BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian dan Penggolongan Biaya Pada dasarnya perhitungan harga produksi adalah berdasarkan biaya- biaya apa saja yang telah dikeluarkan untuk memproduksi barang tersebut, oleh karena itu perlu kita ketahui terlebih dahulu apa itu biaya dan bagaimana penggolongannya. a. Pengertian Biaya Pengertian biaya secara umum menurut Marcell dan Kuepper (1991 : 6 ) , yaitu: 1) banyaknya barang-barang yang dipakai, 2) keterkaitan pemakaian barang-barang untuk mencapai hasil tertentu, 3) penilaian barang-barang yang dipakai untuk mencapai hasil tertentu. Dengan demikian dapat definisikan bahwa biaya adalah pemakainan barang- barang yang dinilai untuk mencapai hasil (output) tertentu. Menurut Usry dan Hammer ( 2004 : 29 ), “ biaya merupakan suatu nilai tukar prasyarat atau pengorbanan yang dilakukan guna memperoleh manfaat”. Pengorbanan yang dimaksudkan dapat berupa pengeluaran kas maupun modal. Biaya menurut Bustami dan Nurlela (2009 : 7 ) yaitu “ pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu”. Biaya ini belum habis masa pakainya, dan digolongkan sebagai aktiva yang dimasukkan dalam neraca. Universitas Sumatera Utara
33
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17755/3/Chapter II.pdf · (2006 : 30) mendefinisikan beban sebagai, “ aliran
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Pengertian dan Penggolongan Biaya
Pada dasarnya perhitungan harga produksi adalah berdasarkan biaya-
biaya apa saja yang telah dikeluarkan untuk memproduksi barang tersebut, oleh
karena itu perlu kita ketahui terlebih dahulu apa itu biaya dan bagaimana
penggolongannya.
a. Pengertian Biaya
Pengertian biaya secara umum menurut Marcell dan Kuepper (1991 : 6 ) , yaitu:
1) banyaknya barang-barang yang dipakai,
2) keterkaitan pemakaian barang-barang untuk mencapai hasil tertentu,
3) penilaian barang-barang yang dipakai untuk mencapai hasil tertentu.
Dengan demikian dapat definisikan bahwa biaya adalah pemakainan barang-
barang yang dinilai untuk mencapai hasil (output) tertentu.
Menurut Usry dan Hammer ( 2004 : 29 ), “ biaya merupakan suatu nilai
tukar prasyarat atau pengorbanan yang dilakukan guna memperoleh manfaat”.
Pengorbanan yang dimaksudkan dapat berupa pengeluaran kas maupun modal.
Biaya menurut Bustami dan Nurlela (2009 : 7 ) yaitu “ pengorbanan sumber
ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan
akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu”. Biaya ini belum habis masa
pakainya, dan digolongkan sebagai aktiva yang dimasukkan dalam neraca.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Harnanto (1991 :23), biaya adalah “ sejumlah uang yang
dinyatakan dari sumber-sumber ekonomi yang dikorbankan (terjadi atau akan
terjadi) untuk mendapatkan sesuatu atau untuk mencapai tujuan tertentu”.
Berdasarkan pengertian yang diberikan para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
biaya adalah pengorbanan untuk memperoleh sebuah hasil.
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang yang menyamakan pengertian
biaya dengan beban. Namun dalam akuntansi dibedakan antara pengertian biaya
dan beban. Setiap beban adalah biaya, tapi tidak setiap biaya adalah beban.
Berikut diberikan definisi beban. Definisi beban menurut Bustami dan Nurlela
(2009 : 8), “beban adalah biaya yang telah memberikan manfaat dan sekarang
telah habis. Biaya yang belum dinikmati yang dapat memberikan manfaat dimasa
akan datang dikelompokkan sebagai harta. Biaya ini dimasukkan kedalam
Laporan Laba-Rugi, sebagai pengurangan dari pendapatan”. Carter dan Usry
(2006 : 30) mendefinisikan beban sebagai, “ aliran keluar terukur dari barang atau
jasa, yang kemudian ditandingkan dengan pendapatan untuk menentukan laba”.
