Top Banner
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa Menurut beberapa ahli, komunikasi massa memliki pengertian sebagai berikut : a. Menurut Effendy (2004:50), komunikasi massa ialah proses penyampaian pesan yang dilakukan dengan menggunakan media yang ditujukan kepada massa yang abstrak yakni sejumlah orang yang tidak tampak oleh penyampai pesan. 7 b. Menurut Bittner dalam Rakhmat (2009:188) komunikasi massa adalah suatu pesan yang dikomunikasikan pada sejumlah orang melalui perantara media massa. 8 Dari beberapa pengertian tersebut, dapat dilihat bahwa, komunikasi massa memiliki pengertian sebagai proses yang dipakai oleh komunikator untuk mengirimkan pesan mereka kepada khalayak/massa yang dilakukan melalui media massa (John,2008:453). Didalam suatu bentuk komunikasi massa, terdapat beberapa komponen yang pembentuk komunikasi massa tersebut yaitu a. Komunikator Massa Komunikator massa merupakan orang-orang yang memproduksi pesan yang akan disampaikan melalui media massa. Komunikator massa dapat mencakup wartawan, penulis, jurnalis, dll. Komunikator massa berbeda dengan komunikator biasanya dikarenakan komunikator massa tidak dapat melihat audiennya. b. Pesan Massa 7 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20372/4/Chapter%20II.pdf diunduh pada 16 september 2015 pukul 05.30 WIB 8 http://Repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789 diunduh pada 16 september 2015 pukul 05.43 WIB
18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA€¦ · b. Menurut Bittner dalam Rakhmat (2009:188) komunikasi massa adalah suatu pesan yang dikomunikasikan pada sejumlah orang melalui perantara media massa.8

Oct 22, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 7

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Komunikasi Massa

    Menurut beberapa ahli, komunikasi massa memliki pengertian sebagai berikut :

    a. Menurut Effendy (2004:50), komunikasi massa ialah proses penyampaian

    pesan yang dilakukan dengan menggunakan media yang ditujukan kepada

    massa yang abstrak yakni sejumlah orang yang tidak tampak oleh

    penyampai pesan.7

    b. Menurut Bittner dalam Rakhmat (2009:188) komunikasi massa adalah

    suatu pesan yang dikomunikasikan pada sejumlah orang melalui perantara

    media massa.8

    Dari beberapa pengertian tersebut, dapat dilihat bahwa, komunikasi massa

    memiliki pengertian sebagai proses yang dipakai oleh komunikator untuk

    mengirimkan pesan mereka kepada khalayak/massa yang dilakukan

    melalui media massa (John,2008:453).

    Didalam suatu bentuk komunikasi massa, terdapat beberapa komponen yang

    pembentuk komunikasi massa tersebut yaitu

    a. Komunikator Massa

    Komunikator massa merupakan orang-orang yang memproduksi pesan

    yang akan disampaikan melalui media massa. Komunikator massa dapat

    mencakup wartawan, penulis, jurnalis, dll. Komunikator massa berbeda

    dengan komunikator biasanya dikarenakan komunikator massa tidak dapat

    melihat audiennya.

    b. Pesan Massa

    7http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20372/4/Chapter%20II.pdf diunduh pada 16

    september 2015 pukul 05.30 WIB 8 http://Repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789 diunduh pada 16 september 2015

    pukul 05.43 WIB

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20372/4/Chapter%20II.pdfhttp://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789

  • 8

    Pesan massa terdapat dalam film, novel atau lagu yang dibuat oleh

    komunikator massa. Seorang komunikator massa tidak akan memproduksi

    sesuatu tanpa keinginan menyampaikan pesan didalamnya.

    c. Media Massa

    Media massa merupakan sarana yang membawa pesan. Media massa

    utama adalah buku,majalah, Koran,televise, radio, rekaman film, dan web.

    d. Komunikasi Massa

    Komunikasi massa merupakan suatu proses dimana pesan sampai kepada

    audien melalui perantara media massa.

    e. Audien Massa

    Audien massa merupakan pihak yang telah menerima pesan dari

    komunikator massa. Jumlah dari audien massa berubah-ubah.

