Top Banner
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Kesehatan 2.1.1 Definisi Pendidikan kesehatan adalah sebuah peroses untuk meningkatkan kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Notoadmojo, 2010). Pendidikan kesehatan merupakan upaya yang di rencanakan untuk memepengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga dapat melakukan seperti yang di harapkan oleh pelaku pendidikan kesehatan (Fitriani, 2011). Notoadmojo (2012 :129), menyatakan bahwa dengan metode promosi kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan. Beensley & Fisher (2008) menyatakan bahwa pendidikan kesehatan memang menyampaikan informasi dengan harapan bahwa seseorang akan memperlajarinya dan dapat mempengaruhi pengetahuannya 2.1.2 Tujuan Pendidikan Kesehatan Menurut Green dalam Notoadmojo, (2012), bahwa pendidikan kesehatan memepengaruhi 3 faktor penyebab terbentuknya perilaku yaitu 2.1.2.1 Pendidikan kesehatan dalam faktor-faktor predisposisi. Promosi kesehatan bertujuan untuk bisa mengunggah kesadaran, memberikan atau meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang peningkatan kesehatan bagi dirinya sendiri, keluarga maupun masyarakatnya. Di samping itu, dalam konteks promosi kesehatan juga memberikan pengertian mengenai tradisi, kepercayaan masyarakat dan
21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2eprints.umm.ac.id/45726/3/BAB II.pdf · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Kesehatan 2.1.1 Definisi Pendidikan kesehatan adalah sebuah peroses untuk

Oct 08, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2eprints.umm.ac.id/45726/3/BAB II.pdf · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Kesehatan 2.1.1 Definisi Pendidikan kesehatan adalah sebuah peroses untuk

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendidikan Kesehatan

2.1.1 Definisi

Pendidikan kesehatan adalah sebuah peroses untuk meningkatkan kemampuan dalam

memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Notoadmojo, 2010). Pendidikan kesehatan

merupakan upaya yang di rencanakan untuk memepengaruhi orang lain baik individu, kelompok

atau masyarakat sehingga dapat melakukan seperti yang di harapkan oleh pelaku pendidikan

kesehatan (Fitriani, 2011). Notoadmojo (2012 :129), menyatakan bahwa dengan metode

promosi kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan.

Beensley & Fisher (2008) menyatakan bahwa pendidikan kesehatan memang

menyampaikan informasi dengan harapan bahwa seseorang akan memperlajarinya dan

dapat mempengaruhi pengetahuannya

2.1.2 Tujuan Pendidikan Kesehatan

Menurut Green dalam Notoadmojo, (2012), bahwa pendidikan kesehatan

memepengaruhi 3 faktor penyebab terbentuknya perilaku yaitu

2.1.2.1 Pendidikan kesehatan dalam faktor-faktor predisposisi.

Promosi kesehatan bertujuan untuk bisa mengunggah kesadaran, memberikan

atau meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang peningkatan kesehatan bagi dirinya

sendiri, keluarga maupun masyarakatnya. Di samping itu, dalam konteks promosi

kesehatan juga memberikan pengertian mengenai tradisi, kepercayaan masyarakat dan

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2eprints.umm.ac.id/45726/3/BAB II.pdf · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Kesehatan 2.1.1 Definisi Pendidikan kesehatan adalah sebuah peroses untuk

10

sebgainya. Baik yang merugikan maupun yang menguntungkan kesehatan. Bentuk

promosi kesehatan dalam hal ini dilakukan dengan penyuluhan kesehatan, pameran

tentang kesehatan dan iklan-iklan kesehatan.

2.1.2.2 Promosi kesehatan dalam faktor-faktor enabling (penguat).

Bentuk promosi kesehatan ini dilakukan supaya masyarakat dapat

memberdayakan masyarakat yang lain supaya mampu mengadakan sarana dan prasarana

kesehatan dengan cara memberikan bantuan teknik, arahan, dan cara-cara mencari dana

untuk pengadaan sarana dan prasarana kesehatan.

2.1.2.3 Promosi kesehatan dalam faktor reinforcing (pemungkin)

Promosi kesehatan pada faktor ini bermaksud untuk mengadakan pelatihan bagi

tokoh agama, tokoh masyarakat, dan petugas kesehatan sendiri dengan tujuan agar sikap

dan perilaku petugas dapat menjadi teladan, contoh atau acuan bagi masyarakat tentang

hidup sehat.

2.1.3 Metode Pendidikan Kesehatan

Menurut Notoadmojo (2012), bahwa terdapat tiga metode pendidikan kesehatan

berdasarkan pendekatan sasaran yang ingin dicapai, yaitu:

2.1.3.1 Metode berdasarkan pendekatan perorangan

Metode ini bersifat individual dan biasanya digunakan untuk membina perilaku

baru, atau membina seorang yang mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku atau

inovasi. Dasar digunakannya pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai

masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku

baru tersebut. Ada 2 bentuk pendekatan yaitu : Bimbingan dan penyuluhan (Guidance

and Counceling) dan Wawancara.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2eprints.umm.ac.id/45726/3/BAB II.pdf · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Kesehatan 2.1.1 Definisi Pendidikan kesehatan adalah sebuah peroses untuk

11

2.1.3.2 Metode berdasarkan pendekatan kelompok

Penyuluh dengan metode ini mempunyai sasaran secara kelompok., dalam

penyampaian promosi kesehatan dengan menggunkan metode ini kita perlu

mempertimbangkan besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal dari

sasaran. Ada 2 jenis kelompok, yaitu : kelompok besar dan kelompok kecil.

