9 BAB II TINJAUAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN POST OP LAPARATOMI EKSPLORASI a/i ILEUS OBSTRUKSIPARSIAL A. Konsep Dasar Medis 1. Pengertian Ileus obstruktif adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang traktus intestinal. Obstruski usus dapat akut atau kronis, parsial atau total (komplit), keparahannya tergantung pada usus yang terkena, derajat dimana lumen tersumbat dan khususnya derajat dimana sirkulasi darah dalam dinding usus terganggu (Price, 2006). Ileus obstruksi adalah kerusakan parsial atau komplit ke arah depan dari isi usus. Obstruksi pada ileus sering terjadi karena mempunyai segmen yang paling sempit (Prierce, 2006). Ileus obstruksi adalah keadaan dimana usus terjadi sumbatan mencagah aliran normal dari usus melalui saluran usus yang dapat bersifatt parsial atau komplit ( Smeltzer dan Bare, 2002).
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
9
BAB II
TINJAUAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN
GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN POST OP
LAPARATOMI EKSPLORASI a/i
ILEUS OBSTRUKSIPARSIAL
A. Konsep Dasar Medis
1. Pengertian
Ileus obstruktif adalah gangguan pada aliran normal isi usus
sepanjang traktus intestinal. Obstruski usus dapat akut atau kronis, parsial
atau total (komplit), keparahannya tergantung pada usus yang terkena,
derajat dimana lumen tersumbat dan khususnya derajat dimana sirkulasi
darah dalam dinding usus terganggu (Price, 2006).
Ileus obstruksi adalah kerusakan parsial atau komplit ke arah depan
dari isi usus. Obstruksi pada ileus sering terjadi karena mempunyai
segmen yang paling sempit (Prierce, 2006).
Ileus obstruksi adalah keadaan dimana usus terjadi sumbatan
mencagah aliran normal dari usus melalui saluran usus yang dapat
bersifatt parsial atau komplit ( Smeltzer dan Bare, 2002).
10
2. Anatomi dan fisiologi sistem pencernaan
a. Anatomi sistem pencernaan
Gambar .1 Anatomi Sistem Pencernaan Sumber : (Corwin, 2001)
1) Oris (mulut)
Mulut adalah permulaan saluran pencernaan yang terdiri
dari 2 (dua) bagian yaitu :
a) Bagian luar, yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir dan pipi
b) Bagian dalam atau rongga mulut yaitu : rongga mulut yang
dibatasi sisinya oleh tulang maxilaris, palatum dan
mandibularis disebelah belakang dengan faring.
2) Faring (tekak)
Merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut
dengan kerongkongan (oesophagus). Di dalam lengkungan faring
terdapat tonsil (amandel) yaitu kumpulan kelenjar limfe yang
banyak mengandung limfosit dan merupakan pertahanan terhadap
infeksi. Disini terletak persimpangan antara jalan napas dan jalan
11
makan, letaknya di belakang rongga mulut dan rongga hidung di
depan ruas tulang belakang.
3) Oesophagus (kerongkongan)
Merupakan saluran yang menghubungkan rongga mulut
dengan lambung, panjangnya 25 cm, mulai dari faring sampai
masuk kardiak di bawah lambung. Esophagus terletak di belakang
trachea dan di depan tulang punggung setelah melalui thoraks
menembus diafragma masuk ke dalam abdomen menyambung
dengan lambung.
4) Gaster (lambung)
Gaster (lambung) merupakan bagian dari saluran yang
dapat mengembang paling banyak terutama di daerah epigaster.
Lambung terdiri dari bagian atas fundus berhubungan dengan
esophagus melalui orifisium pilori, terletak dibawah diafragma di
depan pancreas dan limpa, menempel di sebelah kiri fundus.
Bagian lambung terdiri fundus ventriuli, korpus ventriuli, pylorus,
kurvatura minor, kurvatura mayor, dan osteum kadiakum.
5) Intestinum minor (usus halus)
Usus halus merupakan tabung kompleks, berlipat-lipat yang
membentang dari pylorus sampai katup ileosekal panjangnya kira-
kira 6 meter. Usus ini mengisi bagian tengah dan bawah rongga
abdomen. Ujung proksimalnya bergaris tengah sekitar 3,8 cm,
12
tetapi semakin kebawah lambat laun garis tengahnya berkurang
sampai menjadi sekitar 2,5 cm.
Usus halus dibagi menjadi duodenum, jejenum dan ileum.
