Top Banner
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep Dasar Menarche a. Pengertian Menarche Menurut Proverawati dan Misaroh, (2009) menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi dalam rentan usia 10-16 tahun atau pada masa awal remaja di tengah masa pubertas sebelum memasuki masa reproduksi. b. Usia Menarche Usia saat seorang anak perempuan mulai mendapat menstruasi sangat bervariasi. Terdapat kecenderungan bahwa saat ini anak mendapat menstruasi yang pertama kali pada usia lebih muda. Ada yang berusia 12 tahun saat ia mendapat menstruasi pertama kali, tapi ada juga yang 8 tahun sudah memulai siklusnya. Bila usia 16 tahun baru mendapat menstruasi pun dapat terjadi ( Proverawati dan Misaroh, 2009). Secara global, perempuan mengalami menstruasi dini (premature). Hal ini disebabkan faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal karena ketidakseimbangan hormon bawaan lahir. Hal ini juga berkorelasi dengan faktor eksternal seperti asupan gizi pada makanan yang dikonsumsi (Proverawati dan Misaroh, 2009). 7
45

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep Dasar ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-itaafrilia... · Siklus Menstruasi Secara sederhana Maulana (2008)

Mar 09, 2019

Download

Documents

vuongquynh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep Dasar ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-itaafrilia... · Siklus Menstruasi Secara sederhana Maulana (2008)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Konsep Dasar Menarche

a. Pengertian Menarche

Menurut Proverawati dan Misaroh, (2009) menarche merupakan

menstruasi pertama yang biasa terjadi dalam rentan usia 10-16 tahun atau

pada masa awal remaja di tengah masa pubertas sebelum memasuki masa

reproduksi.

b. Usia Menarche

Usia saat seorang anak perempuan mulai mendapat menstruasi

sangat bervariasi. Terdapat kecenderungan bahwa saat ini anak mendapat

menstruasi yang pertama kali pada usia lebih muda. Ada yang berusia 12

tahun saat ia mendapat menstruasi pertama kali, tapi ada juga yang 8

tahun sudah memulai siklusnya. Bila usia 16 tahun baru mendapat

menstruasi pun dapat terjadi ( Proverawati dan Misaroh, 2009).

Secara global, perempuan mengalami menstruasi dini

(premature). Hal ini disebabkan faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal karena ketidakseimbangan hormon bawaan lahir. Hal ini

juga berkorelasi dengan faktor eksternal seperti asupan gizi pada

makanan yang dikonsumsi (Proverawati dan Misaroh, 2009).

7

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep Dasar ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-itaafrilia... · Siklus Menstruasi Secara sederhana Maulana (2008)

8

Haid pertama kali disebut menarche, terjadi pada usia 11-13

tahun. Namun tidak menutup kemungkinan ada pula remaja dibawah 11

tahun sudah mengetahui haid (BKKBN, 2010).

2. Konsep Dasar Menstruasi

a. Definisi Menstruasi

Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan terjadi

menurut siklusnya dari rahim yang menggambarkan rangsangan

hormonal pada endometrium karena tidak terjadi kehamilan (Indarti,

2004).

Cepat lambatnya kematangan seksual (menstruasi, kematangan

fisik) ini ditemukan oleh kondisi fisik individual, cara hidup dan

lingkungan yang melingkungi anak. Rangsangan kuat dari luar yg berupa

film-film seks, buku-buku bacaan, majalah bergambar seks, godaan dan

rangsangan dari kaum laki-laki mengakibatkan kematangan seksual yang

lebih cepat pada diri anak (Kartono, 2006).

b. Siklus Menstruasi

Secara sederhana Maulana (2008) menjelaskan mekanisme

terjadinya haid, dimana menurutnya haid merupakan bagian dari proses

reguler yang mempersiapkan tubuh perempuan setiap bulannya untuk

kehamilan. Daur ini melibatkan beberapa tahap yang dikendalikan oleh

interaksi hormon yang dikeluarkan oleh hipotalamus yaitu FSH (Folikel

Stimulating Hormons) dan LH (Luteinesing Hormons), kelenjar dibawah

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep Dasar ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-itaafrilia... · Siklus Menstruasi Secara sederhana Maulana (2008)

9

otak depan, dan indung telur. Pada permulaan daur, lapisan sel rahim

mulai berkembang dan menebal. Lapisan ini berperan sebagai penyokong

bagi janin yang sedang tumbuh jika perempuan itu hamil.

