Top Banner
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik, 1978), teori pandangan berbasis sumber daya (Barney, 1991), dan teori tindakan beralasan (Ajzen dan Fishbein, 1980). Teori pandangan berbasis sumber daya menjelaskan bahwa kinerja bisnis mampu diraih dengan memanfaatkan sumber daya unik dan langka yang dimiliki oleh perusahaan. Sedangkan the resource dependence theory menjelaskan bahwa budaya dan perilaku orientasi pasar organisasi dilakukan dengan cara membangun hubungan kolaborasi baik dengan sumber eksternal dan sumber internal, serta mengatur sumber daya untuk mencapai keunggulan kompetitif. Orientasi pasar dimotivasi oleh keinginan untuk memberikan nilai superior bagi pelanggan; dan teori tindakan beralasan atau theory of reasoned action yang menyatakan perilaku individu ditentukan oleh niat seseorang untuk terlibat dalam perilaku tertentu. Dan niat pelaku sering dipengaruhi oleh sikap terhadap perilaku untuk menghasilkan tatanan sumber daya yang lebih tinggi. Sikap positif terhadap persepsi dari belajar akan mempengaruhi niat belajar untuk meningkatkan kompeensi. Bila dikaitkan dengan konteks orientasi pasar, orientasi belajar, kompetensi pengetahuan, inovasi, dan kinerja bisnis, teori-teori tersebut memberikan pemahaman bahwa keputusan untuk mencapai tujuan dipengaruhi oleh sumber daya internal dan faktor lingkungan eksternal.
89

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

Feb 07, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource

dependence theory (Pfeffer & Salancik, 1978), teori pandangan berbasis sumber

daya (Barney, 1991), dan teori tindakan beralasan (Ajzen dan Fishbein, 1980).

Teori pandangan berbasis sumber daya menjelaskan bahwa kinerja bisnis mampu

diraih dengan memanfaatkan sumber daya unik dan langka yang dimiliki oleh

perusahaan. Sedangkan the resource dependence theory menjelaskan bahwa

budaya dan perilaku orientasi pasar organisasi dilakukan dengan cara membangun

hubungan kolaborasi baik dengan sumber eksternal dan sumber internal, serta

mengatur sumber daya untuk mencapai keunggulan kompetitif. Orientasi pasar

dimotivasi oleh keinginan untuk memberikan nilai superior bagi pelanggan; dan

teori tindakan beralasan atau theory of reasoned action yang menyatakan perilaku

individu ditentukan oleh niat seseorang untuk terlibat dalam perilaku tertentu. Dan

niat pelaku sering dipengaruhi oleh sikap terhadap perilaku untuk menghasilkan

tatanan sumber daya yang lebih tinggi. Sikap positif terhadap persepsi dari belajar

akan mempengaruhi niat belajar untuk meningkatkan kompeensi. Bila dikaitkan

dengan konteks orientasi pasar, orientasi belajar, kompetensi pengetahuan, inovasi,

dan kinerja bisnis, teori-teori tersebut memberikan pemahaman bahwa keputusan

untuk mencapai tujuan dipengaruhi oleh sumber daya internal dan faktor

lingkungan eksternal.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

2.1 Landasan Teori

2.1.1 The Resource Based View Theory

Gagasan RBV pertama kali dicetuskan oleh Wernerfelt pada tahun 1984

(Tan et al., 2011). The resource based view theory atau pandangan berbasis sumber

daya telah banyak digunakan dalam manajemen stratejik dan manajemen

pemasaran. RBV fokus pada analisis tingkat internal tentang kekuatan dan

kelemahan perusahaan. Teori pandangan berbasis sumber daya perusahaan telah

dieksplorasi di literatur akademis sebagai sarana menjelaskan keunggulan

kompetitif yang pada akhirnya menghasilkan kinerja unggul dalam perusahan

(Barney, 1991; Clulow et al., 2007). Teori pandangan berbasis sumber daya

berpendapat pentingnya sumber daya kunci yang menunjukkan karakteristik

tertentu memungkinkan perusahaan melaksanakan strategi untuk memenuhi

kebutuhan pelanggan, sehingga meningkatkan kemampuan perusahaan untuk

mengamankan sumber keunggulan kompetitif dan pada gilirannya kinerja yang

unggul di perusahaan.

Pandangan berbasis sumber daya fokus pada analisis berbagai sumber daya

yang dimiliki perusahaan, menyatakan bahwa perbedaan kinerja perusahaan dapat

dikaitkan dengan perbedaan sumber daya dan kemampuan. Sumber daya dapat

didefinisikan sebagai faktor tidak berwujud dan berwujud yang mampu

dikendalikan perusahaan (Amit and Schoemaker 1993). Agar memiliki sumber

daya beragam dan heterogen, perusahaan harus mendapatkan dan mengembangkan.

Sumber daya tidak berwujud termasuk kemampuan dan aset termasuk pengetahuan,

keterampilan, reputasi, dan kemampuan manajerial (Barney, 1991; Hall, 1992).

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

Clulow et al. (2007) mengenalkan suatu model untuk menunjukkan

hubungan sumber daya aset tidak berwujud (misalnya kepercayaan klien, reputasi,

jaringan dan kekayaan intelektual) dan kemampuan (misalnya pengetahuan, budaya

organisasi, keterampilan dan pengalaman) sebagai sumber daya berharga, unik

dan kompleks mengakibatkan ditiru dengan keunggulan kompetitif berkelanjutan

(sustainable competitive advantage). Penelitian ini dilakukan pada perusahaan

berkinerja tinggi di industri jasa keuangan Australia. Nilai aset tidak berwujud dan

kemampuan dapat disesuaikan oleh perusahaankarena kombinasi unik dari filsafat

perusahaan, pengetahuan dan keterampilankaryawan dan kemampuan istimewa

lainnya yang sulit dipisahkan atau transfer. Sebaliknya, aset berwujud sementara

memiliki nilai bagi perusahaan, bertekad untuk tidak sesuai dengan konstruk dari

sumber daya kunci, karena sumberdaya berwujud ditemukan untuk menjadi kausal

eksplisit dan karenanya dapat ditiru. Sumber daya tangible tidak memenuhi kriteria

mendasar untuk pencapaian keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Bagaimana

peran strategis manajemen menemukan identifikasi integral, pengembangan dan

penyebaran sumber daya utama/kunci dan dampaknya terhadap keunggulan

kompetitif dan kinerja yang unggul dapat dilihat pada Gambar 2.1. Mengetahui

nilai sumber daya akan memungkinkan perusahaan untuk fokus pada sumberdaya

utama dalam rangka mempertahankan keunggulan kompetititf mereka.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

Sumber: Clulow et al. (2007).

Gambar 2.1

A Resource-Based View dan hubungannya dengan

keunggulan kompetitif berkelanjutan

Berdasarkan Gambar 2.1 terlihat garis nilai (value) mengidentifikasi

bagaimana sumber daya kunci (key resources) mengembangkan nilai menurut

RBV. Panah menghubungkan nilai (value) dan keunggulan kompetitif. Sumber

bernilai dari perspektif RBV artinya adalah nilai mengalir dari sumber yang

memiliki atribut tertentu. Ketika penekanan utama strategi pemasaran adalah pada

penciptaan nilai bagi pelanggan, pemahaman tentang sumber daya dari perspektif

pelanggan menjadi sangat penting. Pengaruh langsung hubungan antara aset dan

kemampuan yang menunjukkan atribut yang diinginkan untuk diberikan menjadi

titik fokus RBV.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

2.1.2 The Resource Dependence Theory

The resource dependence theory (De Ven, 1976; Pfeffer dan Salancik,

1978) menyatakan, sebuah organisasi membangun hubungan kolaborasi dan

mengatur sumber daya untuk menanggapi ketidakpastian lingkungan. Resource

dependence theory mencirikan perusahaan sebagai suatu sistem terbuka, tergantung

pada kontijensi dalam lingkungan ekstenal. Organisasi tidak otonom, melainkan

dibatasi oleh jaringan saling ketergantungan dengan organisasi lainnya. Teori

ketergantungan sumber daya mencirikan perusahaan sebagai suatu sistem terbuka,

tergantung pada variabel kontinjensi dalam lingkungan eksternal.Teori ini

mengakui pengaruh faktor eksternal pada perilaku organisasi, dan meskipun

dibatasi oleh konteks mereka, manajer dapat bertindak untuk mengatasi

ketidakpastian lingkungan dan ketergantungan, dengan cara meningkatkan

kekuatan mereka di atas yang lain.

Saling ketergantungan ketika digabungkan dengan ketidakpastian akan

mengarah ke kesuksesan. Teori ketergantungan sumber daya menjadi salah satu

dasar pemikiran teoritis mengapa perusahaan penting untuk terlibat dalam

relationship. Perusahaan akan meningkatkan relationship untuk memfasilitasi

pertukaran informasi dengan pelanggan dan pemasok mereka, untuk

mengembangkan pengetahuan sebagai aktivitas belajar dari faktor eksternal (Chen

et al., 2009).

Aktivitas inovasi dianggap sebagai pendorong kuat untuk mencapai

keunggulan kompetitif dan pertumbuhan bisnis, di tengah gejolak lingkungan.

Perilaku berorientasi pasar akan memotivasi karyawan untuk berinovasi dan

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

meningkatkan kinerja bisnisnya. Untuk memahami kebutuhan dan keinginan

pelanggan terlebih dahulu diawali upaya mencari informasi dari sumber eksternal

dan melakukan akuisisi informasi dan pengetahuan. Ketika perusahaan memiliki

kemampuan memanfaatkan sumber internal perusahaan dan memanfaatkan

peluang eksternal, melakukan kolaborasi antara perilaku stratejik internal dan

lingkungan eksternal, mengkonfigurasi sumber daya dan proses, maka tercipta

produk inovatif yang akan meningkatkan kinerja bisnisnya (Chang dan Li, 2015).

Dalam era ekonomi saat ini, inovasi merupakan sumber utama keuntungan

kompetitif (Chen et al., 2009). Suksesnya inovasi dipengaruhi oleh beberapa faktor

lingkungan dan faktor kontekstual. Untuk meningkatkan kinerja, perusahaan akan

terlibat dalam rangka meningkatkan inovasi. Perusahaan dapat belajar satu sama

lain untuk meningkatkan basis pengetahuan dengan membangun koneksi dan

memanfaatkan hubungan atau relationship. Hubungan dalam rangka pembelajaran

artinya manajemen mengembangkan dan meningkatkan kemampuan belajar dari

hubungan dengan target pelanggan, pemasok, dan distributor. Perusahaan

mengandalkan jaringan eksternal untuk mengakuisisi informasi pasar menjadi

sumber daya internal, menyebarkan dan mengeksploitasi pengaruh pengetahuan

tersebut untuk meningkatkan kinerja inovasi (Selnes dan Sallis, 2003).

2.1.3 The Theory of Reasoned Action

Theory of reasoned action (Ajzen dan Fishbein, 1980) menghubungkan

antara keyakinan (belief), sikap (attitude), kehendak (intention) dan perilaku

(behavior). Teori TRA digunakan secara luas dalam penelitian untuk memahami

keterlibatan seseorang dalam berbagai perilaku (Gillison et al., 2014). Kehendak

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

merupakan prediktor terbaik perilaku, artinya jika ingin mengetahui apa yang akan

dilakukan seseorang, cara terbaik adalah mengetahui kehendak orang tersebut.

Namun, seseorang dapat membuat pertimbangan berdasarkan alasan-alasan yang

sama sekali berbeda (tidak selalu berdasarkan kehendak). Seseorang akan memiliki

niat atau kehendak (intention) untuk melakukan perilaku ditentukan oleh (1) norma

subjektif terhadap perilaku tersebut tinggi, dan (2) memiliki sikap positif terhadap

perilaku tersebut. Norma subyektif merupakan persepsi seseorang bahwa jika

seseorang percaya beberapa perilaku itu diterima secara sosial di kelompoknya,

orang tersebut cenderung terlibat dalam perilaku. Sikap individu terhadap perilaku

menunjukkan perasaan individu atau keyakinan akan hasil atau manfaat/kerugian

dari melakukan tindakan itu (Ajzen, 1991). Sikap mempengaruhi perilaku lewat

suatu proses pengambilan keputusan yang teliti dan beralasan dan dampaknya

terbatas hanya pada tiga hal: Pertama, perilaku tidak banyak ditentukan oleh sikap

umum tetapi oleh sikap yang spesifik terhadap sesuatu. Kedua, perilaku

dipengaruhi tidak hanya oleh sikap tetapi juga oleh norma-norma subyektif

(subjective norms) yaitu keyakinan kita mengenai apa yang orang lain inginkan agar

kita berbuat. Norma subyektif dipengaruhi oleh keyakinan akan pendapat orang lain

serta motivasi untuk mentaati pendapat tersebut. Ketiga, sikap terhadap suatu

perilaku bersama norma-norma subyektif membentuk suatu atensi atau niat

berperilaku tertentu. Secara sederhana teori ini mengatakan bahwa seseorang akan

melakukan suatu tindakan, ketika ia memandang bahwa perbuatan tersebut positif

(Foong and Khoo, 2015)

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

Intensi atau niat merupakan fungsi dari dua determinan dasar, yaitu sikap

individu terhadap perilaku (merupakan aspek personal) dan persepsi individu

terhadap tekanan sosial untuk melakukan atau untuk tidak melakukan perilaku yang

disebut dengan norma subyektif. Secara singkat, praktik atau perilaku menurut

Theory of Reasoned Action (TRA) dipengaruhi oleh niat, sedangkan niat

dipengaruhi oleh sikap dan norma subyektif. Sikap sendiri dipengaruhi oleh

keyakinan akan hasil dari tindakan yang telah lalu. Norma subyektif dipengaruhi

oleh keyakinan akan pendapat orang lain serta motivasi untuk menaati pendapat

tersebut. Secara lebih sederhana, teori ini mengatakan bahwa seseorang akan

melakukan suatu perbuatan apabila ia memandang perbuatan itu positif dan bila ia

percaya bahwa orang lain ingin agar ia melakukannya (Foong dan Khoo, 2015).

2.2 Usaha Kecil Menengah

Pasal 1 UU RI No. 20 Tahun 2008 memberikan definisi seperti disajikan

berikut:

a. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan, dan/atau

badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana

diatur dalam Undang-Undang ini.

b. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang peroranganatau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,

dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

c. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,

atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha

kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan

tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

d. Usaha besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan

usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih

besar dari usaha menengah, yang meliputi usaha nasional milik Negara atau

swasta, usaha patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi

di Indonesai.

Pengembangan usaha kecil menengah baik oleh pemerintah, pemerintah

daerah, dunia uaha, dan masyarakat perlu dilakukan dan diperkuat untuk

menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan dan daya saing. Usaha kecil

menengah merupakan usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik

langsung maupu tidak langsung dari usaha besar (Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 20 Tahun 2008). Kriteria usaha kecil menengah dari BPS (2014)

ditentukan menurut jumlah pekerja sebagai dasar menentukan ukuran perusahaan,

disajikan pada Tabel 2.1.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

Tabel 2.1

Kriteria Usaha Kecil Menengah

Uraian Kecil Menengah

Kekayaan bersih (tidak

termasuk tanah dan

bangunan tempat usaha)

(juta rupiah)

50 -500 ≥ 500 – 10.000

Hasil penjualan tahunan

(juta rupiah)

≥ 300 – 2.500 ≥ 2.500 – 50.000

Tenaga kerja

(orang)

5-19 20-99

Sumber: BPS Bali (2014)

2.3 Orientasi Pasar

2.3.1 Konsep orientasi pasar

Gagasan orientasi pasar berkaitan dengan penerapan konsep pemasaran

sebagai filosofi bisnis. Menurut Keskin (2006) dan Lin et al. (2015), orientasi pasar

bisa dipahami dari perspektif pelanggan, budaya dan perilaku. Perspektif

pelanggan memfokuskan pada pentingnya kepuasan pelanggan. Perusahaan

berorientasi pasar diharapkan memiliki keterampilan lebih baik dalam memahami

dan memuaskan pelanggannya. Orientasi pasar memiliki tujuan utama untuk

mendapatkan informasi tentang pelanggan dan pesaing di pasar sasaran untuk

menciptakan produk baru yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan (Kohli dan

Jaworski, 1990). Fokus pada pasar, termasuk pelanggan dan faktor yang

mempengaruhi pelanggan menunjukkan orientasi pasar organisasi (Xie et al.,

2007).

Dari perspektif budaya, Narver dan Slater (1990) mengkonseptualisasikan

orientasi pasar sebagai budaya organisasi yang paling efektif dan efisien

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

menciptakan diperlukan perilaku untuk penciptaan nilai superior bagi pembeli dan

dengan demikian terus menerus kinerja superior untuk bisnis. Budaya organisasi

yang efisien melakukan koordinasi perilaku diperlukan untuk menghasilkan nilai

bagi pelanggan. Organisasi yang menjadi berorientasi pasar tertanam dalam nilai-

nilai bersama organisasi. Perusahaan yang berorientasi pasar tentu akan cenderung

berorientasi pada pelanggan, pesaing dan mahir melakukan koordinasi antar

fungsional. Orientasi pasar adalah budaya organisasi yang mendorong munculnya

perilaku yang diperlukan untuk menciptakan nilai pelanggan unggul yang efektif,

dan dengan demikian menghasilkan kinerja superior untuk bisnis (Deshpande et al.,

1993).

Narver dan Slater (1990) menggambarkan orientasi pasar dari aspek

budaya, dan memperluas batas konsep orientasi pasar dengan memasukkan

pengembangan informasi tentang pesaing, dan kolaborasi interfungsional. Literatur

pemasaran telah menganggap orientasi pasar menjadi bagian kunci dari budaya

organisasi (Raju et al., 2011). Orientasi pasar menekankan pada budaya organisasi

yang menimbulkan perilaku yang dibutuhkan untuk menciptakan nilai superior bagi

pelanggan, dan dengan demikian menciptakan kinerja yang unggul. Penelitian

empiris telah menemukan bahwa aktivitas di mana perusahaan terlibat dalam

kegiatan pengembangan produk baru, dikaitkan dengan tingkat orientasi pasarnya.

Tiga komponen perilaku seperti orientasi pelanggan, orientasi pesaing, dan

koordinasi interfungsional menjadi kunci keberhasilan organisasi (Narver dan

Slater, 1990; Wang dan Chung, 2013).

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

Orientasi pasar menunjukkan aspek kognitif, budaya, dan perilaku dari

konsep pemasaran perusahaan yang menempatkan nilai pelanggan sebagai tujuan

utama (Keskin, 2006). Raju et al. (2011) menekankan aspek orientasi pelanggan,

orientasi pesaing, koordinasi interfungsional, dan respon atas intelijen pasar sebagai

dimensi orientasi pasar. Suliyanto dan Rahab (2012) melakukan pengukuran

variabel orientasi pasar dengan menggunakan 15 butir yang dibagi menjadi tiga

kategori yaitu. orientasi pesaing, orientasi konsumen, dan koordinasi

interfungsional.