Pembagiaan ini didasarkan pada sedikit perubahan struktur dan
perbedaan fungsinya. Deudenum panjangnya sekitar 25 cm mulai
dari pylorus sampai jejenum. Pemisahan dedenum dan jejenum
ditandai oleh ligamentum treitz kira-kira 2/5 dari sisi usus halus
adalah jejenum dan 3/5 bagian terminalnya adalah ileum. jejenum
terletak diregio abdominalis media sebelah kiri, sedangkan ileum
cenderung terletak di regio abdominalis sebelah kanan. Masuknya
kimus kedalam usus halus diatur oleh spinter pylorus sedangkan
pengeluaran zat yang telah dicernakan kedalam usus besar diatur
oleh katup ileosekal dimana katup ini juga mencengah refluks isi
usus besar kedalam usus halus.
Otot yang meliputi usus halus mempunyai dua lapisan yaitu
lapisan luar terdiri atas serabut-serabut longitudinal yang lebih tipis
dan lapisan dalam berupa serabut-serabut sirkular. Penataan
demikin membantu gerakan peristaltik usus halus. Lapisan
supmukosa terdiri atas jaringan penyambung sedangkan lapisan
mukosa bagian dalam tebal, banyak mengandung pembuluh darah
dan kelenjar.
Arteria mesentrika superior dicabangkan dari aorta tepat
dibawah arteri siliaka memperdarahi seluruh usus halus kecuali
13
deodenum yang diperdarahi oleh arteri gastroduodenalis dan
cabangnya arteri pankrea-tiduodenalis superior. Darah
dikembalikan lewat vena mesentrika superior yang menyatuh
dengan vena lienalis membentuk vena porta.
Usus halus dipersarafi cabang-cabang kedua sistem saraf
otonom rangsangan parasimpatis merangsang aktivitas sekresi dan
pergerakan, sedangkan rangsangan simpatis menghambat
pergerakan usus. Serabut-serabut sensoris sistem simpatis
mengahantarkan nyeri, sedangkan serabut-serabut parasimpatis
mengatur refleks usus. Suplai saraf intrinsif, yang menimbulkan
fungsi motorik, berjalan melalui pleksus auerbach yang terletak
dalam lapisan muskularis dan pleksus meissner dilapisan
submukosa.
6) Intestinum mayor (usus besar)
Panjang 1 ½ meter, lebarnya 5 – 6 cm, lapisan-lapisan usus
besar dari dalam keluar. Intestinum mayor terdiri dari :
a) Seikum, dibawah seikum terdapat appendiks vermiformis yang
berbentuk seperti cacing sehingga disebut juga umbai cacing,
panjangnya 6 cm.
b) Colon asendens, panjangnya 13 cm, terletak dibawah abdomen
sebelah kanan membujur keatas dari ileum ke bawah hati di
bawah hati melengkung ke kiri, lengkungan ini disebut
fleksura hepatica dilanjutkan sebagai colon tranversum.
14
c) Apendiks (usus buntu) bagian dari usus besar yang muncul
seperti corong dari akhir seikum mempunyai pintu keluar yang
sempit tapi masih memungkinkan dapat dilewati oleh beberapa
isi usus.
d) Colon tranversum, panjangnya 38 cm, membujur dari colon
asendens sampai colon desendens berada di bawah abdomen,
sebelah kanan terdapat fleksura hepatica dan sebelah kiri
terdapat fleksura lienalis.
e) Colon desendens panjangnya 25 cm, terletak di bawah
abdomen bagian kiri membujur dari atas ke bawah dari
fleksura lienalis sampai ke depan ileum kiri, bersambung
dengan colon sigmoid.
f) Colon sigmoid merupakan lanjutan dari colon desendens
terletak miring, dalam rongga pelvis sebelah kiri bentuknya
menyerupai huruf sehubungan dengan ujung bawahnya
berhubungan dengan rektum.
g) Rektum terletak di bawah colon sigmoid yang menghubungkan
intestium mayor dengan anus, terletak dalam rongga pelvis di
depan os sacrum dan os koksigeus.
h) Anus adalah bagian dari saluran pencernaan yang
menghubungkan rectum dengan dunia luar (udara luar) terletak
didasar pelvis, dindingnya diperkuat oleh 3 sfingter :
(1) Sfingter ani internus (sebelah kiri), bekerja tidak menurut
kehendak
(2) Sfingter levaton ani, bekerja juga tidak menurut kehendak
15
(3) Sfingter ani eksternus (sebelah bawah) bekerja menurut
kehendak (Guiton & Hall, 2007).
b. Fisiologi Sistem Pencernaan
Untuk melakukan fungsinya semua sel memerlukan nutrient,
nutrient harus di turunkan dari masukan makanan yang terdiri dari
protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral serta serat selulosa
dan bahan sayuran lain yang tidak bernilai nutrisi. Fungsi utama
pencernaan dari saluran gastrointestinal yang berhubungan dengan
memberikan kebutuhan tubuh :
1) Memecahkan partikel makanan ke dalam bentuk molekul untuk
dicerna.
2) Mengabsorbsi hasil pencernaan dalam bentuk molekul kecil ke
dalam aliran darah.
