BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Cedera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang disertai perdarahan interstisial substansi atau tanpa diikuti terputusnya konsistinuitas otak (Hudak & Gallo, 1996). Cedera kepala adalah suatu gangguan traumatic pada kepala tulang tengkorak dan otak, pembuluh darah dan selaput otaknya (Junaidi,1998). Cedera kepala adalah suatu penyebab kematian dan kecacatan utama pada usia produktif dan sebagian besar terjadi akibat kecelakaan lalu lintas (Mansjoer, 2000). Cedera kepala adalah satu di antara kebanyakan bahaya yang menimbulkan kematian dan kecacatan pada manusia (Cholik Harun,dkk.2007) Cedera kepala adalah suatu gangguan traumamatik dari fungsi otak yang di sertai atau tanpa disertai perubahan intestisial dalam substansi otak tanpa di ikuti terputusnya kontuinitas otak (Walidi dan Aryadi,1997). Cedera kepala adalah trauma otak sehingga dapat terjadi perubahan pada fisik, emosional dan sosial (Black & Thafassarin – Jacop, 1997). Cedera kepala adalah suatu traumatik dari fungsi otak yang disertai atau tanpa di sertai perdarahan intertisial dalam substansi otak tanpa diikuti terputusnya kontuniutas otak (Tarwoto,dkk.2007). Asuhan Keperawatan pada..., Vita Fatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
42
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/5214/2/Vita Fatimah BAB II.pdf · Cedera kepala adalah suatu traumatik dari fungsi otak yang disertai
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Cedera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang
disertai perdarahan interstisial substansi atau tanpa diikuti terputusnya
konsistinuitas otak (Hudak & Gallo, 1996).
Cedera kepala adalah suatu gangguan traumatic pada kepala tulang
tengkorak dan otak, pembuluh darah dan selaput otaknya (Junaidi,1998).
Cedera kepala adalah suatu penyebab kematian dan kecacatan utama
pada usia produktif dan sebagian besar terjadi akibat kecelakaan lalu lintas
(Mansjoer, 2000).
Cedera kepala adalah satu di antara kebanyakan bahaya yang
menimbulkan kematian dan kecacatan pada manusia (Cholik Harun,dkk.2007)
Cedera kepala adalah suatu gangguan traumamatik dari fungsi otak
yang di sertai atau tanpa disertai perubahan intestisial dalam substansi otak
tanpa di ikuti terputusnya kontuinitas otak (Walidi dan Aryadi,1997).
Cedera kepala adalah trauma otak sehingga dapat terjadi perubahan
pada fisik, emosional dan sosial (Black & Thafassarin – Jacop, 1997).
Cedera kepala adalah suatu traumatik dari fungsi otak yang disertai atau
tanpa di sertai perdarahan intertisial dalam substansi otak tanpa diikuti
terputusnya kontuniutas otak (Tarwoto,dkk.2007).
Asuhan Keperawatan pada..., Vita Fatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
Cedera kepala (cedera kraniocerebral) merupakan salah satu penyebab
utama kecacatan dan kematian (Tarwoto,dkk.2007)
B. Anatomi dan Fisiologi
1. Anatomi Otak
2. Fisiologi Otak
Menurut Syaifuddin (1999:125-127),otak terdiri dari 3 bagian penting ;
a. Serebelum (otak kecil)
Fungsi serebelum adalah ;
1. Pusat penerima implus dari reseptor sensori umum (Paleaserebelum).
2. Untuk keseimbangan dan rangsangan pendengaran ke otak (
Arkhioserebelum).
3. Untuk mengatur gerakan (Neoserebelum).
Asuhan Keperawatan pada..., Vita Fatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
b. Sereberum (Otak besar)
Otak besar merupakan bagian terluar dan terberas dari otak,
berbentuk telur dan mengisi penuh bagian depan atas rongga tengkorak.
Sereberum terdiri 4 lobus yaitu;
1. lobus frontalis
2. Lobus parietalis
3. Lobus temporalis
4. Lobus oktipitalis
Adapun fungsi sereberum terdiri dari :
1. Mengingat pengalaman masa lalu
2. Pusat persarafan yang menangani aktifitas mental, akal, intelegensi,
keinginan dan memori.