Dari perspektif perilaku, konsep orientasi pasar menurut Kohli dan Jaworski

(1990) adalah kesediaan dan upaya perusahaan mengumpulkan informasi pasar

(misalnya informasi tentang produk, harga, pelanggan, pesaing, pemasok,

peraturan, perubahan lingkungan), dan kemudian menyebarkan informasi di

seluruh organisasi serta membuat respon strategis untuk intelijen pasar. Perilaku ini

memberikan bukti konkrit tingkat orientasi perusahaan. Anggapan yang mendasari

adalah semakin suatu perusahaan terlibat dalam perilaku ini, semakin organisasi

berorientasi pasar. Merancang proses untuk mengumpulkan dan menyebarkan

informasi pelanggan di seluruh organisasi dan memantau tingkat komitmen

organisasi untuk melayani kebutuhan pelanggan secara rutin adalah contoh perilaku

tertentu yang memperkuat identitas perusahaan yang berorientasi pasar (Roach,

2014).

Javalgi (2011) meneliti peran orientasi pasar terhadap inovasi dan kinerja

UKM India berorientasi ekspor. Perkembangan UKM India semakin berkembang

sebagai reaksi atas perubahan kebijakan pemerintah dalam praktik perdagangan,

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

mengakui pentingnya strategi bisnis untuk memperluas pasar baru dan menghadapi

persaingan baru. Di bawah ketidakpastian lingkungan bisnis dan intensitas

persaingan domestik yang diciptakan oleh reformasi pemerintah, orientasi pasar

merupakan strategi untuk mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan

dengan perilaku mengukur kepuasan pelanggan, memantau komitmen melayani

kebutuhan pelanggan, dan memahami kebutuhan pelanggan untuk menciptakan

nilai lebih bagi pelanggan.

Literatur menggambarkan orientasi pasar sebagai seperangkat perilaku dan

proses yang berkaitan dengan generasi, penyebaran intelijen di seluruh departemen,

dan respon terhadap intelijen pasar yang berkaitan dengan kebutuhan dan

preferensi pelanggan saat ini dan masa depan. Sejak studi Kohli dan Jaworski

(1990), istilah orientasi pasar menemukan daya tarik luas dalam literatur

pemasaran. Kohli dan Jaworski (1990) telah mengidentifikasi generasi intelijen,

penyebaran intelijen, dan responsif keseluruhan di organisasi sebagai dimensi dari

orientasi pasar. Generasi intelijen mengacu pada kecenderungan perusahaan

mengumpulkan informasi sekunder maupun primer dari pemangku kepentingan

organisasi (seperti pelanggan, pesaing, perantara, pemasok) dan kekuatan pasar

(yaitu budaya, sosial, dan faktor ekonomi makro (Matsuno et al., 2000).

Pengumpulan informasi yang relevan yaitu sejauh mana upaya organisasi

mengakuisisi informasi sekunder dan primer baik dari pelanggan, pesaing, dan dari

kekuatan pasar terkait dengan efektivitas pengambilan keputusan (Matsuno dan

Metzer., 2000; Benito et al., 2009); diseminasi mengacu pada sejauh mana

informasi yang sudah diperoleh disebarkan dan didiskusikan di antara pengguna

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

yang relevan (Akgun et al., 2007). Diseminasi adalah upaya organisasi untuk

mendistribusikan dan mendiskusikan informasi di antara pengguna yang relevan

dalam sebuah organisasi (Carbonell dan Escudero, 2010); Responsif mengacu pada

upaya organisasi memanfaatkan informasi untuk meningkatkan efektivitas

pengambilan keputusan (Moorman, 1995). Responsif mencerminkan tindakan

menggunakan informasi telah dihasilkan dan disebarluaskan, untuk menerapkan

dan mengembangkan startegi disesuaikan dengan ancaman dan peluang lingkungan

eksternal (Jaworski dan Kohli, 1993; Benito et al., 2009).

Berdasarkan uraian di atas, dapat dijelaskan bahwa orientasi pasar

merupakan budaya organisasi yang berusaha memahami kebutuhan dan keinginan

pelanggan yang menciptakan perilaku penting memperoleh informasi dan

menyebarkan informasi tentang pembeli dan pesaing, dalam rangka menciptakan

nilai lebih bagi pelanggan. Implementasi orientasi pasar dibagi dalam tiga kriteria

yaitu orientasi pelanggan, orientasi pesaing, dan koordinasi-interfungsional.

2.3.2 Dimensi dan pengukuran orientasi pasar

(1) Orientasi pelanggan

Orientasi pelanggan menunjukkan fokus dan arah perusahaan untuk

mengumpulkan dan mendistribusikan informasi tentang pelanggan sasaran (Narver

dan Slater, 1990). Orientasi pelanggan dalam implementasinya dapat dilakukan

dalam berbagai kegiatan sebagai langkah untuk meningkatkan perhatian

perusahaan terhadap kebutuhan target pasar saat ini dan masa depan, dalam rangka

menciptakan nilai yang lebih besar bagi pelanggan dari aspek 1) kualitas yang

diterima konsumen dengan harga yang bersedia dibayar, 2) harga rendah, 3) hal

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

yang membuat konsumen menyerah, dan 4) apa yang dinginkan dalam suatu produk

(Nasution et al., 2011). Orientasi pelanggan memungkinkan perusahaan

memantau tren pelanggan dan merespon kebutuhan pelanggan dengan tepat waktu,

melalui hubungan yang erat dengan pelanggan (Ozkaya et al., 2015). Beberapa

implementasi orientasi pelanggan adalah sebagai berikut:

1) Mendengarkan pelanggan (Listens to opinions of customers)

Organisasi membutuhkan adanya pemahaman yang jelas atas isu-isu

spesifik tentang kebutuhan dan harapan pelanggan, melalui aktivitas mendengarkan

(Keskin, 2006). Kecenderungan mendengarkan sebagai alat untuk memperoleh

informasi tentang kebutuhan pelanggan, preferensi, dan persepsi dengan

menggunakan beberapa alat termasuk survei hubungan, survei transaksi, dan

keluhan pelanggan, survei ketidakpuasan, kunjungan konsumen, fokus group, dan

observasi, yang akan memberikan pandangan taktis interaksi kritis dengan

pelanggan (Maguire et al., 2007).

2) Memahami kebutuhan pelanggan (understanding customer needs)

Pemahaman kebutuhan pelanggan telah menjadi perhatian bagi perusahaan

yang bermain di pasar global (Newman et al., 2016). Perusahaan wajib

menempatkan usaha mereka pada usaha memenuhi kebutuhan pelanggan dalam

rangka mencapai kepuasan pelanggan melalui produk inovatif sesuai dengan

kebutuhan tetap kompetitif di pasar (Wang dan Ji, 2010; Suliyanto dan Rahab,

2012). Kecenderungan organisasi untuk mengetahui apa yang pelanggan inginkan

adalah dengan menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan pelanggan merasa

puas dengan menjalin hubungan yang erat (Lin et al., 2015). Dalam beberapa kasus

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

efisiensi, akurasi, biaya yang melekat pada produk, perilaku, pemenuhan kebutuhan

produk dan layanan, dan kualitas produk merupakan faktor yang menyebabkan

pelanggan puas (Pawar, 2015).

3) Fokus pada komitmen pelanggan (customer commitment)

Organisasi dengan fokus pada komitmen pelanggan merefleksikan orientasi

pelanggan (Ozkaya et al., 2015). Perusahaan perlu memperhatikan pelanggan, dan

basis pelanggan mereka untuk menghadapi tantangan kompetisi. Hubungan jangka

panjang membutuhkan elemen komitmen (Morgan & Hunt, 1994). Komitmen

menunjukkan keinginan untuk terus mempertahankan hubungan saling

menghargai. Untuk memastikan pelanggan berkomitmen, perusahaan harus fokus

pada komitmen pelanggan dengan menyusun strategi berpusat pada pelanggan,

berjangka panjang, dan memiliki hubungan yang saling menguntungkan (Hazra,

2013).

4) Menawarkan kepuasan pelanggan (provider customer satisfaction)

Kepuasan pelanggan mengarah ke pembentukan hubungan jangka panjang.

Kepuasan mampu mengalahkan ekspektasi pelanggan. Kepuasan pelanggan

menjadi salah satu konsep pemasaran inti. Kepuasan secara keseluruhan termasuk

dengan semua unsur pembelian seperti kepuasan produk, kepuasan dengan perilaku

personel penjualan yang bertanggung jawab dan proses penjualan, kepuasan dengan

dukungan pasca penbelian, kepuasan dengan kualitas layanan, dan pengalaman

selama pembelian, mampu menjaga perusahaan tetap kompetitif. Kepuasan

pelanggan perlu diberikan oleh perusahaan yang berorientasi pasar sebagai

implementasi dari konsep pemasaran (Tahir et al., 2013; Pizam et al., 2015).

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

(2) Orientasi pesaing

Orientasi pesaing menunjukkan fokus dan arah perusahaan untuk

mengidentifikasi, memantau, menganalisis, dan merespon tindakan pesaing,

menungkinkan perusahaan untuk mendeteksi dengan cepat, dan memperbaiki

teknologi yang ada.

1) Fokus penetapan target pelanggan (Customers are targeted)

Penetapan target pelanggan menjadi penting ketika perusahaan memiliki

kesempatan pada keunggulan produk dibandingkan produk pesaing (Newman et

al., 2016). Penetapan target pelanggan memberikan respon kuat pada perusahaan

untuk memperhatikan kualitas produk/layanan, dan komunikasi, manajemen

hubungan dengan pelanggan yang lebih kuat, dan reputasi dalam rangka

memberikan nilai superior. Pelanggan sasaran dalam hal ini adalah orang-orang

yang menerima perhatian perusahaan dan menerima penawaran pemasaran dan atau

orang-orang yang tidak secara eksplisit menerima tawaran pemasaran tertentu

(Nguyen et al., 2012).

2) Pencarian informasi pesaing (generation information)

Kegiatan organisasi dirancang mengumpulkan informasi pesaing, untuk

memberikan pemahaman tentang kekuatan dan kelemahan jangka pendek, serta

strategi dan kemampuan jangka panjang pesaing utama (Nasution et al., 2011;

Casidy, 2014). Pencarian informasi (misalnya memanfaatkan penginderaan) seperti

teknologi baru, regulasi, informasi lingkungan bisnis, dan juga informasi pesaing

baru, serta berbagai sumber informasi memainkan peran penting kunci

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

pengambilan keputusan stratejik manajerial (Sandvik and Sandvik, 2003).

Informasi dapat diperoleh melalui stimulasi sensorik membaca, mendengarkan dan

mengamati orang lain (Day, 1994). Informasi termasuk informasi pesaing diperoleh

melalui sumber eksternal seperti fasilitas komunikasi (misalnya internet),

konferensi, publikasi jurnal, asosiasi profesional, semuanya terpadu untuk

menghasilkan informasi dan pengetahuan (Lindblom, 2008). Informasi pesaing

berperan dalam diagnosa benchmark dan posisi perusahaan dalam persaingan. Di

pasar produk tertentu, perusahaan dapat dikelompokkan dalam tiga posisi:

keunggulan, paritas, atau inferioritas. Keunggulan artinya perusahaan lebih unggul

dari pesaingnya. Dalam posisi kedua, perusahaan memiliki keunggulan yang sama

dengan pesaing. Pada posisi ketiga, perusahaan lebih rendah dari pesaing dalam hal

pengendalian sumber daya, kepemilikan teknologi, dan karakteristik produk

(bentuk, fungsi, dan kinerja). Informasi pesaing penting sebagai dasar menyusun

strategi memenangkan persaingan melalui diferensiasi produk (Day dan Wensley,

198; Kohli dan Jaworski, 1990).

3) Pembagian informasi pesaing (information dissemination)

Pembagian informasi pesaing mengacu pada sejauh mana pertukaran

informasi penting tentang pesaing yang dapat memfasilitasi kolaborasi inter-

organisasi (Mauludin et al., 2013). Perusahaan akan mendapat keuntungan cukup

besar melalui efektif berbagi informasi. Berbagi informasi pesaing membantu

memahami kekuatan dan kelemahan pesaing, dan menumbuhkan koordinasi

internal. Berbagai faktor mempengaruhi praktek pembagian informasi pesaing

seperti komitmen, kepercayaan, ketidakpastian lingkungan, dan teknologi

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

informasi (Li et al., 2014). Metode berbagi informasi pesaing meliputi penggunaan

kontak pribadi, pertemuan tatap muka, dan event bisnis dan sosial (Jraisat et al.,

2013).

(3) Koordinasi interfungsional

Mekanisme yang digunakan untuk meningkatkan penggunaan sumber daya

perusahaan yang terkoordinasi dalam menciptakan nilai terbaik bagi pelanggan

berdasarkan informasi pelanggan dan pesaing mencerminkan koordinasi antar

departemen (Narver dan Slater, 1990). Koordinasi interfungsional adalah

koordinasi pemanfaatan sumber daya perusahaan, yang mendorong aktivitas

kolaborasi, komunikasi, komitmen kekompakan, dan kepercayaan antar area

fungsional yang berbeda dalam rangka menciptakan nilai superior bagi pelanggan

sasaran (Auh dan Meguc, 2005; Casidy, 2014). Koordinasi inter-organisasi

memungkinkan sebuah perusahaan memiliki kecepatan merespon mitra eksternal

(Chen et al., 2013).

1) Pengintegrasian fungsi (All functions are integrated)

Pengintegrasi fungsional mengacu pada sejauh mana suatu organisasi

fungsional berinteraksi, berkolaborasi, dan berkomunikasi dengan orang lain untuk

mengumpulkan, menyebarkan, dan menggunakan informasi terkait pasar (Lin et

al., 2008; Nasution et al., 2011). Berdasarkan komunikasi yang efektif dan interaksi

antara unit berbeda perusahaan dapat menginterpretasikan informasi dari mitra

dengan lebih efektif dalam rangka memenuhi kebutuhan target pasar (Chen et al.,

2013).

2) Melakukan kerjasama antar fungsi (Cooperation between divisions)

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

Perusahaan melakukan kerja sama (cooperation) dalam merumuskan strategi

pemasaran (Suliyanto dan Rahab, 2012). Budaya bekerja sama menunjukkan

perilaku berkomunikasi antar fungsi yang berhubungan dengan koordinasi tentang

kepentingan bersama, termasuk berbagi sumber daya, pertukaran informasi,

keselarasan tujuan stratejik, dan pertukaran pengetahuan yang penting dalam

rangka tata kelola inovasi produk dan layanan. Teori kerjasama berbasis manfaat

penting dalam menanggapi lingkungan yang tidak terduga dan bersifat merugikan,

dan menjadi alat merumuskan strategi pemasaran (Fischer and Charnley, 2012).

3) Melakukan komunikasi yang baik antar fungsi (There is good

communication between the different departments)

Organisasi melakukan komunikasi internal, baik komunikasi antar karyawan

dan hubungan publik internal. Komunikasi memainkan peran penting dalam

transfer informasi dan koordinasi yang tepat kepada orang yang tepat di organisasi

dalam mendukung keberhasilan (Casidy, 2014). Komunikasi internal ke bawah, ke

atas, dan komunikasi horisontal yang efektif merupakan proses di mana karyawan

antar fungsi berbagi informasi, menciptakan hubungan, dan membangun budaya.

Perilaku komunikasi antar fungsi pada akhirnya meningkatkan keterlibatan

karyawan, produktivitas, organisasi belajar, hubungan eksternal yang lebih baik,

dan kinerja bisnis (Men, 2012).

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

2.4 Orientasi Belajar

2.4.1 Konsep orientasi belajar

Konsep asli orientasi belajar dikembangkan oleh Sinkula et al. (1997) di

mana orientasi belajar adalah sikap dasar terhadap pembelajaran yang

memungkinkan organisasi melakukan pembelajaran, kemampuan menciptakan,

menyebarkan, dan memanfaatkan pengetahuan. Sedangkan pembelajaran

organisasi adalah proses dinamis akumulasi pengetahuan (Frank, et al., 2012).

Orientasi belajar sebagai sikap atau sistem nilai akan berpengaruh terhadap

kecenderungan organisasi untuk membuat dan memanfaatkan pengetahuan. Upaya

mengembangkan pengetahuan baru atau wawasan yang memiliki potensi

mempengaruhi perilaku melalui nilai-nilai dan keyakinan dalam budaya organisasi

menunjukkan orientasi belajar sebuah organisasi (Huber, 1991). Nilai-nilai

organisasi terdiri dari set nilai komitmen belajar, berbagi visi, dan keterbukaan

pikiran (Baker dan Sinkula, 1999). Organisasi yang memiliki komitmen tinggi

untuk belajar secara eksplisit meningkatkan budaya belajar, karena ada anggapan

bahwa belajar sangat penting untuk pengembangan masa depan organisasi.

Organisasi yang berpikiran terbuka secara teratur dan proaktif mempertanyakan

rutinitas mereka, keyakinan, asumsi yang dipandang penting sebagai syarat untuk

akuisisi pengetahuan baru, dan mengubahnya melalui pembelajaran organisasi

(Frank et al., 2012).

Wolff et al. (2015) mengenalkan suatu kerangka konsep orientasi belajar

sebagai nilai-nilai organisasi, berpengaruh terhadap perilaku organisasi yang pada

akhirnya menghasilkan hasil organisasi. Dengan demikian nilai-nilai dan budaya

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

adalah kondisi awal, sehingga muncul konsep orientasi belajar. Pemahaman logis

hubungan antara nilai, perilaku, dan hasil digambarkan pada Gambar 2.2.

Sumber: Wolff et al. (2015)

Gambar 2.2

Pemahaman logis nilai, perilaku, dan hasil

Gambar 2.2 memperjelas pandangan bahwa nilai-nilai mempengaruhi

perilaku atau tindakan. Hal ini disebabkan karena individu mengadopsi nilai-nilai

dari nilai sosial dan kerangka kelembagaan di mana dia tinggal. Sistem nilai sebagai

unsur budaya secara langsung mempengaruhi perilaku individu dan organisasi, dan

pada gilirannya memberikan hasil bagi organisasi (Robaro and Mamuzo, 2012).

Demikian juga tingkat pembelajaran organisasi dimulai dengan nilai-nilai

perusahaan seperti keterbukaan pikiran dan komitmen untuk belajar dengan

demikian orientasi belajar membutuhkan unsur-unsur keterbukaan pikiran dan

komitmen belajar sebagai pendorong pembelajaran orgnisasi dan adaptasi yang

berhasil. Para ahli telah memberikan perhatian terhadap topik pembelajaran di

tingkat organisasi. Salah satu keyakinan kunci adalah bahwa pembelajaran harus

beradaptasi dengan kondisi lingkungan atau kompetitif dinamis sebuah perusahaan.

Pembelajaran terjadi ketika anggota organisasi sebagai agen pembelajaran

melakukan respon atas perubahan lingkungan eksternal dan internal organisasi,

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

dengan mendeteksi dan mengoreksi kesalahan dalam penggunaan teori organisasi

(Wolff et al., 2015).