3) Mengeliminasi makanan yang tidak di cerna dan terabsorbsi dan
produk sisa lain dari tubuh.
Saat makanan di dorong melalui saluran gastrointestinal, makanan
mengalami kontak dengan sekresi yang membantu dalam
pencernaan, penyerapan atau eliminasi dari saluran gastrointestinal.
Proses fisiologi pencernaan terdiri dari :
1) Pencernaan oral
Proses pencernaan di mulai dari aktivitas mengunyah, di
mana makan di pecah ke dalam partikel kecil yang dapat di
telan dan dicampur dengan enzim-enzim pencernaan. Makan
16
atau bahkan melihat, mencium atau mencicipi makanan dapat
menyebabkan reflex saliva. Saliva adalah sekresi pertama yang
kontak dengan makanan. Saliva disekresi dalam mulut melalui
kelenjar saliva pada kecepatan kira-kira 1,5 liter setiap hari.
Saliva mengandung enzim ptyalin atau amilase saliva, yang di
mulai pencernaan zat pati, juga mengandung mukus yang
membantu melumasi makanan saat di kunyah, sehingga
memudahkan menelan (Guyton & Hall ).
2) Menelan
Menelan dimulai sebagai aktivitas volunter yang di atur
oleh pusat penelan di medula oblongata dari sistem syaraf
pusat. Saat makanan di telan, epiglottis bergerak menutup
lubang trachea dan mencegah aspirasi makanan ke dalam paru-
paru. Menelan mengakibatkan bolus makanan berjalan ke
dalam esophagus atas, yang berakhir sebagai aktivitas reflex.
Otot halus di dinding esfagus berkontraksi dalam urutan irama
dari esophagus kearah lambung untuk mendorong bolus
makanan sepanjang saluran. Selama proses peristaltic
esophagus, spingter esophagus bawah rileks dan
memungkinkan bolus makanan masuk lambung. Akhirnya
spingter esophagus menutup dengan rapat untuk mencegah
refluks isi lambung ke dalam esophagus (Smeltzer dan Bare,
2002).
17
3) Kerja lambung
Lambung mensekresi cairan yang sangat asam
mempunyai pH terendah satu, memperoleh keasamannya dari
asam hidroklorida yang di sekresikan oleh kelenjar lambung.
Fungsi sekresi asam yaitu :
a) Untuk memecah makanan menjadi komponen yang di
absorbs.
b) Untuk membantu destruksi kebanyakan bakteri pencernaan.
Sekresi lambung juga mengandung enzim pepsin yang penting
untuk memulai pencernaan protein. Factor intrinsic juga di
sekresi oleh mukosa lambung, senyawa ini berkombinasi
dengan vitamin B12 dalam diet, sehingga vitamin dapat
diabsorbsi dalam ileum.
Kontraksi peristaltic dari dalam lambung mendorong isi
lambung kearah pylorus. Karena partikel makanan tidak dapat
melewati spingter pylorus, partikel ini diaduk kembali ke
korpus lambung untuk dihancurkan menjadi partikel yang lebih
kecil.
Peristaltic di dalam lambung dan kontraksi spingter pylorus
memungkinkan makanan dicerna sebagai untuk masuk ke usus
halus (Smeltzer dan Bare, 2002).
18
4) Kerja usus halus
Ada dua tipe kontraksi yang terjadi secara teratur di usus
halus. Kontraksi segmentasi yang menghasilkan campuran
gelombang yang menggerakan isi usus ke belakang dan
kedepan dalam gerak mengaduk. Peristaltic usus mendorong isi
usus halus tersebut kearah kolon (Smeltzer dan Bare, 2001).
5) Kerja kolon
Dalam empat jam setelah makan materi sisa residu
melewati ileum terminalis dan dengan perlahan melewati
bagian proksimal kolon melalui katup ileosekal. Aktivitas
peristaltic yang lemah menggerakkan isi kolon dengan perlahan
sepanjang saluran. Transport lambat ini memungkinkan
reabsorbsi efisien terhadap air dan elektrolit. Materi sisa dari
makanan akhirnya mencapai dan mengembangkan anus,
biasanya kira-kira 12 jam (Smeltzer dan Bare, 2002).
6) Defekasi
Distensi rektum secara relatif menimbulkan kontraksi otot
rektum dan merilekskan spingter anal interna yang biasanya
tertutup. Spingter internal di control oleh sistem saraf otonom,
spingter eksternal di bawah control sadar dari korteks cerebral.
Selama defekasi spingter anal eksternal secara volunter rileks
untuk memungkinkan isi kolon keluar. Secara normal spingter
anal eksternaldipertahankan pada status tonus. Oleh karena itu
19
defekasi terlihat menjadi reflex spinal yang dapat secara
volunteer dihambat dengan mempertahankan spingter anal