BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Lansia 1. Pengertian Lansia Manusia lanjut usia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan dan sosial (Undang–Undang no. 23 tahun 1992 tentang kesehatan). Menurut Nugroho (2000) Lanjut usia adalah seorang laki–laki dan perempuan yang telah mencapai usia 60 tahun keatas. Dapat disimpulkan lansia adalah seseorang yang telah berusia 60 tahun dan merupakan tahap ahir dari perkembangan kehidupan manusia. 2. Teori - teori penuaan Teori–teori penuaan ada 2 jenis yaitu teori biologis dan teori psikologis. Teori biologis meliputi teori seluler, sintesis protein, sintesis imun, teori pelepasan, teori aktivitas, dan teori berkelanjutan. a. Teori Biologis 1) Teori seluler mengemukakan bahwa sel di program hanya untuk membelah pada waktu yang terbatas 9
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Lansia
1. Pengertian Lansia
Manusia lanjut usia adalah seseorang yang karena
usianya mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan
dan sosial (Undang–Undang no. 23 tahun 1992 tentang
kesehatan). Menurut Nugroho (2000) Lanjut usia adalah
seorang laki–laki dan perempuan yang telah mencapai
usia 60 tahun keatas.
Dapat disimpulkan lansia adalah seseorang yang
telah berusia 60 tahun dan merupakan tahap ahir dari
perkembangan kehidupan manusia.
2. Teori - teori penuaan
Teori–teori penuaan ada 2 jenis yaitu teori
biologis dan teori psikologis. Teori biologis meliputi
teori seluler, sintesis protein, sintesis imun, teori
pelepasan, teori aktivitas, dan teori berkelanjutan.
a. Teori Biologis
1) Teori seluler mengemukakan bahwa sel di program
hanya untuk membelah pada waktu yang terbatas
serta kemampuan sel yang hanya dapat membelah
dalam jumlah yang tertentu dan kebanyakan
diprogram membelah sekitar 50 kali. Jika sebuah
sel pada lanjut usia dilepas dari tubuh dan
9
9
dibiakkan dari laboratorium, lalu diobservasi,
jumlah sel yang akan membelah akan terlihat
sedikit, pembelahan sel lebih lanjut mungkin
terjadi untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan
sesuai dengan berkurangnya umur.
2) Teori sintesis protein mengemukakan bahwa proses
penuaan terjadi ketika protein tubuh terutama
kolagen dan elastin menjadi kurang fleksibel dan
kurang elastis. Pada lanjut usia, beberapa
protein di buat oleh tubuh dengan bentuk dan
struktur yang berbeda dari protein tubuh orang
yang lebih muda. Banyak kolagen pada kartilago
dan elastin pada kulit yang kehilangan
fleksibilitasnya serta menjadi tebal, seiring
dengan bertambahnya usia.
3) Teori sistem imun mengemukakan bahwa kamampuan
sistem imun mengalami kemunduran pada masa
penuaan dan mengakibatkan terjadinya peningkatan
infeksi, penyakit autoimun, dan kanker. Terdapat
juga perubahan yang progresif dalam kemampuan
tubuh untuk berespon secara adaptif
(Homeostasis), seiring dengan pengunduran fungsi
dan penurunan kapasitas untuk beradaptasi
terhadap stres biologis, dehidrasi, hipotermi,
dan proses penyakit akut dan kronik.
10
4) Teori Pelepasan. Teori ini memberikan pandangan
bahwa penyesuaian diri lanjut usia merupakan
suatu proses yang secara berangsur–angsur sengaja
di lakukan mereka dengan mengurangi aktivitasnya
untuk bersama–sama melepaska diri atau menarik
diri dari masyarakat.
5) Teori Aktivitas. Teori ini berlawanan dengan
teori pelepasan dimana teori ini berpandangan
bahwa walaupun lanjut usia pasti terbebas dari
aktivitas, tetapi mereka secara bertahap mengisi
waktu luangnya dengan melakukan aktivitas lain
sebagai kompensasi dan penyesuaian. dengan kata
lain sebagai orang yang telah berumur, mereka
meninggalkan bentuk aktivitas yang pasti dan
mengkompensasikan dengan melakukan banyak
aktivitas yang baru untuk mempertahankan hubungan
antara sitem sosial dan individu daru usia
pertengahan kelanjut usia.
