Top Banner
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Demam Berdarah Dengue (DBD) 2.1.1 Pengertian Demam Berdarah Dengue Demam berdarah dengue (Dengue Haemorraghic Fever) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai lekopenia, ruam, limfademopati, diaesis hemoragik dan perembesar plasma yang di tandai oleh hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan di rongga tubuh ( Nisa, 2015). Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit menular yang sering menimbulkan wabah dan menyebabkan kematian terutama pada anak. penyakit DBD adalah penyakit infeksi oleh virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, dengan ciri demam tinggi mendadak disertai manifestasi pendarahan dan bertendensi menimbulkan rejatan (shock) dan kematian (Ditjen PPM&PI,2015) Tidak semua yang terinfeksi virus dengue akan menujukkan manifestasi DBD berat. Ada yang hanya bermanifestasi demam ringan yang akan sembuh dengan sendirinya atau bahkan ada yang sama sekali tanpa gejala sakit (asimtomatik). Sebagian lagi akan menderita demam dengue saja tidak menimbulkan kebocoran plasma dan menyebabkan kematian (Kemenkes RI, 2013).
37

BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan penyakit dengan ...

Nov 28, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan penyakit dengan ...

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Demam Berdarah Dengue (DBD)

2.1.1 Pengertian Demam Berdarah Dengue

Demam berdarah dengue (Dengue Haemorraghic Fever) merupakan penyakit

infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri

otot dan/atau nyeri sendi yang disertai lekopenia, ruam, limfademopati, diaesis

hemoragik dan perembesar plasma yang di tandai oleh hemokonsentrasi (peningkatan

hematokrit) atau penumpukan cairan di rongga tubuh ( Nisa, 2015).

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit menular yang

sering menimbulkan wabah dan menyebabkan kematian terutama pada anak. penyakit

DBD adalah penyakit infeksi oleh virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk

Aedes aegypti, dengan ciri demam tinggi mendadak disertai manifestasi pendarahan

dan bertendensi menimbulkan rejatan (shock) dan kematian (Ditjen PPM&PI,2015)

Tidak semua yang terinfeksi virus dengue akan menujukkan manifestasi DBD berat. Ada

yang hanya bermanifestasi demam ringan yang akan sembuh dengan sendirinya atau

bahkan ada yang sama sekali tanpa gejala sakit (asimtomatik). Sebagian lagi akan

menderita demam dengue saja tidak menimbulkan kebocoran plasma dan

menyebabkan kematian (Kemenkes RI, 2013).

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan penyakit dengan ...

9

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau yang disebut juga Dengue

Haemorrahahig fever (DHF) merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan

oleh virus Dengue dengan gejala demam dan pendarahan serta dapat menyebar

dengan cepat di masyarakat karena vektornya tersedia, yaitu Aedes aegypti (Hutapea,

2015) Penyakit ini dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang singkat dan dapat

menimbulkan wabah. DBD ditemukan di daerah tropis dan subtropis diseluruh dunia

(Elindra, 2015).

2.1.2 Etiologi DBD

DBD diketahui disebabkan oleh virus dengue. virus dengue merupakan

Mukleokapsid ikosahedral dan dibungkus oleh lapisan kapsul lipid. Virus ini termasuk

termasuk kedalam kelompok arbovirus B, flaviviridae, genus flavivirus. Flavivirus

merupakan virus yang berbentuk sferis, berdiameter 45-60 nm, mempunyai RNA positif

sense yang terselubung, bersifat termolabil, sensitif terhadap inaktivasi oleh dietel eter

natrium dioksikolat, stabil pada suhu 70oc (Hadinegoro, 2011)

Vektor utama dengue di Indonesia adalah Aedes aegypti betina, disamping pula

Aedes albopictus betina . Ciri-ciri nyamuk penyebab penyakit demam berdarah

(nyamuk aedes aegypti) (Shu PY, 2016) :

Badan kecil, warna hitam dengan bintik-bintik putih

Hidup di dalam dan sekitar rumah

Mengigit/ mengisap darah pada siang hari

Senang hinggap pada pakaian yang bergantung di daalam kamar

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan penyakit dengan ...

10

Bersarang dan bertelur di genangan air jernih di dalam dan di sekitar rumah

bukan di got/comberan

Di dalam rumah : bak mandi, tampayan, vas bunga, tempat minum burung,

dan lainnya.

Virus dengue memiliki 4 tipe penyebab DBD, yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan

DEN-4. Tiap virus dapat dibedakan melaui isolasi virus di laboratorium infeksi oleh satu

tipe virus dengue akan memberikan imunitas yang menetap terhadap infeksi virus yang

sama pada masa yang akan datang. Namun hanya memberikan imunitas sementara

dan parsial terhadap infeksi tipe virus lainnya (Ginanjar, 2015).

Virus akan ditularkan pada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypty

memerlukan 8-10 hari untuk menyelesaikan masa inkubasi ekstrinsik dari lambung

sampai kelenjar ludah nyamuk tersebut. Sebelum demam muncul pada penderita,

virus ini sudah terlebih dulu berada dlam darah 1-2 hari. Setelahnya penderita berada

dalam kondisi virenia selama 4-7 hari (Ginanjar, 2015).

2.1.3 Gejala klinis

Gejala klinis mungkin timbul paska-infeksi virus dengue sangat beragam, mulai

dari demam tidak spesifik (sindrom infeksi demam virus ), demam dengue, demam

berdarah dengue (DBD), hingga yang terberat sindrom syok dengue (Ginanjar,2008).

Pada penderita penyakit DBD dapat ditemukan gejala-gejala klinis dan

laboratorium, sebagai berikut ( Tumbelaka, 2014) :

1. kriteria klinis

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan penyakit dengan ...

11

a. Demam tinggi yang berlangsung dalam waktu singkat antara 2-7 hari, yang dapat

mencapai 40oc. demam sering disertai gejala tidak spesifik, seperti tidak nafsu

makan (anoreksia), lemah badan (malaise), nyeri sendi dan tulang serta rasa sakit

daerah bola mata (retro-orbita) dan wajah yang kemerah-merahan ( flusing).

b. Tanda-tanda pendarahan seperti mimisan (epitaksis), perdarahan gusi, perdarahan

pada kulit seperti tes Rumpeleede (+), tekiae dan ekimosis, serta BAB berdarah

berwarna kehitaman (melena).

c. Pembesaran organ hati (hepatomegali)

d. Kegagalan sirkukasi darah yang ditandai dengan denyut nadi yang teraba lemah

dan cepat, ujung-ujung jari terasa dingin serta dapat disertai penurunan kesadaran

renjatan (syok) yang dapat menyebabkan kematian.

2. Kriteria Laboratoris

Diagnosis penyakit DBD ditegakkannya berdasarkan adanya dua kriteria klinis atau

lebih, ditambah dengan adanya minimal satu kriteria laboratoris.

Kriteria laboratories meliputi penurunan jumlah trombosit ( trombositopenia) ≤

100.000/mm3 dan peningkatan kadar hematokrit > 20% dari normal.

3. Derajat Keparahan/ Besar penyakit DBD

Derajat keparahan penyakit DBD berbeda-beda menurut tingkat keparahannya.

Tingkat keperahan DBD terbagi menjadi :

a. Derajat 1 : badan panas selama 5-7 hari, gejala umum tidak khas.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan penyakit dengan ...

