Top Banner
BAB III ANALISA HASIL KAJIAN DAN RENCANA PENYELESAIAN MASALAH A. Gambaran Umum Rumah Sakit 1.Deskripsi Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara 1.1. Visi Misi dan Filosofi Rumah Sakit 1.1.1. Visi Rumah sakit unggulan dalam pelayanan kesehatan rujukan, pendidikan, dan penelitian di Sulawesi tenggara tahun 2019. 1.1.2. Misi 1.1.2.1. Meningkatkan pelayanan kesehatan prima berdasarkan etika profesi 1.1.2.2. Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan, dan penelitian tenaga kesehatan 1.1.2.3. Pengembangan sarana dan prasarana untuk menunjang rumah sakit pendidikan 1.1.2.4. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia dan kesejahteraan karyawan 1.1.3. Filosofi “Melayani dengan baik merupakan ibadah” Motto “Melayani dengan hati dan senyum” Nilai-nilai Dasar “Ketulusan, Kepedulian, Kerendahan hati, Keakraban, Kesportifan” 1.2. Letak Geografis 58
38

BAB III Analisa Hasil Pengkajian & Perencanaan.docx

Dec 21, 2015

Download

Documents

Muliana Musibo
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB III Analisa Hasil Pengkajian & Perencanaan.docx

BAB III

ANALISA HASIL KAJIAN DAN RENCANA PENYELESAIAN MASALAH

A. Gambaran Umum Rumah Sakit

1. Deskripsi Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara

1.1. Visi Misi dan Filosofi Rumah Sakit

1.1.1. Visi

Rumah sakit unggulan dalam pelayanan kesehatan rujukan, pendidikan,

dan penelitian di Sulawesi tenggara tahun 2019.

1.1.2. Misi

1.1.2.1. Meningkatkan pelayanan kesehatan prima berdasarkan etika

profesi

1.1.2.2. Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan, dan penelitian tenaga

kesehatan

1.1.2.3. Pengembangan sarana dan prasarana untuk menunjang rumah

sakit pendidikan

1.1.2.4. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia dan

kesejahteraan karyawan

1.1.3. Filosofi

“Melayani dengan baik merupakan ibadah”

Motto

“Melayani dengan hati dan senyum”

Nilai-nilai Dasar

“Ketulusan, Kepedulian, Kerendahan hati, Keakraban, Kesportifan”

1.2.Letak Geografis

Rumah Sakit Umum Provinsi Sulawesi Tenggara, sejak tanggal 21

November 2012 pindah lokasi dari jalan Dr. Sam Ratulangi No. 151 Kelurahan

Kecamatan Mandonga ke Jalan Kapt. Piere Tendean No. 40 Baruga. Lokasi ini

sangat strategis karena mudah dijangkau dengan kendaraan umum dengan batas

sebagai berikut :

1.1.1. Sebelah Utara : Jalan Kapt. Piere Tendean

1.1.2. Sebelah Timur : Perumahan Penduduk

1.1.3. Sebelah Selatan : Perumahan Penduduk

1.1.4. Sebelah Barat : Balai Pertanian Provinsi

58

Page 2: BAB III Analisa Hasil Pengkajian & Perencanaan.docx

1.3. Lingkungan Fisik

Rumah Sakit Umum Bahteramas berdiri di atas tanah seluas 17,5 Ha. Luas

seluruh bangunan adalah 53.269 m2. Luas bangunana yang terealisasi sampai

dengan akhir tahun 2012 adalah 35.410 m2. Bangunan yang ada mempunyai

tingkat aktivitas yang sangat tinggi. Pengelompokkan ruangan berdasarkan

fungsinya sehingga menjadi empat kelompok, yaitu kelompok kegiatan pelayanan

rumah sakit, kelompok kegiatan pelayanan rumah sakit, kelompok kegiatan

penunjang medis, kelompok kegiatan penunjang non medis, dan kelompok

kagiatan administrasi.

1.4. Status Rumah Sakit

Rumah Sakit Umum Propinsi Sulawesi Tenggara yang dibangun secara

bertahap pada tahun anggaran 1969/1970 dengan sebutan “Perluasan Rumah

Sakit Kendari” adalah milik Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dengan

klasifikasi Tipe C berdasarkan SK Menkes No. 51/Menkes/II/1979 tanggal 22

Februari 1979. Susunan Struktur Organisasi adalah berdasarkan SK Gubernur

Provinsi Sulawesi Tenggara No. 77 tahun 1983 tanggal 28 Maret 1983.

Pada tanggal 21 Desember 1998, Rumah Sakit Umum Provinsi Sulawesi

Tenggara meningkat menjadi Tipe B (Non Pendidikan) sesuai dengan SK Menkes

No. 1482/Menkes/SK/XII/1998, dan ditetapkan dengan Perda No. 3 tahun 1999

tanggal 8 Mei 1999. Kedudukan Rumah Sakit secara teknis berada dibawah Dinas

Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, dan secara taktis operasional berada

dibawah dan bertanggungjawab keada Gubernur.

Sejak tanggal 18 januari 2005, Rumah Sakit Umum Provinsi Sulawesi

Tenggara telah terakreditasi untuk 5 pelayanan yaitu Administrasi Manajemen,

Pelayanan Medik, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Keperawatan, dan

Rekam Medis sesuai dengan SK Dirjen Yanmed No. HK.00.06.3.5.139.

Akreditasi 12 Pelayanan yaitu Administrasi dan Manajemen, Pelayanan Medik,

Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Keperawatan, Pelayanan Rekam Medis,

Pelayanan Radiologi, Pelayanan Farmasi, Pelayanan Laboratorium, Pelayanan

Peristi, Pelayanan Kamar Operasi, Pelayanan Pencegahan Infeksi, Pelayanan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja sesuai dengan SK Dirjen Yanmed No.

