Page 1
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
F. Sejarah Singkat Gerakan Kepramukaan
Pendidikan kepramukaan di Indonesia merupakan salah satu segi
pendidikan nasional yang penting, yang merupakan bagian dari sejarah
perjuangan Bangsa Indonesia.
Sejarah kepanduan tidak dapat dipisahkan dengan terbitnya buku
Scouting For Boys, karena buku itulah yang pertama kali menyebabkan anak-
anak dan remaja beramai-ramai bergabung dalam kegiatan di alam terbuka
yang dinamakan Gerakan Pramuka(Boys Scout).
Buku Scouting For Boys, ditulis oleh Baden Powell pada tahun
1908. Buku ini pertama kali diedarkan pada tanggal 15 Januari 1908 oleh
penerbit Horace Cox, Windsor House, Breanis Building, London E.C.
Scouting For Boys begitu menarik perhatian dunia, buku inimenjadi
masterpeace yang terkenal secara besar-besaran di seluruh dunia, sehingga
terus-menerus mengalami cetak ulang. Yang menarik dari buku Scouting For
Boys, selain dari isinya, Baden Powell juga melengkapi buku tersebut dengan
gambar-gambar yang dibuatnya sendiri.
Selain mendirikan kepanduan putera, Baden Powell juga mendirikan
kepanduan untuk puteri dengan dibantu oleh adik perempuannya, Agnes
Baden Powell yang kemudian hari dilanjutkan oleh Lady Baden Powell.
9
Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013
Page 2
10
1. Kepanduan Siaga didirikan pada tahun 1916, dengan sebagai ilustrasi
kegiatannya diambil dari buku karya Rudyard Kipling, dengan judul “
The Jungle Book “ yang berisi cerita tentang petualangan Mowgli si anak
serigala beserta sahabat-sahabat binatangnya, Bagheera si macan, dan
Bugaloo si beruang.
2. Dua tahun kemudian, yaitu pada tahun 1918, Baden Powell mendirikan
kepanduan untuk golongan penegak(Rover Scout).
3. Untuk meningkatkan kualitas para anggota penegak, Baden Powell
menulis buku berjudul Rovering To Success (Mengembara menuju
keberhasilan) pada tahun 1922. Buku ini berkisah tentang petualangan
seorang pemuda yang sedang berperahu menuju sebuah pantai (disebut
pantai bahagia) dengan berlayar melewati berbagai rintangan berbentuk
karang-karang tajam (karang kehidupan) yang berbahaya yang selalu
menghalangi laju pemuda tersebut. Karang-karang kehidupan tersebut
adalah :
a. Karang wanita
b. Karang perjudian
c. Karang Miras dan narkoba
d. Karang egois dan mengorbankan orang lain
e. Karang tidak bertuhan (Atheis)
Jadi dari semula Baden Powell telah mengajarkan bahwa untuk
bisa meraih keberhasilan, para pemuda harus dapat menahan diri dari
beberapa macam rintangan seperti tercantum di atas.
Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013
Page 3
11
4. Baden Powell juga menulis buku petunjuk untukmembina, yaitu pada
tahun 1914 sampai tahun 1919.
5. Baden Powell menerima sebidang tanah dari salah seorang sahabatnya,
William F. Debois Mc. Laren guna dipergunakan sebagai tempat bermain
dan berlatih. Taman ini diberi nama Gilwell Park.
6. Pada tahun 1920, dibentuklah Dewan Internasional yang mempunyai
sembilan anggota dan kantor pusatnya berada di kota London, Inggris.
Kemudian Dewan Internasional berubah menjadi Biro Kepanduan
Sedunia (World Scout Bureau), yang pada tahun 1958 kantor pusatnya
berkedudukan di Ottawa, Kanada. Pada tahun itu juga, tepatnya tanggal 1
Mei 1958 kantor pusatnya dipindahkan lagi ke Jenewa, Swiss. Kepala-
kepala Biro Kepanduan Sedunia, antara lain :
a. Hubert Martin.
b. Kolonel J.S. Wilson
c. Spry
d. Lund
e. Dr. Laszlo Nagy.
Biro Kepanduan Sedunia dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Biro Kepanduan Sedunia Putera, yang berkedudukan di kota Jenewa,
Swiss yang terdiri dari lima sector/wilayah, yaitu :
1. Costa Rica (Amerika Tengah dan Selatan)
2. Philifina (Asia)
3. Eropa
Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013
Page 4
12
4. Afrika
5. Amerika
2. Biro Kepanduan Sedunia Puteri, yang berkedudukan di kota London,
Inggris, mempunyai lima sector juga, yaitu :
a. Eropa
b. Asia Pasifik
c. Afrika
d. Amerika
e. Amerika Selatan.
Mengenai sejarah tentang singkat tentang gerakan pramuka yaitu pada
dasarnya Pendidikan kepramukaan di Indonesia merupakan salah satu segi
pendidikan nasional yang penting, yang merupakan bagian dari sejarah
perjuangan Bangsa Indonesia.
Oleh karena itu, sejarah kepramukaan di Indonesia perlu kita pelajari,
yaitu dengan maksud :
1. Agar mengetahui proses pembentukan dan perkembangan Gerakan
Pramuka dan mengetahui peranan apa yang dilakukan dalam perjuangan
bangsa Indonesia.
2. Agar dapat memahami kebijaksanaan dalam menyelenggarakan usaha
pendidikan kepramukaan di Indonesia.
Sejarah singkat tentang gerakan pramuka adalah :
1. Pada tahun 1908 Mayor Jenderal Robert Baden Powel dari
Inggrismelancarkan suatu gagasan tentang pendidikan di luar sekolah
Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013
Page 5
13
untukanak-anak Inggris, dengan tujuan supaya mereka menjadi manusia
Inggris yang baik, sesuai dengan keadaan dan kebutuhan kerajaan
Inggris ketika itu.
2. Untuk itu beliau mengarang sebuah buku yang terkenal dengan judul
“Scouting For Boys”. Buku ini memuat cerita pengalaman beliau dan
latihan apa yang diperlukan untuk para Pramuka.
3. Gagasan Baden Powel itu jitu, cemerlang, dan sangat menarik sehingga
dilaksanakan juga di negara-negara lain.
4. Oleh orang Belanda gagasan itu kemudian dibawa dan dilaksanakan juga
di jajahannya di sini (Nederland Oost India), dan didirikan oleh orang-
orang Belanda di Indonesia dengan nama NIPV(Nederland Padvinders
Vereniging = Persatuan Pandu-pandu Hindia Belanda).