12

b. Derajat 2 : seperti derajat 1, disertai pendarahan spontaan pada kulit berupa

ptekiae dan ekimosis, mimisan (epistaksis), muntah darah ( hematemesis), buang

air besar berdarah berwarna merah kehitaman ( melena), perdarahan gusi,

perdarahan rahim (uterus), telinga dan sebagainya.

c. Derajat 3 : ada tanda-tanda kegagalan sirkulasi darah, seperti denyut nadi teraba

lemah dan cepat (>120x/menit), tekanan nadi selisih antara tekanan darah sistolik

dan diastolik menyempit (<120mmHg). DBD derajat 3 merupakan peringatan awal

yang mengarah pada terjadinya renjatan (syok).

d. Derajat 4 : denyut nadi tidak teraba, tekanan darah tidak terukur, denyut jantung

.140x/menit, ujung-ujung jari kaki dan tangan terasa dingin, tubuh berkeringat,

kulit membiru. DBD derajat 4 merupakan manifestasi syok, yang sering kali

berakhir dengan kematian.

2.1.4 Epidemiologi

1. Distribusi penyakit DBD menurut orang

Menurut WHO (2011) DBD dapat menyerang semua umur walaupun sampai

saat ini DBD lebih banyak menyerang anak-anak tetapi decade terakhir DBD terlihat

kecendrungan kenaikan proporsi pada kelompok dewasa, karena pada kelompok umur

ini mempunyai mobilitas tinggi dan sejalan dengan perkembangan trasportasi yang

lancer, sehingga memungkinkan tertular virus dengue lebih besar.

Pada awal epidemic, jenis kelamin pernah ditemukan perbedaan nyata antara

anak laki-laki dan perempuan. Beberapa Negara melaporkan banyak kelompok wanita

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan penyakit dengan ...

13

dengan Dengue Shock Syndrome (DDS) menunjukkan angka kemtian lebih tinggi dari

pada laki-laki. Singapura dan Malaysia pernah mencatat adanya perbedaan angka

kejadian infeksi di antara kelompok etnik. penduduk cina banyak terserang DBD dari

pada yang lain (Soegijanto,2013).

2. Distribusi penyakit DBD berdasarkan tempat

Penyakit DBD dapat menyebar pada semua tempat kecuali tempat-tempat

dengan ketinggian 100 meter dari permukaan laut karena pada tempat yang tinggi

dengan suhu yang rendah siklus perkembangan Aedes aegypti tidak sempurna (

Depkes RI,2013).

Depkes (2013), menyebutkan bahwa dalam kurun waktu 30 tahun sejak

ditemukan virus dengue di Surabaya dan Jakarta, baik dalam jumlah penderita maupu

daerah penyebaran penyakit meningkat pesat. Hingga saat ini DBD telah ditemukan di

seluruh provinsi di Indionesia dan 200 kota telah melaporkan adanya kejadian luar

biasa dengan IR meningkat dari 0,005 per 100.000 penduduk pada tahun 1968 menjadi

26-27 per 100.000 penduduk pada tahun 2004.

Meningkatkan jumlah kasus serta bertambahnya wilayah yang terjangkit

disebabkan karena semakin baiknya sarana trasnportasi, adanya pemukiman baru dan

terdapat vector penyakit nyamuk hampir seluruh wilayah Indonesia ( Depkes RI, 2013).

3.Distribusi Penyakit DBD Berdasarkan Waktu

Menurut Achmadi (2011), menyebutkan bahwa epidemic DBD di negara-negara

4 musim berlangsung pada musim panas walaupun ditemukan kasus DBD yang

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan penyakit dengan ...

14

sporadic pada musim dingin. Negara-negara kawasan Asia Tenggara, epidemic DBD

terutama terjadi pada musim hujan. Epidemi DBD yang berlangsung pada musim

hujan, erat kaitannya dengan kelembaban yang tinggi pada musism hujan. Kelembaban

yang tinggi merupakan lingkungan yang optimal bagi masa inkubasi (dapat

mempersingkat masa inkubasi) dan juga dapat meningkatkan aktivitas vektor penular

virus DBD.

2.1.5 Vektor Demam Berdarah Dengue (DBD)

Vektor Demam Berdarah Dengue yang utama di Indonesia adalah Aedes aegypti.

yang keberadaannya hingga dewasa ini masih tersebar di seluruh pelosok tanah air

dari 7 kota di pulau sumatera dan Kalimantan, menunjukkan bahwa rata-rata

persentase rumah dan tempat umum yang ditemukan jentik (premis index) masih

cukup tinggi, yaitu sebesar 28 % (WHO, 2012)

Ciri-ciri nyamuk yang menularkan penyakit DBD dengan nama Aedes aegypti

adalah sebagai berikut: berwarna hitam dengan loreng putih di sekujur tubuh nyamuk;

bisa terbang hingga radius 100 meter dari tempat menetas; nyamuk betina

membutuhkan darah setiap 2 hari sekali; nyamuk betina menghisap darah pada pagi

hari dan sore hari; senang hinggap di tempat gelap dan benda tergantunng didalam

rumah; hidup di lingkungan rumah; bangunan dan gedung; nyamuk bisa hidup sampai

2/bulan dengan rata-rata 2 minggu (Hindra, 2008)

Tempat yang bisa dijadikan tempat berterlur (kembangbiak) adalah di tempat

yang tergenang air bersih dalam waktu lama seperti bak mandi, Vas bunga, kaleng

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan penyakit dengan ...

15

bekas, pecahan botol, penampungan air, lubang WC, talang air, dan lain sebagainya. Air

kotor seperti got, air keruh, air empang, genangan yang berhubungan langsung dengan

tanah bukan tempat yang cocok bagi nyamuk Aedes bertelur (Damara, 2011).

Nyamuk penyebab DBD bertelur dengan ciri sebagai berikut: jumlah telur bisa

mencapai 100 buah, warna telur hitam dengan ukuran rata-rata 0,8mm, menetas

setelah 2 hari terendam air bersih, jika tidak ada air maka telur akan tahan menunggu

air selama 6 bulan. Setelah telur menetas lalu menjadi jentik nyamuk dengan ciri-ciri:

gerakan lincah dan bergerak aktif di dalam air bersih dari bawah permukaan untuk

mengambil udara nafas lalu kembali lagi ke bawah, memiliki ukuran 0,5 s-d 1 cm, jika

istirahat jentik terlihat tegak lurus dengan permukaan air, setelah 6-8 hari akan

berubah menjadi kepompong nyamuk. Kepompong nyamuk Aedes aegypti memiliki ciri

seperti di bawah ini: bergerak lambat di dalam air bersih, sering berada di permukaan

air, memiliki bentuk tubuh seperti koma, setelah usia 1-2 hari maka kepompong siap

berubah menjadi nyamuk baru dan siap mencelakakan umat manusia yang ada di

sekitarnya (Ginanjar, 2009).

2.1.6 Kebiasaan Nyamuk Aedes Aegypti

1. Kebiasaan Mengigit

Sifat nyamuk Aedes aegypti lebih menyukai mengigit manusia di siang hari dan sore

beristirahat didalam rumah atau bangunan (endoking dan eksofilling) nyamuk aktif

mengigit pada pukul 08:00-13:00 dan sore hari pukul 15:00-17:00 (Kemenkese RI, 2008)

2. Kebiasaan Mendapatkan Sumber Darah

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan penyakit dengan ...

