13 BAB II UKHUWAH ISLAMIAH A. Pengertian Ukhuwah Islamiah 1. Secara Etimologi (kebahasaan) Dari segi bahasa, kata ukhuwah berasal dari kata dasar akhun (خ ا). Kata akhun (خ ا) ini dapat berarti saudara kandung/seketurunan atau dapat juga berarti kawan. Bentuk jamaknya ada dua, yaitu ikhwat ( ةﻮѧ ﺧإ) untuk yang berarti saudara kandung dan ( انﻮѧ ﺧإ) untuk yang berarti kawan. 1 Jadi ukhuwah bisa diartikan “persaudaraan”. Sedangkan ukhuwah (ukhuwwah) yang biasa diartikan sebagai “persaudaraan”, terambil dari akar kata yang pada mulanya berarti memperhatikan. Makna asal kata ini memberi kesan bahwa persaudaraan mengharuskan adanya perhatian semua pihak yang bersaudara. Boleh jadi, perhatian itu pada mulanya lahir karena adanya persamaan di antara pihak-pihak yang bersaudara, sehingga makna tersebut kemudian berkembang dan pada akhirnya ukhuwah diartikan sebagai setiap persamaan dan keserasian dengan pihak lain, baik persamaan keturunan, dari segi ibu bapak, atau keduanya maupun dari segi persusuan secara majazi kata ukhuwah (persaudaraan) mencakup persamaan salah satu unsur seperti suku, agama, profesi dan perasaan. Dalam kamus-kamus bahasa Arab ditemukan bahwa kata akh yang membentuk kata ukhuwwah digunakan juga dengan anti teman akrab atau sahabat. 2 2. Secara Terminologi Menurut Dr. Abdullah Nashih Ulwan, Ukhuwah Islamiah adalah ikatan kejiwaan yang melahirkan perasaan yang mendalam dengan 1 Louis Ma’luf al Yasui, Kamus al Munjid fi al Lughah wa al A’lam, (Beirut: Dar al Masyriq), Cet. XXVIII, 1986, hlm. 5. 2 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran, (Bandung: Mizan, 1998), hlm. 486.
22
Embed
BAB II UKHUWAH ISLAMIAH - UIN Walisongo Semarang ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005... · Dari segi bahasa, kata ukhuwah berasal dari ... sehingga
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
13
BAB II
UKHUWAH ISLAMIAH
A. Pengertian Ukhuwah Islamiah
1. Secara Etimologi (kebahasaan)
Dari segi bahasa, kata ukhuwah berasal dari kata dasar akhun (اخ ).
Kata akhun (اخ ) ini dapat berarti saudara kandung/seketurunan atau dapat
juga berarti kawan. Bentuk jamaknya ada dua, yaitu ikhwat ( وة untuk (إخ
yang berarti saudara kandung dan ( وان untuk yang berarti kawan.1 Jadi (إخ
ukhuwah bisa diartikan “persaudaraan”.
Sedangkan ukhuwah (ukhuwwah) yang biasa diartikan sebagai
“persaudaraan”, terambil dari akar kata yang pada mulanya berarti
memperhatikan. Makna asal kata ini memberi kesan bahwa persaudaraan
mengharuskan adanya perhatian semua pihak yang bersaudara.
Boleh jadi, perhatian itu pada mulanya lahir karena adanya
persamaan di antara pihak-pihak yang bersaudara, sehingga makna
tersebut kemudian berkembang dan pada akhirnya ukhuwah diartikan
sebagai setiap persamaan dan keserasian dengan pihak lain, baik
persamaan keturunan, dari segi ibu bapak, atau keduanya maupun dari segi
persusuan secara majazi kata ukhuwah (persaudaraan) mencakup
persamaan salah satu unsur seperti suku, agama, profesi dan perasaan.