Orientasi belajar juga menunjukkan kemampuan organisasi untuk

menciptakan, menyebarkan, dan memanfaakan pengetahuan. Kemampuan

menghasilkan pengetahuan menunjukkan tingkat orientasi belajar yang tinggi (Hult

et al., 2004). Orientasi belajar termasuk upaya mendapatkan dan berbagi informasi

tentang kebutuhan pelanggan, tindakan pesaing, dan perubahan pasar untuk

menghasilkan produk melebihi produk pesaing (Calantone et al., 2002). Aktivitas

organisasi menciptakan dan menggunakan pengetahuan untuk meningkatkan

kompetitif perusahaan menunjukkan tingkat orientasi belajar organisasi (Keskin,

2006). Orientasi belajar organisasi dapat dilihat dari sejauh mana komitmen

organisasi secara sistematis mampu menghadapi tantangan pasar (Lin et al., 2008).

Orientasi terhadap belajar memungkinkan adanya wawasan pengambil keputusan

untuk mengenali dan mengeksploitasi peluang (Wolff et al., 2015). Kepercayaan

kemampuan belajar sebagai sumber keunggulan kompetitif, nilai-nilai dasar belajar

merupakan sumber melakukan perbaikan, menempatkan nilai tinggi pada

keterbukaan, dan komitmen berhubungan dengan mitra menunjukkan karakteristik

orientasi belajar (Wu dan Lin, 2013).

Kemampuan yang ditunjukkan dengan kesediaan untuk belajar, berbagi visi

dan keterbukaan pikiran dalam menghadapi tantangan lingkungan yang kompetitif

dapat menunjukkan perilaku yang mencerminkan orientasi belajar. Komitmen

belajar dapat dilihat dari kemampuan organisasi mencari dan memanfaatkan

pengetahuan untuk menambah wawasan dalam rangka pengambilan keputusan,

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

sedangkan berbagi visi adalah kemampuan organisasi memberikan arah yang jelas

untuk pembelajaran yang cenderung membentuk kekuatan organisasi dan

kompetensi inti; keterbukaan pikiran menunjukkan kemampuan organisasi

mengevaluasi secara kritis rutinitas operasional organisasi dan kesediaan menerima

ide-ide baru (Calantone et al., 2002; Frank et al., 2012; Wolff et al., 2015).

2.4.2 Dimensi dan Pengukuran Orientasi Belajar

Sinkula et al. (1997) menyatakan bahwa organisasi yang memiliki komtmen

tinggi untuk belajar akan memiliki komitmen meningkatkan budaya belajar, karena

ada pandangan kecenderungan belajar menjadi kunci penting untuk pengembangan

masa depan organisasi. Berbagi visi bersama akan memberikan arah pembelajaran.

Organisasi cenderung memahami harapan organisasi. organisasi yang memiliki

pikiran terbuka akan rutin mepertanyakan rutinitas mereka, keyakinan, asumsi,

yang dianggap penting sebagai syarat mengakuisisi pengetahuan baru melalui

pembelajaran organisasi. Pembelajaran merupakan sarana agar organisasi dan

lingkungannya tetap mencapai keadaan yang fit (Levinthal, 1991; Frank et al.,

2012).

Literatur menunjukkan orientasi belajar terdiri dari beberapa faktor seperti

komitmen untuk belajar, keterbukaan pikiran, berbagi visi, dan berbagi

pengetahuan antar organisasi (Calantone et al., 2002); peningkatan tim kreatif,

berpikir kreatif (Lee dan Tsai, 2005); perspektif sistem, komitmen manajerial,

keterbukaan dan eksperimen, transfer pengetahuan dan integrasi (Akgun et al.,

2007); interaksi dengan lingkungan eksternal. dialog, eksperimen, pengambilan

risiko, dan pengambilan keputusan partisipatif (Alegra dan Chiva, 2008).

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

Calantone et al. (2002) dalam penelitiannya menguji dimensi orientasi belajar

dalam kaitannya dengan inovasi dan kinerja bisnis. Model diuji menggunakan data

yang dikumpulkan dari 187 perusahaan-perusahaan besar di AS. Hasil studi

menemukan orientasi belajar berpengaruh positif signifikan terhadap inovasi dan

kinerja bisnis.

Yeung et al. (2007) menyatakan orientasi belajar sebagai strategi organisasi

tercermin dengan open mindedness terkait gagasan, yaitu selalu mempertanyakan

rutinitas, keyakinan, dan asumsi lama; sementara visi bersama memberikan arahan

untuk fokus belajar yang akan menumbuhkan energi, dan komitmen tujuan di antara

anggota organisasi akan mendorong inovasi. Orientasi belajar yang mengacu pada

aktivitas organisasi menciptakan dan menggunakan pengetahuan meningkatkan

keuntungan kompetitif (Keskin, 2006).

Orientasi belajar UKM tampaknya berakar pada budaya organisasi untuk

belajar berkomitmen belajar, open-mindedness, dan berbagi visi (Frank et al.,2012).

Selanjutnya, Lages et al. (2009) menerapkan perspektif pembelajaran untuk inovasi

dalam kaitannya dengan kinerja ekspor. Westerlund dan Rajala (2010) menetapkan

bahwa eksplorasi dan eksploitasi pengetahuan baru merupakan implementasi dari

orientasi belajar yang memiliki hubungan positif dengan co-inovasi. Orientasi

belajar sebagai karaketeristik perilaku organisasi belajar yang mampu ditingkatkan

dengan cara interaksi organisasi di luar, dengan menekankan pada nilai-nilai

komitmen organisasi untuk belajar, berbagi visi, dan memiliki pikiran terbuka (Wu

dan Lin, 2013).

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

Mahmoud (2016) menyoroti peran orientasi belajar yang akan memberikan

hasil yang unggul seperti kesuksesan produk baru, pertumbuhan, retensi pelanggan,

dan profitabilitas. Skala pengukuran orientasi belajar menggunakan komponen

indikator meliputi: komitmen untuk pembelajaran; visi bersama dan fokus

organisasi yang luas pada arah pembelajaran; pikiran terbuka yang menunjukkan

kecenderungan organisasi mengevaluasi secara kritis operasional rutin dan

kesediaan menerima ide-ide baru; dan berbagi pengetahuan dengan melakukan

upaya penyebaran pembelajaran antar unit yang berbeda dalam organisasi.

Simpulannya, orientasi belajar mengacu pada sikap organisasi terhadap

pengembangan pengetahuan baru dan wawasan, dan memiliki potensi untuk

mempengaruhi perilaku dan kemampuan organisasi untuk meningkatkan

keuntungan kompetitif. Implementasi orientasi belajar dibagi menjadi beberapa

kriteria sebagai berikut:

(1) Komitmen belajar

Keteguhan pada pembelajaran menunjukkan tingkat komitmen untuk belajar.

Organisasi yang memiliki komitmen pada tujuan akan menganggap belajar sebagai

investasi bagi kelangsungan hidup. Komitmen belajar akan mempengaruhi

intensitas organisasi untuk belajar (Sinkula et al., 1997; Wolff et al., 2015).

Kuatnya pandangan pentingnya belajar dan keteguhan pada pembelajaran dalam

organisasi menunjukkan derajat organisasi untuk belajar (Sinkula et al., 1997).

Organisasi dengan komitmen belajar tinggi secara eksplisit akan berusaha untuk

meningkatkan budaya belajar, karena mereka beranggapan bahwa dalam rangka

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

pengembangan masa depan organisasi, belajar merupakan hal yang sangat penting.

Komitmen belajar sebagian besar terjadi melalui interaksi organisasi dan

pengamatan lingkungan yang akan membangun pemahaman perusahaan akan

kebutuhan pelanggan (Calantone et al., 2002), meluangkan waktu bagi karyawan

menyerap pengetahuan, dan mengasah keterampilan. Dalam lingkungan globalisasi

saat ini, daya saing, dan dinamisme, keberhasilan tergantung pada kemampuan

organisasi untuk belajar dari interaksinya dengan lingkungan pada dinamika

internal, pengetahuan dan keahlian karyawannya. Menyadari pentingnya

pengetahuan dalam ekonomi modern saat ini, menyebabkan pentingnya

kemampuan belajar organisasi dengan aktif memperoleh pengetahuan dan

keterampilan melalui interaksi dengan lingkungan. Dengan demikian kemampuan

organisasi untuk belajar diterjemahkan dalam kemampuan memperoleh,

mendistribusikan, dan memanfaatkan pengetahuan yang diperoleh dari pelanggan

dan pesaing untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan eksternal (Senge,

1990; Luntraru, 2011). Indikator-indikator dari dimensi komitmen belajar dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Fokus belajar secara kontinyu (A strong focus on continuous learning)

Organisasi harus terus-menerus belajar dari pengalaman masa lalu, dan

bersedia beradaptasi jika ingin berkembang untuk kelangsungan hidup perusahaan

(Mauludin 2013). Semua tingkatan, individu dan kolektif terus meningkatkan

kapasitas mereka untuk menghasilkan karya dengan meluangkan waktu untuk

belajar. Organisasi untuk terus belajar menjadi semakin penting dalam organisasi

dengan cara berpartisipasi dalam pelatihan, fleksibel dalam melakukan tugas

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

berbeda menjadi inti kompetensi karir. Orang yang terus-menerus belajar memiliki

manfaat seperti mengakuisisi pengetahuan, pengembangan keterampilan dan

perubahan perilaku inovatif (Maurer and Weiss, 2010).

2) Komitmen menjalin hubungan dengan mitra (Relationship with relevant

partners).

Komitmen berhubungan dengan mitra akan mempengaruhi intensitas organisasi

untuk belajar (Sinkula et al., 1997; Wolff et al., 2015). Kemampuan sebagai salah

satu sumber daya termasuk kemampuan belajar dibutuhkan untuk menciptakan

nilai dan mempertahankan keuntungan kompetitif. Strategi yang dapat dilakukan

untuk keunggulan kompetitif adalah memanfaatkan kekuatan internal dan peluang

eksternal dalam rangka belajar. Komitmen berhubungan dengan mitra akan

mempengaruhi intensitas organisasi untuk belajar (Sinkula et al., 1997; Wu dan

Lin, 2013; Wolff et al., 2015). Perusahaan termotivasi belajar untuk menyerap

informasi melalui relationship dalam rangka meningkatkan inovasi (Chen et al.

2009). Manajer dapat mengembangkan kemampuan belajar melalui upaya

membangun koneksi dengan hubungan pelanggan-pemasok yang ditargetkan.

Budaya kolaborasi, komunikasi, mengobrol merupakan perilaku berhubungan

untuk menyerap informasi sebagai basis pengetahuan (Griese, 2012).

3) Memiliki motivasi untuk kegiatan belajar sebagai kunci keunggulan

kompetitif (Learn is the key to our competitive advantage)

Kuatnya pandangan pentingnya belajar dan keteguhan pada pembelajaran

dalam organisasi menunjukkan derajat organisasi untuk belajar (Sinkula et al.,

1997). Memiliki motivasi untuk kegiatan belajar diterjemahkan dalam kemampuan

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

memperoleh, mendistribusikan, dan memanfaatkan pengetahuan yang diperoleh

dari pelanggan dan pesaing untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan

eksternal (Senge, 1990; Luntraru, 2011). Dalam lingkungan globalisasi saat ini,

daya saing, dan dinamisme, keberhasilan tergantung pada niat untuk belajar dari

interaksi organisasi dengan lingkungan pada dinamika internal, pengamatan

lingkungan, yang akan membangun pemahaman perusahaan akan kebutuhan

pelanggan. Menyadari pentingnya pengetahuan dalam ekonomi modern saat ini,

memotivasi organisasi untuk aktif memperoleh pengetahuan dan keterampilan

melalui interaksi dengan lingkungan (Calantone et al., 2002).

(2) Visi bersama

Visi bersama mengacu pada fokus organisasi yang kuat pada belajar. Iklim

belajar yang positif membutuhkan fokus organisasi, ketika pengetahuan baru

diimplementasikan. Visi bersama memberikan arah pembelajaran, cenderung

meningkatkan kualitas pembelajaran, membentuk kekuatan organisasi bahkan

kompetensi inti. Dengan visi bersama ada kecenderungan organisasi untuk

mengetahui apa harapan organisasi, dan bagaimana mengukur hasil yang

diharapkan (Calantone et al., 2002). Interaksi sosial, visi dan keterlibatan bersama,

kepercayaan menunjukkan kecenderungan berbagi visi dalam organisasi (Molina-

Morales and Martina-Fernandez, 2010). Indikator-indikator dari dimensi berbagi

visi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Keterlibatan semua karyawan pada tujuan (All employees are committed to

the goals).

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

Keterlibatan karyawan menunjukkan sejauh mana karyawan memiliki

kesediaan untuk mengerahkan usaha yang cukup atas nama organisasi, untuk

terlibat dalam pekerjaan dan tujuan organisasi (Albdour dan Altarawneh, 2014),

berperan dalam mencapai tujuan organisasi (Frank et al., 2012). Manajer memiliki

peran penting dalam mendorong keterlibatan semua karyawan pada tujuan.

Interaksi sosial yang dekat dan sering mengurangi perbedaan kognitif/persepsi,

keterlibatan bersama, kepercayaan top manajemen untuk berbagi visi dengan unit

bisnis yang lebih rendah mampu mendorong keterlibatan semua karyawan pada

tujuan. Keterlibatan karyawan berpengaruh pada inovasi, produktivitas, kepuasan

pelanggan, keuntungan, dan retensi pelanggan (Molina-Morales and Martina-

Fernandez, 2010).

2) Top manajemen percaya untuk berbagi visi dengan tingkat yang lebih

rendah (Top leadership believes in sharing its vision)

Visi bersama adalah pemahaman bersama tentang arah masa depan yang

memungkinkan perusahaan untuk membuat keputusan (seperti keputusan produk

dan layanan baru). Visi bersama memberikan arah yang jelas untuk belajar yang

cenderung meningkatkan kualitas pembelajaran, membentuk kekuatan organisasi

bahkan kompetensi inti (Frank et al., 2012). Iklim belajar yang positif

membutuhkan fokus organisasi, ketika pengetahuan baru diimplementasikan. Top

manajemen dengan tingkat yang lebih rendah yang berbagi visi lebih mungkin

untuk berpartisipasi dalam berbagi pengetahuan Visi bersama memberikan arah

pembelajaran, cenderung meningkatkan kualitas pembelajaran, membentuk

kekuatan organisasi bahkan kompetensi inti. Dengan berbagi visi bersama ada

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

kecenderungan organisasi untuk mengetahui apa harapan organisasi, dan

bagaimana mengukur hasil yang diharapkan (Calantone et al., 2002; Hoe, 2007).

3) Memiliki pemahaman bersama tentang arah masa depan (A commonality of

purpose in my organization)

Visi bersama adalah pemahaman bersama tentang tujuan dan arah masa depan.

Visi bersama meningkatkan perilaku berorientasi pada tujuan, merupakan pilar

utama untuk organisasi belajar, cenderung meningkatkan kualitas pembelajaran,

membentuk kekuatan organisasi bahkan kompetensi inti (Senge, 1990; Frank et al.,

2012). Visi bersama merupakan syarat dalam mengembangkan kemampuan

organisasi belajar (Hoe, 2007). Untuk menjamin pembelajaran, pemahaman

bersama tentang arah masa depan menjadi penting (Calantone et al., 2002).

Pemahaman bersama tentang arah masa depan memungkinkan perusahaan

menciptakan konsensus dan fokus untuk menentukan produk/layanan mana yang

akan dikembangkan, meningkatnya kemampuan bekerjasama dalam tim, dan terus

mengembangkan kompetensi karyawan sebagai strategi perusahaan

(Limpibunterng dan Johri, 2009; Calisir et al., 2013).

(3) Keterbukaan pikiran

Syarat utama pembelajaran adalah keterbukaan pikiran. Organisasi yang

memiliki pikiran terbuka akan bersedia mengevaluasi secara kritis, rutin, dan

proaktif menanyakan asumsi, rutinitas mereka, dan keyakinan yang dianggap

penting sebagai prasyarat untuk melakukan akuisisi terkait ide dan pengetahuan

baru, dan mengubahnya melalui tindakan pembelajaran organisasi yang meliputi

akuisisi pengetahuan, distribusi, interpretasi informasi, dan memori organisasi

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

(Huber, 1991; Baker dan Sinkula, 1999). Indikator-indikator dari dimensi

keterbukaan pikiran dalam penelitian ini sebagai berikut.

1) Memberikan dukungan atas ide-ide asli (Original ideas are highly valued)

Kemampuan yang memungkinkan untuk menciptakan art, dan ide-ide asli

merupakan salah satu aspek kunci dari kreativitas (Calisir et al., 2013). Kreativitas

mengacu pada penemuan besar untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan,

upaya memecahkan masalah, dan memunculkan ide-ide orisinal. Orisinal dalam

hal ini didefinisikan sebagai kebaruan dan kelangkaan ide-ide asli yang berperan

dalam sukses produk (Mayseless et al., 2015).

2) Penempatan nilai tinggi pada keterbukaan (Places a high value on open-

mindedness)

Keterbukaan pikiran adalah sikap secara teratur dan proaktif mempertanyakan

rutinitas, asumsi, dan keyakinan yang dianggap penting sebagai prasyarat yang

dianggap penting untuk melakukan akuisisi terkait ide dan pengetahuan baru, dan

mengubahnya melalui tindakan pembelajaran organisasi yang meliputi akuisisi

pengetahuan, distribusi, interpretasi informasi, dan memori organisasi (Huber,

1991; Baker dan Sinkula, 1999; Calisir et al., 2013). Perilaku open-mindedess

didorong oleh pandangan pentingnya belajar sebagai kunci melakukan perbaikan

(Wu and Lin, 2013). Keterbukaan pikiran menyebabkan peningkatan keinginan

mencari informasi dan rasa ingin tahu yang tinggi. Dengan seringnya berdiskusi,

berkomunikasi, dan kontribusi tugas, maka nilai-nilai keterbukaan pikiran akan

memfasilitasi perbedaan sudut pandang berbeda dan pertukaran informasi serta

meningkatkan pemahaman bersama dalam tim sebagai proses belajar (Tjosvold &

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

Sun 2003). Organisasi yang berpikiran terbuka secara teratur dan proaktif

mengevaluasi rutinitas operasional, keyakinan, asumsi yang dipandang penting

sebagai syarat untuk mencari informasi baru, melalui organisasi belajar (Frank et

al., 2012). Keterbukaan pikiran akan berdampak pada penciptaan pengetahuan,

karena norma keterbukaan pikiran membantu individu memahami, menerima, dan

memikirkan ide-ide baru dalam proses menciptakan pengetahuan (Tse and

Mitchell, 2010).

3) Keberanian mempertanyakan keyakinan bersama yang selama ini

dipegang (Not afraid to reflect critically on the shared assumptions)

Keberanian mengkritisi dan mempertanyakan operasi perusahaan sehari-hari

organisasi dan penerimaan ide-ide baru menunjukkan keterbukaan pikiran (Keskin,

2006; Griese et al., 2012). Dengan keberanian mengkritisi, bertanya, organisasi

bergerak meninjau pengetahuan yang ada, atau kebiasaan dan asumsi lama,

sehingga selalu ada kebutuhan untuk mengembangkan pengetahuan baru. Ketika

wirausaha terlibat dalam penciptaan sumber daya baru, dan atau kombinasi sumber

daya dengan metode baru dengan tujuan untuk komersialisasi produk baru, maka

akan ada kebutuhan untuk mengembangkan pengetahuan baru, dan keberanian

mengkritisi mendukung sikap keterbukaan pikiran. Dengan kata lain, sikap

keterbukaan pikiran meningkatkan keberanian mengkritisi (Ma’atoofi dan

Tajeddini, 2010).

