BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada perencanaan dan pelaksanaan proyek sering terjadi pembengkakan biaya karena hal-hal yang tidak perlu. Hal ini perlu diperhatikan, karena pada dasarnya kita sebagai engineer harus bisa mengefisiensikan biaya pada perncanaan dan pelaksanaan suatu proyek. Maka dari itu, perlu adanya rekayasa teknis dari perencanaan bangunan, tanpa mengurangi fungsi struktur maupun arsitektur bangunan sehingga didapatkan biaya pelaksanaan dan pekerjaan yang lebih murah. Hal ini disebut value engineering, biasanya dilakukan oleh kontraktor dan pemilik proyek sebelum melaksanakan sebuah pekerjaan. Value engineering juga dilakukan oleh konsultan perencana dalam mennetukan tipe struktur, bahan, serta bentuk bangunan yang akan dituangkan ke dalam sebuah design bangunan secara utuh. 1.2 Maksud dan Tujuan Tujuan pokok dari uraian singkat ini ialah menambah pengetahuan untuk Mahasiswa Teknik Sipil tentang Value Engineering. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pada perencanaan dan pelaksanaan proyek sering terjadi pembengkakan biaya
karena hal-hal yang tidak perlu. Hal ini perlu diperhatikan, karena pada dasarnya kita
sebagai engineer harus bisa mengefisiensikan biaya pada perncanaan dan pelaksanaan
suatu proyek.
Maka dari itu, perlu adanya rekayasa teknis dari perencanaan bangunan, tanpa
mengurangi fungsi struktur maupun arsitektur bangunan sehingga didapatkan biaya
pelaksanaan dan pekerjaan yang lebih murah. Hal ini disebut value engineering,
biasanya dilakukan oleh kontraktor dan pemilik proyek sebelum melaksanakan
sebuah pekerjaan. Value engineering juga dilakukan oleh konsultan perencana dalam
mennetukan tipe struktur, bahan, serta bentuk bangunan yang akan dituangkan ke
dalam sebuah design bangunan secara utuh.
1.2 Maksud dan Tujuan
Tujuan pokok dari uraian singkat ini ialah menambah pengetahuan untuk
Mahasiswa Teknik Sipil tentang Value Engineering.
1.3 Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan adalah metode studi pustaka yaitu dengan
mencari sumber-sumber pustaka yang memuat materi yang hendak disampaikan
dalam hal ini adalah materi mengenai Value Engineering.
1
1.4 Sistematika Penulisan
Bab I pendahuluan memuat latar belakang pembuatan makalah, maksud dan
tujuan yang diharapkan dari pembuatan makalah ini, metode penulisan makalah dan
sistematika dalam makalah yang dibuat.
Bab II kajian teori yang memuat teori-teori mengenai Value Engineering.
Pada bab ini penulis akan menyampaikan materi mengenai Value Engineering yang
penulis dapatkan dari hasil studi pustaka yang telah dilakukan.
Bab III penutup memuat simpulan akhir dari makalah ini.
2
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Definisi Value Engineering
Rekayasa nilai atau value engineering (VE) didefinisikan sebagai suatu metode
untuk mengurangi biaya produksi atau penggunaan barang dan jasa, tanpa
mengurangi mutu, fungsi, manfaat, dan estetika dari pekerjaan tersebut.
Definisi value engineering menurut para ahli adalah sebagai berikut :
1. Value engineering adalah usaha yang terorganisasi secara sistematis dan
mengaplikasikan suatu teknik yang telah diakui, yaitu teknik mengidentifikasikan
fungsi produk atau jasa yang bertujuan memenuhi fungsi yang diperlukan dengan
harga yang terendah (paling ekonomis). (Imam Soeharto. 1995 yang dikutip dari
Society Of American Value Engineers.)