    Media massa memiliki fungsi sama seperti komunikasi. Fungsi media massa

    menurut Harold Laswell antara lain untuk informasi (to inform), untuk mendidik

    (to educate), dan untuk menghibur (to entertaint).9 Fungsi dari media massa

    hampir serupa dengan fungsi dari komunikasi itu sendiri. Selain Harold Laswell,

    fungsi media massa juga di jelaskan didalam UU No 40/1999 tentang Pers. Fungsi

    media massa menurut UU No 40/1999 antara lain untuk menginformasikan, untuk

    mendidik, untuk menghibur, dan untuk pengawasan sosial.10

    Media massa memiliki berbagai jenis. Secara umum media massa dibedakan

    menjadi 2 yaitu media massa cetak dan media massa elektronik.11

    Media massa

    cetak terdiri dari Koran, tabloid, majalah, buku, bulletin,dll. Sedangkan media

    massa elektronik contohnya adalah televisi, dan radio.

    9 http://romeltea.com/media-massa-makna-karakter-jenis-dan-fungsi/ diunduh pada 16

    september 2015 pukul 06.07 WIB 10

    http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_40_99.htm diunduh 16 september 2015 pukul 06.20 WIB 11

    http://romeltea.com/media-massa-makna-karakter-jenis-dan-fungsi/ diunduh 16 september 2015 pukul 06.20 WIB

    http://romeltea.com/media-massa-makna-karakter-jenis-dan-fungsi/http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_40_99.htmhttp://romeltea.com/media-massa-makna-karakter-jenis-dan-fungsi/

  • 9

    2.2 Jurnalistik

    Secara etimologis, jurnalistik berasal dari bahasa perancis, yaitu “journ”

    yang berarti catatan atau laporan harian. Secara sederhana, jurnalistik diartikan

    sebagai kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan atau pelaporans setiap

    hari. Jurnalistik merupakan kegiatan yang memungkinkan pers atau media massa

    bekerja dan diakui eksistensinya dengan baik.

    Menurut Adinegoro dalam Meinenda, (1981:39), jurnalistik adalah suatu

    kepandaian mengarang untuk mencari pekabaran pada masyarakat dengan

    secepatnya agar tersebar seluasnya. Sedangkan menurut Eric Hodgins dalam

    Meinenda, (1981:39), jurnalistik adalah pengiriman informasi dari sini ke sana

    dengan benar, keadilan berfikir yang selalu dapat dibuktikan.

    Jurnalisme, memiliki tujuan utama yaitu menyediakan informasi yang

    akurat dan terpercaya kepada masyarakat agar dengan informasi tersebut mereka

    dapat berperan membangun suatu masyarakat yang bebas (Luwi Iswara,2011:21).

    2.2.1 Pers

    Pers berasal dari bahasa belanda, dan menjadi “press” dalam bahasa

    inggris yang memiliki makna sama yaitu penyiaran cetak.

    Dalam Advance Newsgathering karya Bryce T. Mclntyre, disebutkan ada

    beberapa peranan pers yaitu :

    1. Pers berperan sebagai pelapor. Pers bertindak sebagai mata dan

    telinga public, bertugas melaporkan peristiwa-peristiwa yang diluar

    pengetahuan masyarakat dengan netral tanpa prasangka.

    2. Pers berperan sebagai interpreter. Disini, pers memiliki peranan

    untuk memberikan penafsiran atau arti pada suatu peristiwa seperti

    misalnya analisis atau mengomentari suatu berita.

    3. Pers berperan sebagai pengkritik terhadap pemerintah. Peranan

    tersebut merupakan salah satu peran jaga (watchdog). Jurnalisme

  • 10

    watchdog menurut Lance Bennett memiliki beberapa definisi yaitu

    penyelidikan independen yang dilakukan oleh pers tentang berbagai

    kegiatan pemerintah, bisnis dan lembaga publik yang dilakukan

    dengan cara mendokumentasikan, menayangkan dan

    menginvestigasikan kegiatan-kegiatan mereka guna memberikan

    informasi kepada masyarakat dan pejabat tentang isu yang sedang

    menjadi keprihatinan di masyarakat.12

    Dalam pers, terdapat 4 teori tentang pers seperti yang dijelaskan oleh

    Wilbur Schramm dalam buku “Four Theories of Pers” yaitu Otoritarian,

    Libertarian, Tanggung Jawab Sosial dan Soviet Komunis.13

    1. Teori Otoritarian

    Teori ini menjelaskan bahwa pers bukanlah alat control pemerintahan

    namun menjadi instrument pendukung mencapai tujuan Negara. Pers

    selalu mendukung kebijakan yang dibuat oleh Negara, bukan menghasut

    masyarakat untuk melakukan penolakan terhadap suatu kebijakan Negara.