5. Oleh pemimpin Pergerakan Nasional, gagasan Baden Powel itu diambil
alih dan dibentuklah organisasi-organisasi kepanduan yang bertujuan
membentuk manusia Indonesia yang baik yaitu menjadi kader
Pergerakan Nasional. Organisasi kepanduan dibentuk bermacam-macam,
antara lain : JPO(Javaanse Padvinders Organizatie),JJP (Jong Java
Padvinders), NATIPIJ(Nationale Islamitische Padvindery),HW(Hisbul
Wathon) dan sebagainya.
6. Sumpah Pemuda yang dicetuskan dalam Kongres Pemuda pada tanggal
28 Oktober 1928, benar-benar menjiwai gerakan kepanduan nasional
Indonesia untuk lebih bergerak maju.
Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013
Page 6
14
7. Adanya larangan pemerintah Hindia Belanda kepada organisasi
kepanduan diluar NIPV untuk menggunakan istilah Padvinder dan
Padvindery, maka KH. Agus Salim menggantikan istilah asing padvinder
dan padvindery.
8. Dengan meningkatkan kesadaran nasional Indonesia, maka timbulah niat
untuk menggerakan antara organisasi-organisasi kepanduan. Ini menjadi
kenyataan pada tahun 1930 dengan adanya INPO (Indonesische
Padvinders Organisatie), PK(Pandu Kesultanan), PPS (Pandu Pemuda
Sumatera), berdiri menjadi satu organisasi yaitu KBI(Kepanduan Bangsa
Indonesia). Kemudian terbentuklah suatu federasi yang dinamakan
PAPI(Persatuan Antar Pandu – Pandu Indonesia) pada tahun 1931,
yang kemudian pada tahun 1938 berubah menjadi BPPKI (Badan Pusat
Persaudaraan Kepanduan Indonesia).
9. Di waktu pendudukan Jepang, oleh penguasa Jepang di Indonesia
Organisasi kepanduan dilarang keberadaannya. Tokoh-tokoh pandu
banyak yang masuk dalam organisasi Seinendan, Keibodan dan
PETA(Pembela Tanah Air).
10. Sesudah proklamasi kemerdekaan Indonesia, diwaktu berkobarnya
perang kemerdekaan, dibentuklah organisasi kepanduan yang berbentuk
kesatuan, yaitu Pandu Rakyat Indonesiapada tanggal 28 Desember 1945
di Solo, sebagai satu-satunya organisasi kepanduan di wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia (Scout Games, Scout Codes, Scout Songs,
2005)
Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013
Page 7
15
G. Kepramukaan
Gerakan pramuka adalah suatu gerakan sukarela yang bersifat
nopolitik, untuk kaum muda terbuka untuk semua, tanpa membedah asal usul
ras, suku dan agama. Sesuai dengan tujuan dan asas-asa dan metode.
Kepramukaan di definisikan sebagai suatu gerakan pendidikan,
pendidikan bukan hanya sebuah proses pengetahuan atau keterampilan
tertentu, komisi internasional tentang pendidikan anak unutk Abad ke 21 (The
Internasional commission on Education For The Twenty-First
Century)menyatakan bahwa pendidikan:
1. Pengembangan kemampuan berfikir atau akal, yaitu “belajar
mengetahui” termasuk “belajar bagaimana belajar”.
2. Proses untuk memperolah keterampilan dan keahlian tertentu, yaitu
“belajar berbuat”
3. Pengembangan karakter, “belajar menjadi seseorang”
4. Pengembangan sikap dan tingkah laku, yaitu “belajar hidup
bermasyarakat”
Pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses yang bersasaran
pengembangan seluruh kemampuan seseorang. Oleh karena itu kepramukaan
harus secara jelas dibedakan dari suatu gerakan yang bersifat rekreatif
diberbagai tempat di dunia termasuk Indonesia, cenderung terdapat opini dan
citra, bahwa kepramukaan adalah kegiatan rekrasi. Memang benar bahwa
kegiatan rekreatif dalam kepramukaan sangat penting, namun ini adalah saran
Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013
Page 8
16
untuk mencapai tujuan, dan bukan tujuan sendiri (Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka, 1998).
UU No.12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka, disebutkan bahwa
pembangunan kepribadian ditujukan untuk mengembangkan potensi diri serta
memiliki akhlak mulia, pengendalian diri, dan kecakapan hidup bagi setiap
warga negara demi tercapainya kesejahteraan masyarakat : pengembangan
potensi diri sebagai hak asasi manusia harus diwujudkan dalam berbagai
upaya penyelenggaraan pendidikan, antara lain melalui gerakan pramuka,
gerakan pramuka selaku penyelenggara pendidikan kepramukaan mempunyai
peran besar dalam pembentukan kepribadian generasi muda sehingga
memiliki pengendalian diri dan kecakapan hidup untuk menghadapi
tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan
global.
Undang-undang tersebut dijelaskan bahwa Pendidikan Kepramukaan
adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia
pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan.
Gerakan pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka agar memiliki
kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat
hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki
kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun
Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta
melestarikan lingkungan hidup.
Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013
Page 9
17
Kegiatan pendidikan kepramukaan dimaksudkan untuk meningkatkan
kemampuan spiritual dan intelektual, keterampilan, dan ketahanan diri yang
dilaksanakan melalui metode belajar interaktif dan progresif. Kegiatan
pendidikan kepramukaan dilaksanakan dengan menggunakan sistem among.
Sistem among merupakan proses pendidikan kepramukaan yang membentuk
peserta didik agar berjiwa merdeka, disiplin, dan mandiri dalam hubungan
timbal balik antarmanusia. Sistem among dilaksanakan dengan menerapkan
prinsip kepemimpinan:
1. di depan menjadi teladan;
2. di tengah membangun kemauan; dan
3. di belakang mendorong dan memberikan motivasi kemandirian.
Pendidikan kepramukaan dalam Sistem Pendidikan Nasional
termasuk dalam jalur pendidikan nonformal yang diperkaya dengan
pendidikan nilai-nilai gerakan pramuka dalam pembentukan kepribadian yang
berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi
nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup
Gerakan Pramuka, merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler
yang memiliki visi, misi, arah, tujan dan strategi yang jelas. Jenis kegiatan
pengembangan pada setiap satuan sekolah mulai dari pendidikan dasar
sampai pendidikan tinggi jelas tertuang dalam Prinsip Dasar Kepramukaan
dan Metode Kepramukaan. Gerakan Pramuka mendidik kaum muda
Indonesia dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan
yang pelaksanaannya diserasikan dengan keadaan, kepentingan dan
Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013
Page 10
18
perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia agar menjadi manusia
Indonesia yang lebih baik, dan anggota masyarakat Indonesia yang berguna
bagi pembangunan bangsa dan negara.
