-
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi Massa
Menurut beberapa ahli, komunikasi massa memliki pengertian
sebagai berikut :
a. Menurut Effendy (2004:50), komunikasi massa ialah proses
penyampaian
pesan yang dilakukan dengan menggunakan media yang ditujukan
kepada
massa yang abstrak yakni sejumlah orang yang tidak tampak
oleh
penyampai pesan.7
b. Menurut Bittner dalam Rakhmat (2009:188) komunikasi massa
adalah
suatu pesan yang dikomunikasikan pada sejumlah orang melalui
perantara
media massa.8
Dari beberapa pengertian tersebut, dapat dilihat bahwa,
komunikasi massa
memiliki pengertian sebagai proses yang dipakai oleh komunikator
untuk
mengirimkan pesan mereka kepada khalayak/massa yang
dilakukan
melalui media massa (John,2008:453).
Didalam suatu bentuk komunikasi massa, terdapat beberapa
komponen yang
pembentuk komunikasi massa tersebut yaitu
a. Komunikator Massa
Komunikator massa merupakan orang-orang yang memproduksi
pesan
yang akan disampaikan melalui media massa. Komunikator massa
dapat
mencakup wartawan, penulis, jurnalis, dll. Komunikator massa
berbeda
dengan komunikator biasanya dikarenakan komunikator massa tidak
dapat
melihat audiennya.
b. Pesan Massa
7http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20372/4/Chapter%20II.pdf
diunduh pada 16
september 2015 pukul 05.30 WIB 8
http://Repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789 diunduh
pada 16 september 2015
pukul 05.43 WIB
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20372/4/Chapter%20II.pdfhttp://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789
-
8
Pesan massa terdapat dalam film, novel atau lagu yang dibuat
oleh
komunikator massa. Seorang komunikator massa tidak akan
memproduksi
sesuatu tanpa keinginan menyampaikan pesan didalamnya.
c. Media Massa
Media massa merupakan sarana yang membawa pesan. Media massa
utama adalah buku,majalah, Koran,televise, radio, rekaman film,
dan web.
d. Komunikasi Massa
Komunikasi massa merupakan suatu proses dimana pesan sampai
kepada
audien melalui perantara media massa.
e. Audien Massa
Audien massa merupakan pihak yang telah menerima pesan dari
komunikator massa. Jumlah dari audien massa berubah-ubah.
Media massa memiliki fungsi sama seperti komunikasi. Fungsi
media massa
menurut Harold Laswell antara lain untuk informasi (to inform),
untuk mendidik
(to educate), dan untuk menghibur (to entertaint).9 Fungsi dari
media massa
hampir serupa dengan fungsi dari komunikasi itu sendiri. Selain
Harold Laswell,
fungsi media massa juga di jelaskan didalam UU No 40/1999
tentang Pers. Fungsi
media massa menurut UU No 40/1999 antara lain untuk
menginformasikan, untuk
mendidik, untuk menghibur, dan untuk pengawasan sosial.10
Media massa memiliki berbagai jenis. Secara umum media massa
dibedakan
menjadi 2 yaitu media massa cetak dan media massa
elektronik.11
Media massa
cetak terdiri dari Koran, tabloid, majalah, buku, bulletin,dll.
Sedangkan media
massa elektronik contohnya adalah televisi, dan radio.
9
http://romeltea.com/media-massa-makna-karakter-jenis-dan-fungsi/
diunduh pada 16
september 2015 pukul 06.07 WIB 10
http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_40_99.htm diunduh 16 september
2015 pukul 06.20 WIB 11
http://romeltea.com/media-massa-makna-karakter-jenis-dan-fungsi/
diunduh 16 september 2015 pukul 06.20 WIB
http://romeltea.com/media-massa-makna-karakter-jenis-dan-fungsi/http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_40_99.htmhttp://romeltea.com/media-massa-makna-karakter-jenis-dan-fungsi/
-
9
2.2 Jurnalistik
Secara etimologis, jurnalistik berasal dari bahasa perancis,
yaitu “journ”
yang berarti catatan atau laporan harian. Secara sederhana,
jurnalistik diartikan
sebagai kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan atau
pelaporans setiap
hari. Jurnalistik merupakan kegiatan yang memungkinkan pers atau
media massa
bekerja dan diakui eksistensinya dengan baik.