Dalam kamus-kamus bahasa Arab ditemukan bahwa kata akh yang
membentuk kata ukhuwwah digunakan juga dengan anti teman akrab atau
sahabat.2
2. Secara Terminologi
Menurut Dr. Abdullah Nashih Ulwan, Ukhuwah Islamiah adalah
ikatan kejiwaan yang melahirkan perasaan yang mendalam dengan
1 Louis Ma’luf al Yasui, Kamus al Munjid fi al Lughah wa al A’lam, (Beirut: Dar al
kelembutan, cinta dan sikap hormat kepada setiap orang yang sama-sama
diikat dengan akidah Islamiah, iman dan takwa. 3
Ukhuwah Islamiah merupakan suatu ikatan akidah yang dapat
menyatukan hati semua umat Islam, walaupun tanah tumpah darah mereka
berjauhan, bahasa dan bangsa mereka berbeda, sehingga setiap individu di
umat Islam senantiasa terikat antara satu sama lainnya, membentuk suatu
bangunan umat yang kokoh.4
Terhadap ukhuwah (persaudaraan) ini, al Ghazali, menegaskan
bahwa persaudaraan itu harus didasari oleh rasa saling mencintai. Saling
mencintai karena Allah Swt dan persaudaraan dalam agama-Nya
merupakan pendekatan diri kepada Allah Swt.5
Adapun maksud Ukhuwah Islamiah menurut Dr. Quraish Shihab
dalam bukunya Wawasan Al-Quran diuraikan bahwa :
“Istilah Ukhuwah Islamiah perlu didudukkan maknanya, agar bahasan kita tentang ukhuwah tidak mengalami kerancuan. Untuk itu terlebih dahulu perlu dilakukan tinjauan kebahasaan untuk menetapkan kedudukan kata Islamiah dalam istilah di atas. Selama ini ada kesan bahwa istilah tersebut bermakna persaudaraan yang dijalin oleh sesama muslim, sehingga dengan demikian kata lain “Islamiah” dijadikan pelaku ukhuwah itu. Pemahaman ini kurang tepat, kata Islamiah yang dirangkaikan dengan kata ukhuwah lebih tepat dipahami sebagai ajektifa, sehingga Ukhuwah Islamiah berarti persaudaraan yang bersifat Islami atau yang diajarkan oleh Islam”.6
Jadi dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Ukhuwah
Islamiah merupakan suatu ikatan jiwa yang kuat terhadap penciptanya dan
juga terhadap sesama manusia karena adanya suatu kesamaan akidah,
iman dan takwa. Adapun dari pendapat ketiga dapat disimpulkan bahwa
ukhuwah Islamiah merupakan suatu persaudaraan antar sesama orang
3 Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak Menurut Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990), hlm. 5.
Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki…(Q. S. An Nisa’ : 23)8
2. Saudara yang dijalin dengan ikatan keluarga, seperti bunyi doa Nabi Musa
a.s. yang diabadikan dalam al-Quran :
)30-29: طه( هارون أخي .واجعل لي وزيرا من أهليDan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, (yaitu) Harun, saudaraku” (Q. S. Thaahaa : 29-30). 9
3. Saudara dalam arti sebangsa, walaupun tidak seagama, seperti dalam
firman-Nya :
)65: األعراف (وإلى عاد أخاهم هوداDan (Kami telah mengutus) kepada kaum `Aad saudara mereka, Hud.” (Q. S. al-A’raf : 65) 10
7 Ibid, hlm. 487. 8 H. A. Soenarjo, Al-Quran dan Terjemahnya, (Jakarta: Depag RI, 1989), hlm. 23. 9 Ibid, hlm. 478. 10 Ibid, hlm. 232.
16
4. Saudara semasyarakat walaupun berselisih paham
ن هذا أخي له تسع وتسعون نعجة ولي نعجة واحدة فقال أكفلنيها إ )23: ص ( وعزني في الخطاب
Sesungguhnya saudaraku ini mempunyai sembilan puluh sembilan ekor kambing betina dan aku mempunyai seekor saja. Maka dia berkata: Serahkanlah kambingmu itu kepadaku dan dia mengalahkan aku dalam perdebatan.(Q. S. Shaad : 23)11
Dalam sebuah hadits Nabi bersabda saw :
انصر أخاك ه قال رسول اهللا صلى اهللا عليه و سلم عن أنس رضى اهللا عن 12)رواه البخاري (ظاملاأو مظلوما
Belalah saudaramu, baik ia berlaku aniaya maupun teraniaya.
Ketika beliau ditanya seseorang, bagaimana cara membantu orang
yang menganiaya, beliau menjawab
13تأخذ فوق يديه Engkau halangi dia agar tidak berbuat aniaya.
