BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Mycobacterium Tuberculosis 1. Etiologi Mycobacterium adalah salah satu bakteri yang banyak ditemukan di masyarakat. Salah satu spesiesnya adalah Mycobacterium tuberculosis yang dapat menularkan kuman tuberculosis melalui udara, percikan dahak, atau ludah yang terinfeksi oleh kuman tuberculosis. Sebagian besar dari golongan Mycobacterium ini hidup bebas dan tidak merugikan manusia, akan tetapi beberapa spesies dapat menyebabkan penyakit pada manusia, binatang, burung, dan mamalia. Yang menyebabkan penyakit pada manusia umumnya adalah Mycobacterium tuberculosis. Kuman yang menyerang manusia biasanya melalui udara yang tercemar bakteri tuberculosis, melalui hirupan nafas dan masuk ke dalam paru-paru melalui bronkus dan menyebar di dalam paru dalam waktu lama (Girsang, 2009). Morfologi Mycobacterium tuberculosis adalah berbentuk batang, akan tetapi bisa juga berbentuk benang. Pertumbuhan pada media kultur yang tua tampak bercabang karena pengaruh obat-obatan, dan dapat juga berubah bentuk involusi, karena kuman tidak berspora tidak bergerak dan tidak berkapsul. Sifat pertumbuhan kuman tuberculosis adalah aerob, sukar tumbuh pada media biasa, dan memerlukan pembenihan istimewa (mengandung telur). Suhu optimum 37° C, pH optimum pembenihan antara 6,0-8,0 dan pH optimum antara 6,5-6,8. Keistimewaan kuman ini adalah sekali menangkap zat warna maka sukar terlepaskannya, tahan terhadap asam dan mineral. Oleh karena itu dikenal dengan sebutan “Acid Fast Staining” atau Bakteri Tahan Asam (BTA) (Girsang, 2009). Resistensi Mycobacterium Tuberculosis..., Diah Nurlaily, Fakultas Farmasi UMP, 2015
16
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1841/3/Diah Nurlaily BAB II.pdf · dapat menularkan kuman tuberculosis melalui udara, ... Pada gambar 1 menjelaskan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Mycobacterium Tuberculosis
1. Etiologi
Mycobacterium adalah salah satu bakteri yang banyak ditemukan di
masyarakat. Salah satu spesiesnya adalah Mycobacterium tuberculosis yang
dapat menularkan kuman tuberculosis melalui udara, percikan dahak, atau
ludah yang terinfeksi oleh kuman tuberculosis. Sebagian besar dari golongan
Mycobacterium ini hidup bebas dan tidak merugikan manusia, akan tetapi
beberapa spesies dapat menyebabkan penyakit pada manusia, binatang,
burung, dan mamalia. Yang menyebabkan penyakit pada manusia umumnya
adalah Mycobacterium tuberculosis. Kuman yang menyerang manusia
biasanya melalui udara yang tercemar bakteri tuberculosis, melalui hirupan
nafas dan masuk ke dalam paru-paru melalui bronkus dan menyebar di dalam
paru dalam waktu lama (Girsang, 2009).
Morfologi Mycobacterium tuberculosis adalah berbentuk batang, akan
tetapi bisa juga berbentuk benang. Pertumbuhan pada media kultur yang tua
tampak bercabang karena pengaruh obat-obatan, dan dapat juga berubah
bentuk involusi, karena kuman tidak berspora tidak bergerak dan tidak
berkapsul. Sifat pertumbuhan kuman tuberculosis adalah aerob, sukar tumbuh
pada media biasa, dan memerlukan pembenihan istimewa (mengandung
telur). Suhu optimum 37° C, pH optimum pembenihan antara 6,0-8,0 dan pH
optimum antara 6,5-6,8. Keistimewaan kuman ini adalah sekali menangkap
zat warna maka sukar terlepaskannya, tahan terhadap asam dan mineral. Oleh
karena itu dikenal dengan sebutan “Acid Fast Staining” atau Bakteri Tahan
Asam (BTA) (Girsang, 2009).
Resistensi Mycobacterium Tuberculosis..., Diah Nurlaily, Fakultas Farmasi UMP, 2015
5
2. Patogenesis
Sumber penularan adalah penderita tuberculosis dengan BTA positif
pada waktu batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman ke udara dalam
bentuk droplet (percikan dahak). Droplet yang mengandung kuman dapat
bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat
terinfeksi jikadroplet tersebut terhirup kedalam saluran pernafasan.Penularan
tuberkulosis tidak terjadi melalui perlengkapan makan, baju, dan
perlengkapan tidur. Setelah kuman tuberkulosis masuk ke dalam tubuh
manusia melalui pernafasan, kuman TB tersebut dapat menyebar dari paru
kebagian tubuh lainnya, melalui system peredaran darah, sistem saluran limfe,
saluran nafas, atau penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya.
Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman
yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan
dahak, makin menular penderita tersebut. Bila hasil pemeriksaan dahak
negatif (tidak terlihat kuman), maka penderita tersebut dianggap tidak
menular. Kemungkinan seseorang terinfeksi TB ditentukan oleh konsentrasi
droplet dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut (Depkes RI,
2005).
