Top Banner
12 BAB III ANALISIS DATA Komposisi song cycle “Perjalanan Cinta Sang Pujangga” terdiri dari enam buah lagu dengan judul “Sebuah Pertemuan”, “Panah Asmara”, “Alunan Cinta”, “Hati Bercabang”, “Melodi Kelabu”, dan “Ketegaran Hati”. Enam buah komposisi ini menceritakan tentang sebuah perjalanan cinta seorang gadis dari awal pertemuan, masa pendekatan, jatuh cinta, konflik hingga perpisahan. Secara lebih rinci pemaparan dari komposisi ini dapat dicermati pada penjelasan bagian demi bagian berikut: A. Sebuah Pertemuan Lagu ini menceritakan tentang awal pertemuan seorang gadis dengan seorang pria yang gemar fotografi. Mereka sering makan pagi di warung makan yang sama. Beberapa kali mereka bertemu di sana tettapi belum saling mengenal. Walaupun mulai timbul ketertarikan satu sama lain, mereka belum mulai saling menyapa. Suatu sore yang sepi secara tidak sengaja mereka bertemu dan berinteraksi dengan senyuman. Berikut ini adalah syair dari sebuah pertemuan: “Sebuah Pertemuan” Di kesunyian senja aku berdiri Tiupan angin hempaskan diri ini Kulihat sebuah bayangan dalam senja Oh, ternyata dia pria yang membawa kamera Sedegup jantung kami saling menatap Namun tak seuntai kata pun terucap Hanya terdiam, tersenyum Diam dan senyum
17

BAB III ANALISIS DATArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10067/3/T1_852015701_BAB III.pdf · Gambar 3.3 . Pada birama ke-13 terdapat modulasi 1 ½ dari Eb lydian menuju Gb lydian.

Jul 11, 2019

Download

Documents

dinhtuyen
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB III ANALISIS DATArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10067/3/T1_852015701_BAB III.pdf · Gambar 3.3 . Pada birama ke-13 terdapat modulasi 1 ½ dari Eb lydian menuju Gb lydian.

12

BAB III

ANALISIS DATA

Komposisi song cycle “Perjalanan Cinta Sang Pujangga” terdiri dari enam

buah lagu dengan judul “Sebuah Pertemuan”, “Panah Asmara”, “Alunan Cinta”,

“Hati Bercabang”, “Melodi Kelabu”, dan “Ketegaran Hati”. Enam buah

komposisi ini menceritakan tentang sebuah perjalanan cinta seorang gadis dari

awal pertemuan, masa pendekatan, jatuh cinta, konflik hingga perpisahan. Secara

lebih rinci pemaparan dari komposisi ini dapat dicermati pada penjelasan bagian

demi bagian berikut:

A. Sebuah Pertemuan

Lagu ini menceritakan tentang awal pertemuan seorang gadis dengan

seorang pria yang gemar fotografi. Mereka sering makan pagi di warung

makan yang sama. Beberapa kali mereka bertemu di sana tettapi belum

saling mengenal. Walaupun mulai timbul ketertarikan satu sama lain,

mereka belum mulai saling menyapa. Suatu sore yang sepi secara tidak

sengaja mereka bertemu dan berinteraksi dengan senyuman. Berikut ini

adalah syair dari sebuah pertemuan:

“Sebuah Pertemuan”

Di kesunyian senja aku berdiri

Tiupan angin hempaskan diri ini

Kulihat sebuah bayangan dalam senja

Oh, ternyata dia pria yang membawa kamera

Sedegup jantung kami saling menatap

Namun tak seuntai kata pun terucap

Hanya terdiam, tersenyum

Diam dan senyum

Page 2: BAB III ANALISIS DATArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10067/3/T1_852015701_BAB III.pdf · Gambar 3.3 . Pada birama ke-13 terdapat modulasi 1 ½ dari Eb lydian menuju Gb lydian.

13

Gambar 3.1

Bagian ini diawali dengan inttoduksi yang dimulai dari birama 1-4. Pada

bagaian ini menggunakan tempo andante dan modus lydian untuk

menggabarkan suasana senang dan riang pada saat yang tidak disengaja

bertemu dengan pria yang dikagumi pada senja menjelang.

Gambar 3.2

Pada birama 8-9 ada modulasi 1 ½ dari C lydian menuju Eb lydian.

