Page 1
7
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Keluarga
1. Definisi Keluarga
Menurut Departemen Kesehatan RI (1988) yang dikutip oleh Effendy
(1998), keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat
dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Menurut friedman (1998), keluarga adalah kumpulan dua orang atau
lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan
individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari
keluarga.
Menurut Bailon dan Maglaya (1989) yang dikutip oleh Effendy
(1998), keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan, atau pengangkatan dan mereka
hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam
perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.
Berdasarkan ketiga pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
Keluarga adalah unit terkecil yang terdiri dari dua orang atau lebih yang
tinggal di satu tempat/ rumah, saling berinteraksi satu sama lain, mempunyai
peran masing-masing dan mempertahankan suatu kebudayaan.
Page 2
8
2. Struktur Keluarga
Menurut Friedman (1998) yang dikutip dalam Murwani (2007) struktur
keluarga terdiri atas :
a. Pola dan proses komunikasi
1) Pola interaksi keluarga yang berfungsi :
a) bersifat terbuka dan jujur.
b) selalu menyelesaikan konflik keluarga.
c) berfikiran positif.
d) tidak mengulang-ulang isu dan pendapat sendiri.
2) Karakteristik komunikasi keluarga berfungsi untuk :
a) Karakteristik pengirim
Yakin dalam mengemukakan sesuatu atau pendapat, apa yang
disampaikan jelas dan berkualitas, selalu meminta dan menerima
umpan balik.
b) Karakteristik penerima
Siap mendengarkan, memberi umpan balik, dan melakukan validasi.
b. Struktur Peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan
posisi sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status
Page 3
9
adalah posisi individu dalam masyarakat misalnya sebagai suami, istri,
anak dan sebagainya. Tetapi kadang peran ini tidak dapat dijalankan oleh
masing-masing individu dengan baik. Ada beberapa anak yang terpaksa
mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang lain,
sedangkan orang tua mereka entah kemana atau malah berdiam diri di
rumah.
c. Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari
individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah
perilaku orang lain kearah positif.
Ada beberapa macam tipe kekuatan struktur kekuatan :
1) Legitimate power/kekuasaan/hak untuk mengontrol.
Wewenang primer yang merujuk pada kepercayaan bersama bahwa
dalam suatu keluarga satu orang mempunyai hak untuk mengontrol
tingkah laku anggota keluarga yang lain.
2) Referent power/seseorang yang ditiru.
Kekuasan yang dimilikiorang-orang tertentu terhadap orang lain karena
identifikasi positif terhadap mereka,seperti identifikasi positif seorang
anak dengan orang tua (role mode).
3) Reward power/kekuasaan penghargaan
Page 4
10
Pengaruh kekuasaan karena adanya harapan yang akan diterima oleh
seseorang dari orang yang mempunyai pengaruh karena kepatuhan
seseorang. Seperti ketaatan anak terhadap orang tua.
4) Coercive power/kekuasan paksaan/dominasi
Sumber kekuasaan mempunyai kemampuan untuk menghukum dengan
paksaan,ancaman, atau kekerasan bila mereka tidak mau taat.
5) Affective power/kekuasaan afektif kekuasaan yang diberikan melalui
manipulasi dengan memberikan atau tidak memberikan afeksi atau
kehangatan, cinta kasih misalnya hubungan seksual pasangan suami
istri.
d. Nilai-nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara
sadar atau tidak mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya.
Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman bagi perkembangan norma
dan peraturan. Norma adalah perilaku yang baik, menurut masyarakat
berdasarkan sistem nilai dalam keluarga. Budaya adalah kumpulan dari
pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan ditularkan dengan tujuan
untuk menyelesaikan masalah.