16

Nyamuk aedes aegypti betina menghisap darah untuk proses pematangan

telurnya. Berbeda dengan nyamuk betina, nyamuk jantan tidak memerlukan darah,

tetapi menghisap sari bunga atau vector, jadi, nyamuk betinanlah yang berbahaya

(Kemenkes RI, 2008).

2.1.7 Diagnosis Banding

a. Pada awal perjalanan penyakit, diagnosis banding mencakup infeksi bakteri, virus

atau infeksi parasit seperti demam tifoit, campak, Influenza, hepatitis, demam

chikungunya, leptospirosis, dan malaria.

b. Perdarahan seperti petekei dan ekimosis ditemukan pada beberapa penyakit

infeksi misalnya sepsis dan meningitis maningokokus.

c. Idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP) sulit dibedakan dengan demam

berdarah dengue derajat II, oleh karena didapatkan demam disertai perdarahan

dibawah kulit.

d. Perdarahan dapat juga terjadi pada leukemia stadium lanjut dan anemia aplastik

stadium lanjut (Depkes RI, 2011)

2.1.8 Cara Penularan

Virus berkembang dalam tubuh nyamuk selama 8-10 hari terutama dalam

kelenjar air liurnya, dan jika nyamuk ini mengigit orang lain maka virus dengue akan

dipindahkan bersama air liur nyamuk. Dalam tubuh manusia, virus akan berkembang

salama 4-6 hari dan orang tersebut akan mengalami sakit demam berdarah dengue.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan penyakit dengan ...

17

Virus dengue memperbanyak diri dalam tubuh manusia dan berada dalam darah

selama satu minggu (Widoyono, 2008).

2.1.9 Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD)

Dalam upaya pencegahan DBD ( Demam Berdarah Dengue), keluarga sebagai

salah satu manifestasi kelompok merupakan unit kelompok terkecil dari masyarakat

yang terdiri darai kepala keluarga dan anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan

tinggal dalam satu rumah tangga karna pertalian darah dan ikatan keluarga atau

adopsi dimana satu dengan lainnya saling bergantungan dan berintraksi. Penerapan 3M

Plus (mengubur, menutup, membersihkan tempat genangan air serta memberikan

bubuk abate) yang dilakukan keluarga di rumah tangga merupakan factor yang

menentukan dalam keberhasilan pemberantasan DBD. Keberhasilan ini dikarenakan

kelompok keluarga merupakan kelompok kecil pada masyarakat. kelompok keluarga

yang efektif dalam partisispasi pengendaliaan DBD tentunya akan berakibat positif

dalam program pencegahan DBD ( Kemenkes RI, 2011).

Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vector, yaitu

nyamuk aedes aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan

menggunakan beberapa metode yang tepat yaitu, :

1. Menjaga kebersihan lingkungan

Lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan

pemberantasan sarang nyamuk (TSN), pengelolaan sampah padat modifikasi tempat

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan penyakit dengan ...

18

perkembangbiakan nyamuk hasil sampling kegiatan manusia dan perbaikan desain

rumah (Nurjannah, 2013) sebagai contoh :

a. Menguras bak mandi/penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu.

b. Mengganti/menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali.

c. Menutup dengan rapat tempat penampungan air.

d. Mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas, dan ban bekas di sekitar rumah dan lain

sebagainya (Nurjannah, 2013).

2. Biologis

pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan jentik(

ikan adu/ikan cupang), dan baketi (Bt.H-14)( Nurjannah, 2013)

Upaya pengendalian secara biologis juga dapat dilakukan seperti pemanfaatan

agent biologis untuk pengendalian vektor DBD. Beberapa agen biologis yang sudah

digunakan dan terbukti mampu mengendalikan populasi vector DBD adalah dari

kelompok bakteri, predator seperti ikan pemakan jentik dan cyclop (copepod),

(Sukowati, 2010)

3. Kimiawi

Pengendalian secara kimiawi juga masih sering digunakan baik bagi program

pengendalian DBD dan masyarakat. Penggunaan insektisida dalam pengendalian vector

DBD bisa mengguntungkan sekaligus merugikan. Insetisida jika digunakan secara tepat

sasaran, tepat dosis, tepat waktu dan cakupan akan mampu mengendalikan vector dan

mengurangi dampak negativ terhadap lingkungan orgasme yang bukan sasaran.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan penyakit dengan ...

19

Penggunaan Inteksida dalam jangka tertentu akan menimbulkan resistensi vector.

Intektisida untuk pengendalian DBD harus digunakan dengan bijak dan merupakan

media yang ampuh untuk pengendalian vector ( Sukowati, 2010).

Cara pengendalian ini antara lain dengan : pengasapan/ foging dengan

menggunakan malation dan fention, berguna untuk mengurangi kemungkinan

penularan sampai batas waktu tertentu. Memberikan bubuk abate (pemephon) pada

tempat-tempat penampungan air seperti, gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.

Cara yang paling efektif dalam mencegah penayakit DBD adalah dengan

mengkombinasikan cara-cara diatas, yang disebut dengan “ 3M Plus”, yaitu menutup,

menguras, menimbun, selain itu juga melakukan beberapa plus seperti memelihara

ikan pemakan jentik menebur larvasida, menggunakan kelambu pada waktu tidur,

memasang kasa, menyemprot dengan insektisida, menggunakan repellent, memasang

obat nyamuk, dan memeriksa jentik berkala (Nurjannah, 2013)

2.1.10 Pengobatan Demam Berdarah Dengue (DBD)

Pengobatan yang spesifik untuk DBD tidak ada, karena obat terhadap virus

dengue belum ada. Oleh karena itu prinsip dasar pengobatan penderita DBD adalah

penggantian cairan tubuh yang hilang karena kebocoran plasma ( Kemenkes RI, 2011).

2.2 Faktor Yang Berhubungan Dengan kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue

(DBD)

Penyakit menular merupakan hasil perpaduan berbagai faktor yang saling

mempengaruhi. Faktor tersebut yaitu lingkugan (environment), agen penyebab

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan penyakit dengan ...

20

penyakit (agent), dan pejamu (host). Ketiga faktor ini penting disebut sebagai segitiga

epidemiologi (epidemiological triangle). Hubungan ketiga faktor tersebut digambarkan

secara sederhana sebagai timbangan, yaitu agen penyebab penyakit pada suatu sisi dan

pejamu pada sisi yang lain dengan lingkungan sebagai penumpunya (Budiarto,dkk.

2003).

Bila agen penyakit dengan pejamu berda dalam keadaan seimbang, maka

seseorang berada dalam keadaan sehat. Perubahan keseimbangan akan menyebabkan

seseorang sehat atau sakit. Penurunan daya tahan tubuh seseorang akan menyababkan

bobot agen penyabab penyakit menjadi lebih berat sehingga seseorang menjadi sakit.

