Top Banner
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anjing Anjing merupakan mamalia karnivora darat yang telah mengalami domestikasi dari serigala sejak 100.000 tahun yang lalu. Hal ini diperkuat dengan bukti genetik berupa penemuan fosil dan tes DNA. Anjing yang memiliki nama latin Canis lupus familiaris merupakan hewan sosial sehingga umumnya hidup secara berkelompok (Vila et al., 1997). Serpell (1995) menyatakan bahwa peran anjing dalam kehidupan manusia sudah dikenal sejak lama. Setelah perang dunia kedua, populasi anjing peliharaan semakin banyak, dan anjing hanya berperan sebagai penjaga rumah, teman bermain anak-anak, dan teman untuk berjalan-jalan. Pada tahun 1980-an, peran anjing semakin penting, yaitu sebagai pendukung emosional bagi pemiliknya. Hubungan manusia dan anjing semakin erat, dan anjing menjadi bagian dalam keluarga. Menurut Ruvinsky dan Sampson (2001), walaupun semua anjing secara genetik memiliki kesamaan, seleksi alam dan pengembangbiakkan yang selektif telah memperkuat karakteristik tertentu pada tiap jenis anjing, sehingga sekarang tipe anjing dan ras anjing telah dikategorikan menjadi beberapa macam. Tipe anjing dikategorikan berdasarkan fungsi, genetik dan karakteristik, sedangkan ras anjing merupakan sekelompok anjing yang memiliki karakter turunan yang membedakan mereka dari anjing yang lain.
26

BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan hewan sosial ......Tiap ras anjing masing-masing memiliki standar performa yang telah tertulis, yaitu daftar ciri-ciri yang menstandarisasi penampilan

Nov 25, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan hewan sosial ......Tiap ras anjing masing-masing memiliki standar performa yang telah tertulis, yaitu daftar ciri-ciri yang menstandarisasi penampilan

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anjing

Anjing merupakan mamalia karnivora darat yang telah mengalami

domestikasi dari serigala sejak 100.000 tahun yang lalu. Hal ini diperkuat dengan

bukti genetik berupa penemuan fosil dan tes DNA. Anjing yang memiliki nama

latin Canis lupus familiaris merupakan hewan sosial sehingga umumnya hidup

secara berkelompok (Vila et al., 1997).

Serpell (1995) menyatakan bahwa peran anjing dalam kehidupan manusia

sudah dikenal sejak lama. Setelah perang dunia kedua, populasi anjing peliharaan

semakin banyak, dan anjing hanya berperan sebagai penjaga rumah, teman

bermain anak-anak, dan teman untuk berjalan-jalan. Pada tahun 1980-an, peran

anjing semakin penting, yaitu sebagai pendukung emosional bagi pemiliknya.

Hubungan manusia dan anjing semakin erat, dan anjing menjadi bagian dalam

keluarga.

Menurut Ruvinsky dan Sampson (2001), walaupun semua anjing secara

genetik memiliki kesamaan, seleksi alam dan pengembangbiakkan yang selektif

telah memperkuat karakteristik tertentu pada tiap jenis anjing, sehingga sekarang

tipe anjing dan ras anjing telah dikategorikan menjadi beberapa macam. Tipe

anjing dikategorikan berdasarkan fungsi, genetik dan karakteristik, sedangkan ras

anjing merupakan sekelompok anjing yang memiliki karakter turunan yang

membedakan mereka dari anjing yang lain.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan hewan sosial ......Tiap ras anjing masing-masing memiliki standar performa yang telah tertulis, yaitu daftar ciri-ciri yang menstandarisasi penampilan

8

Menurut Coren dan Hodgson (2007), ras anjing tidak diklasifikasikan

secara ilmiah, akan tetapi dikelompokkan oleh sekelompok penggemar anjing

yang disebut breed club atau kennel club. Ras anjing yang telah

terdokumentasikan akan diterima oleh salah satu atau lebih dari kennel club yang

telah dikenal di seluruh dunia, seperti Fédération Cynologique Internationale

(FCI) yang meliputi 84 negara, The Kennel Club dari United Kingdom, Canadian

Kennel Club, American Kennel Club (AKC), Australian National Kennel Council

dan New Zealand Kennel Club, serta kennel club lainnya. Ras tersebut terbagi

menjadi beberapa kategori yang disebut grup, yang masing-masing kennel club

memiliki kategori grup yang berbeda (Alderton, 1998). Tiap ras anjing masing-

masing memiliki standar performa yang telah tertulis, yaitu daftar ciri-ciri yang

menstandarisasi penampilan tiap ras, yang ditulis oleh penemu ras atau kennel

club. Menurut Moody et al., (2005) terdapat lebih dari 400 ras anjing di seluruh

dunia. Pous (2012) menyatakan sampai tahun 2012, terdapat 177 ras yang

terdaftar dalam AKC, 308 ras yang terdaftar di UKC dan 335 ras yang telah

terdaftar di FCI.

Anjing pernah diklasifikasikan sebagai Canis familiaris oleh Carolus

Linnaeus di tahun 1758, namun pada tahun 1993, Lembaga Smithsonian dan

Asosiasi Ahli Mamalia Amerika menetapkan anjing sebagai subspesies dari

serigala abu-abu, Canis lupus (Dharmawan, 2009). Berikut klasifikasi ilmiah

anjing adalah sebagai berikut (Wilson dan Reeder, 2005):

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan hewan sosial ......Tiap ras anjing masing-masing memiliki standar performa yang telah tertulis, yaitu daftar ciri-ciri yang menstandarisasi penampilan

9

Kingdom : Animalia

Subkingdom : Bilateria

Phylum : Chordata

Sub phylum : Vertebrata

Kelas : Mammalia

Sub Kelas : Theria

Ordo : Carnivora

Subordo : Canformia

Family : Canidae

Subfamily : Caninae

Genus : Canis

Species : Canis lupus

Subspecies : Canis lupus familiaris

2.2 Anjing Kintamani

Anjing Kintamani Bali merupakan anjing yang asli hidup di pegunungan

sekitar Desa Sukawana, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli yang semula

dikenal dengan nama “Anjing Gembrong”. Anjing ini jika diamati mempunyai

karakteristik yang berbeda dengan anjing lokal lainnya. Habitat aslinya di daerah

sekitar Desa Sukawana, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Anjing

Kintamani Bali merupakan salah satu plasma nutfah Indonesia yang sangat

berpotensi dikembangkan untuk tujuan komersial. Anjing Kintamani Bali

mempunyai berbagai keistimewaan antara lain penampilannya yang anggun dan

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan hewan sosial ......Tiap ras anjing masing-masing memiliki standar performa yang telah tertulis, yaitu daftar ciri-ciri yang menstandarisasi penampilan

10

menarik dengan bulu panjang terutama pada bagian ekor sehingga digunakan

sebagai maskot fauna Kabupaten Bangli (Puja, 2007).

