8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi 2.1.1 Sistem Pengatur Gerak Organ yang berperan dalam sistem pengaturan proses kordinasi pada gerak adalah otak. Didalam serebrum (otak) terbagi menjadi dua bagian yaitu Hemisfer Serebral (cerebral hemisphere). Secara umum hemisfer kanan mengontrol sisi kiri tubuh dan hemisfer kiri mengatur sisi kanan tubuh (Carole dan Tavris, 2007). Gambar 2.1 Hemisfer Serebral Sumber: Biology Concepts and Connection, 2006 Belahan otak kiri berkenaan dengan kemampuan berfikir ilmiah, kritis, logis dan linear, sedangkan belahan otak kanan berkenaan dengan fungsi-fungsi yang non linear, non verbal, holistik, humanistik, dan bahkan mistik. Lahirnya kreativitas dalam bentuk gagasan maupun karya nyata merupakan perpaduan antara kedua belahan otak tersebut (Sherwood, 2012). Serebelum berfungsi untuk mengawali dan mengatur gerakan, khususnya gerakan yang terampil. Serebelum berfungsi sebagai pembanding antara perencanaan motorik dan hasil dari motorik. Serebelum mengirim sinyal untuk
30
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id 2 FIX.pdf · Hipothalamus merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem limfatik, dan merupakan konektor sinyal dari berbagai bagian
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi
2.1.1 Sistem Pengatur Gerak
Organ yang berperan dalam sistem pengaturan proses kordinasi pada gerak
adalah otak. Didalam serebrum (otak) terbagi menjadi dua bagian yaitu Hemisfer
Serebral (cerebral hemisphere). Secara umum hemisfer kanan mengontrol sisi kiri
tubuh dan hemisfer kiri mengatur sisi kanan tubuh (Carole dan Tavris, 2007).
Gambar 2.1 Hemisfer Serebral
Sumber: Biology Concepts and Connection, 2006
Belahan otak kiri berkenaan dengan kemampuan berfikir ilmiah, kritis,
logis dan linear, sedangkan belahan otak kanan berkenaan dengan fungsi-fungsi
yang non linear, non verbal, holistik, humanistik, dan bahkan mistik. Lahirnya
kreativitas dalam bentuk gagasan maupun karya nyata merupakan perpaduan
antara kedua belahan otak tersebut (Sherwood, 2012).
Serebelum berfungsi untuk mengawali dan mengatur gerakan, khususnya
gerakan yang terampil. Serebelum berfungsi sebagai pembanding antara
perencanaan motorik dan hasil dari motorik. Serebelum mengirim sinyal untuk
9
koreksi ke brain steam dan kortek motorik. Serebelum terdapat tiga divisi
fungsional yakni, vestiboserebelum, spinoserebelum, dan serebroserebelum.
Vestiboserebelum berfungsi untuk mengontrol dan mengkoordinasi otot-
otot aksial dan gerakan kepala dan mata, spinoserebulum berfungsi untuk
memberikan informasi motorik dan eksabilitas motor neuron, serebrosebelum
berfungsi untuk mengawali gerakan dan koordinasi otot (Lahunta dan Glass,
2009).
Sistem limbik berfungsi sebagai pusat pengatur adaptasi. Sistem limbik
meliputi thalamus, bagian yang terdapat diotak depan. Di bagian ini terjadi
persimpangan saraf-saraf sensorik yang masuk ke otak. Hipotalamus memiliki
efek yang sangat kuat pada hampir seluruh sistem visceral tubuh karena hampir
semua bagian dari otak berhubungan dengan hipothalamus, karena hubungan
tersebut maka hipothalamus dapat merespon rangsang psikologis dan emosional.
Hipothalamus merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem limfatik, dan
merupakan konektor sinyal dari berbagai bagian otak menuju ke korteks otak
besar. Akson dari berbagai sistem indera berakhir pada hipothalamus (kecuali
sistem olfaction) sebelum informasi tersebut diteruskan ke korteks otak besar
(Handelman, 2006).