3. Pusat menangis, BAB, dan BAK.
c. Batang otak
Batang otak terdiri dari Diensefalon, mesensefalon, pons varoli dan
medula oblongata.
Diensevalon,bagian batang otak paling atas yang berfungsi;
1. Vasokonstriktor, mengecilkan pembuluh darah,
2. Respiratori/membantu proses pernafasan
3. Mengontrol kegiatan refleks,
4. Membantu pekerjaan jantung.
Asuhan Keperawatan pada..., Vita Fatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
Mesensefalon berfungsi:
1. Membantu pekerjaan bola mata dan mengangkat kelopak mata,
2. Memutar mata dan pusat pergerakan mata,
Pons varoli berfungsi ;
1. Penghubung antara kedua bagian serebelum,
2. Pusat syaraf trigeminus.
Medula Oblongata berfungsi;
1. Mengontrol pekerjaan jantung
2. Mengecilkan pembuluh darah
3. Pusat pernafasan
4. Mengontrol kegiatan refleks
Cairan serebro spinalis di peroleh dalam ventrikel-ventrikel otak,di
dalam kanalis sentralis medula spinalis dan di dalam organ-organ
subaraknoid. Lingual bekerja sebagai bantalan pada system syaraf dan
menunjang bobot otak. Cairan serebro spinal di buat pada ventrikel-
ventrikel dipleksus khoroideus,di dalam 24 jam pleksus khoroidesus
mensekresi 500-570ml cairan serebrospinal. Namun hanya 125-150ml saja
yang bersirkulasi di sekitar otak dan medula spinalis. Cairan kembali ke
otak dan diarbsorbsi di ruang subarakhoid. Kemudian cairan serebro
spinalis terus masuk ke dalam system venous dan mengalir ke vena
jugularis ke vena kava superior masuk ke dalam sirkulasi sistemik (Long,
1996;106).
Asuhan Keperawatan pada..., Vita Fatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
Sistem sirkulasi pada otak terdiri dari perpaduan arteri-arteri yang
besar dan pembuluh darah yang kecil. Arteri-arteri beras mengirimkan
darah ke daerah :
1. Atreri karotis antara 60%-80% dari suplai darah
a. Arteri serebral anterior
1) Permukaan medial dari modus frontalis dan parientalis
2) Basl ganglior
3) Bagian dan kapsul corpus colosum intana
b. Arteri serebral media
1) Permukaan lobus parietalis dan temporalis
2) Prasental (motorik)
3) Giri paksa sentral (sensori)
2. Arteri vertebralis 20% dari suplai darah
a. Arteri basilaris
1) Batang otak
2) Cerebelum
b. Arteri cerebral posterior
1) Sebagian lobus temporal dan oksipitalis
2) Organ-organ vestibular
3) Aparatus cochlear (Long: 1996:213-216)
Asuhan Keperawatan pada..., Vita Fatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
Meningen merupakan selaput yang membungkus orak dan sumsum
tulang belakang, melindungi struktur saraf halus yang membawa
pembuluh darah dan cairan seksesi selaput otak terdiri dari tiga lapisan
(Syaifudin, 1999).
1. Durameter
Merupakan lapisan paling luar, menutup otak dan medulla
spinalis. Sifat dura meterliat, tebal tidak elastis, berupa serabut dan
berwarna abu-abu. Bagian pemisah dura : faal-faal serebri yang
memisahkan kedua hemisfir dibagian longitudinal dan tentorium yang
merupakan lipatan dura yang membentuk jaring-jaring membran yang
kuat.
2. Arakhnoid
Meurpakan membran bagian tengah, membran yang bersifat
tipis dan lembut ini menyerupai sarang laba-laba karena itu disebut
Arachnoid. Membran ini berwarna putih karena tidak dialiri darah.
Pada dinding Arachnoid terdapat pleksus khoroid yang bertanggung
jawab memproduksi cairan serebrospinal (CSS).