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

2.5 Kompetensi Pengetahuan

2.5.1 Konsep Kompetensi Pengetahuan

Sebelum mendefinisikan kompetensi pengetahuan, sebaiknya perlu diulas

yang dimaksud kompetensi. Pendekatan kompetensi fokus pada faktor internal

perusahaan, di mana istilah kompetensi pertama kali dikenalkan oleh Selznick

(1957), mengacu pada hal-hal yang dilakukan sangat baik oleh organisasi

dibandingkan pesaingnya (Kandemir (2005). Kompetensi adalah kumpulan

komplek dari keterampilan dan pembelajaran kolektif, dilakukan melalui proses

pembelajaran organisasi (Day, 1994).

Ada dua perspektif berbeda dalam memahami kompetensi: individu dan

organisasi. Perspektif kompetensi individu mendefinisikan kompetensi sebagai

kombinasi sumber daya pribadi seperti kemampuan, pengetahuan, networking,

kualitas yang akan mendorong kinerja pekerjaan yang superior (Lustri et al., 2007).

Kompetensi pada tingkat organisasi adalah pembelajaran kolektif yang dilakukan

melalui proses dalam organisasi (Prahalad dan Hamel, 1990). Kompetensi

didasarkan pada serangkaian kapasitas yang berhubungan langsung dengan

pengetahuan, keterampilan, dan sikap individu yang terlibat dalam proses tersebut.

Kompetensi penting untuk mencapai keunggulan kompetitif (Barney, 1991; Griese

et al., 2012). Jadi kompetensi adalah set pengetahuan yang diwujudkan dalam

keterampilan karyawan dalam sistem manajerial dan teknis (Day et al., 1994).

Kompetensi individu, kolektif, dan organisasi terkait pengaturan internal, penataan,

dan integrasi tim dalam organisasi (Tayauova, 2015).

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

Sebelumnya, teori ekonomi klasik menekankan tanah, modal, dan tenaga

kerja sebagai sumber daya berwujud (Bell, 1973). Selanjutnya teori pandangan

berbasis sumber daya (RBV) memperluas sumber daya intangible seperti, budaya

organisasi, keterampilan manajemen, dan kompetensi pengetahuan (Barney, 1991;

Li dan Calantone et al., 1998). Pandangan berbasis sumber daya menjelaskan

bahwa kompetensi merupakan sekumpulan kemampuan unik dan sumber daya

yang signifikan mempengaruhi strategi dan kinerja bisnis (Barney, 1991; Griese et

al., 2012). Kemampuan internal perusahaan sebagai faktor penting dalam

mengelola sumber daya unik yang dimiliki perusahaan agar perusahaan mampu

meraih keunggulan bersaing (competitive advantage) dan dengan demikian kinerja

unggul, maka perusahaan harus mampu mengidentifikasi, mencari,

mengembangkan, memanfaatkan dan memelihara kompetensi. Rangkaian kegiatan

proses di mana kompetensi dipekerjakan harus dijelaskan, karena kompetensi dan

proses terkait erat (Kandemir, 2005).

Pengetahuan menjadi sumber kunci yang memberikan keunggulan

kompetitif bagi organisasi. Sebuah organisasi membutuhkan pengetahuan untuk

mengambil keputusan strategis, dengan mengubah perilaku sebagai respon

terhadap lingkungan eksternal yang berubah (Drucker, 1993; Hoe, 2008). Ada

empat pandangan pengetahuan yaitu pandangan ontologis, pandangan

epistomologis, pandangan masyarakat, dan pandangan komoditas. Persepektif

ontologis menjelaskan, individu membantu organisasi menciptakan pengetahuan.

Perspektif epistemologis menjelaskan pengetahuan dibedakan antara pengetahuan

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

eskplisit yang tersimpan dalam prosedur, dokumen, dan pengetahuan tacit.

Perspektif masyarakat menjelaskan pengetahuan sebagai elemen yang dinamis

yang tercipta oleh individu dalam aktivitas berinteraksi sosial. Perspektif komoditas

menjelaskan pengetahuan sebagai aset yang dapat dikelola dan ditrasfer (Tayauova,

2015).

Menurut Day (1994), pengetahuan pasar adalah sumber daya pengetahuan

perusahaan tentang pelanggan dan pesaing yang mampu mendeteksi secara akurat

preferensi pelanggan dan perilaku kompetitor. Pengetahuan pasar menunjukkan

pengetahuan perusahaan tentang kebutuhan dan perilaku pelanggan, serta perilaku

pesaingnya (De Luca dan Atuahene-Gima, 2007; Bao et al., 2012). Kemampuan

perusahaan mendeteksi preferensi pelanggan dan perilaku kompetisi menunjukkan

sebuah pengetahuan pasar, di mana pengetahuan pasar meliputi aspek keluasan

pengetahuan, kedalaman, spesialisasi atau keunikan pengetahuan, dan pengetahuan

tacit yang dimiliki (Hsu, 2015). Pengetahuan pasar dianggap sebagai hasil dari

pengolahan organisasi yang sistematis terkait informasi pasar seperti: pasar baru,

tren dan peluang, pelanggan, pendekatan baru dalam melakukan bisnis, dan

penerapan teknologi yang optimal. Manajer dapat menemukan pengetahuan pasar

melalui hubungan dengan pelanggan, pemasok, dan hubungan individual, dengan

proses meliputi: akuisisi, diseminasi, dan interpretasi. Pengetahuan pasar yang baik

memungkinkan perusahaan meningkatkan kegiatan pengembangan produk (Griese

et al., 2012).

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

Selanjutnya pengetahuan pasar menunjukkan kepemilikan perusahaan

terhadap banyaknya informasi pasar seperti kondisi pelanggan dan pesaing yang

akan membantu perusahaan menyesuaikan diri dengan tren lingkungan lebih cepat,

dan merespon kebutuhan pelanggan lebih baik daripada pesaing (Kirca et al., 2009;

De Luca dan Atuahene-Gima, 2007). Pengetahuan pasar yang diperoleh secara

efisien membantu perusahaan menangkap perubahan preferensi pelanggan, tren

pasar, memungkinkan perusahaan memperoleh informasi yang memadai tentang

permintaan pasar, dan memotivasi perusahaan berinovasi pada produk unik (Lin et

al., 2012). Pengetahuan pasar dipahami dari: 1) keluasan pengetahuan pasar, yaitu

keragaman pengetahuan bisnis tentang pelanggan dan informasi pesaing yang

diperoleh dari berbagai pelanggan dan pesaing. Luasnya pengetahuan

memungkinkan perusahaan membuat koneksi di antara perbedaan informasi pasar,

gagasan, dan konsep utuk mendapatkan wawasan lebih luas, yang sangat

bermanfaat dalam pengambilan keputusan pengembangan produk baru, dan 2)

kedalaman pengetahuan pasar yaitu tingkat kompleksitas pengetahuan tacit yang

dimiliki yaitu informasi pelanggan dan pesaing yang sulit dikomunikasikan secara

tepat menggunakan kata-kata, angka, atau gambar untuk dikodifikasikan; dan

pengetahuan spesifik yaitu sejauh mana informasi suatu perusahaan tentang

pelanggan dan pesaing adalah unik dan khas untuk individu perusahaan (Lin et al.,

2012; Hsu, 2015).

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

Kompetensi pengetahuan menunjukkan ukuran kemampuan perusahaan

mengembangkan pemahaman yang lebih baik mengenai kebutuhan pelanggan dan

lingkungan persaingan di pasar sasaran (Johnson et al., 2009). Kemampuan

mengembangkan seperangkat unik kompetensi pengetahuan menjadi sumber

keunggulan kompetitif perusahaan (Barney, 1991; Atuahene-Gima dan Wei, 2009).

Augusto dan Coelho (2009) menambahkan, kompetensi pengetahuan sebagai

kompetensi organisasi dan pengetahuan pasar yang dihasilkan adalah aset strategik.

Kemampuan organisasi, seperti kompetensi pengetahuan tentang pelanggan dan

pesaing, dan kemampuan memanfaatkan untuk memanfaatkan sumber daya adalah

alat untuk mencapai keunggulan kompetitif (Teece, Pisano, dan Shuen, 1997).

Sumber daya heterogen yang langka dan berharga melalui proses kompetensi

pengetahuan pelanggan dan pesaing yang terakumulasi akan menjamin

pengembangan produk baru yang efektif memberikan keuntungan bagi perusahaan

(Atuahene-Gima, 2010).

Kompetensi pengetahuan pasar adalah kemampuan perusahaan untuk

mencari, menghasilkan dan kemudian menggunakan pengetahuan yang berkaitan

dengan kebutuhan pelanggan saat ini dan potensial, serta pengetahuan produk dan

strategi pesaing. Informasi yang diperoleh melalui orientasi pasar diubah menjadi

pengetahuan melalui kompetensi pengetahuan. Kompetensi pengetahuan

melibatkan apa yang dapat perusahaan lakukan dalam aktivitas transformasi

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

informasi penjadi pengetahuan, dan kemampuan mengintegrasikan pengetahuan

yang diperoleh terkait pasar dalam desain produk. (Ozkaya et al., 2015).

Kompetensi pengetahuan pasar didefinisikan sebagai rangkaian proses yang

menghasilkan dan mengintegrasikan pengetahuan terkait pasar, yang meliputi :

1) Proses pengetahuan pelanggan yaitu kemampuan perusahaan menghasilkan dan

mengintegrasikan pengetahuan yang berhubungan dengan pelanggan saat ini

dan potensial. Proses pengetahuan pelanggan mengacu pada aktivitas dalam

sebuah organisasi yang berfokus pada generasi, analisis, dan penyebaran

informasi yang berkaitan dengan pelanggan untuk tujuan pengembangan

strategi dan implementasi (Li dan Calantone 1998; Kohli dan Jaworski 1990),

2) Proses pengetahuan pesaing yaitu kemampuan menghasilkan dan

mengintegrasikan pengetahuan tentang kegiatan pesaing dimanfaatkan dalam

pengambilan keputusan lebih cepat. Proses pengetahuan pesaing mengacu pada

aktivitas dalam sebuah organisasi yang berfokus pada generasi, analisis, dan

penyebaran informasi yang berkaitan dengan pesaing untuk tujuan

pengembangan strategi dan implementasi (Li dan Calantone, 1998).

3) Interface marketing dan R&D yang mengacu pada proses di mana bagian

litbang dan fungsi pemasaran bekerja sama menetapkan tujuan pengembangan

produk baru, dan berkomunikasi tentang pengembangan produk baru dalam

rangka meningkatkan prospek penerimaan produk baru di pasar (Li dan

Cavusgil, 1999). Aktivitas sebuah organisasi yang fokus pada generasi,

Page 40: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

analisis, dan penyebaran informasi yang berkaitan dengan pelanggan dan

pesaing untuk tujuan pengembangan strategi dan implementasi menunjukkan

proses kompetensi pengetahuan (Jayachandran dan Kaufman, 2004).

Kandemir (2005) menemukan kompetensi pengetahuan pasar sebagai

susunan proses pencarian pengetahuan dan pemanfaatan pasar. Artinya, kompetensi

pengetahuan pasar muncul dari aktivitas pengumpulan informasi pasar, saling

berbagi informasi di antara anggota organisasi, dan mengembangkan pemahaman

bersama tentang pasar, diikuti dengan penerapan pengetahuan pasar terhadap

perumusan strategi pemasaran dan implementasi. Intensitas masing-masing

aktivitas proses pengetahuan pasar mempengaruhi tingkat kompetensi pengetahuan

pasar.

2.5.2 Proses kompetensi pengetahuan

Proses kompetensi pengetahuan yang akan mempengaruhi karakteristik

produk baru meliputi tiga aspek berturutan yaitu akuisisi informasi pasar,

interpretasi, dan integrasi (Li dan Calantone, 1998). Dalam praktik, akuisisi

informasi dapat diperoleh melalui aktivitas interaksi dengan pembeli, secara rutin

melalukan diskusi, bertukar pikiran, dan pertemuan, melakukan tanya jawab pribadi

dan group fokus, atau membuka sesi tanya jawab pada saat pertemuan atau rapat.

Selanjutnya, informasi yang diperoleh diinterpretasikan melalui berbagai prosedur

analisis seperti mengidentifikasi, dan menyusun skala prioritas kebutuhan.

Akhirnya, informasi dapat diintegrasikan ke dalam desain produk baru melalui

Page 41: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

teknik mixed penggabungan dengan keterampilan untuk menghasilkan produk

sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

Menurut Kandemir (2005), aktivitas proses kompetensi pengetahuan terkait

pasar diciptakan melalui proses berikut: pemindaian pasar, transmisi informasi

pasar, interpretasi informasi, dan pemanfaatan pengetahuan pasar. Pemindaian

adalah aktivitas mengumpulkan informasi mengenai pasar. Pemindaian dimulai

dengan keinginan terus mencari informasi baru, berkaitan dengan kebutuhan dan

keinginan pelanggan, dan faktor eksternal seperti pesaing, distributor, pengecer,

pemasok, teknologi, ekonomi, demografi, dan kekuatan lingkungan lainnya (Day,

1994). Perusahaan bisa melakukan pemindaian dengan mekanisme informal dari

pemangku kepentingan seperti: diskusi dengan pelanggan dan mitra saluran

pemasaran, atau mengumpulkan informasi dari pesaing yang berbagi informasi di

pertemuan asosiasi industri (Kohli dan Jaworski, 1990; Moorman, 1995).

Transmisi informasi pasar menunjukkan penyebaran informasi di antara pengguna

relevan dalam organisasi (Moorman, 1995). Informasi yang ditransmisi meliputi

informasi pelanggan, pengecer atau distributor, pemasok, pesaing, dan tren pasar,

dengan melakukan aktivitas diskusi tentang kebutuhan masa depan pelanggan antar

departemen fungsional dan mengadakan pertemuan rutin antar departemen

(Kandemir, 2005). Selanjutnya, interpretasi atau proses penafsiran informasi

merupakan konversi dari informasi menjadi pengetahuan dan penciptaan

pemahaman bersama antar anggota organisasi. Informasi yang dapat ditindaklanjuti

Page 42: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

adalah pengetahuan, yang mengacu pada relevannya informasi pada waktu dan

tempat yang tepat, dalam rangka pengambilan keputusan. Pengetahuan diperoleh

melalui interaksi informasi dan pengalaman (Kandemir, 2005). Langkah

selanjutnya dari proses kompetensi pengetahuan adalah pemanfaatan pengetahuan

pasar adalah menerapkan pengetahuan untuk pengambilan keputusan strategis

terkait pemasaran, membuat arahan jelas terhadap semua fungsi terkait peran

mereka dalam pelaksanaan, dan evaluasi keputusan pemasaran (Moorman, 1995;

Kandemir, 2005).

2.5.3 Pengukuran kompetensi pengetahuan

Li dan Calantone (1998) menyatakan bahwa keunggulan produk baru sangat

dipengaruhi oleh kompetensi pengetahuan pasar dan kekuatan fungsi dan peran

R&D. Sedangkan kuatnya kompetensi pengetahuan pasar (market knowledge

competence) dibangun melalui intensitas proses pengetahuan pelanggan yang tinggi

(customer knowledge process), keeratan hubungan antar fungsi dan tingginya

intensitas pertemuan antar fungsi pemasaran dan R&D, dan intensitas proses

pengetahuan pesaing yang tinggi (competitor knowledge process). Rutin bertemu

pelanggan untuk mengetahui kebutuhan pelanggan saat ini, menganalisis informasi,

teratur mempelajari kebutuhan pelanggan akan pengembangan produk baru, rutin

mengadakan pertemuan antar departemen, dan tenaga pemasaran selalu

mendiskusikan kebutuhan masa depan kebutuhan pelanggan dengan departemen

Page 43: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

fungsional lainnya akan menghasilkan pengetahuan pasar yang menyeluruh sebagai

refleksi kompetensi pengetahuan pasar (Jayachandran dan Kaufman, 2004).

Ozkaya et al. (2015) membagi kompetensi pengetahuan pasar menjadi dua

dimensi yaitu: kompetensi pengetahuan pelanggan dan kompetensi pengetahuan

pesaing. Pada tahapan operasional, organisasi perlu merangsang kemampuan

mempelajari kebutuhan pelanggan saat ini dan potensial, kemampuan

mengintegrasikan informasi pelanggan ke dalam desain produk baru, kemampuan

menggunakan pelanggan untuk uji produk baru; kemampuan mencari dan

mengumpulkan informasi pesaing, kemampuan mengintegrasikan informasi

tentang pesaing ke desain produk baru, dan kemampuan memahami strategi

pesaing. Pada penelitian ini, beberapa implikasi kompetensi pengetahuan pasar di

antaranya adalah berikut ini:

1) Kemampuan melakukan proses pengetahuan pelanggan (customer

knowledge process)

Proses menyiratkan serangkaian kegiatan yang menunjukkan karakteristik

yang tidak mudah diamati dari luar, dan tidak dapat dibeli di pasar. Proses

kompetensi pengetahuan pelanggan melibatkan aspek perilaku yaitu akuisisi

informasi pelanggan & pesaing, interpretasi, dan integrasi (Huber, 1991; Sinkula,

1994; Jayachandran dan Kaufman, 2004; Ozkaya et al., 2015). Dalam praktik,

informasi tentang kebutuhan pembeli dapat diperoleh melalui interaksi perusahaan-

pembeli, diskusi, dan pertemuan biasa (Kohli dan Jaworski, 1991). Kompetensi

Page 44: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

pengetahuan pasar terkait pelanggan muncul dari pengumpulan informasi, saling

berbagi di antara anggota organisasi, dan interpretasi atau mengembangkan

pemahaman bersama tentang pasar, diikuti dengan penerapan pengetahuan pasar

terhadap perumusan strategi pemasaran dan implementasi, yang merupakan ciri

dari pembelajaran kolektif dan sistematis tentang pasar (Kandemir, 2005).

Perusahaan melakukan akuisisi atau mengumpulkan informasi pasar terkait

pelanggan melalui kegiatan riset pemasaran konvensional atau memindai

lingkungan eksternal melalui kontak dengan pemasok dan distributor yang akan

mampu menangkap sikap dan perilaku konsumen (Fang, 2008; Bao et al., 2012).

Akuisisi informasi memberikan perusahaan data pelanggan untuk dianalisis.

Interpretasi menunjukkan prosedur di mana perusahaan melakukan pengolahan

data dan analisis. Konversi dari informasi pelanggan menjadi pengetahuan dan

penciptaan pemahaman bersama antar manajer menunjukkan proses interpretasi

(Weick dan Robert, 1993). Informasi yang telah diolah, selanjutnya diintegrasikan

ke dalam desain produk baru (Li dan Cavusgil, 1999). Secara keseluruhan

kemampuan melakukan akuisisi, interpretasi, dan integrasi informasi pelanggan

menjadi pengetahuan terkait produk baru merefleksikan kompetensi pengetahuan

pasar (Li dan Calantone, 1998; Ozkaya et al., 2015).