HK.00.06.3.5.139. tanggal 31 Desember 2010.

Sesuai dengan Undang-Undang Rumah Sakit No. 44 Tahun 2009 dan

untuk meningkatkan mutu pelayanan, maka Rumah Sakit Umum Provinsi

59

Page 3: BAB III Analisa Hasil Pengkajian & Perencanaan.docx

Sulawesi Tenggara telah menjadi Badan Layanan Umum Daerah yang ditetapkan

melalui Surat Keputusan Gubernur Sulawesi Tenggara Nomor: 653 Tahun 2010

tanggal 15 Oktober 2010.

Di akhir tahun 2013, tepatnya tanggal 21 November 2012 RSU Prov.

Sultra telah pindah lokasi dan berubah nama menjadi Rumah Sakit Umum

Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara (RSU Bahteramas Prov. Sultra), yang

diresmikan penggunaanya oleh Menteri Koordinator Bidang Ekonomi dan

Keuangan RI, Ir. H. Hatta Rajasa dan Gubernur Sulawesi Tenggara, H. Nur

Alam, SE.

1.5. Sarana dan Prasarana

1.5.1.Bangunan Fisik

RSU Bahteramas memiliki sarana dan prasarana yang terdiri dari

bangunan fisik seluas 35.410 m2.

1.5.2.Prasarana

1.5.2.1. Listrik dari PLN tersedia 1.400 KVA dibantu dengan 2 unit

genset (2 x 250 KVA).

1.5.2.2. Air yang digunakan di RSU Bahteramas berasal dari sumur

dalam, sumur bor, dan PDAM.

1.5.2.3. Sarana komunikasi berupa jaringan PABX dan jaringan internet.

1.5.2.4. Sentral instalasi Oksigen Cair untuk ruangan yang membutuhkan.

1.5.2.5. Sistem Alarm Kebakaran, Hidrant, dan Tabung Pemadam

Kebakaran di semua gedung.

1.5.2.6. Pembuangan limbah.

1.6. Luas Lahan dan Bangunan

RSU Bahteramas berdiri di atas tanah seluas 69.000 m2. Luas seluruh

bangunan adalah 22.577,38 m2. Halaman parkir seluas ± 1.500 m2. Semua

bangunan mempunyai tingkat aktivitas yang sangat tinggi. Disamping kegiatan

pelayanan kesehatan kepada pasien, kegiatan yang tidak kalah pentingnya adalah

kegiatan administrasi, pengelolaan makanan, pemeliharaan atau perbaikan

instalasi listrik dan air, kebersihan dan lain-lain.

60

Page 4: BAB III Analisa Hasil Pengkajian & Perencanaan.docx

1.7. Fasilitas Tempat Tidur

Tabel 3.1Jumlah Tempat Tidur RSU Prov. Bahteramas

Tahun 2009 Sampai dengan Tahun 2013

Kelas Perawatan

Tahun2009 2010 2011 2012 2013

VIP 17 17 17 17 17Kelas I 41 41 41 43 43Kelas II 36 37 49 48 48Kelas III 87 113 120 116 116

Non Kelas 38 39 41 43 43Jumlah 219 247 260 267 267

Sumber : Profil Rumah Sakit Umum Bahteramas Tahun 2014.

1.8. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia (SDM) di RSU Bahteramas Sultra hingga 31

Desember 2013 berjumlah 703 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) terdiri atas

tenaga medis, paramedis, dan non medis. Tenaga kontrak berjumlah 80 orang.

Jumlah keseluruhan tenaga masih belum memenuhi standar jumlah tenaga

minimal untuk Rumah Sakit Umum Kelas B. Beberapa tenaga dengan

keterampilan tertentu masih sangat dibutuhkan pada saat ini, sehingga disamping

permintaan tambahan tenaga, perlu juga pelatihan dan pendidikan formal lanjutan

untuk staf RSU Provinsi Sulawesi Tenggara.

61

Page 5: BAB III Analisa Hasil Pengkajian & Perencanaan.docx

Tabel 3.2Jenis dan Jumlah Ketenagaan RSU Bahteramas

Tahun 2009 Sampai Dengan Tahun 2013

No. Jenis Tenaga Tahun2009 2010 2011 2012 2013

1 Tenaga Medis 62 50 71 70 68Dokter Spesialis (S-2) 28 26 32 30 28Dokter Umum (S-1) 30 20 35 37 37Dokter Gigi (S-1) 4 4 4 3 3

2 Paramedis Perawatan 261 286 315 378 330Sarjana (S-1 dan D-IV) 10 13 17 27 26Akademi (D-III) 153 180 212 276 278Diploma (D-I) 18 16 16 3 3SLTA 80 77 81 72 71

3 ParamedisNon Perawatan 128 158 183 207 207Pasca Sarjana (S-II) 15 16 18 20 22Sarjana (S-I dan D-IV) 54 62 72 83 78Akademi (D-III) 32 43 61 76 81Diploma (D-I) 13 17 11 11 10SLTA 21 19 21 17 16

4 Non Medis 100 111 111 116 98Sarjana (S-1) 17 21 22 27 27Akademi (D-III) 2 3 15 6 4SLTA 70 76 76 83 67SLTP 6 7 7 0 1SD 5 4 3 0 0

TOTAL 549 617 700 771 703

Sumber : Profil Rumah Sakit Umum Bahteramas Tahun 2014.

2. Deskripsi Ruang anggrek Kelas I

Ruang perawatan anggrek kelas I terdiri dari dua gedung yaitu gedung perawatan VIP

dan gedung perawatan Kelas I. Gedung perawatan kelas I terbagi empat ruangan yaitu

ruang C, ruang D, ruang E dan ruang F. Ruang C dan ruang D merawat pasien

penyakit dalam (Non bedah), sedangkan ruang D dan E merawat penyakit bedah.