Anjing Kintamani Bali merupakan satu-satunya anjing asli Indonesia yang

memiliki penampilan yang menarik. Anjing ini dikenal sebagai anjing yang pintar,

berani, gagah dan setia pada pemiliknya (Puja et al., 2005). Habitat asli dari

Anjing Kintamani Bali adalah di sekitar desa Sukawana, Kecamatan Kintamani,

Kabupaten Bangli. Anjing lokal jenis pegunungan ini memiliki penampilan yang

sangat indah dan cantik yang berbeda dengan anjing geladak yang ada di Bali

(Puja, 2007). Pada tahun 2006, PERKIN (Perkumpulan Kinologi Indonesia) telah

menetapkan Anjing Kintamani Bali sebagai anjing ras pertama dari Indonesia.

Pada tanggal 23 Februari 2012, Anjing Kintamani Bali ditetapkan oleh AKU

(Asian Kennel Union) sebagai ras Asia. Pada saat ini, pemilik Anjing Kintamani

Bali jumlahnya semakin besar. Hal ini dikarenakan Anjing Kintamani Bali

memiliki sifat berani, cerdas, setia pada keluarga, waspada, tidak agresif, dan juga

termasuk anjing yang cerdas sehingga tidak sukar untuk dilatih berbagai

ketangkasan (Darmadji dan Kristanto, 2012).

Ada yang beranggapan bahwa Anjing Kintamani Bali berasal dari

persilangan anjing Chow-Chow dengan anjing lokal yang ada di Bali. Salah satu

hasil penelitian menyebutkan bahwa anjing Kintamani berasal dari anjing lokal

Bali yang mengalami kehilangan keragaman genetik. Anjing Kintamani Bali telah

banyak dikembangbiakkan di beberapa wilayah di Indonesia khususnya di Bali

dan Jawa, dan di beberapa negara di luar Indonesia, seperti Belanda dan Kroasia

(Puja et al., 2005).

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan hewan sosial ......Tiap ras anjing masing-masing memiliki standar performa yang telah tertulis, yaitu daftar ciri-ciri yang menstandarisasi penampilan

11

Anjing Kintamani Bali berpenampilan indah dengan ukuran sedang.

Ukuran tinggi Anjing Kintamani Bali jantan rata-rata 51,25 cm dengan berat

badan rata-rata 15,90 kg. Ukuran tinggi anjing betina rata-rata 44,65 cm dengan

berat badan rata-rata 13,24 kg. Ciri spesifik yang membedakan Anjing Kintamani

Bali dengan anjing ras lain adalah rambut tampak indah, tebal, dan panjang

tertutama pada daerah pundak sampai ke leher (badong), rambut kaki belakang

bagian belakang terlihat tebal dan panjang. Ekor berbentuk bulan sabit dengan

rambut yang tebal dan panjang. Telinga berdiri tegak dan berbentuk segitiga

dengan kekhasan pada tepian telinga berwarna seperti biskuit (biscuit colour).

Persentase perkiraan Anjing Kintamani Bali dengan warna rambut putih sebesar

49%, hitam sebesar 32%, coklat sebesar 12% dan warna campuran sebesar 7%.

Ukuran kepala Anjing Kintamani Bali sangat proporsional dengan ukuran

tubuhnya dengan dahi lebar tanpa kerutan, serta memiliki badan yang lurus dan

kuat (Puja, 2007).

Gambar 1. Anjing Kintamani Bali Jantan(Sumber: anjingkita.com, 2014)

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan hewan sosial ......Tiap ras anjing masing-masing memiliki standar performa yang telah tertulis, yaitu daftar ciri-ciri yang menstandarisasi penampilan

12

Anjing Kintamani Bali berpenampilan menarik dan termasuk anjing yang

pintar. Balutan rambut yang menyelimuti tubuhnya menambah indah

penampilannya. Anjing Kintamani Bali mudah dilatih, oleh karena itu, anjing ini

sangat baik untuk anjing ketangkasan. Sifat Anjing Kintamani Bali tidak galak

serta sangat loyal dengan pemiliknya (Gunawan et al., 2012).

Penetapan sekelompok anjing sebagai anjing ras adalah apabila mereka

memiliki karakteristik eksterior yang dapat membedakannya dengan anjing

lainnya. Penetapan standar ras Anjing Kintamani Bali mengacu pada karakteristik

penampilan luar melalui inspeksi, seperti telinga, ekor, mata, moncong, rambut,

tinggi tubuh dan berat tubuh (Dharmawan, 2009). Anjing Kintamani Bali

termasuk ke dalam jenis anjing pekerja (working dog) dengan ukuran sedang dan

memiliki keseimbangan dan proporsi tubuh yang baik dengan pertulangan kuat

dibungkus otot yang kuat. PERKIN mengelompokkan Anjing Kintamani Bali

masuk dalam grup V karena memiliki ciri-ciri anjing spitz dan tipe primitif seperti

chow-chow, basenji, samoyed, dan lainnya (Puja, 2011).

2.3 Sistem Muskuloskeletal pada Anjing

Komponen penting dalam sistem muskuloskeletal meliputi otot dan

perlekatannya, tulang, kartilago, dan sendi. Fungsi utama sistem ini adalah

mendukung tubuh dalam berbagai cara untuk menampilkan gerakan dan postur

yang normal serta melindungi organ vital. Selain daripada itu struktur tulang

tertentu juga terlibat dalam beberapa fungsi tertentu, seperti respirasi, mastikasi,

urinasi dan defekasi (Hanson, 2011).