1. Tujuan
Gerakan Pramuka mendidik dan membina kaum muda Indonesia
dengan tujuan agar mereka menjadi :
a. Manusia berkepribadian, berwatak dan budi pekerti luhur, beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kuat mental dan tinggi
moral, terampil kuat dan sehat jasmani.
b. Warga negara Rebulik Indonesia berjiwa pancasila, setia dan patuh
kepada Negara Republik Indonesia serta menjadi masyarakat yang
sejahtera tera dan berguna dapat membangun dirinya sendiri secara
mandiri, serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan
bangsa dan negara, memiliki kepedulian sesama hidup dan alam
lingkungan, baik lokal maupun internasional (Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka, 1998).
2. Prinsip dasar kepramukaan
Prinsip dasar kepramukaan adalah :
a. Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam
seisinya.
c. Peduli terhadap diri pribadi.
d. Taat kepada kode kehormatan pramuka.
Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013
Page 11
19
Prinsip dasar kepramukaan sebagai norma hidup sebagai anggota
Gerakan Pramuka, ditanamkan dan ditumbuhkembangkan kepada setiap
peserta didik melalui proses penghayatan oleh dan untuk diri pribadi
dengan bantuan para Pembina, sehingga pelaksanaan dan pengalamannya
dapat dilakukan dengan inisiatif sendiri, penuh kesadaran, kemandirian,
kepedulian, tanggungjawab serta keterikatan moral, baik sebagai pribadi
maupun sebagai anggotamasyarakat (Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,
1998)
Pada hakekatnya anggota Gerakan Pramuka wajib menerima
Prisip Dasar Kepramukaan, dalam arti:
a. Menaati perintah Tuhan Yang Maha Esa dan menjauhi laranganNya
serta beribadah sesuai tata cara dari agama yang dipeluknya.
b. Memiliki kewajiban untuk menjaga dan melestarikan lingkungan
sosial, memperkokoh persatuan, serta menerima kebinekaan dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
c. Memerlukan lingkungan hidup yang bersih dan sehat agar dapat
menunjang dan memberikan kenyamanan dan kesejahteraan hidup
dan karenanya setiap anggota Gerakan Pramuka wajib peduli
terhadap lingkungan hidup dengan cara menjaga, memelihara dan
menciptakan kondisi yang lebih baik.
d. Bahwa manusia tidak hidup sendiri, melainkan hidup bersama
berdasarkan prinsip peri-kemanusiaan yang adil dan beradab dengan
makhluk lain ciptaan Tuhan, khususnya dengan sesama manusia.
Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013
Page 12
20
e. Memahami prinsip diri pribadi untuk dikembangkan dengan cerdas
guna kepentingan masa depan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
3. Metode Kepramukaan
Metode Kepramukaan adalah suatu cara memberikan pendidikan
watak kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan. Pendidikan
kepramukaan merupakan proses belajar mandiri yang progresif bagi
kaum muda untuk mengembangkan diri pribadi seutuhnya, meliputi
aspek mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik,
baik bagi individu maupun sebagai anggota masyarakat maka dibutuhkan
suatu Metoda /ketentuan khusus yang kita sebut Metoda Kepramukaan.
Metode Kepramukaan pada hakekatnya tidak dapat dilepaskan
dari Prinsip Dasar Kepramukaan yang keterkaitanya keduanya terletak
pada pelaksanaan Kode Kehormatan Pramuka. PDK (Prinsip Dasar
Kepramukaan) dan MK (Metode Kepramukaan ) harus dilaksanakan
secara terpadu, keduanya harus berjalan seimbang dan saling
melengkapi. Setiap unsur pada Metode Kepramukaan merupakan
subsistem tersendiri yang memiliki fungsi pendidikan spesifik, yang
secara bersama-sama dan keseluruhan saling memperkuat dan menunjang
tercapainya tujuan pendidikan kepramukaan(Ilhambakhtiar.2011
Pendidikan Karakter Melalui Kepramukaan
http://makassar.tribunnews.com.).
Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013
Page 13
21
Metode kepramukaan merupakan salah satu cara belajar interaktif
progresif melalui:
a. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka.
b. Belajar sambil melakukan.
c. Sistem beregu.
d. Kegiatan yang menantang dan menarik serta mengandung
pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani
anggota muda.
e. Kegiatan di alam terbuka.
f. Kemitraan dengan anggota dewasa dalam setiap kegiatan.
g. Sistem tanda kecakapan.
h. Sistem satuan terpisah untuk putra dan untuk putri.
i. Kiasan dasar.
(Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 1998)
4. Materi dan Metode Pramuka
Agar kegiatan Pramuka dapat berhasil dengan baik maka
penyajiannya harus menggunakan metode yang cocok juga dengan
berbagai fariasi. Adapun metode yang dipakai dalam gerakan Pramuka
antara lain :
a. Belajar sambil melakukan
b. Sistem berkelompok
c. Kegiatan di alam terbuka
d. Sistem tanda kecakapan
Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013
Page 14
22
e. System satuan terpisah
f. Sistem among
(Hakamyamin .2012. Pramuka sebagai wadah
pembinaan,http://duniacoretansana-sini.)
5. Anggaran Dasar Gerakan Pramuka
Bahwa persatuan dan kesatuan bangsa dalam negara kesatuan
yang adil dan makmur, materiil dan spiritual serta beradab merupakan
adicita bangsa Indonesia yang mulai bangkit dan siaga sejak berdirinya
Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908. Adicita itu pulalah yang
merupakan dorongan para Pemuda Indonesia melakukan Sumpah
Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
Untuk lebih menggalang persatuan merebut kemerdekaan, dan
dengan jiwa dan semangat Sumpah Pemuda inilah rakyat Indonesia
berjuang untuk kemerdekaan nusa dan bangsa Indonesia yang
diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Kemerdekaan ini
merupakan karunia dan berkah Rahmat Tuhan Yang Maha Esa.Bahwa
gerakan kepanduan nasional yang lahir dan mengakar di bumi nusantara
merupakan bagian terpadu dari gerakan perjuangan kemerdekaan
Indonesia yang membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh
karenanya, gerakan kepanduan nasional Indonesia mempunyai andil yang
tidak ternilai dalam sejarah perjuangan kemerdekaan itu. Jiwa kesatria
yang patriotik telah mengantarkan para pandu ke medan juang bahu-
Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013
Page 15
23
membahu dengan para pemuda untuk mewujudkan adicita rakyat
Indonesia dalam menegakkan dan menangani.
Negara Kesatuan Republik Indonesia selama-lamanya.Bahwa
kaum muda sebagai potensi bangsa dalam menjaga kelangsungan bangsa
dan negara mempunyai kewajiban melanjutkan perjuangan bersama-
sama orang dewasa berdasarkan kemitraan yang bertanggung jawab.