2.1.3.3 Metode berdasarkan pendekatan massa

Metode pendekatan massa ini cocok untuk mengkomunikasikan pesan-pesan

kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat. Sehingga sasaran dari metode ini bersifat

umum, dalam arti tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status

social ekonomi, tingkat pendidikan, dan sebagainya, sehingga pesan-pesan kesehatan

yang ingin disampaikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap oleh

massa.

2.1.4 Motivational Interviewing

Motivational interviewing merupakan salah satu metode konseling yang bertujuan

untuk mendorong individu dalam mengeksplorasi alasan yang sebelumnya belum

dipikirkan untuk mengubah perilakunya Karena pada dasarnya manusia tidak menyukai

keadaan yang seimbang, maka ia berusaha mencari pengetahuan baru dalam merubah

perilakunya atau merubah prilakunya supaya sejalan dengan penegtahuannya.

(Notoadmojo, 2010).

2.1.4.1 Motivational interviewing dalam promosi kesehatan

Intervensi keperawatan yang di tujukan untuk mengubah kemandirian pasien

diantaranya melalui hubungan interpersonal antara perawat dengan pasien, konsep

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2eprints.umm.ac.id/45726/3/BAB II.pdf · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Kesehatan 2.1.1 Definisi Pendidikan kesehatan adalah sebuah peroses untuk

12

keperawatan peplau menjelasakan tetang pemanfaatan hubungan interpersonal dalam

memahami diri sendiri dan orang lain, perawat sebagai tenaga kesehatan merupakan salah

satu motivator yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan pengetahuan

sehingga pasien dapat termotivasi dalam melakukan pengobatan atau terapi yang di

peroleh (Notoadmojo, 2012). Salah satu intervensi yang dapat digunakan dalam

hubungan interpersonal oleh perawat untuk menambah pengetahuan dan merubah

perilakunya yaitu dengan menggunakan metode motivational interviewing (Fembi, 2014).

Metode MI awalnya digunakan untuk mengatasi masalah kecanduan alkohol,

namun kemudian dikembangkan untuk prilaku tidak sehat lainnya (Gibby, 2012).

motivational intervieiwing bisa menjadi terapi kognitiif yang didampingi oleh konselor

dimana klien dipandu untuk menhadapi ketidak konsistenan mereka sendiri dalam

pemikiran dan tindakan dengan memberikan informasi yang diperlukan oleh klien

(Resnicow&Colorio, 2012) Saat ini MI bisa digunakan sebagai perubahan pola makan

dalam startegi promosi keshatan bagi seseorang yang belum menjalani diet dengan baik

(Pirlott,2012). Motivational interviewing di dasarkan pada sikap hormat dan fokus

membangun hubungan pada tahap awal konseling, teknik pendekatan yang digunakan

dalam motivational interviewing yaitu ada tiga: Asking, Listening dan affirming (Fembi,

2014). Manfaat dari motivational intervieiwing sendiri dimana pasien didorong untuk

mengekplorasi dan menemukan alasan dalam dirinya yang sebelumnya pernah dipikirkan

untuk mengubah prilakunya (Notoadmodjo,2010)

Menurut Menurut Fembi (2015) motivational interviewing dapat memberikan

peningkatan terhadap pengetahuan yang bisa menimbulkan efek positif pada motivasi

diri dan kepercayaan diri untuk menghadapi hambatan pengobatan. pemahaman (insight)

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2eprints.umm.ac.id/45726/3/BAB II.pdf · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Kesehatan 2.1.1 Definisi Pendidikan kesehatan adalah sebuah peroses untuk

13

hal tersebut dapat terjadi karena adanya proses kognitif selama diberikan motivational

interviewing, proses ini memfasilitasi individu untuk mengmbangkan pemikiran-pemikiran

positif dalam menghadapi kesehatannya. hal itu sejalan oleh penelitian Lingli et al (2016),

MI lebih efektif dari strategi pendidikan kesehatan yang biasa digunakan dalam

memunculkan hal positif perubahan prilaku pencegahan kesehatan mulut dan karies gigi.

Menurut Zhou & Huang (2015) Bahwa Metode motivational interviewing memiliki pengaruh

yang dapat meningkatkan kepercayaan diri dan kemampuan dalam menghadapi

ambivalensi dan mengatasi masalah selama perubahan perilaku.Selain itu MI juga sangat

beguna untuk perubahan jangka panjang dalam perubahan prilaku bagi pasien yang

mempunyai factor resiko tinggi terhadap komplikasi (Hardcastle et al, 2013). Hubungan

baik yang dicapai dengan keterampilan seperti mendengarkan reflektif,mengalihkan fokus

dan reframing, yang memungkinkan konselor dan klien dalam percakapan konstruktif

tentang perubahan dan akan memudahkan mencapai tujuan ( Emmon, 2010).

