BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Otot Otot adalah suatu jaringan yang mempunyai kemampuan untuk berkontraksi. Yang kita sebut sehari-hari sebagai daging sebenarnya tak lain adalah kumpulan serabut-serabut otot (Irianto, 2012). Secara umum otot dibagi menjadi tiga jenis yaitu otot rangka, otot jantung dan otot polos. Namun yang akan dibahas dalam kajian teori penelitian ini adalah otot rangka. Tubuh pria dewasa biasanya mengandung sekitar 640 otot, yang meliputi hampir dua perlima berat tubuhnya. Jumlah yang sama terdapat pada tubuh wanita dengan proporsi yang lebih kecil. Otot membentang di sebuah sendi dan meruncing pada setiap ujungnya menjadi tendon berserat yang melekat ke tulang (Parker, 2007). Otot dikaitkan pada tulang rawan (kartilago), ikat sendi (ligamentum), dan kulit (integument). Tulang-tulang tidak dapat berfungsi sebagai alat gerak jika tidak digerakkan oleh otot. Otot rangka mampu menggerakkan tulang karena otot dapat memanjang (relaksasi) dan memendek (kontraksi). Hasil pergerakkan otot menyebabkan tulang-tulang menjadi tempat perlekatan otot dapat digerakkan. Serabut- serabut otot itu merupakan sel-sel otot. Serabut-serabut otot itu berkumpul menjadi berkas-berkas otot. Beberapa berkas otot berkumpul membentuk otot atau daging. Fungsi otot yang utama adalah sebagai alat gerak aktif,
37
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/8946/3/60c03b5ea2e7123596b994e06c309293.pdf · tubuh wanita dengan proporsi yang lebih kecil. Otot membentang di sebuah
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Otot
Otot adalah suatu jaringan yang mempunyai kemampuan untuk
berkontraksi. Yang kita sebut sehari-hari sebagai daging sebenarnya tak lain
adalah kumpulan serabut-serabut otot (Irianto, 2012). Secara umum otot
dibagi menjadi tiga jenis yaitu otot rangka, otot jantung dan otot polos.
Namun yang akan dibahas dalam kajian teori penelitian ini adalah otot
rangka.
Tubuh pria dewasa biasanya mengandung sekitar 640 otot, yang
meliputi hampir dua perlima berat tubuhnya. Jumlah yang sama terdapat pada
tubuh wanita dengan proporsi yang lebih kecil. Otot membentang di sebuah
sendi dan meruncing pada setiap ujungnya menjadi tendon berserat yang
melekat ke tulang (Parker, 2007). Otot dikaitkan pada tulang rawan
(kartilago), ikat sendi (ligamentum), dan kulit (integument). Tulang-tulang
tidak dapat berfungsi sebagai alat gerak jika tidak digerakkan oleh otot. Otot
rangka mampu menggerakkan tulang karena otot dapat memanjang
(relaksasi) dan memendek (kontraksi). Hasil pergerakkan otot menyebabkan
tulang-tulang menjadi tempat perlekatan otot dapat digerakkan. Serabut-
serabut otot itu merupakan sel-sel otot. Serabut-serabut otot itu berkumpul
menjadi berkas-berkas otot. Beberapa berkas otot berkumpul membentuk otot
atau daging. Fungsi otot yang utama adalah sebagai alat gerak aktif,
disebabkan oleh kemampuan sel-sel otot berkontraksi. Otot berkontraksi
karena suatu rangsangan, baik rangsangan panas, dingin, dan sentuhan
lainnya (irianto, 2012).
Otot rangka jika dilihat dengan menggunakan mikroskop terlihat
berupa sel-sel otot berbentuk serabut-serabut halus panjang (myofibril) yang
mengandung banyak inti sel (multinuklei) dan tampak garis-garis terang
diselingi garis-garis gelap yang melintang. Oleh karena itu otot rangka
disebut juga otot lurik atau otot serat lintang. Sel-sel serabut otot bersatu
dalam suatu kelompok membentuk berkas-berkas yang disebut faskuli.
Berkas-berkas otot diliputi oleh selaput (fasia) yang disebut fasia propia.