    2. Teori Libertarian

    Dalam sistem pers ini, Negara mengekang pers dan masyarakat

    sehingga masyarakat menjadi seperti sebuah alat Negara untuk

    menjalankan kekuasaan. System pers ini mengeluarkan hak ijin memiliki

    media massa dengan menggunakan hak “paten” dimana hak ini dapat

    dimiliki ketika seseorang dekat dengan pemerintah.

    3. Teori Tanggung Jawab Sosial

    12

    Lih.W.Lance Bennett & William Serrin,”The Watchdog Role”, dalam Geneva Overholser. 13

    http://duniabaca.com/sejarah-pers-pengertian-pers-fungsi-dan-peranan-pers-di-indonesia.html diunduh 18 September 2015 pukul 21.18

    http://duniabaca.com/sejarah-pers-pengertian-pers-fungsi-dan-peranan-pers-di-indonesia.htmlhttp://duniabaca.com/sejarah-pers-pengertian-pers-fungsi-dan-peranan-pers-di-indonesia.html

  • 11

    Pers tetap memiliki kebebasan untuk membuat suatu pemberitaan

    untuk masyarakat. tidak ada hak “paten” dalam system ini. Kebebasan

    yang ada harus tetap sesuai dengan norma-norma yang berlaku di

    masyarakat. adanya kode etik jurnalistik untuk membatasi orang-orang

    yang terlibat didalam pers. Pers tidak membuat pemberitaan yang hanya

    menghibur dan menguntungkan ekonominya saja, namun juga pers harus

    mampu mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan pemberitaan

    yang baik.

    4. Teori Soviet Komunis

    Pers dijadikan alat untuk mencapai tujuan Negara. Tidak adanya

    proses musyawarah namun menggunakan proses pengambilan keputusan

    oleh pemerintah. Dalam hal ini, pers bebas dari system kapitalis

    dikarenakan adanya kebebasan untuk memberikan informasi apapun

    selama tidak merugikan orang lain yang dalam hal ini mengancam

    keamanan negara. Kesejahteraan rakyat sangat diutamakan terutama kaum

    proletar.

    2.3 Metode Framing

    Salah satu metode untuk menganalisis suatu pemberitaan di dalam media

    yang biasa digunakan untuk melihat dan menganalisis pembingkaian yang

    dilakukan oleh media atas isu-isu dalam pemberitaaan media adalah analisis

    framing..

    Framing pada intinya merujuk kepada suatu pemberian definisi,

    penjelasan, evaluasi dan rekomendasi pada suatu discourse untuk menekankan

    kerangka pikir tertentu terhadap suatu peristiwa yang diwacanakan dalam berita.

    Framing memiliki dua konsepsi yang saling berelasi yaitu konsepsi

    psikologis dan konsepsi sosiologis. Konsepsi psikologis lebih memberi penekanan

    pada bagaimana seseorang memproses informasi dalam dirinya. Sedamgkan

  • 12

    konsepsi sosiologis merupakan proses seseorang mengklarofokasikan,

    mengorganisasikan dan menafsirkan pengalaman sosialnya.

    Dalam analisis framing terdapat konsep analisis utama yaitu analisis

    William A. Gamson, analisis Murray Edelman, analisis Robert M.Entman, dan

    analisis Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki

    1. Analisis framing menurut William A. Gamson

    Gamson melihat bahwa dalam wacana media massa (terutama berita)

    terdiri dari sejumlah kemasan melalui suatu konstruksi dibentuk. Kemasan

    merupakan skema atau struktur pemahaman yang dipakai seseorang ketika

    mengkonstruksi suatu pesan yang disampaikan dan menafsirkan pesan yang

    diterima.