Page 5
11
3. Tipe/Bentuk Keluarga
Menurut Effendy ( 1998 ) tipe dan bentuk keluarga diantaranya adalah :
a. Keluarga Inti (Nuclear family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu
dan anak-anak.
b. Keluarga Besar (Extended Family), adalah keluarga inti ditambah dengan
sanak saudara, misalnya, nenek, kakek, keponakan, sepupu, paman, bibi,
dan sebagainya.
c. Keluarga Berantai (Serial Family), adalah keluarga yang terdiri dari
wanita dan pria yang menikah lebih dari 1 kali dan merupakan satu
keluarga inti.
d. Keluarga Duda/Janda (Single Family), adalah keluarga yang terjadi
karena perceraian atau kematian.
e. Keluarga Berkomposisi (Composite), adalah keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama.
f. Keluarga Kabitas (Cahabitation), adalah dua orang yang menjadi satu
tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga
4. Fungsi Keluarga
Menurut Friedman (1986) yang dikutip oleh Murwani (2007)
mengidentifikasi lima fungsi keluarga, sebagai berikut:
b. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga,
yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi
Page 6
12
afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota
keluarga. Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang
positif. Hal tersebut dapat dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi
dan hubungan dalam keluarga. Dengan demikian, keluarga yang berhasil
melaksanakan fungsi afektif, seluruh anggota keluarga dapat
mengembangkan konsep diri positif.
Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan
fungsi afektif adalah :
1) Saling mengasuh : cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling
mendukung antar anggota keluarga, mendapatkan kasih sayang dan
dukungan dari anggota yang lain. Maka, kemampuannya untuk
memberikan kasih sayang akan meningkat, yang pada akhirnya tercipta
hubungan yang hangat dan saling mendukung.
2) Saling menghargai. Bila anggota keluarga saling menghargai dan
mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu
mempertahankan iklim yang positif, maka fungsi afektif akan tercapai.
3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga dimulai sejak pasangan sepakat
memulai hidup baru. Ikatan antar anggota keluarga dikembangkan
melalui proses identifikasi dan penyesuaian pada berbagai aspek
kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus mengembangkan proses
identifikasi yang positif sehingga anak-anak dapat meniru tingkah laku
yang positif dari kedua orang tuanya.
Page 7
13
Fungsi afektif merupakan “sumber energi” yang menentukan
kebahagiaan keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah
keluarga, timbul karena fungsi afektif di dalam keluarga tidak dapat
terpenuhi.
c. Fungsi Sosialisasi dan Penempatan Sosial
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui
individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam
lingkungan sosial.
Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat
individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia
akan menatap ayah, ibu, dan orang-orang yang ada di sekitarnya
Kemudian beranjak balita dia mulai belajar bersosialisasi dengan
lingkungan sekitar meskipun demikian keluarga tetap berperan penting
dalam bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga
dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang
diwujudkan dalam sosialisasi.
d. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah
sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah,
selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk
membentuk keluarga adalah untuk meneruskan keturunan.
Page 8
14
e. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi
kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan akan
makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Banyak pasangan sekarang kita
lihat dengan penghasilan yang tidak seimbang antara suami dan istri, hal
ini menjadikan permasalahan yang berujung pada perceraian.
f. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek
asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan
dan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga
dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan
keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan
dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga
yang dapat melaksanakana tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan
masalah kesehatan.
Tugas kesehatan keluaraga adalah sebagai berikut : (Friedmann
1998)
1) Mengenal masalah kesehatan
Ketidaksanggupan keluarga dalam mengenal masalah pada diabetes
mellitus salah satu faktor penyebabnya adalah karena kurang
pengetahuan tentang diabetes mellitus. Apabila keluarga tidak mampu
Page 9
15
mengenal masalah diabetes mellitus,penyakit tersebut akan
mengakibatkan komplikasi.
2) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
Ketidaksanggupan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat
dalam melakukan tindakan disebabkan karena tidak memahami tentang
sifat,berat,dan luasnya masalah yang dihadapi dan masalah tidak begitu
menonjol. Penyakit diabetes mellitus yang tanpa penanganan akan
mengakibatkan komplikasi.
3) Memberikan perawatan pada anggota yang sakit.
Ketidakmampuan dalam merawat anggota keluarga disebabkan karena
tidak mengetahui keadaan penyakit,misalnya keluarga tidak mengetahui
tentang pengertian, tanda dan gejala,penyebabnya dan pengelolaan pada
diabetes mellitus.
4) Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.
Ketidaksanggupan keluarga dalam memelihara lingkungan yang dapat
berpengaruh terhadap kesehatan. Ketidakmampuan ini disebabkan
karena sumber-sumber dalam keluarga tidak mencukupi,diantaranya
adalah biaya.