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan hewan sosial ......Tiap ras anjing masing-masing memiliki standar performa yang telah tertulis, yaitu daftar ciri-ciri yang menstandarisasi penampilan

13

Tulang adalah bentuk jaringan ikat yang keras dan kaku, menyususn

bagian terbesar kerangka vertebrata (Mathode dan Hartanto, 2012). Tulang

memiliki struktur yang kompak dan kuat, sehingga memberikan bentuk pada

tubuh dan melindungi organ dalam dari lingkungan luar. Tulang juga melindungi

sumsum tulang, dimana terbentuk sel darah, dan sebagai depo kalsium bagi tubuh.

Jaringan tulang yang telah tua secara terus-menerus akan digantikan oleh jaringan

tulang yang baru, proses ini disebut dengan remodeling. Tulang saling menyatu

sehingga membentuk sendi. Setiap jenis sendi memiliki kemampuan yang

berbeda, yang menentukan derajat dan arah gerakan. Pada persendian, di ujung

tulang terlapisi oleh kartilago, yaitu jaringan pelindung yang tipis yang membantu

mengurangi gesekan ketika sendi bergerak (Hanson, 2011).

Otot merupakan organ yang menghasilkan gerak pada organisme hewan

melalui kontraksi (Mathode dan Hartanto, 2012). Otot dapat melekat pada tulang

yang berfungsi untuk bergerak aktif, selain itu otot juga merupakan jaringan pada

tubuh hewan yang bercirikan mampu berkontraksi dan dipengaruhi oleh stimulus

dari sistem saraf. Terdapat pula macam-macam otot yang berbeda pada vertebrata,

yaitu otot polos, otot rangka dan otot jantung. Dua dari jenis otot tersebut, yaitu

otot polos dan otot rangka, merupakan bagian dari sistem muskuloskeletal. Otot

rangka berperan dalam memberikan postur tubuh dan pergerakan tubuh. Otot

rangka menempel pada tulang dan tersusun disekitar sendi. Otot polos membantu

memfasilitasi proses pada tubuh, seperti menyusun arteri untuk peredaran darah

dan memfasilitasi pergerakan makanan disepanjang saluran pencernaan

(Nurhayati, 2004).

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan hewan sosial ......Tiap ras anjing masing-masing memiliki standar performa yang telah tertulis, yaitu daftar ciri-ciri yang menstandarisasi penampilan

14

Tendon adalah tali fibrosa jaringan ikat yang bersambungan dengan

serabut otot dan melekatkan otot ke tulang atau tulang rawan (Mathode dan

Hartanto, 2012). Tendon tidak dapat meregang dan menempel pada tiap ujung otot

hingga ke tulang. Tendon terletak diantara selubung sehingga dapat bergerak

dengan bebas. Sedangkan ligamen merupakan serangkaian pita jaringan elastik

berwarna kuning yang melekat dan terbentang di antara bagian ventral dua lamina

arcus vertebrae yang berdekatan dari axis ke sacrum (Mathode dan Hartanto,

2012). Ligamen juga merupakan pita jaringan ikat yang kuat, akan tetapi dapat

diregangkan sampai batas tertentu. Ligamen mengelilingi, mendukung dan

menstabilkan sendi. Ligamen juga menyambungkan tulang satu dan yang lain

(Mathode dan Hartanto, 2012).

Gambar 2. Komponen Sistem Muskuloskeletal pada Lutut Anjing(Sumber: Merck Veterinary Manual, 2007)

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan hewan sosial ......Tiap ras anjing masing-masing memiliki standar performa yang telah tertulis, yaitu daftar ciri-ciri yang menstandarisasi penampilan

15

2.4 Gangguan Muskuloskeletal pada Anjing

Gangguan muskuloskeletal adalah cedera atau rasa sakit pada sendi,

ligamen, otot, tendon, dan struktur lain yang menyokong tubuh. Gangguan

muskuloskeletal dapat mempengaruhi aktivitas normal dari pasien. Gangguan ini

dapat menyerang berbagai bagian tubuh, seperti leher, bahu, punggung dan

ekstremitas (Shearer, 2011). Berdasarkan pernyataan dari Hanson et al. (2007),

terdapat berbagai gangguan muskuloskeletal pada anjing, baik dapatan maupun

turunan.

Penyakit pada sistem muskuloskeletal umumnya mempengaruhi

pergerakan pada hewan. Gangguan pada tulang dan sendi merupakan hal sering

terjadi, dan kondisi tersebut dapat mengindikasikan penyakit pada daerah otot,

masalah neurologik, keracunan, abnormalitas hormonal, kelainan metabolik,

penyakit infeksius, kelainan pada darah dan pembuluh darah, malnutrisi, serta

cacat bawaan. Banyak sistem pada tubuh hewan yang bergantung pada otot.

Kemampuan seekor anjing untuk melihat, bernapas, urinasi, berkembangbiak,

bahkan mengunyah dan menelan dipengaruhi oleh kondisi muskuloskeletal.

Berikut beberapa gangguan muskuloskeletal yang sering terjadi pada anjing sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Tarafder dan Samad (2010):

2.4.1 Arthritis

Menurut Boden (2005), arthritis adalah istilah umum untuk peradangan

yang menyerang semua struktur dari sendi, seperti membran sinovial, ligamen

kapsular, kartilago, dan caput tulang yang membentuk formasi sendi. Penyebab

arthritis bermacam-macam, seperti trauma, reumatisme, defisiensi mineral, agen

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan hewan sosial ......Tiap ras anjing masing-masing memiliki standar performa yang telah tertulis, yaitu daftar ciri-ciri yang menstandarisasi penampilan

16

infeksius dan herediter. Arthritis juga dapat mempengaruhi satu sendi (mono) atau

banyak (poli). Arthritis umumnya diawali dengan terjadinya sinovitis, tetapi

tingkat peradangan tersebut dapat meluas sampai ke struktur sekitar membran

sinovial. Penyebab, gejala dan terapinya sama dengan yang terjadi pada sinovitis,

akan tetapi terkadang menyebabkan kekakuan sendi (ankilosis) dan fiksasi pada

sendi.