2) Kemampuan melakukan proses pengetahuan pesaing (competitor

knowledge process)

Page 45: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

Proses pengetahuan pesaing adalah aktivitas perilaku menghasilkan

pengetahuan produk dan strategi pesaing. Proses ini melibatkan pengumpulan

informasi, interpretasi, dan integrasi informasi tentang pesaing, sehingga

perusahaan mampu meniadakan kekuatan pesaing melalui diferensiasi produk (Li

dan Calantone, 1998). Sebuah proses akuisisi informasi pesaing berperan dalam

pengembangan produk, karena memungkinkan perusahaan mengeksplorasi

peluang inovasi (Griese et al., 2012). Interpretasi adalah proses penafsiran

informasi. Transformasi informasi pesaing menjadi pengetahuan dan penciptaan

pemahaman bersama antar manajer tentang kekuatan dan kelemahan pesaing,

menunjukkan proses interpretasi infromasi pesaing. Selanjutnya, kemampuan

mengintegrasikan informasi pesaing memainkan peran penting dalam

benchmarking, mendiagnosa posisi perusahaan dibandingkan pesaing: lebih

rendah, sebanding, atau superioritas. Dengan ketepatan mendiagnosa posisi,

perusahaan dapat menentukan strategi terbaik terbaik untuk mempertahankan atau

meningkatkan posisi saat ini dengan melakukan diferensiasi produk melalui

kemampuan inovasi (Day dan Wensley, 1983).

3) Integrasi fungsi pemasaran dan pengembangan produk (Marketing-R&D

interface)

Proses integrasi yang erat antara fungsi pemasaran dan pengembangan

produk merefleksikan kompetensi pengetahuan pasar (Campbell, 2003). Proses

interface dimana fungsi pemasaran dan pengembangan produk bekerja sama dan

Page 46: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

berkomunikasi meningkatkan kesesuaian antara kebutuhan pasar dan produk apa

yang ingin dikembangkan, meningkatkan prospek penerimaan produk baru di pasar

(Li dan Cavusgil, 1999). Kepemilikan pengetahuan pasar oleh fungsi pemasaran,

sebagai sumber daya pengetahuan perusahaan tentang pelanggan dan pesaing,

mampu mendekteksi secara akurat preferensi pelanggan dan perilaku kompetitor.

Pengetahuan pasar menunjukkan pengetahuan perusahaan tentang kebutuhan dan

perilaku pelanggan, serta perilaku pesaingnya (De Luca dan Atuahene-Gima, 2007;

Bao et al., 2012). Pengetahuan pasar dianggap sebagai hasil dari pengolahan

organisasi yang sistematis terkait informasi pasar seperti: pasar baru, tren dan

peluang, pelanggan, pendekatan baru dalam menjalankan bisnis, dan penerapan

teknologi yang optimal. Pemasaran dan bagian pengembangan produk yang intensif

bekerja sama dalam menetapkan tujuan pengembangan produk, intensif

berkomunikasi untuk menyaring ide dan prioritas pengembangan produk baru akan

meningkatkan kemampuan melakukan inovasi (Lin et al., 2012).

2.6 Inovasi

2.6.1 Konsep inovasi

Dewasa ini, persaingan yang semakin meningkat, turbulensi tanpa henti,

dan lingkungan yang tidak pasti memaksa organisasi untuk merangkul inovasi

sebagai bagian integral dari strategi perusahaan. Drucker (1954) adalah salah satu

peneliti pertama yang menekankan bahwa inovasi sangat penting (Calantone et

al., 2002). Inovasi menjadi sarana strategis bagi perusahaan dalam menghadapi

Page 47: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

perubahan lingkungan internal dan eksternal. Perusahaan seharusnya mengadopsi

atau menghasilkan inovasi dari waktu ke waktu agar mampu menyesuaikan diri

dengan perubahan lingkungan (Hult et al. 2004). Perusahaan inovatif mampu

meningkatkan kinerja bisnis (Keskin, 2006; Ndubisi dan Iftikhar, 2012; Hao, 2012;

Hilman dan Kaliappen, 2015).

Secara konvensional istilah inovasi diartikan sebagai terobosan yang terkait

dengan produk-produk baru. Knight (1967) ilmuwan terdahulu mendefinisikan

inovasi sebagai adopsi perubahan yang baru bagi organisasi dan lingkungan yang

relevan. Lima belas tahun kemudian, inovasi didefinisikan sebagai implementasi

sebuah ide yang dihasilkan secara internal mengenai perangkat, produk, sistem,

proses, program atau layanan, kebijakan yang baru bagi organisasi saat diadopsi

(Damanpour, 1991). Selanjutnya, inovasi diartikan kemampuan perusahaan untuk

mencari sesuatu yang baru atau lebih baik dengan melakukan identifikasi,

memperoleh, dan melaksanakan tugas seperti produk, layanan, proses, sistem

administrasi dan manajemen, metode pemasaran, dan struktur organisasi

(Calantone et al., 2002; Brem dan Voigt, 2009). Menurut Hult et al., 2004) inovasi

adalah kapasitas organisasi untuk mengenalkan dan melaksanakan ide-ide baru,

beberapa produk, proses, dan pengetahuan dalam organisasi.

Inovasi memiliki konten yang luas: mengembangkan layanan baru,

teknologi baru, rencana baru, menciptakan sistem manajerial baru, dan prosedur

baru. Inovasi mengacu pada kapasitas perusahaan terlibat dalam pengenalan ide-

ide baru, proses atau produk dalam organisasi (Damanpour, 1991; Hult et al., 2004).

Hurley dan Hult (1998) mengkonseptualisasikan inovasi sebagai aspek budaya

Page 48: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

untuk mengenalkan dan melaksanakan ide-ide baru, beberapa produk, proses, dan

pengetahuan dalam organisasi.

Kecenderungan organisasi untuk melakukan inovasi dapat dilihat dari

indikasi perusahaan untuk terlibat dalam ide-ide baru, kebaruan, proses kreatif,

eksperimen yang akan menciptakan produk /jasa baru. Inovasi dapat dilihat sebagai

hasil, berupa ide baru, metode atau perangkat; atau proses yaitu mengenalkan

sesuatu yang baru (Damanpour dan Gopalakrishnan, 2001). Lin et al. (2008)

menyatakan dari aspek kolektif, inovasi menunjukkan sikap keterbukaan akan ide-

ide baru sebagai aspek budaya perusahaan. Inovasi adalah cara-cara yang

digunakan pengusaha untuk menciptakan sumber daya baru, memperoleh

pengetahuan baru, segmen pasar baru dengan inovasi eksplorasi, dan membangun

pengetahuan yang telah ada, memperluas layanan dan produk yang telah ada untuk

pelanggan lama dengan inovasi eksploitasi (Benner dan Tushman, 2002; Li et al.,

2010). Bagi sebuah organisasi, inovasi merupakan generasi atau pencarian ide atau

perilaku baru; sebuah inovasi dapat menjadi produk atau layanan baru, teknologi

produksi baru, prosedur operasi baru, atau strategi manajemen baru. Sukses inovasi

memungkinkan perusahaan mempertahankan dan memperluas pasar produk dan

konsumen (Baker dan Sinkula, 2007).

Silva et al. (2014) mendefinisikan inovasi sebagai kemampuan mengubah

pengetahuan dan ide-ide menjadi proses, produk baru, dan sistem untuk

kepentingan perusahaan dan para pemangku kepentingan. Bagi sebuah organisasi,

inovasi merupakan generasi atau pencarian ide atau perilaku baru; sebuah inovasi

dapat menjadi produk atau layanan baru, teknologi produksi baru, prosedur operasi

Page 49: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

baru, atau stretagi manajemen baru. Kapasitas tindakan mengenalkan dan

menerapkan ide-ide baru, kreativitas, merupakan faktor penting dalam rangka

mempertahankan dan meningkatkan kinerja bisnis (Rhee et al., 2010).

Menurut Darroch (2005) inovasi merupakan keluaran dari organisasi yang

memanfaatkan sumber daya input berupa informasi, pengetahuan, dan pengalaman

yang dimiliki organisasi dan berpengaruh pada peningkatan kinerja keuangan.

Skema hubungan antara masukan, praktek organisasi, keluaran dan manfaat dapat

dilihat pada Gambar 2.3.

Sumber : Darroch (2005)

Gambar 2.3 Hubungan Input, Praktek Organisasi, Output, dan Manfaat

Perusahaan menjadi inovatif ketika perusahaan mampu mengakuisisi,

menyebarkan, dan responsif terhadap pengetahuan. Hubungan antara penciptaan

pengetahuan dan inovasi secara empiris bukanlah suatu hal yang mudah untuk

dipahami. Dalam inovasi, terjadi proses yang sifatnya dinamis baik di internal

organisasi maupun di lingkungan eksternal (Darroch, 2005).

Menurut Damanpour dan Gopalakrishnan (2001), jenis inovasi dapat

dibedakan menjadi tiga yaitu: produk vs proses, radikal vs inkremental, dan teknis

vs administrasi. Inovasi proses adalah perubahan dalam cara produk/jasa dibuat,

Page 50: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

diciptakan, dan didistribusikan. Inovasi produk adalah output atau jasa yang

dikenalkan untuk kepentingan pelanggan atau klien. Inovasi produk mencakup

proses desain teknis, manufaktur, R&D, manajemen dan kegiatan komersial yang

terlibat dalam pemasaran suatu produk baru (Alegra dan Chiva, 2008). Tingkat

adopsi produk dan proses berbeda sesuai dengan tahapan pengembangan industri.

Inovasi radikal dan inkremental diidentifikasi dari derajat perubahan yang terkait

dengan inovasi. Inovasi radikal menghasilkan perubahan mendasar dalam kegiatan

suatu organisasi atau industri. Secara radikal akan menghancurkan kompetensi, dan

meningkatkan ketidakpastian lingkungan, dan sebaliknya inovasi inkremental.

Selanjutnya inovasi teknik meliputi produk, proses, dan teknologi yang digunakan

untuk menghasilkan produk/layanan yang langsung berkaitan dengan aktivitas

dasar sebuah organisasi. Sebaliknya, inovasi administrasi berkaitan dengan

manajemen, struktur organisasi, proses administrasi dan sumber daya manusia. Ada

pernyataan bahwa inovasi dan aktivitas inovasi ada tiga yaitu inovasi proses,

inovasi produk, dan inovasi pasar. Inovasi proses mengacu pada pengenalan proses

produksi baru, seperti pengaktifan teknologi baru atau rutinitas kerja baru. Inovasi

produk mengacu pada pengenalan produk baru ke pasar. Inovasi pasar

menunjukkan sebuah perilaku pasar sebuah perusahaan seperti pemasaran baru,

strategi baru, dan aliansi baru (Najib dan Kiminami, 2011).

Liao (2008) mengidentifikasi inovasi menjadi dua yaitu inovasi administrasi

dan inovasi teknis. Inovasi teknis mengacu pada perubahan yang dikenalkan untuk

memajukan fungsi fitur, atau standar teknis suatu produk atau proses.

Page 51: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

Wong (2013) mengelompokkan inovasi menjadi tiga kategori yaitu inovasi

organisasi, inovasi teknik, dan inovasi pemasaran yang memungkinkan perusahaan

memperkuat lini bisnisnya dengan meningkatkan pendapatan dan efisiensi biaya.

Inovasi teknik dibagi menjadi inovasi produk dan inovasi proses (Mavondo et al.,

2005). Penelitian usaha kecil menengah menemukan inovasi diklasifikasikan

menjadi tiga jenis yaitu; inovasi produk, proses, dan administrasi (Nasution et al.,

2011). Inovasi produk didefinisikan sebagai produk atau jasa baru yang

diperkenalkan dalam rangka memenuhi kebutuhan pengguna atau pasar, yang akan

mampu membedakan perusahaan dari pesaingnya. Inovasi proses didefinisikan

sebagai elemen baru yang diperkenalkan dalam produksi atau operasi jasa, seperti

input bahan, spesifikasi tugas, pekerjaan, dan mekanisme arus informasi (Tushman

dan Nadler, 1986). Adanya inovasi proses menyebabkan adanya perubahan dalam

cara organisasi menghasilkan produk akhir atau jasa.

Selanjutnya inovasi administrasi menunjukkan kecenderungan perubahan

dalam metode operasi bisnis, pengenalan praktik atau tindakan baru, dengan cara

memanfaatkan perubahan struktur organisasi, metode kerja, kebijakan, dan

prosedur pembiayaan atau pemasaran produk/jasa (Lin dan Chen, 2007), sedangkan

inovasi pemasaran sebagai adopsi metode spesifik, metode pemasaran baru dalam

mengeksplorasi kesempatan pasar dan mengisi peluang dengan produk dan layanan

tepat seperti kumpulan baru intelijen pasar, desain produk baru atau kemasan, taktik

baru penempatan produk dan harga, atau media promosi baru (Wong, 2013).

March (1991) dan Li et al. (2010) membedakan tingkat inovasi menjadi

inovasi eksplorasi dan eksploitasi. Inovasi eksplorasi adalah inovasi radikal yang

Page 52: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

menciptakan segmen pasar baru, mengembangkan saluran distribusi baru,

memasok layanan untuk pelanggan baru, dan menawarkan desain baru. Inovasi

eksploitatif adalah inovasi inkremental dengan memperbaiki desain yang sudah

ada, memperluas lini produk yang ada, memperluas pengetahuan dan keterampilan

yang ada, efisiensi saluran distribusi, dan menawarkan layanan baik kepada

pelanggan lama (Benner dan Tushman, 2003; Jansen et al., 2006). Inovasi

eksploitasi cenderung mengintegrasikan, memperbaiki, dan memperkuat

pengetahuan yang ada (Levinthal dan March, 1993; Lewin et al., 1999). Inovasi

eksploratif dan inovasi eksploitatif meningkatkan kinerja bisnis (Li et al., 2010).

2.6.2 Dimensi dan pengukuran inovasi

Inovasi merupakan aspek budaya yang ditunjukkan dengan adanya

keterbukaan akan ide-ide baru, mencari cara baru, dan kreatif dalam metode operasi

diukur dengan beberapa indikator yaitu: menjadi yang pertama ke pasar dengan

produk dan layanan baru, sering mencoba ide baru, kreativitas dalam metode

operasi, dan peningkatan pengenalan produk /layanan baru (Keskin, 2006).

Implementasi inovasi dalam penelitian ini dicerminkan oleh inovasi produk dan

inovasi proses dengan elemen-elemen berikut:

(1) Inovasi produk

Inovasi produk adalah kemampuan perusahaan mengenalkan produk atau

layanan baru di pasar dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar dan pengguna

eksternal dan untuk mempertahankan posisi yang kuat di pasar (Damanpour, 1991;

Nasution et al., 2011). Inovasi produk mencerminkan upaya perusahaan

melakukan perubahan dalam produk akhir atau jasa yang ditawarkan organisasi

Page 53: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

(Utterback, 1994). Perusahaan harus selalu mengupayakan melakukan inovasi

produk, jika ada keinginan mendapatkan dan mempertahankan posisi yang kuat di

pasar.

1) Mengenalkan lebih banyak produk inovatif (introduced many new services

to the market)

Produk inovatif mencerminkan adanya perubahan dalam produk akhir yang

ditawarkan kepada pelanggan (Cooper, 1998; Utterback, 1994; Wang dan Ahmed,

2004). Produk inovatif mengacu pada penerapan gagasan inovatif yang mengarah

pada desain dan pemasaran produk baru yang secara signifikan mengungguli

produk konvensional atau pesaing (Soylu dan Dumville, 2011; Wong, 2012). Ide

produk inovatif dapat memicu perombakan manajemen dan atau proses produksi,

perubahan kecil dalam bisnis atau proses produksi yang akan menyebabkan

pengembangan produk baru (Nielsen, 2006; Wong , 2012).

2) Melakukan modifikasi produk (introduced many modifications to the

existing services)

Pada tahap penciptaan inovasi, modifikasi bisa dilakukan pada produk yang

telah dibuat sebelumnya dalam rangka mencapai keunggulan kompetitif (Nasution

et al., 2011). Proses modifikasi meliputi tindakan yang ditujukan untuk perbaikan

dan menyalin produk inovatif yang telah dikenal pasar dan layanan, atau metode

produksi. Berdasarkan perkembangan perusahaan itu sendiri, modifikasi dapat

dilakukan. Proses modifikasi dibenarkan oleh beberapa penulis sebagai cerminan

inovasi (Balycheva dan Golichenko, 2015).

Page 54: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

3) Kapasitas mendesain produk unik dan bermanfaat bagi pelanggan

(designed for new customer sets and our existing customers)

Istilah desain berasal dari “designare” dalam bahasa Latin artinya beberapa

rencana yang bisa berubah dari generasi ke generasi. Desain fashion mengacu pada

pemilihan berbagai bentuk produk (Liu dan Tsai, 2009). Desain produk menjadi

alat untuk mencapai diferensiasi keunggulan kompetitif (Mahmoud, 2016). Tim

desain merancang produk unik berkualitas yang meliputi set rutinitas:

meningkatkan keandalan produk, fungsi produk, estetika penampilan produk, dan

kualitas desain dalam rangka menghasilkan produk yang lebih kuat, dengan tingkat

kegagalan yang lebih rendah, menghindari desain ulang, dan mengeliminasi uji

produk di pasar (Silva et al., 2014).

Page 55: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

4) Mengenalkan produk/jasa yang dianggap baru oleh pelanggan (introduced

many new product/services to the market)

Pengembangan produk baru yang berorientasi pelanggan dengan penilaian

dan proses yang dirancang menyeluruh, menjadi faktor keberhasilan perusahaan.

Perkembangan teknologi dan pasar yang dapat berubah menyebabkan setiap

langkah dalam proses pengembangan produk baru harus dikelola simultan pada

tingkat integrasi tinggi. Langkah-langkah dari pengembangan konsep produk baru,

desain sampai pemasaran, dan mengirimkan produk ke konsumen harus dilakukan

simultan. Tahap-tahap pengembangan produk baru meliputi: a) pencarian

ide/gagasan produk baru, b) penilaian awal, c) konsep, d) analisis bisnis, e)

pengembangan konsep produk baru, f) pengujian produk baru, g)

komersialisasi dan peluncuran produk. Faktor kunci keberhasilan pengembangan

produk baru melibatkan hubungan erat antara konsumen dan pengguna, kepuasan

pengguna dan nilai dan rasa hak istimewa bagi pengguna (Liu dan Tsai, 2009).