5. Persaudaraan seagama
Ini ditunjukkan oleh firman Allah dalam Q. S, Al Hujurat ayat 10 :
)10: احلجرات ( إنما المؤمنون إخوةSesungguhnya orang-orang mu'min adalah bersaudara. (Q. S. Al Hujurat : 10)14
C. Sejarah Ukhuwah Pada Zaman Nabi Muhammad Saw
11 Ibid, hlm. 735. 12 Imam Abi Abdullah Muhammad Ibnu Ismail, Shahih Bukhari, (Beirut: Darul Kitab Al-
perbedaan pandangan politik. Satu tragedy yang berakibat panjang, sampai
sekarang. Ukhuwah Islamiah makin dilupakan.
Dinasti Umaiyah yang berkedudukan di Damaskus bertahan hidup
hanya satu abad. Dia diganti oleh dinasti Abasiyah yang berkedudukan di
Baghdad. Dinasti Abasiyah walaupun pada segi perkembangan budaya
memperlihatkan prestasi cemerelang sehingga mampu menempatkan diri
sebagai pemegang obor penerang dunia, namun mereka tetap tidak mampu
melahirkan ukhuwah.19
Dengan terjadinya keberagaman dalam ide politik dan perbedaan-
perbedaan dalam apa yang dianggap sebagai kepentingan nasional, maka
benturan-benturan yang terjadi adalah hal yang sukar terelakan. Ini memang
suatu hal yang tragis dan sangat menyedihkan, namun adalah suatu kenyataan.
Sekarang timbul pertanyaan apakah terhadap hal ini belum ada pemikiran atau
upaya-upaya menemukan jalan keluarnya. Jawabannya, sudah. Namun hasil
yang menggembirakan belum menampakkan diri.
Untuk melahirkan kerukunan sesama muslim demi tegaknya persatuan,
ada enam langkah atau upaya yang layak dikerjakan. 1) menghilangkan sikap
fanatisme golongan, 2) menghindari sengketa masalah cabang agama
(furu’iyah), 3) mengutamakan persatuan, 4) menumbuhkan rasa kebersamaan,
5) mencegah lahirnya berbagai macam fatwa sebagai hasil ijtihad, maka
sebaiknya dilakukan secara kolektif, dan 6) pengertian tentang umat Islam,
harus mencakup semua orang yang mengaku dirinya muslim tanpa
memperhatikan sikap dan pandangan politiknya.20
D. Tujuan Ukhuwah Islamiah
Agama Islam sebagai Dienullah yang hak bagi seluruh manusia. Nilai-
nilai ajarannya meliputi dan menyentuh seluruh aspek kehidupan manusia
yang sangat kompleks. Kesempurnaan ajarannya Islam mampu memberikan
respon positif terhadap seluruh persoalan dalam aspek kehidupan manusia
dan masyarakat.
19 Ibid. 20 Ibid. hal. 172-173.
20
Pada hakikatnya, setiap manusia dalam kehidupan bermasyarakat
berkeinginan untuk hidup dengan damai, aman, tenteram, penuh kebahagiaan
dan sejahtera. Kondisi seperti ini, sebagaimana dicita-citakan Islam,
melukiskan gambaran masyarakat ideal yang diibaratkan organ tubuh
manusia. Banyak anjuran yang termuat dalam al-Quran menghendaki agar
manusia bersatu dalam kebersamaan dan permusyawaratan yang berazaskan
kebersamaan, keadilan dan kebenaran, saling tolong-menolong, saling
menasihati dan sebagainya.
Salah satu di antara landasan pokok Islam, di samping azas persamaan
dan keadilan ialah azas persaudaraan yang dalam istilah Islam biasa disebut
ukhuwah. Ukhuwah/persaudaraan itu dapat didukung oleh bermacam-macam
tali dan ikatan. Adakalanya karena pertalian darah dan keturunan (biologis,
karena hubungan perkawinan, ikatan keluarga, budaya adat dan lain-lain).
Berbeda dengan persaudaraan Islam, tali yang menghubungkannya
yakni akidah, persamaan kepercayaan yang diperkuat pula oleh ruh dan
semangat ketaatan yang sama kepada pencipta alam semesta ini.