Bahwa Gerakan Pramuka, sebagai kelanjutan dan pembaruan
gerakan kepanduan nasional, dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden
RI Nomor 238 Tahun 1961 bertanggungjawab atas Kelestarian Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang di topang oleh empat pilar wawasan
kebangsaan, yaitu :
a. Ideologi Pancasila
b. Undang-Undang Dasar 1945
c. Bhinneka Tunggal Ika
d. Negara Kesatuan Republik Indonesia
(Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 2004)
Dengan asas Pancasila Gerakan Pramuka menyelenggarakan
pendidikan bagi kaum muda sebagai kaderisasi kepemimpinan masa
depan masyarakat, bangsa dan negara.Bahwa dalam upaya meningkatkan
dan melestarikan hal-hal tersebut, telah dilahirkan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka yang menegaskan
bahwa Gerakan Pramuka adalah organisasi yang menyelenggarakan
pendidikan nonformal, melalui Pendidikan Kepramukaan sebagai bagian
Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013
Page 16
24
pendidikan nasional dilandasi Sistem Among dengan Prinsip Dasar dan
Metode Kepramukaan. (Surahman, 2012 Pramuka Syarat Dengan
Pendidikan Karakter http://ronifaslah.feunj.ac.id/index)
6. Kecakapan Pramuka
Macam-macam kegiatan pramuka dalam membentuk karakter
siswa melaui berbagai kegiatan yaitu :
a. Pembentukkan karakter melalui Baris-Berbaris
Menurut Zainal Abidin (Supono 2009 : 41) Baris-berbaris
adalah suatuwujud latihan fisik, yang diperlukan untuk menanamkan
kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada
terbentuknya suatu perwatakan kulit.
b. Pembentukan Karakter Melalui Kemampuan Berorganisasi.
Kegiatan kepramukaan dapat berhasil menciptakan peserta
didik yang berkarakter jika pada proses pendidikannya tidak hanya
mengembangan teknik kepramukaan (tekpram) semata, tetapi juga
dikembangkan kemampuan, keterampilan dan sikap berorganisasi.
Dalam organisasi akan diterapkan prinsip-prinsip manajemen atau
pengelolaan organisasi seperti perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pengarahan/penggerakan
(actuacting) dan fungsi pengawasan (controlling). Di samping itu,
organisasi juga merupakan sebuah alat atau media kontrol sosial bagi
sekolah atau pihak lainnya utuk mengamati sekaligus memantau
perkembangan siswa. Pihak sekolah akan dengan mudah memantau
Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013
Page 17
25
perkembangan siswa melalui organisasi artinya, cukup dengan
mengelola organisasi maka sejumlah siswa yang menjadi anggota
dalam organisasi tersebut dapat dikelola.
Kemampuan beroganisasi – kemampuan merencanakan,
kemampuan mengorganisasi, kemampuan
mengarahkan/menggerakan, dan kemampuan pengawasan - dapat
diaplikasikan dalam kehidupan nyata selepas siswameninggalkan
lembaga pendidikan. Di rumah tangga, lingkungan masyarakat dan
juga lingkungan bisnis, prinsip-prinsip manajemen akan
dipergunakan.
c. Pendidikan Karakter Melalui Perkemahan
Kegiatan perkemahan merupakan salah satu bentuk kegiatan
kepramukaan yang belakangan ini sudah jarang terlihat. Kondisi ini
disebabkan ketidakpercayaan orang tua kepada pengelola satuan
gerakan pramuka dan kekhawatiran orang tua kepada putra-putrinya
karena jauh dari mereka.
Terbentuknya pribadi dan karakter mandiri melalui kegiatan
perkemahan merupakan salah satu perwujudan yang dapat dilihat
dan diamati oleh siapapun. Pembentukan jiwa yang tangguh, tidak
cepat putus asa, kedisiplinan, dan kematangan emosional juga
menjadi tujuan dan sasaran kegiatan perkemahan. Di dalam
perkemahan, semua kegiatan baik kegiatan pribadi maupun kegiatan
kelompok/regu harus dikelola dan dilakukan oleh pribadi dan regu
Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013
Page 18
26
masing-masing. Jika dalam lingkungan keluarga, kegiatan memasak
dilakukan oleh Ibu atau pembantu, maka dalam perkemahan
dilakukan oleh regu/individu yang diberikan tugas. Jika dalam
lingkungan keluarga, perlengkapan mandi, pakaian, dan lainnya
disiapkan oleh orang tua, maka dalam perkemahan, semua keperluan
dan perlengkapan tersebut disiapkan oleh anggota pramuka. Ini
merupakan bentuk nyata dari penciptaan kemandirian.
Jika keseharian, biasanya peserta didik tidak memiliki
program atau kegiatan yang teratur seperti belajar, bermain, nonton
tv, dll. Maka dalam kegiatan perkemahan, panitia perkemahan telah
merancang program yang sangat teratur dari waktu kewaktu dengan
kegiatan yang syarat dengan pembentukan pribadi unggul yang harus
diikuti dan ditaati setiap anggota pramuka. Ini merupakan bentuk
nyata dari penciptaan kedisiplinan.
Kecerdasan sosial pun terbentuk dalam kegiatan
perkemahan. Dalam Gerakan Pramuka dikenal dengan satuan regu
yang terdiri dari sekurang-kurangnya 10 orang Pramuka. Ketika
program perkemahan diselenggarakan, kelompok dalam satu regu
akan berinteraksi untuk mengengelola dan mempersiapkan
perkemahan. Sikap saling menghormati antar sesama pramuka, sikap
saling menghargai, dan sikap peduli atau empati akan teruji dalam
kelompok ini.
Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013
Page 19
27
Pemanfaatan waktu menjadi sangat efektif ketika
perkemahan dilaksanakan. Warga perkemahan menjadi pribadi yang
sangat disiplin dan taat terhadap tatatertib yang berlaku. Setiap detik
dimanfaatkan untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang bermanfaat,
hampir tidak ada waktu luang yang terbuang dengan sia-sia. Tidak
hanya kegiatan kepramukaan yang diatur, kegiatan makan, mandi,
istirahat dan kegiatan ibadahpun diatur. Ibadah bersama seperti
shalat berjamaah, dan shalat malam diatur, dan wajib dilaksanakan
oleh setia peserta.
Kegiatan perkemahan disadari ataupun tidak, baik oleh
penyelenggara perkemahan maupun kelompok atau regu yang
mengikuti perkemahan, sebenarnya telah melaksanaan prinsip-
prinsip manajemen. Diawali dari perencanaan (planning) seperti
merancang waktu dan kegiatan, survey awal lokasi perkemahan,
menyusun acara perkemahan, merancang job descriftion dan job
spesification, dll. Prinsip pengorgnisasian (organizing) dapat dilihat
dari pengalokasian sumber daya, pengalokasian sumber keuangan,
penentuan struktur tugas, tanggung jawab dan wewenang masing-
masing anggota dapat dilihat dalam pengorganisasian perkemahan.