5) Mempertahankan hubungan dengan (menggunakan) fasilitas kesehatan
masyarakat.
Page 10
16
Hal ini sangat penting sekali untuk keluarga yang mempunyai masalah
diabetes mellitus. Agar penderita dapat memeriksakan kesehatannya
secara rutin.
5. Tugas Perkembangan Keluarga
Tugas perkembangan keluarga dengan usia remaja menurut Duvall dan Miller
( 1989 ) yang dikutip dalam Friedman ( 1998 ) adalah :
keluarga dengan Anak Remaja
Dimulai ketika anak pertama melewati umur 13 tahun. Tahap ini berlangsung
selama 6 hingga 7 tahun, meskipun tahap ini dapat lebih singkat jika anak
meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal di
rumah hingga berumur 19 atau 20 tahun.
Tugas-tugas perkembangan :
1) Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja
menjadi dewasa dan semakin mandiri.
2) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan.
3) Berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan anak-anak.
6. Tugas Kesehatan Keluarga
Tugas keluarga dalam bidang kesehatan menurut Friedman (1998)
yaitu:
Page 11
17
a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya.
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.
c. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, dan
yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang
terlalu muda.
d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kebpribadian anggota keluarga.
e. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga.
f. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga-
lembaga kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-
fasilitas kesehatan yang ada.
B. Konsep Tuberkulosis
1. Pengertian
Tuberkulosis pulmoner adalah penyakit infeksius yang terutama
menyerang parenkim paru, dengan agen infeksius utama Mycobacterium
tuberculosis (Smeltzer & Bare, 2001).
Tuberculosis adalah penyakit langsung yang mengenai parenkim paru
yang disebabkan oleh basil mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar
kuman yuberculosis mengenai paru tapi dapat juga mengenai organ tubuh
lainnya (Brunner & Suddarth, 2001).
Page 12
18
Klasifikasi tuberculosis di Indonesia yang banyak dipakai berdasarkan
kelainan klinis, radiologis dan mikrobiologis : (Suyono, et al, 2001)
a. Tuberkulosis paru
b. Bekas tuberculosis paru
c. Tuberkulosis paru tersangka yang terbagi dalam :
d. TB paru tersangka yang diobati (sputum BTA negatif, tapi tanda-tanda lain
positif)
e. TB paru tersangka yang tidak diobati (sputum BTA negatif dan tanda-
tanda lain meragukan)
2. Anatomi dan Fisiologi
Gambar 1.1
Sumber http://isharmanto.blogspot.com/2009/11/system-respirasi-gambar.html
Saluran penghantar udara hingga mencapai paru-paru adalah hidung,
faring, laring, trachea, bronkus, dan bronkiolus. Hidung ; Nares anterior
adalah saluran-saluran di dalam rongga hidung. Saluran-saluran itu bermuara
ke dalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum (rongga hidung). Rongga
Page 13
19
hidung dilapisi sebagai selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah,
dan bersambung dengan lapisan faring dan dengan selaput lendir sinus yang
mempunyai lubang masuk ke dalam rongga hidung. Faring (tekak) adalah pipa
berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan
eshopagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Maka letaknya di belakang
laring (laring-faringeal).
Laring (tenggorok) terletak didepan bagian terendah faring yang
memisahkan dari columna vertebrata, berjalan dari faring sampai ketinggian
vertebrata servikalis dan masuk kedalam trachea dibawahnya. Laring terdiri
atas kepingan tulang rawan yang diikat besama oleh ligamen dan membran.
Paru-paru terdapat dalam rongga toraks pada bagian kiri dan kanan.
Dilapisi oleh pleura yaitu parietal pleura visceral pleura. Di dalam rongga
pleura terdapat cairan surfaktan yang berfungsi untuk lubrikai. Paru kanan
dibagi atas tiga lobus yaitu lobus superior, medius dan inferior sedangkan paru
kiri dibagi dua lobus yaitu lobus superior dan inferior. tiap lobus dibungkus
oleh jaringan elastik yang mengandung pembuluh limfe, arteriola, venula,
bronchial venula, ductus alveolar, sakkus alveolar dan alveoli. Diperkirakan
bahwa setiap paru-paru mengandung 150 juta alveoli, sehingga mempunyai
permukaan yang cukup luas untuk tempat permukaan/ pertukaran gas.