Adapun salah satu tampilan yang menjadi ciri khas muslim sejati yakni
cintanya kepada sesama saudara seiman. Sebuah cinta yang tidak ternoda oleh
kecenderungan-kecenderungan duniawi atau hasrat-hasrat yang tersembunyi.
Ini merupakan cinta persaudaraan sejati yang kemurniannya diturunkan dari
cahaya petunjuk Islam. Pengaruhnya terhadap perilaku manusia sangat unik
dalam sejarah hubungan manusia. Ikatan yang menghubungkan seorang
muslim dengan saudaranya, tanpa memandang ras, warna kulit atau bahasa
merupakan ikatan iman kepada Allah.
Persaudaraan karena iman merupakan ikatan yang kuat antara hati dan
pikiran. Tidak mengherankan perasaan persaudaraan/ukhuwah ini akan
melahirkan perasaan-perasaan mulia dalam jiwa seorang muslim dan
membentuk sikap positif serta menjauhkan sikap-sikap negatif.
21
Adapun akhlak terhadap sesama muslim yang diajarkan oleh syariat
Islam secara garis besarnya menurut K.H. Abdullah Salim sebagai berikut : 21
1. Menghubungkan tali persaudaraan 2. Saling tolong-menolong 3. Membina persatuan 4. Waspada dan menjaga keselamatan bersama 5. Berlomba mencapai kebaikan 6. Bersikap adil 7. Tidak boleh mencela dan menghina 8. Tidak boleh menuduh dengan tuduhan fasiq atau kafir 9. Tidak boleh bermarahan 10. Memenuhi janji 11. Saling memberi salam 12. Menjawab bersin 13. Melayat mereka yang sakit 14. Menyelenggarakan pemakaman jenazah 15. Membebaskan diri dari suatu sumpah 16. Tidak bersikap iri dan dengki 17. Melindungi keselamatan jiwa dan harta 18. Tidak boleh bersikap sombong 19. Bersifat pemaaf
Sifat-sifat dan akhlak yang harus dipelihara dan yang harus
disingkirkan di atas dimaksudkan untuk membina persaudaraan dan
persahabatan juga untuk memelihara persatuan ukhuwah Islamiah.
E. Macam-macam Ukhuwah Islamiah
Dilihat dari segi bentuknya, bahasa tentang ukhuwah Islamiah dalam
al-Quran muncul dalam dua bentuk, yaitu jamak dan tunggal. Bentuk tunggal
dengan memakai kata akh (saudara laki-laki) dan kata ukht (saudara
perempuan). Adapun bentuk jamaknya memakai kata ikhwan, akhwat dan
ikhwat.
Ukhuwah pada mulanya berarti persamaan dan keserasian dalam
banyak hal. Karenanya persamaan dalam keturunan mengakibatkan
persaudaraan dan persamaan dalam sifat-sifat mengakibatkan persaudaraan.22
21 Abdullah Salim, Akhlak Islam Membina Rumah Tangga dan Masyarakat, (Jakarta: Media
Dakwah, 1994), hlm. 123-153. 22 Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran : Fungsi dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan
Masyarakat, (Mizan: Bandung, 1995), hlm. 358.
22
Contoh beberapa ayat di depan yang mengisyaratkan bentuk atau jenis
“persaudaraan” yang disinggung oleh al-Quran. Semuanya dapat disimpulkan
bahwa kitab suci ini memperkenalkan paling tidak empat macam
persaudaraan.23 Adapun empat macam ukhuwah tersebut adalah :
1. Ukhuwah Ubudiyah
Ukhuwah Ubudiyah atau saudara kesemakhlukan dan
kesetundukan kepada Allah yaitu bahwa seluruh makhluk adalah
bersaudara dalam arti memiliki persamaan.24
2. Ukhuwah Insaniyah
Ukhuwah Insaniyah atau saudara sekemanusiaan adalah dalam arti
seluruh manusia adalah bersaudara. Karena mereka semua bersumber dari
ayah ibu yang satu yaitu Adam dan Hawa.25 Hal ini berarti bahwa manusia
itu diciptakan dari seorang laki-laki dan seorang perempuan. (Q.S. Al
Hujurat : 13).26
Demikian al-Quran memandang semua manusia mengisyaratkan
adanya Ukhuwah Insaniyah sebab dalam persaudaraan ini juga tidak
memandang perbedaan agama, bahkan persaudaraan ini merupakan
persaudaraan dalam arti yang umum sehingga tidak dibenarkan adanya
saling menyakiti, mencela atau perbuatan buruk lainnya.
