 3.10 Analisa Noise/Kebisingan
Keterangan Gambar:A. Penggunaan overstek untuk meminimalisir air hujan agar
tidak masuk ke dalam bangunan.B. Penggunaan talang air agar air hujan dapat mengalir secara
teratur hingga ke saluran air.C. Penggunaan saluran air kotor untuk menampung dan
mengalirkan air kotor.
U
A
B
C
24
Tingkat bising paling tinggi datang dari arah pabrik gilingan beras dimana area
ini merupakan area publik yang memiliki tingkat aktivitas tinggi. Dari arah
pemukiman mempunyai tingkat kebisingan sedang, dan dari arah persawahan
memiliki tingkat bising yang rendah.
6) Analisa Sirkulasi
Sirkulasi pada jalan lintasan site sangat menentukan entrance atau jalan
masuk pada site agar tidak terjadi crossing pada saat kendaraan masuk. Dengan
memanfaatkan kondisi dan alur jalan, kita dapat menentukan entrance yang sesuai
dan tepat pada site.
Penempatan entrance dan exit bertujuan untuk memberikan kemudahan dan
kejelasan pencapaian bagi pengunjung baik yang menggunakan kenderaan
pribadi, kenderaan umum, kenderaan pengelola maupun pejalan kaki.
Harus ada perbedaan yang jelas antara jalan masuk (entrance) dan jalan
keluar (exit), sehingga letak entrance dan exit dapat dengan mudah dikenali oleh
pengunjung. Selain itu penempatan entrance dan exit juga dapat
mempertimbangkan arus pengunjung yang besar.
Gambar 3.11 Analisa Sirkulasi Dalam Site
U
25
Tinjauan sirkulasi juga bertujuan untuk menentukan titik tempat perletakan
enterance dengan dasar pertimbangan:
Dapat terlihat dengan jelas.
Dengan menggunakan 1 jalur tidak akan menimbulkan kemacetan akibat
crossing kendaraan yang masuk atau keluar site.
Mudah untuk dicapai.
C. Analisa Program
1. Jenis Pemakai
kegiatan yang terjadi dalam Perencaan Pusat Rehabilitasi Narkoba adalah
semua kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan terhadap masyarakat terutama
di bidang rehabilitasi maupun di bidang sosialisasi.
Pemakai/pengguna Pusat Rehabilitasi Narkoba ini sebagian besar adalah
para pengurus pusat rehabilitasi dan para calon residen yang akan masuk serta
pada umumnya masyarakat Gorontalo. Menurut data yang di dapat dari Badan
Narkotika Nasional Jumlah para residen yang terjaring adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1 Jumlah Tersangka Kasus Narkoba di Gorontalo Berdasarkan Jenis
Kelamin, 2007-2011 ( Sumber : Direktorat Tindak Pidana Narkoba, Maret 2011)
NO TAHUNJENIS KELAMIN
JUMLAHLAKI-LAKI PEREMPUAN
1 2007 24 5 29
2 2008 27 2 29
3 2009 32 324 2010 19 19
5 2011 11 2 13
JUMLAH 113 9 122
26
Untuk mendapatkan daya tampung pada pusat rehabilitasi yang akan
direncanakan diambil asumsi sebanyak 100 orang dari data pada tabel diatas.
2. Kebutuhan Ruang
Pendekatan dilakukan dari literatur-literatur dan objek lain yang sama
kemudian digabungkan dengan kebutuhan ruang yang terjadi akibat aktivitas
dalam objek yang diwadahi dalam ruang-ruang tertentu.
MusholaDapurRuang makanRuang PimpinanRuang SekretarisRuang Wkl PimpinanRuang Instruktur dan KesehatanWC
Rg. Pelatihan tata bogaRg. Pelatihan salon bungaRg. Pelatihan industri garmenRg. Pelatihan salon kecantikanRg. Praktek tata bogaRg. Produksi industri garmen
Salon bunga dan tanaman hias
Publik
PublikPublik
Privat
Privat
Semi Publik
Semi Privat
Semi Privat
Semi Privat
Semi Privat
Semi Privat
Semi Privat
27
Ruang komputer
Aula
Ruang Olahraga dan Fitness
Ruang Kesehatan
Ruang Pegelola
Semi Privat
Semi Privat
Semi Privat
Semi Privat
Privat
`
Ruang luar :
1) Area parkir
2) Taman
3) Area untuk pelatihan bercocok tanam
3. Besaran Ruang
Penentuan besaran ruang dalam penataan “Pusat Rehabilitasi Narkoba” di
Gorontalo, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Tabel 3.3 Besaran Ruang
NO Ruang Kapasitas Standar LuasaanI HUNIAN1. Ruang Tidur 100 ( Jumlah
Residen yang direhab )
1 tempat tidur =1,8m² Meja dan Kursi1 set meja & kursi= 3,4 m²(data ars 1)
100 org=100x1,8m²=180m² meja & kursi3,4m² x 100 set=340m²Sirkulasi : 60%x520m²=312 m²Total = 520+312= 832m²
II SERVIS1 Kamar Mandi 10 orang 1 unit (1 orang)
=1.5 m denganlebar 1,8 m(data ars 1 )
(1,8x1,5x10)=27 m²Sirkulasi 60% x 27 = 16.2m² Total=43.2= 43m²
2 Ruang Cuci 25 m² (data Arc 1) Sirkulasi 60%=15m²Total= 25+15=40m²