3. Piameter
Merupakan membran yang paling dalam berupa dinding yang
tipis, transparan yang menutupi otak dan meluas kesetiap lapisan
daerah otak
Cerebrum terbagi menjadi 2 bagian, yaitu hemister kiri dan
kanan terdiri dari 4 lobus utama yaitu frontal, pariental, temporal,
Asuhan Keperawatan pada..., Vita Fatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
oksipital. Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak dibungkus dari
sebelah luar dengan serebral korteks. Bagian luar hemister serebri
terdiri dari substansia grisea yang disebut sebagai korteks serebri
terletak di atas substansial alba yang merupakan bagian dalam
hemisfer dan dinamakan pusat medula.
Area broca terletak di tengah konvulsi arteri serebral bagian
tengah, daerah ini bertanggung jawab untuk mengontrol kombinasi
gerakan otot yang dibutuhkan untuk mengucapkan maisng-masing
kata, sel-sel yang menentukan otot-otot bicara berada di dalam area
motorik pada korteks, pengucapan membutuhkan sebuah kombinasi
atau rangkaian kombinasi kontraksi, tetapi juga tengkorak, lidah,
pelatum mole, bibir dan dinding dada harus berkontraksi. Sel-sel
konvulsi broka langsung berhubungan dengan sel-sel area motorik
yang membuat kontraksi otot pada waktu yang telat dan dengan
kekuatan yang sesuai.
C. Etiologi
Menurut Black (1997,741)
1. Kecelakaan kendaraan bermotor seperti kendaraan bermotor dan mobil
2. Tembakan yang merupakan trauma tembus dan pukulan langsung pada
kepala yang merupakan truma pukulan
3. Jatuh dan kecelakaan olah raga
Asuhan Keperawatan pada..., Vita Fatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
Menurut Syamsuhidayat (1997). Cedera dapat terjadi benturan
langsung / tanpa benturan langsung pada kepala. Pada suatu benturan dapat di
bedakan beberapa macam kekuatan yakni komprei, aselerasi, di deselerasi.
Sulit di pastikan kekuatan mana yang paling berperan. Cedera percepatan
(aselerasi) terjadi jika benda sedang bergerak membentur kepala yang sedang
diam eperti trauma akibat pukulan benda tumpul atau karena lemparan benda
tumpul.
Menurut Tarwoto, dkk. 92007) cidera kepala dapat di sebabkan karena
kecelakaan lalu lintas, terjatuh, kecelakaan industri, kecelakaan olah raga, luka
pada persalinan.
D. Patofisiologi
Cedera kepala bervariasi dari luka kulit yang sederhana seperti gegar
otak, luka terbuka dari tengkorak, di sertai kerusakan – kerusakan otak.
Luasnya luka buka merupakan indikasi berat ringannya gangguan. Pengaruh
umum dari cedera kepala yaitu dari tingkat ringan sampai tigkat berat ialah
cedera otak, devisit sensorik dan motorik. Peningkatan tekanan intrakranial,
kerusakan selanjutnya timbul herniasi otak laniscemia dan hipoksia.
(Long,1996)
Pertimbangan paling penting cedera kepala manapun adalah apakah
otak tidak mengalami cedera, keadaan cedera ”minor” dapat menyebabkan
kerusakan otak bermakna cedera otak sering terjadi / tanpa fraktur tengkorak,
setelah pukulan / cedera pada kepala yang menimbulkan komosio, kotusio,
laserasi, hemoragi. Kromosio serebral setelah cedra kepala adalah hilangnya
Asuhan Keperawatan pada..., Vita Fatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
fungsi neurologis sementara tanpa kerusakan struktur. Kromosio umumnya
meliputi sebuah periode tidaak sadarkan dir waktu yang berakhir salama
beberapa detik sampai beberapa menit. Getaran otak sedikit saja hanya akan
menimbulkan pusing / berkunang – kunang, atau dapat juga kehilangan
kesadaran komplit sewaktu. Jika jaringan otak silobus rasional yang aneh,
dimana keterlibatan lobus temporal dapat menimbulkan amnesia / disorientasi.