Menurut Adinegoro dalam Meinenda, (1981:39), jurnalistik adalah
suatu
kepandaian mengarang untuk mencari pekabaran pada masyarakat
dengan
secepatnya agar tersebar seluasnya. Sedangkan menurut Eric
Hodgins dalam
Meinenda, (1981:39), jurnalistik adalah pengiriman informasi
dari sini ke sana
dengan benar, keadilan berfikir yang selalu dapat
dibuktikan.
Jurnalisme, memiliki tujuan utama yaitu menyediakan informasi
yang
akurat dan terpercaya kepada masyarakat agar dengan informasi
tersebut mereka
dapat berperan membangun suatu masyarakat yang bebas (Luwi
Iswara,2011:21).
2.2.1 Pers
Pers berasal dari bahasa belanda, dan menjadi “press” dalam
bahasa
inggris yang memiliki makna sama yaitu penyiaran cetak.
Dalam Advance Newsgathering karya Bryce T. Mclntyre, disebutkan
ada
beberapa peranan pers yaitu :
1. Pers berperan sebagai pelapor. Pers bertindak sebagai mata
dan
telinga public, bertugas melaporkan peristiwa-peristiwa yang
diluar
pengetahuan masyarakat dengan netral tanpa prasangka.
2. Pers berperan sebagai interpreter. Disini, pers memiliki
peranan
untuk memberikan penafsiran atau arti pada suatu peristiwa
seperti
misalnya analisis atau mengomentari suatu berita.
3. Pers berperan sebagai pengkritik terhadap pemerintah.
Peranan
tersebut merupakan salah satu peran jaga (watchdog).
Jurnalisme
-
10
watchdog menurut Lance Bennett memiliki beberapa definisi
yaitu
penyelidikan independen yang dilakukan oleh pers tentang
berbagai
kegiatan pemerintah, bisnis dan lembaga publik yang
dilakukan
dengan cara mendokumentasikan, menayangkan dan
menginvestigasikan kegiatan-kegiatan mereka guna memberikan
informasi kepada masyarakat dan pejabat tentang isu yang
sedang
menjadi keprihatinan di masyarakat.12
Dalam pers, terdapat 4 teori tentang pers seperti yang
dijelaskan oleh
Wilbur Schramm dalam buku “Four Theories of Pers” yaitu
Otoritarian,
Libertarian, Tanggung Jawab Sosial dan Soviet Komunis.13
1. Teori Otoritarian
Teori ini menjelaskan bahwa pers bukanlah alat control
pemerintahan
namun menjadi instrument pendukung mencapai tujuan Negara.
Pers
selalu mendukung kebijakan yang dibuat oleh Negara, bukan
menghasut
masyarakat untuk melakukan penolakan terhadap suatu kebijakan
Negara.
2. Teori Libertarian
Dalam sistem pers ini, Negara mengekang pers dan masyarakat
sehingga masyarakat menjadi seperti sebuah alat Negara untuk
menjalankan kekuasaan. System pers ini mengeluarkan hak ijin
memiliki
media massa dengan menggunakan hak “paten” dimana hak ini
dapat
dimiliki ketika seseorang dekat dengan pemerintah.