2.1.5 Strategi Motivational Interviewing

Menurut Gabbie & Lubman (2012) ada empat keterampilan dasar yang

digunakan dalam konseling motivational interviewing yang disebut OARS yaitu :

a. Open-ended question, merupakan pertanyaan terbuka yang tidak mudah di jawab

dengan singkat seperti “ya / tidak” sehingga memberikan informasi yang tidak

sedikit.

b. Afirmation, merupakan pernyataan yang dapat menguatkan klien untuk bisa

berubah dengan informasiatau pendidikan yang di berikan oleh konselor. Penggunaa

affirmation bisa membantu klien merasa bahwa perubahan itu mungkin bahkan

ketika upaya sebelumnya gagal.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2eprints.umm.ac.id/45726/3/BAB II.pdf · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Kesehatan 2.1.1 Definisi Pendidikan kesehatan adalah sebuah peroses untuk

14

c. Reflection, mendengarkan secara reflektif merupakan keterampil penting dalam

motivational interviewing, dua tujuan utamannya yaitu. Pertama memberikan rasa

empati dengan mendengarkan dan memberikan respon secara hati-hati sehingga

pasien merasa konselor mengerti masalah pasien, kedua memberikan intervensi

dengan bimbingan atau arahan terhadap serta memberikan informasi mengenai

penyakit yang di derita dengan tujuan mendukung perubahan.

d. Summaries adalah ringkasan dimana terapis atau konselor merekap apa yang telah

terjadi dari semua atau dari sebagian konseling sehingga meberikan informasi

tentang ambivalensi dari pasien.

2.2 Konsep Pengetahuan

2.2.4 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari pengindraan manusia atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan

sebagainya. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang. Perilaku yang berdasarkan pengetahuan akan bertahan lama

dibangdingkan dengan tidak didasari oleh pengetahuan (Notoadmodjo, 2010)

2.2.5 Tingkat pengetahuan

Kratwhol (2001) dalam Efendi (2015 : 72) mengemukan terdapat

6 tingkat pengetahuan yaitu :

2.2.4.1 C1- Mengingat (Remembering)

Mengingat adalah mengambil pengetahuan yang relevan dari memori jangka

panjang. Termasuk didalamnya mengenali (recognizing) dan recalling (menuliskan/

menyebutkan). Mengingat merupakan proses kognitif yang paling rendah tingkatannya.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2eprints.umm.ac.id/45726/3/BAB II.pdf · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Kesehatan 2.1.1 Definisi Pendidikan kesehatan adalah sebuah peroses untuk

15

2.2.4.2 C2-Memahami (understanding)

Memahami yaitu mengkonstruksi makna atau pengertian berdasarkan

pengetahuan awal yang dimiliki, mengaitkan informasi yang baru dengan pengetahuan

yang telah dimiliki, atau mengintegrasikan pengetahuan yang baru kedalam skema yang

telah ada dalam pemikiran siswa. Siswa dikatakan memahami ketika mereka mampu

untuk membangun makna dari pesan instruksional termasuk lisan, tertulis, dan grafis

komunikasi, dan materi yang disampaikan. Proses kognitif dalam kategori memahami

termasuk menafsirkan (interpreting), mencontohkan (examplifying), mengklasifikasi

(classifying), meringkas (summarizing), menyimpulkan (inferring), membandingkan

(comparing), dan menjelaskan (explaining).

2.2.4.3 C3- Mengaplikasikan (applying)

Mengaplikasikan atau menerapkan ataupun menggunakan prosedur untuk

melakukan latihan atau memecahkan masalah yang berhubungan erat dengan

pengetahuan prosedural. Penerapan terdiri dari dua macam proses kognitif yaitu

mengeksekusi (executing) tugas yang familiar dan mengimplementasikan (emplementing)

tugas-tugas yang tidak familiar.

2.2.4.4 C4-Menganalisis (analysis)

Analisi merupakan kemampuan seseorang dalam menjabarkan atau memisahkan,

kemudian mencari komponen-komponen yang terdapat didalam masalah atau objek yang

diketahui.

2.2.4.5 C5- Mengevaluasi (evaluating)

Mengevaluasi didefinisikan membuat suatu pertimbangan atau penilaian

berdasarkan kriteria dan standar yang ada, kriteria yang biasa digunakan adalah kualitas,

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2eprints.umm.ac.id/45726/3/BAB II.pdf · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Kesehatan 2.1.1 Definisi Pendidikan kesehatan adalah sebuah peroses untuk

16

efektifitas, efesiensi dan konsistensi. Mengevaluasi termasuk proses kognitif memeriksa

dan mengkritisi.