Gambar 3. Sendi pada Kaki Depan dan Belakang Anjing(Sumber: Merck Veterinary Manual, 2007)

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan hewan sosial ......Tiap ras anjing masing-masing memiliki standar performa yang telah tertulis, yaitu daftar ciri-ciri yang menstandarisasi penampilan

17

Pada kondisi normal, kartilago berfungsi sebagai penyerap guncangan

antara tulang. Arthritis terjadi akibat terkikisnya kartilago artikularis disepanjang

sendi. Sedikitnya saraf pada kartilago artikularis merupakan salah satu faktor pada

terjadinya arthritis. Kerusakan pada kartilago terlebih dahulu terjadi sebelum

jaringan sekitar sendi (kapsul sendi, tulang dan ligamen) mengalami peradangan.

Apabila kartilago sudah tidak ada lagi maka tulang akan tergesek dan terkikis

yang akhirnya akan menyebabkan kepincangan. Gejala umum dari arthritis adalah

kekakuan, pincang atau bertumpu pada satu bagian tubuh, terutama setelah tidur

atau beristirahat, ketidakmampuan untuk berdiri, enggan melompat atau menaiki

tangga, lesu, sering menjilati kaki atau sendi, terdapat kebengkakan dan nyeri

pada sendi. Pada pemeriksaan fisik yang dapat teramati adalah rasa sakit, krepitus,

pembengkakan, fibrosis periartikularis, atropi otot, dan penurunan pergerakan

pada anggota gerak yang mengalami arthritis (Budsburg, 2004).

Rata-rata usia dimana mulai muncul arthritis bervariasi tergantung dari

ukuran anjing. Semakin besar ukuran anjing maka akan semakin cepat

menampakkan gejala arthritis. Anjing ras kecil yang memiliki berat tubuh

dibawah 5 kg biasanya tidak akan menampakkan gejala arthritis sebelum mereka

berusia 9 tahun. Anjing dengan berat tubuh antara 5-15 kg menampakkan gejala

pada usia 8 tahun, berat badan 15-30 kg pada 7 tahun, 30-40 kg pada usia 6 tahun,

dan anjing di atas 40 kg pada usia 5 tahun (Dewi, 2009). Berdasarkan pernyataan

Budsburg (2004), berikut adalah beberapa faktor penyebab arthritis, yaitu:

1. Cedera traumatis yang mengakibatkan ketidakstabilan pada sendi akibat

robeknya ligamen.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan hewan sosial ......Tiap ras anjing masing-masing memiliki standar performa yang telah tertulis, yaitu daftar ciri-ciri yang menstandarisasi penampilan

18

2. Kegemukan atau obesitas mempengaruhi tekanan pada sendi. Tekanan

berlebih pada sendi akan menyebabkan kerusakan pada kartilago dan berakhir

pada arthritis.

3. Kegagalan pembentukan tulang pada usia muda.

4. Sendi secara genetik melemah atau tidak stabil.

5. Penyakit lain, seperti kanker dan penyakit pada ligamen.

Menurut Dewi (2009), stadium dari arthritis dapat dibedakan menjadi

empat, yaitu:

1. Stadium pertama: terkadang anjing mengalami kepincangan, enggan menaiki

tangga dan melompat.

2. Stadium kedua: terjadi rasa sakit pada satu atau beberapa alat gerak setelah

berjalan jauh atau latihan, dan kesulitan bangun setelah berada pada posisi

istirahat atau tidur. Terjadi pengurangan masa otot pada daerah yang

terserang, karena daerah tersebut jarang digerakkan.

3. Stadium ketiga: anjing merasa sangat kesakitan setelah latihan atau pada saat

menggerakkan anggota tubuh yang terserang, dan terkadang anjing tidak

mampu untuk bangun setelah dalam posisi istirahat. Anjing tidak dapat

menaiki tangga atau melompat dan terlihta pengurangan masa otot yang

signifikan.

4. Stadium keempat: anjing sudah tidak mampu lagi bangun, berjalan maupun

melakukan aktivitas normal tanpa bantuan.

Menurut Vegad dan Swamy (2010), arthritis dapat diklasifikasikan

berdasarkan penyebab, durasi, dan produksi eksudat (serous, fibrous, purulen dan

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan hewan sosial ......Tiap ras anjing masing-masing memiliki standar performa yang telah tertulis, yaitu daftar ciri-ciri yang menstandarisasi penampilan

19

limpoplasmasitik) yang umumnya diklasifikasikan menjadi inflamatorius dan

non-inflamatorius. Gejala sistemik penyakit dapat dilihat pada arthritis

inflamatorius yang termasuk demam dan lesu. Arthritis inflamatorius dapat

bersifat infeksius atau immune-mediated (termediasi oleh sistem imun) dan

dicirikan dengan adanya peradangan dalam sinovium dan cairan sinovial.

Immune-mediated arthritis dapat dikategorikan lebih jauh berdasarkan penemuan

radiografi, yaitu sebagai erosif atau non-erosif. Walaupun secara umum

digolongkan sebagai arthritis, penyakit sendi degeneratif (osteoarthritis)

merupakan penyakit sendi non-inflammatorius. Hal tersebut berhubungan dengan

perubahan degeneratif pada kartilago sendi, tidak adanya inflamasi akut dalam

sinovium atau cairan sinovial dan tidak ada gejala sistemik suatu penyakit

(Nielssen, 2007). Berdasarkan penjelasan tersebut, maka arthritis pada anjing

dapat dikategorikan, sebagai berikut:

Gambar 4. Skema Jenis Arthritis Berdasarkan Sifatnya(Sumber: Canine Internal Medicine Secret, 2007)

Arthritis

Inflamatorius

Infeksius

Immune-mediated

Erosif

Non-erosif

Non-inflamatorius

Degeneratif

(Osteoarthritis)

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan hewan sosial ......Tiap ras anjing masing-masing memiliki standar performa yang telah tertulis, yaitu daftar ciri-ciri yang menstandarisasi penampilan

