11 BAB II VALUE PROPOSITION 2.1 Roti Roti merupakan salah satu dari 14 bahan makanan praktis dengan bahan baku tepung terigu, ragi (yeast), dan air, sedangkan bahan pelengkap lainnya yang digunakan adalah gula, garam, lemak, susu, coklat, kismis, dan sukade merupakan bahan pelezat. Sebagai salah satu makanan praktis, roti dapat dibuat berbagai macam bentuk dan rasa sesuai dengan keinginan pembuatnya dan keinginan konsumen. Dalam menghasilkan roti yang bermutu tinggi diperlukan proses produksi yang higienis dan sesuai dengan prosedur dari pembuatan adonan sampai dengan pengemasan. Industri roti ini melakukan proses produksi dengan mengolah tepung terigu, gula, telur, susu bubuk dan cair, mentega atau margarin, ragi roti dan garam menjadi produk dengan nilai tambah dan siap dikonsumsi dengan kandungan gizi yang baik. Menurut Astawan (2008), kandungan gizi roti lebih unggul dibandingkan dengan nasi dan mie basah per 100 gram bahan zat gizi . Seiring dengan aktivitas yang semakin sibuk dan kesadaran masyarakat akan pentingnya makanan bergizi, maka roti merupakan pilihan makanan alternatif disegala kondisi waktu dan makan, salah satunya yaitu bakery. Menurut Suprapto dan Elly (2009), pelaku usaha industri bakery di Indonesia umumnya didominasi oleh kalangan pengusaha berskala mikro, kecil dan menengah. Usaha mikro (beromzet kurang dari Rp 25.000.000,-per bulan) di industri bakery saat ini mencapai sekitar 55% dari total
24
Embed
BAB II VALUE PROPOSITION - BINA … II...... ide atau pengalaman untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka. Perilaku konsumen menurut Schiffman dan Kanuk (2008:6): Perilaku konsumen
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
11
BAB II
VALUE PROPOSITION
2.1 Roti
Roti merupakan salah satu dari 14 bahan makanan praktis dengan bahan baku
tepung terigu, ragi (yeast), dan air, sedangkan bahan pelengkap lainnya yang
digunakan adalah gula, garam, lemak, susu, coklat, kismis, dan sukade merupakan
bahan pelezat. Sebagai salah satu makanan praktis, roti dapat dibuat berbagai macam
bentuk dan rasa sesuai dengan keinginan pembuatnya dan keinginan konsumen.
Dalam menghasilkan roti yang bermutu tinggi diperlukan proses produksi yang
higienis dan sesuai dengan prosedur dari pembuatan adonan sampai dengan
pengemasan.
Industri roti ini melakukan proses produksi dengan mengolah tepung terigu,
gula, telur, susu bubuk dan cair, mentega atau margarin, ragi roti dan garam menjadi
produk dengan nilai tambah dan siap dikonsumsi dengan kandungan gizi yang baik.
Menurut Astawan (2008), kandungan gizi roti lebih unggul dibandingkan dengan nasi
dan mie basah per 100 gram bahan zat gizi .
Seiring dengan aktivitas yang semakin sibuk dan kesadaran masyarakat akan
pentingnya makanan bergizi, maka roti merupakan pilihan makanan alternatif disegala
kondisi waktu dan makan, salah satunya yaitu bakery. Menurut Suprapto dan Elly
(2009), pelaku usaha industri bakery di Indonesia umumnya didominasi oleh kalangan
pengusaha berskala mikro, kecil dan menengah. Usaha mikro (beromzet kurang dari
Rp 25.000.000,-per bulan) di industri bakery saat ini mencapai sekitar 55% dari total
12
industri bakery yang ada di Indonesia, usaha kecil (beromset kurang dari Rp
200.000.000,- per bulan) sekitar 30%, usaha menengah (beromzet kurang dari Rp
4.000.000.000,- per bulan) sekitar 10% dan usaha besar (beromzet lebih dari Rp
4.000.000.000,- per bulan) mencapai sekitar 5%.
Gambar 2.1 Proyeksi penjualan industri roti di Indonesia
Sumber: CIMB Principal Asset Manajemen
Perkembangan bisnis bakery di Indonesia menjadi bagian penting yang harus
diperhatikan oleh seorang produsen guna memenuhi kebutuhan konsumennya.
Semakin banyak peluang menggiurkan dalam bisnis bakery, semakin banyak pemain
bakery sehingga semakin tinggi pula persaingan dalam bisnis ini. Pengetahuan akan
kebutuhan dan keinginan konsumen bakery akan menjadi arah dalam membuat
produk bakery memiliki nilai tinggi agar terus dibeli dan dicari, bahkan lokasi juga
menjadi pertimbangan pelaku bakery untuk mengembangkan bisnisnya (Kurnia,
2009).
13
Radzi (2007) roti yang pada awalnya dianggap sebagai makanan para tuan dan
nona Belanda pada jaman penjajahan, saat ini sudah menjadi makanan pokok kedua
setelah nasi. Hal ini disebabkan karena fenomena masyarakat kita terutama
masyarakat kota yang dipadatkan dengan berbagai aktifitas, maka roti dipilih sebagai
makanan alternatif pengganti nasi yang dapat diandalkan dalam segala kondisi dan
waktu makan.
Oleh karena itu, dengan didukung oleh data-data yang telah tersedia maka
Riche hadir membuat menu yang berbahan dasar roti dengan citarasa yang tinggi dan
unik. Jenis roti yang kami sajikan, bukan hanya roti panggang unik yang dimakan di
tempat, tetapi kami juga menyiapkan jenis roti yang roti siap saji yang sehat, selain itu
bisa dibawa pulang pelanggan untuk sarapan maupun untuk cemilan.