2.2.4.6 C6- Mengkreasi (creating)

Mengkreasi atau mencipta yaitu menempatkan elemen bersama-sama untuk

membentuk satu kesatuan yang utuh atau fungsional. Proses kreatif dapat dibedakan

menjadi tiga fase yaitu; a) reprentasi masalah, b) perencanaan solusi, dan c) pelaksanaan

solusi.

2.2.3 Indikator untuk Mengetahui Tingkat Pengetahuan

Menurut (Notoadmojo, 2007) indikator-indikator yang dapat digunakan untuk

bisa mengetahui tingkat pengetahuan atau kesadaran terhadap kesehatan dapat di

kelompokkan menjadi 3 yaitu :

2.2.3.1 Pengetahuan tentang sakit dan penyakit yang meliputi

a. Peneyabab penyakit

b. Gejala atau tanda-tanda penyakit

c. Bagaimana cara pengobatannya

d. Bagaimana cara penularannya

e. Bagaimana cara pencegahannya termasuk imunisasi dan sebagainya.

2.2.3.2 Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan acara hidup sehat meliputi

a. Jenis makanan yang bergizi

b. Manfaat mkana yang begizi untuk keshatan

c. Pentingnya berolahraga untuk kesehatan

d. Penyakit-penyakit atau bahaya merokok, minum-minum keras, narkoba dan

sebagainya

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2eprints.umm.ac.id/45726/3/BAB II.pdf · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Kesehatan 2.1.1 Definisi Pendidikan kesehatan adalah sebuah peroses untuk

17

e. Pentingnya untuk relaksasi, istirahat cukup, rekreasi dan lain sebaginya

2.2.3.3 Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan

a. Manfaat air bersih.

b. Cara-cara bagaimana memebuang limbah yang sehat. Termasuk pembuangan

kotoran yang sehat dan sampah.

c. Manfaat dari pencahayaan dan penerangan rumah yang sehat.

d. Akibat dari polusi (polusi udara, air, tanah) untuk kesehatan dan sebagainya.

2.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Mubarak, et al (2007) ada beberapa faktor yang mempengaruhi

pengetahuan seseorang yaitu :

2.2.4.1 Pendidikan

Pendidikan merupakan bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada orang

lain terhadap satu hal agar mudah di pahami. Pendidikan merukan suatu upaya persuasif

atau pemebelajaran kepada masyarakat agar masyarakat mau melakukan tindakan-

tindakan untuk mengatasi masalah-masalahnya. Pendidikan bisa memepengaruhi proses

belajar, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah seseorang tersebut

dalam memperoleh informasi dan akhirnya semakin banyak pengetahuan yang

dimilikinya. Semakin banyak informasi yang didapat semakin banyak pengetahuan

mengenai penyakit dan kesehatan. Menurut Rosyidah, (2015) menyatakan bahwa latar

belakang pendidikan yang tinggi secara tidak langsung akan memberikan pengaruh

terhadap pola pikir dan perilaku seseorang tentang sesuatu hal terutama yang berkaitan

dengan derajat kesehatannya. Di dalam pendidikan kesehatan atau yang sekarang

berkembang menjadi promosi kesehatan terdapat beberapa metode yang sering

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2eprints.umm.ac.id/45726/3/BAB II.pdf · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Kesehatan 2.1.1 Definisi Pendidikan kesehatan adalah sebuah peroses untuk

18

digunakan a) metode individual (councelling). b) metode promosi kesehatan kelompok,

dan c) promosi kesehatan massa (Notoadmodjo, 2010).

2.2.4.2 Media massa/informasi

Informasi yang di peroleh seseorang baik dari pendidikan formal atau non formal

dapat memberi pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan suatu

perubahan atau peningkatan pengetahuan.

2.2.4.3 Kebudayaan

Kebudayaan dimana kita di besarakan memeberikan pengaruh besar terhadap

pembentukan sikap kita

2.2.4.4 Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan bisa menjadikan sesorang memperoleh pengalaman dan

pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan juga berpengaruh

terhadap proses masuknya pengetahuan kedalam individu. Hal ini di sebabkan oleh

adanya interaksi tindakan timbal balik yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh

setiap individu.

2.2.4.5 Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah di alami seseorang dalam

berinteraksi oleh lingkungannya. Ada sebuah kecenderungan seseorang yang

memepunyai pengalaman baik akan berusaha untuk melupakannya, namun jika

pengalaman terhadap objek tersebut menyenangkan secara psikologis akan timbul kesan

yang mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaannya dan pada akhirnya akan

membentuk sikap positif dalam kehidupannya.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2eprints.umm.ac.id/45726/3/BAB II.pdf · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Kesehatan 2.1.1 Definisi Pendidikan kesehatan adalah sebuah peroses untuk

19

2.2.4.6 Usia

Pertambahan usia pada seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan

psikologis. Pertumbuhan fisik secara garis besar ada empat kategori perubahan, pertama

pertamabahan ukuran, kedua perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan ke empat

timbulnya ciri-ciri baru. Hal tersebut terjadi karena pematangan fungsi.

2.2.4.7 Minat

Minat merupakan suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap

sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni satu hal hingga

akhirnya memperoleh suatu pengetahuan yang lebih baik.