Setelah cedera kepala, darah berkumpul di daerah epidural (eksta dural) di
antara tengkorak dan dura. Keadaan ini sering di akibatkan dari fraktur tulang
tengkorak yang menyebakan arteri meningkat, tengah putus atau rusak
(laserasi), di mana arteri ini berada pada dura dan terngkorak daerah inferior
menuju bagian tipis tulang tengkorak, hemoragi karena arteri ini menyebabkan
penekanan pada otak.
E. Gejala Klinis
1. Nyeri akibat benturan
2. Amnesia pasca traumatik selama kurang dari 30 menit serta masalah
memori yang dapat secara bermakna mengubah gaya hidup klien pasca
cidera
3. Hematoma kulit kepala.
Tanda gejala menurut Tarwoto, dkk.(2007) secara umum tanda dan
gejala pada cedera kepala meliputi ada atau tidaknya ffraktur tengkorak,
tingkat kesadaran dan kerusakan jaringan otak.
Asuhan Keperawatan pada..., Vita Fatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
1. Fraktur tengkorak
Fraktur tengkorak dapat melalui pembulah darah dan syaraf-syaraf
cairan cerebrospinal. Jika terjadi fraktur tengkorak kemungkinan yang
terjadi adalah:
1. Keluarnya cairan cerebrospinalis atau cairan lain dari hidung
(rhinorrhoe) dan telinga (otorrhoe).
2. Kerusakan saraf intrakranial.
3. Perdarahan di belakang membran timpani.
4. Ekimosis pada priorbital.
Jika terjadi fraktur basiler, kemungkinaan adanya gangguan pada
syaraf kranial dan kerusakan bagian dalam telinga. Sehingga
kemungkinan tanda dan gejalanya:
a. Perubahan tajam penglihatan karena kerusakan nervus optikus.
b. Kehilangan pendengaran karena kerusakkan pada nervus auditorius.
c. Dilatasi pupil dan hilangnya kemampuan pergerakkan beberaapa otot
mata karena kerusakan nervus okulomotorius.
d. Peresis wajah karena kerusakan nervus fasialis.
e. Vertigo karena kerusakan nervus fasialis
f. Nistagmus karena kerusakan pada sistem vestibular.
g. Warna kebiruaan di belakang telinga di atas mastoid (battle sign).
2. Kesadaran
Tingkat kesadaran pasien tergantung dari berat ringannya cedera
kepala, ada atau tidaknya amnesia retrograt, mual dan muntah.
Asuhan Keperawatan pada..., Vita Fatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
3. Kerusakan jaringan otak.
4. Manifestasi klinik kerusakan jaringan otak bervariasi dari cedera kepala.
Untuk melihatnya kerusakan cedera kepala perlu di lakukan pemeriksaan
Computed Tomography Scanning (CT scan) atau Magnetic Resonance
Imaging (MRI).
Tanda dan gejala dari cedera kepala menurut Smeltzer (1997) adalah :
1. Tingkat kesadaran berubah
2. Bingung.
3. Abnormalitas pupil
4. Tidak ada refleks muntah
5. Nyeri akibat benturan
6. Amnesia pasca traumatik selama kurang dari 30 menit
7. Hematome kulit kepala
Menurut Carpenito (2000) gejala-gejala yang ditimbulkan
tergantung pada besarnya dan distribusi cedera otot yang di jabarkan
sebagai berikut:
1. Nyeri menetap atau setempat biasanya menunjukan adanya fraktur.
2. Fraktur pada kubah kranial menyebabkan hemoragi pada hidung,
faring/telinga/konjungtiva.
3. Ekomosis mungkin terlihat di atas mastoid.
4. Drainase cairan serebro spinal dapat menyebabkan infeksi serius.
5. Cairan serebrospinal yang mengandung darah menunjukkan laserasi
otak/kontusio.