Demikian pula bila agen penyakit lebih banyak atau lebih ganas sedangkan faktor

pejamu tetap, maka bobot agen penyabab menjadi lebih berat. Sebaliknya bila daya

tahan tubuh seseotrang baik atau meningkat maka ia dalam keadan sehat. Apabila

faktor lingkungan berubah menjadi cenderung menguntungkan agen penyabab

penyakit, maka orang akan sakit . pada prakteknya seseorang menjadi sakit akibat

pengaruh berbagai faktor berikut (Widoyono, 2008)

2.2.1 Faktor Pejamu (host)

Virus dengue dapat menginfeksi manusia dan beberapa spesies primata.

Manusia merupakan reservoir utama virus dengue di daerah perkotaan. Beberapa

variabel yang berkaitan dengan karakteristik pejamu adalah umur, jenis kelamin,

pendidikan, pekerjaan, imunitas, status gizi dan perilaku.

a. Umur Dan Jenis Kelamin

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan penyakit dengan ...

21

Selama awal tahun epidemi pada setiap negara penyakit demam berdarah

dengue ini kebanyakan menyerang anak-anak dan 95% kasus dilaporkan berumur

kurang dari 15 tahun. Walaupun demikian, berbagai negara melaporkan bahwa kasus-

kasus dewasa meningkatkan selama kejadian luar biasa.

Kelompok resiko tinggi meliputi anak berumur 5-9 tahun. philipina dan Malaysia

melaporkan banyak kasus berumur lebih 15 tahun. Walaupun Thailand, Myanmar,

Iindonesia dan Vietnam tetap melaporkan banyak kasus di bawah 14 tahun. Jenis

kelamin pernah ditemukan perbedaan nyata diantara anak laki- laki dan wanita.

Bebarapa Negara melaporkan banyak kelompok wanita mewujudkan angka kematian

yang tinggi dari pada laki-laki (Azwar, 2007).

b. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu proses atau kegiatan untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan individu atau masyarakat. Ini berarti bahwa pendidikan

adalah suatu pembentukan watak yaitu sikap disertai kemampuan dalam bentuk

kecerdasan, pangetahuan dan keterampilan. Seperti diketahui bahwa pendidikan

formal yang ada di Indonesia adalah tingkat sekolah dasar, sekolah lanjutan tingkat

pertama, sekolah lanjut tingkat atas, tingkat akademik/perguruan tinggi. Tingkat

pendidikan sangat menentukan daya nalar seseorang yang lebih baik, sehingga

memungkinkan menyerab informasi-informasi juga dapat berpikir secara rasional

dalam menaggapi informasi tiap masalah yang dihadapi (Notoatmodjo,2007).

c. Pekerjaan

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan penyakit dengan ...

22

Pekerjaan lebih banyak dilihat dari kemungkinan keterpaparan khusus dan

derajat keterpaparan tersebut serta besarnya resiko menuntut sifat pekerjaan juga

akan berpengaruh pada lingkungan kerja sifat social dan sifat social ekonomi karyawan

pada pekerjaan tertentu (Notoatmodjo, 2007).

d. Imunitas dan status gizi

Status gizi didapat orang dari nutrisi yang diberikan padanya. Ada tiga jenis

kekurangan gizi; ada yang kurang secara kualitatif dan ada juga yang kurang kuantitatif,

serta kekurangan keduanya. Apabila kuantitas nutrisi cukup, tetapi kualitasnya kurang

maka orang dapat menderita berbagai kekurangan vitamin, Mineral, protein dan lainya.

Tetapi apabila orang kurang nutrisinya, maka ia akan menderita apa yang disebut

marasmus. kombinasi keduanya sering kali ditemukan bersama-sama dengan

kekurangan kuantitas makanan. Secara umum kekurangan gizi akan berpengaruh

terhadap kekuatan daya tahan dan respons imunologis terhadap dan keracunan

(Soemirat, 2000).

e. Ras (Suku Bangsa)

Kecendrungan penyakit menular tertentu untuk menyerang ras tertentu masih

banyak diperdebatkan karena faktor ini berbaur dengan faktor lainnya seperti daya

tahan tubuh, gaya hidup, lingkungan dan lain sebagainnya.

f. Perilaku

Perilaku kesehatan (Health Behaviuor) adalah respon seseorang terhadap

stimulasi atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit dan faktor-faktor yang

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan penyakit dengan ...

23

mempengaruhi sehat-sakit (kesehatan) seperti lingkungan, makanan, minuman dan

pelayanan kesehatan. Dengan kata lain perilaku adalah semua aktivitas atau kegiatan

seseorang baik yang dapat diamati (observable) maupun yang tidak dapat diamati

(unobservable) yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.

Pemeliharaan kesehatan ini mencakup (Notoatmodjo, 2007).

Mencegah atau melindungi diri dari penyakit dan masalah penyakit lain,

meningkatkan kesehatan dan mencari penyembuhan apabila sakit atau terkena

masalah kesehatan. Oleh sebab itu perilaku kesehatan ini garis besarnya

dikelompokkan menjadi dua yakni:

1) perilaku orang yang sehat agar tetap sehat dan meningkat. Oleh sebab itu perilaku

ini disebut perilaku sehat (health behavior) yang mencakup perilaku-perilaku (overt

dan covert behavior) dalam mencegah atau menghindari dari penyakit dan

penyebab penyakit atau masalah atau penyebab masalah (perilaku preventif), dan

perilaku dalam mengupayakan meningkatknya kesehatan.

2) Perilaku orang yang sakit atau telah terkena masalah kesehatan untuk memperoleh

penyembuhan atau pemecahan maslaah kesehatannya. Oleh karena itu perilaku ini

disebut pencarian pelayanan kesehatan (health seeking behavior).

2.2.2 faktor Agent

Penularan demam berdarah dengue umumnya melalui gigitan nyamuk Aedes

aegypti meskipun dapat juga ditularkan oleh Aedes albopictus yang biasanya hidup di

kebun-kebun. Nyamuk penular demam berdarah dengue ini terdapat di seluruh

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan penyakit dengan ...

24

pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat dengan ketinggian lebih dari 1000 meter

di atas permukaan laut (Depkes RI, 2010).

a. Morfologi Dan Lingkaran Hidup

1) Morfologi

Nyamuk dewasa berukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata nyamuk

lain dan mempunyai warna dasar hitam dengan binti-bintik putih pada bagian

badan dan kaki.

Kepompong (pupa) berbentuk seperti koma. Bentuknya lebih besar namun lebih

ramping dibanding larva (jentik)nya. Pupa berukuran lebih kecil jika dibandingkan

dengan rata-rata pupa nyamuk lain.

Jentik (larva) ada 4 tingkat (instar) jentik sesuai dengan pertumbuhan larva

tersebut, yaitu:

a) Instar I : berukuran paling kecil, yaitu 1-2 mm

b) instar II: 2,5-3,8 mm

c) instar III: lebih besar sedikit dari larva instar II

d) instar IV: berukuran paling besar 5 mm

Telur berwarna hitam dengan ukuran ±0,80mm, berbentuk oval yang

mengapung ssatu persatu pada permukaan air yang jernih atau menempel pada

dinding tenpat penampungan air.

2) Lingkaran Hidup

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan penyakit dengan ...

25

Nyamuk Aedes aegypti seperti juga nyamuk Anophelini lainya mengalami

metaforfosis sempurna yaitu : telur – jentik –kepompong –nyamuk. Stadium telur,

jentik dan kepompong hidup didalam air. Pada umumnya telur kan menetas menjadi

jentik dalam waktu ±2 hari setelah telur terendam air. Stadium jentik biasanya

berlangsung 6-8 hari, dan stadium kepompong berlangsung antara 2-4 hari.