3. Ukhuwah Wathaniyah Wa Nasab
Ukhuwah Wathaniyah Wa Nasab yaitu persaudaraan dalam
kebangsaan dan keturunan. Ayat-ayat macam ini banyak dan hampir
mendominasi semua ukhuwah. Sebagaimana dikemukakan oleh Quraish
Shihab tentang macam-macam makna akh (saudara) dalam al-Quran yaitu
dapat berarti :
a. Saudara kandung atau saudara seketurunan, seperti ayat yang berbicara tentang warisan atau keharaman menikahi orang-orang tertentu.
b. Saudara yang dijalin oleh ikatan keluarga
23 TIM Redaksi Tanwirul Afkar Ma’had Aly PP. Salafiyah Sukorejo Situbondo, Fiqh
Rakyat : Pertautan Fiqh dengan Kekuasaan, (Yogyakarta: LKIS, 2000), hlm, 14. 24 Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran…Op. Cit., hlm. 358. 25 Ibid. 26 R. H. A. Soenarjo, Al-Quran… Op. Cit., hlm. 847.
23
c. Saudara dalam arti sebangsa walaupun tidak seagama. d. Saudara semasyarakat walaupun berselisih paham. e. Saudara seagama.27
Sebenarnya jika dilihat lebih jauh saudara seketurunan dan
saudara sebangsa ini merupakan pengkhususan dari persaudaraan
kemanusiaan. Lingkup persaudaraan ini dibatasi oleh suatu wilayah
tertentu. Baik itu berupa keturunan, masyarakat ataupun oleh suatu bangsa
atau negara.
4. Ukhuwah fi Din al Islam
Ukhuwah fi Din al Islam adalah persaudaraan antar sesama
muslim. Lebih tegasnya bahwa antar sesama muslim menurut ajaran Islam
adalah saudara. Sebagaimana disebutkan dalam QS. al-Hujurat ayat 10 :
Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.28
Ukhuwah fi Din al Islam mempunyai kedudukan yang luhur dan
derajat yang tinggi dan tidak dapat diungguli dan disamai oleh ikatan
apapun.29 Ukhuwah ini lebih kokoh dibandingkan dengan ukhuwah yang
berdasar keturunan, karena ukhuwah yang berdasarkan keturunan akan
terputus dengan perbedaan agama, sedangkan ukhuwah berdasarkan
akidah tidak akan putus engan bedanya nasab.30 Konsep ukhuwah fi Din al
Islam merupakan suatu realitas dan bukti nyata adanya persaudaraan yang
hakiki, karena semakin banyak persamaan maka semakin kokoh pula
persaudaraan, persamaan rasa dan cita. Hal ini merupakan faktor dominan
yang mengawali persaudaraan yang hakiki yaitu persaudaraan antar
27 Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran…Op. Cit., hlm. 487-488. 28 R. H. A. Soenarjo, Al-Quran… Op. Cit., hlm. 846. 29 Nashir Sulaiman al-Umar, Tafsir Surat al Hujurat : Manhaj Pembentukan Masyarakat
Berakhlak Islam, (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 1994), hlm. 249. 30 Ali Abdul Halim Mahmud, Fiqh al Ukhuwah fi al Islam, Terj. Hawn Murtahdo, Merajut
Benang Ukhuwah Islamiah, (Solo: Era Intermedia, 2000), hlm. 14.