Page 3: BAB III ANALISIS DATArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10067/3/T1_852015701_BAB III.pdf · Gambar 3.3 . Pada birama ke-13 terdapat modulasi 1 ½ dari Eb lydian menuju Gb lydian.

14

Gambar 3.3

Pada birama ke-13 terdapat modulasi 1 ½ dari Eb lydian menuju Gb lydian.

Modulasi 1 ½ berturut-turut dibuat dengan maksud ingin menggambarkan

perasaan penulis yang tegang (jantung yang berdetak kencang), malu-malu,

gugup tetapi senang saat melihat pria yang dikagumi berada dihadapannya.

Gambar 3.4

Page 4: BAB III ANALISIS DATArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10067/3/T1_852015701_BAB III.pdf · Gambar 3.3 . Pada birama ke-13 terdapat modulasi 1 ½ dari Eb lydian menuju Gb lydian.

15

Pada birama ke-18 tempo berubah menjadi tempo largo dan menggunakan

tangga nada C natural untuk menggambarkan matahri yang perlahan-lahan

terbenam dan menggambarkan suasana hati penulis yang tidak sanggup

berkata ketika ia berhadapan dengan pria yang dikaguminya.

Gambar 3.5

Pada birama ke-23 sampai dengan selesai terdapat pengulangan nada yang

sama dengan maksud ingin menegaskan bahwa penulis merasa gugup dan

malu ketika ia berhadapan dengan pria itu.

B. Panah Asmara

Bagian ini menceritakan saat-saat mereka mencoba saling mengenal

lebih dekat sampai saling mengetahui perasaan masing-masing. Berikut ini

adalah syair dari “Panah Asmara”:

“Panah Asmara”

Dalam lelapku kau hadir

Tiada henti s’lalu terpikir

Mungkin ini hanyalah ketidaksengajaan

Namun pesonamu telah menyihirku dengan perlahan

Page 5: BAB III ANALISIS DATArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10067/3/T1_852015701_BAB III.pdf · Gambar 3.3 . Pada birama ke-13 terdapat modulasi 1 ½ dari Eb lydian menuju Gb lydian.

16

Oh, apakah ini ?

Kau sihirku dengan panah asmaramu ?

Ku terikat dalam jaring cintamu ?

Tangkaplah aku, jangan lepaskan ku

pe

Gambar 3.6

Pada bagian ini dibuka oleh introduksi dari birama 1-9 dengan

menggunakan tangga nada C Mayor. Pada birama ke 2 untuk iringan flute

terdapat sekuen turun yang menggambarkan penulis yang sedang berangan-

angan akan sebuah khayalan yang senang.

Page 6: BAB III ANALISIS DATArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10067/3/T1_852015701_BAB III.pdf · Gambar 3.3 . Pada birama ke-13 terdapat modulasi 1 ½ dari Eb lydian menuju Gb lydian.

17

Gambar 3.7

Pada bagian ini coda dimualai dari birama 27 sampai dengan selesai. Pada

birama 31 iringan flute sama dengan birama 27 (terdapat pengulangan)

karena ingin menggambarkan penulis yang terbangun dari khayalannya dan

berharap apa yang dikhayalkannya akan terwujud menjadi nyata.

C. Alunan Cinta

Bagian ini mengisahkan tentang saat mereka menyatakan perasaan dan

membangun komitmen untuk sebuah hubungan. Berikut ini adalah syair dari

“Alunan Cinta”:

“Alunan Cinta”

Dalam lelapku kau hadir

Tiada henti s’lalu terpikir

Mungkin ini hanyalah ketidaksengajaan

Namun pesonamu telah menyihirku dengan perlahan

Page 7: BAB III ANALISIS DATArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10067/3/T1_852015701_BAB III.pdf · Gambar 3.3 . Pada birama ke-13 terdapat modulasi 1 ½ dari Eb lydian menuju Gb lydian.

18

Oh, apakah ini?

Kau sihirku dengan panah asmaramu?

Ku terikat dalam jaring cintamu?