6) Teori Berkelanjutan. Teori ini menjelaskan bahwa
sebagaimana dengan bertambahnya usia, masyarakat
berupaya secara terus menerus mempertahankan
kebiasaan, pernyataan, dan pilihan yang tepat
sesuai dengan dnegan kepribadiannya (Darmojo,
1999 dalam Watson, 2003).
11
3. Batasan Lansia
Dibawah ini dikemukakan bebrapa pendapat mengenai
batasan umur lanjut usia yaitu :
a. Menurut WHO yang dikatakan lanjut usia dibagi
dalam tiga kategori yaitu :
1) usia lanjut yaitu 60–74 tahun
2) usia tua yaitu 75–89 tahun
3) usia sangat lanjut yaitu lebih dari 90 tahun.
b. Menurut Depkes R.I (2000)
Departemen Kesehatan Republik Indonesia membagi
lanjut usia menjadi sebagai berikut :
1) Kelompok menjelang usia lanjut yaitu 45–54
tahun, keadaan ini dikatakan sebagai masa
virilitas.
2) Kelompok usia lanjut yaitu 55–64 tahun,
keadaan ini dikatakan sebagai masa presenium
3) Kelompok–kelompok usia lanjut yaitu lebih dari
65 tahun, keadaan ini dikatakan sebagi masa
senium.
c. Menurut Undang–Undang No. 13 tahun 1998
Batasan orang dikatakan lansia menurut
Undang–Undang No. 13 tahun 1998 adalah 60 tahun.
1) Kelompok lansia dini yaitu 55–64 tahun, yakni
kelompok yang baru memasuki lansia
2) Kelompok lansia 65 tahun keatas
12
3) Kelompk lansia resiko tinggi, yaitu lansia
yang berusia lebih dari 70 tahun.
4. Perubahan–perubahan yang terjadi pada lanjut usia
a. Perubahn fisik yang terjadi pada lanjut usia
Meliputi:
1) perubahan dari tingkat sel
Perubahan yang terjadi berupa lebih sedikit
jumlah sel, ukuran sel lebih besar,
berkurangnya jumlah cairan dalam tubuh dan
berkurangnya cairan intraselular, menurunnya
proporsi protein di otak, otot dan ginjal.
Disamping itu jumlah sel otak menurun, dan
terganggunya mekanisme perbaikan sel.
2) Sistem persarafan
Perubahan yang terjadi yaitu berat otak
menurun, cepatnya menurun hubungan persarafan,
lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi,
khususnya dengan stress, mengecilnya saraf
panca indra, dan kurang sensitif terhadap
sentuhan.
3) Sistem pendengaran
Perubahan yang terjadi berupa gangguan pada
pendengaran, hilangnya kemampuan (daya)
pendengaran pada telinga dalam, terutama
terhadap bunyi suara atau nada–nada yang
tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti
13
kata–kata, 50% terjadi pada lansia diatas 65
tahun. Terjadi pengumpulan serumen yang dapat
mengeras karena meningkatnya keratin.
4) Sistem penglihatan
Timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap
sinar, katarak yang menyebabkan gangguan
penglihatan. meningkatnya ambang, pengamatan
sinar daya adaptasi terhadap kegelapan lebih
lambat, dan susah melihat dalmam cahaya gelap,
hilangnya daya akomodasi.
5) Sistem kardiovaskuler
Elastisitas dinding aorta menurun, katub
jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan
jantung memompa darah menurun, kehilangan
elastisitas pembuluh darah, tekanan darah
meninggi akibat meningkatnya resistensi
pembuluh darah perifer.
6) Sistem pengaturan tempratur tubuh
Pada pengaturan suhu, hipotalamus dianggap
bekerja sebagai suatu thermostat, yaitu
menetapkan suatu suhu tertentu, kemunduran
terjadi karena berbagai faktor yang
mempengaruhi diantaranya apabila terjadi
hipotermia secara fisiologik ini akibat
metabolisme yang menurun, keterbatasan refleks
menggigil dan tidak dapat memproduksi panas
14
yang banyak sehingga terjadi rendahnya
aktivitas otot.