Hormon FSH (Folikel Stimulating Hormons) dan LH

(Luteinesing Hormons) memberi sinyal kepada telur di dalam indungnya

untuk mulai berkembang. Tak lama kemudian sebuah telur dilepaskan

dari indungnya untuk mulai bergerak menuju tuba falopii, terus ke rahim.

Jika telur tidak dibuahi oleh sperma, lapisan rahim dalam akan berpisah

dari dinding uterus dan mulai luruh serta akan dikeluarkan melalui

vagina. Periode pengeluarna darah disebut periode haid, berlangsung

selama ±3-7 hari.

Menurut Sarwono (2006) menerangkan bahwa pada tiap siklus

haid dikenal tiga masa utama, ialah sebagai berikut:

1) Masa haid : selama 2-8 hari. Pada waktu itu endometrius dilepas,

sedangkan pengeluaran hormon-hormon ovarium paling rendah atau

minimum

2) Masa proliferasi : terjadi sampai hari ke-14. Pada waktu itu

endometrium tumbuh kembali, disebut endometrium mengadakan

proliferasi. Antara haid ke 12-14 dapat terjdi pelepasan ovum dari

metrium yang disebut ovulasi.

3) Sesudahnya dimasa sekresi. Pada akhir masa ini endometrium berubah

ke arah sel-sel desisua, terutama yang berada di seputar pembuluh-

pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan adanya nidasi.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep Dasar ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-itaafrilia... · Siklus Menstruasi Secara sederhana Maulana (2008)

10

Pada tiap-tiap siklus haid FSH (Folikel stimulating Hormons)

dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis yang menyebabkan beberapa

folikel primer dapat berkembang dalam ovarium. Umumnya satu folikel,

namun kadang-kadang lebih dari satu, dan berkembang menjdai folikel

de graaf yang membuat estrogen. Estrogen ini menekan produksi FSH

(Folikel Stimulating Hormons), sehingga lobus anterior hipofisis dapat

mengeluarkan hormon gonadotropin yang kedua, yakni LH (Luteinesing

Hormons). Produksi hormon gonadotropin (LH dan FSH) tersebu

dibawah pengaruh Realising Hormons (RH) yang disalurkan dari

hipotalamuske hipofisis. Penyaluran RH ini dipengaruhi oleh mekanisme

umpan balik estrogen ke hipotalamus.

Bila penyaluran RH (Realising Hormons) normal atau berjalan

baik, maka produksi gonadotropin akan baik pula, sehingga folikel de

graaf berikutnya main lama makin matang dan makin banyak berisi

likuor folikulli yang mengandung estrogen. Estrogen mempunyai

pengaruh terhadap endometrium yaitu menyebabkan endometrium

tumbuh atau berproliferasi. Waktu ketika proses proliferasi terjadi

disebut proliferasi.

Di bawah pengaruh LH (Luteinesing Hormons) folikel de

graaf menjadi lebih matang, mendekati permukaan ovarium, kemudian

terjadilah ovulasi (ovum dilepas oleh ovarium). Pada ovulasi ini kadang-

kadang terdapat perdarahan sedikit yang akan merangsang peritonium di

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep Dasar ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-itaafrilia... · Siklus Menstruasi Secara sederhana Maulana (2008)

11

pelvis, sehingga timbul rasa sakit yang disebut Intermenstrual pain. Pula

dapat diikuti perdarahan vagina sedikit.

Setelah ovulasi terjadi, dibentuklah korpus luteum rubrum

(berwarna merah oleh karena perdarahan tersebut di atas), yang akan

menjadi korpus luteum (warnanya menjadi kuning) dibawah pengaruh

hormon-hormon LH (Luteinesing Hormons). Korpus luteum

menghasilkan hormon progesteron. Progesteron ini mempunyai pengaruh

terhadap endometrium yang telah berproliferasi dan menyebabkan

kelenjar-kelenjarnya berkeluk-keluk dan bersekresi (masa sekresi).