2.2.5 Cara Mengukur Pengetahuan

Menurut Rahayu, dkk (2014). Penegetahuan dapat di ukur dengan mengggunakan

kuesioner tertutup yaitu dengan pilihan benar atau salah, atau bisa menggunakan pilihan

terbuka. Selain itu pengetahuan dapat di ukur dengan wawancara, wawancara yang

dilakukan bisa secara terstruktur maupun secara mendalam.

2.3 Diet

2.3.1 Konsep Diet

Diet merupakan mengkonsumsi makanan dan memilih makanan dengan

memperhatikan komposisi makanan agar seimbang dan sesuai dengan kebutuhan tubuh.

Diet dilakukan untuk mengatur agar konsumsi makanan yang diasup oleh seseorang

tidak berlebihan, tepat, dan seimbang (Graha, 2010) Diet yang benar haruslah aman, ada

beberapa diet yang di sesuaikan kebutuhan-kebutuhan spesifik, tidak hanya digunakan

untuk proses penurunan berat badan, namun juga digunakan untuk menjaga kesehatan

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2eprints.umm.ac.id/45726/3/BAB II.pdf · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Kesehatan 2.1.1 Definisi Pendidikan kesehatan adalah sebuah peroses untuk

20

tubuh seorang pasien walaupun pasien tersebut tidak mengalami obesitas (Nam-Seok

Joo, 2011

2.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Diet

Menurut Niven, (2008) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

kepatuhan diet yaitu:

2.3.2.1 Usia

Semakin cukup usia, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang dalam berfikir

dan bekerja, dan dari segi kepercayaan, masyarakat yang dewasa akan lebih dipercayai

dari pada orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini di sebabakan oleh

pengalaman dan ke matangan jiwanya. Kusumawardani (2010) menyatakan bahwa faktor

usia akan mempengaruhi kepatuhan seseorang yang akan mengalami puncaknya pada

waktu tertentu dan akan meningkat dengan seiring waktu. hal serupa dinyatakan oleh

2.3.2.2 Pengetahuan

Pengetahuan merupakan dorongan dasar untuk ingin tahu, untuk mencari

penalaran, dan unutk mengordinaksikan pengalaman.

2.3.2.3 Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu kegiatan atau usaha manusia untuk meningkatkan

kepribadian atau proses prubahan prilaku atau proses perubahan perilaklu untuk menuju

kedewasaan dan merupakan peneyempurnaan manusia dengan cara membina dan

mengembangkan potensian kepribadiannya.

2.3.2.4 Dukungan kerluarga

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2eprints.umm.ac.id/45726/3/BAB II.pdf · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Kesehatan 2.1.1 Definisi Pendidikan kesehatan adalah sebuah peroses untuk

21

Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari 2 atau

lebih, adanya ikatan persaudaraan atau pertalian darah hidup dalam satu rumah tangga

berinteraksi satu sama lain dan mempertahankan satu kebudayaan.

2.3.2.5 Akomodasi

Suatu usaha harus dilakukan unutk memahami ciri kepribadian klien yang dapat

mempengaruhi kepatuhan adalah jarak dan waktu.

2.3.2.6 Lingkungan dan sosial

Hal ini membangun dukungan sosial dari keluarga dan teman-teman,

kelompok-kelompok pendukungan dapat di bentuk untuk mendukung kepatuhan

terhadap program seperti pengurangan contoh, pengurahan dalam berat badan,

mengkonsumsi alkohol dan berhenti merokok.

2.3.2.7 Perubahan model terapi

Program pengobatan dapat dibuat sesederhana mungkin dan klien terlihat aktif

dalam pembuatan pengobatan (terapi).

2.3.2.8 Menigkatkan interaksi

Meningkatkan interaksi profesional kesehatan dengan klien setelah memperoleh

informasi tentang diagnosis.

2.3.3 Diet Pada Penderita Gout

Diet bagi penderita asam urat (gout) bertujuan untuk menurunkan kadar asam urat

dalam darah serta mempertahankan status gizi yang tetap optimal. Diet diberikan untuk

penderita asam urat dengan kadar asam urat > 7,5 mg/dl (Ningdyar, 2009). Faktor yang

dapat mempengaruhi kadar asam urat dalam tubuh meningkat yaitu karena adanya

ketidak seimbangan asupan protein pada makanan yang dikonsumsi yang mengandung

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2eprints.umm.ac.id/45726/3/BAB II.pdf · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Kesehatan 2.1.1 Definisi Pendidikan kesehatan adalah sebuah peroses untuk

22

kadar purin tinggi (Lina & Setiyono, 2014). Beberapa diet yang harus dilakukan oleh

penderita asam urat menurut beberapa ahli yaitu dengan mematuhi beberapa prinsip

antara lain :