7) Sistem respirasi
Otot–otot pernapasan kehilangan kekuatan dan
menjadi kaku, menurunnya aktivitas dari silia,
paru–paru kehilangan elastisitas, alveoli
ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya
berkurang, CO2 pada arteri tidak berganti,
kemampuan untuk batuk berkurang, kemampuan
dinding dada dan kekuatan otot pernapasan akan
menurun seiring dengan bertambahnya usia.
8) Sistem gastrointestinal
Kehilangan gigi, indra pengecap menurun,
esophagus melebar, pada lambung rasa lapar
menurun, peristaltik usus melemah dan biasanya
timbul konstipasi, menciutnya ovari dan
uterus, atrofi payudara, selaput lender vagina
menurun, pada laki–laki masih dapat
memproduksi sperma dan berangsur–angsur
berkurang seiring bertambahnya usia.
9) Sistem genitourinaria
Pada ginjal nefron menjadi mengecil, fungsi
tubulus berkurang, kadar BUN meningkat, nilai
ambang ginjal terhadap glukosa meningkat.
Vesika urinaria menjadi lemah, kapasitas
menurun sampai 200 ml atau menyebabkan
15
frekuensi berkemih meningkat, pada laki – laki
terjadi pembesaran prostat, atrovi vulva.
10) Sistem endokrin
Produksi dari semua hormon menurun, fungsi
paratiroid dan produksinya tidak berubah,
menurunnya aktivitas tiroid, menurunnya BMR,
menurunnya daya pertukaran zat. Menurunnya
produksi aldosteron, menurunnya sekresi hormon
kelamin.
11) Sistem kulit
Kulit mengerut akibat kehilangan jaringan
lemak, permukaan kulit kasar dan bersisik,
menurunnya respon terhadap trauma, mekanisme
proteksi kulit menurun, kulit kepala menipis
dan rambut berwarna kelabu, berkurangnya
elastisitas akibat menurunnya cairan dan
vaskularisasi, pertumbuhan kuku lebih lambat,
kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan tumbuh
seperti tanduk, kuku menjadi pudar dan kurang
bercahaya.
12) Sistem muskuluskletal
Tulang kehilangan density (cairan) dan makin
rapuh, kifosis, pinggang, lutut dan jari –jari
pergelangan terbatas, persendian membesar dan
menjadi kaku, tendon mengerut dan mengalami
sklerosis, atrofi serabut otot.
16
b. Perubahan psikososial
Lansia akan beradaptasi pada perubahan
psikososial yang terjadi selama proses penuaan.
Perubahan psikososial tersebut seperti Pensiun
dimana nilai seseorang sering diukur oleh
produktivitasnya dan identitas dikaitkan dengan
peranan dalam pekerjaan, isolasi sosial yaitu
Kehilangan teman atau kenalan atau relasi,
seksualitas, tempat tinggal, perubahan lingkungan
dan sadar akan kematian (Nugroho, 2000).
c. Perubahan mental pada lansia
1) Dibidang mental atau psikis pada lanjut usia,
perubahan dapat berupa sikap yang semakin
egosentrik, mudah curiga, bertambah pelit atau
tamak bila memiliki sesuatu.
2) Yang perlu dimengerti adalah sikap umum yang
ditemukan pada hampir setiap lanjut usia,
yakni keinginan berumur panjang, tenaganya
sedapat mungkin dihemat.
3) Mengharapkan tetap diberi peranan dalam
masyarakat
4) Ingin mempertahankan hak dan hartanya, serta
ingin tetap berwibawa.
5) Jika meninggalpun, mereka ingin meninggal
secara terhormat dan masuk surga (Nugroho,
2000).
17
B. Kesejahteraan Lanjut Usia
Kesejahteraan lanjut usia diatur dalam Undang -
Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 1998 Pasal 4
yaitu, Upaya peningkatan Kesejahteraan sosial bertujuan
untuk memperpanjang usia harapan hidup dan masa
produktif, terwujudnya kemandirian dan kesejahteraannya,
terpeliharanya sistem nilai sosial budaya dan kekerabatan
Bangsa Indonesia serta lebih mendekatkan diri kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
Pelayanan dapat diberikan berupa :
1. Pelayanan fisik atau jasmani menyangkut pemenuhan