(2) Inovasi proses

Inovasi proses merupakan elemen baru seperti input material, spesifikasi

tugas, mekanisme alur kerja dan informasi, dan peralatan yang digunakan untuk

menghasilkan produk atau memberikan layanan, yang dikenalkan dalam operasi

produksi atau layanan organisasi (Damanpour, 1991; Nasution et al., 2011). Inovasi

proses mempengaruhi proses produksi termasuk trasformasi dari bahan baku

hingga produk akhir dan semua aktivitas pendukung yang terkait dengan proses

dalam rangka memperbaiki posisi kompetitif (Mavondo et al., 2005). Inovasi

proses melibatkan pendekatan manajemen dan teknologi untuk meningkatkan

Page 56: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

proses produksi dalam rangka meningkatkan kualitas dan pangsa pasar (Wang dan

Ahmed, 2004; Hilman and Kaliappen, 2015). Indikator inovasi proses pada

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Memperbarui praktik kerja untuk meningkatkan produktivitas (work

practices are constantly updated to increase productivity)

Praktik kerja merupakan kumpulan praktik yang akan memperkuat

pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan baik karyawan saat ini maupun

karyawan potensial dan meningkatkan motivasi mereka serta retensi mereka di

perusahaan (Nasution et al., 2011). Praktik kerja ada hubungannya dengan

bagaimana cara kerja tersebut diatur, dan memberikan ksempatan untuk pemecahan

masalah dan manajemen perubahan mengenai pekerjaan (Boxall dan Macky, 2009).

Praktik kerja terkait dengan pekerjaan dan komitmen karyawan. Melalui praktik

kerja yang terus diperbarui, perusahaan mengatur kerja agar pekerja dapat

memanfaatkan kualifikasi dan memotivasi mereka, bersama dengan partisipasi

aktif dalam pengambilan keputusan perusahaan. Praktik kerja kinerja tinggi

mencakup, misalnya, pelatihan karyawan yang ekstensif, partisipasi dan

pemberdayaan karyawan, kerja tim, rotasi pekerjaan, jadwal kerja yang fleksibel,

kebijakan promosi internal, kompensasi berbasis kinerja, dan keamanan lapangan

kerja, dalam upaya mengembangkan,memotivasi, dan mempertahankan tenaga

kerja kompeten sebagai cerminan inovasi proses yang mengarah ke kinerja tinggi.

Page 57: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

2) Kreativitas dalam metode produksi (creative in its methods of operation),

Kemampuan organisasi untuk berinovasi memungkinkan organisasi mampu

kreatif dengan metode produksinya (Mahmoud, 2016). Inovasi yang ditunjukkan

dengan perilaku menciptakan art, dan ide-ide asli merupakan salah satu aspek

kunci dari kreativitas (Calantone et al., 2002). Kreativitas mengacu pada penemuan

besar untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan, upaya memecahkan

masalah, dan memunculkan ide-ide orisinal. Orisinal dalam hal ini didefinisikan

sebagai kebaruan dan kelangkaan ide-ide asli yang berperan dalam sukses produk

(Mayseless et al., 2015).

3) Memperbaiki proses bisnis (constantly improving our business processes)

Dalam kondisi dari lingkungan pasar yang terus berubah, pendekatan

proses menjadi semakin penting ketika aktivitas organisasi dipecah menjadi proses

bisnis yang harus dikelola (Hilmi et al., 2010). Proses bisnis berbeda tergantung

pada jenis organisasi. Proses bisnis mengacu pada: pembelian, penyimpanan,

penyediaan layanan, logistik, penyimpanan, penentuan harga, mempersiapkan

barang untuk penjualan, penciptaan kondisi yang menguntungkan untuk penjualan,

penyediaan layanan informasi, periklanan, packaging, dan aktivitas after sales

(Teplov et al., 2016).

4) Mengembangkan keterlibatan manajemen (developed many new

management approaches)

Kemampuan perusahaan beradaptasi, dan keterlibatan manajemen

membangun budaya berinovasi memungkinkan inovasi terjadi (Hilmi et al., 2010;

Wong, 2013). Manajer senior dengan posisi penting sebagai pengambil keputusan,

Page 58: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

bertanggung jawab menetapkan rencana, untuk mendorong suatu proyek

berdasarkan posisi penting mereka, harus memiliki akses langsung ke informasi

penting tentang perusahaan dan pasar tempat perusahaan beroperasi. Posisi mereka

sebagai manajer senior memungkinkan untuk mempengaruhi masa depan

organisasi (Elenkov et al., 2005). Keterlibatan manajemen memainkan peran

penting dalam menurunkan risiko yang terkait dengan inovasi, karena inovasi

memiliki risiko dan menimbulkan biaya. Keterlibatan manajemen memfasilitasi

terciptanya budaya organisasi, mendorong komunikasi dan kerjasama, siapa yang

menyediakan sumber daya, sebagai visioner yang membantu dan mendukung

karyawan mengeksplorasi kesempatan inovasi, memimpin, merencanakan,

mengatur, mengendalikan kegiatan, menjaga komunikasi, memfasilitasi pertukaran

informasi, dan memberi dorongan motivasi sebagai cerminan inovasi selama proses

berlangsung (De Brentani et al., 2010; Wong, 2013).

2.7 Kinerja Bisnis

2.7.1 Konsep kinerja bisnis

Tekanan persaingan kelas global dan upaya menjamin kelangsungan hidup

organisasi, memaksa perusahaan melakukan pengamatan atas kinerja bisnis,

Kinerja bisnis merupakan keluaran atau hasil aktual dari sebuah organisasi Kinerja

bisnis menunjukkan seberapa baik suatu perusahaan mengelola sumber daya

internal dan menyesuaikan dengan lingkungan eksternal. Pengukuran kinerja bisnis

memungkinkan perusahaan untuk memusatkan perhatian pada area yang perlu

Page 59: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

ditingkatkan dengan menilai seberapa baik pekerjaan dilakukan dalam hal biaya,

kualitas, dan waktu (Skrinjar et al., 2008).

Gunday et al. (2011) mendefinisikan kinerja bisnis terkait dengan

keseluruhan prestasi perusahaan sebagai hasil dari upaya baru atau upaya lebih baik

untuk mendapatkan keuntungan dan pertumbuhan. Walker dan Ruekert (1987)

menyatakan kinerja bisnis adalah kerangka konprehensif yang menilai kinerja

bisnis dalam hal efisiensi, efektivitas, dan kemampuan beradaptasi. Kinerja bisnis

mencerminkan pencapaian tujuan organisasi, terkait dengan profitabilitas,

pertumbuhan penjualan, tujuan strategis dan tujuan pertumbuhan, (Hult et al.,

2004). Efisiensi merupakan hasil strategi bisnis sehubungan dengan sumber daya

yang digunakan dan ditentukan melalui penggunaan rasio keuangan seperti laba

atas investasi (return on investment). Efisiensi operasi dicirikan oleh lingkup

aktivitas yang sempit dan penekanan mengacu pada keberhasilan sebuah strategi

bisnis dalam melayani pasar yang dipilih. Indikator seperti pertumbuhan penjualan

dan pangsa pasar menangkap esensi variabel efektivitas. Kemampuan beradaptasi

mengacu pada sejauh mana organisasi berhasil merespon kondisi perubahan

lingkungan eksternal. Produk/layanan sukses sebagai respon atas perubahan

kebutuhan kebutuhan pelanggan dan penawaran pesaing menunjukkan kemampuan

adaptasi (Mavondo et al., 2005). Kinerja bisnis ditentukan oleh kemampuan inovasi

(Ndubisi dan Iftikhar, 2012). Dengan demikian, inovasi sukses menjadi

penyumbang untuk kinerja bisnis dan membantu perusahaan bertahan di pasar

(Jimenez-Jimenez, dan Valle, 2011).

Page 60: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

2.7.2 Pengukuran kinerja bisnis

Venkatraman dan Ramanujam (1986) menunjukkan bahwa kinerja

perusahaan merupakan sebuah konstruk multidimensi. Dalam hal ini, kinerja

perusahaan terdiri dari kinerja keuangan, kinerja bisnis, dan kinerja keorganisasian.

Standar berbasis akuntansi seperti penerimaan atas aset (return on asset),

penerimaan atas penjualan (return on sales), dan return on equity mengukur

keberhasilan atau kinerja keuangan. Ukuran kinerja bisnis berkaitan dengan pasar

seperti pangsa pasar, pertumbuhan, diversifikasi, dan pengembangan produk.

Kinerja diukur dalam beberapa cara yaitu 1) berdasarkan indikator

keuangan seperti profitabilitas, margin kotor, laba atas investasi (return in

investment), dan laba atas aset (return on assets), 2) berdasarkan efektivitas pasar

dengan indikator seperti volume penjualan, tingkat pengenalan produk baru, pangsa

pasar, pertumbuhan penjualan, dan pertumbuhan keuntungan, 3)

berdasarkan tujuan stratejik dengan indikator seperti kinerja keseluruhan

perusahaan, kepuasan pelanggan, kualitas kinerja, dan kinerja lingkungan

(Venkatraman dan Ramanujam, 1986; Nasution et al., 2010; Ndubisi dan Iftikhar,

2012).

Beal (2000) mengemukakan bahwa belum ada konsensus tentang ukuran

kinerja yang paling layak dalam sebuah penelitian dan ukuran-ukuran obyektif

kinerja yang selama ini dipakai dalam banyak penelitian masih banyak kekurangan.

Untuk mengantisipasi tidak tersedianya data-data kinerja obyektif dalam sebuah

penelitian, maka dimungkinkan untuk menggunakan ukuran subyektif, yang

mendasarkan pada persepsi manajer (Beal, 2000). Penelitian Voss (2000)

Page 61: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

menunjukkan adanya korelasi yang erat antara ukuran kinerja subyektif dan ukuran

kinerja obyektif.

Secara operasional kinerja bisnis UKM di Indonesia diukur dengan

indikator: volume penjualan, profitabilitas, dan pangsa pasar (Najib dan Kiminami,

2011). Usaha kecil menengah (UKM) umumnya tidak memiliki laporan keuangan

yang baik dan catatan konsisten, terutama catatan bulanan dan tahunan keuangan

dan produksi. Akibatnya, lebih baik menggunakan pengukuran subjektif, bukan

objektif, untuk mengukur kinerja. Sebuah penelitian menunjukkan korelasi positif

antara ukuran kinerja subjektif dan ukuran kinerja objektif (Dawes, 1999).

Berdasar uraian diatas, kinerja perusahaan diukur dengan menggunakan

pengukuran subyektif yang mendasarkan pada persepsi staf dan manajer

perusahaan atas berbagai indikator pengukuran kinerja perusahaan. Indikator

pengukuran kinerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah keluasan pasar dan

pertumbuhan (growth) (Mavondo et al., 2005; Suliyanto dan Rahab, 2012; Ndubisi

dan Iftikhar, 2012).

Page 62: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

2.8 Kajian Penelitian Sebelumnya

2.8.1 Keterkaitan orientasi pasar dan kinerja bisnis

Penelitian Radju et al. (2011) orientasi pasar adalah salah satu faktor vital

dan daya saing perusahaan di pasar. Orientasi pasar memungkinkan perusahan

memahami dan selanjutnya menanggapi kebutuhan secara efektif. Orientasi pasar

perusahaan sebagian besar dengan upaya memantau kebutuhan pelanggan saat ini

dan kebutuhan laten serta kondisi persaingan. Melalui orientasi pasar, perusahaan

menanggapi kebutuhan ini dengan berinovasi dan mengenalkan produk &layanan

sehingga keuntungan meningkat (Najafi-Tavani et al., 2016).

Matanda and Ndubisi (2009) menyelidiki dampak orientasi pasar pada

penciptaan nilai pelanggan oleh pemasok dan pada gilirannya kinerja bisnis

di sektor produk segar. Hasil studi menunjukkan orientasi pelanggan sebagai

dimensi dari orientasi pasar meningkatkan penciptaan nilai yang dirasakan

pelanggan dan kinerja pemasaran. Orientasi pelanggan meningkatkan

kemampuan pemasok mendapatkan inoformasi spesifikasi produk dan

atribut yang diinginkan pelanggan dalam hal ini super market dan pengolah

makanan), sebagai dasar pemberian nilai, dengan demikian kelangsungan

hidup bisnis terjaga.

Page 63: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

Sorensen and Madsen (2012) meneliti orientasi internasional dan

orientasi pasar terhadap kinerja UKM pasar ekspor. Penguatan hubungan

orientasi pasar terhadap kinerja melalui kemampuan strategik seperti

orientasi pasar internasional dan portofolio pasar yang terfokus berdampak

pada upaya belajar tentang hukum pasar luar negeri, Bahasa, budaya,

pesaing, peraturan, dan praktik bisnis sehingga menuai keuntungan.

2.8.2 Keterkaitan orientasi pasar dan inovasi

Penelitian Sandvik and Sandvik (2003), meneliti hubungan antara orientasi

pasar dan inovasi industri hotel di Norwegia. Temuannya adalah: orientasi pasar

berpengaruh positif signifikan terhadap inovasi. Orientasi pasar adalah generasi

organisasi dalam intelijen pasar yang berkaitan dengan kebutuhan pelanggan saat

ini dan masa depan, penyebaran, dan tindakan responsif atas intelijen pasar. Semua

informasi diperoleh didistribusikan, dan dipertimbangkan di pasar untuk

pengambilan keputusan perilaku kolektif dan individu. Penggunaan pengetahuan

pasar yang akurat dan komprehensif yang tercipta melalui orientasi pasar, akan

lebih banyak menghasilkan ide-ide sebagai titik awal dari pengembangan produk

yang sukses. Inovasi terkait produk baru dapat dikembangkan ketika ada nilai

menggunakan pengetahuan pasar yang akurat dan komprehensif yang diciptakan

melalui orientasi pasar.

Selanjutnya Jimenez et al. (2008), tujuan penelitiannya adalah meneliti

secara empiris hubungan orientasi pasar dan inovasi industri di Spanyol. Temuan

menunjukkan bahwa orientasi pasar adalah anteseden inovasi. Inovasi

Page 64: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

membutuhkan pemanfaatan pengetahuan tentang pelanggan, pesaing, dan

informasi dari dalam organisasi. Organisasi yang berusaha meningkatkan inovasi

harus mengembangkan tingkat orientasi pasar. Orientasi pasar melalui pendekatan

berbasis proses, memungkinkan seluruh organisasi mencari, menyebarkan, dan

merespon intelijen pasar dan beradaptasi. Akses perusahaan untuk mendapatkan ide

dari pasar akan memotivasi perusahaan menanggapi tuntutan pasar, memungkinkan

perusahaan mengantisipasi dan memahami kebutuhan pelanggan dan situasi

kompetitif. Dalam rangka mengembangkan perilaku orientasi pasar, perusahaan

disarankan mengembangkan proses internal dan struktur yang diperlukan untuk

mengumpulkan, menyebarluaskan, dan bereaksi terhadap informasi pasar yang

meningkatkan kemungkinan inovasi yang lebih baik berbasis pasar.

Lin et al. (2008) membangun model struktural untuk menguji hubungan

antara orientasi pasar, orientasi belajar, inovasi, dan kinerja bisnis UKM di Taiwan.

Hasil penelitian menemukan orientasi pasar berpengaruh positif signifikan terhadap

inovasi. Budaya berorientasi pasar memantau bagaimana pelanggan dan pesaing

bergerak dalam bisnis. Sebagai pendorong inovasi dari lingkungan ekternal,

informasi pasar yang diperoleh dari pelanggan dan pesaing membantu perusahaan

untuk mengawasi pasar, dan memfasilitasi inovasi.

Penelitian Zhang dan Duan (2010) melakukan penelitian dengan tujuan

adalah: mengeksplorasi dampak dari orientasi pasar terhadap inovasi dan kinerja

produk baru dalam konteks produsen perusahaan di Cina. Temuannya menyatakan

bahwa orientasi pasar berpengaruh positif signifikan terhadap inovasi, yang dapat

meningkatkan kinerja produk baru. Studi ini memberi panduan bagi manajer yang

Page 65: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

terlibat dalam pengembangan produk baru. Untuk mencapai kinerja produk baru,

manajer harus membangun orientasi pasar bersama dengan budaya organisasi yang

menghargai inovasi. Orientasi pasar menekankan fokus perusahaan pada pelanggan

dan pesaing yang mengarahkan perusahaan untuk lebih mengeksplorasi tren ke

dalam produk, melalui inovasi. Proses inovasi sangat tergantung masukan

pelanggan. Orientasi pasar membantu menciptakan lingkungan internal yang

mendorong eksplorasi informasi pelanggan dengan cara baru, memasukan

informasi dalam menyusun rencana pengembangan produk. Proses kordinasi antar

fungsi mendorong proses kolaborasi, kekompakan, komunikasi, dan komitmen di

antara fungsi perusahaan yang berbeda. Selanjutnya manajer menggunakan

informasi secara kreatif untuk meluncurkan produk-produk inovatif yang sukses.

Carbonell dan Escudero (2010) dalam penelitiannya menguji bagaimana

orientasi pasar mampu meningkatkan kecepatan inovasi dan kinerja produk baru

sektor manufaktur di Spanyol. Penelitian dilakukan pada 247 perusahaan sektor

manufaktur seperti makanan, peralatan mesin, dan transportasi. Temuan: tingkat

orientasi pasar berpengaruh positif terhadap kecepatan inovasi. Tingkat orientasi

pasar yang tinggi menyebabkan perusahaan melakukan upaya pengumpulan

informasi dari pemangku kepentingan (yaitu pelanggan, pesaing, dan pemasok) dan

kekuatan pasar (yaitu ekonomi makro, sosial, budaya). Informasi dikumpulkan,

dibagi, disebarluaskan, dan didiskusikan, akan memberi pengetahuan mendalam

terkait kebutuhan dan keinginan. Informasi akurat yang diperoleh misalnya melalui

diskusi informal dengan pelanggan dan mitra perdagangan, memberikan

kesempatan pada organisasi untuk efektivitas pengambilan keputusan dan

Page 66: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

pelaksanaan, kesalahan lebih sedikit, yang pada gilirannya akan meningkatkan

kemampuan inovasi dengan lebih cepat dan efektivitas respon terhadap ancaman

dan peluang. Pemanfaatan informasi yang berhubungan dengan pasar selama proses

inovasi merupakan penentu utama kinerja produk baru.

Suliyanto dan Rahab (2012) melakukan analisis kuantitatif untuk menguji

hubungan orientasi pasar dan orientasi belajar serta dampaknya pada fungsi inovasi

dan kinerja UKM. Sebuah model persamaan struktural dirancang untuk menguji

hubungan. Unit analisis penelitian adalah usaha kecil menengah (UKM) dengan

teknologi intensif di Kabupaten Banyumas Indonesia. Penelitian meneliti 200

perusahaan, di mana hasil penelitian menemukan orientasi pasar dapat memperkuat

inovasi. Jika orientasi pasar lebih baik, maka inovasi menjadi lebih baik. Upaya

mencari informasi secara proaktif membuat organisasi mampu menghasilkan

inovasi dan kinerja bisnis. UKM harus selalu meningkatkan derajat orientasi pasar

dengan mengumpulkan informasi pelanggan dan informasi pesaing, dan terus

melakukan koordinasi antar fungsi, dengan tujuan untuk selalu mengikuti selera

pasar dan kebutuhan konsumen akan mendorong perubahan organisasi,

meningkatkan kemampuan beradaptasi, dan selalu berusaha untuk mencoba ide-ide

baru, sehingga menjadi sumber keuntungan bagi UKM untuk meningkatkan kinerja

bisnis.

Mahmoud et al. (2015) melakukan pendekatan terpadu sektor perbankan di

Gana dengan tujuan penelitian untuk memahami bagaimana meningkatkan

hubungan variabel pemasaran untuk selanjutnya membantu meningkatkan inovasi

dan kinerja bisnis. hasil studi menemukan orientasi pasar berpengaruh positif

Page 67: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

signifikan terhadap inovasi. Liberalisasi pasar membuka jalan bagi perekonomian

di mana perusahaan bersaing untuk mendapatkan perhatian pelanggan.