2.3.2.1 Membatasi Asupan Purin.

Purin adalah bagian dari protein. Membatasi asupan kadar purin berarti

mengurangi konsumsi makanan yang memeiliki kandungan protein tinggi. Jumlah

maksimal asupan protein bagi penderita asam urat yaitu sekitar 50–70 g/hari setara

dengan 1–11/2 potong per hari (Febry, 2008). Purin merupakan jenis protein yang

termasuk dalam golongan nukleoprotein yaitu salah satu komponen asam nukleat yang

terdapat dalam inti sel tubuh. Sekitar 80–85% purin dalam tubuh manusia diproduksi

oleh ginjal, dan sisanya berasal dari makanan yang dikonsumsi. Konsumsi makanan yang

mengandung purin tinggi dapat mengakibatkan ginjal kesulitan untuk mengeluarkan

asam urat yang berlebihan didalam tubuh sehingga bisa menyebabkan terjadinya

penumpukan kristal asam urat pada area persendian (Herliana, 2013). Asam urat adalah

sisa dari metabolisme protein makanan yang mengandung purin. Maka dari itu

mengkonsumsi makanan yang mengandung protein secara berlebihan akan

meningkatkan kadar asam urat (Dalimartha & Adrian, 2014).

Menuru departemen kesehatan RI,(2011) terdapat 3 bagian pengaturan makan

yang bisa dilakukan oleh penderita asam urat yaitu : a) Makanan yang anjurkan antara

lain: nasi, bubur, bihun, roti, gandum, makaroni, pasta, jagung, kentang, ubi, talas,

singkong, telur, susu rendah lemak, minuman tidak beralkohol buah buahan, wortel, labu

siam, terong, pare, oyong, ketimun dan tomat. b) Makanan yang di batasi antara lain :

daging, daging ayam, ikan tongkol, tenggiri, bandeng, udang maksimal 50g/hari, bayam,

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2eprints.umm.ac.id/45726/3/BAB II.pdf · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Kesehatan 2.1.1 Definisi Pendidikan kesehatan adalah sebuah peroses untuk

23

buncis, melinjo, kapri, kacang polong, kembang kol, kangkung, jamur, the kental atau

kopi dan makanan yang berlemak. c) Makanan yang di larang yaitu makan yang

mengandung kadar purin antara 150-800 mg/ 100gram antara lain: hati, ginjal, jantung,

limpa, otak, sosis, babat, usus, paru, sarden, kaldu, daging, bebek, ragi, dan buah durian.

Menurut Ramayulis, (2013) makanan yang mengandung purin tinggi terbagi

menjadi 3 kelompok yaitu: a).Tinggi purin yaitu jenis makanan yang harus dihindari oleh

penderita asam urat karena makanan tersebut memiliki kandungan kadar purin tinggi

yaitu 100-1000 mg purin dalam bahan makanan. b) Purin sedang yaitu jenis makanan

yang sebaiknya dibatasi untuk dimakan oleh penderita asam urat. Kadar purin sedang

pada makanan biasanya mengandung 10-99 mg purin. Makanan yang berkadar purin bisa

dikonsumsi maksimal 50-70 mg atau 1-1 ½ potong atau satu mangkuk (100gr) per hari.

c)Rendah purin yaitu makanan yang bebas untuk dikonsumsi karena kadar purinnya yang

dikandung didalamnya rendah.

Tabel 2.1 Daftar Makanan Dengan Kandunga Purin

Makanan Purin (mg/100g)

Hati sapi 554

Ikan sarden 480

Paru-paru sapi 339

Ginjal sapi 269

Jantung sapi 256

Lidah sapi 160

Hati ayam 243

Udang 234

Kerang 136

Lobster 116

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2eprints.umm.ac.id/45726/3/BAB II.pdf · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Kesehatan 2.1.1 Definisi Pendidikan kesehatan adalah sebuah peroses untuk

24

Daging ayam 169

Hati ayam 243

Kangkung dan bayam 290

Kedelai dan kacang-kacangan 190

Daging bebek 138

Tahu 108

Tempe 141

(Sumber : Ramayulis, 2013)

2.3.2.2 Tidak Mengkonsumsi Alkohol

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Rotinsulu & Montol (2014) dengan judul

minuman beralkohol dan kadar asam urat pada pria dewasa, menyatakan bahwa

mengkonsumsi alkohol sebanyak >4 kali dalam seminggu bisa terjadi peningkatan kadar

asam urat, dikarenakan didalam tubuh, alkohol dapat meningkatkan asam laktat plasma.

Asam laktat plasma dapat menghambat pengeluaran asam urat dari tubuh. Oleh sebab,

itu orang yang sering mengkonsumsi minuman beralkohol memiliki kadar asam urat

lebih tinggi daripada orang yang tidak mengkonsumsi alkohol (Febry, 2008).