Bila tidak ada pembuahan, korpus luteum berdegenerasi dan

ini mengakibatkan kadar estrogen dan progesteron menurun. Menurutnya

kadar estrogen dan progesteron menimbulkan efek pada arteri yang

berkeluk-keluk di endometrium. Tampak dilatasi dan statis dengan

hyperemia yang diikuti oleh spasme dan iskemia. Sesudah itu terjadi

degenerasi serta perdarahan dan pelepasan endometrium yang nekrotik.

Proses ini disebut haid/mensis.

Siklus menstruasi pada wania tidak sama, dengan varians

normal antara 26-32 hari atau 28-35 hari. Oleh karena itu korpus luteum

mempunyai umur 8-10hari, dapat diperhitungkan terdapat pergeseran

dari ovulasi (pelepasan telur) yang mempengaruhi perhitungan masa

subur. Mengetahui minggu subur sangat penting berkaitan dengan upaya

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep Dasar ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-itaafrilia... · Siklus Menstruasi Secara sederhana Maulana (2008)

12

dapat hamil bagi yang menginginkan atau menghindari hubungan seksual

bagi yang ber-KB dengan sistem “pantang berkala”(Manuaba, 1999).

Gambar 2.1 Siklus Menstruasi (http://jelfiarz.blogspot.com/2012_05_01_archive.html)

c. Jumlah Darah Menstruasi

Jumlah darah menstruasi biasanya sekitar 50-100ml dan lamanya

menstruasi berlangsung selama 3-7hari, tetapi rata-rata 5 hari. Jumlah darah

menstruasi yang dikeluarkan biasanya belum begitu banyak pada hari

pertama, dan baru bertambah banyak pada hari kedua. Setelah itu banyaknya

darah menstruasi berangsur-angsur berkurang. Darah menstruasi biasanya

tidak membeku kecuali jika perdarahannya sangat hebat. Menstruasi

membuat tidak membuat tubuh kekurangan darah. Warna darah normal saat

menstruasi adalah merah tua sampai coklat (Hellen, 1999).

d. Sindrom Sebelum Menstruasi (Premenstruation Syndrom)

Menurut Kasdu (2005), bagi sebagian wanita, saat-saat menjelang

menstruasi sering merasa tidak nyaman, sakit perut hingga bagian pinggang,

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep Dasar ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-itaafrilia... · Siklus Menstruasi Secara sederhana Maulana (2008)

13

kram, mual, muntah, pusing, dan pingsan. Keadaan ini disebut

Premenstruation Syndrom (PMS).

Keadaan PMS dan waktunya pada setiap wanita tidak selalu

sama. Ada wanita yang sangat sakit sampai menderita kram dan tidak bisa

beraktivitas, sementara wanita lain merasa sakit pada bagian bawah perut

dan masih bisa beraktivitas. Ada juga wanita yang pada bulan lalu merasa

sangat menderita sakitnya ketika mengalami PMS, tetapi bulan ini tidak

begitu terasa sakit. Rasa sakit ini berbeda pada setiap orang atau waktu, juga

ambang sakitnya (Kasdu, 2005).

Banyak wanita yang tidak secara terus-menerus mengalami PMS.

Hal ini bisa dikarenakan penyebab PMS sudah ditemukan dan dilakukan

penangan. Untuk itu, lakukan pemeriksaan ke dokter kandungan secara rutin

agar dapat terdeteksi ada-tidaknya kelainan atau gangguan tertentu sehingga

tidak mengalami PMS. Selain itu, jaga kebersihan organ genetal, baik dalam

hubungan seksual maupun saat buang kecil. Tindakan lainya untuk

mengurangi resiko ini adalah olahraga dan hidup lebih rileks sehingga aliran

darah tubuh lancar karena mempengaruhi aliran darah dalam organ

reproduksi. Termasuk pola makan yang memenuhi gizi seimbang sehingga

semua kebutuhan tubuh akan zat-zat gizi tepenuhi, terutama kebutuhan zat

besi yang diperlukan saat wanita sedang menstruasi (Kasdu, 2005).

Menurut Kasdu (2005), berikut ini beberapa hal yang dapat

dilakukan jika mengalami PMS, yaitu :

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep Dasar ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-itaafrilia... · Siklus Menstruasi Secara sederhana Maulana (2008)

14

1) Perhatikan konsumsi makanan

makanlah secara teratur dalam porsi kecil, tetapi sering. Tindakan ini bisa

mengatasi timbulnya rasa mual dan menjaga kestabilan kadar gula darah

dalam tubuh.