2. Value engineering adalah sebuah teknik dalam manajemen menggunakan
pendekatan sistematis untuk mencari keseimbangan fungsi terbaik antara biaya,
keandalan dan kinerja sebuah proyek. (Dell’Isola. 1975.)
3. Miles (1959) dalam Barrie dan Poulson (1984) mengatakan Value
engineering/rekayasa nilai adalah suatu pendekatan yang bersifat kreatif dan
sistematis dengan tujuan mengurangi atau menghilangkan biaya-biaya yang tidak
diperlukan.
4. Menurut Zimmerman dan Hart dalam Hutabarat (1995) value engineering adalah
suatu teknik manajemen yang menggunakan pendekatan sistematis untuk
mencapai keseimbangan fungsional terbaik antara biaya, keandalan dan
penampilan dari suatu sistem atau proyek.
3
5. Heller (1971) dalam Hutabarat (1995) juga menerangkan bahwa value
engineering merupakan penerapan sistematis dari sejumlah teknik untuk
mengidentifikasikan fungsi-fungsi suatu benda dan jasa dengan memberi nilai
terhadap masing-masing fungsi yang ada serta mengembangkan sejumlah
alternatif yang memungkinkan tercapainya fungsi tersebut dengan biaya total
minimum.
6. Zimmerman dan Hart dalam Donomartono (1999) value engineering adalah “a
value study on a project or productthat is being developed. It analisys the cost of
the project as it is being designed”. Jadi Value Engineering adalah suatu metode
evaluasi yang menganalisa teknik dan nilai dari suatu proyek atau produk yang
melibatkan pemilik, perencana dan para ahli yang berpengalaman dibidangnya
masing- masing dengan pendekatan sistematis dan kreatif yang bertujuan untuk
menghasilkan mutu yang tetap dengan biaya serendah-rendahnya, yaitu dengan
batasan fungsional dan tahapan rencana tugas yang dapat mengidentifikasi dan
menghilangkan biaya serta usaha yang tidak diperlukan/ tidak mendukung.
Ada anggapan bahwa studi value engineering hanya untuk mengkritik proyek
yang akan didesain atau yang sudah didesain. value engineering bukanlah suatu :
1. Revisi desain yang diperlukan untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan yang
dibuat oleh perencana, maupun mengoreksi perhitungan.
2. Suatu proses untuk membuat sesuatu menjadi murah ataupun pemotongan harga
dengan mengurangi penampilan.
3. Kontrol terhadap kualitas ataupun pemeriksaaan ulang dari perencanaan proyek
atau produk.
Value engineering dalam penerapannya pada proyek konstruksi merupakan
sebuah kegiatan merakayasa teknis dari perencanaan bangunan yang sudah ada tanpa
mengurangi fungsi struktur maupun arsitektur bangunan sehingga didapatkan biaya
4
pelaksanaan dan pekerjaan yang lebih murah. Value engineering biasanya dilakukan
oleh kontraktor dan pemilik proyek sebelum melaksanakan sebuah pekerjaan. Value
Engineering juga dilakukan oleh konsultan perencana dalam menentukan tipe
struktur, bahan, serta bentuk bangunan yang akan dituangkan kedalam sebuah design
bangunan secara utuh.
2.2 Faktor-faktor Timbulnya Biaya yang tidak Perlu
Beberapa hal yang mendasari value engineering sangat penting dipahami oleh
setiap perencana dan pelaksana proyek sehingga dapat menyebabkan biaya-biaya
yang tidak perlu muncul setap kegiatan proyek berlangsung, hal-hal tersebut antara
lain :
1. Kekurangan waktu (lack of time)
2. Kekurangan informasi (lack of information)
3. Kekurangan ide atau gagasan (lack of idea)
4. Kesalahan konsep (misconceptions)
5. Keadaan sementara yang tidak disengaja namun menjadi ketetapan (temporary
circumstances that inadvertently become permanent)
6. Kebiasaan (habits)
7. Sikap (attitude)
8. Politik (politic)
9. Kekurangan biaya perencanaan (fee)
10. Enggan mendapat saran (reluctance to seek advice)
11. Hubungan masyarakat yang kurang serasi (poor human relation)
2.3 Konsep Dasar Value Engineering
Menurut Zimmerman dan Hart ada unsur utama yang sering disebut dengan Key
Element of Value Engineering. Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:
5
1. Analisa fungsi (function analysis)
Analisis fungsi merupakan basis utama di dalam value engineering karena
analisis inilah yang membedakan VE dari teknik-teknik penghematan biaya lainnya.