3. Teori Tanggung Jawab Sosial
12
Lih.W.Lance Bennett & William Serrin,”The Watchdog Role”,
dalam Geneva Overholser. 13
http://duniabaca.com/sejarah-pers-pengertian-pers-fungsi-dan-peranan-pers-di-indonesia.html
diunduh 18 September 2015 pukul 21.18
http://duniabaca.com/sejarah-pers-pengertian-pers-fungsi-dan-peranan-pers-di-indonesia.htmlhttp://duniabaca.com/sejarah-pers-pengertian-pers-fungsi-dan-peranan-pers-di-indonesia.html
-
11
Pers tetap memiliki kebebasan untuk membuat suatu
pemberitaan
untuk masyarakat. tidak ada hak “paten” dalam system ini.
Kebebasan
yang ada harus tetap sesuai dengan norma-norma yang berlaku
di
masyarakat. adanya kode etik jurnalistik untuk membatasi
orang-orang
yang terlibat didalam pers. Pers tidak membuat pemberitaan yang
hanya
menghibur dan menguntungkan ekonominya saja, namun juga pers
harus
mampu mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan
pemberitaan
yang baik.
4. Teori Soviet Komunis
Pers dijadikan alat untuk mencapai tujuan Negara. Tidak
adanya
proses musyawarah namun menggunakan proses pengambilan
keputusan
oleh pemerintah. Dalam hal ini, pers bebas dari system
kapitalis
dikarenakan adanya kebebasan untuk memberikan informasi
apapun
selama tidak merugikan orang lain yang dalam hal ini
mengancam
keamanan negara. Kesejahteraan rakyat sangat diutamakan terutama
kaum
proletar.
2.3 Metode Framing
Salah satu metode untuk menganalisis suatu pemberitaan di dalam
media
yang biasa digunakan untuk melihat dan menganalisis pembingkaian
yang
dilakukan oleh media atas isu-isu dalam pemberitaaan media
adalah analisis
framing..
Framing pada intinya merujuk kepada suatu pemberian
definisi,
penjelasan, evaluasi dan rekomendasi pada suatu discourse untuk
menekankan
kerangka pikir tertentu terhadap suatu peristiwa yang
diwacanakan dalam berita.
Framing memiliki dua konsepsi yang saling berelasi yaitu
konsepsi
psikologis dan konsepsi sosiologis. Konsepsi psikologis lebih
memberi penekanan
pada bagaimana seseorang memproses informasi dalam dirinya.
Sedamgkan
-
12
konsepsi sosiologis merupakan proses seseorang
mengklarofokasikan,
mengorganisasikan dan menafsirkan pengalaman sosialnya.
Dalam analisis framing terdapat konsep analisis utama yaitu
analisis
William A. Gamson, analisis Murray Edelman, analisis Robert
M.Entman, dan
analisis Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki
1. Analisis framing menurut William A. Gamson
Gamson melihat bahwa dalam wacana media massa (terutama
berita)
terdiri dari sejumlah kemasan melalui suatu konstruksi dibentuk.
Kemasan
merupakan skema atau struktur pemahaman yang dipakai seseorang
ketika
mengkonstruksi suatu pesan yang disampaikan dan menafsirkan
pesan yang
diterima.
Ada dua perangkat bagaimana ide sentral yang merupakan
framing
diterjemahkan kedalam teks berita yaitu yang pertama framing
devices yang
berelasi langsung dengan ide sentral atau bingkai yang
diterjemahkan
kedalam teks berita. Perangkat ini ditandai dengan pemakaian
kata,
kalimat,metafora, dan grafik / gambar. Perangkat kedua adalah
reasoning
devices yang berhubungan dengan kohesi dan koherensi dari teks
tersebut
yang merujuk pada gagasan tertentu (Eriyanto,2004:225-226).
Ada beberapa komponen yang menjadi latar belakang analisis
yang
dikembangkan Gamson yaitu yang pertama elemen inti berita, yaitu
ide atau
pemikiran yang dikembangkan dalam teks berita itu kemudian
didukung
dengan symbol tertentu untuk menekankan arti yang hendak
dikembangkan
dalam teks berita. Yang kedua adalah perangkat pembingkai atau
framing
devices. Perangkat ini dipakai untuk member citra negative
maupun citra
positif terhadap suatu berita atau obyek yang diberitakan. Yang
ketiga adalah
perangkat penalaran atau reasoning device hal ini dapat berupa
suatu roots
ataupun dengan member klaim moral tertentu.