20

2.4.1.1 Arthritis Inflamatorius

Menurut Nielssen (2007), arthritis inflamatorius terbagi menjadi dua, yaitu

infeksius atau septik dan immune-mediated. Pada immune mediated arthritis

dikategorikan lagi menjadi dua, yaitu erosif dan non erosif. Arthritis infeksius atau

septik adalah infeksi pada cairan dan jaringan sendi yang biasanya disebabkan

oleh bakteri. Beberapa agen dapat diidentifikasi sebagai penyebabnya pada anjing,

termasuk jamur, bakteri (Borrelia burgdorferi, dan kondisi bakterimia seperti

dalam kasus endokarditis dan diskopondilitis), bakteri berbentuk L, infeksi

riketsia (Ehrlichia spp., Rickettsia rickettsii), mycoplasma, agen protozoa, dan

virus. Walaupun arthritis septik sering teridentifikasi berkaitan dengan infeksi

tersebut, monoarthritis septik pada anjing dapat terjadi akibat penginokulasian

organisme tertentu secara langsung ke dalam sendi, seperti pada kasus trauma dan

sebagainya. Pengidentifikasian terhadap agen tersebut tergantung pada data klinis

yang lengkap dan sejarah pasien, melalui pemeriksaan fisik secara menyeluruh,

gambaran diagnostik yang tepat, dan uji laboratorium (termasuk tes sitologi, tes

serologi dan kultur).

Immune-mediated arthritis disebabkan oleh respon sistem kekebalan tubuh

yang abnormal. Satu atau beberapa sendi diidentifikasi sebagai abnormal dan

reaksi inflamasi terjadi dengan peningkatan jumlah sel darah putih memasuki

ruang sendi. Sel darah putih itu sendiri melepaskan berbagai mediator kimia yang

membuat pembengkakan lebih lanjut dan inflamasi. Kondisi ini terbagi menjadi

dua yaitu bersifat erosif dan non-erosif (Vegad dan Swamy, 2010).

Bentuk paling umum dari arthritis erosif pada anjing adalah rheumatoid

arthritis (RA). RA merupakan kondisi kronis dari arthritis. Sering terjadi pada

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan hewan sosial ......Tiap ras anjing masing-masing memiliki standar performa yang telah tertulis, yaitu daftar ciri-ciri yang menstandarisasi penampilan

21

anjing dan dapat menyerang anjing berumur lebih dari dua tahun. Boden (2005)

menyatakan bahwa penyakit ini kemungkinan besar bersifat herediter. Walaupun

demikian, kondisi ini merupakan kejadian langka dan sering ditemukan pada

anjing ras kecil muda sampai dewasa. Pada kasus RA, sendi yang paling distal

yang pertama terkena dan paling parah. Gejala awal dari penyakit ini adalah

anjing terlihat depresi, tidak ada nafsu makan dan sering mengalami demam, tapi

tidak terjadi kepincangan. Pemilik sering mengabaikan gejala awal dari penyakit

ini, dan pada akhirnya, gejala selanjutnya akan muncul, dimana RA terkadang

telah menyerang beberapa sendi (poliarthritis). Seiring berjalannya waktu,

deformitas pada sendi dapat terjadi pada anjing yang menderita penyakit ini dan

akhirnya mengakibatkan kepincangan. Gejala yang dapat diamati adalah terjadi

krepitus pada saat anggota tubuh digerakkan. Penyebab dari RA masih belum

diketahui, walaupun proses autoimun dan imunitas termediasi ditemukan pada

penyakit ini. Antibodi antiglobulin (faktor rheumatoid) juga terlibat. Peran sistem

imun berubah menjadi stimulasi antigenik kronik, seperti pada kasus infeksi virus

distemper, yang masih spekulatif sampai saat ini (Nielssen, 2007).

Diagnosis RA dapat dilakukan dengan cara mengamati sejarah pasien dan

gejala klinis, hasil analisis sel darah putih dalam cairan sinovial (>5x109/L), yang

didominasi oleh neutrofil, sedikit mucin, kultur negatif, dan penemuan radiografik

yang khas dapat membantu untuk meneguhkan diagnosa RA. Tes faktor

rheumatoid yang positif ditemukan pada 25%-75% pada anjing yang menderita

RA. Akan tetapi, hasil positif juga dapat ditemukan pada anjing yang tidak

menderita RA, sehingga hasil positif saja tidak dapat meneguhkan diagnosis

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan hewan sosial ......Tiap ras anjing masing-masing memiliki standar performa yang telah tertulis, yaitu daftar ciri-ciri yang menstandarisasi penampilan

22

penyakit ini. Perubahan radiografik yang dapat terlihat pada penyakit ini adalah

pembengkakan sendi periartikular, pengaliran cairan (efusi) sendi; kolaps ruang

sendi; kerusakan tulang subchondralis; dan pada kasus lebih lanjut, terjadi

eksostosis (pembentukan tulang baru pada permukaan tulang) hipertropik,

ankilosis (kekakuan sendi) fibrosa, dan deformitas sendi. Pada spesimen biopsi

membran sinovial dapat ditemukan hipertropi vili, hiperplasia sinovial, dan

infiltrasi sel mononuclear (Nielssen, 2007).

Bentuk lain dari immune-mediated arthritis adalah arthritis non-erosif

yang termasuk reaksi imun tipe III. Kondisi ini diakibatkan oleh endapan antigen-

antibodi kompleks dalam membran sinovial dan menyebabkan aktivasi proses

inflamasi. Arthritis non-erosif dapat terkait dengan lupus eritematosa sistemik,

infeksi kronis, sinovitis limphositik-plasmasitik, neoplasia, dan penyakit inflamasi

kronis lainnya. Penyakit ini juga dapat bersifat idiopatik (Vegad dan Swamy,

2010).

Anjing yang mengalami arthritis non-erosif menunjukkan gejala yang

mirip dengan penyakit pada sendi lainnya seperti demam, tidak nafsu makan, lesu

dan kepincangan. Sendi paling distal lebih sering terkena. Sakit pada leher dapat

terjadi, kemungkinan karena sendi intervertebralis terkena atau karena kejadian

berbarengan dengan meningitis. Lymphadenopathy dan atropi otot juga dapat

terjadi. Complete blood count, profil biokimia serum, dan urinalisis

direkomendasikan untuk dilakukan pada kasus terduga arthritis non-erosif. Tes

diagnostik lebih lanjut dapat dilakukan untuk meneguhkan diagnosa.