Dari uraian diatas tampak perbedaan antara biaya dan beban. Biaya ( cost)
ditunjukkan untuk memperoleh barang dan jasa, serta masih memberikan manfaat
diwaktu mendatang dan merupakan asset dalam neraca. Sedangkan beban
(expense ) adalah biaya yang tealh habis manfaatnya dan akan dimasukkan
sebagai beban kedalam perhitunga Laba-Rugi serta bertujuan untuk peenciptaan
pendanaan.
Universitas Sumatera Utara
b. Penggolongan Biaya
Klasifikasi biaya atau penggolongan biaya adalah suatu proses
pengelompokan biaya secara sistematis atas keseluruhan elemen biaya yang ada
kedalam golongan-golongan tertentu yang lebih ringkas untuk dapat memberikan
informasi yang lebih ringkas dan penting.
Akuntansi biaya dalam hal pengelompokan biaya dikenal konsep “
Different cost for different purpose”, oleh karena hal ini maka biaya
dikelempokkan berdasarkan tujuannya masing-masing. Garrison, Noreen, dan
Brewer (2006 : 64) mengelompokkan biaya berdasarkan tujuannya seperti yang
dirincikan.
1) Menyiapkan laporan keuangan eksternal. Untuk tujuan ini biaya dibagi lagi
menjadi dua yaitu, biaya produk dan biaya periodic.Biaya produk mencakup
semua biaya yang terkait dengan pemerolehan atau pembuatan suatu produk.
Biaya-biaya ini terdiri atas bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan
overhead pabrik.
2) Memprediksi perilaku biaya untuk merespon perubahan aktivitas. Dengan
tujuan ini maka biaya dibagi lagi menjadi biaya tetap, biaya variabeldan
biaya semi variabel.
3) Menentukan biaya ke objek biaya seperti departemen atau produk. Didalam
perusahaan objek biaya dapat dihubungkan dengan produk yang dihasilkan,
departemen, ataupun individu. Penggolongan biaya atas tujuan ini dibagi
menjadi biaya langsung dan biaya tidak langsung.
Universitas Sumatera Utara
4) Pembuatan Keputuasan. Biaya adalah bahan yang sangat penting dalam
pembuatan keputusan. Untuk tujuan ini maka diperlukan pemahaman yang
kuat mengenai konsep biaya differenisial ( differential cost ), biaya
kesempatan (opportunity cost), dan biaya tertanam ( sunk cost). Biaya
kualitas atau mutu adalah biaya yang dikeluarkan untuk menjaga kualitas
barang yang di produksi. Biaya kualitas dibagi empat yaitu biaya
pencegahan, biaya penilaian dan biaya kegagalan internal dan eksternal.
a) Biaya pencegahan yaitu biaya yang berkaitan dengan aktivitas untuk
mengurangi jumlah produk atau jasa yang cacat.
b) Biaya penilaian disebut juga biaya inspeksi untuk mengidentifikasi produk
cacat sebelum produk tersebut dikirimkan pada konsumen.
c) Biaya kegagalan internal diakibatkan oleh identifikasi cacat selama proses
penilaian. Biaya ini meliputi sisa bahan, barang yang di tolak, pengerjaan
ulang produk cacat, dan waktu yang terbuang karena masalah kualitas.
d) Biaya kegagalan eksternal, biaya ini terjadi apabila produk cacat sampai
ketangan konsumen. Biaya ini meliputi garansi perbaikan dan
penggantian, penarikan produk di pasar, dll.
Adapun klasifikasi biaya menurut carter dan usry (2006 : 40) didasarkan
hubungan antara biaya dengan :
1) produk ( satu lot, batch, atau unit dari suatu barang jadi atau jasa),
2) volume produksi,
3) departemen, proses, pusat biaya, atau subdivisi lain dari manufaktur,
4) periode akuntansi,
Universitas Sumatera Utara
5) suatu keputusan, tindakan atau evaluasi.