Setiap ruang terdapat enam kamar perawatan dan setiap kamar terdapat dua tempat

tidur yang merawat dua pasien yang dilengkapi fasilitas AC, kamar mandi, dan

oxygen central. Ruang anggrek menerima pasien umum, pasien askes PNS golongan

III dan IV atau pasien jaminan BPJS dengan jenis perawatan kelas I.

62

Page 6: BAB III Analisa Hasil Pengkajian & Perencanaan.docx

2.1. Letak Geografis

Lokasi Ruang Anggrek terletak pada areabatas sebagai berikut :

2.1.1.Sebelah Utara : Gedung ICU

2.1.2.Sebelah Timur : Ruang Mawar

2.1.3.Sebelah Selatan : Kamar Jenazah

2.1.4.Sebelah Barat : Gedung pembangunan baru Paviliun

2.2. Staffing Ruang perawatan kelas I

Tabel 3.3 Distribusi karakteristik tenaga perawat ruang anggrek kelas I

No Karakteristik Jumlah1 Jenis kelamin

Laki-lakiPerempuan

5 orang27 orang

2 PendidikanS1 + Ners

S1D3

SPKSKM

1 orang4 orang22 orang3 orang2 orang

3 UmurMuda (≤ 35 Tahun )

Tua (≥35 Tahun)17 Orang9 Orang

4 Masa KerjaBaru ( < 5 Tahun )Lama ( > 5 Tahun )

10 Orang22 orang

2.3. Metode MAKP

Model penerapan asuhan keperawatan yang digunakan yaitu metode tim, yang

terbagi menjadi dua tim. Tim I bertanggung jawab pada pasien penyakit dalam

dan tim 2 bertanggung jawab pada pasien bedah dan neurologi.

63

Page 7: BAB III Analisa Hasil Pengkajian & Perencanaan.docx

Kepala Ruangan

(Hj Munira, AMK)

Ketua Tim I (Non Bedah) Ketua Tim II (Bedah)

(Maria, AMK) (Ns.Oman Siampa, S.kep)

Anggota Tim I Anggota Tim IIKelompok 1: Kelompok 1:1. Irma Suryani, S.Kep 1. Lisanti Risal, AMK2. Nina Priani, AMK 2. Nilawati3. Erni, AMK 3. Yulia Citra4. Natan Duma, SKM

Kelompok 2: Kelompok 2:1. Ahmad malik, AMK 1. Sri Yuniarti, AMK2. Marwati, AMK 2. Iskandar3. Yuni widiarsih, AMK 3. Sri Ermiati LimiKelompok 3: Kelompok 3:1. Dewi Sartika, S.Kep 1. Murni Amd. Kep2. Hj. Hartini Toding, SKM 2. Waode Maharani3. Dwi Hartati W, AMK 3. Mariana MangkesoKelompok 4: Kelompok 4:1. Dharlina, S.Kep 1. Nurjannah2. Zayati, AMK 2. Siti Hikmawati3. Evi Fitriani, AMK 3. Ni Ketut Yuni AMK4. Marlina S, AMK

64

Pasien

Page 8: BAB III Analisa Hasil Pengkajian & Perencanaan.docx

2.4. Penyakit Terbanyak Di Ruang Anggrek kelas I

Tabel 3.4. Penyakit Terbanyak Di Ruang Anggrek Kelas I Pada Bulan Januari-Maret 2014

No Diagnosa Jumlah Pasien

%

1 Hipertensi Esensial (Primer) 38 0,09

2 Cedera YTD lainnya, YTT dan daerah badan multiple 25 0,06

3 Dispepsia 24 0,05

4 Diabetes mellitus YTT 22 0,05

5 Tuberculosis Paru lainnya 17 0,04

6 Fraktur tulang anggota gerak 17 0,04

7 Demam berdarah dengue 15 0,03

8 Syndrom paralitik lainnya 13 0,03

9 Gastritis dan duodenitis lainnya 13 0,03

10 Demam yang tidak diketahui penyebabnya 13 0,03

11 Penyakit lainnya 238 0,55

Total 435 100

Tabel 3.5. Penyakit Terbanyak Di Ruang Anggrek Kelas I Pada Bulan April - Juni 2014

No Diagnosa Jumlah Pasien

%

1 Hipertensi Esensial (Primer) 34 0,08

2 Cedera YTD lainnya, YTT dan daerah badan multiple 26 0,06

3 Dispepsia 17 0,05

4 Diabetes mellitus YTT 14 0,03

5 Tuberculosis Paru lainnya 14 0,03

6 Fraktur tulang anggota gerak 14 0,03

7 Demam berdarah dengue 13 0,03

8 Syndrom paralitik lainnya 13 0,03

9 Gastritis dan duodenitis lainnya 12 0,03

10 Demam yang tidak diketahui penyebabnya 11 0,03

11 Penyakit lainnya 257 0,60

Total 425 100

65

Page 9: BAB III Analisa Hasil Pengkajian & Perencanaan.docx

2.5. Cakupan, Tingkat Efisiensi & Mutu Pelayanan Rawat Inap Ruang Anggrek

Kelas I

Tabel 3.6 Distribusi Cakupan, Tingkat Efisiensi & Mutu Pelayanan Rawat Inap Ruang Anggrek Kelas I Periode Januari – Juni 2014

Ruangan

Jmlah pasien

∑TT ∑ hariBOR(%)

BTO(%)

TOI(%)

LOS(%)

GDR(%)

NDR(%)

Anggrek Kelas I

860 43 181 66,12 22,40 2,78 5,35 2,33 1,51

B. Pengkajian Manajemen Keperawatan di Ruang Anggrek Kelas I

1. Fungsi Perencanaan

1.1. Visi, Misi Organisasi

Wawancara: menurut Kepala Bidang Keperawatan visi dan misi, filosofi serta

tujuan sudah ditetapkan dalam bentuk kebijakan rumah sakit dan sudah dijabarkan

di tiap-tiap unit perawatan, tetapi untuk visi-misi keperawatan masih berinduk pada

visi-misi rumah sakit.