    Ada dua perangkat bagaimana ide sentral yang merupakan framing

    diterjemahkan kedalam teks berita yaitu yang pertama framing devices yang

    berelasi langsung dengan ide sentral atau bingkai yang diterjemahkan

    kedalam teks berita. Perangkat ini ditandai dengan pemakaian kata,

    kalimat,metafora, dan grafik / gambar. Perangkat kedua adalah reasoning

    devices yang berhubungan dengan kohesi dan koherensi dari teks tersebut

    yang merujuk pada gagasan tertentu (Eriyanto,2004:225-226).

    Ada beberapa komponen yang menjadi latar belakang analisis yang

    dikembangkan Gamson yaitu yang pertama elemen inti berita, yaitu ide atau

    pemikiran yang dikembangkan dalam teks berita itu kemudian didukung

    dengan symbol tertentu untuk menekankan arti yang hendak dikembangkan

    dalam teks berita. Yang kedua adalah perangkat pembingkai atau framing

    devices. Perangkat ini dipakai untuk member citra negative maupun citra

    positif terhadap suatu berita atau obyek yang diberitakan. Yang ketiga adalah

    perangkat penalaran atau reasoning device hal ini dapat berupa suatu roots

    ataupun dengan member klaim moral tertentu.

    Tabel 2.1

  • 13

    Perangkat Analisis Framing William A.Gamson

    Frame

    Central organizing idea for making sense

    of relevant event, suggesting, what is at

    issues.

    Framing Devices (Perangkat Framing) Reasoning Devices

    (Perangkat Penalaran)

    Methapors

    Perumpamaan atau pengandaian

    Roots

    Analisis kausal sebab-

    akibat

    Catchphrases

    Frase yang menarik, kontras, menonjol,

    dalam suatu wacana

    Appeals to Principle

    Premis dasar, klaim-

    klaim moral

    Exemplar

    Mengaitkan bingkai dengan contoh

    uraian

    Consequences

    Efek atau konsekuensi

    yang didapat dari

    bingkai.

    Depiction

    Penggambaran atau pelukisan suatu isu

    yang bersifat konotatif

    Visual Images

    Grafik, gambar, citra yang mendukung

    bingkai

    Sumber : Eriyanto,2002:262-263

    2. Analisis framing menurut Murray Edelman

  • 14

    Menurut Edelman, apa yang kita ketahui tentang realitas atau tentang

    dunia tergantung pada bagaimana kita membingkai dan mengkonstruksi

    realitas. Realitas yang sama bisa jadi akan menghasilkan realitas yang

    berbeda ketika realitas tersebut dibingkai atau dikonstruksi dengan cara yang

    berbeda (Eriyanto,2002:186).

    Edelman mensejajarkan framing sebagai kategorisasi pemaknaan

    prespektif tertentu dengan pemakaian kata-kata yang tertentu pula yang

    menandakan bagaimana fakta atau realitas dipahami. Kategorisasi itu

    merupakan kekuatan yang besar dalam mempengaruhi pikiran dan kesadaran

    publik. Dalam mempengaruhi pikiran dan kesadaran public, kategorisasi lebih

    halus dibandingkan dengan propaganda.

    3. Analisis framing menurut Robert N. Entman

    Entman (Robert E: hal 53) melihat framing dalam dua dimensu besar

    yaitu seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari

    realitas/isu. Penonjolan adalah proses membuat informasi menjadi lebih

    bermakna, menarik, berarti atau lebih diingat oleh khalayak. Realitas yang

    disajikan secara menonjol akan mempunyai kemungkinan lebih besar untuk

    diperhatikan dan mempengaruhi khalayak dalam memahami suatu realitas.

    Table 2.2

    Perangkat Analisis Robert N. Entman

    Seleksi isu

    Aspek ini berhubungan dengan pemilihan

    fakta. Dari realitasnya kompleks dan beragam

    itu, aspek mana yang diseleksi untuk

    ditampilkan? Dari proses ini selalu terkandung

    didalamnya ada bagian berita yang dimasukkan,

    tetapi ada juga berita yang dikeluarkan. Tidak

    semua aspek atau bagian dari isu ditampilkan,

    wartawan memilih aspek tertentu dari suatu isu.