2.3.2.3 Mengurangi Konsumsi Lemak

Makanan yang mengandung lemak tinggi yang dikonsumsi oleh penderita asma

urat (gout) dapat menyebabkan terjadinya asidosis. Asidosis terjadi karena adanya

pembentukan keton yang akan membuat urin menjadi lebih asam sehingga menghambat

pengeluaran asam urat melalui urin, dan menyebabkan asam urat menumpuk didalam

darah (Kurniali & Abikusno, 2007)

2.3.2.4 Mengkonsumsi Banyak Cairan

Cairan berfungsi sebagai pelarut dan juga sebagai media pembuangan hasil dari

metabolisme sehingga dapat menyebabkan penurunan kadar asam urat di dalam tubuh

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2eprints.umm.ac.id/45726/3/BAB II.pdf · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Kesehatan 2.1.1 Definisi Pendidikan kesehatan adalah sebuah peroses untuk

25

(Diantari & Candra, 2013). Penderita asam urat sebaiknya mengkonsumsi banyak air,

minimal 2,5 liter per hari yaitu setara dengan 10 gelas per hari. Selain air putih (air

mineral), cairan bisa didapatkan dari buah–buahan yang mengandung banyak air (Utami,

2012).

2.4 Asam urat (Gout)

2.4.1 Definisi

Gout atau asam urat adalah suatu penyakit yang diakibatkan oleh penumpukan

kadar asam urat dalam tubuh secara berlebihan, hal itu dikarenakan produksi yang

meningkat dan pembuangannya melalui ginjal yang menurun, atau akibat peningkatan

asupan makanan kaya kandungan purin (Abiyoga, 2016).

Serangan gout awalnya hanya menyerang satu sendi dan secara umum gout

menyerang dibagian kaki, namun 3–14 % serangan juga bisa terjadi dibanyak sendi

(poliarthritis), urutan bagian sendi yang sering terkena serangan gout berulang biasanya

adalah ibu jari (padogra), pergelangan kaki, sendi kaki belakang, pergelangan tangan dan

lutut (Ariani, 2014).

Penyakit gout bisa mengakibakan nyeri dikarenakan adanya penumpukan kristal

natrium pada sendi dan jaringan disekitar dan pada umumnya serangan terjadi pada

malam hari dan menjelang pagi, sendi yang terserang akan membengkak dan kulit di

atasnya nampak berwarna kemerahan (Ariani, 2014).

2.4.2 Penyebab

Menurut Misnadiarly (2007) terdapat beberapa faktor yang mengakibatkan kadar

asam urat dalam tubuh meningkat antara lain : a) Produksi asam urat di dalam tubuh

dapat meningkat yang di karenakan tubuh memproduksi asam urat secara berlebihan.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2eprints.umm.ac.id/45726/3/BAB II.pdf · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Kesehatan 2.1.1 Definisi Pendidikan kesehatan adalah sebuah peroses untuk

26

Hal ini bisa terjadi karena di sebabkan oleh adanya gangguan metabolisme purin bawaan

atau mengkonsumsi makanan berkadar purin tinggi yaitu daging, jeroan, kepiting, kerang,

keju dan kacang tanah. b) Pembuangan asam urat sangat berkurang. Dimana hal ini bisa

timbul akibat dari meminum obat tertentu seperti pirazinamid (obat anti TBC),

hipertensi dan gagal ginjal. c) Produksi asam urat berlebihan, pembungannya terganggu.

Hal ini dapat terjadi karena gabungan produksi purin endogen meningkat dan asupan

purin tinggi disertai sekresi asam urat melalui ginjal yang berkurang.

2.4.3 Tanda dan Gejala Penyakit Asam Urat (gout)

Menurut Wijayanti (2017), gejala asam urat (gout) awal mula serangan hanya

menyerang satu sendi dan berlangsung selama beberapa hari, kemudian gejalanya

menghilang secara bertahap, dimana sendi kembali berfungsi dan tidak muncul gejala

hingga terjadi serangan berikutnya, dan berikutnya gout cenderung akan semakin

memburuk sehingga timbul rasa nyeri yang hebat pada malam hari.

Gejala lain adalah sendi yang terserang akan membengkak dan kulit di atasnya

akan berwarna merah atau keunguan, kencang dan licin, serta terasa hangat dan nyeri jika

di gerakkan, dan muncul benjolan pada sendi (yang disebut tofus) (Misnaldyarli, 2007).

.Gout yang sudah menahun dan berat akan menyebabkan terjadinya kalainan bentuk

sendi yang di akibatkan oleh pengendapan kristal purin di dalam sendi dan tendon secara

terus berlanjut dan menyebabkan kerusakan yang akan membatasi pergerakan sendi

(Wijayanti, 2017).

2.4.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian Asam Urat

Menurut Andy dan Upoyo (2009), faktor resiko yang meneyebabkan orang

terkena penyakit asam urat antara lain :

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2eprints.umm.ac.id/45726/3/BAB II.pdf · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Kesehatan 2.1.1 Definisi Pendidikan kesehatan adalah sebuah peroses untuk

27

2.4.4.1 Usia

Pada umumnya gout menyerang usia 30 tahun. Laki–laki lebih beresiko terhadap

penyakit gout daripada wanita. Kadar asam urat pada laki–laki cenderung meningkat

sejalan dengan peningkatan usia sedangkan kadar asam urat pada wanita dapat meningkat

ketika sudah menopause, hal itu disebabkan karena wanita memiliki hormon estrogen

yang bisa membantu pembuangan asam urat lewat urin.