Tangkaplah aku, jangan lepaskan ku pergi

Gambar 3.8

Pada Bagian awal yaitu dari birama 1-18 komposisi ini menggunakan

tangga nada Bes Mayor dengan tempo Allegro dan sukat 3/4 untuk

menyatakan perasaan penulis yang kasmaran. Pada birama 20 tempo

berubah menjadi lebih lambat yaitu menjadi Allegreto karena ingin

menggambarkan perasaan seorang wanita melakukan hal-hal yang konyol

seperti menari kegirangan seperti seorang yang dimabuk asmara.

Page 8: BAB III ANALISIS DATArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10067/3/T1_852015701_BAB III.pdf · Gambar 3.3 . Pada birama ke-13 terdapat modulasi 1 ½ dari Eb lydian menuju Gb lydian.

19

Gambar 3.9

Pada birama 30 kembali pada tempo awal yang ingin menggambarkan

sebuah kebahagian karena pasangan ini akhirnya membangun sebuah

komitmen untuk bersama.

D. Hati Bercabang

Bagian ini menceritakan perasaan sedih ketika mengetahui sang pria

mulai membangun hubungan dengan gadis lain. Namun, gadis ini memberi

maaf dan menjalani kembali hubungan mereka dengan harapan sang pria

bisa berubah. Berikut ini adalah syair dari “Hati Bercabang”:

“Hati Bercabang”

Ibarat sebuah jarum terselip dalam jerami

Langkah kaki terhenti kacaukan suasan hati

Rasa gelisah makin tak terpetakan

Saat tahu kau miliki wanita simpanan

Oh, ini sangat menyakitkan

Page 9: BAB III ANALISIS DATArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10067/3/T1_852015701_BAB III.pdf · Gambar 3.3 . Pada birama ke-13 terdapat modulasi 1 ½ dari Eb lydian menuju Gb lydian.

20

Ya, sungguh amat menyakitkan

Sayatkan hati, goreskan luka

Sangatlah sulit kumaafkan

Ribuan musim t’lah berganti

Namun amarahku tak kunjung henti

Sesekali kurindu akan sosok sang casanova

Casanova yang membuatku terluka

Tak dapat disangkal, hati ini masih mendamba

Sudahlah, mungkin ini saatnya

Memberinya kesempatan kedua

Kupercayakan hati ini untuknya

Semoga tak ada lagi cinta yang kedua dan seterusnya

Gambar 3.10

Pada birama 33 menggunakan sukat ¾ serta menggunakan akor diminis

untuk menggambarkan perasaan penulis sangat terluka dan kecewa ketika

tahu bahwa pria yang dicintai telah menjalin komitmen dengan wanita lain.

Page 10: BAB III ANALISIS DATArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10067/3/T1_852015701_BAB III.pdf · Gambar 3.3 . Pada birama ke-13 terdapat modulasi 1 ½ dari Eb lydian menuju Gb lydian.

21

Gambar 3.11

Pada birama 39 tanda sukat berubah menjadi 6/8 dan semua iringan

menggunakan not seperenambelasaan dan double triol yang

menggambarkan amarah yang besar.

Page 11: BAB III ANALISIS DATArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10067/3/T1_852015701_BAB III.pdf · Gambar 3.3 . Pada birama ke-13 terdapat modulasi 1 ½ dari Eb lydian menuju Gb lydian.

22

Gambar 3.12

Pada birama 41 pada vokal menegaskan bahwa penulis masih memendam

amarah, lalu pada birama 43 tanda sukat berganti menjadi 4/4 ingin

menujukaan bahwa sebenernya didalam amarah yang besar penulis masih

menyimpan rasa cinta kepada pria itu.

Gambar 3.13

Pada birama ke-47 terdapat perubahan tanda sukat menjadi 2/4 dan terdapat

Accelerando pada birama 48, karena ingin menggambarkan bahwa penulis

Page 12: BAB III ANALISIS DATArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10067/3/T1_852015701_BAB III.pdf · Gambar 3.3 . Pada birama ke-13 terdapat modulasi 1 ½ dari Eb lydian menuju Gb lydian.

23

sedang berpikir untuk memberikan kesempatan yang kedua kepada pria

yang ia cinta.

E. Melodi Kelabu

Bagian ini menceritakan saat-saat kritis dalam hubungan mereka ketika

perselingkuhan terulang kembali. Berikut ini adalah syair dari “Melodi

Kelabu”:

“Melodi Kelabu”

Baru saja maaf kuberi, namun hati harus tersakiti lagi

Berapa lama kuharus berikhlas hati

Jadi pilihanmu disaat dia pergi

Tolong, jangan kau panggil kukembali, jika tuk disakiti

Kau lambungkan mimpiku setinggi awan

Namun kau hancurkan ke dasar jurang

Harusakah cintai dengan segudagan alasan ?