Perkembangan teknologi informasi yang cepat, dan meningkatnya persaingan

mendorong perusahaan mengevaluasi praktik pemasaran, positioning, dan inovasi

untuk memenuhi tuntutan pertumbuhan. Kinerja bisnis membutuhkan inovasi, dan

inovasi membutuhkan orientasi pasar yang melibatkan akuisisi dan pemanfaatan

pengetahuan pelanggan, pesaing. Orientasi pasar sebagai sumber daya tidak

berwujud yang dicerminkan oleh proses perilaku akuisisi terus menerus, menerima,

mengumpulkan, dan menganalisis informasi pelanggan dan pesaing, ide-ide dan

informasi menjadi sumber memproduksi pengetahuan mampu memperkuat inovasi

untuk memenuhi kebutuhan saat ini dan menciptakan kebutuhan konsumen baru.

Orientasi pasar mengharuskan organisasi mengembangkan proses internal dan

struktur untuk proaktif mengumpulkan, menyebarkan informasi dan intelijen pasar,

melakukan interaksi dengan lingkungan untuk menambah pengetahuan dan

pemahaman dalam rangka mengantisipasi kebutuhan pelanggan dan pasar negara

berkembang, dengan demikian meningkatkan inovasi.

2.8.3 Keterkaitan orientasi pasar dan kompetensi pengetahuan

Kandemir (2005) memeriksa hubungan sumber daya spesifik perusahaan

yang terdiri dari aset relasional yang mencakup ekuitas pengecer & distributor dan

budaya berorientasi pasar terhadap aktivitas kompetensi pengetahuan pasar,

selanjutnya mempengaruhi kinerja perusahaan. Hasil penelitian menemukan bahwa

aset relasional dan budaya orientasi pasar berpengaruh positif terhadap kompetensi

pengetahuan pasar.

Page 68: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

Ozkaya et al. (2015) melakukan penelitian tentang hubungan orientasi

pasar, kompetensi pengetahuan, dan inovasi berbasis pasar di AS , menemukan

orientasi pasar sebagai norma-norma, budaya organisasi yang efektif dan efisien

yang dicerminkan oleh perilaku kegiatan menentukan sumber informasi yang

menarik perusahaan, memperoleh informasi di lingkungan eksternal, dan

melakukan diseminasi informasi pelanggan dan pesaing meningkatkan

kecenderungan perusahaan dalam proses menghasilkan, mengintegrasikan dan

menggunakan pengetahuan pasar. Orientasi pasar meningkatkan mekanisme

bagaimana pembelajaran terjadi dalam perusahaan yaitu transformasi informasi

menjadi pengetahuan. Informasi tentang pelanggan dan pesaing yang telah

dikumpulkan melalui orientasi pasar berubah menjadi pengetahuan, melalui

kompetensi pengetahuan. Kompetensi pengetahuan menjadi alat belajar untuk

menghasilkan sumber daya yang lebih tinggi yaitu pengetahuan. Kompetensi

pengetahuan mampu diciptakan karena perusahaan fokus pada orientasi pasar.

Dengan demikian, perusahaan yang berorientasi pasar memiliki kompetensi untuk

menghasilkan dan memanfaatkan pengetahuan tentang pelanggan (dan pesaing).

Selanjutnya, kompetensi pengetahuan berefek pada berkurangnya potensi resiko,

dan memungkinkan perusahaan mencari peluang inovasi.

Page 69: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

2.8.4 Keterkaitan orientasi belajar dan kinerja bisnis

Jimenez dan Valle (2011) meneliti hubungan antara organisasi belajar dan

kinerja 451 perusahaan di Spanyol. Tujuan penelitian adalah menganalisis

bagaimana organisasi belajar mempengaruhi aktivitas seluruh organisasi dan

kinerja. Hasil studi menemukan bahwa organisasi belajar berpengaruh positif

signifikan terhadap kinerja bisnis. Organisasi belajar adalah proses di mana

perusahaan mendapatkan pengetahuan baru dan wawasan dari pengalaman umum

organisasi yang berpotensi mempengaruhi perilaku. Dalam menangani gejolak

eksternal, proses memperoleh informasi dan menggunakan pengetahuan baru,

berbagi informasi, memberikan arti dari informasi menjadi pengetahuan baru, dan

memori atau menyimpan pengetahuan untuk digunakan di masa depan. Perusahaan

yang mampu belajar lebih baik, mendapatkan kesempatan dan tren di pasar

menjadikan perusahaan lebih fleksibel dan cepat merespon tantangan baru

dibandingkan pesaing. Perusahaan berorientasi belajar memungkinkan perusahaan

meningkatkan inovasi, dan aktivitas inovasi mempengaruhi kinerja.

Page 70: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

Calisir et al. (2013) menguji peran orientasi belajar terhadap kinerja inovasi

produk perusahaan di Turki. Analisis hubungan menggunakan pendekatan

pemodelan persamaan struktural. Hasil penelitian menemukan bahwa keterbukaan

pikiran adalah prediktor dari khasiat inovasi produk dan efisiensi inovasi produk,

walaupun disadari keterbukaan pikiran adalah satu hal yang paling sulit ditangani.

Pengembangan produk baru menjadi salah satu strategi untuk mencapai kinerja

bisnis. Inovasi efektif berhubungan dengan lingkungan kompetitif. Bentuk

penguatan orientasi belajar seperti mengatasi hambatan budaya keterbukaan yang

masih minim, kurangnya pelatihan dan instruksi, budaya menyalahkan, tidak ada

toleransi kegagalan berperan menguatkan praktik inovasi. Berbagi informasi dan

komunikasi terbuka, dan ketersediaan sumber daya menjadi prediktor pengenalan

produk/layanan sehingga memperkuat kinerja bisnis.

Page 71: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

Wolff (2015) mengeksplorasi secara empiris dan menguji mekanisme

bagaimana nilai-nilai organisasi mengenai belajar ditambah perilaku

kewirausahaan mendorong pertumbuhan bisnis kecil di Amerika Serikat. Maksud

penelitian Wolff (2015) adalah untuk memahami bagaimana usaha kecil dapat

tumbuh melalui mekanisme hubungan orientasi belajar, orientasi kewirausahaan,

dan kinerja. Hasil studi menunjukkan budaya berorientasi belajar menciptakan

tindakan atau perilaku proaktif, inovatif, dan berani mengambil risiko dalam rangka

belajar untuk meningkatkan kinerja. Belajar memberikan kesempatan organisasi

bernegosiasi dengan lingkungan yang sulit. Belajar adalah proses dan pengetahuan

adalah hasil. Perusahaan yang memiliki nilai-nilai belajar memiliki kecenderungan

lebih baik dalam beradaptasi dengan lingkungan dinamis. Pembelajaran terjadi

ketika ada anggota organisasi menanggapi perubahan lingkungan internal dan

eksternal dengan mendeteksi kesalahan dan mengoreksi. Belajar menjadi sarana

bernegosiasi dengan lingkungan sulit. Namun, nilai-nilai belajar yang

diterjemahkan ke dalam tindakan atau perilaku aktivitas terbuka mengumpulkan ide

baru, mempertanyakan rutinitas dan pengetahuan usang serta mengganti dengan

pengetahuan baru mampu menciptakan keberhasilan.

2.8.5 Keterkaitan orientasi belajar dan inovasi

Calantone et al. (2002) melakukan penelitian manufaktur dan industri jasa

di AS, menemukan orientasi belajar berpengaruh positif signifikan terhadap

inovasi. Inovasi terkait dengan pembelajaran dalam organisasi. Organisasi yang

mau belajar cenderung memiliki kebaruan pengetahuan, teknologi yang mengarah

ke inovasi yang lebih tinggi. Belajar sebagian besar terjadi melalui interaksi

Page 72: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

organisasi dan pengamatan lingkungan. Ketidakpastian permintaan pelanggan,

turbulensi teknologi, dan ketidakpastian kompetitif adalah faktor penting

lingkungan. Organisasi yang memiliki komitmen belajar tinggi akan memiliki

pengetahuan dan membangun pemahaman perusahaan akan kebutuhan pelanggan,

mengantisipasi kebutuhan pelanggan yang diperoleh melalui interaksi dengan

pasar. Di saat organisasi memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk memahami

dan mengantisipasi kebutuhan pelanggan, maka organisasi tidak akan melewatkan

kesempatan yang diciptakan oleh permintaan pasar berkembang dengan cara

menawarkan produk inovatif yang mencerminkan nilai-nilai pelanggan. Produk

baru mencerminkan nilai-nilai pelanggan. Selanjutnya, belajar dengan memantau,

meramalkan lingkungan, membuat penyesuaian, memantau pesaing di pasar akan

menyebabkan pemahaman kekuatan dan kelemahan pesaing, dan berkontribusi

pada kemampuan inovasi.

Keskin (2006) dalam penelitiannya menemukan pengaruh positif orientasi

belajar terhadap inovasi. Seperangkat nilai-nilai pengetahuan yang diperoleh

melalui keterbukaan pikiran seperti kemauan menantang keyakinan, nilai,

mengevaluasi secara kritis rutinitas operasional; komitmen belajar, dan memiliki

arah bersama pembelajaran melalui berbagi visi, ada mekanisme berbagi visi dalam

organisasi dari unit ke unit lain, akan memfasilitasi perusahaan untuk mencoba ide-

ide baru, mencari cara baru melakukan sesuatu, menjadi kreatif dalam metode

operasi dan mendorong upaya pengembangan dan peluncuran produk baru.

Penelitian Chen et al. (2009) memiliki tujuan: mengeksplorasi efek positif

dari hubungan belajar dan kapasitas serap pada inovasi industri manufaktur di

Page 73: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

Taiwan. Hasil empiris dari penelitian menunjukkan bahwa belajar melalui

hubungan (relationship learning) memiliki efek positif pada inovasi. Semakin

banyak investasi dalam belajar melalui hubungan, maka kinerja inovasi semakin

baik. Dalam konteks Cina, hubungan atau guanxi merupakan prinsip-prinsip

interaksi sosial penting bagi pemasok, pelanggan, dan stakeholder, melalui

komunikasi, budaya kolaboratif, dan pertukaran informasi. Pembelajaran dengan

mengandalkan informasi eksternal dalam rangka belajar akan memfasilitasi

pertukaran informasi dan memperbaharui perilaku yang sesuai dari pelanggan,

pemasok, pemangku kepentingan, instansi pemerintah. Memiliki informasi dan

pengetahuan yang lebih banyak tentang pelanggan memungkinkan perusahaan

menyediakan dan mengembangkan produk lebih berharga bagi pelanggan. Dengan

demikian, perusahaan yang melakukan aktivitas belajar dari pelanggan, pemasok,

dan mitra mereka melalui relationship dan didukung kemampuan serap (absorptive

capacity) mampu mengembangkan kemampuan inovasi,

Lages et al. (2009) melakukan penelitian dengan tujuan: memahami

bagaimana kemampuan pembelajaran organisasi dan kemampuan hubungan

mempengaruhi strategi inovasi dan kinerja ekspor perusahaan manufaktur ekspor

di Portugal. Temuan: kemampuan pembelajaran organisasi berpengaruh positif

terhadap strategi inovasi produk. Menggunakan pendekatan RBV, kemampuan

pembelajaran organisasi sebagai pengembangan pengetahuan dan wawasan melalui

komitmen untuk belajar, keterbukaan pikiran, dan visi bersama akan memfasilitasi

perubahan perilaku untuk meningkatkan inovasi. Inovasi terjadi ketika perusahaan

memiliki komitmen belajar melalui relationship dengan mitra bisnis, berbagi visi

Page 74: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

yang memberikan fokus dan arah pembelajaran, dan keterbukaan pikiran sebagai

bentuk tingkat kemampuan tinggi untuk belajar yang mendorong karyawan

mempertanyakan norma-norma dan tantangan organisasi sebagai dasar melakukan

evaluasi, didukung kolaborasi erat dengan staf pemasaran, staf penjualan, dan staf

teknis. Dengan demikian, pembelajaran yang terjadi melalui relationship yang

mencerminkan serangkaian interaksi antara pihak-pihak yang saling terkait,

komunikasi, dan berbagi di antara perusahaan dan pelanggan, akan meningkatkan

inovasi.

Sheng dan Chien (2015) menyelidiki efek orientasi belajar pada inovasi

dengan mediasi kemampuan serap. Studi menemukan orientasi belajar memotivasi

perusahaan memindai lingkungan eksternal dalam upaya mengumpulkan dan

mengolah pengetahuan eksternal sebagai pedoman menjawab kebutuhan pasar dan

pelanggan, dan daya serap membantu perusahaan dalam pengolahan pengetahuan

eksternal. Akibatnya, pengetahuan eksternal yang diperoleh melalui orientasi

belajar terbukti sangat efektif mempengaruhi proses inovasi, melalui kemampuan

serap.

Srivastava (2016) meneliti 321 eksekutif dari manajemen tingkat puncak

dan menengah pemerintah dan swasta di India. Temuannya adalah bahwa orientasi

pembelajaran organisasi secara positif berkaitan dengan proses inovasi.

Perusahaan-perusahaan memiliki tingkat belajar tinggi selalu menyesuaikan produk

dan layanan dengan kebutuhan pelanggan untuk bertahan hidup. Perusahaan

menghasilkan, mengirim dan menggunakan informasi eksternal yang relevan dalam

rangka belajar. Organisasi yang melakukan interaksi dengan konsumen, pelanggan,

Page 75: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

dan pesaing akan menghasilkan informasi tertentu yang berguna bagi organisasi.

Perusahaan mengumpulkan dan menyebarkan informasi eksternal di unit-unit

perusahaan, dan berusaha mendapatkan manfaat dari informasi tersebut. Informasi

memiliki manfaat ketika perusahaan mampu mentransformasi informasi menjadi

pengetahuan untuk meningkatkan inovasi organisasi seperti kreativitas, terbuka

akan perubahan, berani mengambil risiko, proaktif, dan berorientasi pada masa

depan. Dengan demikian, orientasi belajar mempengaruhi kecenderungan untuk

menghasilkan dan menggunakan pengetahuan eksternal, dan meningkatkan

kompetensi inti inovasi.

2.8.6 Keterkaitan orientasi belajar dan kompetensi pengetahuan

Hoe (2008) melakukan kajian peran organisasi belajar terhadap kompetensi

pengetahuan. Kelangsungan hidup organisasi ditentukan oleh kemampuan

perusahaan memperoleh, memanfaatkan pengetahuan dan terus belajar dari

lingkungan. Kemampuan menghasilkan pengetahuan melalui proses belajar

merupakan aset utama dan keunggulan kompetitif pada organisasi yang beroperasi

di lingkungan yang kompetitif dan komplek. Kemampuan seluruh organisasi

belajar sebagai proses memperoleh, menyebarkan, menginterpretasikan, dan

menyimpan pengetahuan untuk digunakan lebih lanjut sebagai upaya beradaptasi

dengan lingkungan eksternal akan meningkatkan kompetensi pengetahuan terkait

pasar.

Griese et al. (2012) meneliti kompetensi mendapatkan pengetahuan dengan

anteseden orientasi belajar dan praktik sumber daya manusia, dan konsekuensinya

terhadap inovasi pada industri B2B di Jerman. Hasil penelitian menunjukkan hasil

Page 76: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

organisasi berorientasi belajar jangka panjang sebagai sumber daya tidak berwujud

dan praktik sumber daya manusia mempengaruhi kompetensi generasi pengetahuan

sebagai upaya memperoleh dan memanfaatkan pengetahuan. Pengetahuan disini

mengacu pada pemahaman umum kondisi pasar, kebutuhan pelanggan, tujuan

strategik produk atau jasa. Pandangan pentingnya belajar demi masa depan

organisasi mendorong komitmen belajar tinggi melalui interaksi dengan pelanggan

dan hubungan individual untuk menambah basis kompetensi pengetahuan tentang

pelanggan, tren, peluang dan pemanfaatan teknologi, pasar baru, dan pendekatan

baru dalam menjalankan bisnis. Pengetahuan yang dihasilkan melalui dialog

dengan pelanggan, eksplorasi peluang pasar, dan menjadikan relationship sebagai

sumber belajar berpengaruh terhadap kompetensi pengetahuan. Pencarian

pengetahuan terkait dengan orientasi belajar. Orientasi belajar dengan nilai-nilai

terkait sikap belajar seperti komitmen belajar, berbagi visi, dan keterbukaan pikiran

mempengaruhi sikap karyawan terhadap kegiatan pencarian pengetahuan,

didukung praktik sumber daya manusia mampu meningkatkan kompetensi

pengetahuan.

Foong dan Khoo (2015) meneliti keterkaitan sikap dan niat belajar

mahasiswa akuntansi tingkat akhir perguruan tinggi di Malaysia. Studi menemukan

bahwa niat dan perilaku belajar mandiri seumur hidup didukung lingkungan belajar

memungkinkan seseorang cepat beradaptasi dan tetap relevan di lingkungan yang

cepat berubah. Orientasi belajar yang tinggi memperkuat pengetahuan dan

memperoleh kompetensi seperti berpikir kritis dan meningkatkan profesionalisme.

Page 77: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

Wu dan Lin (2013) mengkaji peran berbagi pengetahuan, orientasi belajar

dan efektivtas kompetensi pengetahuan perusahaan elektronik di Taiwan Asia.

Efektivitas pengetahuan hanya terjadi ketika pengetahuan dimanfaatkan oleh

penerima melalui aktivitas berbagi pengetahuan. Berbagi pengetahuan

menunjukkan aktivitas pertukaran berbagai informasi dan pengetahuan dari

pengirim pengetahuan kepada penerima pengetahuan. Selanjutnya, orientasi belajar

memfasilitasi hubungan berbagi pengetahuan dengan kompetensi pengetahuan.

Orientasi belajar sebagai kemampuan dan set nilai-nilai organisasi

Wang (2015) meneliti bank-bank di Taiwan, menyatakan orientasi

pembelajaran sebagai sejauh mana motivasi untuk memperoleh dan mendapatkan

pengetahuan yang memodifikasi perilaku untuk mencapai tujuan organisasi.

Organisasi belajar adalah kegiatan formal dan informal pembelajaran dan praktik

yang mendorong karyawan memperoleh dan mengembangkan pengetahuan

melayani pelanggan. Organisasi dapat menggunakan berbagai mekanisme

memperoleh kompetensi pengetahuan melalui orientasi belajar. Kegiatan dan

praktik yang berhubungan dengan belajar seperti mencari informasi karakteristik

pelanggan, memahami data demografis pelanggan, kontak, kebutuhannya, harapan,

pola beli, melalui pelatihan dan pendidikan, serta mengintegrasikan pengetahuan

yang diperoleh dengan pendapat dan masukan pelanggan membantu tenaga penjual

memperluas kompetensi pengetahuan terkait pelanggan.