Observasi: hasil pengamatan di ruang Anggrek Kelas I yang terlihat visi-misi dan

filosofi yang ditempel di dinding ruangan adalah visi dan misi rumah sakit. Belum

ada visi dan misi ruangan, penelurusan dokumentasi belum ada visi-misi bidang

keperawatan dan visi-misi setiap ruangan.

Hasil Kuesioner:

(a) Pemahaman dari beberapa pertanyaan terkait visi dan misi rumah sakit dan

visi, misi, falsafah dan tujuan bidang keperawatan belum dipahami dengan

baik oleh kepala ruangan (68%) dan Ketua tim (73 %).

(b) Perawat pelaksana yang belum memahami visi dan misi rumah sakit dan misi

bidang keperawatan sebanyak 83 %

Masalah: belum tersedianya visi-misi dan filosofi keperawatan ruang Anggrek

kelas I

66

Page 10: BAB III Analisa Hasil Pengkajian & Perencanaan.docx

1.2. Standar Ketenagaan Keperawatan

Wawancara: menurut Kepala Bidang Keperawatan ada standar ketenagaan

keperawatan yang dibuat rumah sakit yang menggunakan metode gillis.

Perhitungan tenaga keperawatan dilakukan oleh Kabid ketenagaan. Informasi dari

kepala ruangan dan katim belum mengetahui perencaaan pengembangan tenaga

keperawatan. Selain itu informasi dari ketua tim non bedah mengatakan bahwa

tenaga kepeawatan di ruangan masih kurang.

Observasi: Perhitungan ketenagaan berdasarkan rumus Gillis dengan hasil jumlah

tenaga sesuai dengan jumlah pasien.

Hasil perhitungan kebutuhan tenaga perawat ruang anggrek bedah kelas 1 pada

tanggal 20 Oktober 2014 menurut metode Gillis sebagai berikut

a. Keperawatan langsung

1) Keperawatan mandiri 4 orang klien = 4 X 2 jam = 8 jam

2) Keperawatan parsial 3 orang klien = 3 X 3 jam = 9 jam

3) Keperawatan total 7 orang klien = 7 X 6 jam = 42 jam

b. Keperawatan tidak langsung 14 orang klien = 14 X 1 = 14 jam

c. Penyuluhan kesehatan 14 orang klien = 14 X 0,25 = 3,5 jam

Total jam keperawatan secara keseluruhan = 76,5 jam

d. Menentukan jumlah jam keperawatan per klien perhari

= 76,5 / 14 = 5.46 jam/klien/hari

e. Menetukan jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan perhari yaitu:

(c)

Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas pada tanggal 20 Oktober

2014 di ruang anggrek bedah kelas I adalah 11 orang + Karu (1) + Katim (1) = 13

orang

Sementara jumlah perawat yang bertugas pada tanggal 20 Oktober 2014 di ruang

anggrek bedah kelas I adalah perawat pelaksana 11 orang + Karu (1) + Katim (1) =

13 orang

67

5.46 jam/klien/hari x 14 klien/hari x 1 = 10.92 orang (11 orang)7 jam

Page 11: BAB III Analisa Hasil Pengkajian & Perencanaan.docx

Kuesioner: Karu, katim dan sebagian (87%) perawat pelaksana mengatakan

kebutuhan tenaga perawat di ruangan cukup memadai dan 13% perawat pelaksana

mengatakan tenaga perawat di ruangan belum cukup memadai.

Masalah: tidak ada masalah

1.3. Jenjang Karir

Wawancara: menurut kepala bidang untuk jenjang karir baru sebatas maping

(rencana akan diberlakukan tahun 2015), sebab belum ada asesor sehingga jenjang

karir yang selama ini diberlakukan berdasarkan pada kesenioran, pendidikan, dan

prestasi, Untuk standar yang jelas mengenai jenjang karir belum ada.

Observasi: perawat di ruang anggrek dengan tingkat pendidikan dan lama kerja

menduduki jabatan dan melakukan pekerjaan yang berbeda

Masalah: belum efektifnya system jenjang karir bagi perawat

1.4. Pendidikan dan Pelatihan berkelanjutan

Wawancara: Untuk program pengembangan tenaga keperawatan melalui

pendidikan, dan pelatihan belum dilakukan sebelumnya, rencana tahun 2015

program pengembangan tenaga keperawatan melalui pendidikan dan pelatihan

akan dijalankan berdasarkan tingkat kebutuhan rumah sakit kemudian disesuaikan

dengan kompetensi tenaga yang akan dilatih.

Observasi: ada daftar program Pendidikan dan Pelatihan berkelanjutan

Masalah: tidak ada masalah

1.5. Rekruiment, Seleksi, dan Orientasi tenaga Perawat Baru

Wawancara: berdasarkan keterangan dari kepala bidang keperawatan sudah

dilakukan proses Rekruiment, Seleksi, dan Orientasi tenaga Perawat Baru.

Berdasarkan keterangan kepala ruangan, Kepala Ruangan menerima tenaga baru

berdasarkan SK penempatan dari Kepala RS.

Observasi: penerimaan tenaga baru di rekrut sesuai bidang yang dibutuhkan

kemudian diseleksi melalui berbagai tes, setelah tenaga yang dibutuhkan terpilih

kemudian di orientasikan

Kuesioner: berdasarkan keterangan kepala ruangan, Kepala Ruangan menerima

tenaga baru berdasarkan SK penempatan dari Kepala RS.