Hipothalamus berfungsi sebagai monitoring dan mengontrol berbagai
aktivitas dari tubuh yang sangat banyak amygdale, hippocampus,
neurontransmitter yakni zat kimia didalam otak yang berfungsi membawa pesan
antar sel saraf. Zat kimia ini diproduksi dalam sel-sel saraf yang ada diotak, ketika
pesan dari otak harus ditransmisikan ke bagian-bagian lain. Hampir seluruh
10
kegiatan otak memanfaatkan neurotransmitter untuk menyampaikan pesan
(Handelman, 2006).
Basal ganglia menghasilkan gerakan yang terampil dan terkoordinasi
dihasilkan dari kerja korteks motorik. Sebuah perencanaan motorik dibuat oleh
area promoter yang nantinya akan dieksekusi oleh area motorik primer. Gerakan
yang dihasilkan oleh motorik primer masih kasar, sehingga perlu dikontrol oleh
area promoter yang berhubungan dengan basal ganglia. Dengan peran dari basal
ganglia maka gerakan yang dihasilkan akan lebih terkontrol (Steiner dan Tseng,
2010).
Basal ganglia merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut beberapa
area disubcortical gray matter yang meliputi nukleus kaudatus, putamen, glubus ,
tallidus, nucleus subtalamikus, substansia nigra. Nukleus kaudatus dan putamen
menyusun striatum. Striatum merupakan reseptor utama basal ganglia yang
menerima input dari korteks serebri, sistem limbik, thalamus dan substansia nigra.
Input yang berasal dari korteks serebri merupakan eksitasi dan merupakan
proyeksi dari sensorik dan korteks motorik menuju ke putamen, dari prefrontal
korteks menuju ke nucleus kaudatus dan dari korteks limbic, amygdale menuju ke
ventral striatum. Basal ganglia memiliki sejumlah lintasan yakni: (1) dari striatum
ke glubus pallidus ke thalamus ke korteks dan ke striatum, (2) dari striatum ke
substansia nigra dan ke striatum, (3) dari glubus pallidus ke subthalamus dan
berakhir ke glubus pallidus (Groenewegen et al., 2009).
Input kortikal dari basal ganglia kebanyakan menggunakan
neurotransmitter glutamate. Striatum merupakan area diotak yang paling kaya
11
mengandung dua neurotransmitter yang penting dalam sistem saraf pusat yakni:
achetylcholine dan dopamine. Asetilkolin merupakan neurotansmiter pada synaps
dikebanyakan saraf sedangkan dopamine diproduksi di substansia nigra yang
disalurkan ke striatum melalui akson nigrostriatal, untuk bekerja pada striatum.
Apabila terjadi kerusakan pada susbtansia nigra, maka akan menyebabkan
penurunan level dopamine pada striatum. Aktivitas basal ganglia dimodulasi oleh
neuron dopamin di substansia nigra. Dopamin memiliki efek eksitasi pada neuron
striatal pada jalur langsung dan efek inhibisi pada jalur tidak langsung. Jalur
langsung terdiri dari putamen nucleus kaudatus dan striatum menghasilkan
inhibisi pada lobus pallidus dan sebagai konsekuensinya diinhibisi dari thalamus,
superor culikulus dan target lainnya.Jalur tidak langsung yang terdiri dari nukleus
subthalamik menghasilkan eksitasi dari output saraf dari lobus pallidus yang akan
meningkatkan inhibisi pada organ target (Bollam et al., 2005).
Basal ganglia berperan dalam motor kontrol dan tindakan otomatis dari
ketrampilan motorik yang bertindak dengan memfasilitasi penggunaan
perencanaan motorik. Basal ganglia tidak berfungsi untuk memulai gerakan,
namun berfungsi memodulasi pola gerakan yang telah dimulai pada level kortikal
(Groenewegen et al., 2009).
Kapsula interna adalah bagian otak yang terletak di antara nucleus
lentikularis dan nucleus kaudatus. Struktur ini adalah sekelompok saluran serat
termyelinasi, termasuk akson dari jaras piramidalis (pyramidal neuron) dan jaras
motorik ekstrapiramidalis atas (extrapyramidal upper motor neuron) yang
menghubungkan korteks ke badan sel dari jaras motorik yang lebih rendah.
