4 BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1. Tinjuan Puataka 2.1.1 Pengertian Keagenan Keagenan umum (general agent) adalah perusahaan pelayaran yang ditunjuk oleh perusahaan pelayaran lain di Indonesia atau sing di luar negri (selaku principal) untuk mengurus segala sesuatu yang terkaitan dengan kepentingan kapal principal tersebut. Jadi perusahaan pelayaran dapat menunjukan agen dalam hal membutuhkan pelayanan kapalnya, tetapi dapat juga ditunjuk sebaai agen dalam hal dibutuhkan untuk melayani kapal perusahaan lain. Pengangkatan sebagai general agent dilakukan dengan latter of appointment (surat penunjukan) setelah adanya perundingan antara kedua belah pihak. Penunjukan agen biasanya tergantung dengan trayek kapal. Dalam melaksanakan tugas keagenan, general agent akan menunjuk port agent sebagai pelaksana dicabang dan bila suatu cabang tidak mempunyai cabang, general agent akan menunjuk agent dari perusahaan pe;ayaran lainya sebagai sub agent, (Edi Hidayat,dkk,2009) Untuk melaksanakan tugas tugasnya, keagenan mempunyai fungsi : a. Menyusun program oprasional keagena bedasarkan kebijaksanaan perusahaan, baik untuk pelayaran liner maupun tramper b. Memonitor pelaksanaan penanganan / pelayanan keagenan yang bersifat kegiatan fisik muatan maupun kegiatan jadwal kedatangan dan berangkat. c. Mengadimistrasikan kegiatan keagenan; d. Memberikan data dan evaluasi terhadap perkembangan kegiatan keagenan; e. Mengupayakan kegiatan keagenan sehingga dapat memberikan stimulan terhadap kegiatan pokok perusahaan.
17
Embed
BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1. Tinjuan Puataka 2.1.1 ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
4
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
2.1. Tinjuan Puataka
2.1.1 Pengertian Keagenan
Keagenan umum (general agent) adalah perusahaan pelayaran yang ditunjuk
oleh perusahaan pelayaran lain di Indonesia atau sing di luar negri (selaku
principal) untuk mengurus segala sesuatu yang terkaitan dengan kepentingan kapal
principal tersebut. Jadi perusahaan pelayaran dapat menunjukan agen dalam hal
membutuhkan pelayanan kapalnya, tetapi dapat juga ditunjuk sebaai agen dalam hal
dibutuhkan untuk melayani kapal perusahaan lain.
Pengangkatan sebagai general agent dilakukan dengan latter of
appointment (surat penunjukan) setelah adanya perundingan antara kedua belah
pihak. Penunjukan agen biasanya tergantung dengan trayek kapal.
Dalam melaksanakan tugas keagenan, general agent akan menunjuk port
agent sebagai pelaksana dicabang dan bila suatu cabang tidak mempunyai cabang,
general agent akan menunjuk agent dari perusahaan pe;ayaran lainya sebagai sub
agent, (Edi Hidayat,dkk,2009)
Untuk melaksanakan tugas tugasnya, keagenan mempunyai fungsi :
a. Menyusun program oprasional keagena bedasarkan kebijaksanaan perusahaan,
baik untuk pelayaran liner maupun tramper
b. Memonitor pelaksanaan penanganan / pelayanan keagenan yang bersifat
kegiatan fisik muatan maupun kegiatan jadwal kedatangan dan berangkat.
c. Mengadimistrasikan kegiatan keagenan;
d. Memberikan data dan evaluasi terhadap perkembangan kegiatan keagenan;
e. Mengupayakan kegiatan keagenan sehingga dapat memberikan stimulan
terhadap kegiatan pokok perusahaan.
5
Tjetjep. K dan Yulinda. P (2015) ancaman yang akan di hadapi oleh
Perusahaan yang membuat perasaingan di dunia perdagangan akan semakin
ketat ;
1. Era Globalisasi memperketat persaingan
Globalisasi menimbulkan konsekuensi logis, dengan terjadinya
perpindahan serta pertuaran barang dan jasa dari suatu Negara ke Negara
lainya yang sangat cepat dan tinggi kualitasnya. Hal tersebut berakibat,
bermunculnya perusahaan-perusahaan pelayaran baru di Indonesia.
2. Stabitlitas Politik
Kestabilitas Politik akan mempengarui kegiatan yang berlangsun.
Perusahaan tidak akan melakukan produksi bila keadaan Negara tidak
aman, begitu juga, banyaknya demonstrasi buruh yang melakukan protes
terhadap kebujakan pemerintah akan mengursngi kebijakan perusahaan
dalam hal investasi, dan akhirnya, berkurangnya kegiayan export-impor.