Asuhan Keperawatan pada..., Vita Fatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
F. Klasifikasi Cedera Kepala
1. Berdasarkan kerusakan jaringan otak
a. Komosio serebri (gegar otak) : Gangguan fungsi neurologik ringan tanpa
adanya kerusakan stuktur otak, terjadi hilangnya kesadaran kurang dari
10 menit atau tanpa di sertai amnesia retrograd, mual,muntah,nyeri
kepala.
b. Kontosio serebri (memar) : gangguan fungsi neurologik disertai
kerusakan jaringan otak tetapi kontuniutas otak masih utuh, hilangnya
kesadaran lebih dari 10 menit.
c. Laserasio serebri: gangguan fungsi neurologik di sertai kerusakan otak
yang berat dengan fraktur tengkorak terbuka. Masa otak terkelupas ke
luar ke rongga intrakranial.
2. Berdasarkan berat ringannya cidera kepala:
a. Cidera kepala ringan: jika GCS antara 13-15, dapat terjadi kehilangan
kesadaran kurang dari 30 menit, tidak terdapat fraktur tengkorak,
kontusio atau hematom.
b. Cidera kepala sedang: jika nilai GCS antara 9-12, hilang kesadaran
antara 30 menit sampai dengan 24 jam, dapat di sertai fraktur
tengkorak, disorientasi ringan.
c. Cidera kepala berat: jika GCS antara 3-8, hilang kesadaran lebih dari
24 jam, biasanya di sertai kontusio, laserasi atau adanya hematom,
edema serebral.
Asuhan Keperawatan pada..., Vita Fatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
G. Mekanisme cedera
Ada 3 mekanisme yang berpengaruh dalam trauma kepala yaitu:
akselerasi, deselerasi, dan deformitas (Tarwoto,dkk.2007)
a. Akselerasi yaitu jika benda bergerak membentur kepala diam, misalnya
orang yang diam kemudian di pukul atau terlempar batu.
b. Deselerasi yaitu jika kepala bergerak membentur benda yang diam,
misalnya pada saat kepala terbentur.
c. Deformitas yaitu perubahan atau kerusakan pada bagian tubuh yang terjadi
akibat trauma, misalnya adanya fraktur kepala, kompresi, ketegangan
ataupemotonganpada jaringan otak.
Pada saat deselerasi ada kemungkinan terjadi rotasi kepala
sehingga dapat menambah kerusakan. Mekanisme cedera kepala dapat
mengakibatkan kerusakan pada daerah dekat benturan (kup) dan kerusakan
pada daerah yang berlawanan dengan benturan (kontra kup).
H. Komplikasi
1. Menurut Tarwoto, dkk.(2007), Komplikasi yang mungkin terjadi pada
cidera kepala diantaranya:
a. Defisit neurologik
b. Kejang
c. Pneumonia
d. Perdarahan
e. Perdarahan gastrointestinal
f. Disritmia jantung
Asuhan Keperawatan pada..., Vita Fatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
g. Syndrom of inappropriate secretion of antidiuretuc hormone (SIADH)
h. Hidrocepalus
i. Kerusakan kontrol respirasi
j. Inkontinensia bladder dan bowel
I. Tipe Trauma Kepala
a. Trauma kepala terbuka
Trauma ini dapat menyebabkan fraktur tulang tengkorak dan
laserasi durameter. Kerusakan otak dapat terjadi bila tulang tengkorak
menusuk otak, misalnya akibat benda tajam atau tembakan.
Fraktur linear di daerah temporal, dimana arteri meningeal media
berada dalam jalur tulang temporal, sering menyebabkan perdarahan
epidural. Fraktur linear yang melintang garis tengah, sering menyebabkan
perdarahan sinus dan robekannya sinus sagitalis superior.
Fraktur di daerah basis, di sebabkan karena trauma dari atas atau
kepala bagian atas yang membentur jalan atau benda diam. Fraktur difosa
anterior, sering terjadi keluarnya liquor melalui hidung (rhinorhoe) dan
adanya brill hematoma (raccoon eyes).