Tabel 2.1
-
13
Perangkat Analisis Framing William A.Gamson
Frame
Central organizing idea for making sense
of relevant event, suggesting, what is at
issues.
Framing Devices (Perangkat Framing) Reasoning Devices
(Perangkat Penalaran)
Methapors
Perumpamaan atau pengandaian
Roots
Analisis kausal sebab-
akibat
Catchphrases
Frase yang menarik, kontras, menonjol,
dalam suatu wacana
Appeals to Principle
Premis dasar, klaim-
klaim moral
Exemplar
Mengaitkan bingkai dengan contoh
uraian
Consequences
Efek atau konsekuensi
yang didapat dari
bingkai.
Depiction
Penggambaran atau pelukisan suatu isu
yang bersifat konotatif
Visual Images
Grafik, gambar, citra yang mendukung
bingkai
Sumber : Eriyanto,2002:262-263
2. Analisis framing menurut Murray Edelman
-
14
Menurut Edelman, apa yang kita ketahui tentang realitas atau
tentang
dunia tergantung pada bagaimana kita membingkai dan
mengkonstruksi
realitas. Realitas yang sama bisa jadi akan menghasilkan
realitas yang
berbeda ketika realitas tersebut dibingkai atau dikonstruksi
dengan cara yang
berbeda (Eriyanto,2002:186).
Edelman mensejajarkan framing sebagai kategorisasi pemaknaan
prespektif tertentu dengan pemakaian kata-kata yang tertentu
pula yang
menandakan bagaimana fakta atau realitas dipahami. Kategorisasi
itu
merupakan kekuatan yang besar dalam mempengaruhi pikiran dan
kesadaran
publik. Dalam mempengaruhi pikiran dan kesadaran public,
kategorisasi lebih
halus dibandingkan dengan propaganda.
3. Analisis framing menurut Robert N. Entman
Entman (Robert E: hal 53) melihat framing dalam dua dimensu
besar
yaitu seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek
tertentu dari
realitas/isu. Penonjolan adalah proses membuat informasi menjadi
lebih
bermakna, menarik, berarti atau lebih diingat oleh khalayak.
Realitas yang
disajikan secara menonjol akan mempunyai kemungkinan lebih besar
untuk
diperhatikan dan mempengaruhi khalayak dalam memahami suatu
realitas.
Table 2.2
Perangkat Analisis Robert N. Entman
Seleksi isu
Aspek ini berhubungan dengan pemilihan
fakta. Dari realitasnya kompleks dan beragam
itu, aspek mana yang diseleksi untuk
ditampilkan? Dari proses ini selalu terkandung
didalamnya ada bagian berita yang dimasukkan,
tetapi ada juga berita yang dikeluarkan. Tidak
semua aspek atau bagian dari isu ditampilkan,
wartawan memilih aspek tertentu dari suatu isu.
-
15
Penonjolan
Aspek
Aspek ini berhubungan dengan
penulisan fakta. Ketika aspek tertentu dari
isu tertentu dari suatu peristiwa atau isu
tersebut telah dipilih, bagaimana aspek
tersebut ditulis? Hal ini sangat berkaitan
dengan pemakaian kata, kalimat, gambar,
dan citra tertentu untuk ditampilkan kepada
khalayak.
Sumber: Eriyanto,2002:222.
Dalam konsepsi Entman, framing pada dasarnya merujuk pada
pemberian definisi, penjelasan, evaluasi, dan rekomendasi dalam
suatu
wacana untuk menekankan kerangka berpikir tertentu terhadap
peristiwa yang
diwacanakan.