  • 15

    Penonjolan

    Aspek

    Aspek ini berhubungan dengan

    penulisan fakta. Ketika aspek tertentu dari

    isu tertentu dari suatu peristiwa atau isu

    tersebut telah dipilih, bagaimana aspek

    tersebut ditulis? Hal ini sangat berkaitan

    dengan pemakaian kata, kalimat, gambar,

    dan citra tertentu untuk ditampilkan kepada

    khalayak.

    Sumber: Eriyanto,2002:222.

    Dalam konsepsi Entman, framing pada dasarnya merujuk pada

    pemberian definisi, penjelasan, evaluasi, dan rekomendasi dalam suatu

    wacana untuk menekankan kerangka berpikir tertentu terhadap peristiwa yang

    diwacanakan.

    4. Analisis framing menurut Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki

    Pan dan Kosicki membuat suatu model analisis framing yang

    mengitregrasikan secara bersama-sama konsepsi psikologis yang melihat

    frame semata sebagai persoalan internal pikiran dengan konsepsi sosiologis

    yang lebih tertarik melihat frame dari sisi bagaimana lingkungan social

    dikonstruksi seseorang (Eriyanto,2002:291). Bagi Pan dan Kosicki, dalam

    media, framing dipahami sebagai perangkat kognisi yang digunakan dalam

    informasi untuk membuat kode, menafsirkan, dan menyimpannya untuk

    dikomunikasikan kepada khalayak yang semuanya dihubungkan dengan

    konvensi, rutinitas, dan praktek kerja profesional wartawan

    (Eriyanto,2002:292). Framing kemudian dimaknai sebagai suatu cara atau

    strategi wartawan dalam mengkonstruksi dan memproses peristiwa untuk

    disajikan kepada khalayak.

  • 16

    Proses konstruksi berita yang dilakukan oleh wartawan tidaklah mudah.

    Wartawan bukanlah agen tunggal yang menafsirkan peristiwa, sebab paling

    tidak ada tiga pihak yang saling berhubungan yaitu wartawan, sumber, dan

    khalayak (Eriyanto,2002:292). Setiap pihak menafsirkan dan mengkonstruksi

    realitas dengan penafsiran tersendiri dan berusaha agar penafsirannya yang

    paling dominan dan menonjol. Dalam mengkonstruksi suatu realitas,

    wartawan tidak hanya menggunakan konsepsi-konsepsi yang ada dalam

    pikirannya semata. Hal itu dapat disebabkan oleh beberapa factor antara lain

    pertama, proses konstruksi itu juga melibatkan nilai sosial yang melekat

    dalam diri wartawan. Kemudian kedua, ketika menulis dan mengkonstruksi

    berita wartawan bukanlah berhadapan dengan public yang kosong. Ketiga,

    proses konstruksi itu juga ditentukan oleh proses produksi yang selalu

    melibatkan standar kerja, profesi jurnalistik, dan standar professional dari

    wartawan.

    Peneliti memilih menggunakan analisa Pan dan Kosicki dikarenakan

    model analisis Framing Pan dan Kosicki lebih lengkap dimana didalam

    proses analisisnya mencakup konseps psikologis dan konseps sosiologis

    dimana dalam analisis framing yang lainnya tidak terdapat kedua konsepsi

    tersebut. Pan dan Kosicki membuat suatu model yang mengintegrasikan

    secara bersama-sama konsepsi psikologis yang melihat frame semata sebagai

    persoalan internal pikiran dengan konsepsi sosiologis yang lebih tertarik

    melihat frame dari sisi bagaimana lingkungan social dikonstruksi seseorang.