2. Pengertian Harga Pokok Produksi
Secara umum harga pokok produksi dapat diartikan sebagai seluruh biaya
yang dikorbankan dalam proses produksi untuk mengelola bahan baku menjadi
barang jadi. Adapun biaya-biaya tersebut meliputi biaya bahan langsung, biaya
tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Menurut Rayburn ( 1999: 31),
“harga pokok produksi meliputi keseluruhan bahan langsung, tenaga kerja
langsung dan overhead pabrik yang dikeluarkan untuk memproduksi barang atau
jasa”.
Menurut Samryn ,( 2001 : 27) “harga pokok produksi meliputi semua biaya yang
terjadi dalam rangka pembelian atau pembuatan produk”.
Cara perhitungan harga pokok produksi pada perusahaan manufaktur dapat
diperlihatkan melalui table dibawah.
Universitas Sumatera Utara
3. Unsur-unsur Harga Pokok Produksi
Ada tiga unsur biaya yang membentuk harga pokok produksi.
a. Biaya Bahan Langsung (Direct Material Cost)
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor)
c. Biaya Pabrik Tidak langsung (Factory Overhead Cost)
Biaya bahan baku langsung dan upah langsung digabungkan dalam
kelompok biaya utama (prime cost). Upah langsung dan overhead pabrik
digabung dalam kelompok biaya konversi, yang mencerminkan biaya pengubahan
Harga Pokok Produksi
Persediaan awal bahan baku xxx
Pembelian bahan baku xxx +
Bahan baku yang tersedia untuk dijual xxx
Persediaan akhir bahan baku xxx -
Pemakaian bahan baku xxx
Upah langsung xxx
Overhead pabrik xxx +
Total biaya produksi xxx
Persediaan awal barang dalm proses xxx +
Total barang dalam proses xxx
Persediaan akhir barang dalam proses xxx -
Harga pokok produksi xxx
Universitas Sumatera Utara
bahan baku langsung menjadi barang jadi. Berikut penjabaran unsur-unsur harga
pokok produksi.
a. Biaya bahan langsung (direct material cost)
Bahan langsung atau bahan baku adalah semua bahan yang secara fisik
langsung menjadi bagian utama dari barang jadi, dapat ditelusui pada produk dan
jumlahnya material. Hal yang menjadi pertimbangan utama dalam
mengelompokkan suatu bahan kedalam bahan langsung adalah kemudahan
penelusuran proses pengubahan bahan tersebut sampai menjadi barang jadi.
Bahan baku dapat diperoleh dengan membeli ataupun memproduksi sendiri, maka
biaya bahan langsung merupakan semua biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh bahan baku tersebut yang termasuk biaya angkut, biaya bongkar
muat, biaya gudang, dan lain-lain. Bahan baku masuk pada perkiraan persediaan
dalam perusahaan.
Ada 2 metode pencatatan persediaan dalam akuntansi yaitu:
1) Sistem periodik
Sistem periodik merupakan metode pencatatan yang tidak dapat
menunjukkan jumlah persediaan akhir secara langsung di akhir periode akuntansi.
Jumlah persediaan akhir dihitung langsung fisiknya digudang, sedangkan nilai
persediaan yang terpakai di sesuaikan berdasarkan sisa barang di gudang pada
akhir periode dengan metode perhitungan sbb :
Persediaan bahan baku awal xxx
Pembelian bahan baku
Jumlah bahan baku yang tersedia untuk dipakai xxx
xxx +
Universitas Sumatera Utara
Persediaan bahan baku akhir
Jumlah bahan baku yang terpakai
xxx -
xxx
2) Sistem perpetual
Sistem ini melakukan pencatatan transaksi secara lengkap, setiap
pemakaian bahan baku dan pembelian di catat dalam akun persediaan bahan baku
tersebut. Dengan melihat catatan akun persediaan atau kartu persediaan maka
dapat diketahui berapa jumlah bahan yang dibeli, digunakan, dan persediaan akhir
bahan baku. Bentuk kartu persediaan yang digunakan pada metode perpetual sbb:
Tanggal Dibeli Dipakai Sisa
Kedua system diatas memiliki kebaikan dan kelamahan masing-masing.
Sistem periodik merupakan metode pencatatan yang mudah untuk dilaksanakan,
namun internal control dengan sitem tersebut akan lebih sulit. Begitu sebaliknya
pada sistem perpetual.