Proses fisiologi pernapasan dimana oksigen dipindahkan dari udara ke
dalam jaringan-jaringan, dan karbondioksida dikeluarkan ke udara ekspirasi
dapat dibagi menjadi tiga stadium. Stadium pertama adalah ventilasi yaitu
masuknya campuran gas-gas ke dalam dan keluar paru-paru karena ada selisih
Page 14
20
tekanan yang terdapat antara atmosfer dan alveolus akibat kerja mekanik dan
otot-otot. Stadium kedua, transportasi yang terdiri dari beberapa aspek yaitu
(1) Difusi gas antara alveolus dan kapoler paru-paru (ekspirasi eksternal)
antara darah sistemik dan sel-sel jaringan. (2) Distribusi darah dalam sirkulasi
pulmonal dan penyesuaiannya dengan distribusi udara dalam alveolus. (3)
Reaksi kimia dan fisik dari oksigen dan karbondioksida dengan darah respimi
atau repirasi interna menipakkan stadium akhir dari repirasi, yaitu sel diman
metabolik dioksida untuk mendapatkan energi, dan karbondioksida terbentuk
sebagai sampah proses metabolisme sel dan dikeluarkan olh paru-paru. (4)
transportasi, yaitu tahap kedua dari proses pernapasan mencakup proses difusi
gas-gas melintasi membran alveolus kapiler yang tipis (tebalnya kurang dari
0,5 urn). Kekuatan mendorong untuk pemindahan ini adalah selisih tekanan
persial antara darah dan fase gas. (5) perfusi, yaitu pemindahan gas secara
efektif antara alveolus dan kapiler paru-paru membutuhkan distribusi merata
dari udara dalam paru-paru dan perfusi (aliran darah) dalam kapiler dengan
perkataan lain dengan ventilasi dan perfusi dari unit pulmonary harus sesuai
pada organ normal dengan posisi tegak dan keadaan istirahat maka ventilasi
dan perfusi hampir seimbang kecuali pada apeks paru-paru.
Secara garis besar bahwa paru-paru memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Terdapat permukaan gas-gas yaitu mengalirkan oksigen dari udara
atmosfer ke darah vena dan mengeluarkan gas karbondioksida dari alveoli
ke udara atmosfer
b. Menyaring bahan beracun dari sirkulasi
Page 15
21
c. Resirvoir darah
d. Fungsi utamanya adalah pertuaran gas-gas
3. Etiologi
Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, sejenis
kuman yang berbentuk batang dengan ukuran panjang 1 – 4 µm dan tebal 0,3
– 0,6 µm dan digolongkan dalam basil tahan asam (BTA) (Suyono, et al
2001).
4. Patofisiologi
Individu rentan yang menghirup basil tuberculosis dan terinfeksi.
Bakteri dipindahkan melalui jalan nafas ke alveoli untuk memperbanyak diri,
basil juga dipindahkan melalui system limfe dan pembuluh darah ke area paru
lain dan bagian tubuh lainnya.
Sistem imun tubuh berespon dengan melakukan reaksi inflamasi.
Fagosit menelan banyak bakteri, limfosit specific tuberculosis melisis basil
dan jaringan normal, sehingga mengakibatkan penumpukkan eksudat dalam
alveoli dan menyebabkan bronkopnemonia.
Massa jaringan paru/granuloma (gumpalan basil yang masih hidup dan
yang sudah mati) dikelilingi makrofag membentuk dinding protektif.
Granuloma diubah menjadi massa jaringan fibrosa, yang bagian sentralnya
disebut komplek Ghon. Bahan (bakteri dan makrofag) menjadi nekrotik,
membentuk massa seperti keju. Massa ini dapat mengalami kalsifikasi,
memebentuk skar kolagenosa. Bakteri menjadi dorman, tanpa perkembangan
Page 16
22
penyakit aktif. Individu dapat mengalami penyakit aktif karena gangguan atau
respon inadekuat system imun, maupun karena infeksi ulang dan aktivasi
bakteri dorman. Dalam kasus ini tuberkel ghon memecah, melepaskan bahan
seperti keju ke bronki. Bakteri kemudian menyebar di udara, mengakibatkan
mengakibatkan bronkopnemonia lebih lanjut (Smeltzer & Bare, 2001).