24
sesama muslim. Dan iman sebagai ikatannya. Implikasi lebih lanjut adalah
dalam solidaritas sosialnya bukan hanya konsep take and give saja yang
bicara tetapi sampai pada taraf merasakan derita saudaranya.31
Kaum muslimin tidak dapat mencapai tujuan-tujuannya, yaitu
mengaplikasikan syariat Allah ditengah-tengah manusia kecuali jika
mereka bekerja sama dalam amalnya. Persaudaran disini bukan hanya
berarti kerja sama, saling mengenal atau saling dekat, karena persaudaraan
dalam Islam lebih kuat dari segala pengertian saling mengenal, saling
mengerti, saling membantu dan solidaritas. Makna-makna ini hanya dapat
diperkuat dan ditingkatkan dengan persaudaraan dalam Islam mendorong
tercapainya keharmonisan dan menghilangkan persaingan dan permusuhan
pada diri manusia dalam kehidupan bermasyarakat mereka. Karena,
persaudaraan ini mengharuskan adanya rasa cinta dan kebencian karena
Allah, yaitu cinta kepada orang yang memegang kebenaran, kesabaran dan
ketakwaan serta membenci orang yang memegang kebatilan, mengikuti
hawa nafsu serta berani melanggar keharaman yang telah digariskan
Allah.32
Seorang mukmin haruslah menyadari dan memahami makna
tentang persaudaraan ini, sehingga mengakui orang mukmin lainnya
sebagai saudaranya. Dari sini akan timbul suatu kerja sama dan gotong
royong sehingga terciptalah suatu masyarakat muslim yang serasi dan
harmonis.
Akhirnya terbentuklah suatu masyarakat yang ideal, yaitu sosok
masyarakat yang diwarnai oleh jalinan solidaritas sosial yang tinggi, rasa
persaudaraan yang solid antar manusia. Sebagaimana dalam sejarah
manusia. Masyarakat seperti ini pernah eksis dalam masyarakat madani
yang dibina Rasul saw. Sesama warganya terjalin cinta, semangat gotong
royong dan kebersamaan yang tinggi.
31 Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran…Op. Cit., hlm. 491. 32 Ali Abdul Halim Mahmud, Fiqh Responsibilitas : Tanggung Jawab Muslim dalam
Islam, (Jakarta: Gema Insani, 1998), hlm. 140.
25
F. Faktor-faktor Penunjang Persaudaraan
Ukhuwah sebagaimana dijelaskan sebelumnya, merupakan suatu
kondisi saling berhubungan dan saling keterikatan dengan dasar saling
mencintai diantara dua orang, atau dalam hal ini antara orang-orang mukmin
karena keimanan mereka. Maka diantara mereka harus saling mencintai dan
seorang mukmin hendaknya memperlakukan mukmin lain selayaknya saudara
sendiri dan melaksanakan hak-hak yang ada di antara mereka.
Ukhuwah (persaudaraan) tidak lahir begitu saja. Lahirnya ukhuwah
disebabkan adanya suatu faktor penunjang, yaitu faktor persamaan. Misalnya,
persamaan keturunan, suku, bangsa, ideologi, keyakinan (agama) dan
sebagainya. Oleh karena itu, semakin banyak faktor persamaan yang ada maka
akan semakin memperkokoh ukhuwah tersebut.
Seseorang yang lebih terikat dalam ikatan ukhuwah itu akan
mempunyai rasa cinta saudaranya dan ia akan merasakan derita saudaranya.
Dia juga akan dengan suka dan rela mengulurkan tangannya untuk membantu
saudaranya meskipun dirinya sendiri dalam keadaan serba kekurangan.33
Dalam hal ini, faktor penunjang lahirnya ukhuwah adalah persamaan
iman (akidah). Persamaan iman antar mukmin itu menjadikan mereka
bersaudara. Di antara mereka terdapat tali Allah (hablullah) yang mengikat
erat. Mereka telah disadarkan agar supaya jangan merusak persaudaraan itu
dengan percerai-beraian karena alasan apapun.34 Keimanan merupakan unsur
pengikat dalam rangka upaya menumbuhkan dan membina ukhuwah tersebut.
Ikatan akidah itu lebih kuat daripada ikatan darah dan keturunan. Ikatan ini
merupakan pondasi yang kokoh bagi suatu bangunan yang dinamakan
Ukhuwah Islamiah.35 Bagi setiap mukmin, ukhuwah merupakan suatu
konsekuensi logis daripada keimanan mereka. Iman dan ukhuwah merupakan
dua hal yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan.
Seorang mukmin seharusnya menyadari sepenuh hati bahwa muslim
lain merupakan saudaranya sendiri. Adapun mereka berbeda sebagai bangsa,