Arthrocentesis pada beberapa sendi direkomendasikan untuk memeriksa cairan

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan hewan sosial ......Tiap ras anjing masing-masing memiliki standar performa yang telah tertulis, yaitu daftar ciri-ciri yang menstandarisasi penampilan

23

sendi. Sendi yang normal harus mengandung kurang dari 3x109/L sel darah putih.

Radiografi sendi dapat membantu membedakan arthritis erosif atau nonerosif. Tes

serologi dapat dilakukan tergantung dari lokasi geografi dan gejala dari anjing

penderita. Tes imunologik yang lebih lanjut dilakukan apabila terdapat gejala

klinis lain. Ketika seluruh penyebab dan uji diagnostik telah dilakukan dan masih

tidak mendapat kepastian penyebab, maka keputusan arthritis idiopatik dapat

diambil (Nielssen, 2007).

2.4.1.2 Arthritis Non-inflamatorius

Yang termasuk kedalam arthritis non-inflamatorius adalah penyakit sendi

degeneratif. Penyakit sendi degeneratif merupakan akibat dari kerusakan yang

muncul karena tekanan normal pada kartilago abnormal atau tekanan berlebih

pada kartilago yang normal (seperti yang terjadi pada kasus hip dysplasia).

Kondisi ini juga dapat terjadi akibat trauma, hemophilia, atau denervasi sendi.

Penyakit arthritis non-inflamatorius adalah osteoarthritis (Nielssen, 2007).

Osteoarthritis adalah penyakit sendi degeneratif progresif yang

berlangsung secara perlahan diikuti oleh hilangnya kartilago pada sendi dan yang

selanjutnya menyebabkan terkikisnya tulang subchondralis. Pembentukan tulang

baru akan terjadi akibat reaksi inflamasi kronis dan kerusakan jaringan lokal

dalam upaya untuk membatasi pergerakan dan rasa sakit. Secara makroskopik,

akan terlihat kerusakan pada kartilago, pendangkalan ruang sendi, sklerosis tulang

subchondralis, dan pembentukan osteofit sendi (Mele, 2007). Osteofit adalah

pertumbuhan tulang baru di dalam sendi akibat kerusakan tulang rawan (Mathode

dan Hartanto, 2012).

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan hewan sosial ......Tiap ras anjing masing-masing memiliki standar performa yang telah tertulis, yaitu daftar ciri-ciri yang menstandarisasi penampilan

24

Osteoarthritis merupakan gangguan sendi yang sering terjadi pada anjing

dan menurut Laflamme (2004), osteoarthritis menyerang 20% anjing dewasa.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mele (2007), kejadian osteoarthritis

dipengaruhi oleh ras anjing. Pada kasus osteoarthritis, sendi yang sering terserang

adalah pada bagian pinggul, siku, bahu, lutut dan tulang belakang (Smith, 2004).

Osteoarthritis umumnya disebabkan oleh trauma, obesitas, proses penuaan, dan

abnormalitas genetik.

Mele (2007) menyatakan bahwa usia yang rentan terhadap osteoarthritis

adalah anjing berusia antara 8-13 tahun. Pada kasus arthritis, sebanyak 45%

pasien merupakan anjing ras besar, sedangkan 28% merupakan ras sedang dan

sisanya adalah ras kecil. Predisposisi genetik untuk penyakit ini sering ditemukan

pada ras besar tertentu, seperti Labrador Retriever dan German Sheperd.

2.4.2 Kepincangan (Lameness)

Menurut Boden (2005), kepincangan (lameness) merupakan gejala adanya

kesakitan di daerah ekstremitas (kaki depan atau kaki belakang) pada anjing,

sehingga bukan suatu penyakit yang spesifik. Hal ini dapat mengindikasikan

adanya gangguan pada sistem muskuloskeletal (Hanson et al., 2007).

Kepincangan (lameness) terbagi dalam dua jenis yakni kepincangan gerak dan

kepincangan tumpu. Kepincangan gerak terjadi apabila kesakitan berada di daerah

tarsus atau carpus ke atas, sedangkan kepincangan tumpu terjadi apabila kesakitan

berada di daerah tarsus atau carpus kebawah. Penyebab kepincangan (lameness)

umumnya terbagi menjadi dua yakni akibat trauma dan agen infeksius.

Kepincangan akibat trauma disebabkan karena tertabrak, terjepit, terpukul bahkan

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan hewan sosial ......Tiap ras anjing masing-masing memiliki standar performa yang telah tertulis, yaitu daftar ciri-ciri yang menstandarisasi penampilan

25

berkelahi. Sedangkan akibat penyakit dapat disebabkan oleh adanya infeksi,

peradangan pada persendian, tumor, kelainan pertumbuhan atau adanya kelainan

pada tulang (Koesharyono, 2011).

2.4.3 Hip Dysplasia

Hip dysplasia adalah gangguan atau penyakit yang melemahkan dan terus

berkembang yang dikarakteristikan dengan ossifikasi perlahan pada caput femur,

kelemahan sendi panggul, dan keganjilan pada posisi acetabulum dan caput femur

yang mengakibatkan terjadinya sukluksasi. Subluksasi tersebut akan

mengakibatkan rasa sakit pada sendi dan seiring berjalannya waktu akan terjadi

osteoarthritis pada panggul yang mengalami dysplasia (Todhunter et al., 1999).

Menurut Boden (2005), beberapa kasus hip dysplasia merupakan penyakit

herediter, seperti:

1. Subluksasi yaitu kondisi dimana posisi caput femoris tidak terfiksir dengan

benar di dalam acetabulum. Deformitas caput femoris terjadi secara bertahap.

Gejalanya yaitu enggan bangkit dari posisi duduk dan kepincangan. Gejala

tersebut dapat diamati pada ras Alsatian dan Golden Retriever pada usia empat

sampai lima bulan.

2. Osteochondritis dissecans sering terjadi pada terrier yang memiliki kaki

pendek, poodle dan Pekingese. Kondisi ini mirip dengan penyakit Perthe.