5. Pathways
Mycobacterium tuberculosis
Airbone / inhalasi droplet
Saluran pernafasan
Saluran pernafasan atas
Bakteri yang besar bertahan di
bronkus
Peradangan bronkus
Penumpukan sekret
Batuk Efektif Batuk Tidak efektif
Sekret keluar
saat batuk
Batuk terus
menerus
Terhisap orang
sehat
Sekret sulit
dikeluarkan
Obstruksi
Sesak nafas
Gangguan
pola nafas
tidak efektif
Saluran pernafasan bawah
Paru-paru
Alveolus
Terjadi perdarahan
Alveolus
mengalami
konsolidasi
dan eksudasi
Gangguan
pertukaran gas
Penyebaran bakteri
secara limfa hematogen
KeletihanAnoreksia
malaese mual
muntah
Demam
Peningkatan
suhu tubuh
Perubahan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
Intoleransi
aktivitas
5. Pathways
Page 17
23
Sumber : Sylvia A. Price and Lourraine.
6. Manifestasi Klinik
Gambaran klinis tuberculosis mungkin belum muncul pada infeksi
awal dan mungkin tidak akan pernah timbul bila tidak terjadi infeksi aktif.bila
timbul infeksi aktif klien biasanya memperlihatkan gejala :batuk purulen
produktif disertai nyeri dada, demam (biasanya pagi hari), malaise, keringat
malam, gejala flu, batuk darah, kelelahan, hilang nafsu makan dan penurunan
berat badan (Corwin, 2001).
7. Penatalaksanaan
a. Pengobatan
Tujuan terpenting dari tata laksana pengobatan tuberkulosis adalah
eradikasi cepat Mycobacterium tuberculosis, mencegah resistensi, dan
mencegah terjadinya komplikasi.
Jenis dan dosis OAT :
1) Isoniazid (H)
Isoniazid (dikenal dengan INH) bersifat bakterisid, efektif terhadap
kuman dalam keadaan metabolik aktif, yaitu kuman yang sedang
berkembang. Efek samping yang mungkin timbul berupa neuritis
Resiko
penyebaran
infeksi
Bersihan jalan
nafas tidak
efektif
Page 18
24
perifer, hepatitis rash, demam Bila terjadi ikterus, pengobatan dapat
dikurangi dosisnya atau dihentikan sampai ikterus membaik. Efek
samping ringan dapat berupa kesemutan, nyeri otot, gatal-gatal. Pada
keadaan ini pemberian INH dapat diteruskan sesuai dosis.
2) Rifampisin (R)
Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman semi-dorman (persisten).
Efek samping rifampisin adalah hepatitis, mual, reaksi demam,
trombositopenia. Rifampisin dapat menyebabkan warna merah atau
jingga pada air seni dan keringat, dan itu harus diberitahukan pada
keluarga atau penderita agar tidak menjadi cemas. Warna merah
tersebut terjadi karena proses metabolisme obat dan tidak berbahaya.
3) Pirazinamid (P)
Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman yang berada dalam sel
dengan suasana asam. Efek samping pirazinamid adalah hiperurikemia,
hepatitis, atralgia.
4) Streptomisin (S)
Bersifat bakterisid, efek samping dari streptomisin adalah nefrotoksik
dan kerusakan nervus kranialis VIII yang berkaitan dengan
keseimbangan dan pendengaran.
5) Ethambutol (E)
Page 19
25
Bersifat bakteriostatik, ethambutol dapat menyebabkan gangguan
penglihatan berupa berkurangnya ketajaman penglihatan, buta warna
merah dan hijau, maupun optic neuritis.
b. Pembedahan
Dilakukan jika pengobatan tidak berhasil, yaitu dengan mengangat
jaringan paru yang rusak, tindakan ortopedi untuk memperbaiki kelainan
tulang, bronkoskopi untuk mengangkat polip granulomatosa tuberculosis
atau untuk reaksi bagian paru yang rusak.