Prinsip penggerakan/pengarahan (actuacting) dapat dilihat dari
kemampuan pemimpin regu atau panitia perkemahan dalam
mengarahkan anggotanya, dalam menggerakan anggotanya untuk
melakukan tugas dan tanggung jawab yang telah diamanatkan
Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013
Page 20
28
kepadanya yang telah tertuang dalam job descriftion. Prinsip
pengawasan (controlling) dapat dilihat dari kegiatan panitian atau
regu dalam melakukan penilaian terhadap kegiatan-kegiatan yang
telah dilaksanakan. Dalam penilaian atau evaluasi kegiatan akan
diketahui tingkat keberhasilan dari program yang telah dilaksanakan
dan penentuan strategi selanjutnya.
7. Maksud Dan Tujuan
a. Menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas, mengarahkan
pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh tugas pokok, sehingga
secara jasmani dapat menjalankan tugas pokok tersebut dengan
sempurna.
b. Rasa persatuan, adanya rasa senasib sepenang-gungan serta ikatan
yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas.
c. Rasa disiplin, mengutamakan kepentingan tugas di atas kepentingan
pribadi yang pada hakikatnya tidak lain dari pada keikhlasan
penyisihan pilihan hati sendiri.
d. Rasa tanggung jawab, keberanian untuk bertindak yang mengandung
resiko terhadap dirinya, tetapi menguntungkan tugas atau sebaliknya
tidak mudah melakukan tindakan-tindakan yang akan dapat
merugikan.
(Surahman, 2012 Pramuka Syarat Dengan Pendidikan Karakter
http://ronifaslah.feunj.ac.id/index)
Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013
Page 21
29
H. Tinjauan Tentang Karakter
1. Pengertian Karakter
Pendidikan karakter merupakan upaya untuk membantu
perkembangan jiwa anak-anak baik lahir maupun batin, dari sifat
kodratinya menuju ke arah peradaban yang manusiawi dan lebih baik.
Sebagai contoh dapat dikemukakan misalnya : anjuran atau suruhan
terhadap anak-anak untuk duduk yangbaik, tidak berteriak-teriak agar
tidak menggangu orang lain, bersih badan, rapih pakaian, hormat
terhadap orang tua, menyayangi yang muda, menghormati yang tua,
menolong teman, dan seterusnya merupakan proses pendidikan karakter.
Sehubungan dengan itu, Dewantara (1967) pernah mengemukakan
beberapa hal yang harus dilaksanakan dalam pendidikan karakter, yakni
ngerti-ngertos-nglakoni (menyadari, menginsyafi, dan melakukan.
(dalam Mulyasa , 2011 : 1). Karakter berasal dari nilai tentang sesuatu.
Suatu nilai yang diwujudkan dalam bentuk perilaku anak itulah yang
disebut karakter. Jadi suatu karakter melekat dengan nilai dari perilaku
tersebut.
(Kesuma, 2012:11). Menurut (Hidayatullah 2010:13) Karakter
adalah kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti
individu yang merupakan kepribadian khusus yang menjadi pendorong
dan penggerak, serta membedakan dengan individu lain.Karakter menjadi
hal penting dalam kehidupan seseorang, karena karakter menjadi salah
satu penentu kesuksesan seseorang. Oleh karena itu, karakter yang kuat
dan positif perlu di bentuk dengan baik. Menurut Slamet Imam Santoso
Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013
Page 22
30
(1981 : 83), tujuan pendidikan yang murni adalah menyusun harga diri
yang kukuh, kuat dalam jiwa pelajar, supaya kelak mereka dapat
bertahan dalam masyarakat.
Lickona (1991:30) mendefinisikan orang yang berkarakter
sebagai sifat alami seseorang dalam merespon situasi secara bermoral,
yang dimanifestasikan dalam tindakan nyata melalui tingkah laku yang
baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati oarang lain dan karakter
mulia lainnya.
Menurut Berkowizt (1998:27), kebiasaan berbuat baik tidak
selalu menjamin bahwa manusia telah terbiasa tersebut secara sadar
(cognition) menghargai pentingnya nilai – nilai karakter
(valuing).Misalnya, seseorang yang terbiasa berkata jujur karena takut
mendapatkan hukuman maka bisa saja ia tidak mengerti akan tingginya
nilai moral dari kejujuran itu sendiri. Oleh karena itu, pendidikan
karakter memerlukan juga aspek emosi. Menurut Lickona (1991:31),
komponen ini disebut “desiring the good” atau keinginan berbuat untuk
baik.
2. Hakikat Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter memiliki makna pendidikan tinggi dari
pendidikan moral, karena pendidikan karakter tidak hanya berkaitan
dengan masalah benar salah, tetapi bagaimana menanamkan kebiasaan
(habit) tentang hal-hal yang baik dalam kehidupan, sehingga anak/peserta
didik memiliki kesadaran, dan pemahaman yang tinggi, serta
kepeduliandan komitmen untuk menerapkan kebajikan dalam kehidupan
Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013
Page 23
31
sehari-hari. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa karakter merupakan
sifat alami seseorang dalam merespon situasi secara bermoral, yang
diwujudkan dalam tindakan nyata, dan nilai-nilai karakter mulia lainnya.
Dalam konteks pemikiran islam, karakter berkaitan dengan imam
dan ikhsan. Hal ini sejalam dengan ungkapan Aristoteles, bahwa karakter
erat kaitannya dengan “habit”atau kebiasaan yang terus-menerus
dipraktikan dan ditanamkan.meskipun karakter setiap individu ini unik,
karakteristik umum yang menjadi stereotip dari sekelompok masyarakat
dan bangsa dapat diidentifikasikan sebagai karakter suatu komunitas
tertentu atau bahkan dapat pula dipandang sebagai karakter suatu bangsa.