Pertumbuhan dari telur menjadi nyamuk dewasa selama 9-10 hari. Umur nyamuk

betina dapat mencapai 2-3 bulan.

2.2.3 Hubungan Pengetahuan Dengan Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue

(DBD)

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengideraan terhadap suatu objek tertentu. Pengeideraan terjadi melalui

panca indra manusi, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga pengetahuan

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang

(Notoatmodjo, 2007)

Maka dapat disimpulkan pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui

mengenai sesuatu hal. Hasil tahu Ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan

terhadap sesuatu objek Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau

pengalaman orang lain, bisa juga dari perasaan, akal, fikiran dan institusinya

(Notoadmodjo, 2007).

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan penyakit dengan ...

26

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan adalah merupakan hasil”tahu” dan

mi terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indra penglihatan.

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga.

Penetitian Rogers (1974) dalam Notoatmodjo (2003) mengungkapkan bahwa

sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang

tersebut terjadi proses yang berurutan,yakni:

1. Awarenes (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahu

iterlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

2. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap subjek

sudah mulai timbul.

3. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi

dirinya. Hal ini sikap responden sudah lebih baik lagi.

4. Trial, subjek telah ini mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang di

kehendaki oleh stimulus.

5. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan

sikapnya terhadap stimulus

Menurut Bloom dalam Notoatmodjo (2003), pengetahuan yang dicakup

didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat,yakni:

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan penyakit dengan ...

27

1. Tahu (know), diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali

atau recall terhadap suatu yang spesiftk dari seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima.

2. Memahami (comprehension), diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterupsi materi

tersebut secara benar. Seseorang telah paham terhadap objek atau materi harus

dapat menjelaskan, menyebutkan contoh dan menyimpulkannya. Seseorang

dinyatakan telah memahami penyakit DBD apabila menjelaskan secara lengkap

meliputi cara pencegahan, penularan dan penyebab penyakit DBD

3. Aplikasi (application), diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya)serta menggunakan

metode, rumus dan prinsip dalam kontek atau situasi lain.Seseorang anggota

masyarakat pada tingkat aplikasi dapat menerapkan teori dengan menggunakan

peralatan yang ada dalam usaha pencegahan Sederhana penyakit DBD dilingkungan

masing-masing.

4. Analisis (analysis), diartikan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur

organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama yang lain. Kemampuan

masyarakat dalam menganalisis penyakit DBD dapat dilihat dari penggunaan kata-

kata: dapat menggambarkan,membedakan, memisahkan dan mengelompokkan

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan penyakit dengan ...

28

berbagai masalah mengenai penyakit DBD yang meliputi cara pencegahan,

penularan dan penyebab.

5. Sintesis (synthesis), menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menguhubungan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseleuruhan yang

baru.dengan kata lain sintesis itu sustu kemampuan untuk menyusun formulasi baru

dari formulasi-formulasi yang ada. Seseorang pada tingkatan ini di harapkan dapat

menerapkan teori tenntang penyakit DBD pada berbagai macam situasi kondisi

berdasarkan keinginan dan kehendak dengan fleksibel tetapi tepat pada sasaran.

6. Evaluasi (evaluation), berkaitan dengan kemampuan untuk melakuka justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu berdasarkan suatu kriteria

yang telah ada. Dalam tingkat ini seseorang dapat melakukan penilaian terhadap

tindakan yang dilakukan orang lain tentang cara pencegahan, penularan dan

penyebab penyakit DBD melakukan evaluasi dan kemudian melakukan pembenahan

sehingga sesuai dengan materi dan aturan benar.

2.2.4 Hubungan Sikap Dengan Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)

Sikap adalah perasaan, pikiran, dan kecendrungan seseorang yang akan kurang

lebih bersifat permanen mengenai aspek-aspek tertentu dalam lingkungannya

(Mubarak, 2011) Sikap merupakan kontelasi kompen-kompenen kognitif, efektif, dan

konitif yang saling berinteraksi dalam memehami, merasakan dan berperilaku terhadap

suatu objek (Azwar, 2011)

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan penyakit dengan ...

29

Sikap masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit DBD

merupakan kunci keberhasilan upaya pemberantasan DBD. Untuk mendorong

meningkatnya sikap masyarakat, maka berbagai penyuluhan dilaksanakan secara

intensif dan berkesinambungan melalui berbagai media massa dan sarana. Masyarakat

dapat ikut berperan dalam 3 upaya pemberantasan penyakit DBD tersebut. Sebagai

contoh sikap masyarakat yang berperan aktif dalam kegiatan surveilans penyakit yaitu

masyarakat dalam mengenali secara dini tanda-tanda penyakit DBD yang menimpa

salah satu anggota keluarga maupun tetangga mereka dan segera merujuk ke fasilitas

pelayan kesehatan terdekat sehingga bisa dilakukan tindakan diagnose secara dini dan

di beri pertolongan dan pengobatan dini (Sofia, 2011)

Masih adanya sikap negatif terhadap pencegahan DBD menandakan bahwa

masyarakat tidak menganggap serius bahaya penyakit DBD yang bisa berakibat fatal.

Masyarakat akan merasa tidak perlu untuk mencari penanganan yang segera apabila

terjangkit DBD. Hal ini bisa disebabkan karena iklim di Indonesia yang tropis.

Masyarakat bisa merasa terganggu dengan penggunaan pakaian yang panjang atau

lotion karena cuaca pada siang hari bisa sanga panas. Beberapa tempat juga terkadang

mengalami kesulitan dengan sumber air sehingga masyarakat merasa tidak perlu untuk

menguras bak mandi. Ditambah lagi dengan anggapan bahwa DBD hanya merupakan

tanggung jawab petugas kesehatan, membuat masyarakat tidak peduli akan bahaya

dari DBD itu sendiri (Al-dubai,2013).

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan penyakit dengan ...

30

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Alvardo (2011) menunjukkan terdapat

hubungan yang bermakna antara sikap dengan pencegahan penyakit DBD yaitu sikap

masyarakat dalam menangani kejadian penyakit DBD merupakan kunci keberhasilan

upaya pemberantasan penyakit DBD.

2.2.5 Hubungan faktor Lingkungan Dengan kejadian penyakit Demam Berdarah

Dengue (DBD)

Manajemen kesehatan lingkungan adalah upaya pengelolaan lingkungan untuk

mengurangi bahkan menghilangkan habitat perkembangbiakan nyamuk vektor

sehingga akan mengurangi kepadatan populasi. Manajemen akan berhasil dengan baik

apabila dilakukan oleh masyarakat, lintas sector, para pemegang kebijakan dan

lembaga swadya masyarakat melalui program kemitraan (Sukowati,2010).

Kemauan masyarakat dalam melakukan tindakan pencegahan vector DBD sesuai

dengan uraian dalam Depkes RI (2013), yang menyatakan dalam menurunkan angka

kejadian penyakit DBD sangat dibutuhkan partisipasi masyarakat untuk mendukung

program yang dilaksankan pemerintah. Partisipasi masyarakat adalah keadaan dimana

individu, keluarga maupun masyarkat untuk ikut bertanggung jawab terhadap

kesehatan diri, keluarga maupun masyarakat dan lingkungan. Sejalan dengan teori yang

dikemukakan oleh Tafsir (2014), Sikap adalah kesiapan atau kesedian seseorang untuk

bertingkah laku atau responden sesuatu baik terhadap rangsangan positif maupun

negatif. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas akan tetapi merupakan

faktor predisposisi bagi seseorang untuk berperilaku.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan penyakit dengan ...