c. Pencegahan
Menghindari kontak dengan orang yang terinfeksi basil
tuberculosis, mempartahankan status kesehatan dengan asupan nutrisi
adekuat, minum susu yang telah yang telah dilakukan pasteurisasi, isolasi
jika pada analisa sputum terdapat bakteri hingga dilakukan pengobatan,
pemberian imunisasi BCG untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap
infeksi oleh basil tuberculosis virulen.
d. Pengawasan Menelan Obat (PMO)
Salah satu komponen DOST adalah pengobatan OAT jangka
pendek dengan pengawasan langsung. Untuk menjamin keteraturan
pengobatan diperlukan seorang PMO.
a) Persyaratan PMO
Page 20
26
Seseorang yang dikenal, dipercaya, dan disetujui, baik oleh petugas
kesehatan maupun pasien, selain itu harus disegani dan dihormati oleh
pasien, seseorang yang tinggal dekat dengan pasien, bersedia membantu
pasien dengan sukarela, bersedia dilatih dan atau mendapat penyuluhan
bersama-sama dengan pasien.
b) Siapa yang bisa menjadi PMO
Sebaiknya PMO adalah petugas kesehatan, misalnya Bidan di Desa,
Perawat, Pekarya, Sanitarian, Juru Immunisasian, dan lain-lain. Bila
tidak ada petugas kesehatan yang memungkinkan, PMO dapat berasal
dari kader kesehatan, guru, anggota PPTI, PKK, atau tokoh masyarakat
lainnya atau anggota keluarga.
c) Tugas seorang PMO
Mengawasi pasien TB agar menelan obat secara teratur sampai selesai
pengobatan, menberi dorngn kepada pasien agar mau berobat teratur,
mengingatkan pasien untuk periksa ulang dahak pada waktu yang telah
ditentukan, memberi penyuluhan pada anggota keluarga pasein TB
yang mempunyai gejala-gejala mencurigakan TB untuk segera
memeriksakan diri ke Unit Pelayanan Kesehatan.
Page 21
27
d) Informasi penting yang harus dipahami PMO untuk disampaikan
kepada pasien dan keluarga adalah:
TB disebabkan kuman bukan penyakit keturunan atau kutukan, TB
dapat disembuhkan dengan berobat teratur, cara penularan TB, gejala-
gejala yang mencurigakan dan cara pencegahannya, cara penberian
pengobatan pasien (tahap intensif dan lanjutan), pentingnya
pengawasan supaya pasien berobat secara teratur, kemungkinan
terjadinya efek samping obat dan perlunya segera meminta pertolongan
ke UPK ( Unit Pelayanan Kesehatan ).
8. Prioritas Keperawatan TB Paru
Mempertahankan oksigenasi adekuat, mempertahankan intake nutrisi
yang adekuat mencegah penyebaran infeksi, mendukung perilaku
mempertahankan kesehatan, meningkatkan strategi koping efektif, memberi
informasi tentang proses penyakit/prognosis dan kebutuhan pengobatan.
9. Komplikasi
Penderita TB paru antara lain:
a. Pendarahan dari saluran pernafasan bagian bawah yang dapat
mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik atau tersumbatnya
jalan nafas.
b. Penyebaran infeksi ke organ lain
Misalnya : otak, jantung persendian, ginjal aslinya
Page 22
28
10. Fokus Pengkajian Keperawatan
Berdasarkan klasifikasi Doenges dkk. (2000) riwayat keperawatan yang perlu
dikaji adalah:
a. Aktivitas/istirahat:
Gejalanya adalah Kelelahan umum dan kelemahan, Dispnea saat kerja
maupun istirahat, Kesulitan tidur pada malam hari atau demam pada
malam hari, menggigil dan atau berkeringat, Mimpi buruk sedangkan
Tandanya biasanya seperti Takikardia, takipnea/dispnea pada saat kerja,
Kelelahan otot, nyeri, sesak (tahap lanjut)
b. Sirkulasi
Gejalanya biasanya Palpitasi sedangkan Tandanya adalah takikardia,
disritmia, Adanya S3 dan S4, bunyi gallop (gagal jantung akibat
effusi), Nadi apikal (PMI) berpindah oleh adanya penyimpangan
mediastinal, Tanda Homman (bunyi rendah denyut jantung akibat
adanya udara dalam mediatinum), TD: hipertensi/hipotensi, Distensi
vena jugularis
c. Integritas ego:
Gejalanya adalah gejala-gejala stres yang berhubungan lamanya
perjalanan penyakit, masalah keuangan, perasaan tidak berdaya/putus
asa, menurunnya produktivitas. Sedangkan Tandanya adalah
menyangkal (khususnya pada tahap dini), Ansietas, ketakutan, gelisah,
iritabel, Perhatian menurun, perubahan mental (tahap lanjut)
Page 23
29
d. Makanan dan cairan:
Gejalanya adalah kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan.