4. Analisis framing menurut Zhongdang Pan dan Gerald M.
Kosicki
Pan dan Kosicki membuat suatu model analisis framing yang
mengitregrasikan secara bersama-sama konsepsi psikologis yang
melihat
frame semata sebagai persoalan internal pikiran dengan konsepsi
sosiologis
yang lebih tertarik melihat frame dari sisi bagaimana lingkungan
social
dikonstruksi seseorang (Eriyanto,2002:291). Bagi Pan dan
Kosicki, dalam
media, framing dipahami sebagai perangkat kognisi yang digunakan
dalam
informasi untuk membuat kode, menafsirkan, dan menyimpannya
untuk
dikomunikasikan kepada khalayak yang semuanya dihubungkan
dengan
konvensi, rutinitas, dan praktek kerja profesional wartawan
(Eriyanto,2002:292). Framing kemudian dimaknai sebagai suatu
cara atau
strategi wartawan dalam mengkonstruksi dan memproses peristiwa
untuk
disajikan kepada khalayak.
-
16
Proses konstruksi berita yang dilakukan oleh wartawan tidaklah
mudah.
Wartawan bukanlah agen tunggal yang menafsirkan peristiwa, sebab
paling
tidak ada tiga pihak yang saling berhubungan yaitu wartawan,
sumber, dan
khalayak (Eriyanto,2002:292). Setiap pihak menafsirkan dan
mengkonstruksi
realitas dengan penafsiran tersendiri dan berusaha agar
penafsirannya yang
paling dominan dan menonjol. Dalam mengkonstruksi suatu
realitas,
wartawan tidak hanya menggunakan konsepsi-konsepsi yang ada
dalam
pikirannya semata. Hal itu dapat disebabkan oleh beberapa factor
antara lain
pertama, proses konstruksi itu juga melibatkan nilai sosial yang
melekat
dalam diri wartawan. Kemudian kedua, ketika menulis dan
mengkonstruksi
berita wartawan bukanlah berhadapan dengan public yang kosong.
Ketiga,
proses konstruksi itu juga ditentukan oleh proses produksi yang
selalu
melibatkan standar kerja, profesi jurnalistik, dan standar
professional dari
wartawan.
Peneliti memilih menggunakan analisa Pan dan Kosicki
dikarenakan
model analisis Framing Pan dan Kosicki lebih lengkap dimana
didalam
proses analisisnya mencakup konseps psikologis dan konseps
sosiologis
dimana dalam analisis framing yang lainnya tidak terdapat kedua
konsepsi
tersebut. Pan dan Kosicki membuat suatu model yang
mengintegrasikan
secara bersama-sama konsepsi psikologis yang melihat frame
semata sebagai
persoalan internal pikiran dengan konsepsi sosiologis yang lebih
tertarik
melihat frame dari sisi bagaimana lingkungan social dikonstruksi
seseorang.
Menurut pendekatan Pan dan Kosicki, framing dapat dibagi
kedalam
empat struktur besar. Struktur tersebut yaitu struktur
Sintaksis, struktur Skrip,
struktur Tematik, dan struktur Retoris. (Eriyanto,2002:295)
Bagan 1
Perangkat Framing Model Pan dan Kosicki
PERANGKAT
FRAMING
1.Skema berita
UNIT YANG DIAMATI STRUKTUR
SINTAKSIS,
Skema berita, Informasi, kutipan,
-
17
1. Struktur Sintaksis
Berhubungan dengan bagaimana jurnalis menyususn peristiwa,
pernyataan, opini, kutipan, dan pengamatan atau peristiwa
kedalam susunan
umum berita. Keberadaan struktur sintaksis dapat dilihat dengan
mengamati
bagan dari skema sebuah berita yang meliputi headline, lead yang
dipakai,
dan latar kutipan yang diambil.