12
Banyaknya akson yang berkumpul dalam kapsula interna, bagian ini disebut
sebagai leher botol serat (bottleneck of fibers). Ujung kapsula interna berakhir
dalam otak, tepat di atas otak tengah, namun akson-akson yang melewatinya terus
ke bawah melalui batang otak dan sumsum tulang belakang. Mereka turun melalui
batang otak dalam dua bundel besar yang disebut pedunkulus serebri atau krus
serebri (Wibowo, 2005).
Medula Oblongata adalah bagian dari otak belakang yang merupakan jalur
yang dilewati saat motorik dan sensorik neuron dari otak tengah dan otak depan
melakukan perjalanan melalui medula. Medula oblongata membantu dalam
mentransfer pesan antara berbagai bagian dari otak dan sumsum tulang belakang.
Medula oblongata terlibat dalam berbagai fungsi tubuh diantaranya koordinasi
gerakan tubuh. Pada medula spinalis terdapat substansia grisea berisi badan sel
saraf, yang merupakan sel saraf motorik dan serabut saraf sensoris (Wibowo,
2005).
Gambar 2.2 Bagian-bagian Otak Manusia
Sumber : Biology Concepts and Connections, 2006
13
2.1.2 Sistem Efektor Tangan
Efektor adalah bagian tubuh yang menanggapi rangsangan, yaitu otot dan
kelenjar, baik kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin terutama dalam
pembahasan disini yang dimaksud adalah reaksi dari efektor tangan (Noback et
al., 2005).
Kerja otot dapat bergerak karena dipengaruhi oleh otot sadar berupa
tendon otot. Tendon otot merupakan jaringan ikat yang menghubungkan otot ke
tulang. Otot menggerakan tubuh dengan kontraksi terhadap kerangka. Ketika otot
mengkerut mereka bisa lebih pendek, dengan kontraksi otot menarik pada tulang
dan memungkinkan tubuh untuk bergerak. Otot hanya bisa berkontraksi tidak bisa
secara aktif memperpanjang, meskipun dapat bergerak kembali ke posisi netral
non-kontraksi. Untuk bergerak pasangan otot harus bekerja dalam arah
berlawanan. Setiap otot yang berpasangan bekerja terhadap yang lain untuk
memindahkan tulang pada sendi tubuh. Otot yang mengkerut menyebabkan sendi
menekuk disebut dengan fleksor. Otot yang berkontraksi yang menyebabkan sendi
untuk meluruskan disebut dengan ekstensor. Ketika salah satu otot berkontraksi
atau disebut juga agonis, otot lain dari pasangan ini selalu memanjang atau disebut
juga antagonis (Fitria, 2014).
2.1.3 Mekanisme Neurofisiologi Motorik
Perkembangan motorik sejajar dengan perkembangan sistem saraf dan
otot, sehingga kemampuan motorik sangat ditentukan oleh kematangan dalam
mengintegrasikan fungsi sistem tubuh terutama sistem saraf dan sistem pengatur
gerak (Yudanto, 2015). Gerakan tubuh yang terkoordinasi diatur oleh rangsangan
14
yang diterima dari reseptor (indera) kemudian rangsangan diterima oleh neuron
sensoris melalui sistem ekstrapiramidal yang menuju nukleus vestibularis yang
ada di batang otak atau medula oblongata kemudian menuju area serebelum
berfungsi mengawali dan mengatur gerakan khususnya gerakan yang terampil.
Gerakan yang terampil dan terkoordinasi dihasilkan oleh korteks motorik setelah
dari area serebelum, neuron sensoris sebelum ke korteks motorik menuju ke area
perencanaan motorik yaitu basal ganglia (Clikenan dan Ellison, 2009).