Masala: tidak ada masalah

68

Page 12: BAB III Analisa Hasil Pengkajian & Perencanaan.docx

1.6. Pembuatan Rencana Kegiatan Perawat

Wawancara: menurut Karu di ruangan sudah membuat rencana harian tetapi belum

memiliki bentuk catatan harian yang baku.

Observasi: sudah ada catatan harian tetapi belum ada dalam bentuk tertulis

Masalah: belum ada buku rencana kegiatan perawat

1.7. Reward dan Punishment

Wawancara: berdasarkan wawancara kepala bidang untuk reward rencana akan

diberlakukan tahun ini. Sementara akan dibentuk TIM reward dan sanksi oleh

rumah sakit yang mancakup semua profesi yang ada dirumah sakit. Sedangkan

menurut KARU penghargaan diberikan kepada perawat jika memenuhi standar

kinerja sedangkan hukuman diberikan kepada perawat jika tidak memenuhi standar

kinerja. Adapun bentuk penghargaan yang dapat diberikan kepada perawat yang

memiliki kinerja yang baik yaitu berupa pujian sementara bentuk punishment yaitu

dalam bentuk teguran langsung

Observasi: bentuk reward pada perawat yang memiliki kinerja yang baik yaitu

berupa pujian langsung di hadapan perawat yang lain sementara bentuk

punishment yang diberikan yaitu perawat diajak ke ruang perawat untuk

mendapatkan teguran dan menanyakan alasan mengapa hal tersebut terjadi.

Kuesioner: Katim dan sebagian besar (65%) perawat pelaksana mengatakan belum

ada reward yang jelas bagi perawat yang sudah bekerja sesuai kinerja. Sementara

35% perawat pelaksana mengatakan system reward di ruangan terkadang

diberikan. Hal ini didukung informasi pada kuesioner dimana sebanyak 52,2 %

katim tidak dimotivasi karu.

Masalah: belum optimalnya sistem reward di ruang perawatan

2. Fungsi Pengorganisasian

2.1. Struktur Organisasi

Wawancara: menurut Kepala Bidang Keperawatan mengatakan bahwa struktur

organisasi diruangan belum ada akan tetapi dalam pembukuan terdapat struktur

organisasi. Sedangkan menurut Kepala ruangan didapatkan informasi bahwa

69

Page 13: BAB III Analisa Hasil Pengkajian & Perencanaan.docx

struktur ketenagaan yang ada sudah dibentuk 2 tim sebagai penerjamaan dari

konsep MPKP diruangan dengan sistem tim.

Observasi: belum adanya struktur organisasi yang pasang di dinding ruangan nurse

station.

Masalah: belum dilakukan Pemasangan Struktur Organisasi

2.2. Metode MPKP

Wawancara: menurut Kepala ruang didapatkan data bahwa metode penugasan

yang dilakukan menggunakan metode tim, dengan membentuk dalam ruangan 2

tim

Observasi: Hasil pengamatan ada 2 tim diruangan yang dibuat sesuai tugas sehari-

hari. Pembagian tanggungjawab terhadap pasien dilakukan berdasarkan kamar,

perawat pelaksana langsung bertanggung jawab kepada ketua tim.

Masalah: Pelaksanaan metode tim sudah optimal

2.3. Uraian tugas

Wawancara:Menurut KABID Keperawatan uraian tugas tenaga di ruang perawatan

sudah dibuat oleh seksi asuhan keperawatan sedangkan menurut Kepala ruangan

setiap perawat sudah mempunyai uraian tugas masing-masing bagi tiap tenaga

keperawatan.

Observasi: ada standar uraian tugas perawat sesuai perannya, tetapi belum di

sebarkan ke unit pelayanandalam bentuk tertulis

Masalah: tidak ada masalah.

2.4. Pengaturan jadwal dinas

Wawancara: Menurut Karu ruangan pengaturan shif yang dilakukan oleh Kepala

ruang disesuaikan dengan jumlah perawat yang ada dan sudah memenuhi kriteria

sesuai jumlah pasien

Observasi: Format daftar shif diruangan menggunakan proporsi jumlah perawat

yang ada yang di sesuaikan dengan kebutuhan pasien

Masalah: tidak ada masalah

70

Page 14: BAB III Analisa Hasil Pengkajian & Perencanaan.docx

3. Fungsi pengarahan

3.1. Motivasi kepada perawat

Wawancara: menurut Karu didapatkan informasi bahwa peningkatan motivasi

sebenarnya sudah dilakukan oleh rumah sakit baik secara langsung maupun tidak

langsung. Misalnya diklat secara rutin mengadakan pelatihan dan pembinaan.

Kuesioner: Persepsi Perawat Pelaksana mengenai motivasi yang ia dapatkan dari

pimpinan dengan katagori baik (82 %) dalam memberikan motivasi. Sedangkan

18% perawat mendapatkan motivasi dengan kategori yang kurang baik.

Masalah: tidak ada masalah

3.2. Komunikasi / Operan

Wawancara: menurut KABID Keperawatan pola komunikasi antara bidang

keperawatan dan dengan staf keperawatan efektif dilaksanakan, pola komunikasi

yang digunakan adalah pola komunikasi dari atas kebawah dan sebaliknya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kabid Keperawatan kegiatan serah terima

sudah dilakukan di rumah sakit akan tetapi mekanisme dan standar prosedur

operasional serah terima dalam keperawatan belum ada pedoman operan.

Observasi: serah terima di ruang Anggrek sudah dilakukan tetapi belum

sepenuhnya sesuai dengan yang diharapkan seperti belum dilakukannya

preconference, dan postconference setelah timbang terima

Masalah: Belum optimalnya sistem operan

3.3. Pendelegasian

Wawancara: Menurut Karu didapatkan informasi bahwa pendelegasian diruangan

masih belum ada secara tertulis tetapi dilakukan hanya dengan cara lisan.