31

Adapun faktor lingkungan yang berhubungan dengan kejadian Penyakit DBD yaitu

1. Suhu Dan kelembaban

Suhu nyamuk Aedes Aeygpti dapat bertahan hidup pada suhu rendah, tetapi

metabolismenya menurun atau bahkan terhenti bila suhu turun sampain dibawah suhu

kritis. Pada suhu yang lebih dari 35oc juga mengalami perubahan dalam arti lebih

lambat terjadinya proses fisiologis. Telur nyamuk Aedes Aygepti dalam arti dengan

suhu 20-40oc akan menetas menjadi jentik dalam waktu 1-2 hari.

Menurut Michael (2006) dalam Kemenkes RI (2013), perubahan iklim dapat

menyebabkan perubahan suhu, kelembaban, curah hujan, arah udara sehingga

berpengaruh terhadap ekosistem daratan dan lautan serta kesehatan terutama pada

perkembangbiakan vector penyakit seperti nyamuk Aedes dan lainnya. Achmadi (2011)

juga menyatakan bahwa suhu lingkungan, kelembaban ketersediaan tutup pada

kontainer/ tempat penampungan air akan mempengaruhi bionomik nyamuk, seperti

perilaku mengigit, perilaku perkawinan, lama menetas telur dan lain sebagainya.

Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya suhu

udara suatu daerah yaitu: lama penyinaran matahari, sudut datang sinar matahari,

relief permukaan bumi, banyak sedikitnya awan, perbedaan letak lintang.

Hasil penelitian Sofia (2014) menunjukkan ada hubungan antara suhu udara

dengan kejadian DBD dengan nilai p = 0,003 dan OR = 2,9 (95% CI = 1,5 - 5,7) yang

berarti bahwa risiko untuk terjadinya DBD pada responden yang memiliki suhu udara

dalam rumah optimal untuk perkembangan nyamuk 2,9 kali lebih besar dibandingkan

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan penyakit dengan ...

32

dengan responden yang suhu udara di dalam rumahnya kurang optimal untuk

perkembangan nyamuk.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republic Indonesia Nomor

829/MENKES/SK/VII/1999 Tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan:

Suhu udara berkisar 18ocelcius sampai dengan 30ocelcius, Kelembaban berkisar

antara 40% sampai dengan 70%.

Kelembaban udara, umur nyamuk dipengaruhi oleh kelelambaban udara.

kelembaban yang rendah akan memperpendek umur nyamuk, secara umum penilaian

kelembaban dalam rumah dengan menggunakan hygrometer. Menurut indicator

pengawasan perumahan, kelembaban udara yang memenuhi syarat kesehatan dalam

rumah adalah 40-70% dan kelembaban udara yang tidak memenuhi syarat kesehatan

adalah <40%->70%.

2. Ketersediaan container/ tempat Penampungan Air (TPA )

Adanya keberadaan tempat penampungan air (TPA)/ breeding place akan

menciptakan peluang bagi nyamuk Aedes untuk berbangbiak. Hal ini dikarenakan

sebagian besar siklus hidup nyamuk (telur,larva, pupa) terjadi di dalam air. Nyamuk

yang berkembangbiak disekitar rumah akan lebih mudah menjangkau manusia (host),

dengan hal ini keberadaan tempat penampungan air di sekitar rumah akan

meningkatkan risiko penyebaran penyakit demam berdarah dengue ( Rahman, 2012).

Hal ini sejalan dengan Brunkard, et, al., (2014), factor risiko yang sangat penting

pada kejadian penyakit DBD adalah keberadaan habitat larva nyamuk Aedes.

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan penyakit dengan ...

33

Keberadaan container/ tempat penaampungan air berpotensi perkembangbiakan

vector dalam kontak dengan manusia sebagai hopes. Tingkat endimisitas penyakit DBD

dipengaruhi oleh keberadaan larva nyamuk Aedes aegypti pada kontainer/ tempat

penampungan air terutama yang digunakan untuk kebutuhan manusia.

3. Jenis Kontainer

Tempat perindukan nyamuk yang paling potensial untuk perkembangbiakan

nyamuk adalah tempat penampungan air yang digunakan unurk keperluan sehari-hari

seperti drum, bak mandi/WC ember dan sejenisnya.

4. Ketersediaan Tutup Pada Kontainer/ Tempat Penampungan Air

Penelitian Setyobudi (2011), juga menunjukkan keberadaan TPA (breeding

place) memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap keberadaan jentik

nyamuk Aedes aegypti. Begitu pula dengan penelitian Widyanto (2007) dalam

Setyobudi (2011), bahwa DBD disebabkan oleh karena keberadaan breeding place

positif jentik.

Adanya keberadaan tempat penampungan air (TPA) breeding place akan

menciptakan peluang bagi nyamuk Aedes untuk berkembangbiak. Hal ini dikarenakan

sebagian besar siklus hidup nyamuk (telur,larva, pupa) terjadi di dalam air. Nyamuk

yang berkembangbiak disekitar rumah akan lebih mudah menjangkau manusia (host),

dengan hal ini keberadaan tempat penampungan air di sekitar rumah akan

meningkatkan risiko penyebaran penyakit demam berdarah dengue ( Rahman, 2012).

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan penyakit dengan ...

34

Hal ini sejalan dengan Brunkard, et, al., (2014), factor risiko yang sangat penting

pada kejadian penyakit DBD adalah keberadaan habitat larva nyamuk Aedes.

Keberadaan container/ tempat penaampungan air berpotensi perkembangbiakan

vector dalam kontak dengan manusia sebagai hopes. Tingkat endimisitas penyakit DBD

dipengaruhi oleh keberadaan larva nyamuk Aedes aegypti pada kontainer/ tempat

penampungan air terutama yang digunakan untuk kebutuhan manusia.

Penampungan tutup pada container dengan benar mmemiliki dampak yang

signifiakn untuk mengurangi keberadaan larva nyamuk Aedes dibandingkan dengan

Kontainer tanpa penutup ( Tumbelaka, 2014).

Penelitian Arsin (2004) mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

kejadian DBD di kota Makasar menujukkan bahwa keberadaan tutup pada container

berhubungan dengan keberadaan vector DBD dengan adanya tutup berarti tempat

hidup bagi nyamuk Aedes aegypti tidak tersedia. Sedangkan penelitian yang dilakukan

oleh Sandra (2010), menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara ketersedian tutup

pada TPA (p=0,009) dengan kejadian DBD.

2.2 Perilaku Masyarakat

Perilaku masyarakat mempunyai peranan cukup penting terhadap penulran DBD.

Namun, perilaku tersebutharus didukung oleh pengetahuan ,sikap dan tindakan yang

benar. sekarang ini masih ada anggapan berkembang di masyarakat yang menunjukkan

perilaku tidak sesuai dengan anggapan bahwa DBD hanya terjadi di daerah kumuh dan

pemberantasan sarang nyamuk tidak tampak jelas hasilnya disbanding fogging.