2.4.4.2 Genetik

Riwayat keluarga dekat adalah salah satu faktor resiko terjadinya penyakit gout.

Adanya riwayat penderita asam urat atau gout dalam keluarga menjadikannya salah satu

faktor resiko terjadinya asam urat yang menjadi tinggi.

2.4.4.3 Asupan purin berlebihan

Purin merupakan senyawa yang akan diubah menjadi asam urat didalam tubuh.

Asupan makanan yang mengandung purin tinggi dapat meningkatkan kadar asam urat.

Makanan yang mengandung kadar purin tinggi misalnya sea food, kacang – kacangan,

makanan kaleng dan daging.

2.4.4.4 Konsumsi alkohol berlebihan

Mengkonsumsi alkohol secara berlebihan dapat menghambat pengeluaran asam

urat dari dalam tubuh, hal ini karena alkohol dapat meningkatkan asam laktat yang

menyebabkan pengeluaran asam urat menjadi terhambat.

2.4.4.5 Obesitas

Kegemukan lebih beresiko terkena penyakit gout dibandingkan dengan orang

yang memiliki berat badan normal. Pada seseorang yang mengalami kelebihan berat

badan/obesitas, ginjal akan terganggu dalam proses keluarnya asam urat. Hal ini bisa

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2eprints.umm.ac.id/45726/3/BAB II.pdf · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Kesehatan 2.1.1 Definisi Pendidikan kesehatan adalah sebuah peroses untuk

28

terjadi karena kelebihan lemak didalam tubuh. Selain itu mengkonsumsi makanan yang

banyak mengandung purin secara berlebihan juga akan beresiko terkena asam urat.

2.4.4.6 Obat – obatan

Obat-obatan yang bisa mengakibatkan terjadinya peningkatan kadar asam urat

adalah pada penggunaan diuretik. Diuretik sering digunakan untuk pengobatan

hipertensi. Efek samping dari penggunaan diuretik dapat meningkatkan kadar asam urat

dalam darah.

2.4.4.7 Penyakit degeneratif

Penyakit asam urat ini menjadi salah satu penyerta dari penyakit degeneratif.

Penyakit degeneratif salah satunya hipertensi dan diabetes mellitus.

2.4.5 Pemeriksaan penunjang

Menurut Misnaldiarly (2007), untuk dapat memastikan keluhan dari rasa nyeri

pada persendian apakah terserang sakit asam urat (gout) atau tidak, perlu dilakukannya

pemeriksaan penunjang supaya bisa menguatkan diagnosisnya sehingga pengobatan bisa

di lakukan dengan tepat antaralain:

2.4.5.1 Pemeriksaan laboratorium

a) Kristal MSUM.

b) Kadar asam urat darah (serum).

2.4.5.2 Pemeriksaan gula darah profil lipid, fungsi hati dan fungsi ginjal.

2.4.6 Penanganan Asam Urat (Gout)

2.4.6.1 Terapi nonfamakologi

Upaya menjaga agar tidak terserang asam urat Joewono (2012), dalam Umami

(2013) antara lain : a) Olah raga : olah raga yang tidak membebani tubuh, dalam artian

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2eprints.umm.ac.id/45726/3/BAB II.pdf · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Kesehatan 2.1.1 Definisi Pendidikan kesehatan adalah sebuah peroses untuk

29

sesuai dengan kebutuhan tubuh. Manfaat dari olah raga adalah untuk melancarkan suplai

nutrisi kejaringan sendi, membuang produk – produk sisa motabolisme dan menguatkan

otot sekitar sendi. b) Menjaga pola makan : Ada dua macam makanan yang harus

diperhatikan agar tidak terserang asam urat, yaitu makanan yang rendah purin dan rendah

kalori. Rendah purin penting untuk mencegah hiperurisemia dan asam urat, sementara

rendah kalori penting untuk menjaga tubuh agara bebas dari resiko sindroma metabolik

yang mampu meningkatkan resiko hiperuresimia dan gout. c) Tidak minum alkohol;

Alkohol memang tidak baik untuk tubuh, untuk mencegah asam urat baiknya

menghindari minuman ini, karena akan mengganggu metabolisme ginjal yang mana akan

berpengaruh terhadap hiperurisemia. d) Mengkonsumsi Sayur dan Buah : sayur dan buah

adalah makana kaya akan antioksidan yang akan menjaga kekebalan tubuh seseorang

terhadap serangan penyakit

2.4.6.2 Terapi farmakologi

Pengobatan pada penderita asam urat diberikan berdasakan pada stadium artritis

gout tertentu yang dialami. Pengobatan untuk stadium gout akut bertujuan untuk

mengurangi rasa nyeri, sedangkan pada stadium interkritikal gout bertujuan untuk

mempertahankan tingkat rendah asam urat dan mencegah pembentukan tophi. Beberapa

obat yang digunakan antara lain NSAID, Colchicine, Allopurinol, dan Corticosteroid

yang masing–masing dari obat–obatan tersebut memiliki efek samping yang berbeda–

beda (Kopke & Greff, 2015).