Analisa fungsi ini diidentifikasi dengan menggunakan deskripsi yang terdiri dari dua
kata , yaitu kata kerja dan kata benda.
2. Berpikir kreatif (creatif thinking)
Dalam melakukan analisa dibutuhkan suatu pengembangan suatu konsep/
gagasan/ pikiran baru yang belum ada pada pemikiran sebelumnya.
3. Model pembiayaan (cost model)
Model pembiayaan ini digunakan sebagai metode untuk mengatur biaya ke
dalam fungsinya melalui perbandingan Basic Cost dan Actual Cost sehingga dapat
dengan mudah diidentifikasi dan diukur.
4. Biaya siklus hidup (life cycle costing)
Analisis ini dilakukan untuk menentukan alternatif dengan biaya paling rendah.
5. Teknik dalam analisa fungsi (function analysis technique/FAST)
Adalah suatu teknik kunci digunakan untuk mendefinisikan dan menguraikan
struktur fungsional.
6. Biaya dan nilai (cost and worth)
Pada rekayasa nilai perlu diperhatikan tentang perbedaan antara arti nilai dan
biaya. Hal ini bertujuan untuk mempermudah analisa yang akan dilakukan.
6
7. Kebiasaan dan sikap (habits and attituded)
Kebiasaan dan sikap seseorang seringkali berpengaruh dalam hal pengambilan
keputusan terutama saat menghadapi permasalahan.
8. Rencana kerja rekayasa nilai (VE job plan)
Pendekatan yang sistematis dan yang terorganisir adalah kunci utama Rekayasa
Nilai yang berhasil.
9. Manajemen hubungan antara pelaku dalam rekayasa nilai (managing the owner/
designer/ value consultan)
Memelihara hubungan yang baik antar tim Rekayasa Nilai dengan seluruh unsur
yang terlibat.
2.4 Komponen Sistem Value Engineering
Penerapan VE dilakukan dengan cara yang berbeda sesuai dengan yang dianggap
cocok dengan kondisi masing-masing. Dalam sistem VE terdapat beberapa alternatif
dari setiap komponen yang ada, kemudian komponen-komponen tersebut
digabungkan dan menjadi sebuah sistem VE. Komponen sistem VE dapat dilihat pada
Tabel 2.1.
7
Tabel 2.1. Komponen Sistem VE (Mcgeorge dan Palmer, 1997)
VE System VE ComponentFunction Definition Based on Project Function
Based on Space FuntionBased on Elemental Function
Funtion Evaluation Lowest Cost to Perform FuntionFAST Diagram Use
Don't UseAllocated Cost to Funtion Yes
NoGeneration of Alternative Brainstorming
Other Creative TechniquesExternal TeamDesign MixMixture of Two
Value Engineering Facilitator IndependentIn House
Format of The Value Engineering 40 Hours WorkshopThe Two DaysCharetteJapanese Compact StudyContractor Change ProposalOther as Aplicable to the Project
Location Outsite Work EnvironmentInside Work Environment
The Timing of Study InceptionBriefSketch DesignConstruction StageCombination of AboveContinuous Process
Evaluation of Alternative WeightmatrixOther Mathematical Technique
Organisation of The Study Group Approach
2.4.1 Definisi Fungsi (Function Definition)
Langkah awal dalam penerapan VE adalah melakukan definisi fungsi untuk
mengetahui identifikasi fungsi secara tepat dalam proyek konstruksi. Klarifikasi
dilakukan menggunakan 1 kata benda dan 1 kata kerja (1 noun and 1 verb).