3. Fluktuasi Kurs
Kurs yang tidak stabil dapat menyebabkan keagenan kappa menjadi
sangat terganggu. Apalagi, didalam menangani kapal-kapal asing, tiap
perhitungan, fee/call selalu menggunakan dolar $ (Dolar). Oleh sebab itu,
karyawan dituntut untuk lebih jeli dan melihat perkembangan kurs, agar
perusahaan tidak rugi.
4. Naik harga BBM
Pada 2008, harga minyak dunia mengalami kenaokan yang luar biasa.
Tiap harinya, sampai pada akhir semester pertama 2008, rekor harga
tertinggi tembus hingga mencapai 140USD per Barel-nya, sehingga
menyebabkan terjadinya kenaikan biaya oprasional.
5. Fluktuasi Harga
Adanya kenaikan tarif yang diberlakukan oleh pemerintah, tentunya
berdampak pada perusahaan pelayaran dalam memberikan harga yang
dapat bersaing dan rasional kepada para pelangganya. Setelah manajemen
6
strategi menyelsaikan faktor internal dan eksternal, maka keunggulan
perusahaan tidak dimiliki oleh perusahaan pesaing harus diintegrasikan
dengan sedemikian rupa kedalam kebudayaan perusahaan, sehingga
perusahaan lainya tidak mudah untuk menirunya.
2.1.2. Dokumen – dokumen terkait dalam kepengurusan keagenan kapal
Dokumen Perdagangan
Suyono (2007) dalam bukunya shipping menyebutkan Salah satu tugas
keagenan adalah berkaitan dengan pengurusan dokumen, baik dokumen kapal
maupun dokumen perdagangan. Berikut ini adalah dokumen pelayaran yang
umumnya di pergunakan:
1. Bill of Lading
Bill of Lading (B/L) atau konosemen adalah dokumen yang di keluarkan oleh
perusahaan pelayaran dan mempunyai fungsi sebagai:
a. Bukti bahwa barang telah dimuat diatas kapal.
b. Dokumen hak milik dari pemilik barang (dokumen of title)
c. Kontrak angkutan (contrak of affraightment)
d. Dokumen jual/beli (transferable document).
Bila hanya ditujukan pada suatu penerima maka B/L ini termasuk non
negotiable, namun bila dapat diperdagangkan disebut bahwa B/L ini
negotiable.
2. Sea Waybills
Sea waybills adalah pengganti ocean B/L yang saat ini sudah tidak memadai
lagi. Waybill adalah dokumen yang tidak dapat diperdagangkan atau non –
negotiable dan dibuat untuk consignee yang disebut didalamnya. Penerima
barang dapat mengambil bnaran dengan menunjukkkan waybill ini. Meskipun
demikian, tanpa waybill, asal dapat menunjukkan dentitasnya penerima
barang bias mengambil barangnya.
7
3. Manifest
Cargo manifest merupakan dokumen yang berisi informasi tentang muatan
diatas kapal. Freight manifest memberikan keterangan mengenai freight,
surcharges, dll. Manifest disiaapkan oleh agent/perwakilan pengangkut.
Namun dapat juga dikerjakan oleh freight forwarder bila harus berhubungan
dengan bea cukai dan [ejabat pelabuhan.
4. Shipping Note
Shipping note merupakan dokumen yang dibuat oleh shipper dan dialamatkan
kepada carrier untuk meminta ruangan untuk muatanya. Shipping note
merupakan tanda komitmen shipper untuk mengapalkan muatanya dan juga
digunakan untuk mempersiapkan B/L muatan keluar.
5. Delivery Order
Delivery Order (DO) adalah sebuah dokumen yang dikeluarkan oleh pihak
yang berkuasa menyimpan barang. Untuk mengeluarkan barang itu dari
tempat penimpanannya terdapat catatan “Fiat keluar”, artinya yang empunya
barang sudah menyelesaikan kewajibannya terhadap yang dikuasakan atas
barang itu. Dalam DO perusahaan pelayaran telah melunasi freight, bea-
masuk, ongkos storage dan lain-lain.
6. Mate’s Receipt
Mate’s Receipt adalah dokumen tanda terima dari pengangkut untuk
menyatakan bahwa barangnya telah diterima di atas kapal ( muatan ekspor) di
mana mate’s receipt ini diganti dengan B/L dari carrier.
a. Dokumen untuk Clearance In dan Clearance out
Dokumen – dokumen tersebut di bawah ini harus dipersiapkan sebelum kapal
tiba di pelabuhan
1. PPKB (pusat pelayanan kapal dan barang) dari port authaority
8
2. RKSP ( rencana kedatangan sarana pengangkut ) diajukan oleh agen ke bea
cukai
3. Memorandum Pemeriksaan Dokumen Kapal diajukan ke harbor master.
4. Letter of Appointment dari owner / kapal
5. Tonnage Certificate (copy) dari owners/kapal
6. Master Cable dari master yang menyatakan bahwa kapal akan masuk ke
Pelabuhan.