2.2 Market size
Market size adalah jumlah pengguna suatu produk jumlah pembeli dan penjual
di suatu pasar. Hal ini sangat penting bagi perusahaan yang ingin meluncurkan produk
baru atau jasa, karena pasar yang kecil cenderung tidak akan mampu untuk
mendukung suatu volume tinggi dari barang-barang.
Menurut Ostelwalder dan Pigneur (2010), pelanggan merupakan kunci utama
dalam mendapatkan keuntungan, tanpa pelanggan maka sebuah perusahaan tidak
dapat bertahan lama dalam bisnis yang mereka bangun.
Berdasarkan teori dari Ostelwalder dan Pigneur (2010), mereka membagi dua
segmen pasar, berdasarkan kebutuhan, perilaku konsumen yaitu segmen kelas
menengah ke atas dan segmen kelas menengah kebawah. Ada beberapa tipe dari
customer segmen:
14
1. Mass market, bisnis model yang tidak membedakan segmen pelanggan. Mass
market fokus pada penentuan segmentasi pasar, nilai proposisi, kerjasama, dan
juga saluran distribusi.
2. Niche market, bisnis model yang memiliki target pasar yang hanya melayani
segmen pelanggan tertentu atau spesifik.
3. Segmented, bisnis model yang membedakan kebutuhan dan masalah yang berbeda
pada pelanggan.
4. Diversified, bisnis model yang melayani dua atau lebih dengan kebutuhan yang
berbeda dan saling bergantung satu sama lain.
Pasar yang kami pilih adalah mass market, karena jenis makanan yang
diproduksi oleh Riche dapat dinikmati oleh semua kalangan dan semua umur, mulai
dari anak kecil yang biasa lebih menyukai rasa manis seperti coklat dan keju, maupun
remaja atau dewasa yang bisa memilih varian asin gurih yang berasal dari daging
ayam, sapi, ikan salmon.
Harga Riche cukup terjangkau mulai dari Rp 13.000,-sehingga semua
kalangan dapat mencicipi sajian roti yang kami hidangkan, mulai dari anak-anak,
pelajar, orang kantoran maupun suatu keluarga.
Selain itu, roti yang kami tawarkan ada dua macam. Ada roti bakar yang
biasanya lansgung makan di tempat yang menjadi favoritnya anak sekolah atau kuliah
sambil bersantai, maupun roti yang bisa di take away untuk sarapan keluarga dan
snack. Kami juga melayani delivery order dengan telepon atau online order yaitu
bekerjasama dengan aplikasi Go-jek. Selain itu Riche juga dapat digunakan dalam
acara pesta ulang tahun, arisan, meeting, atau hanya untuk konsumsi pribadi.
15
Untuk memperluas market size, kami juga selalu melakukan peninjauan
langsung terhadap trend pasar untuk menambah variasi menu kami, serta membuat
menu unik di setiap event tertentu seperi natal dan tahun baru, haloween, valentine
dan sebagainya. Selain itu, kami juga membuat promosi menarik bagi yang berulang
tahun, promosi melalu social media, maupun bekerja sama dengan vendor lainnya.
Seperti pada peluncuran film minions yang menjadi suatu trend dimana-mana terdapat
minion maka Riche menghadirkan karakter minion dalam rotinya.
Walaupun sudah banyak orang yang membuka usaha dibidang roti, namun
Riche membuat konsumen memakan roti lebih dari sekedar roti biasa, sesuai dengan
motto kami THIS IS NOT ORDINARY BREAD, THIS IS RICHE. Kami mengemas
produk kami berbeda dengan roti lain dengan keunikan tersendiri dari segi
tampilandan cita rasa yang bervariasi, sehingga kami lebih unggul dari pesaing toko
roti yang sudah ada.
2.3 Analisis Industri
Roti merupakan makanan yang sudah banyak dikonsumsi sebagai alternatif
sumber kalori pengganti nasi maupun snack (kudapan) pengganjal perut ketika lapar.
Pada Tabel 1, pada tahun 1996 tingkat konsumsi rata-rata roti di Indonesia mencapai
628,3 juta bungkus kecil roti tawar dan 2.979,6 juta potong roti manis. Walaupun
terjadi penurunan menjadi 366,7 juta bungkus kecil roti tawar dan 2.349,3 juta potong
roti manis pada tahun 1999 karena terpaan krisis ekonomi yang melanda Indonesia
sehingga daya beli masyarakat berkurang, konsumsi rata-rata roti Indonesia kembali
meningkat hingga mencapai angka 447,6 juta bungkus kecil roti tawar dan 2.920,6
juta potong roti manis pada tahun 2002. Dari hasil ini industry roti akan terus
16
berkembang seiring dengan banyaknya konsumen yang mengkonsumsi roti per
tahunnya.
Konsumsi roti per kapita Indonesia telah tumbuh dari US$ 0.8 di 2005
menjadi US$ 3.6 di 2014. Namun demikian konsumsi roti per kapita Indonesia masih
dibawah Malaysia dan Vietnam yang telah mencapai level US$ 17 dan US$ 7 per
kapita.
Gambar 2.2 Pertumbuhan penjualan roti di Indonesia
Sumber: bisnis.com
Tahun Konsumsi Rata-rata Roti Tawar
(Juta Bungkus Kecil)
Konsumsi Rata-rata Roti Manis
(Juta Potong)
1996 628,3 2.979,6
1999 366,7 2.349,3
2002 447,6 2.920,6
Tabel 2.1 Tabel konsumsi roti tawar dan manis Per Kapita Per Tahun di
Indonesia, Tahun 1996, 1999, 2002
Sumber: BPS dalam Badria (2005:2)
17
Gambar 2.3 Diagram jenis makanan yang disukai seperti apa