Skema dari sebuah berita dapat meliputi :
-
18
a. Headline atau judul berita yang merupakan aspek sintaksis
dari
wacana berita dengan tingkat kemenonjolan yang tinggi dan
menunjukkan kecenderungan berita yang diangkat. Penonjolan
ini
dapat dilihat dari judul yang berhuruf besar, sedang dan kecil.
Dari
sisi bentuk hurufnya juga dapat dilihat beberapa makna dari
jenis
huruf. Posisi judul sangat penting karena kalau pembaca
membuka
atau melihat media massa, maka yang akan terbaca pertama
kali
adalah judulnya. Secara singkat judul memiliki beberapa fungsi
yaitu
: mengiklankan cerita atau berita, meringkaskan atau
mengikhtisarkan cerita atau berita, dan mempercantik halaman
surat
kabar.
b. Lead atau teras berita yang berada setelah judul yang terdiri
dari
satu alinea pendek dan merupakan intisari berita. Lead yang
baik
terdiri dari maksimal 35 kata dan menempatkan unsur when
sebagai
elemen berita yang penting untuk ditempatkan di teras berita.
Teras
memiliki beberapa fungsi yaitu menjawab rumus 5W + 1H,
menekankan nilai berita dengan menempatkan pada posisi awal,
memberikan identifikasi cepat tentang orang, tempat dan
kejadian
yang dibutuhkan bagi pemahaman cepat berita tersebut, dan
mengiklankan isi berita secara keseluruhan agar pembaca
tertarik
membaca sampai ke akhir berita.
c. Latar merupakan bagian dari berita yang dapat digunakan
sebagai
alasan pembenar gagasan yang diajukan dalam suatu teks.
d. Kutipan sumber berita yang biasa dipahami sebagai usaha
jurnalis
untuk membangun objektifitas atau prinsip keseimbangan dan
tidak
memihak. Kutipan bukan sekedar kalimat atau deretan kata
yang
dibuka dan ditutup dengan tanda kutip, karena kutipan member
emosi, jiwa, dan warna pada tulisan.ada tiga jenis kutipan
yaitu
-
19
kutipan langsung, kutipan parsial atau sebagian dan terakhir
adalah
kutipan tidak langsung atau uraian.
Pengutipan sumber berita ini menjadi perangkat framing yang
kuat atas tiga hal (Eriyanto,2002:298-299) yaitu
1. Mengklaim validitas dan kebenaran dari pernyataan yang
dibuat
dengan mendasarkan diri pada klaim otoritas akademik dan
profesi
2. Menghubungkan point tertentu dari pandangannya kepada
pejabat
yang berwenang
3. Mengecilkan pendapat atau pandangan tertentu yang
dihubungkan
dengan kutipan klaim dan pandangan mayoritas sehingga
pandangan tersebut Nampak menyimpang. (Nugroho, Eriyanto
dan Sudarsais,1999:32)
2. Struktur Skrip
Bentuk umum dari penulisan berita atau skrip adalah pola 5W +
1H
(what,who,when,where,why,how).Unsur kelengkapan berita ini
dapat
menjadi pertanda framing yang ingin ditampilkan.
3. Struktur Tematik
Tematik merupakan proses pengaturan tekstual yang disuguhkan
kepada pembaca sehingga pembaca dapat memberikan perhatian
pada
bagian-bagian penting dari isi teks.
Elemen dari struktur tematik adalah
a. Detail merupakan elemen yang berelasi dengan kontrol
informasi
yang ditampilkan seseorang. Komunikator akan menampilkan
secara
berlebihan informasi yang menguntungkan dirinya atau citra
yang
baik. Sebaliknya, ia akan menampilkan informasi dalam jumlah
sedikit jika hal itu merugikan kedudukannya.
b. Koherensi dipahami sebagai penataan secara rapi realitas
dan
gagasan, fakta, dan ide-ide kedalam rangkaian kata yang
logis
-
20
sehingga memudahkan untuk memahami pesan yang dikandungnya.