Observasi: Format pendelegasian diruangan belum ada tetapi sudah dilakukan

pendelegasian secara lisan

Kuesioner: Persepsi Perawat Pelaksana tentang pendelegasian tugas menunjukkan

kategori cukup baik (75%) dan yang menunjukkan kategori kurang baik sebanyak

25% karena pendelegasian hanya melalui lisan dan terkadang melalui telepon jika

darurat.

Masalah: belum optimalnya system pendelegasian

71

Page 15: BAB III Analisa Hasil Pengkajian & Perencanaan.docx

3.4. Supervisi

Wawancara: menurut kepala bidang Supervise dilakukan oleh staf keperawatan

supervisior, kepala ruangan, dan ketua tim.

Observasi: Karu dan Katim secara rutin telah melakukan supervisi

Kuesioner: perawat pelaksana mengatakan (80%) sudah dilakukan supervisi dan

20% perawat pelaksana mengatakan supervise yang dilakukan belum optimal

Masalah: tidak ada masalah

4. Fungsi pengendalian

4.1. Program pengendalian mutu

Wawancara: Menurut Karu sudah ada tim pengendalian mutu, pelaksanaan gugus

kendali mutu sudah optimal.

Observasi: ada sistem pelaporan dan pencatatan kegiatan pengendali mutu

Kuesioner: Persepsi Perawat Pelaksana dan kepala ruang menunjukkan katagori

cukup baik (79%) sedangkan 21% perawat pelaksana menunjukkan pengendalian

mutu kurang baik

Masalah: tidak ada masalah

4.2. Pelaksanaan SPO dan SAK

Wawancara: Menurut keterangan KABID Keperawatan penerapan SAK dan SPO

masih menggunakan SAK dan SOP yang lama namun ada yang mau diperbaharui.

Observasi: SPO masih sebagian dan SAK belum ada yang baru.

Masalah: belum tersedianya SOP lengkap dan SAK di ruang Perawatan

4.3. Pendokumentasian asuhan keperawatan

Wawancara: Menurut Karu didapatkan informasi bahwa pendokumentasian asuhan

keperawatan sesuai dengan format yang ada yang sudah disepakati bersama antara

kepala ruang dan komite keperawatan, tetapi audit secara rutin belum dilakukan,

sehingga sampai sekarang belum diketahui tingkat kepatuhan perawat dalam

mengisi dokumentasi keperawatan.

Observasi: dari 20 status/ rekam medis yang di observasi, penilaian

pendokumentasian asuhan keperawatan pada pengkajian dengan skor 70%,

diagnosis dengan skor 44%, rencana keperawatan dengan skor 61%, implementasi

72

Page 16: BAB III Analisa Hasil Pengkajian & Perencanaan.docx

Visi, misi dan filosofi Keperawatan di ruang Anggrek belum terbentuk

Market Man

Metode Material

Money

Belum ada motivasi untuk membuat visi misi

dengan skor 44% dan evaluasi dengan skor 51%. Adapun total skor asuhan

keperawatan pada rekam medis yaitu 54% terisi. Dalam dokumentasi masih

terdapat ketidaksinambungan antara masalah dan tindakan keperawatan: pada

pengkajian masih banyak yang tidak diisi lengkap dan diisi dengan benar, diagnosa

keperawatan belum mencerminkan kondisi pasien yang seutuhnya, diagnosa dibuat

hanya masalah biologis. Tujuan perencanaan sebagian besar ditulis tidak ada

kriteria evaluasi, perencanaan tentang pendidikan kesehatan dan keterlibatan

keluarga tidak ada. Implementasi untuk observasi hanya sebagian yang tidak

mendokumentasikan tetapi untuk tindakan terapi keperawatan dan pendidikan

kesehatan yang disertai respon klien setelah tindakan tidak terdokumentasi,

perawat hanya mendokumentasikan tindakan kolaboratif dan invasif. evaluasi

sudah dibuat setiap hari tetapi evaluasi yang dibuat hanya satu masalah sehingga

tidak ada masalah yang teratasi kecuali pasien sudah bisa pulang.

Kuesioner: hasil presentase penilaian dokumentasi asuhan keperawatan sebesar

54% yang berarti kurang optimal.

Masalah: Belum optimalnya kegiatan audit dokumentasi asuhan keperawatan

C. Identifikasi Masalah Manajemen Keperawatan di Ruang Anggrek Kelas I

1. Visi, misi dan filosofi Keperawatan di ruang Anggrek belum terbentuk

73

Page 17: BAB III Analisa Hasil Pengkajian & Perencanaan.docx

belum ada standar yang jelas mengenai jenjang karir

belum ada asesor jenjang

karirJenjang karir tidak efektif

Market Man

Metode Material

Money

Kegiatan harian belum ada dalam bentuk tertulis

belum memiliki bentuk catatan harian yang baku

Belum adanya buku rencana kegiatan perawat

Market Man

Metode Material

Money

2. Jenjang karir tidak efektif

3. Belum adanya buku rencana kegiatan perawat

74

Page 18: BAB III Analisa Hasil Pengkajian & Perencanaan.docx

Sistem reward masih dalam rencana kegiatan rumah sakit dan belum diberlakukan

Belum optimalnya system reward

Market Man

Material

Money

belum ada reward yang jelas bagi perawat yang sudah bekerja sesuai kinerja.

4. Belum optimalnya system reward di ruang perawatan anggrek bedah kelas I

5. Operan kurang berjalan optimal

75

Metode

Belum tersedia daftar tertulis SOP operan di

ruangan

mekanisme dan SPO serah terima dalam keperawatan

belum ada pedoman operan.