8
2.4.1.1 Definisi Fungsi Proyek (Project Function)
Definisi fungsi proyek yang dilakukan dengan cara melihat proyek itu secara
umum/keseluruhan, untuk apa proyek konstruksi itu dibuat. Contohnya adalah
gedung sekolah yang mempunyai fungsi untuk mendidik anak.
2.4.1.2 Definisi Fungsi Ruang (Space Function)
Definisi fungsi proyek yang dilakukan dengan cara melihat proyek itu secara
ruang-ruang yang dibutuhkan dan yang akan terbentuk dalam proyek, untuk
mendapatkan fungsi ruang yang diperlukan dalam proyek konstruksi, yang dapat
dilihat pada contoh ruang kelas yang berfungsi sebagai tempat pengajaran dilakukan.
2.4.1.3 Definisi Fungsi Elemen (Elemental Function)
Definisi fungsi proyek yang dilakukan dengan cara melihat proyek itu secara
elemental yang dibutuhkan dan yang akan terbentuk dalam proyek konstruksi, yang
dapat dilihat pada contoh pintu ruangan untuk membuka akses atau menutup akses.
2.4.2 Evaluasi Fungsi
Tahapan evaluasi fungsi dilakukan untuk mendapatkan alternatif yang
digunakan. Penentuan alternatif yang dipakai sesuai dengan fungsi yang diharapkan
dan biaya yang terendah.
2.4.3 FAST Diagram
FAST diagram dilakukan untuk melihat identifikasi fungsi dasar dan fungsi
pelengkap. Cara kerja diagram ini berawal dari penentuan fungsi utama dan
bagaimana cara pencapainnya (how), dan akan dijelaskan mengana hal tersebut
dilakukan (why). Diagram ini juga melakukan pembagian antara lingkup desain dan
lingkup konstruksi untuk tercapainya analisa yang dibuat.
9
Pada FAST diagram dijelaskan konsep pemikiran pada fase desain dan fase
konstruksi. Pada fase desain menjelaskan bagaimana cara yang dilakukan untuk
memecahkan masalah yang akan timbul. Sedangkan pada masa konstruksi dijelaskan
bagaimana cara yang dilakukan untuk memecahkan masalah yang timbul.
2.4.4 Alokasi Biaya Terhadap Fungsi (Allocated Cost of Function)
Beberapa ahli melakukan alokasi biaya terhadap fungsi dalam fungsi definisi
ini. Seperti contoh, rumah sakit yang mempunyai fungsi sebagai berikut :
- Merawat pasien
- Mendiagnosa pasien
- Merawat inap pasien
Penentuan biaya (cost) dilakukan berdasarkan fungsi dari sumah sakit.,
sehingga dapat melihat biaya yang dihasilkan berdasarkan setiap fungsi. Perhitungan
ini dilakukan dengan membandingkan beberapa alternatif yang dapat dilakukan untuk
mencapai tujuan dan fungi yang sama. Tabel 2.2 memberikan contoh cara alokasi
biaya terhadap fungsi.
Tabel 2.2. Contoh Allocated Cost to Function (Mcgeorge dan Palmer,
1997)
No Verb Noun
1 Exclude Substance Sheet Metal 0.152 Allow Ventilation Holes in Metal 0.153 Facilitate Maintenance Spring Clip 0.104 Please Customer Paint Metal 0.10
Total Lowest Cost to Achieve Function 0.50
Cheapest Mean of Achieving Function
Lowest to Achieve Function ($)
10
2.4.5 Calculate Worth
Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan antara biaya
dengan kelayakan dari setiap komponen yang dipakai. Tabel 2.3. memberikan contoh