Koherensi dapat ditampilkan melalui hubungan sebab akibat
dan
juga bisa sebagai penjelas.
c. Bentuk kalimat merupakan sisi pemakaian kalimat yang
berelasi
dengan cara berfikir yang logis, yaitu prinsip kausalitas.
Logika
kausalitas jika diterjemahkan dalam bahasa menjadi susunan
subjek
dan predikat.
d. Kata ganti merupakan elemen yang digunakan untuk
melakukan
manipulasi bahasa. Ada gejala umum dalam praktek jurnalisme,
yaitu jurnalis menggunakan kata yang berbeda dengan makna
yang
sama dalam konteks yang sama. Misalnya saja adalah jurnalis
lebih
menggunakan kata “tersangka” daripada kata “pelaku” padahal
keduanya memiliki makna yang sama.
4. Struktur Retoris
Struktur retoris berhubungan dengan bagaimana cara jurnalis
memberikan penekanan arti tertentu dalam berita yang
disusunnya.
Jurnalis menggunkaan perangkat retoris untuk membangun
citra,
meningkatkan point-point yang menonjol pada sisi tertentu
dan
meningkatkan gambaran yang diinginkan dari suatu berita.
Beberapa elemen struktur retoris yang digunakan
wartawan/pers
yaitu :
a. Leksikon merupakan elemen yang menandakan bagaimana
seseorang memilih kata dari berbagai kemungkinan kata yang
disusunnya. Pilihan-pilihan kata yang dipakai memperlihatkan
sikap
atau ideology tertentu dari jurnalis.
b. Grafis merupakan elemen yang dipergunakan untuk memberi
penekanan atau penonjolan sebuah isu melalui pemakaian foto,
diagram, grafis, table, kartun ,dll. Elemen grafis sangat
mewakili
realitas yang membuat erat muatan ideology pesan dengan
khalayak.
-
21
c. Metafora merupakan unsure ketiga dalam retoris. Dala
berita,
jurnalis bukan hanya menyusun teks saja, namun untuk
menghidupkan berita, para jurnalis menuliskan pula kiasan,
ungkapan, perbandingan, dll. Secara literal, metafora dapat
diartikan
sebagai cara untuk memindahkan makna dengan merealisasikan
dua
fakta melalui analogi atau memakai kiasan dengan menggunakan
kata-kata.
2.4 Penelitian Sebelumnya
1. Jurnal Analisis Framing Pemberitaan Kompas.com Dan
Vivanews.com
Pada Peristiwa Runtuhnya Terowongan Tambang PT Freeport
Indonesia
Oleh: Dewi Prawitasari, Mahasiswa Unversitas Airlangga,
Surabaya.
2013
Dalam penelitiaannya Dewi memilih kasus runtuhnya terowongan
tambang PT Freeport Indonesia karena pada kasus tersebut
menimbulkan masalah dalam sosial dan lingkungan di Papua
yang
menyebabkan protes masyarakat bahkan dunia internasional.
Sehingga
pemberitaan mengenai runtuhnya terowongan tambang PTFI pada
tanggal 14 Mei 2013 juga merupakan peristiwa kecelakaan
tambang
terbesar dengan jumlah korban terbanyak. Kesimpulan dari
jurnal
tersebut, Kedua surat kabar online tersebut memberitakan
secara
berbeda karena terdapat fakta yang ditemukan dari ekonomi
politik
bahwa kepemilikan saham 10% PTFI yang pernah dimiliki oleh
anak
perusahaan Bakrie Group yakni PT Indocopper Investama,
diasumsi
akan mempengaruhi konten pemberitaan mengenai PTFI dalam
Vivanews.com yang merupakan andalan Bakrie Group untuk
memenuhi investasi dalam media portal berita. Sedangkan
Kompas.com
yang tidak memiliki kepentingan didalam PTFI merasa bahwa
peristiwa
yang dialami atau yang berkaitan dengan respon terhadap
peristiwa
runtuhnya terowongan tambang tersebut perlu digali lebih dalam
untuk
diinformasikan kepada khalayak.