Basal ganglia berperan menghasilkan gerakan yang lebih terkontrol setelah
diproses akan kembali lagi menuju medulla oblongata yang menghasilkan neuron
motorik melalui sistem piramidal diawali pada korteks motorik, impuls gerakan
yang diinginkan diteruskan menuju bagian posterior kapsula interna. Kapsula
interna meneruskan impuls kepada medula oblongata, impuls dari medulla
oblongata diteruskan menuju medulla spinalis substansi grisea bagian integral dari
neuron motorik, respon kembali diteruskan menuju ujung-ujung akson yaitu
efektor yang akhirnya menjadi satu gerakan yang diinginkan (Sherwood, 2012).
2.2 Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik merupakan mielinisasi pada traktus
kortikospinalis, traktus pyramidal dan traktus kortikobulbar. Traktus pyramidal
berawal dari kortek motorik dan premotorik selanjutnya terhubung ke basal
ganglia, melewati medula oblongata, dan turun ke bagian lateral medula spinalis.
Myelin sangat penting untuk kecepatan hantaran rangsangan melalui sel saraf(
Soetjinininsih dkk, 2013).
15
Perkembangan motorik berasal dari unsur kematangan dan pengendalian
gerakan tubuh yang berkaitan dengan perkembangan pusat motorik di otak.
Menurut Hurlock (2005) mengatakan bahwa perkembangan motorik adalah
melalui kegiatan pusat saraf, urat saraf dan otot yang berkoordinasi.
Perkembangan motorik dapat diartikan sebagai kegiatan terkoordinir antara
susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Proses perkembangan sejalan dengan
bertambahnya usia secara bertahap dan berkesinambungan, dimana gerakan
inidvidu meningkat dari gerakan yang sederhana, tidak terorganisir, dan tidak
terampil kearah penguasaan ketrampilan motorik yang kompleks (Wijil
Yuningtias, 2012).
Perkembangan motorik dibagi menjadi dua yaitu perkembangan motorik
kasar dan perkembangan motorik halus. Perkembangan motorik kasar melibatkan
otot-otot besar, meliputi perkembangan gerakan kepala, badan , anggota badan,
keseimbangan dan pergerakan. Perkembangan motorik halus adalah koordinasi
halus yang melibatkan otot-otot kecil yang dipengaruhi oleh matangnya fungsi
motorik, fungsi visual yang baik, dan kemampuan intelek nonverbal(
Soetjiningsih dkk, 2013).
2.2.1 Perkembangan Motorik Halus
Perkembangan pada anak adalah bertambahnya kemampuan (skill) anak
dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur
sebagai hasil dari proses pematangan (Soetjiningsih, 2013). Menurut Whalley &
Wong (2000) perkembangan pada anak merupakan bertambah sempurnanya
16
fungsi alat tubuh anak yang dapat dicapai melalui proses kematangan
pertumbuhan dan proses belajar anak.
Nursalam dkk (2005) mengatakan bahwa perkembangan motorik halus
adalah kemampuan untuk mengamati bagian tubuh tertentu dan otot-otot kecil
yang memerlukan koordinasi antara jari-jari , tangan, dan mata secara cermat serta
tidak memerlukan banyak tenaga. Motorik merupakan perkembangan
pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinasi antara saraf, otot,
otak dan spinal cord (Endah, 2008).
2.2.2 Prinsip Perkembangan
Beberapa penelitian dilakukan pada sekelompok bayi dan anak-anak
diteliti dalam peroide tertentu untuk melihat kapan tepatnya tingkah laku motorik
muncul dan menghilang dan apakah tingkah laku tersebut sama untuk anak lain
yang umurnya sama. Dari penelitian tersebut didapatkan lima prinsip penting
perkembangan motorik antara lain (Soetjiningsih, 2013):
1) Perkembangan motorik tergantung pada maturasi saraf dan otot.
Perkembangan aktivitas motorik yang berbeda, sejalan dengan
perkembangan area sistem saraf yang berbeda. Hal ini dikarenakan
pusat saraf perifer yang terletak di medula spinalis lebih dulu
berkembang pada saat lahir dibandingkan saraf pusat yang ada diotak.
pada saat lahir, refleks lebih dulu muncul daripada gerakan volunteer.