Setelah diketahui jumlah unit pemakaian bahan baku untuk proses
produksi, maka diperluakan konversi dari total jumlah unit tersebut menjadi nilai
uang. Inilah yang merupakan perhitungan biaya bahan baku produksi. Ada
beberapa metode yang di gunakan yaitu:
1) Metode FIFO (First In First Out)
Universitas Sumatera Utara
Menurut metode ini harga pokok bahan baku yang pertama dibeli
juga harus pertama digunakan dalam proses produksi. Sedangkan harga pokok
bahan baku yang dibeli lebih akhir merupakan nilai persediaan. Metode ini
terutama dilakukan apabila terdapat bahan baku yang mudah kusut.
Berdasarkan anggapan bahwa bahan baku yang pertama beli adalah bahan
baku yang pertama dipakai maka persediaan bahan baku akhir akan berisi
bahan yang diterima paling akhir sehingga bahan baku mengikuti harga
sedang berlaku.
2) Metode LIFO ( Last in Fist Out)
Menurut metode ini, harga pokok bahan yang paling akhir dibeli
dipakai sebagai harga pokok bahan yang digunakan dalam proses produksi.
3) Metode Rata-rata (Average Method)
Harga pokok yang digunakan dalam proses produksi merupakan
harga rata-rata pembelian bahan baku yang masih tersedia digudang. Untuk
menghitung rata-rata perunit bahan baku sangat tergantung pada sistem
pencatatan yang digunakan dimana apabila yang dipakai adalah sistem
priodikal maka disebut weightes average, tetapi apabila sistem perpetual maka
disebut metode moving average.
4) Metode Identifikasi Khusus
Metode ini membebankan harga pokok produksi dengan memberi
tanda khusus pada setiap kemasan bahan baku misalnya berupa kartu atau
label yang berisi , informasi mengenai kuantitas yang dibeli, harga perunit dan
kuantitas yang digunakan. Sehingga setiap pemakaian bahan yang
Universitas Sumatera Utara
bersangkutan dapat ditentukan harga poko perunit dan totalnya, demikian pula
sisa persediaan bahan tersebutpada akhir periode. Metode ini dinilai kurang
praktis jika jenis bahan yang dimiliki relatif banyak.
b. Biaya tenaga kerja langsung ( direct labor cost)
Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja berupa upah yang
secara langsung terlibat dalam proses pengolahan bahan baku menjadi produk
selesai. Menurut Harnanto ( 1992 :108 ), “biaya tenaga kerja langsung adalah
biaya tenaga kerja yang secara langsung melaksanakan kegiatan produksi barang
atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan, baik secara manual maupun dengan
menggunakan mesin-mesin produksi.
Sutrisno ( 1999 : 65) menulis ada tiga dasar penentuan upah karyawan, yaitu:
1) Tariff berdasarkan jam kerja
Jika seorang pekerja diupah berdasarkan jam kerja, maka besarnya
upah kotor yang akan dibayarkan kepada pekerja adalah sebesar jumlah
jam kerja termasuk jam lembur dikalikan dengan tariff upah per jam
kerja.
Upah kotor = Jumlah jam kerja x tariff / jam
2) Tarif berdasarkan unit yang diproduksi
Apabila perusahaan menggunakan tariff berdasarkan unit produksi
yang dihasilkan, maka upah kotor yang akan diterima oleh pekerja adalah
sebesar unit produksi yang dihasilakan oleh masing-masing pekerja
dikalikan dengan tarif upah perunit.
Universitas Sumatera Utara
Upah kotor = unit dihasilkan x tariff per unit
3) Tarif berdasarkan insentif
Pada tarif ini, upah kotor akan dibayarkan sebesar upah standar
ditambah dengan insentif tertentu. Insentif ini diberikan karena pekerja
kurang mampu memproduksi melebihi jumlah standar yang telah
ditetapkan terlebih dahulu.
c. Biaya pabrik tidak langsung (factory overhead cost)
Overhead pabrik merupakan suatu biaya keseluruhan yang membantu
jalannya proses produksi namun tidak mempunyai hubungan langsung
dengan hasil produksinya, atau dengan kata lain bahwa biaya overhead pabrik
adalah biaya selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung.