2) Terima menstruasi sebagai gaya hidup

Cobalah untuk menyesuaikan diri terhadap berbagai perubahan selama

menstruasi. Jangan menganggap menstruasi sebagai beban, tetapi

sebaliknya bersyukurlah bahwa periwtiwa ini adalah normal dialami oleh

setiap wanita.

3) Rencanakan kegiatan,

Susun jadwal kerja sehingga fisik dan mental pada saat menjelang

menstruasi tidak terlalu mendapat beban.

4) Lakukan olahraga secara teratur

Lakukan olahraga secara teratur untuk melancarkan peredaran darah,

kebugaran tubuh, dan rileks. Dengan demikian ketegangan fisik dan

mental bisa dihindari.

3. Konsep Dasar Pubertas

a. Pengertian Pubertas

Pubertas dapat didefinisikan sebagai waktu tercapainya

kematangan seksual, yang secara klinis di mulai dengan timbulnya tanda-

tanda seks primer seperti menstruasi pertama atau menarche pada anak

perempuan dan mimpi basah pada anak laki-laki. Sedangkan seks sekunder

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep Dasar ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-itaafrilia... · Siklus Menstruasi Secara sederhana Maulana (2008)

15

berupa pembesaran payudara, tumbuhnya rambut pubis serta pertumbuhan

badan yang pesat. Adanya perubahan-perubahan tersebut menunjukkan

bahwa seseorang telah memasuki masa remaja (Widyastuti, 2009).

Masa puber adalah suatu periode tumpang tindih antara masa

anak akhir dengan masa remaja awal. Periode ini terbagi atas tiga tahap,

yaitu tahap prapuber, puber, dan pascapuber. Tahap prapuber bertumpang

tindih dengan dua tahun terakhir masa anak akhir. Tahap puber terjadi pada

batas antara periode anak dan remaja, di mana ciri kematangan seksual

semakin jelas (menstruasi dan mimpi basah). Tahap pascapuber bertumpang

tindih dengan dua tahun pertama masa remaja (Kurnia, 2007).

b. Perubahan Fisik/tubuh Anak Puber

Perubahan fisik/tubuh anak puber yang sangat pesat berkenaan

dengan perubahan ukuran tubuh (tinggi dan berat badan), proporsi tubuh

(perbandingan bagian-bagian tubuh), dan ciri-ciri seks primer (organ-organ

reproduksi), dan ciri-ciri seks sekunder (rambut, otot, suara, payudara, dan

sebagainya). Perubahan fisik yang cepat dan mencolok ini mengakibatkan

perubahan sikap dan perilaku anak puber. Karakteristik puber antara lain :

sikap menarik diri dan menyendiri; merasa bosan melakukan kegiatan

permainan pada masa anak; inkoordinasi gerakan yang mengakibatkan

kecanggungan; antagonisme sosialyang membuat anak sulit bekerjasama

dan sering membantah atau menentang; emosi meninggi sehingga puber

cenderung merasa sedih, marah, gelisah, khawatir, kurang percaya diri; dan

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep Dasar ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-itaafrilia... · Siklus Menstruasi Secara sederhana Maulana (2008)

16

ada juga yang cenderung berpenampilan sangat sederhana dan bersahaja

(Kurnia, 2007).

Sebaiknya orang dewasa mempersiapkan anak pada masa anak

akhir untuk memasuki masa puber dengan menjadi teman bagi anaknya dan

memberikan informasi mengenai perubahan fisik dan psikis yang akan

terjadi pada masa puber (Kurnia, 2007).

4. Konsep Dasar Remaja

1) Pengertian Remaja

Istilah remaja atau adolescence berasal dari kata lain yaitu

adolescere (kata bendanya), adolescentia yang berarti remaja atau dimana

mempunyai arti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Bangsa primitif,

demikian pula orang-orang jaman purbakala, memandang masa puber dan

masa remaja tidak berbeda dengan periode-periode lain dalam rentang

kehidupan, anak dianggap sudah dewasa apabila sudah mampu mengadakan

reproduksi. Istilah adolescence, seperti yang dipergunakan saat ini,

mempunyai arti yang lebih luas, mencakup kematangan mental, emosional,

sosial dan fisik (Hurlock, nd).

