7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Supervisi Klinis (Purwanto, 2004:76)menjelaskan bahwa supervisi adalah bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju pada perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personil sekolah lainnya di dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Ia berupa dorongan, bimbingan, dan kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan guru-guru, serta bimbingan dalam usaha pelaksanaan pembaharuan-pembaharuan dalam pendidikan dan pengajaran, pemilihan alat-alat pelajaran dan metode pembelajaran yang lebih baik, cara-cara penilaian yang sistematis terhadap fase seluruh proses pengajaran dan sebagainya. Pemahaman umum bahwa peranan utama dari supervisi adalah ditujukan kepada perbaikan pengajaran. Franseth Jane dalam Piet A.Sahertian, berkeyakinan bahwa supervisi akan dapat memberi bantuan terhadap program pendidikan melalui bermacam-macam cara sehingga kualitas kehidupan akan diperbaiki olehnya. Senada dengan hal tersebut John J Bolla menyatakan supervisi klinis adalah supervisi yang difokuskan pada perbaikan pembelajaran melalui siklus yang sistematis mulai tahap perencanaan, pengamatan, dan analisis yang intensif terhadap penampilan pembelajaran guru dengan tujuan untuk
20
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Permendiknas Nomor 13 tahun 2007, tentang Standar Kepala Sekolah/ Madrasah, menegaskan 5 kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Supervisi Klinis
(Purwanto, 2004:76)menjelaskan bahwa supervisi
adalah bantuan dari para pemimpin sekolah, yang
tertuju pada perkembangan kepemimpinan guru-guru
dan personil sekolah lainnya di dalam mencapai
tujuan-tujuan pendidikan. Ia berupa dorongan,
bimbingan, dan kesempatan bagi pertumbuhan
keahlian dan kecakapan guru-guru, serta bimbingan
dalam usaha pelaksanaan pembaharuan-pembaharuan
dalam pendidikan dan pengajaran, pemilihan alat-alat
pelajaran dan metode pembelajaran yang lebih baik,
cara-cara penilaian yang sistematis terhadap fase
seluruh proses pengajaran dan sebagainya.
Pemahaman umum bahwa peranan utama dari
supervisi adalah ditujukan kepada perbaikan
pengajaran. Franseth Jane dalam Piet A.Sahertian,
berkeyakinan bahwa supervisi akan dapat memberi
bantuan terhadap program pendidikan melalui
bermacam-macam cara sehingga kualitas kehidupan
akan diperbaiki olehnya.
Senada dengan hal tersebut John J Bolla
menyatakan supervisi klinis adalah supervisi yang
difokuskan pada perbaikan pembelajaran melalui
siklus yang sistematis mulai tahap perencanaan,
pengamatan, dan analisis yang intensif terhadap
penampilan pembelajaran guru dengan tujuan untuk
8
memperbaiki proses pembelajaran(John Bolla dalam
Mukhtar dan Iskandar, 2009:60).
Purwanto juga menjelaskan Richard Waller
memberikan definisi tentang supervisi klinis sebagai
berikut:
Supervisi klinis adalah supervisi yang difokuskan pada perbaikan pengajaran dengan melalui siklus
yang sistematis dari tahap perencanaan, pengamatan,
dan analisis intelektual yang intensif terhadap
penampilan mengajar sebenarnya dengan tujuan
untuk mengadakan modifikasi yang rasional.
Cogan dalam Wiles dan Lovell (1993:68) yang
dikutip oleh Wahyudi (2009:17) mengemukakan bahwa
supervisi klinis adalah sbb:
Supervisi klinis dirancang untuk meningkatkan
performance guru kelas. Dimana diperlukan data dari
Kepala Sekolah mengenai kejadian di kelas. Analisis dari peristiwa di kelas dan hubungan antara guru dan
supervisor merupakan program, prosedur, dan
strategi yang dirancang untuk meningkatkan
pembelajaran siswa dengan cara meningkatkan
perilaku guru kelas.
(Clinical Supervision may there fore by define as the rational and practice designed to improve the teachers classroom performance. Its takes its
principal data from the events of the classroom. The analysis of these data and the relation ships between teacher and supervision from the basis of the program, procedures, and strategies designed to the improve the student learning by improving teachers classroom behavior)
Menurut Richard Weller dalam (Jerry
H.Makawimbang, 2013:26) menyatakan bahwa
supervisi klinis adalah bentuk supervisi yang
difokuskan pada peningkatan mengajar dengan melalui
sarana siklus yang sistematis dalam perencanaan,
pengamatan, serta analisis yang intelektual dan intensif
9
mengenai penampilan mengajar yang nyata, di dalam
mengadakan perubahan dengan cara yang rasional.
Sahertian (2008:37) menyatakan bahwa supervisi
klinis merupakan pembelajaran aktivitas yang sangat
kompleks yang memerlukan pengamatan dan analisis
secara hati-hati, serta dikembangkan lebih
menghendaki cara kesejawatan daripada cara otoriter.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa supervisi klinis adalah suatu
proses bimbingan yang bertujuan untuk membantu
pengembangan profesional guru, khususnya dalam
penampilan mengajar, berdasarkan observasi dan
analisis data secara objektif sebagai pegangan untuk
perubahan tingkah laku mengajar tersebut.