Menurut persepektif islam, pendidikan karakter secara teoretik
sebenarnya telah ada sejak Islam diturunkan di dunia, sering dengan
diutusnya Nabi Muhammad SAW untuk memperbaiki atau
menyempurnakan akhlak (karakter) manusia. Ajaran Islam tersendiri
mengandung sistematika ajaran yang tidak hanya menekankan aspek
keimanan, ibadah dan mu’amalah, tetapi juga akhlak. Pengamalan ajaran
Islam secara utuh (kaffah) merupakan model karakter seorang muslim,
bahkan dipersonifikasikan dengan model karakter Nabi Muhammad
SAW, yang memiliki sifat Shidiq, Tabligh, Amanah, Fathonah.(Mulyasa,
2011:5)
3. Pendidikan Karakter Bangsa
Pendidikan karakter bangsa sebenarnya telah berlangsung lama,
jauh sebelum Indonesia merdeka. Ki Hajar Dewantara sebagai Pahlawan
Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013
Page 24
32
Pendidikan Nasional memiliki pandangan tentang pendidikan karakter
sebagai asas Taman Siswa 1922, dengan tujuh prinsip berikut:
a. Hak seseorang untuk mengatur diri sendiri dengan tujuan tertibnya
pesatuan dalam kehidupan umum.
b. Pengajaran berarti mendidik anak agar merdeka batinya, pekiranya,
dan tenaganya.
c. Pendidikan harus selaras dengan kehidupan.
d. Kultur sendiri yang selaras dengan kodrat harus dapat memberi
kedamaian hidup.
e. Harus bekerja menurut kekuatan sendiri
f. Perlu hidup dengan berdiri sendiri.
g. Dengan tidak terikat, lahir batin dipersiapkan untuk memberikan
pelayanan kepada peserta didik.
Pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam seluruh
pembelajaran pada setiap bidang studi yang terdapat dalam kurikulum.
Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada
setiap bidang studi perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dan dihubungkan
dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian pendidikan
nilai, dan pembentukan karakter tidak hanya dilakukan pada tataran
kognitif, tetapi menyentuh internalisasi, dan pengamalan nyata dalam
kehidupan sehari-hari.
Zarkasi 2010 (dalam Mulyasa 2011:8) mengemukakan bahwa
pendidikan karakter sangat terkait dengan manajemen atau penegelolaan
Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013
Page 25
33
intitusinya. Pengelolaan yang dimaksud adalah bagaimana pendidikan
karakter yang dilaksanakan, direncanakan, dan dikendalikan dalam
kegiatan-kegiatan pendidikan di dalam institusi tersebut secara memadai.
Di sisi lain Buchori 2007 (dalam Mulyasa 2011:8) ,
mengemukakan bahwa pendidikan karakter seharusnya membawa
peserta didik ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai
secara afektif, dan akhirnya pengamalan nilai secara nyata. Permasalahan
pendidikan karakter disekolah/madrasah dewasa ini, perlu segera dikaji,
dan dicari alternatif-alternatif solusinya, serta perlu dikembangkan secara
lebih perasional sehingga mudah diimplementasikan di sekolah.
Mengacu pada Standar Nasional Pendidikan, pendidikan karakter pun
perlu memiliki standar mutu, baik berkaitan dengan isi, proses, sarana
dan prasarana pendidikan, manajemen, pembiayaan maupun standar
evaluasi bagi pendidikan karakter bangsa (Mulyasa 2011:9).
4. Tujuan Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu proses
dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter dan
akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang, sesuai
dengan standar kompetensi kelulusan pada setiap satuan pendidikan.
Melalui pendidikan karakter peserta didik diharapkan mampu secara
mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan
menginternalisasikan serta mempersonalisasikan nilai-nilai karakter dan
akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.
Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013
Page 26
34
Pendidikan karakter pada tingkat satuan pendidikan mengarah
pada pembentukan budaya sekolah/madrasah, yaitu nilai-nilai yang
melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan sehari-hari, serta simbol-simbol
yang dipraktikkan oleh Semua warga sekolah/madrasah merupakan ciri
khas, karkater atau watak, dan citra sekolah /madrasah tersebut di mata
masyarakat luas (Mulyasa 2011:9).
a. Implementasi Pendidikan Karakter
Pada umumnya pendidikan karakter menekankan pada
keteladanan, penciptaan lingkungan, dan pembiasaan melalui
berbagai tugas keilmuan dan kegiatan kondusif. Dengan demikian,
apa yang dilihat, didengar, dirasakan dan dikerjakan oleh peserta
didik dapat membentuk karakter mereka. Selain menjadikan
keteladanan dan pembiasan sebagi metode pendidikan utama,
penciptaan iklim dan budaya serta lingkungan yang kondusif juga
sangat penting, dan turut membentuk karakter peserta didik.
Penciptaan lingkungan yang kondusif dapat dilakukan
melauio berbagai variasi metode sebagai berikut:
1) Penugasan
2) Pembiasaan
3) Pelatihan
4) Pembelajaran
5) Pengarahan, dan
6) Keteladanan
Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013
Page 27
35
Berbagai metode tersebut mempunyai pengaruh yang sangat
besar dalam pembetukan karakter peserta didik. Pemberian tugas
disertai pemahaman akan dasar-dasar filosofinya, sehingga peserta
didik akan mengerjakan berbagai tugas dengan kesadaran dan
pemahaman, kepedulian dan komitmen yang tinggi. Setiap kegiatan
mengandung unsur-unsur pendidikan kesederhanaan, kemandirian,
kesetiakawanan dan kebersamaan, kecintaan pada lingkungan dan
kepemimpinan (Mulyasa 2011:10).
Menurut Hill (2005:28). Ada enam pilar karakter (The six
pillars of Character) yang dapat menjadi acuan. Enam pilar karakter
yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1) Trustworthiness, bentuk karakter yang membuat seseorang
menjadi berintegrasi, jujur, dan loyal.
2) Fairness, bentuk karakter yang membuat seseorang memiliki
pemikiran terbuka serta tidak suka memanfaatkan orang lain.
3) Caring, bentuk karakter yang membuat seseorang memiliki
sikap peduli dan perhatian terhadap orang lain maupun kondisi
social lingkungan sekitar.
4) Respect, bentuk karakter yang membuat seseorang selaulu
menghargai dan menghormati orang lain.
5) Citizenship, bentuk karakter yang membuat seseorang sadar
hokum dan peraturan serta peduli terhadap lingkungan alam.
Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013
Page 28
36
6) Responsibility, bentuk karakter yang membuat seseorang
bertanggung jawab, disiplin, dan selalu melakukan sesuatu
dengan semudah mungkin.
Untuk lebih memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter
telah teridentifikasi 18 nilai karakter yang bersumber dari agama,
Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu: Religius,
Jujur,, Toleransi, Disiplin, Kerja keras, Kreatif, Madiri, Demokratis,
Rasa Ingin Tahu, Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air,
Menhargai Prestasi, Bersahabat, atau Komunikatif, Cinta Damai,
Gemar Membaca, Peduli Lingkungan, Peduli Sosial, & Tanggung
jawab (Pusat Kurikulum, 2009).