-
22
2. Analisis Framing Berita Presiden SBY Menjabat Ketua Umum
Partai
Demokrat Tahun 2013 Pada Portal Berita Kompas.com Dan
Tempo.co.id
Oleh: Sabila Assami, Ilmu Komunikasi, Universitas Brawijaya,
Malang, 2013..
Dalam jurnal ini Sabila mengambil pemberitaan terpilihnya
Presiden SBY menjadi Ketua Umum Partai Demokrat karena pada
saat
itu pemberitaan tersebut banyak diperbincangkan di berbagai
media,
termasuk media online. Dua media online yang tergolong surat
kabar
online tersebut sama-sama memberitakan peristiwa tersebut
sebagai
peristiwa besar. Secara keseluruhan, berita rubik politik
mengenai SBY
yang menjabat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat pada portal
berita
Kompas.com dan Tempo.co.id memiliki kesamaan konstruksi
yaitu
memiliki kepentingan untuk mendukung SBY dengan cara
menonjolkan beberapa aspek kedalam isi berita.
Yang membedakan penelitian ini dengan dua penelitian
sebelumnya
yang disebutkan diatas adalah penelitian ini mendeskripsikan
bukan hanya
framing yang dilakukan surat kabar online terhadap satu pokok
pemberitaan
seperti yang dijelaskan dua penelitian sebelumnya, melainkan
mendeskripsikan framing yang dilakukan surat kabar online kepada
satu
tokoh (Rizal Ramli) lewat beberapa pemberitaan yang dimuat di
dua surat
kabar online selama tujuh hari setelah dilantik menjadi menko
kemaritiman.
2.5 Kerangka Pikir Penelitian
-
23
Bagan 2
Bagan Kerangka Pikir
Dengan tindakan-tindakan yang dilakukan Rizal Ramli setelah
beliau
menjabat sebagai menko kemaritiman menimbulkan pro dan kontra di
khalayak.
Tindakan Rizal Ramli
Pro Kontra
Konstruksi
Media
Pemberitaan Di
Surat Kabar
Online
Detik.com Kompas.com
Analisis Framing Pan
dan Kosicki
- Struktur Sintaksis
- Struktur Skrip
- Struktur Tematik
- Struktur Retoris
Pembingkaian
Detik.com
Pembingkaian
Kompas.com
-
24
Mulai dari hal yang positif sampai ke hal yang negatif. Dengan
adanya pro dan
kontra, media mengambil peluang untuk melakukan sebuah
pembingkaian berita
dari realita yang terjadi tentang tindakan tindakan yang
dilakukan Rizal Ramli.
Dengan banyaknya pemberitaan yang dimuat dalam media digital,
surat
kabar online terkhususnya, peneliti memilih menganisa
pemberitaan dari dua surat
kabar online nasional, yaitu Detik.com dan Kompas.com. peneliti
menganalisa
dua surat kabar online tersebut menggunakan analisis framing.
peneliti akan
melakukan menggunakan metode Framing Pan dan Kosicki dalam
menganalisa
tentang framing yang dilakukan dua surat kabar online (Detik.com
dan
Kompas.com) terhadap pemberitaan isu kontroversi pro kontra
tindakan Rizal
Ramli. Analisis yang akan dilakukan dibagi menjadi 4 struktur
besar yaitu struktur
Sintaksis, Skrip, Tematik dan Retoris. Setelah dilakukan
analisis tersebut,
diharapkan dapat diperoleh hasil pembingkaian yang dilakukan dua
surat kabar
online (Detik.com dan Kompas.com) terhadap pemberitaan isu
kontroversi pro
kontra tindakan Rizal Ramli..