Operan berjalan kurang optimal

Market Man

Metode Material

Money

belum dilakukannya preconference, dan postconference setelah timbang terima

Page 19: BAB III Analisa Hasil Pengkajian & Perencanaan.docx

Struktur Organisasi belum di lakukan pemasangan

Market Man

Metode Material

Money

Belum ada motivasi untuk memasang struktur

organisasi

Belum disediakan dana untuk pemasangan struktur

organisasi

Belum ada alat dan bahan untuk membuat struktur

organisasi organisasi

SOP dan SAK belum diperbaharui

Market Man

Metode Material

Money

Belum tersedia daftar tertulis SOP dan SAK yang baru

di ruangan

Planning sudah dilakukan tetapi belum

dilaksanakan

6. Struktur Organisasi belum di fungsionalkan

7. SPO dan SAK belum diperbaharui

76

Page 20: BAB III Analisa Hasil Pengkajian & Perencanaan.docx

Dokumentasi asuhan keperawatankurang optimal

Market Man

Metode Material

Money

Kurang pengetahuan cara mengisi dokumentasi asuhan keperawatan

Kurang motivasi untuk mengisi

dokumentasi asuhan keperawatan

Cara mengisi dokumentasikan belum

sepenuhnya mencerminkan kebutuhan pasien seutuhnya

Format dokumentasi asuhan keperawatan belum lengkap

Belum pernah dilakukan audit dokumentasi keperawatan secara rutin

8. Dokumentasi asuhan keperawatan kurang optimal

D. Prioritas penyelesaian Masalah Manajemen Keperawatan

Prioritas masalah dilakukan dengan teknik kriteria matriks dengan memperhatikan aspek-

aspek sebagai berikut :

- Magnitude (Mg), yaitu kecenderungan dan seringnya masalah terjadi,

- Severity(Sv), yaitu besarnya kerugian yang ditimbulkan,

- Manageability(Mn), yaitu kemampuan menyelesaikan masalah,

- Nursing Concern(Nc), yaitu melibatkan pertimbangan dan perhatian perawat,

- Affordabilility(Af), yaitu ketersedian sumber daya.

Setiap masalah diberikan nilai dengan rentang 1-5 dngan kriteria sebagai berikut :

- Nilai 1 = sangat kurang penting

- Nilai 2 = kurang

- Nilai 3 = cukup penting

- Nilai 4 = penting

- Nilai 5 = sangat penting

77

Page 21: BAB III Analisa Hasil Pengkajian & Perencanaan.docx

Tabel 3.7 Prioritas Masalah Manajemen Keperawatan

No Masalah Mg

Sv Mn Nc Af Skor

Prioritas

1 Visi, misi dan filosofi Keperawatan di ruang Anggrek belum terbentuk

2 2 2 3 2 48 7

2 Operan kurang berjalan optimal

4 5 3 4 4 960 2

3 Struktur Organisasi belum difungsionalkan

2 2 2 2 2 32 8

4 SPO belum lengkap dan SAK belum diperbaharui

5 4 3 5 3 900 3

5 Dokumentasi asuhan keperawatan belum optimal

5 5 4 5 4 2000 1

6 Jenjang karir tidak efektif

3 4 3 3 3 324 5

7 Belum adanya buku rencana kegiatan perawat

2 2 3 2 3 72 6

8 Belum optimalnya system reward

3 3 4 4 3 432 4

Dari tabel diatas maka dibuat prioritas masalah sebagai berikut :

1. Dokumentasi asuhan keperawatan belum optimal

2. Operan belum berjalan optimal

3. SPO belum lengkap dan SAK belum diperbaharui

4. Belum optimalnya system reward

5. Jenjang karir tidak efektif

6. Belum adanya buku rencana kegiatan perawat

7. Visi, misi dan filosofi Keperawatan di ruang Anggrek belum terbentuk

8. Struktur Organisasi belum difungsionalkan

78

Page 22: BAB III Analisa Hasil Pengkajian & Perencanaan.docx

E. Alternatif Penyelesaian Masalah

Tabel 3.8 Alternatif Penyelesaian masalah

No Masalah Alternatif Penyelesaian

1 Dokumentasi asuhan keperawatan belum optimal

Membuat format dokumentasi asuhan keperawatan yang efisien terstruktur dan holistik

2 Operan kurang berjalan optimal Membuat sop operan dan pelaksaannya

3 SPO belum lengkap dan SAK belum diperbaharui

Membuat SOP dan SAK yang baku

4 Belum optimalnya system reward Mengajukan permohonan kegiatan reward kepada perawat berprestasi seperti pembuatan piagam penghargaan perawat berprestasi

5 Jenjang karir tidak efektif Membuat standar jenjang karir yang efektif

6 Belum adanya buku rencana kegiatan perawat

Membuat contoh buku rencana kegiatan perawat

7 Visi, misi dan filosofi Keperawatan di ruang Anggrek belum terbentuk

Menyusun visi misi ruangan

8 Struktur Organisasi belum difungsionalkan

Memasang struktur organisasi di Nurse station

F. Prioritas Alternatif Penyelesaian Masalah

Dari masalah-masalah yang berhasil diidentifikasi, dengan mempertimbangkan

sumberdaya, waktu, kewenangan dan kemampuan untuk mengatasi masalah yang ada,

maka masalah yang diatasi ada 11 masalah. Dan berdasarkan prioritas masalah diatas

maka skor tertinggi akan dilakukan rencana tindak lanjut. Tindak lanjut yang akan diambil

mempertimbangkan keterbatasan waktu, sumber daya, dana keuangan dan kemampuan.

Seleksi alternatif penyelesaian masalah menggunakan pembobotan CARL, yaitu :

- C = Capability, artinya kemampuan melaksanakan alternatif,

- A = Accesability, artinya kemudahan dalam melaksanakan alternatif

- R = Readiness, artinya kesiapan dalam melaksanakan alternatif,

- L = Leverage, artinya daya ungkit alternatif tersebut dalam menyelesaikan masalah.