Sering lelah dan kepincangan dapat teramati, terutama pada salah satu anggota

gerak.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan hewan sosial ......Tiap ras anjing masing-masing memiliki standar performa yang telah tertulis, yaitu daftar ciri-ciri yang menstandarisasi penampilan

26

3. Tergesernya epifisis juga dapat menyebabkan rasa sakit dan kepincangan pada

anjing usia empat sampai enam bulan, tetapi agak susah dibedakan dari

osteochondritis dissecans dan sering terjadi pada anjing berkaki pendek.

4. Dislokasi kongenital merupakan kondisi dimana acetabulum terlalu dangkal

untuk menjaga posisi caput femoris. Kondisi ini sering terjadi pada Labrador

hitam.

Hip dysplasia umumnya disebabkan oleh faktor keturunan, akan tetapi

juga dapat dipengaruhi faktor lingkungan, misalnya: ras, kecepatan pertumbuhan,

pola makanan atau nutrisi, cara dan lamanya latihan, adanya kelainan (deformitas)

dari tulang belakang (lumbo sacral), penyakit sumsum tulang belakang, trauma

dan adanya kelainan persendian dari kaki. Dari seluruh kasus hip dysplasia,

sebanyak 50% terjadi pada anjing ras besar. Tidak seperti dalam kasus hip

dysplasia pada manusia, hip dysplasia pada anjing tidak terdeteksi pada saat

anjing baru dilahirkan, kelainan ini dapat diamati selama tahun pertama

pertumbuhan. Hip dysplasia dapat menyerang baik anjing jantan maupun betina

dengan frekuensi yang sama, berbeda dengan kasus pada manusia yang sebagian

besar dialami pada wanita (Fries dan Remedios, 1995).

Apabila anjing mengalami hip dysplasia, maka pergerakan dari persendian

coxofemoralis mulai terbatas, sehingga otot kaki belakang secara perlahan

mengalami atropi. Lama kelamaan kaki belakang akan mengalami perubahan

bentuk. Akibatnya anjing enggan untuk berjalan, melompat atau naik tangga.

Selanjutnya kaki belakang anjing akan melengkung. Timbul rasa sakit bila kaki

belakang dimanipulasi terutama posisi ekstension (diluruskan). Gejala klinis hip

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan hewan sosial ......Tiap ras anjing masing-masing memiliki standar performa yang telah tertulis, yaitu daftar ciri-ciri yang menstandarisasi penampilan

27

dysplasia yang akut sering timbul pada umur kurang dari 12 bulan, sedangkan

gejala-gejala yang kronis sering ditemukan pada hewan-hewan dewasa (Tiley dan

Smith, 2011).

Berdasarkan tingkat keparahannya hip dysplasia terbagi menjadi tiga tipe,

yaitu ringan, sedang dan parah. Pada hip dysplasia ringan, tepi depan acetabulum

nampak datar dan tampak adanya subluksasio partial caput femoris (40-50%

masih ada di dalam acetabulum). Pada tipe sedang, acetabulum datar dan terjadi

subluksatio caput femoris (20-40% masih di dalam acetabulum) serta adanya

pertumbuhan tulang baru di sekitar persendian. Pada tipe parah, sebagian besar

atau seluruh caput femoris keluar dari acetabulum (<25% caput femoris terletak di

dalam acetabulum) dan terdapat banyak pertumbuhan tulang baru di sekitar

persendian coxofemoralis (Muhlbauer dan Kneller, 2013).

2.4.4 Luka Kecelakaan (Accidental Wound)

Kecelakaan merupakan kejadian yang tidak dapat diduga. Anjing pun

dapat mengalami kecelakaan. Berbagai macam kecelakaan dapat dialami oleh

seekor anjing, seperti: tertabrak, tersengat serangga, tergigit hewan lain, terbakar,

tersetrum, dan lainnya. Kecelakaan tersebut dapat menyebabkan luka trauma pada

anjing. Luka adalah gangguan kontinuitas suatu jaringan, sehingga terjadi

pemisahan jaringan yang semula normal yang dapat disebabkan oleh cedera atau

pembedahan (Brooker, 2001).

Menurut Morgan dan Wolvekamp (2004), jenis luka bervariasi

berdasarkan seberapa besar, penyebab, dan organ yang terkena. Kejadian ini dapat

bersifat focal atau general yang mempengaruhi sebagian atau seluruh tulang

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan hewan sosial ......Tiap ras anjing masing-masing memiliki standar performa yang telah tertulis, yaitu daftar ciri-ciri yang menstandarisasi penampilan

28

maupun sendi. Efek dari luka pada sistem muskuloskeletal dapat bervariasi,

seperti menyebabkan pasien dengan luka minimal mengalami kepincangan atau

tidak mampu menopang berat badan, selain itu pasien juga dapat mengalami

kelumpuhan maupun syok yang parah.

Morgan dan Wolvekamp (2004) menyatakan bahwa sebagian besar kasus

luka atau trauma disebabkan oleh kecelakaan akibat kendaraan, seperti mobil, bus,

truk, atau sepeda motor. Tingkat keparahan luka bervariasi tergantung bagaimana

pasien tertabrak, terlindas atau terseret oleh kendaraan. Tipe lain dari luka

disebabkan karena pasien terjatuh dari ketinggian yang tergantung dari jarak dan

cara mendarat. Terdapat juga jenis luka unik lainnya, yaitu ketika pasien

melompat dari kendaraan yang bergerak dan terbentur ke jalan. Jenis luka ini

dapat menjadi lebih kompleks apabila hewan terantai atau terikat, sehingga hewan

akan terseret. Kemungkinan lain penyebab luka adalah ketika hewan tertimpa oleh

benda berat, tertendang maupun tersangkut pada suatu benda. Luka gigitan juga

merupakan penyebab yang sering terjadi pada anjing dan selanjutnya dapat

dikomplikasikan oleh osteomyelitis sekunder. Luka tusuk diklasifikasikan

berdasarkan penyebab, yaitu akibat senapan dan benda tajam. Menurut Pemayun,

et al. (2009), secara umum, macam-macam luka dapat diklasifikasikan, sebagai

berikut:

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan hewan sosial ......Tiap ras anjing masing-masing memiliki standar performa yang telah tertulis, yaitu daftar ciri-ciri yang menstandarisasi penampilan

29

2.4.4.1 Luka Terbuka (Vulnus Apertum)

Menurut Kaplan dan Hentz (1992), luka terbuka adalah kejadian dimana

keadaan kulit robek dan terbuka sehingga meningkatkan resiko terjadinya infeksi.