Monk (Monks & Knoers, 2002) menerangkan bahwa dalam

perkembangan kepribadian seseorang maka remaja mempunyai arti yang

khusus, namun begitu masa remaja mempunyai tempat yang tidak jelas

dalam rangkaian proses perkembangan seseorang. Anak remaja sebetulnya

tidak mempunyai tempat yang jelas. Ia tidak termasuk golongan anak, tetapi

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep Dasar ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-itaafrilia... · Siklus Menstruasi Secara sederhana Maulana (2008)

17

ia tidak pula termasuk golongan orang dewasa atau golongan tua. Remaja

ada diantara anak dan orang dewasa. Remaja masih belum mampu untuk

menguasai fungsi fisik maupun psikisnya.

Mendukung pendapat Monk dan Hurlock, Calon (Monks &

Knoers, 2002) menyatakan bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas

sifat-sifat masa transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh

status orang dewasa tetapi tidak lagi memiliki status kanak-kanak.

Meskipun antara masa kanak-kanak dan masa remaja tidak terdapat batas-

batas yang jelas, namun nampak adanya suatu gejala yang tiba-tiba dalam

permulaan masa remaja: yaitu gejala timbulnya seksualitas (genital), hingga

masa remaja ini atau setidak-tidaknya permulaan masa tersebut juga disebut

sebagai masa pubertas (Monks & Knoers, 2002).

Pubertas adalah periode dalam rentang perkembangan ketika

anak-anak berubah dari mahluk aseksual menjadi mahluk seksual. Kata

pubertas berasal dari kata latin yang berarti “usia kedewasaan”. Kata ini

lebih menunjuk pada perubahan fisik daripada perilaku yang terjadi pada

saat individu secara seksual menjadi matang dan mampu memberikan

keturunan (Hurlock, nd).

Monk mengemukakan bahwa pubertas datang dari kata puber

(yaitu Pubescent). Kata lain Pubescere yang berarti mendapatkan pubes atau

rambut kemaluan, yaitu suatu tanda kelamin sekunder yang menunjukkan

perkembangan seksual. Bila selanjutnya dipakai istilah puber, maka yang

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep Dasar ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-itaafrilia... · Siklus Menstruasi Secara sederhana Maulana (2008)

18

dimaksudkan adalah remaja sekitar masa pemasakan seksual (Monks &

Knoers, 2002).

Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya

perubahan fisik, emosi, psikis. Masa remaja, yakni antara usia 10-19 tahun,

adalah suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia, dan

sering disebut masa pubertas. Masa remaja adalah masa peralihan dan masa

anak ke masa dewasa (Widyastuti, 2009).

b. Pembatasan Usia Remaja

Menurut Hurlock (nd) secara umum masa remaja dibagi menjadi

dua bagian yaitu remaja awal dan remaja akhir. Garis pemisah antara awal

masa remaja dan akhir masa remaja terletak kira-kira di sekitar usia tujuh

belas tahun. Awal masa remaja berlangsung kira-kira dari tiga belas tahun

sampai enam belas atau tujuh belas tahun dan akhir masa remaja bermula

dari usia enam belas atau tujuh belas tahun sampai delapan belas tahun.

Dengan demikian akhir masa remaja merupakan periode tersingkat.

Tak jauh berbeda dengan itu Monk (Monks & Knoers, 2002)

mengatakan bahwa perkembangan masa remaja secara global berlangsung

antara umur 12-21 tahun, dengan pembagian 12-15 tahun masa remaja awal,

15-18 tahun masa remaja pertengahan, dan 18-21 tahun masa remaja akhir.

Sedangkan pada umumnya masa pubertas terjadi antara 12-16 tahun pada

anak laki-laki dan 11-15 tahun pada anak wanita (Monks & Knoers, 2002;

Hurlock, nd).