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan penyakit dengan ...

35

Anggapan seperti ini sering diabaikan,padahalsangat berpengaruh terhadap perilaku

masyarakat dalam mengambil keputusan khususnya terhadap penularan DBD

(Zuiraini,2005).

Perilaku merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam menentukan

derajat kesehatan, karena ketiga faktor lain seperti lingkungan, kualitas pelayanan

kesehatan maupun genetika masih dapat dipengaruhi oleh perilaku. Perilaku yang tidak

sehat akan menimbulkan banyak penyakit. Perubahan perilaku tidak mudah untuk

dilakukan, namun mutlak diperlukan untuk meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2010).

Para ahli psikologi pendidikan dalam Notoatmodjo (2012), perilaku dibaagi

menjadi perilaku dalam bentuk operasional menjadi:

1. Pengetahuan ( knowledge)

Pengetahuan yang positif tidak menjamin terjadinya sikap dan tindakan yang

positif pada seseorang, ada hal lain seperti sarana dan prasarana yang dapat

mempengaruhi seseorang untuk bersikap dan bertindak. Berperilaku seseorang

kesehatan dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor yaitu faktor predisposisi, faktor pemungkin

dan faktor penguat. Tersedianya sarana dan prasarana merupakan faktor pemungkin

untuk seseorang melakukan perilaku kesehatan.

Pengetahuan yaitu dengan diketahuinya situasi rangsangan dari luar, Menurut

Notoatmodjo (2012), pengetahuan adalah penginderaan terhadap suatu objek yang

dilakukan oleh seseorang. Pengetahuan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dimana

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan penyakit dengan ...

36

pengetahuan kesehatan akan berpengaruh pada perilaku sebagai hasil jangka

menengah dari pendidikan kesehatan, perilaku kesehatan akan berpengaruh pada

peningkatan indicator kesehatan masyarakat sebagai hasil dari pendidikan.

2. Sikap

Sikap yaitu tanggapan bathin terhadap keadaaan atau rangsangan dari luar diri

subjek atau kecendrungan untuk berespon ( secara positif dan negatif) terhadap orang

banyak, objek dan situasi tertentu. Menurut Notoatmodjo (2007), sikap adalah suatu

stimulus atau objek yang diterima seseorang yang masih tertutup. Sikap tidak dapat

langsung terlihat tetapi hanya dapat diartikan terlebih dahulu dari pada perilaku yang

tertutup. Sikap menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus

tertentu secara nyata. Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak

lansung.

Sikap terdiri dari berbagai tingkatan seperti menerima, merespon, menghargai

dan bertanggung jawab. Mengacu pada tingkatan sikap yang disebutkan di atas, dapat

dijelaskan bahwa tingkatan sikap responden mengenai penyakit DBD persentase

terbesar pada kategori baik dapat dikelompokkan pada tingkatan menerima dan

mampu merespon, menghargai dan bertanggung jawab namun masih ada responden

yang kurang mampu menghargai ataupun bertanggung jawab dalam kegiatan

pencegahan dan pengendalian penyakit DBD (Notoatmodjo,2003).

3. Tindakan

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan penyakit dengan ...

37

Tindakan/praktik (practice), sudah konkrit berupa perbuatan terhadap situasi dan

rangsangan dari luar. Menurut Notoatmodjo (2012), tindakan belum tentu

terlaksanakan dalam suatu sikap.

Faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan kasus DBD adalah tingkat

pengetahuan dan perilaku dan peran serta masyarakat terhadap penanggulangan

DBD. Berdasarkan survei vektor DBD yang dilakukan di 9 wilayah perkotaan di

Indonesia tahun 1987, diketahui bahwa pengetahuan masyarakat tentang penyakit

DBD masih kurang (Marlina, 2005).

Dari hasil penelitian tentang hubungan antara pengetahuan, sikap, dan

perilaku masyarakat di Kabupaten Aceh Utara dan Kota Banda Aceh terhadap

pencegahan DBD, didapatkan bahwa pengetahuan masyarakat terhadap upaya

pencegahan DBD masih rendah yang akhirnya berpengaruh pada sikap dan perilaku

mereka (Indah R, 2011).

Pekerjaan seseorang berpengaruh terhadap pengetahuan dan sikap serta

perilaku untuk melakukan suatu tindakan, karena orang yang bekerja akan lebih

banyak berinteraksi dengan dunia luar baik teman ataupun lingkungan. Pengetahuan

tentang suatu obyek tertentu sangat penting bagi terjadinya perubahan perilaku yang

merupakan proses yang sangat kompleks. Selanjutnya dikatakan bahwa seseorang

akan memutuskan untuk menerima atau menolak perilaku baru maupun ide baru

tersebut (Akhmadi, 2012).

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan penyakit dengan ...

38

2.3.1 Pemberantasan Jentik Nyamuk

1. Angka bebas jentik (ABJ)

ABJ adalah salah satu indikator yang digunakan untuk mengetahui apakah

suatu wilayah sudah memenuhi target bebas dari jentik nyamuk DBD dan target yang

diharapkan 95% (Yuliansyah, 2004). Angka Bebas Jentik (ABJ) di Indonesia masih sekitar

80% Iebih rendah dari angka yang diharapkan. yaitu 95% itu sebabnya mengapa DBD

masih tinggi di Indonesia. Menurut Herminingrum (2011) ABJ diperoleh dari :

1. HI (House Indeks) Jumlah rumah yang ditemukan jentik dibagi jumlah rumah yang

diperiksa dikalikan seratus persen.

2. Cl (Contianer lndeks) Jumlah kontianer positifjentik dibagi jumlah kontianer yang

diperiksa dikalikan seratus persen

3. Bl (Berteu lndeks) Jumlah kontainer positif jentik dibagi jumlah rumah yang diperiksa

dikalikan seratus persen.

Untuk membunuh nyamuk DBD ada beberapa cara, yaitu semra mekanisme,

biologis dan kimia. Pemberantasan nyamuk Demam Berdarah akan lebih efektif jika

dilakukan pemeriksaan jentik berkala (PJB) yang dilakukan oleh petugas Puskesmas

disemua desa non endemis sekaligus memberikan abate pada penampungan air yang

ada jentiknya (Yuliansyah, 2004).

2. Cara Melakukan Pemeriksaan jentik

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan penyakit dengan ...

39

Pada waktu lstirahat, posislnya'hampir tegak Iurus dengan permukaan

3"Biasanya berada dl sekitar dinding tempat penampungan air. Setelah 68 hart jentik

Itu akan berkembang/berubah menjadi kepompong (Ginanjar, 2008).

Cara melakukan pemeriksaan jentik (Depkes RI, 2004) :

1. Periksalah bak mandi/WC, tempayan, drum dan tempat-tempat penampungan air

lainnya.

2. Jika tidak tampak, tunggu + 0.5-1 menit, jika ada jentik, ia akan muncul kepermukaan

air untuk bemafas.

3. Ditempat yang gelap gunakan senter

4. Periksa juga vas bunga, tempat minum burung, kaleng-kaleng bekaslplastik, ban

bekas.

5. Jentik-jentik yang ditemukan ditempat-tempat penampungan air yang tidak

beralaskan tanah (Bak bandi/wc, drum, tempayan dan sampat- sampah/barang-

barang bekas yang dapat menampung air hujan) dapat dipastikan bahwa jentik

tersebut adalah jentik nyamuk Aedes aegyptl penular penvakit DBD.