Fraktur pad os petrosus, berbentuk longitudinal dan transversal
(lebih jarang). Fraktur anterior biasanya karena trauma di daerah temporal,
sedang yang posterior di sebabkan trauma di daerah oksipital.
Fraktur longitudinal sering menyebabkan kerusakan pada meatus
akustikus intrnal, foramen jugularis dan tube eusthakhius. Setelah 2-3 hari
akan tampak battle sign (warna biru di belakang telinga). Perdarahan dari
Asuhan Keperawatan pada..., Vita Fatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
telinga dengan trauma kepala hampir selal;u di sebabkan oleh retak tulang
dasar tengkorak. Pada dasarnya fraktur tulang tengkorak itu sendiri tidaklah
menimbulkan hal yang emergensi, namun yang sering menimbulkan
masalah adalah fragmen tulang itu menyebabkan robekan pada durameter,
pembuluh darah jaringan otak. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan pusat
vital, syaraf kranial, dan saluran syaraf (nerve pathway).
Fraktur basis tengkorak tidak selalu dapat di deteksi oleh foto
rontgen, karena terjadi sangat besar. Tanda-tanda klinik yang dapat
membantu mendiagnosa adalah:
1. Battle sign (warna biru/ ekhimosis di belakang telinga di atas os
mastoid)
2. Hemotimpani (perdarahan di aerah gendng telinga)
3. Periorbital ecchymosis (mata warna hitam tanpa trauma langsung)
4. Rhinorrhoe (liquor keluar dari hidung)
5. Otorrohoe (liquor keluar dari telinga)
Komplikasi pada trauma kepala terbuka adalah infeksi, meningitis
dan perdarahan/ serosaninguis.
b. Trauma kepala tertutup
1. Komusio serebri /gegar otak
Merupakan bentuk trauma kapitis ringan, dimana terjadi pingsan
(kurang dari 10 menit). Gejala-gejala lain mungkin termasuk pusing,
noda-noda di depan mata dan linglung. Komusio serebri tidak
Asuhan Keperawatan pada..., Vita Fatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
meninggalkan gejala sisa atau tidak menyebabkan kerusakkan struktur
otak.
2. Kontusio serebri/memar otak
Merupakan perdarahan kecil/ptechie pada jaringan otak akibat
pecahnya pembuluh darah kapiler. Hal ini bersama-sama dengan
kerusaknya jaringan syaraf dan otak yang akan menimbulkan edema
jaringan otak di daerah sekitarnya. Bila daerah yang mengalami edema
cukup luas akan terjadi peningkatan tekanan intrakranial dapat
menimbulkan herniasi serebri yang mengakibatkan penekanan batang
otak. Bila edema mengenai batang otak akan menyebabkan fatal.
Berdasarkan atas lokasi benturan, lesi diedakan atau kup
kontusio di mana lesi terjadi lesi koup, sedang kepala dalam keadaan
bebas bergerak akan terjadi kontra koup.
J. Hematom Intrakranial Listiono, DSBD.(1998)
Kejadian komplikasi ini dapat menjadikan penderita cedera kepala
derajat ringan dalam waktu yang singkat masuk ke dalam suatu keadaan yang
gawat mengancam jiwanya. Di satu pihak memang hanya sebagian saja kasus
cedera kepala yang datang ke rumah sakit berlanjut menjadi hematom, tetapi
di lain pihak frekuensi hematom ini terdapat pada 75% kasus yang datang
sadar dan keluar meninggal.
Asuhan Keperawatan pada..., Vita Fatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
Hematom intrakranial di kelompokkan menjadi; hematom yang
terletak di luar durameter yaitu; hematom epidural, dan yang terletak di dalam
durameter yaitu; hematom subdural dan hematom intraserebral,; di mana
masing-masing dapat terjadi sendiri ataupun bersamaan.
a. Hematom Epidural
Hematom epidural merupakan pengumpulan darah di antara tengkorak
dalam durameter (di kenal dengan hematom ekstradural). Hematom jenis
ini biasanya berasal dari perdarahan atrerial akibat adanya fraktur linear
yang menimbulkan laserasi langsung atau robekan arteri-arteri meninges.
b. Hematom subdural
Hematom subdural merupakan perdarahan yang mengumpul di antara
korteks serebri dan durameter. Ia di sebabkan olah regangan dan robekan
vena-vena drainase yang berjalan melintang – menggantung di rongga
subdural antara permukaan kortikal otak dengan sinus duramatris.