7. ISSC (International Ship Security Certificate) dari owner.
8. Ship Particulars dari owners/kapal
9. Crew List sebagai laporan pemberitahuan ke imigrasi.
10. Cargo Manifest / Bill of Lading (copy) dari owners/charterers sebagai
laporan ke Bea / Cukai dan port authority
sewaktu keberangkatan kapal :
a. Sailing Declaration dari karantina
b. Cargo Manifest
c. Port Clearance Out
d. Immigration Clerarance
e. Quarantine Clearance
f. Custome Clearance
g. PPKB Out dari port authority
2.1.3. Pihak – Pihak Instansi yang terkait juga berwewenang selama kapal
sandar.
Adapun wewenang instansi – instansi terkait di atas adalah sebagai berikut:
1) KSOP
Adalah Kepala pada unit di lingkungan Departemen Perhubungan,
melaksanakan tugas kepelabuhan dan mengkoordinasikan instansi
9
pemerintah lainnya, unit kerja dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
untuk kelancaran tugas kepelabuhan yang diusahakan oleh badan usha
pelabuhan.
Untuk pelabuhan yang tidak diusahakan dipimpin oleh kepala KSOP yang
mencakup lalu lintas angkutan laut, kesyahbandaran, navigasi dan Kesatuan
Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP).
2) PT. Persero Pelabuhan Indonesia(PELINDO) IV Cabang Manokwari
Adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi wewenang untuk
menyelenggarakan pengusahaan pelabuhan.
1) Bea dan Cukai
Melaksanakan fungsi pemerintahan tentang pembinaan, pengaturan dan
pengawasan lalu lintas barang melalui pelabuhan serta pengamanan
keuangan Negara.
2) Imigrasi
Melaksanakan fungsi pemerintahan tentang pembinaan, pengaturan dan
pengawasan atas pengawasan kewarganegaraan para penumpang dan ABK
(Anak Buah Kapal).
3) Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)
Melaksanakan fungsi pemerintahan tentang pembinaan, pengaturan dan
pengawasan atas terselenggaranya kesehatan di pelabuhan baik di darat
maupun di atas kapal guna mencegah penularan penyakit.
4) Karantina Tumbuh – tumbuhan dan Karantina Hewan
Melaksanakan fungsi pemerintahan tentang pembinaan, pengaturan dan
pengawasan atas lalu lintas tumbu – tumbuhan dan hewan guna mencegah
terjadinya penularan atau penyebaran hama penyakit tumbuh – tumbuhan
dan hewan serta pengalaman terhadap tumbuh – tumbuhan dan satwa langka.
a. Agen / pelayaran mengajukan clearance di Karantina Kesehatan Pelabuhan
dengan mengisi formulir pembuatan Port Health Quarantina Clearance (
PHQC ), (Erian Ramadhan, 2014).
10
2.1.4 Prosedur Clearance In dan Clearance Out
Suwarno (2011) menyebutkan bahwa untuk melaksanakan tugas-tugasnya,
keagenan mempunyai tugas pokok sebagai berikut :
a. Pelayanan Operasional Kapal-kapal Principal.
1) Port Information (port facility, port formality, custom of the port);
2) Keperluan kapal, seperti bunker air, provision, repair, maintenance,
crewing, surat-surat dan sertifikat kapal, dan sebagainya;
3) Penyelesaian dokumen, Bill of Lading, Manifest, Crew list, Dokumen untuk
bongkar/muat, Ship Husbanding (in & out clearance, imigrasi, bea cukai,
kesehatan pelabuhan, port adminitrasi, dokumen kapal lainnya);
4) Permintaan advance payment untuk part expenses, cargo expenses,
keperluan kapal, dan lain-lain; dan
5) Memberikan informasi kepada principal sebagai berikut :
a) Sebelum Kapal Tiba
- Port agen melalui general agent memberi informasi kepada principal
tentang situasi pelabuhan, rencana sandar, posisi gudang, peralatan
bongkar muat, cargo prospect/booking yang sudah pasti, kalkulasi biaya
disbursement; dan
- Agen juga memberitahu kapal tentang situasi pelabuhan, rencana
sandar, prospek muatan, rencana bongkar muat.
b) Waktu Kapal Tiba
Port agen memberitahu general agen tentang hari/jam tiba/sandar kapal,
bunker on board, rencana bongkar muat, keadaan muatan kapal.
c) Waktu Kapal Tiba di Pelabuhan
Port agen melaporkan kepada general agen tentang hasil bongkar/muat
dan hambatan yang terjadi.
d) Waktu Kapal Berangkat
11
Port agen memberitahukan kepada general agen untuk diteruskan ke
principal tentang tanggal/jam selesai bongkar/muat, berangkat, draft
kapal/bunker on board/isi, jumlah muatan yang dibongkar/di muat, sisa