Rentang nilai 1 sampai 5 dengan kriteria sebagai berikut :

- Nilai 1 = sangat kurang penting

- Nilai 2 = kurang penting

- Nilai 3 = cukup penting

- Nilai 4 = penting

79

Page 23: BAB III Analisa Hasil Pengkajian & Perencanaan.docx

- Nilai 5 = sangat penting

Tabel 3.9 Seleksi Alternatif Penyelesaian Masalah

No Alternatif Penyelesaian Masalah C A R L Total Prioritas1 Membuat format dokumentasi

asuhan keperawatan yang efisien, terstruktur, dan holistik

5 4 3 5 300 2

2 Membuat SPO operan dan pelaksaannya

5 4 3 4 240 3

3 Membuat SPO dan SAK 3 4 4 4 192 44 Mengajukan permohonan kegiatan

reward kepada perawat berprestasi seperti pembuatan piagam penghargaan perawat berprestasi

2 2 2 2 16 8

5 Membuat standar jenjang karir yang efektif

2 3 2 2 36 7

6 Membuat contoh buku rencana kegiatan perawat

2 3 3 3 54 6

7 Menyusun visi misi ruangan 2 3 4 3 72 5

8 Memasang struktur organisasi di Nurse station

5 5 5 5 625 1

Dari tabel diatas maka dibuat prioritas penyelesaian masalah sebagai berikut :

1. Memasang struktur organisasi di Nurse station

2. Membuat format dokumentasi asuhan keperawatan yang efisien, terstruktur, dan

holistik

3. Membuat SPO operan dan pelaksaannya setiap hari

4. Membuat SPO dan SAK

5. Menyusun visi misi ruangan

6. Mengajukan permohonan kegiatan reward kepada perawat berprestasi seperti

pembuatan piagam penghargaan perawat berprestasi

7. Membuat standar jenjang karir yang efektif

8. Membuat contoh buku rencana kegiatan perawat

G. Jadwal waktu dan Rancangan pelaksanaan

Rencana kegiatan meliputi:

1. Memasang struktur organisasi di Nurse station

80

Page 24: BAB III Analisa Hasil Pengkajian & Perencanaan.docx

2. Membuat format dokumentasi asuhan keperawatan yang efisien, terstruktur, dan

holistik

3. Membuat SPO operan dan pelaksaannya setiap hari

4. Membuat SPO dan SAK

5. Menyusun visi misi ruangan

81

Page 25: BAB III Analisa Hasil Pengkajian & Perencanaan.docx

Tabel 3.10 Rencana Kegiatan Residensi Manajemen Keperawatan Di Ruang Anggrek Kelas I

N

oMasalah Kegiatan

TujuanSasaran

Waktu

Pelaksanaan

Sumber

DanaBiaya

Penanggung

jawabUmum Khusus

1. Visi, misi dan

filosofi

ruangan belum

terbentuk

Membuat visi,

misi dan filosofi

ruangan bersama

Kepala ruangan

dan perawat

ruangan

untuk

meningkatkan

kreativitas serta

membuat para

karyawan terfokus

pada upaya-upaya

kearah pencapaian

visi.

Tersedia visi dan misi

diruang

Ruang

Anggrek

kelas I

Senin, 27

Oktober 2014

Mahasiswa Rp. 15.000 Suharuddin,

S.Kep

2. Kurang

optimalnya

kegiatan

pendokumenta

sian asuhan

keperawatan

Membuat format

dokumentasi

asuhan

keperawatan yang

efisien,

terstruktur, dan

holistik

Agar proses

pendokumentasian

asuhan

keperawatan dapat

terstruktur dan

berjalan dengan

baik

Tersedianya format

pendokumentasian

yang efektif dan

efisien di status pasien

Ruang

Anggrek

kelas I

Selasa, 28

Oktober 2014

Mahasiswa Rp. 20.000 Wayan

Darmawan,

S.Kep

3. Operan kurang

berjalan

optimal

Membuat SPO

operan dan

melakukan role

Agar proses

komunikasi

perawat (operan)

-Tersedia SPO timbang

terima diruang

anggrek kelas I

Ruang

Anggrek

kelas I

Kamis, 30

Oktober 2014

Mahasiswa Rp. 15.000 Ronald

Kharismawan

, S.kep

82

Page 26: BAB III Analisa Hasil Pengkajian & Perencanaan.docx

model operan dapat berjalan

efektif

-Kegiatan timbang

terima dapat berjalan

dengan baik sesuai

dengan SPO

4. SPO dan SAK

belum

diperbaharui

Membuat Standar

Asuhan

Keperawata (SAK

) dan Standar

Prosedur

Operasional

(SPO)

Agar proses

pendokumentasian

asuhan

keperawatan dapat

terstruktur dan

berjalan dengan

baik

-Tersedia SPO

tindakan

keperawatan

diruangan

-Setiap tindakan yang

dilakukan oleh

perawat sesuai

dengan SPO.

-Tersedianya SAK di

ruangan berdasarkan

standar diagnosa

Nanda dan

intervensi

berdasarkan NIC

NOC

-Pendokumentasian

asuhan keperawatan

Ruang

Anggrek

kelas I

Rabu, 29

Oktober 2014

Mahasiswa Rp. 50.000 Rahminawati,

S.Kep

83

Page 27: BAB III Analisa Hasil Pengkajian & Perencanaan.docx

dapat berjalan

dengan baik sesuai

dengan prosedur.

5 struktur

organisasi

belum

terpasang di

nurse station

Memasang

struktur

organisasi di

nurse station

Agar perawat

mengetahui

tanggung jawab,

fungsi dan

perannya masing-

masing

Terpasangnya struktur

organisasi di ruang

anggrek kelas I

Ruang

Anggrek

kelas I

Jum’at, 31

Oktober 2014

Mahasiswa Rp. 50.000 Slamet

Haryanto,

S.Kep

84