Hematom subdural di klasifikasikan berdasarkan kronologisnya menjadi;
1. Hematom subdural akut ; 1-3 hari pasca trauma.
2. Hematom subakut; 4-12 hari pasca trauma
3. Hematom kronis; lebih dari 21 hari pasca trauma
c. Hematoma Intraserebral
Hematoma intraserebral paska traumatik merupakan koleksi darah fokal
yang biasanya di akibatkan oleh regangan atau robekan rotasional terhadap
pembuluh – pembuluh darah intra parenkimial otak, atau kadang-kadang .
Asuhan Keperawatan pada..., Vita Fatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
K. Faktor Basis Kranii dan Kebocoran Likuor
Faktor basis kraniidapat di duga berdasarkan tampilan klinis berupa
ekhimosis periobital (Raccon’s eyes atau brill hematome) dan rinorre pad
fraktur bagian anterior, dan battle sign serts otorre untuk fraktur basis fosa
media.
Permasalahan dalam kasus-kasus dengan fraktur basis kranii adalah
terjadinya robekan durameter dengan segala konsekuensi patologisnya,
yaitu : kebocoran likuor melalui hidung, aerokel, meningitis, posisi
fragmen fraktur sendiri.
a. Rinore Likuor
Keadaan ini terjadi pada seperempat penderita fraktur basis
kranii anterior, dan kadang ada beberapa kasus yang likuornya keluar
melalui segmen timpani ke dalam telinga tengah dan baru keluar
melalui tube eustakhius sampai ke hidung. Rinnore yang terjadi
belakangan kemungkinan di akibatkan karena sebelumnya kebocoran
itu tertutup oleh hematom yang kemudian mengalami resolusi atau
otak yang bengkak.
Pada tahap awal biasanya penderita di istirahatkan berbaring
dan di berikan suntikan antibiotik seperti : Deca-durabolin, serta
pervensi terhadap kemungkinan infeksi. Penanganan bedah untuk
menutup kebocoran biasanya di terapkan setelah 10 – 14 hari
kemudian bila tidak ada tanda-tanda penyembuhan.
Asuhan Keperawatan pada..., Vita Fatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
b. Otorre Likuor
Kejadian ini terjadi pada kira – kira 7% kasus fraktur basis
kranii. Walaupun sering kali kebocorannya profus, ia hampir selalu
dapat pulih secara spontan setelah 5 – 10 hari. Prinsip penanganannya
secara umum mirip dengan kebocoran likuor melalui hidung.
L. Pemeriksaan penunjang,
Pemeriksaan penunjang menurut Doenges, Moorhouse, & Geissler. (2000).
a. CT Scan (Computed Tomography Scanning)
Mengidentifikasikan adanya hemoragik, menentukan ukuran ventrikuler,
pergeseran jaringan otak, pemeriksaan penunjang di perlukan untuk
iskemia atau infrak mungkin tak terdeteksi dalam 24-27 jam paska
trauma.
b. Angiografi serebral
Menunjukkan kelainan sirkulasi serebral seperti pergeseran jaringan efek
akibat edema, perdarahan, trauma.
c. EEG (Elektro Ensefalo Grafik)
Untuk memperlihatkan keberadaan perkembangan gelombang
patologis.
d. Sinar X
Mendeteksi adanya perubahan stuktur tulang (fraktur), pergeseran
stuktur dari garis tengah (karena perdarahan edema), adanya fragmen
tulang.
Asuhan Keperawatan pada..., Vita Fatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
e. GDA (analisa gas darah)
Mengetahui ketidak seimbangan yang berperan dalam meningkatkan
TIK / perubahan mental.
f. Pemantauan kesadaran
Klasifikasi yang mendekati keadaan klinis adalah berdasarkan nilai GCS
yang di keluarkan oleh The traumatik Coma Data Bank ; (Hudak &
Gallo,1996) .