2.8.7 Keterkaitan kompetensi pengetahuan dan inovasi

Li dan Cavusgil (1999) melakukan penelitian pada industri perangkat lunak

yang memungkinkan mereka melakukan pengamatan pada hubungan proses

Page 78: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

kompetensi pengetahuan pasar dan inovasi produk. Hasil studi menyimpulkan

bahwa kompetensi pengetahuan terkait pasar berpengaruh positif terhadap

pengembangan produk baru. Kompetensi pengetahuan pasar sebagai rangkaian

proses perilaku akuisisi informasi dengan cara teratur bertemu pelanggan,

interpretasi informasi dengan menganalisis dan berkomunikasi lisan antar

departemen, dan mengintegrasikan informasi pelanggan dan pesaing ke desain

produk, akan mengurangi potensi risiko pengetahuan yang tidak sesuai dengan

kebutuhan pelanggan. Kompetensi pengetahuan memungkinkan perusahaan untuk

melihat kelemahan dan kekuatan pesaing sebagai tolok ukur pengembangan produk

baru, akan meningkatkan eksplorasi peluang inovasi atas permintaan pasar yang

berkembang.

Atuahene-Gima dan Wei (2010) menguji secara teoritis dan empiris

hubungan antara kompetensi pengetahuan pasar, kompetensi memecahkan

masalah, dan produk baru pada 396 perusahaan di zona teknologi tinggi di Cina.

Hasil penelitian menunjukkan kompetensi pengetahuan memiliki dampak pada

kemampuan menciptakan produk baru melalui kompetensi memecahkan masalah

pelanggan. Kompetensi pengetahuan yang mengacu pada perilaku melakukan

proses menghasilkan dan mengintegrasikan pengetahuan pelanggan dan pesaing,

melakukan kerja sama dan komunikasi antara departemen R&D dan pemasaran,

serta menyebarkan dan menggunakan pengetahuan pasar dalam desain produk akan

meningkatkan kompetensi memecahkan masalah pelanggan. Selanjutnya,

kompetensi pengetahuan meningkatkan kecepatan respon perusahaan pada

Page 79: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

pelanggan untuk mengembangkan fitur-fitur produk yang inovatif yang mampu

menjawab masalah pelanggan.

Chang et al. (2015), melakukan penelitian di Cina tentang peran

kemampuan menghasilkan pengetahuan dan inovasi. Kemampuan menghasilkan

pengetahuan merupakan sebuah kemampuan perusahaan untuk memperoleh

pengetahuan eksternal. Kemampuan akuisisi pengetahuan yang kuat membantu

perusahaan memperoleh dan mengumpulkan pengetahuan eksternal, dan membantu

memperluas basis pengetahuan. Pengetahuan eksternal memberikan dukungan

kuat untuk perilaku kreatif karyawan dalam memajukan kecenderungan inovatif

organisasi.

2.8.8 Keterkaitan inovasi dan kinerja bisnis

Keskin (2006) menyelidiki hubungan kausal orientasi pasar, orientasi

belajar, dan inovasi terhadap kinerja dalam konteks UKM di negara berkembang

Turki. Penelitian dilakukan pada UKM zona industri yang diwakili oleh industri

manufaktur, konstruksi, bahan, tekstil, makanan, kimia, jasa, transportasi. Secara

khusus, hasil studi menunjukkan inovasi sebagai refleksi dari ketidakpastian

lingkungan berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja. Terbatasnya sumber

daya, turbulensi dalam lingkungan bisnis, dan kekuatan yang luas dari pelanggan

dan pemasok memaksa perusahaan berinovasi. Ketika perusahaan sering mencoba

ide-ide baru, mencari cara baru untuk melakukan hal-hal, mengembangkan produk

baru, dan mencoba kreatif dalam metode operasinya, perusahaan menjadi lebih

menguntungkan, mendapatkan pangsa pasar lebih luas, dan tingkat pertumbuhan

lebih tinggi.

Page 80: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

Li et al. (2010) mengeksplorasi dampak dari aktivitas inovasi perusahaan

pada kinerja dengan moderasi lingkungan: dinamisme dan daya saing pada 397

perusahaan di Cina Timur, Tengah, dan Barat. Hasil studi menunjukkan inovasi

eskplorasi dan inovasi eksploitasi memiliki efek positif terhadap kinerja bisnis.

Hasil penelitian juga menunjukkan lingkungan eksternal sebagai moderator dalam

hubungan inovasi dan kinerja. Dalam lingkungan yang kurang kompetitif dan

dinamisme rendah, serta strategi berbiaya rendah, berisiko rendah, dan cepat

menghasilkan, inovasi eksploitatif berpengaruh positif terhadap kinerja bisnis.

Sebaliknya, lingkungan berdaya saing tinggi dan dinamis, seperti variasi preferensi

pelanggan, perubahan teknologi, dan fluktuasi permintaan produk, inovasi

eksploratif lebih berperan dalam meningkatkan kinerja bisnis. Seiring

meningkatnya intensitas daya saing, perusahaan perlu menerapkan aktivitas radikal

atau inovasi eksplorasi untuk bertahan hidup dengan produk inovatif yang

menyebar ke populasi pesaing.

Hao et al. (2012) menyelidiki hubungan antara inovasi dan kinerja,

melakukan penelitian pada 71 perusahaan di Cina. Data dikumpulkan melalui

survei email dan dengan menggunakan PLS menemukan bahwa inovasi yang dapat

terjadi di setiap aspek operasi dan aktivitas sebuah organisasi meliputi aspek

manajerial, teknologi, produk, proses, dan inovasi pasar berperan langsung dalam

memperbaiki kinerja dilihat dari sudut pandang kinerja keuangan seperti profit, dan

kinerja non-keuangan seperti efisiensi, pertumbuhan, pasar dan public relationship.

Ndubisi dan Iftikhar (2012) meneliti hubungan antara kewirausahaan,

inovasi, dan kinerja UKM berbasis informasi teknologi berlokasi di Pakistan

Page 81: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

sebagai kekuatan ekonomi di Asia. Hasil studi menunjukkan inovasi secara

langsung berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja. Inovasi sangat penting

dalam menciptakan kualitas kinerja dan reputasi. Manajemen harus terus

berinvestasi dalam membangun kemampuan inovasi dengan mendorong kesediaan

untuk mencoba ide-ide baru dan strategi di seluruh organisasi, memberdayakan

kelompok pelanggan internal untuk menemukan cara-cara baru untuk

meningkatkan kualitas, dan meningkatkan budaya mutu di seluruh organisasi.

Dengan demikian produk inovatif akan menciptakan permintaan baru.

Al-Ansari et al. (2013) meneliti inovasi dalam konteks UKM yang

beroperasi di pasar Dubai, menemukan bahwa inovasi secara signifikan

berpengaruh positif terhadap kinerja bisnis. Perhatian besar yang diberikan kepada

inovasi akan memastikan UKM mencapai kinerja lebih baik lagi. Meskipun

muncul kehadiran perusahaan asing di Dubai, tetapi dengan inovasi baru yang lebih

baik, memiliki strategi inovasi proaktif, melakukan praktik inovasi radikal terkait

dengan inovasi teknis, ada keterlibatan manajemen sebagai penggerak inovasi, dan

menjadikan pelanggan sebagai sumber inovasi, serta mengikuti perkembangan

teknologi yang mengarah ke layanan dan produk baru, maka akan mampu

meningkatkan kinerja bisnis mereka.

Hilman dan Kaliappen (2015) meneliti keterkaitan strategi inovasi dan

kinerja hotel bintang tiga di Malaysia. Hasil penelitian membuktikan pentingnya

strategi inovasi dalam menentukan kinerja yang lebih baik dari hotel di Malaysia.

Temuan menunjukkan inovasi proses dan inovasi layanan secara signifikan

berdampak pada kinerja. Inovasi proses mencapai hasil sedikit lebih baik daripada

Page 82: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

inovasi layanan. Secara keseluruhan hotel mengejar inovasi proses dan inovasi

layanan, karena percaya strategi inovasi akan meningkatkan kinerja organisasi

secara keseluruhan. Inovasi proses memiliki dampak terhadap kinerja bisnis.

Pelaku bisnis perhotelan dapat melakukan inovasi proses seperti melibatkan semua

kegiatan fungsional dan operasional dan melakukan modifikasi dalam proses

layanan untuk meningkatkan kinerja. Selanjutnya, inovasi layanan dengan

mengubah desain bisnis, cepat merespon kebutuhan pelanggan, dan menciptakan

kreasi layanan unik dapat memperbaiki tingkat return on investment, pangsa pasar,

pertumbuhan penjualan, perspektif pelanggan, dan perspektif proses belajar

internal.

2.8.9 Pengaruh orientasi pasar terhadap inovasi dengan mediasi kompetensi

pengetahuan

Kompetensi pengetahuan meningkatkan kemampuan inovasi. Inovasi

produk mampu dicapai ketika perusahaan terus menghasilkan dan memanfaatkan

pengetahuan baru (Hsu, 2015). Pengetahuan pasar mengacu pada pemahaman

perusahaan tentang perilaku dan kebutuhan pelanggan dan perilaku pesaingnya (De

Luca & Atuahene-Gima, 2007). Kegiatan yang melibatkan pengetahuan pasar

seperti pemindaian pasar, transmisi informasi, interpretasi, dan pemanfaatan

pengetahuan pasar merupakan komponen kompetensi pengetahuan difasilitasi oleh

kemampuan berorientasi pasar (Kandemir, 2005). Kompetensi pengetahuan

muncul sebagai konsekuensi dari orientasi pasar yang meliputi kegiatan

pengumpulan informasi pasar, saling berbagi, mengembangkan pemahaman

bersama tentang pasar (Li dan Calantone, 1998). Budaya orientasi pasar

Page 83: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

mempengaruhi aktivitas kompetensi pengetahuan sebagai rangkaian proses

menghasilkan pengetahuan pasar. Perusahaan mengumpulkan, mengembangkan

dan menggunakan informasi pasar, kemudian menerapkan strategi yang

berorientasi pasar positif mempengaruhi proses pemindaian, interpretasi, dan

selanjutnya pemanfaatan pengetahuan mempengaruhi tindakan strategi pemasaran

(Kandemir, 2005).

Lin et al. (2012) meneliti peran pengetahuan pasar sebagai mediasi

hubungan antara orientasi pasar (orientasi pelanggan, orientasi pesaing, dan

koordinasi antar fungsi) terhadap inovasi perusahaan high teknologi di Cina.

Temuan menunjukkan tingkat pengetahuan pasar yang tinggi seperti: memiliki

pengetahuan pelanggan yang luas, kemampuan memadai, mampu memahami

strategi pesaing, dan memiliki pengetahuan pasar yang tepat akan membantu

perusahaan meramalkan tren pasar dengan proaktif, memahami kondisi pasar yang

berubah, sehingga memudahkan perusahaan menawarkan inovasi lebih kuat dengan

produk unik dan diferensiasi tinggi sesuai tuntutan pasar. Kompetensi pengetahuan

terkait pasar dipengaruhi oleh orientasi pasar. Orientasi pasar yang efektif akan

lebih memahami dinamisme pasar, mengarah pada kompetensi pengetahuan pasar.

2.8.10 Pengaruh orientasi belajar terhadap inovasi dengan mediasi kompetensi

pengetahuan

Kompetensi pengetahuan mempengaruhi inovasi. Kompetensi pengetahuan

sebagai bentuk kepemilikan pengetahuan, menjadi acuan untuk merespon

sensitivitas tinggi dan adaptasi karakteristik pelanggan, membantu bagaimana

usaha perusahaan merespon kebutuhan pelanggan dengan lebih baik daripada

Page 84: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

pesaing, dan menyesuaikan diri dengan tren dalam waktu cepat (Kirca et al., 2005).

Pada gilirannya mengaplikasikan luas (breadth) pengetahuan dan kedalaman

(depth) pengetahuan membantu menumbuhkan nilai pelanggan dan hasil inovasi

(Grinstein, 2008).

Pengetahuan pasar yang beragam menyiratkan kedalaman informasi seperti

informasi perilaku pelanggan, kebutuhan dan karakteristiknya, dan penawaran

produk dari pesaing terkait posisitf dengan kreativitas inovasi dan produktivitas,

menunjukkan pemahaman pelanggan dan pesaing perusahaan, yang berasal dari

kontak dengan ikatan eksternal, berguna dalam membangun pemahaman penting

inovasi (De Luca dan Atuahene-Gima, 2007). Pemahaman mendalam tentang

dinamika pasar memerlukan komunikasi langsung dengan pengguna utama,

lembaga penelitian, pemasok, atau distributor berguna untuk mengembangkan

inovasi berorientasi produk (Bao, 2011). Selanjutnya, kompetensi pengetahuan

dipengaruhi oleh orientasi belajar. Organisasi memperoleh pengetahuan dari proses

belajar dari mitra eksternal. Organisasi belajar dari mitra eksternal menghasilkan

pengetahuan. Sinergi pembelajaran dan berbagi pengetahuan memungkinkan

terciptanya sinergi pengetahuan yang berpotensi meningkatkan efektivitas proses

kompetensi pengetahuan (Wu dan Lin, 2013).

2.8.11 Pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja bisnis dengan mediasi kompetensi

pengetahuan dan inovasi

Perilaku berorientasi pasar dilihat dari tingkat orientasi pelanggan, orientasi

pesaing, dan koordinasi interfungsional (Nasution et al., 2011). Budaya berorientasi

pasar sebagai sebuah sumber daya intangible berkaitan dengan aktivitas pencarian

Page 85: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

informasi terus-menerus yang berkaitan dengan pelanggan, pesaing, dan integrasi

antar-fungsi dalam organisasi. Informasi pasar dengan demikian akan

memunculkan upaya-upaya mengembangkan ide-ide produk dan layanan baru, atau

melakukan reposisi yang sudah ada, dan menciptakan saluran distribusi baru, serta

menerapkan strategi yang membangun keunggulan kompetitif perusahaan

(Mahmoud, 2016). Orientasi pasar yang tinggi berakibat pada akuisisi atas

informasi dan penggunaan komprehensif dari pengetahuan pasar seperti keputusan

produk baru, didasarkan pada pengetahuan yang lebih valid tentang kemungkinan

dan ancaman atas produk baru. Penggunaan pengetahuan komprehensif dan up to

date pengetahuan pasar adalah titik awal pengembangan produk baru yang sukses

(Sandvik dan Sandvik, 2003). Venkatraman (1989) menyatakan kecocokan Antara

perilaku stratejik internal dan kondisi lingkungan eksternal akan berpengaruh

terhadap kinerja bisnis. Ketika perusahaan memiliki perilaku berorientasi pasar

dengan memanfaatkan hubungan dengan pelanggan, maka tercipta basis

pengetahuan terkait pasar untuk mendorong munculnya produk inovatif dan kinerja

bisnis superior (Chang dan Li, 2015). Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis

yang dapat diajukan sebagai berikut:

Hipotesis 11 : Kompetensi pengetahuan dan inovasi berperan dalam memediasi

pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja bisnis.

2.8.12 Pengaruh orientasi belajar terhadap kinerja bisnis dengan mediasi

kompetensi pengetahuan dan inovasi

Page 86: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

Organisasi secara sistematis dan aktif belajar tentang perubahan yang

mempengaruhi pelanggan, pesaing, dan lingkungan makro. Upaya mengumpulkan

informasi secara kontinyu akan mampu menciptakan pengetahuan dan wawasan

terkait produk inovatif saat ini dan masa depan melalui proses belajar (Fang et al.,

2015). Organisasi yang berkomitmen untuk belajar (commitment to learning) akan

mencari pengetahuan tentang lingkungannya termasuk pelanggan, pesaing,

membantu perusahaan untuk mengidentifikasi informasi baru dan upaya

memperoleh pengetahuan baru dari lingkungan baik eksternal maupun internal (Wu

dan Lin, 2013). Operasi berbagi pengetahuan (knowledge sharing) yang bermanfaat

di seluruh departemen organisasi akan membuat semakin efektifnya pengetahuan,

selanjutnya mengarah ke pengembangan ide-ide baru dan inovatif (Calantone et al.,

2002). Meningkatnya komitmen untuk belajar terkait pasar, menyebarkan visi dan

tujuan organisasi, dan keterbukaan pikiran memungkinkan untuk menerapkan

strategi inovasi berbasis pengetahuan yang diperoleh melalui proses kompetensi

pengetahuan. Selanjutnya, kecenderungan organisasi melakukan inovasi seperti

mencoba ide-ide baru, dan kemampuan merilis produk baru setiap tahun memacu

berkembangnya pangsa pasar, tingkat penjualan, dan keuntungan (Lin et al., 2008;

Suliyanto dan Rahab, 2012). Dengan demikian dapat disampaikan hipotesis sebagai

berikut:

Hipotesis 12 : Kompetensi pengetahuan dan inovasi berperan dalam memediasi

pengaruh orientasi belajar terhadap kinerja bisnis.

Page 87: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

Berdasarkan paparan hasil penelitian terdahulu diketahui perkembangan

studi mengenai orientasi pasar, orientasi belajar, kompetensi pengetahuan, inovasi,

dan kinerja bisnis yang pernah dilakukan sebagai state of art penelitian ini. Semua

studi dipetakan pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2

Pemetaan Studi Penelitian Terdahulu

yang Berhubungan dengan Variabel Penelitian

Penelitian Terdahulu

Variabel Penelitian

Orientasi

Pasar

Orientasi

Belajar

Kompetensi

Pengetahuan Inovasi

Kinerja

Bisnis

Li dan Calantone (1998) √ √

Calantone et al. (2002) √ √ √

Sandvik dan Sandvik

(2003)

√ √ √

Kandemir (2005) √ √

Kenskin (2006) √ √

Jimenez et al. (2008) √ √ √

Lin et al. (2008) √ √ √

Chen et al. (2009) √ √ √

Lages et al. (2009) √ √ √

Jhonson et al. (2009) √ √

Rhee et al. (2010) √ √ √ √

Raju et al.(2011) √ √

Zhang dan Duan (2010) √ √

Hilmi et al.(2010) √ √

Atuahene-Gima dan Wei

(2010)

√ √

Carbonell dan Escudero

(2010)

√ √

Nasution et al. (2011) √ √ √

Jimenez dan Valle

(2011)

√ √ √

Calisir et al. (2013) * *

Griese et al. (2012) √ √

Suliyanto dan Rahab

(2012)

√ √ √ √

Ndubisi dan Iftikhar

(2012)

√ √

Lin et al. (2012) √ √ √

Calisir et al. (2013) √ √

Wu dan Lin (2013) √ √

Wang dan Chung (2013) √ √

Al-Ansari (2013) √ √

Hilman dan Kaliapen

(2015)

√ √

Mahmoud (2015) √ √ √ √

Page 88: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,

Ozkaya et al. 2015 √ √ √ √

Foong dan Khoo (2015) √ √

Srivastava (2016) √ √ √

Wahyuni (2017) √ √ √ √ √

Sumber: Penelitian terdahulu diolah, 2017.

Keterangan:

OP = Orientasi pasar (Market orientation)

OB = Orientasi Belajar (Learning orientation)

KP = Kompetensi Pengetahuan (Knowledge competence)

IN = Inovasi (Innovation)

KB = Kinerja Bisnis (Business performance)

Page 89: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari the resource dependence theory (Pfeffer & Salancik,