Sedangkan Tandanya adalah turgor kulit buruk, kering, bersisik,
Kehilangan massa otot, kehilangan lemak subkutan
e. Nyeri dan Kenyamanan:
Gejalanya adalah nyeri dada meningkat karena pernapsan, batuk
berulang, nyeri tajam/menusuk diperberat oleh napas dalam, mungkin
menyebar ke bahu, leher atau abdomen. Sedangkan Tandanya adalah
berhati-hati pada area yang sakit, perilaku distraksi, gelisah.
f. Pernapasan:
Gejalanya adalah batuk (produktif atau tidak produktif), napas pendek,
riwayat terpajan tuberkulosis dengan individu terinfeksi. Sedangkan
Tandanya adalah peningkatan frekuensi pernapasan, peningkatan kerja
napas, penggunaan otot aksesori pernapasan pada dada, leher, retraksi
interkostal, ekspirasi abdominal kuat, pengembangan dada tidak
simetris, perkusi pekak dan penurunan fremitus, pada pneumothorax
perkusi hiperresonan di atas area yang telibat, bunyi napas
menurun/tidak ada secara bilateral atau unilateral, bunyi napas tubuler
atau pektoral di atas lesi, crackles di atas apeks paru selama inspirasi
cepat setelah batuk pendek (crackels posttussive), karakteristik sputum
hijau purulen, mukoid kuning atau bercak darah, deviasi trakeal
g. Keamanan:
Page 24
30
Gejalanya adalah kondisi penurunan imunitas secara umum
memudahkan infeksi sekunder. Sedangkan Tandanya adalah demam
ringan atau demam akut.
h. Interaksi Sosial:
Gejalanya adalah perasaan terisolasi/penolakan karena penyakit
menular, perubahan aktivitas sehari-hari karena perubahan kapasitas
fisik untuk melaksanakan peran
i. Penyuluhan/pembelajaran:
Gejalanya adalah riwayat keluarga TB, ketidakmampuan umum/status
kesehatan buruk, gagal untuk membaik/kambuhnya TB, tidak
berpartisipasi dalam terapi.
11. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan tentang faktor-faktor yang
mempertahankan respon atau tanggapan yang tidak sehat dan menghalangi
perubahan yang diharapkan (effendy,1998).
Doagnosa adalah yang mungkin timbul pada keluaraga dengan TB Paru
antara lain (Dongoes,2000:51):
Page 25
31
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami TB Paru
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah
kekurangan nutrisi
3. Kerusakan pemeliharaan lingkungan berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat dan memodifikasi lingkungan yang
dapat mempengaruhi kesehatan
4. Kurang pengetahuan mengenai kondisi aturan tindakan dan pencegahan
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
yang menderita TB Paru
12. Perencanaan
a. Tujuan umum
Setelah diberikan informasi kepada keluarga mengenai TB Paru, maka
keluarga mampu mengenal masalah TB Paru, mampu mengambil tindakan
yang tepat bagi anggota keluarga yang mengalami TB Paru.
b. Tujuan khusus
Masalah TB Paru dalam keluarga dapat teratasi atau tidak tambah buruk
keadaanya.
1. Menentukan kriteria evaluasi
Kriteria yang akan dicapai adalah:
Page 26
32
a) Respon verbal kognitif, keluarga dapat menyebutkan tentang
masalah kesehatan TB Paru, yaitu pengertian, penyebab, tanda dan
gejala, cara penularan dan cara perawatan TB Paru.
b) Respon afektif dari keluarga, mampu mengungkapkan secara verbal
dan mengambil tindakan yang tepat bagi anggota keluarga yang
menderita TB Paru.
c) Respon motorik keluarga dan evaluasi prilaku yaitu keluarga mampu
melakukan perawatan TB Paru dan mencegah terjadinya komplikasi
TB Paru.