Refleks berguna untuk mempertahankan hidup seperti refleks
mengisap, menelan, berkedip, refleks tendon patella, dan knee jerk.
Serebelum berfungsi mengontrol keseimbangan, berkembang cepat
17
pada satu tahun pertama. Serebri khusunya pada lobus frontal
berfungsi mengontol gerakan ketrampilan.
2) Belajar ketrampilan motorik tidak bisa terjadi sampai anak siap secara
matang. Tidak ada gunanya mengajarkan gerakan ketrampilan anak
sebelum sistem saraf dan otot berkembang dengan baik tidak untuk
anak.
3) Perkembangan motorik mengikuti pola yang dapat diprediksi.
Perkembangan motorik mengikuti arah hukum perkembangan. Arah
perkembangan anak berlangsung secara sefalokaudal dan
proksimaldistal, perubahan dari gerakan menyeluruh menuju ke
aktivitas yang spesifik.
4) Pola perkembangan motorik dapat ditentukan.
Anak akan belajar duduk sebelum berjalan dan tidak mungkin arahnya
dibalik.
5) Kecepatan perkembangan motorik berbeda pada setiap individu.
Perkembangan motorik mengikuti suatu pola yang sama tetapi umur
untuk mencapai tahap-tahap perkembangan tersebut berbeda untuk
setiap individu. Misalnya, umur pencapaian anak untuk bisa duduk
sendiri, berbeda-beda pada setiap anak.
2.2.3 Kemampuan Motorik Halus Anak
Menurut Adriana (2011) mengatakan karakteristik ketrampilan motorik
halus anak dapat dijelaskan sebagai berikut:
18
a. Usia 4 tahun
Kemampuan anak pada usia empat tahun koordinasi motorik halus
anak secara substansial sudah mengalami peningkatan dan geraknya
sudah mulai lebih cepat bahkan cenderung ingin sempurna. Ditandai
dengan menggunakan gunting dengan baik untuk memotong gambar
mengikuti garis, dapat memasang sepatu tetapi belum mampu
mengikat tali sepatu, dapat menggambar dan menyalin bentuk kotak,
garis silang, atau segitiga.
b. Usia 5 tahun
Kemampuan anak pada usia lima tahun koordinasi motorik halus anak
sudah lebih sempurna. Ditandai dengan mengikat tali sepatu,
menggunakan gunting dan pensil dengan baik, menggambar meniru
gambar permata dan segitiga, menambahkan 7-9 bagian dari gambar
garis, mencetak beberapa huruf, angkat atau kata, seperti nama
panggilan.
2.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak
(Adriana, 2011) sebagai berikut:
1. Faktor Internal
Faktor internal yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak sebagai
berikut:
19
1) Jenis kelamin
Fungsi reproduksi anak perempuan akan berkembang lebih cepat
dibandingkan dengan anak laki-laki. Akan tetapi setelah melewati
masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki lebih cepat daripada
anak perempuan.
2) Genetik
Faktor genetik adalah bawaan anak yang diwariskan dari orang
tuanya yaitu potensi anak yang akan menjadi ciri khasnya. Adanya
beberapa kelainan genetik dapat mempengaruhi tumbuh kembang
anak. Contohnya seperti kerdil.
3) Kelainan Kromosom
Kelainan kromosm umumnya disertai dengan kegagalan
pertumbuhan seperti pada sindrom Down’s dan sindrom Tunner’s.
2. Faktor Eksternal
Faktor Eksternal yang mempengaruhi perkembangan anak
dikelompokkan menjadi tiga yaitu faktor prenatal, persalinan dan
pascapersalinan.
1) Faktor prenatal
a. Zat Kimia/Toksin
Beberapa obat seperti Aminopterin atau Thalidomid dapat
menyebabkan kelainan congenital seperti palatoskisis.
20
b. Radiasi
Paparan radiasi dan sinar rontgen dapat menyebabkan kelainan
pada janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan
deformitas anggota gerak, kelainan kongenintal mata, serta
kelainan jantung.
c. Infeksi
Infeksi pada kehamilan trimester I dan II karena TORCH