    Menurut pendekatan Pan dan Kosicki, framing dapat dibagi kedalam

    empat struktur besar. Struktur tersebut yaitu struktur Sintaksis, struktur Skrip,

    struktur Tematik, dan struktur Retoris. (Eriyanto,2002:295)

    Bagan 1

    Perangkat Framing Model Pan dan Kosicki

    PERANGKAT

    FRAMING

    1.Skema berita

    UNIT YANG DIAMATI STRUKTUR

    SINTAKSIS,

    Skema berita, Informasi, kutipan,

  • 17

    1. Struktur Sintaksis

    Berhubungan dengan bagaimana jurnalis menyususn peristiwa,

    pernyataan, opini, kutipan, dan pengamatan atau peristiwa kedalam susunan

    umum berita. Keberadaan struktur sintaksis dapat dilihat dengan mengamati

    bagan dari skema sebuah berita yang meliputi headline, lead yang dipakai,

    dan latar kutipan yang diambil.

    Skema dari sebuah berita dapat meliputi :

  • 18

    a. Headline atau judul berita yang merupakan aspek sintaksis dari

    wacana berita dengan tingkat kemenonjolan yang tinggi dan

    menunjukkan kecenderungan berita yang diangkat. Penonjolan ini

    dapat dilihat dari judul yang berhuruf besar, sedang dan kecil. Dari

    sisi bentuk hurufnya juga dapat dilihat beberapa makna dari jenis

    huruf. Posisi judul sangat penting karena kalau pembaca membuka

    atau melihat media massa, maka yang akan terbaca pertama kali

    adalah judulnya. Secara singkat judul memiliki beberapa fungsi yaitu

    : mengiklankan cerita atau berita, meringkaskan atau

    mengikhtisarkan cerita atau berita, dan mempercantik halaman surat

    kabar.

    b. Lead atau teras berita yang berada setelah judul yang terdiri dari

    satu alinea pendek dan merupakan intisari berita. Lead yang baik

    terdiri dari maksimal 35 kata dan menempatkan unsur when sebagai

    elemen berita yang penting untuk ditempatkan di teras berita. Teras

    memiliki beberapa fungsi yaitu menjawab rumus 5W + 1H,

    menekankan nilai berita dengan menempatkan pada posisi awal,

    memberikan identifikasi cepat tentang orang, tempat dan kejadian

    yang dibutuhkan bagi pemahaman cepat berita tersebut, dan

    mengiklankan isi berita secara keseluruhan agar pembaca tertarik

    membaca sampai ke akhir berita.

    c. Latar merupakan bagian dari berita yang dapat digunakan sebagai

    alasan pembenar gagasan yang diajukan dalam suatu teks.

    d. Kutipan sumber berita yang biasa dipahami sebagai usaha jurnalis

    untuk membangun objektifitas atau prinsip keseimbangan dan tidak

    memihak. Kutipan bukan sekedar kalimat atau deretan kata yang

    dibuka dan ditutup dengan tanda kutip, karena kutipan member

    emosi, jiwa, dan warna pada tulisan.ada tiga jenis kutipan yaitu

  • 19

    kutipan langsung, kutipan parsial atau sebagian dan terakhir adalah

    kutipan tidak langsung atau uraian.

    Pengutipan sumber berita ini menjadi perangkat framing yang

    kuat atas tiga hal (Eriyanto,2002:298-299) yaitu

    1. Mengklaim validitas dan kebenaran dari pernyataan yang dibuat

    dengan mendasarkan diri pada klaim otoritas akademik dan

    profesi

    2. Menghubungkan point tertentu dari pandangannya kepada pejabat

    yang berwenang

    3. Mengecilkan pendapat atau pandangan tertentu yang dihubungkan

    dengan kutipan klaim dan pandangan mayoritas sehingga

    pandangan tersebut Nampak menyimpang. (Nugroho, Eriyanto

    dan Sudarsais,1999:32)

    2. Struktur Skrip

    Bentuk umum dari penulisan berita atau skrip adalah pola 5W + 1H

    (what,who,when,where,why,how).Unsur kelengkapan berita ini dapat

    menjadi pertanda framing yang ingin ditampilkan.

    3. Struktur Tematik

    Tematik merupakan proses pengaturan tekstual yang disuguhkan

    kepada pembaca sehingga pembaca dapat memberikan perhatian pada

    bagian-bagian penting dari isi teks.