Kategori penentuan keparahan cedera kepala berdasarkan nilai skala
koma gaslow :
1. Ringan (GCS = 13 – 15 )
Dapat terjadi kehilangan kesadaran atau amnesia tetapi kurang dari 30
menit. Tidak ada fraktur tengkorak, disorientasi ringan.
2. Sedang (GCS =9 - 12 )
Kehilangan kesadaran dan / amnesia lebih dari 30 menit tetapi
kurang dari 24 jam. Dapat mengalami fraktur tengkorak, disorientasi
ringan
3. Berat (GCS =3 – 8 )
Hilang kesadaran lebih dari 24 jam, biasanya disertai kontusio,
laserasi atau adanya hematom.
d. Serum alkohol : Mendeteksi penggunaan sebelum cedera kepala, di
lakukan terutama pada cedera kepala akibat kecelakaan lalu lintas.
e. Serum obat : Mengetahui penyalahgunaan obat sebelum cedera kepala.
f. Pemeriksaan obat dalam urine : Mengetahui pemakaian obat sebelum
kejadian.
Asuhan Keperawatan pada..., Vita Fatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
M. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Penatalaksanaan keperawatan
a. Pemasangan infus dengan cairan Nacl 0,9% atau RL lebih efektif cairan
isotoner dalam mengganti volume intravaskuler dari pada cairan
hipotonis dan larutan ini tidak menambah edema serebri.
b. Pada klien dengan koma (skor GCS <8) atau pada kllien dengan tanda
herniasi lakukan tindakan berikut:
1. Elerasi kepala 30
2. Hiperventilasi : intubasi dan berikan ventilasi mardatorik intermiten
dengan kecepatan 16 -20x /mnt dengan volume tidal 10 – 12ml /kg
BB.
3. Pemberian manitol 20% IV dalam 20 -30 menit. Dari ulangan dapat
diberikan 4 -6 jam sampai maksimal 48 jam .
4. Konsul bedah syaraf bila terdapat indikasi (hematoma epidural
besar, hematoma subdural, cedera kepala terbuka dan fraktur
impresi).
Asuhan Keperawatan pada..., Vita Fatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
2. Penatalaksanaan Keperawatan
Pathway dan perumusan diagnosa keperawatan
Kecelakaan Tembakan Jatuh Pukulan Cedera kepala Laserasi pada Kulit kepala Tulang tengkorak Jaringan otak area tubuh hematome Fr. contusio - Contusio cerebral yang lain laserasi kulit kepala Fr. impresi - Hematome epidural - Hematome subdural Edema serebri Isi kranium membentur dinding tulang Sistem persyarafan Herniasi otak - Sakit kepala - Wajah meringis Peningkatan TIK - Respon menarik Pada rangsangan Nyeri yang hebat Perdarahan intra serebral Gangguan pada Gangguan pada sistem Paralisis Neruos vagus saraf Gangguan Sistem muskulus keleta - Mual, muntah Gangguan medula area broca - Merasa lemah, lelah - disfagia Oblangata - Perubahan kesadaran - Anireksia Disfasia rentang gerak - Kelemahan otot Dispnea, apnea Mengunyah
- Abrasi - Kontusio - Laserasi - Avulsi
Gambar 2. Pathway Cedera Kepala Sedang dan Perumusan diagnosa keperawatan (Lang & Phipps, 1996, Doengoes, 2000,
Carpenito 2000).
Resiko Infeksi
Nyeri
Perubahan perfusi serebri
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Pola nafas tidak efektif
Kerusakan komunikasi verbal
Intoleransi aktifitas
Asuhan Keperawatan pada..., Vita Fatimah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
H. Fokus Intervensi Keperawatan
1. Perubahan perfusi jairngan berhubungan dengan penghentian aliran darah
oleh SOL (hemorage, hematoma); idema serebral (respons local atau
umum pada cedera, perubahan merabolik, takar lajak obat/alcohol);