Gambar 1.Faktor resiko terjadinya penyakit tuberculosis.
Resistensi Mycobacterium Tuberculosis..., Diah Nurlaily, Fakultas Farmasi UMP, 2015
6
Pada gambar 1 menjelaskan bahwa faktor resiko tertular tergantung
dari tingkat pajanan dengan percikan dahak. Pasien tuberkulosis paru dengan
BTA positif memberikan kemungkinan risiko penularan lebih besar dari
pasien tuberkolosis paru dengan BTA negatif. Hanya sekitar 10% yang
terinfeksi TB akan menjadi sakit TB. Sumber penularan adalah pasien TB
Basil Tahan Asam (BTA) positif. Umumnya penularan terjadi dalam ruangan
dimana percikan dahak berada dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat
mengurangi jumlah percikan, sementara sinar matahari langsung dapat
membunuh kuman. Percikan dapat bertahan selama beberapa jam dalam
keadaan yang gelap dan lembab. Daya penularan seorang pasien ditentukan
oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat
kepositifan hasil pemeriksaan dahak, makin menular pasien tersebut. Faktor
yang memungkinkan seseorang terpajan kuman tuberkulosis ditentukan oleh
konsentrasi percikan dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.
Faktor yang mempengaruhi kemungkinan seseorang menjadi pasien TB
adalah daya tahan tubuh yang rendah, diantaranya infeksi HIV-AIDS dan
malnutrisi (gizi buruk). HIV merupakan faktor risiko yang paling kuat bagi
yang terinfeksi tuberkulosis menjadi sakit tuberkulosis. Infeksi HIV
mengakibatkan kerusakan luas sistem daya tahan tubuh seluler, sehingga jika
terjadi infeksi penyerta, seperti tuberkulosis. Bila jumlah orang terinfeksi HIV
meningkat, maka jumlah pasien tuberkulosis akan meningkat, dengan
demikian penularan tuberkulosis di masyarakatakan meningkat pula (Dirjen
PKHHAMRI,2012).
B. Tuberkulosis
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
kuman Mycobacterium tuberculosi (TB). Sebagian besar kuman TB
menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya (Kemenkes,
Resistensi Mycobacterium Tuberculosis..., Diah Nurlaily, Fakultas Farmasi UMP, 2015
7
2009). Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan
parenchyma paru, tidak termasuk pleura (selaput paru) (Depkes RI, 2005).
Berdasarkan riwayat pengobatan penderita, dapat digolongkan atas
tipe kasus baru, kambuh, pindahan, lalai, gagal dan kronis.
a. Kasus Baru adalah penderita yang belum pernah diobati dengan OAT atau
sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (30 dosis harian).
b. Kambuh (Relaps) adalah penderita tuberkulosis yang sebelumnya pernah
mendapat pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh,
kemudian kembali lagi berobat dengan hasil pemeriksaan dahak BTA
positif.
c. Pindahan (Transfer In) adalah penderita yang sedang mendapat
pengobatan di suatu kabupaten lain dan kemudian pindah berobat ke
kabupaten ini. Penderita pindahan tersebut harus membawa surat rujukan /
pindah.
d. Lalai (Pengobatan setelah default/drop-out) adalah penderita yang sudah
berobat paling kurang 1 bulan, dan berhenti 2 bulan atau lebih, kemudian
datang kembali berobat. Umumnya penderita tersebut kembali dengan
hasil pemeriksaan dahak BTA positif.
e. Gagal adalah penderita BTA positif yang masih tetap positif atau kembali
menjadi positif pada akhir bulan ke 5 (satu bulan sebelum akhir
pengobatan) atau lebih, atau penderita dengan hasil BTA negatif Rontgen
positif menjadi BTA positif pada akhir bulan ke 2 pengobatan.
f. Kronis adalah penderita dengan hasil pemeriksaan masih BTA positif
setelah selesai pengobatan ulang kategori (Depkes RI, 2005).
C. Diagnosis
Diagnosis penyakit tuberculosis paru pada orang dewasa yakni dengan
pemeriksaan sputum atau dahak secara mikroskopis. Hasil pemeriksaan
dinyatakan positif apabila sedikitnya 2 dari 3 spesimen SPS BTA hasilnya
Resistensi Mycobacterium Tuberculosis..., Diah Nurlaily, Fakultas Farmasi UMP, 2015
8
positif. Apabila hanya 1 spesimen yang positif maka perlu dilanjutkan dengan
rontgen dada atau pemeriksaan SPS diulang. Pada orang dewasa, uji
tuberkulin tidak mempunyai arti dalam diagnosis, hal ini disebabkan suatu uji
tuberkulin positif hanya menunjukkan bahwa yang bersangkutan pernah
terpapar dengan Mycobacterium tubeculosis. Selain itu, hasil uji tuberkulin
dapat negatif meskipun orang tersebut menderita tuberkulosis. Misalnya pada
penderita Human Immunodeficiency Virus (HIV).
Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak, TB Paru dibagi dalam:
a. Tuberkulosis Paru BTA Positif.
1) Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA
positif.
2) Jika 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto rontgen