Beberapa berkas otot bergabung membentuk otot. Setiap otot dibungkus lagi
oleh selaput yang disebut fasia superfisialis. Gabungan otot membentuk
kumparan yang menggelembung pada bagian tengahnya yang disebut
ventrikel otot. Ventrikel otot mempunyai daya kontraksi dan elastisitas yang
tinggi sehingga dapat memanjang dan memendek. Bagian ujung ventrikel otot
mengecil dan keras yang disebut tendon atau urat otot. Ujung tendon yang
stabil dan melekat pada tulang serta dekat ke pusat tubuh disebut origo.
Sedangkan otot yang melekat pada tulang yang bergerak disebut insersio
(irianto, 2012).
2.2 Anatomi Dan Fungsi Otot Perut
Gambar 2.1 : Otot Perut
(Elain N. Marieb, 2001)
a. M. Rectus Abdominis
Bagian otot yang membentuk sixpack. Rectus berarti lurus dan
abdominis adalah perut. Yang berarti otot ini tegak lurus dengan perut.
Otot ini berguna untuk menjaga tulang belakang saat melakukan gerakan
menekuk punggung ke depan dan menjaga panggul tetap stabil.
Origo : Tulang rawan iga ke V, VI, VII dan pada processus
xyphoideus sterni
Insersio : Bagian atas os. Pubis
b. M. Eksternal Abdominal Oblique
Otot ini berada di belakang tulang rusuk bagian bawah dan
melintas menuju panggul. Otot ini berguna untuk menunjang pergerakan
tulang belakang. Selain itu juga berguna untuk menjaga kestabilan tulang
belakang saat melakukan gerakan yg membuat tubuh menekuk ke samping
dan rotasi.
Origo : Iga bagian bawah dada dengan otot yang membentang kearah
melintang sisi kiri dan kanan bagian bawah perut
Insersio : Crista illiaca
c. M. Internal Abdominal Oblique
Otot ini berada di bawah otot eksternal oblique. Otot ini berperan
menstabilkan tulang belakang ketika melakukan gerakan memutar atau
membungkuk.
Origo : Crista illiaca dan ligament inguinal memanjang keatas
Insersio : Tepi dari pubis dan bagian medial dari pectineal dan jaringan
ikat linea alba.
d. M. Transversus Abdominis
Merupakan otot yang berada paling dalam di antara ketiga otot
yang lain. Otot ini berperan dalam menstabilkan punggung bagian bawah
saat gerakan membungkuk. Saat melakukan aktivitas berlari, berjalan, dan
sebagainya.
Origo : Simfisis pubis
Insersio : Tulang rusuk ke tiga (Daniels,1980)
2.3 Mekanisme Umum Kontraksi Otot
Timbul dan berakhirnya kontraksi otot terjadi dalam urutan sebagai berikut :
1. Potensial aksi berjalan sepanjang sebuah saraf motorik sampai ujung serat
saraf.
2. Setiap ujung saraf menyekresi substansi neurotransmitter yaitu asetilkolin
dalam jumlah sedikit.
3. Asetilkolin bekerja untuk area setempat pada membrane serabut otot untuk
membuka saluran asetilkolin melalui molekul-molekul protein dalam
membrane serabut otot.
4. Terbukanya saluran asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natrium
mengalir kebagian dalam membrane serabut otot pada titik terminal saraf.
Peristiwa ini menimbulkan suatu potensial aksi pada membran.
5. Potensial aksi berjalan sepanjang membrane saraf otot dengan cara yang
sama seperti potensial aksi berjalan sepanjang membran saraf.
6. Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membran serat otot, berjalan
dalam serat otot ketika potensial aksi menyebabkan reticulum sarkolema
melepas sejumlah ion kalsium, yang disimpan dalam reticulum ke dalam
myofibril.
7. Ion-ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filamen aktin dan
miosin, yang menyebabkan bergerak bersama-sama menghasilkan kontraksi.
8. Setelah kurang dari satu detik, ion kalsium dipompa kembali kedalam
retikulum sarkoplasma oleh pompa membrane Ca++, dan ion-ion ini tetap
disimpan dalam reticulum sampai potensial aksi yang baru datang lagi
(Guyton, 2006).