2. Menentukan standart evaluasi
Pengertian, penyebab, tanda dan gejala, perawatan TB Paru.
a. Fokus intervensi
1) Kurang pengetahuan tentang aturan tindakan dan pencegahan
Tuberkulosis Paru
a) Afektif / pengetahuan
1. Berikan infofmasi tentang pengertian, gejala-gejala,
tindakan dan pencegahan yang perlu diketahui dan
dilakukan secara mandiri oleh anggota keluarga penderita
Tuberkulosis Paru
2. Jelaskan tentang jenis, dosis, dan jangka waktu pengobatan
Tuberkulosis Paru
Page 27
33
3. Jelaskan tentang efek samping obat yang diminum seperti
Rifampisin yang menimbulkan gatal-gatal, kemerahan pada
kulit, tidak nafsu makan, mual, warna kemerahan pada urine
4. Jelaskan tentang lamanya pengobatan agar penderita tidak
merasa cemas
b) Kognitf / sikap
1. Anjurkan keluarga untik selalu terlibat dalam perawatan
secara mandiri pada penderita, terutama sebagai pengawas
minum obat agar penderita tidak putus obat
2. Anjurkan penderita agar teratur berobat dan meminum obat
yang diberikan agar mempercepat penyembuhan
3. Anjurkan agar tidak merokok dan meminum alkohol
c) Psikomotor / ketrampilan
1. Ajarkan kepada klien dan keluara cara menyimpan obat
dengan benar
2. Rujuk klien kepelayanan kesehatan (puskesmas)
2) Bersihan jalan nafas tidak efektif
Page 28
34
a) Afektif / pengetahuan
1. Berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga klien
tentang pengertian TB Paru
2. Berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga klien
tentang cara penularan TB Paru
3. Kaji klien dan keluarga tentang kebiasaan merokok
4. Berikan pendidikan kesehatan tentang bahaya merokok
b) Kognitif / sikap
1. Berikan informasi kepada klien dan keluarga tentang
adanya resiko penularan pada penderita TB Paru
2. Berikan informasi kepada klien dan keluarga tentang
manfaat pengobatan TB Paru
3. Anjurkan keluarga untuk memanfaatkan pelayanan
kesehatan
c) Psikomotor / ketrampilan
1. Ajarkan klien dan keluarga cara batuk efektif
2. Motivasi klien dan keluarga untuk mempratekkan batuk
efektif dengan benar
Page 29
35
3. Ajarkan pada keluarga cara membuat sputum dengan
menggunakan larutan desinfektan
3) Perubaha nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
a. Afektif / pengetahuan
1. Berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga klien
tentang pengertian pentingnya gizi bagi penderita TB Paru
2. Berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga klien
tentang diit yang benar bagi penderita TB Paru
b. Kognitf / sikap
1. Berikan informasi pada klien dan keluarga tentang adanya
resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada penderita
TB Paru
2. Demonstrasikan cara diit yang benar bagi klien dan
keluarga
c. Psikomotor /
ketrampilan
1. Motivasi keluarga untuk mendemonstrasikan kembalicara
diit yang benar bagi penderita TB Paru
2. Motivasi klien untuk melakukan cara diit yang benar bagi
penderita TB Paru
Page 30
36
4) Kerusakan pemeliharaan rumah
a) Afektif / pengetahuan
1. Berikan pendidikan kesehatan pada klien dan keluarga
tentang faktor pendukung terjadinya TB Paru
2. Berikan pendidikan kesehatan pada klien dan keluarga
tentang cara penularan TB Paru
b) Kognitf / sikap
1. Ajarkan klien dan keluarga cara membuang sputum dengan
benar
2. Motivasi keluarga dan klien untuk dapat memodifikasi
lingkungan rumah
3. Motivasi keluarga dalam memperhatikan kondisi rumah
guna merawat anggota keluarga yang sakit
c) Psikomotor / ketrampilan
1. Anjurkan kepada keluarga untuk membuka jendela setiap
hari
2. Motivasi keluarga dalam pembuatan genting kaca untuk
penyinaran ruangan
Page 31
37
3. Motivasi keluarga dalam pengaturan perabot rumah dengan
benar