    Elemen dari struktur tematik adalah

    a. Detail merupakan elemen yang berelasi dengan kontrol informasi

    yang ditampilkan seseorang. Komunikator akan menampilkan secara

    berlebihan informasi yang menguntungkan dirinya atau citra yang

    baik. Sebaliknya, ia akan menampilkan informasi dalam jumlah

    sedikit jika hal itu merugikan kedudukannya.

    b. Koherensi dipahami sebagai penataan secara rapi realitas dan

    gagasan, fakta, dan ide-ide kedalam rangkaian kata yang logis

  • 20

    sehingga memudahkan untuk memahami pesan yang dikandungnya.

    Koherensi dapat ditampilkan melalui hubungan sebab akibat dan

    juga bisa sebagai penjelas.

    c. Bentuk kalimat merupakan sisi pemakaian kalimat yang berelasi

    dengan cara berfikir yang logis, yaitu prinsip kausalitas. Logika

    kausalitas jika diterjemahkan dalam bahasa menjadi susunan subjek

    dan predikat.

    d. Kata ganti merupakan elemen yang digunakan untuk melakukan

    manipulasi bahasa. Ada gejala umum dalam praktek jurnalisme,

    yaitu jurnalis menggunakan kata yang berbeda dengan makna yang

    sama dalam konteks yang sama. Misalnya saja adalah jurnalis lebih

    menggunakan kata “tersangka” daripada kata “pelaku” padahal

    keduanya memiliki makna yang sama.

    4. Struktur Retoris

    Struktur retoris berhubungan dengan bagaimana cara jurnalis

    memberikan penekanan arti tertentu dalam berita yang disusunnya.

    Jurnalis menggunkaan perangkat retoris untuk membangun citra,

    meningkatkan point-point yang menonjol pada sisi tertentu dan

    meningkatkan gambaran yang diinginkan dari suatu berita.

    Beberapa elemen struktur retoris yang digunakan wartawan/pers

    yaitu :

    a. Leksikon merupakan elemen yang menandakan bagaimana

    seseorang memilih kata dari berbagai kemungkinan kata yang

    disusunnya. Pilihan-pilihan kata yang dipakai memperlihatkan sikap

    atau ideology tertentu dari jurnalis.

    b. Grafis merupakan elemen yang dipergunakan untuk memberi

    penekanan atau penonjolan sebuah isu melalui pemakaian foto,

    diagram, grafis, table, kartun ,dll. Elemen grafis sangat mewakili

    realitas yang membuat erat muatan ideology pesan dengan khalayak.

  • 21

    c. Metafora merupakan unsure ketiga dalam retoris. Dala berita,

    jurnalis bukan hanya menyusun teks saja, namun untuk

    menghidupkan berita, para jurnalis menuliskan pula kiasan,

    ungkapan, perbandingan, dll. Secara literal, metafora dapat diartikan

    sebagai cara untuk memindahkan makna dengan merealisasikan dua

    fakta melalui analogi atau memakai kiasan dengan menggunakan

    kata-kata.

    2.4 Penelitian Sebelumnya

    1. Jurnal Analisis Framing Pemberitaan Kompas.com Dan Vivanews.com

    Pada Peristiwa Runtuhnya Terowongan Tambang PT Freeport

    Indonesia

    Oleh: Dewi Prawitasari, Mahasiswa Unversitas Airlangga, Surabaya.

    2013

    Dalam penelitiaannya Dewi memilih kasus runtuhnya terowongan

    tambang PT Freeport Indonesia karena pada kasus tersebut

    menimbulkan masalah dalam sosial dan lingkungan di Papua yang

    menyebabkan protes masyarakat bahkan dunia internasional. Sehingga

    pemberitaan mengenai runtuhnya terowongan tambang PTFI pada

    tanggal 14 Mei 2013 juga merupakan peristiwa kecelakaan tambang

    terbesar dengan jumlah korban terbanyak. Kesimpulan dari jurnal

    tersebut, Kedua surat kabar online tersebut memberitakan secara

    berbeda karena terdapat fakta yang ditemukan dari ekonomi politik

    bahwa kepemilikan saham 10% PTFI yang pernah dimiliki oleh anak

    perusahaan Bakrie Group yakni PT Indocopper Investama, diasumsi

    akan mempengaruhi konten pemberitaan mengenai PTFI dalam

    Vivanews.com yang merupakan andalan Bakrie Group untuk

    memenuhi investasi dalam media portal berita. Sedangkan Kompas.com

    yang tidak memiliki kepentingan didalam PTFI merasa bahwa peristiwa

    yang dialami atau yang berkaitan dengan respon terhadap peristiwa

    runtuhnya terowongan tambang tersebut perlu digali lebih dalam untuk

    diinformasikan kepada khalayak.