Walaupun biaya overhead pabrik tidak mempunyai hubungan langsung pada
produk yang dihasilkan, tetapi tetap diperlukan karena sebagian biaya
overhead pabrik sering kali berubah-ubah dari waktu ke waktu, baik karena
faktor musiman, perubahan kapasitas produk maupun sejenisnya.
Pembebanan biaya overhead mengalami sedikit kerumitan mengingat biaya
overhead jenisnya bervariasi dan sifatnya berbeda-beda. Untuk itu diberikan
beberapa cara perhitungan beban overhead yang umum dalam perusahaan
manufaktur, berikut perinciannya.
1) Berdasarkan taksiran jumlah unit yang diproduksi
Tarif overhead per unit = jumlah unit produksi
Anggaran biaya overhead
Universitas Sumatera Utara
Metode ini cocok digunakan dalam perusahaan yang hanya memproduksi
satu jenis barang.
2) Berdasarkan taksiran biaya bahan langsung
% biaya overhead terhadap bahan baku = anggaran biaya overhead pabrik taksiran biaya bahan baku.
Semakin besar biaya bahan langsung yang dikeluarkan dalam
pengolahan produk, maka semakin besar juga biaya overhead pabrik yang
dibebankan kepadanya. Metode ini jarang dipakai karena tidak ada
hubungan yang logis antara biaya bahan baku dan overhead.
3) Berdasarkan taksiran biaya upah langsung
% biaya overhead terhadap BTKL = anggaran biaya overhead pabrik taksiran biaya tenaga kerja langsung
4) Berdasarkan taksiran jam kerja langsung
Tarif overhead per jam kerja langsung = taksiran jam kerja langsung
Anggaran biaya overhead pabrik
5) Berdasarkan taksiran jam kerja mesin
Tarif overhead per jam = taksiran jam mesin
anggaran biaya overhead pabrik
4. Sistem Biaya Produksi
Menurut Bustami dan Nurlela ( 2009 : 39 ), “ Sistem biaya adalah
organisasi dari formulir, catatan dan laporan yang terkoordinasi yang bertujuan
Universitas Sumatera Utara
untuk melaksanakan kegiatan dan merupakan informasi biaya bagi
manajemen”.Dalam akuntansi biaya system yang dapat digunakan untuk
mengalokasikan dan membebankan biaya ke unit produksi dapat dikeleompokkan
menjadi tiga system yaitu :
a. Sistem biaya sesungguhnya ( Historical costing)
Sistem ini disebut juga system biaya actual adalah suatu system dalam
pembebanan haraga pokok produk atau pesanan atau jasa pada saat biaya tersebut
sudah terjadi atau biaya yang sesungguhnya dinikmati. Penyajian hasil baru akan
dilakukan apabila semua operasi sudah selesai pada periode akuntansi yang
bersangkutan. Sistem ini biasanya digunakan pada metode harga pokok proses
yang menggunakan pencataan persediaan produk jadi dengan metode periodic.
b. Sistem biaya ditentukan dimuka (Standard costing)
Sistem biaya ditentukan dimuka adalah suatu system dalam pembebanan
harga pokok kepada produk atau pesanan atau jasa dihsilkan sebesar harga pokok
yang ditentukan dimuka sebelum suatu produk atau jasa dikerjakan. Metode harga
pokok standar ini biasanya digunakan pada perusahaan yang memproduksi secara
masal dan menggunakan pencataan persedaiaan produk jadi dengan metode
perpetual.
Pada akhir periode akuntansi, kedua sistem biaya ini dicatat dan
kemuadian dibandingkan sehingga menyebabkan adanya varians antara biaya
yang sesungguhnya terjadi dengan biaya yang ditentukan dimuka. Varians yang
Universitas Sumatera Utara
timbul disebut dengan varians lebih ( over applied ) dan varians kurang ( over
applied ).
c.Sistem harga pokok normal ( normal costing)
Pada metode ini, biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung
berdasarkan biaya sesungguhnya karena biaya tersebut mudah untuk ditelusuri
kepada produk tertentu, maka biaya overhead pabrik mengggunakan tarif
pembebanan dimuka. Metode ini biasanya digunakan pada metode harga pokok
pesanan ( job order costing) yang menggunakan pencatatan persediaan produk
jadi dengan metode perpetual.
5. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi
Metode penentuan harga pokok produksi dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu metode pembiayan penuh dan metode pembiayaan variable. Mulyadi (1990 :
377) menyatakan metode full costing maupun variable costing merupakan metode
penentuan harga pokok produk Perbedaan pokok yang ada diantara kedua metode
tersebut adalah terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi yang berperilaku
tetap.
a. Metode Pembiayaan Penuh
Metode pembiayaan penuh atau full costing atau sering pula disebut
absorbtion costing atau conventional costing adalah metode penentuan harga
pokok produksi yang membebankan seluruh biaya produksi baik yang bersifat
tetap maupun variabel sebagai bahagian dari harga pokok produksi. Horngen dan
Produk selesai + (BDP akhir x tingkat penyelesaian)
Bahan : 74.500 L + ( 500L x 100% ) = 75.000 L
Biaya konversi: 74.500 L + ( 500L x 80 % ) = 74.900 L
Departemen pengolahan
Universitas Sumatera Utara
Bahan : 75.200 L + ( 300L x 100%) = 75.500 L
Biaya konversi: 75.200 L + ( 300l x 75%) = 75.425 L
2. Laporan biaya produksi
PT. SULIT AIR
LAPORAN BIAYA PRODUKSI
DEPARTEMEN PENCAMPURAN
BULAN SEPTEMBER 2007
1. Skedul kuantitas Barang masuk proses
75.000 L
Barang yang di transfer ke departemen pengolahan 74.500 L Barang dalam proses akhir (100%bahan, 80% biaya konversi )
500 L
75.000 L
2. Biaya dibebankan Bahan baku Rp. 9.000.000 75.000 L Rp. 120
Elemen biaya Total U.E Biaya / unit
Tenaga kerja Rp. 5.617.500 74.900 L Rp. 75 Overhead pabrik Rp. 7.490.000 74.900 L
Rp. 100 Rp. 22.107.500
Rp. 295
3. Pertanggungjawaban biaya HP. Selesai ditaransfer ke departemen pengolahan 74.500L x Rp. 295 Rp. 21.977.500 HP. Produk dalam proses Biaya bahan : 500 x 100% x Rp 120 = 60.000 Biaya tenaga kerja: 500 x 80 % x Rp 75 = 30.000 Biaya overhead : 500 x 80 % x Rp 100 =
40.000
TOTAL Rp. 22.107.500 Rp. 130.000
Universitas Sumatera Utara
PT. SULIT AIR
LAPORAN BIAYA PRODUKSI
DEPARTEMEN PENGOLAHAN
BULAN SEPTEMBER 2007
1. Skedul kuantitas Produk diterima dari departemen pencampuran 74.500L Produk tambahan
1.000L
75.500L
Produk di transfer ke gudang 75.200L Produk dalam proses akhir (100% bahan, 75% biaya konversi) 75.500L
300L
2. Biaya dibebankan dr dept. pencampuran Rp.21.977.500 75.500L Rp. 291,093
Elemen biaya Total U.E Biaya/ unit
Bahan baku Rp. 6.040.000 75.500L Rp. 80 Tenaga kerja Rp. 4.525.500 75.425L Rp. 60 Overhead pabrik Rp. 3.017.000 75.425L Rp. 40 Rp. 35.560.000 Rp. 471,093
3. Pertanggungjawaban biaya HP. selesai ditransfer ke gudang 75.200L x Rp. 471,093 Rp. 35.426.193,6 HP barang dalam proses HP. dept pencampuran: 300 x Rp 291,093 = 87.327,9 Biaya bahan : 300 x 100%x Rp80= 24.000 Biaya tenaga kerja : 300 x 75% x Rp 60= 13.500 Biaya overhead : 300 x 75% x Rp 40=
9.000
TOTAL Rp. 133.827,9
Rp. 35.560.021,5
Universitas Sumatera Utara
7. Tujuan dan Manfaat Penentuan Harga Pokok Produksi
Penentuan harga pokok produksi dalam suatu perusahaan sangat penting
dilakukan karena perusahaan membutuhkannya untuk menentukan harga jual dari
produknya maupun tujauan lainnya yang erat hubungannya dengan penentuan
strategi dan efisiensi perusahaan dalam bersaing.