Cara mencatat hasil pemeriksaan jentik :

1. Tulis nama desa/kelurahan yang akan dilakukan pemeriksaan jentik, dan tanggal

pemeriksaan/survey

2. Tulis nama keluarga dan alamamya (RT/RW) pada kolom yang tersedia

3. Hitung jumlah conteiner yg ada air, kemudian hitung yg terdapat jentik pd kolom yg

telah ditentukan

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan penyakit dengan ...

40

4. Hitung jumlah seluruh container yang terdapat jentik pada kolom yang telah

ditentukan

5. Tulislah haI-hal yang perlu diterangkan pada kolom keterangan seperti

rumah/kavling kosong. penampungan air hujan, dan lain-lain (Depkes RI, 2004).

3. Pemberantasan Jentik

Pemberantasan terhadap jentik Aedes Aegypti yang dikenal dengan istilah

pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue (PSN DBD). PSN DBD adalah

kegiatan memberantas telur, jentik dan kepompong nyamuk penuiar DBD (Aedes

aegypti) di tempat-tempat perkembangbiakannya. Tujuan PSN DBD ini adalah untuk

mengendalikan populasi nyamuk Aedes aegypti, sehingga penularan DBD dapat di

cegah atau di kurangi. Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian

vektornya, yaitu nyamuk Aedes aegypti (Baron, 2004).

Salah satu program pemerintah Republik Indonesia untuk mengontrol

keberadaan vector DBD dikenal dengan istilah pemberentasan Sarang Nyamuk Demam

Berdarah Dengue (PSN DBD). Apabila kegiatan pemberentasan Sarang Nyamuk DBD

dilaksanakan oleh seluruh masyarakat maka populasi nyamuk Aedes Aegypti dapat

ditekan sehingga penyakit DBD tidak terjadi lagi. Oleh karena itu, upaya penyuluhan

dan motivasi kepada masyarakat harus dilakukan secara terus menerus karena

keberadaan vektor nyamuk berkaitan erat dengan perilaku masyarakat. (Direktorat

Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan, 2015).

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan penyakit dengan ...

41

Saat ini salah satu cara yang paling tepat untuk memberantas nyamuk Aedes

aegypti adalah dengan memberantas jentik nyamuk ditempat perkembangbiakannya

.pemberantasan sarang nyamuk DBD ( PSN-DBD) dapat dilakukan dengan metode 3M

plus. Adapun program 3M plus itu terdiri atas: menguras bak mandi seminggu sekali,

menutup barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan dan memungkinkan

air tergenang di dalamnya, serta teknik pemberian abatesis. Pelaksanaan 3M tersebut

minimal dilakukan seminggu sekali ( Rizal,2011)

Pemberentasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue dalam program

kesehatan dikenal dengan istilah 3M. pelaksanaan 3M meliputi, (WHO, 2011):

a. Mengurus tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi,bak WC, dan

lain-lain. Praktek ini merupakan jumah pengurasan yang dilakukan oleh

masyarakat dalam 1 minggu. Dikatakan”baik” jika melakukan pengurasan lebih

atau sama dengan1 kali perminggu ( ≤ 1x perminggu), dan “tidak baik” jika

melakukan pengurasan kurang dari 1 kali per minggu ( < 1x kali per minggu ),

(Rahman, 2012).

b. Menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti tong, gendi, drum

maupun yang lainnya yang ada di luar maupun di dalam rumah. Praktik ini

merupakan prilaku masyarakat yang memperlukan tempat penampungan air

dengan baik, yaitu dengan memberikan tutup pada tempat penampungan air

sehingga nyamuk tidak dapat berkembangbiak, (Rahman, 2012).

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan penyakit dengan ...

42

c. Mengubur, memusnahkan atau menyingkirkan barang-barang bekas yang

dapat menampung air seperti kaleng bekas dan plastic bekas.Praktek inin

merupakan kebiasaan masyarakat dalam memperlakukan sampah rumah

tangga ataupun barang bekas yang ada di sekitar rumahnya seperti plastic,

kaleng bekaas, pecahan kaca, ember bekas dan lainnya memungkinkan

menjadi tempat perkembangbiaknya nyamuk dengan cara di kubur,

(Rahman,2012).

Kegiatan diatas dapat menjadikan tempat perindukan nyamuk Aedes tidak

sehingga dapat memutus mata rantai perkambangbiakan nyamuk, Selain kegiatan 3M,

kegiatan pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue ditambah dengan

tindakan plus yaitu (Rahman, 2012) :

1. Mengganti air vas bunga, tempat minum burung atau tempat-tempat lainnya yang

sejenis seminggu sekali.

2. Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancer/rusak

3. Menutup lubang-lubang pada potongan bamboo/pohon dan lain-lain, seperti

dengan tanah

4. Menaburkan bubuk larvasida, missalnya pada tempat-tempat yang sulit dikuras atau

daerah yang sulit air

5. Memasang kawat kasa

6. Memelihara ikan pemakan jentik di kolam/bak-bak penampungan air

7. Memghindari menggantung pakaian

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan penyakit dengan ...

43

8. Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk

9. Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang memadai

10. Menggunakan kelambu

2.3.2 Kebiasaan Masyarakat Menggantung pakaian dengan kejadian penyakit DBD

Kebiasaan menggatung pakaian di dalam rumah merupakan indikasi menjadi

kesenangan beristirahat nyamuk Aedes aegypti. Kegiatan PSN dan 3M ditambahkan

dengan cara menghindari kebiasan menggantung pakaian di dalam kamar merupakan

kegiatan yang mesti dilakukan untuk mengendalikan populasi nyamuk Aedes aegypti,

sehingga penularan penyakit DBD dapat di cegah dan di kurangi (Primadatu, 2012).

Kesenangan tempat nyamuk beristirahat adalah tempat yang gelap dan lembab,

di tempat-tempat tersebut nyamuk menunggu proses pematangan telur. (Kemenkes RI,

2005) salah satunya di tempat menggatung pakaian, karena intensitas cahaya yang

rendah dan kelembaban yang tinggi merupakan kondisi yang baik bagi nyamuk untuk

beristirahat. Intesitas cahaya dan kelembaban udara mempengaruhi aktifitas terbang

nyamuk dan kebiasaan meletakkan telurnya.

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan penyakit dengan ...

44

2.4 Kerangka Teori

Berdasarkan teori-teori diatas , diperoleh kerangka teori sebagai berikut:

Skema 2.2 Kerangka teori

Medifikasi Achmad (2011), Notoatmodjo(2012), Kemenkes (2016), Primadatu(2012)

Achmad (2011)

Lingkungan :

a. Suhu

b. Kelembaban

c. Ketersediaan container/

tempat Penampungan

Air (TPA )

d. Ketersediaan Tutup Pada

Kontainer/Tempat

Penampungan Air

e. Jenis container

Notoatmodjo (2012)Perilaku :

1. Pengetahuan2. Sikap3. Tindakan

Kejadian penyakit

Demam Berdarah

Dengue DBD

Primadatu,2012Kebiasaan MenggantungPakaian

Kemenkes, 2016Pemberantasan Jentik Nyamuk