Pendidikan karakter merupakan proses berkelanjutan dan tak
pernah berakhir (never ending process), sehingga menghasilkan
perbaikan kualitas yang berkesinambungan (continous qualitiy
improvement), yang ditujukan pada terwujudnya sosok manusia
masa depan, dan berakar pada nilai-nilai budaya bangsa. Pendidikan
karakter harus menumbuhkan nilai-nilai filosofis dan mengamalkan
seluruh karakter bangsa secara utuh dan menyeluruh (kaffah).
Menurut Koesoema A. (2007-80) menyatakan bahwa
karakter sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagia
ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas dari diri seseorang
yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari
Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013
Page 29
37
lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil dan juga bawaan
seseorang sejak lahir.
Menurut Wuryudi (Raka, 1997:43), sebenarnya
pembangunan karakter bangsa mulia dikumandangkan sejak awal
Negara ini lahir. Tetapi, program ini belum selesai karena banyak
pihak-pihak yang merasa dirugikan, indonesia dengan kekayaan
alamnya akan sulit dikuasai manakala bangsanya memiliki karakter
yang kuat.Dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI), pendidikan karakter harus mengandung perekat bangsa
yang memiliki beragam budaya dalam wujud kesadaran,
pemahaman, danm kecerdasan kultural masyarakat. Untuk
kepentingan tersebut, perlu, direvitalisasi kembali sistem nilai yang
mengandung makna karakter bangsa yang berakar pada Undang-
Undang Dasar 1945 dan filsafat pancasila. Sistem nilai tersebut
meliputi ketuhanan, kemanusiaan, persatuan bangsa,
permusyawaratan, dan keadilan. Beberapa tahun yang lalu sistem
nilai tersebut sering ditanamkan dalam bentuk penghayatan dan
pengamalan pancasila (P-4) yang diperuntukan bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Melalui revitalisasi dan penekanan karakter diberbagai
lembaga pendidikan, baik informal, formal maupun informal,
diharapkan bangsa Indonesia dapat menjawab berbagai tantangan
dan permasalahan yang semakin rumit dan kompleks.
Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013
Page 30
38
Menurut Megawangi (2008), pendiri Indonesia
HeritageFoundation, ada 3 tahap pembentukan karakter yaitu:
1) Moral Knowing : memahamkan dengan baik keapada anak
tentang arti kebaikan. Mengapa harus berperilaku baik, dan
untuk apa berperilaku baik itu, dan apa manfaat berperilaku
baik.
2) Moral Feeling : membangun kecintaan berperilaku baik kepada
anak yang akan menjadi sumber energi anak untuk berperilaku
baik. Membentuk karakter adalah dengan cara menumbuhkanya.
3) Moral Action : bagaimana membuat pengetahuan moral
menjaditindakan nyata. Moral action ini merupakan outcome
dari tahap dua tahap sebelumnya dan harus dilakukan berulang –
ulang agar menjadi moral behavior.
Melalui tiga tahap tersebut, proses pembentukan karakter
akan menjadi lebih mengena dan siswa akan berbuat baik karena
dorongan interna; dari diri sendiri.Karakteristik siswa meliputi
fiologis dan psikologis.Fisologis meliputi kondisi fisik, panca indera,
dan sebagainya.Psikologis menyangkut minat, tingkat kecerdasan,
bakat, motivasi, kemampuan kognitif, dan sebagainya (Purwanto
1995:107).
Karakteristik siswa dapat mempengaruhi kegiatan belajar
siswa antara lain: latarbelakang pengetahuan dan taraf pengetahuan,
gaya belajar, usia kronologi, tingkat kematangan, spektrum dan
Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013
Page 31
39
ruang lingkup minat, lingkungan sosial ekonomi, hambatan-
hambatan lingkungan dan kebudayaan, intelegensia, keselarasan dan
attitude, prestasi belajar, motivasi dan lain-lain (Sardiman 2001 : 9)
Terkait pembangunan karakter dalam Kepramukaan,
sejumlah hal yang harus diperhatikan, dikembangkan dan
diolah.Pramuka membangun akhlak anak bangsa yang baik, berbudi
pekerti, berpikir positif, tangguh, percaya diri tidak takabur, disiplin,
inovatif dan rukun serta memiliki kesetiakawanan. Begitupun
dengan pendidikan karakter itu sendiri ialah memiliki makna lebih
tinggi dari pendidikan moral, karena pendidikan karakter tidak hanya
berkaitan dengan masalah benar-salah, tetapi bagaimna menanamkan
kebiasaan (habit) tentang hal-hal yang baik dalam kehidupan,
sehingga anak/peserta didik memiliki kesadaran, dan pemahan yang
tinggi, serta kepedulian dan komitmen untuk menerapkan kebajikan
dalam kehidupan sehari-hari.
Wynne (1991) mengemukakan bahwa karakter berasal dari
Bahasa Yunani yang berarti “to mark” (menandai) danmemfokuskan
bagaimana menerapkan nilai-nilai kebaikan dalam tindakan nyata
atau perilaku sehari-hari (Wynne dalam Mulyasa, 2011:3).
Tanggungjawabpendidikan seorang anak adalah keluarga,
masyarakat, serta lembaga pendidikan (sekolah). Dalamkehidupan
tentunya setiap orang ingin berbuat baik, yaitu berbuat sesuai dengan
peraturan dan tata tertib yang berlaku tanpa paksaan dari luar karena
itu kewajiban. Perilaku karakter yang terbentuk pada diri anak tidak
Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013
Page 32
40
lepas dari beberapa faktor yang mempengaruhinya. Adapun faktor-
faktor yang mempengaruhinya itu antara lain: faktor keluarga, faktor
sekolah, faktor masyarakat.
Melengkapi uraian diatas, Megawangi (2008) pencetus
pendidikan karakter di Indonesia telah menyusun 9 pilar karakter
mulia yang selayaknya dijadikan acuan dalam pendidikan karakter,
baik disekolah maupun di luar sekolah, yaitu sebagai berikut.
1) Cinta Allah dan kebenaran
2) Tanggung jawab, disiplin, dan mandiri
3) Amanah
4) Hormat dan santun
5) Kasih sayang, peduli, dan kerja sama
6) Percaya diri, kreatif, dan pantang menyerah
7) Baik dan rendah hati
8) Toleran dan cinta damai
Dapat disimpulkan dari ke 8 aspek karakter diatas terdapat
dalam Organisasi Kepramukaan hal tersebut yang akan menjadi
acuan penelitian.