Pada keadaan relaksasi ujung-ujung filamen aktin berasal dari dua
lempeng saling tumpang tindih satu sama lainnya. Pada waktu yang
bersamaan menjadi lebih dekat pada filament miosin, tumpang tindih satu
sama lain secara meluas. Lempeng ini ditarik oleh filamen sampai ke ujung
miosin. Selama kontraksi kuat, filamen aktin dapat ditarik bersama-sama,
begitu eratnya sehingga ujung filamen miosin melekuk. Kontraksi otot terjadi
karena mekanisme pergeseran filamen. Kekuatan mekanisme di bentuk oleh
interaksi jembatan penyebrangan dari filamen miosin dengan filamin aktin.
Bila sebuah potensial aksi berjalan ke seluruh membran serat otot akan
menyebabkan reticulum sarkoplasmik melepaskan ion kalsium dalam jumlah
besar yang dengan cepat menembus myofibril.
Proses yang menimbulkan pemendekan unsur kontraktil di dalam otot
merupakan peluncuran filament (serabut/benang halus) tipis di atas filament
tebal, karena otot memendek maka filamen tipis dari ujung sarkomer
(kontraktil dari myofibril) saling mendekat, saat pendekatan filamen ini
tumpang tindih. Peluncuran salama kontraksi otot dihasilkan oleh pemutusan
dan pembentukan kembali hubungan antara aktin (protein myofibril) dan
miosin (protein globulin) menghasilkan gerakan selama kontraksi cepat.
Sumber kontraksi cepat otot adalah ATP, hidrolisis ikatan antara gugusan
fosfat. Senyawa ini berhubungan dengan pelepasan tenaga dalam jumlah
besar sehingga ikatan ini dinamakan ikatan fosfat bertenaga tinggi. Di dalam
otot, hidrolisis ATP ke ADP dilakukan oleh protein kontraktil miosin. Proses
depolarisasi serabut otot yang memulai kontraksi dinamakan perangkaian
eksitasi kontraksi. Potensial aksi dihantarkan ke semua fibril di dalam serabut
melalui pelepasan Ca2+ dari sisterna terminalis. Gerakan ini membuka ikatan
miosin hingga ATP di pecah dan timbul kontraksi. ATP sebagai sumber
energi untuk kontraksi. Bila sebuah otot berkontraksi, timbul satu kerja yang
memerlukan energi. Sejumlah ATP di pecah membentuk ADP selama proses
kontraksi. Selanjutnya semakin hebat kerja yang dilakukan semakin besar
jumlah ATP yang dipecahkan. Proses ini akan berlangsung terus-menerus
sampai filamen aktin menarik membrane menyentuh ujung akhir filamen
miosin atau sampai beban pada otot menjadi terlalu besar untuk terjadinya
tarikan lebih lanjut (Guyton, 2006).
2.4 Kekuatan Otot Perut
Kekuatan otot adalah kemampuan maksimal dari otot untuk
berkontraksi (Hoeger, 1996). Kekuatan otot ini dipengaruhi oleh usia, jenis
kelamin, indeks massa tubuh, aktifitas fisik, dan faktor psikologis. Kekuatan
otot perut dapat ditingkatkan dengan melakukan suatu latihan. Dalam
penelitian ini, latihan tersebut dengan menggunakan pilates exercises dan
core stability exercises, dimana dengan latihan ini dapat terjadi penambahan
jumlah sarkomer dan serabut otot (filamen aktin dan miosin yang diperlukan
dalam kontraksi otot), sehingga dengan terbentuknya serabut-serabut otot
yang baru maka kekuatan otot dapat meningkat.
Prinsip perkembangan otot selama latihan yaitu otot yang berkontraksi
tanpa beban, kekuatan otot yang berkontraksi lebih dari 50 persen gaya
kontraksi maksimum akan berkembang dengan cepat bahkan bila kontraksi
dilakukan hanya beberapa kali setiap harinya. Dengan menggunakan prinsip
ini, percobaan penguatan otot menunjukan bahwa latihan penguatan yang
dilakukan dalam tiga set tiga kali seminggu kira-kira akan memberi
peningkatan kekuatan otot yang maksimum tanpa mengakibatkan kelelahan
otot yang kronis (Guyton, 2006).
2.5 Prinsip Penguatan Otot
Semua otot tubuh secara terus menerus dibentuk kembali untuk
menyesuaikan fungsi-fungsi yang dibutuhkan mereka. Diameternya diubah,