4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mm Hg dan atau tekanan diastolik lebih dari 90 mm Hg (WHO, 2011). Penyakit yang paling banyak di dunia adalah hipertensi. Satu dari delapan kematian disebabkan oleh hipertensi dan menjadi urutan ke 3 penyebab mortalitas di dunia (wells, 2008). Di Indonesia, hipertensi menjadi salah satu penyebab utama mortalitas dan morbiditas, sehingga tatalaksana penyakit ini merupakan intervensi yang sangat umum dilakukan diberbagai tingkat fasilitas kesehatan (Depkes RI, 2015). Klasifikasi hipertensi pada orang dewasa : Tabel 2.1. Klasifikasi hipertensi menurut World Health Organization Klasifikasi Tekanan Darah Sistolik (Mmhg) Diastolik (Mmhg) Optimal < 120 < 80 Normal < 130 < 85 Tingkat 1 (hipertensi ringan) 140-159 90-99 Sub grup: perbatasan 140-149 90-94 Tingkat 2 (hipertensi sedang) 160-179 100-109 Tingkat 3 (hipertensi berat) ≥ 180 ≥ 110 Hipertensi sistol terisolasi ≥ 140 < 90 Sub grup: pembatas 140-149 < 90 Sumber: Word Health Organization, 2011. Berdasarkan penyebabnya hipertensi dapat dibagi menjadi dua yaitu hipertensi essensial (primer) dan hipertensi sekunder. Hipertensi essensial merupakan penyakit hipertensi yang belum diketahui penyebabnya, penderita hipertensi ini mencapai 90%, sedangkan hipertensi sekunder merupakan hipertensi yang sudah diketahui penyebabnya seperti karena adanya kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid, penyakit kelenjar adrenal dan lain-lain, hipertensi ini mempunyai presentase yang rendah yaitu 10% ( Depkes RI, 2007). Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I converting enzyme (ACE). Darah mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati. Selanjutnya oleh hormon rennin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I. Oleh ACE Pengaruh Intervensi Bacaan..., Dwi Merishandy, Fakultas Farmasi UMP, 2017
11
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4029/3/BAB II_DWI MERISHANDY_FARMASI'17.pdf · Faktor penyakit hipertensi dibedakan menjadi dua yaitu faktor yang
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hipertensi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mm Hg
dan atau tekanan diastolik lebih dari 90 mm Hg (WHO, 2011). Penyakit yang
paling banyak di dunia adalah hipertensi. Satu dari delapan kematian disebabkan
oleh hipertensi dan menjadi urutan ke 3 penyebab mortalitas di dunia (wells,
2008). Di Indonesia, hipertensi menjadi salah satu penyebab utama mortalitas dan
morbiditas, sehingga tatalaksana penyakit ini merupakan intervensi yang sangat
umum dilakukan diberbagai tingkat fasilitas kesehatan (Depkes RI, 2015).
Klasifikasi hipertensi pada orang dewasa :
Tabel 2.1. Klasifikasi hipertensi menurut World Health Organization
Klasifikasi
Tekanan Darah
Sistolik (Mmhg) Diastolik
(Mmhg)
Optimal < 120 < 80
Normal < 130 < 85
Tingkat 1 (hipertensi ringan) 140-159 90-99
Sub grup: perbatasan 140-149 90-94
Tingkat 2 (hipertensi sedang) 160-179 100-109
Tingkat 3 (hipertensi berat) ≥ 180 ≥ 110
Hipertensi sistol terisolasi ≥ 140 < 90
Sub grup: pembatas 140-149 < 90
Sumber: Word Health Organization, 2011.
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dapat dibagi menjadi dua yaitu
hipertensi essensial (primer) dan hipertensi sekunder. Hipertensi essensial
merupakan penyakit hipertensi yang belum diketahui penyebabnya, penderita
hipertensi ini mencapai 90%, sedangkan hipertensi sekunder merupakan hipertensi
yang sudah diketahui penyebabnya seperti karena adanya kelainan pembuluh
darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid, penyakit kelenjar adrenal dan lain-lain,
hipertensi ini mempunyai presentase yang rendah yaitu 10% ( Depkes RI, 2007).
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II
dari angiotensin I oleh angiotensin I converting enzyme (ACE). Darah
mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati. Selanjutnya oleh hormon
rennin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I. Oleh ACE
Pengaruh Intervensi Bacaan..., Dwi Merishandy, Fakultas Farmasi UMP, 2017
5
yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II.
Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan
darah melalui dua aksi utama (Nuraini, 2015).
Faktor penyakit hipertensi dibedakan menjadi dua yaitu faktor yang dapat
diubah dan faktor yang tidak dapat diubah, farktor yang dapat diubah adalah
faktor yang berkaitan dengan gaya hidup yang tidak sehat dari pasien seperti
merokok, diet rendah serat, kurang aktifitas gerak, kegemukan, konsumsi alkohol
hiperlipidemia/ hiperkolesterolemia, stres dan konsumsi garam berlebih.
Sedangkan faktor yang tidak dapat diubah diantaranya umur, jenis kelamin dan
keturunan. Umur, mempengaruhi terjadinya hipertensi. Dengan bertambahnya
umur, risiko, terkena hipertensi menjadi lebih besar sehingga prevalensi hipertensi
di kalangan usia lanjut cukup tinggi, yaitu sekitar 40%, dengan kematian sekitar di
atas 65 tahun. Jenis Kelamin, faktor gender berpengaruh pada terjadinya
hipertensi, di mana pria lebih banyak yang menderita hipertensi dibandingkan
dengan wanita, dengan rasio sekitar 2,29 untuk peningkatan tekanan darah
sistolik. Keturunan (genetik) , riwayat keluarga dekat yang menderita hipertensi
(faktor keturunan) juga mempertinggi risiko terkena hipertensi, terutama pada
hipertensi primer (esensial) (Depkes , 2007).
Terapi farmakologi atau biasanya dengan obat sebaiknya dimulai dengan
dosis rendah dan satu obat terlebih dahulu. Penggunaan obat ini diprioritaskan
karena faktor kepatuhan dan harga yang lebih ekonomis. Beberapa golongan obat
yang biasa digunakan sebagai lini pertama untuk penyakit hipertensi, yaitu:
1. Diuretik
Diuretik bekerja meningkatkan eksresi natrium, air, dan klorida
sehingga menurunkan volume darah dan cairan ekstraseluler, akibatnya
terjadi penurunan curah jantung dan tekanan darah ( Nafrialdi, 2009). Ada
beberapa macam obat golongan diuretik :
a. Golongan Tiazid
Obat golongan ini bekerja dengan menghambat transport bersama
NaCl ditubulus ginjal, sehingga eksresi Na dan Cl meningkat. Contoh
obat golongan ini antara lain : HCT (hidroclortiazide),
Pengaruh Intervensi Bacaan..., Dwi Merishandy, Fakultas Farmasi UMP, 2017
6
bendroflumetazid dan diuretik lain yang memiliki gugus aryl-