Berikut diberikan beberapa tujuan umum dari penentuan harga pokok
produksi.
a. Sebagai pengawasan dari biaya yaitu untuk menghindari pemborosan.
Agar diperoleh harga pokok produksi yang teliti serta pengawasan yang
baik, maka biaya digolangkan pada setiap proses atau departemen-
departemen. Biaya yang sebenarnya terjadi pada setiap proses
dibandingkan denagn standar. Dengan demikian pemborosan dapat
dihindari karena standar dibentuk berdasarkan biaya yang seharusnya
terjadi.
b. Sebagai alat perencanaan, sebelum produksi dijalankan terlebih dahulu
membuat rencana kegiatan yang akan dilaksanakan, misalnya apakah
produksi ditingkatkan atau dikurangi dan juga dibuat ramalan atas unsure-
unsur biaya yang diperlukan untuk setiap periodenya. Perencanaan ini
penting agar seluruh keperluan dapat diketahui dan disediakan pada
jumlah dan waktu yang diperlukan.
c. Sebagai pedoman menentukan harga jual. Biaya produksi bukanlah factor
utama menetapkan harga jual, tetapi menjaga agar harga jual tetap berada
diatas harga pokok produksi.
Universitas Sumatera Utara
d. Harga pokok produksi perlu untuk menentukan nilai persediaan yang
mana menjadi syarat mutlak dalam menetapakan harga pokok penjualan
dengan teliti.
e. Menentukan efisiensi atau tidaknya suatu perusahaan, ini dilakukan
dengan membandingkan harga pokok histories dengan harga pokok
standar. Hal ini berguna untuk pengawasan biaya maupun sebagai alat
perencanaan.
Disamping tujuan-tujuan yang diuraikan diatas, penentuan harga pokok
produksi penting bagi manajemen untuk keperluan analitis dalam pengambilan
keputusan atau memecahkan masalah-masalah khusus berikut ini.
a. Apakah perlu dilakukan perubahan dalam komposisi dari biaya-biaya
langsung didalam melakukan produksi sehingga dapat dihasilkan barang
jadi yang kualitasnya sama dengan barang jadi yang dihasilkan sebelum
dilakukan perubahan komposisi. Dengan dilakukannya perubahan
komposisi ini diharapkan juga harga pokok produksi dapat ditekan
serendah mungkin.
b. Apakah tenaga kerja langsung perlu ditambah atau dikurangi.
c. Apakah sebaiknya perusahaan membeli bahan atau produk tertentu dari
pihak luar atau memproduksi sendiri.
Universitas Sumatera Utara
B. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual yang merupakan dasar pemikiran penelitian ini di
gambarkan sebagai berikut:
Bahan Langsung
Tenaga Kerja Langsung
Harga Pokok Produksi
Definisi operasional :
Menurut Rayburn ( 1999: 31), “harga pokok produksi meliputi keseluruhan bahan
langsung, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik yang dikeluarkan untuk
memproduksi barang atau jasa”.
Unsur- unsur dalam perhitungan harga pokok produksi, yaitu: biaya bahan baku
langsung, tenaga kerja langsuung, dan overhead pabrik.
Overhead Pabrik
Universitas Sumatera Utara
a. Biaya bahan baku langsung
Perhitungan biaya bahan baku yang digunakan oleh UD. Sumber Nelanyan
yaitu dengan cara mengalikan harga bahan baku per kilo dengan beratnya bahan
baku yang digunakan.
b. Biaya tenaga kerja langsung
Perusahaan menggunakan system upah borongan dalam menghitung biaya
tenaga kerja yang brhubungan dengan proses produksi.
c. Biaya overhead pabrik
Overhead pabrik digunakan tarif aktual karena harga pokok dihitung
setelah barang selesai diproses yaitu berdasarkan catatan historikal.