Agar cinta tak pergi tanpa alasan ?

Janganlah datang mendekat

Jika untuk intan berkarat

Janganlah berjanji setia

Jika pada akhirnya kau tepati untuknya

Page 13: BAB III ANALISIS DATArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10067/3/T1_852015701_BAB III.pdf · Gambar 3.3 . Pada birama ke-13 terdapat modulasi 1 ½ dari Eb lydian menuju Gb lydian.

24

Gambar 3.14

Bagian ini diawali dengan tempo Grave yang menggambarkan duka serta

kesediahan, kekecewaan yang mendalam karena pria yang dicintai

melakukan kesalahaan yang sama. Pada birama 17 tempo berubah menjad

Vivace yang menggambarkan amarah yang besar akan sebuah janji dan

harapan manis yang dijanjikan namun diingkari begitu saja karena pria

membuat komitmen bersama dengan wanita lain untuk kedua kalianya.

Page 14: BAB III ANALISIS DATArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10067/3/T1_852015701_BAB III.pdf · Gambar 3.3 . Pada birama ke-13 terdapat modulasi 1 ½ dari Eb lydian menuju Gb lydian.

25

Gambar 3.15

Pada birama ke-28 tempo berubah menjadi grave untuk menggambarkan

bahwa penulis sangat kecewa dan meminta pria itu untuk pergi

meninggalkannya.

F. Ketegaran Hati

Bagian ini bercerita tentang keputusan sang gadis untuk mengakhiri

hubungan mereka setelah semua masalah yang mereka hadapi. Adapun syair

dari “Ketegaran Hati” adalah sebagai berikut:

“Ketegaran Hati”

Kuhitung setiap tetes hujan basahi bumi

Sebanyak itukah tangisku mengalir karenamu lukai hati ?

Lebih baik kunikmati saja heningnya senja

Daripada kutangisi perihnya luka

Jika kau tak mampu hadirkan tawa

Janganlah kau torehkan luka

Bodohnya diri terlalu cinta

Page 15: BAB III ANALISIS DATArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10067/3/T1_852015701_BAB III.pdf · Gambar 3.3 . Pada birama ke-13 terdapat modulasi 1 ½ dari Eb lydian menuju Gb lydian.

26

Pada pria yang pandai berdusta

Ketika cinta berakhir dengan luka

Inilah saatnya kuharus terbiasa tanpa cinta

Biarlah kuhadapi lukaku

Karena badai kelabu kan terhempas oleh sang waktu

Mungkin Tuhan hanya pertemukan kita

Namun tak berencana satukan cinta

Perpisahan bukanlah akhir segalanya

Namun awal kisah cinta yang sempurna

Gambar 3.16

Diawali dengan sukat 4/4, menggunakan tempo lento, serta menggunkan

modus phrygian yang ingin menggambarkan perasaan sedih yang amat

mendalam akan pengkhianatan cinta yang dialami.

Page 16: BAB III ANALISIS DATArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10067/3/T1_852015701_BAB III.pdf · Gambar 3.3 . Pada birama ke-13 terdapat modulasi 1 ½ dari Eb lydian menuju Gb lydian.

27

Gambar 3.17

Pada birama 26 tempo berubah menjadi Allegro, pada iringannya

menggunakan trio untuk menggambarkan bahwa penulis kesal dan berkata

kepada pria bahwa untuk jangan pernah berjanji untuk membahagiakan

jika pada akhirnya harus dikecewakan.

Page 17: BAB III ANALISIS DATArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10067/3/T1_852015701_BAB III.pdf · Gambar 3.3 . Pada birama ke-13 terdapat modulasi 1 ½ dari Eb lydian menuju Gb lydian.

28

Gambar 3.18

Pada birama 42 menggunkan not 1/32 pada vokal untuk menggambarkan

seeorang yang sedang berbica sambil bernyanyi, ia ingin mengatakan pada

dirinya untuk menjadi seorang wanita yang kuat, sabar dan percaya bahwa

akan ada sesuatu yang bahagia dibalik semua kesedihan yang dialmi.