  • 22

    2. Analisis Framing Berita Presiden SBY Menjabat Ketua Umum Partai

    Demokrat Tahun 2013 Pada Portal Berita Kompas.com Dan

    Tempo.co.id

    Oleh: Sabila Assami, Ilmu Komunikasi, Universitas Brawijaya,

    Malang, 2013..

    Dalam jurnal ini Sabila mengambil pemberitaan terpilihnya

    Presiden SBY menjadi Ketua Umum Partai Demokrat karena pada saat

    itu pemberitaan tersebut banyak diperbincangkan di berbagai media,

    termasuk media online. Dua media online yang tergolong surat kabar

    online tersebut sama-sama memberitakan peristiwa tersebut sebagai

    peristiwa besar. Secara keseluruhan, berita rubik politik mengenai SBY

    yang menjabat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat pada portal berita

    Kompas.com dan Tempo.co.id memiliki kesamaan konstruksi yaitu

    memiliki kepentingan untuk mendukung SBY dengan cara

    menonjolkan beberapa aspek kedalam isi berita.

    Yang membedakan penelitian ini dengan dua penelitian sebelumnya

    yang disebutkan diatas adalah penelitian ini mendeskripsikan bukan hanya

    framing yang dilakukan surat kabar online terhadap satu pokok pemberitaan

    seperti yang dijelaskan dua penelitian sebelumnya, melainkan

    mendeskripsikan framing yang dilakukan surat kabar online kepada satu

    tokoh (Rizal Ramli) lewat beberapa pemberitaan yang dimuat di dua surat

    kabar online selama tujuh hari setelah dilantik menjadi menko kemaritiman.

    2.5 Kerangka Pikir Penelitian

  • 23

    Bagan 2

    Bagan Kerangka Pikir

    Dengan tindakan-tindakan yang dilakukan Rizal Ramli setelah beliau

    menjabat sebagai menko kemaritiman menimbulkan pro dan kontra di khalayak.

    Tindakan Rizal Ramli

    Pro Kontra

    Konstruksi

    Media

    Pemberitaan Di

    Surat Kabar

    Online

    Detik.com Kompas.com

    Analisis Framing Pan

    dan Kosicki

    - Struktur Sintaksis

    - Struktur Skrip

    - Struktur Tematik

    - Struktur Retoris

    Pembingkaian

    Detik.com

    Pembingkaian

    Kompas.com

  • 24

    Mulai dari hal yang positif sampai ke hal yang negatif. Dengan adanya pro dan

    kontra, media mengambil peluang untuk melakukan sebuah pembingkaian berita

    dari realita yang terjadi tentang tindakan tindakan yang dilakukan Rizal Ramli.

    Dengan banyaknya pemberitaan yang dimuat dalam media digital, surat

    kabar online terkhususnya, peneliti memilih menganisa pemberitaan dari dua surat

    kabar online nasional, yaitu Detik.com dan Kompas.com. peneliti menganalisa

    dua surat kabar online tersebut menggunakan analisis framing. peneliti akan

    melakukan menggunakan metode Framing Pan dan Kosicki dalam menganalisa

    tentang framing yang dilakukan dua surat kabar online (Detik.com dan

    Kompas.com) terhadap pemberitaan isu kontroversi pro kontra tindakan Rizal

    Ramli. Analisis yang akan dilakukan dibagi menjadi 4 struktur besar yaitu struktur

    Sintaksis, Skrip, Tematik dan Retoris. Setelah dilakukan analisis tersebut,

    diharapkan dapat diperoleh hasil pembingkaian yang dilakukan dua surat kabar

    online (Detik.com dan Kompas.com) terhadap pemberitaan isu kontroversi pro

    kontra tindakan Rizal Ramli..