I. Hubungan Pendidikan Kepramukaan Dalam membentuk Karakter
Salah satu pendidikan karakter yang universal (tidak membedakan
suku/ras, dan usia) dan jangkauannya cukup luas di negeri ini, tinggallah
pendidikan yang diselenggarakan oleh Pendidikan Kepramukaan. Karena kita
melihat dari pembinaan kegiatan pemuda yang merupakan pemimpin bangsa
Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013
Page 33
41
kedepan ini, kita mencari-cari pola. Pendidikan Kepramukaan yang sudah
mendarah daging dalam sejarah bangsa ini. Dan kita harus lebih melakukan
pendekatan karakter bangsa melalui pendidikan kepramukaan (1993:34)
Pendidikan Kepramukaan adalah pendidikan menciptakan karakter
bangsa. Pendidikan Kepramukaan sudah sejalan karna adanya Dasa darma
dan Trisatya. Semua itu sudah mengandung unsur-unsur bela negara dan cinta
tanah air.Dengan makin banyak pemuda kita yang mengikuti kegiatan dan
pendidikan yang dilakukan melalui pendidikan Kepramukaan, makin banyak
pemuda kita yang seperti itu menjadi embrio dari masyarakat yang lain untuk
bisa mengajak masyarakat lainnya. Sehingga nantinya, peran dari
Kepramukaan di masyarakat ini menjadi lebih baik, akibatnya bermuara
kepada seluruh pemuda-pemuda kita.
Pendidikan kepramukaan dilakukan diluar jam pembalajaran yaitu
melalui kegiatan ekstrakurikuler.Memberikan karakter tidak bisa dilakukan
dalam sekejap dengan memberikan nasihat, perintah, atau instruksi, namun
lebih dari hal tersebut. Pembentukan karakter memerlukan teladan/role,
model, kesabaran, pembiasaan, dan pengulangan. dengan demikian proses
pendidikan karakter merupakan proses pendidikan yang dialami oleh siswa
dalam pembentukan kepribadian melalui mengalami sendiri nilai – nilai
kehidupan, agama dan moral.
Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013
Page 34
42
J. Peran Pendidikan Kepramukaan Terhadap Mata Pelajaran PKn
Pada dasarnya pendidikan kewarganegaraan adalah pembentukkan
watak dan karakter bangsa, karena pendidikan kewarganegaraan merupakan
wahana pengembangan kemampuan, watak, dan karakter yang demokratis
dan bertanggung jawab. Pendidikan kewarganegaraan sangat penting untuk
menumbuhkan sikap kewarganegaraan generasi penerus bangsa. Tentunya ini
sangat mendukung untuk mental dan kepribadian siswa menjadi mental yang
berlandaskan pancasila dan UUD 1945.
Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan yang dikemukakan oleh Djahiri
(1994/1995: 10) adalah sebagai berikut :
1. Secara umum Tujuan PKn harus ajeg dan mendukung
keberhasilanpencapaian Pendidikan Nasional, yaitu : “Mencerdaskan
kehidupan bangsa yang mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya.
Yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki kemampuan pengetahuann
dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian mantap dan
mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”.
2. Secara khusus Tujuan PKn yaitu membina moral yang diharapkan
diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu perilaku yang
memancarkan iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam
masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan agama, perilaku yang
bersifat kemanusiaan yang adil dan beradab, perilaku yang mendukung
kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan
Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013
Page 35
43
perseorangan dan golongan sehingga perbedaan pemikiran pendapat
ataupun kepentingan diatasi melalui musyawarah mufakat.
Watak/karakter kewarganegaraan ( civic dispotion ) merupakan
dimensi yang paling substantif dan esensial dalam mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan, karakteristik mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
ditandai dengan penekanan dimensi watak, karakter, sikap, dan hal-hal lain
yang bersifat efektif.Maka dapat disimpulkan bahwa Pendidikan
Kewarganegaraan berorientasi pada penanaman konsep Kenegaraan dan juga
bersifat implementatif dalam kehidupan sehari-hari.
Beberapa faktor yang lebih menjelaskan mengenai pendidikan
kewarganegaraan antara lain (Somantri, 1975 : 161):
1. PKn merupakan bagian atau salah satu tujuan pendidikan IPS, yaitu
bahan pendidikanya diorganisasikan secara terpadu (intergrated) dari
berbagai disiplin ilmu sosial, humainora, dokumen Negara, terutama
Pancasila, UUD 1945, GBHN, dan Perundangan Negara, dengan tekanan
bahan pendidikan pada hubungan warga dan bahan pendidikan yang
berkenan dengan bela Negara.
2. PKn adalah seleksi dan adaptasi dari berbagai disiplin illmu sosial,
humaniora, Pancasila, UUD 1945 dan dokumen Negara lainnya yang
diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan
pendidikan.
Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013
Page 36
44
3. PKn dikembangkan secara ilmiah dan psikologis baik untuk tingkat
jurusan PMKN FPIPS maupun dikembangkan untuk tingkat pendidikan
dasar, menengah dan perguruan tinggi.
4. Dalam mengembangkan dan melaksanakan PKn, kita harus berfikir
secara integrative, yaitu kesatuan yang utuh dari hubungan antara
hubungan pengetahuan intraseptif (agama, nilai-nilai) dengan
pengetahuan intraseptif (ilmu), kebudayaan indonesia, tujuan pendidikan
nasional, Pancasila, UUD 1945, GBHN, filsafat pendidikan, psikologi
pendidikan, pengembangan kurikulum disiplin ilmu-ilmu sosial dan
humaniora, kemudian dibuat program pendidikanya yang terdiri atas
unsur: (i) tujuan pendidikan, (ii) bahan pendidikan, (iii) metode
pendidikan, (iv) evaluasi.
5. PKn meniik beratkan pada kemampuan keterampilan berfikir aktif warga
negara, terutama generasi muda, dalam menginternalisasikan nilai-nilai
warga negara yang baik (good citizen) dalam suasana demokratis dalam
berbagai masalah kemasyarakatan (civic affairs)
6. Dalam kepustakaan asing PKn sering disebut civic educstion yang salah
satun batasan ialah seluruh kegiatan sekolah, rumah, dan masyarakat
yang dapat menumbuhkan demokrasi.
Pendidikan kepramukaan juga lebih mengedepankan nilai – nilai dan
karakter serta Pendidikan pramuka telah terbukti dapat dijadikan sebagai
landasan pembangunan karakter sekaligus pilar penting dalam pendidikan
nasional.
Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013
Page 37
45
Pendidikan Kewarganegaraan mempunyai pengaruh yang cukup besar
dalam Pendidikan Kepramukaan yaitu sama –sama mempunyai tujuan dalam
membentuk karakter bangsa yang baik, nilai – nilai karakter bangsa, bela
negara, memiliki rasa bangga dan tanggung jawab, agar terciptanya kaum
muda untuk mengembangkan diri pribadi seutuhnya, meliputi aspek mental,
moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik, baik bagi individu
maupun sebagai anggota masyarakat .
Peran Pendidikan Kepramukaan..., Dinna Purwanti, FKIP UMP, 2013