Contoh dari luka terbuka adalah:

1. Luka akibat benda tajam dengan ciri-ciri tepi luka licin, tidak terdapat

jembatan-jembatan jaringan, dan tidak ada jaringan yang mengalami nekrosis.

Misalnya luka iris (vulnus scissum) dan luka tusuk tajam (vulnus ictum).

2. Luka tumpul yaitu luka yang diakibatkan oleh benda tumpul, contohnya

adalah luka tembak (vulnus sclopetum) akibat peluru.

3. Luka gores (vulnus laceratum) yaitu luka akibat benturan benda tumpul

dengan ciri-ciri permukaan luka bergerigi tidak beraturan.

4. Luka penetrasi (vulnus penetratum) adalah luka yang dapat menembus rongga

tubuh, seperti peritoneum dan pleura.

5. Luka avulsum (vulnus avulsum) merupakan luka yang terjadi disertai sebagian

atau seluruh jaringan, seperti telinga terlepas, operasi pengangkatan tumor

dimana sebagian jaringan yang sehat ikut terbuang.

6. Luka gigit (vulnus mortum) misalnya luka tergigit serangga maupun hewan

lain.

7. Luka akibat fraktur atau patah tulang terbuka yang mengakibatkan kerusakan

jaringan vaskuler, epidermis dan sub-kutan.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan hewan sosial ......Tiap ras anjing masing-masing memiliki standar performa yang telah tertulis, yaitu daftar ciri-ciri yang menstandarisasi penampilan

30

2.4.4.2 Luka Tertutup (Vulnus Occlusum)

Menurut Marzoeki (1993), luka tertutup merupakan luka yang tidak

melampaui tebalnya kulit (epidermis dan dermis). Contoh luka tertutup adalah:

1. Luka lecet (vulnus excorasio) memiliki bagian yang ruska hanya di bagian

superfisial kulit atau tidak seluruh tebal kulit.

2. Luka lepuh (bulla) yang terjadi di bawah kulit epidermis sehingga timbul

ruangan berisi cairan, misalnya pada luka bakar (vulnus combustum).

3. Hematoma yaitu darah yang terakumulasi di suatu tempat sehingga harus

dikeluarkan supaya tidak terjadi infeksi, tidak menghambat kesembuhan luka

dan tidak terjadi pembentukan jaringan ikat.

4. Dislokasio yaitu longgarnya atau lepasnya hubungan antar tulang atau sendi.

5. Patah tulang tertutup (closed fracture) yaitu patah tulang tanpa merusak

jaringan yang lain.

Akibat yang ditimbulkan akibat luka adalah munculnya rasa sakit,

perdarahan, dan infeksi. Apabila perdarahan terjadi secara terus-menerus, maka

dapat mengakibatkan anemia sekunder, demam, dan dapat terjadi shock atau

kolaps (Pemayun et al., 2009).

2.4.5 Cedera pada Kuku (Nail Injury)

Kuku merupakan lempeng yang terbuat dari sel tanduk yang menutupi

permukan dorsal ujung jari kaki depan dan belakang. Kuku anjing terdiri dari

sekumpulan pembuluh darah dan saraf yang disebut quick yang dikelilingi oleh

lapisan tanduk yang disebut keratin. Quick merupakan jaringan hidup, sedangkan

keratin tidak. Secara normal, terdapat lima kuku pada kaki depan anjing dan

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan hewan sosial ......Tiap ras anjing masing-masing memiliki standar performa yang telah tertulis, yaitu daftar ciri-ciri yang menstandarisasi penampilan

31

empat kuku pada kaki belakang anjing. Kuku ibu jari pada kaki depan anjing,

yang terletak sedikit ke atas pada kaki depan, disebut dengan dewclaw (Budras et

al., 2007).

Umumnya, kuku anjing akan terkikis ketika anjing berjalan pada

permukaan yang kasar. Akan tetapi, anjing yang jarang berjalan atau sering

berjalan di permukaan yang halus, maka kukunya akan terus memanjang dan

mengakibatkan kuku menjadi berisiko untuk patah atau putus. Kuku anjing dapat

dengan mudah tersangkut pada permukaan benda, seperti celah lantai atau kayu,

karpet, dan lain-lain. Hal tersebut termasuk dalam luka ringan, akan tetapi dapat

menyebabkan rasa sakit dan pendarahan (Lagalisse, 2005).

Menurut Denny dan Butterworth (2000), cedera pada kuku (nail injury),

lebih sering terjadi pada anjing pacuan seperti Greyhound, akan tetapi cedera ini

juga dapat terjadi pada anjing ras lainnya. Mereka mengklasifikasikan cedera pada

kuku, sebagai berikut:

1. Split nail, yaitu bagian lapisan tanduk pada kuku terbelah secara longitudinal

yang memanjang dari ujung sampai ke bantalan kuku.

2. Pulled nail, yang sering mengenai dewclaw pada kaki depan. Kuku terlepas

seluruhnya, yang mengakibatkan tereksposnya bagian lamina yang sensitif.

Kejadian ini sering terjadi pada lomba pacuan.

3. Broken nail yang terjadi apabila kuku patah secara transversal.

4. Bruised nail terjadi apabila hanya sebagian kuku terpisah dari bantalannya

yang menyebabkan kepincangan dan rasa sakit ketika dipalpasi.

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA merupakan hewan sosial ......Tiap ras anjing masing-masing memiliki standar performa yang telah tertulis, yaitu daftar ciri-ciri yang menstandarisasi penampilan

32

5. Deformed nail merupakan kuku yang tumbuh dengan sudut yang abnormal

akibat cedera yang terjadi sebelumnya dan dapat menusuk jari yang lainnya.