Permendiknas Nomor 13 tahun 2007, tentang
Standar Kepala Sekolah/ Madrasah, menegaskan 5
kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah
yaitu kompetensi kepribadian, kewirausahaan,
manajerial, supervisi dan sosial. Salah satu kompetensi
kepala sekolah yang sangat penting yang berkaitan
dengan mutu pembelajaran adalah supervisi klinis.
Tiga hal yang penting dalam supervisi klinis adalah:
1. Tahap pertemuan awal, yaitu dilakukan
sebelum melaksanakan observasi kelas yang
disebut juga sebagai pra observasi klinis
merupakan kesepakatan kontrak kerja
antara supervisor dan guru.
2. Tahap observasi mengajar, adalah tahap
observasi pengajaran secara sistematis dan
obyektif. Observasi ditujukan pada guru
10
dalam bertindak dan kegiatan-kegiatan kelas
sebagai hasil tindakan guru. Waktu dan
tempat observasi mengajar sesuai dengan
kesepakatan bersama antara supervisor dan
guru pada waktu pertemuan awal.
3. Tahap pertemuan balikan, adalah tahap
setelah melaksanakan observasi pengajaran,
dengan terlebih dahulu dilakukan analisis
terhadap hasil observasi. Tujuan utama
pertemuan balikan adalah menindak lanjuti
apa saja yang dilihat oleh supervisor, sebagai
observer, terhdap proses belajar mengajar.
2.1.1 Ciri-ciri supervisi klinis
1. Pembimbingan yang diberikan oleh
supervisor kepada guru/calon guru besifat
bantuan, bukan perintah atau instruksi.
2. Jenis ketrampilan yang akan disupervisi
oleh supevisor diusulksn oleh guru, dengan
terlebih dahulu diadakan kesepakatan.
3. Pelaksanaan dilakukan secara terisolasi
agar mudah dikontrol dan diobservasi.
4. Instrumen disepakati bersama antara
supervisor dan guru.
5. Umpan balik kegiatan mengajar guru
diberikan dengan segera dan obyektif.
6. Sungguhpun supervisor telah menganalisa
dan menginterprestasikan data yang
direkam oleh instrumen observasi, tapi
11
guru terlebih dahulu dimnta menganalisis
penampilannya.
7. Supervisor lebih banyak mendengarkan
dan bertanya daripada memerintahkan/
mengarahkan.
2.1.2 Prinsip-prinsip Supervisi Klinis
Acheson dan Gall dalam (Makawimbang,
2013:32) mengemukakan 3 prinsip dalam supervisi
klinis, yaitu: (a) Terpusat pada guru, (b) Hubungan
guru dengan supervisor lebih interaktif, (c) Demokratik
ketimbang otoritatif.
a) Prinsip terpusat pada guru ini menekankan pada
prakarsa dan tanggungjawab dalam meningkatkan / mengembangkan ketrampilan mengajar dan
menganalisis serta mencari cara-cara meningkatkan
ketrampilan mengajar disesuaikan dengan
kebutuhan guru yang bersangkutan.
b) Prinsip ini menekankan antara supervisor dan guru pada hakekatnya sederajat dan saling membantu
dalam meningkatkan kemampuan dan sikap
profesionalnya.
c) Prinsip ini menekankan kedua belah pihak harus bersifat terbuka, artinya masing-masing pihak,
supervisor dan guru berhak mengemukakan
pendapat secara bebas, namun kedua pihak
berkewajiban mengkaji dan mempertimbangkan
pendapat pihak lain untuk mencapai kesepakatan.
2.1.3 Tujuan Supervisi Klinis
Dalam Sahertian (2008:37) menyatakan bahwa
tujuan supervisi klinis adalah membantu memodifikas
pola-pola pengajaran yang tidak atau kurang efektif
untuk meningkatkan pengajaran guru di kelas.
Tujuan ini dirinci lagi kedalam tujuan yang lebih
spesifik, sebagai berikut:
12
a) Menyediakan umpan balik yang obyektif terhadap guru, mengenai pengajaran yang dilaksanakannya.
b) Mendiagnosis dan membantu memecahakan
masalah-masalah pemgajaran.
c) Membantu guru mengembangkan ketrampilannya
menggunakan strategi pengajaran. d) Mengevaluasi guru untuk kepentingan promosi
jabatan dan keputusan lainnya.
e) Membantu guru mengembangkan satu sikap positif
terhadap pengembangan profesional yang
berkesinambungan.
2.1.4 Fungsi Kepala Sekolah
Fungsi kepala sekolah mempunyai wewenang
guna mengelola sumber daya yang ada dan
bertanggungjawab dalam meningkatkan proses dan
hasil pendidikan di sekolah. (Thoha, 2006:9)
menyatakan bahwa manajemen merupakan jenis
pemikiran yang klinis dari kepemimpinan di dalam
usahanya mencapai tujuan organisasi. Dengan
demikian kepala sekolah sebagai seorang pemimpin
yang dibatasi oleh tatakrama birokrasi dapat berperan