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep Dasar ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-itaafrilia... · Siklus Menstruasi Secara sederhana Maulana (2008)

19

Batas usia remaja menurut WHO adalah 12-24 tahun. Menurut

Depkes RI adalah antara 10-19 tahun dan belum kawin. Sedangkan menurut

BKKBN adalah 10-19 tahun (Widiastuti,dkk., 2009).

c. Perkembangan pada Masa Remaja

Menurut Widiastuti (2009) berdasarkan sifat atau ciri-ciri

perkembangan masa (rentang waktu) remaja ada tiga yaitu:

1) Masa Remaja Awal (10-12 tahun) :

a) Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya

b) Tampak dan merasa ingin bebas

c) Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya

dan mulai berpikir yang khayal (abstrak)

2) Masa Remaja Tengah (13-15 tahun) :

a) Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri

b) Ada keinginan untuk berkencan atau tertarik pada lawan jenis

c) Timbul perasaan cinta yang mendalam

d) Kemampuan berpikir abstrak (mengkhayal) makin berkembang.

e) Berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seks.

3) Masa Remaja Akhir (16-19 tahun) :

a) Menampakkan pengungkapan kebebasan diri

b) Dalam mencari teman sebaya lebih selektif

c) Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya

d) Dapat mewujudkan perasaan cinta

e) Memiliki kemampuan berpikir khayal atau abstrak.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep Dasar ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-itaafrilia... · Siklus Menstruasi Secara sederhana Maulana (2008)

20

d. Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik

Secara garis besar perkembangan masa remaja meliputi tiga aspek utama

yaitu :

1) Perkembangan Fisik

Pertumbuhan fisik masih jauh dari sempurna pada saat masa

pubertas berakhir, dan jelas belum sepenuhnya sempurna pada akhir awal

masa remaja. Terdapat penurunan dalam laju pertumbuhan eksternal dan

perkembangan internal yang lebih menonjol (Hurlock, nd).

Menurut Hulock (nd) perubahan fisik utama pada masa puber

adalah perubahan ukuran tubuh dalam tinggi dan berat badan.

Peningkatan tinggi badan yang terbesar terjadi setelah satu tahun sesudah

dimulainya masa puber. Sesudahnya pertumbuhan menurun dan

berlangsung lambat sampai usia 20 atau 21 tahun. Karena periode

pertumbuhan yang lebih lama, anak laki-laki lebih tinggi daripada anak

perempuan pada saat sudah matang. Pertambahan berat tidak hanya

karena lemak, tetapi juga karena tulang dan jaringan otot yang bertambah

besar. Pertambahan berat yang paling besar pada anak perempuan terjadi

sesaat sebelum dan sesudah haid. Setelah itu pertambahan berat hanya

sedikit.

Antara umur 10 dan 12, disekitar permulaan terjadinya

pertumbuhan pesat, anak cenderung menumpuk lemak di perut, disekitar

putting susu, di pinggul dan paha, di pipi, leher, dan rahang. Perubahan

fisik pokok yang kedua adalah perubahan proporsi tubuh. Daerah-daerah

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep Dasar ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-itaafrilia... · Siklus Menstruasi Secara sederhana Maulana (2008)

21

tubuh yang tadinya terlampau kecil, sekarang menjadi terlampau besar

karena kematangan tercapai lebih cepat di daerah-daerah tubuh yang lain.

Ini tampak jelas pada hidung, kaki, dan tangan. Perkembangan fisik

utama yang lain adalah menyangkut perkembangan seksual.

Pertumbuhan organ-organ genital yang ada baik di dalam maupun di luar

badan sangat menentukan bagi perkembangan tingkah laku seksual

selanjutnya. Istilah tandatanda kelamin primer menunjuk pada organ

badan yang langsung berhubungan dengan persetubuhan atau proses

reproduksi. Pada anak wanita hal ini adalah rahim dan saluran telur,

vagina, bibir kemaluan, dan klitoris (Monks & Knoers, 2002).

Petunjuk pertama bahwa mekanisme reproduksi pada anak

perempuan menjadi matang adalah datangnya haid. Ini adalah permulaan

dari serangkaian pengeluaran darah, lendir, dan jaringan sel yang hancur

dari uterus secara berkala, yang akan terjadi kira-kira setiap 28 hari

sampai mencapai menopause, pada akhir empat puluhan atau awal lima

puluhan tahun. Periode haid umumnya terjadi pada jangka waktu yang

sangat tidak teratur dan lamanya berbeda-beda pada tahun-tahun pertama.

Periode ini dikenal sebagai tahap kemandulan remaja. Dalam tahap ini

terjadi ovulasi atau pematangan dan pelepasan telur yang matang dari

folikel dalam indung telur. Oleh karena itu, anak perempuan disebut

mandul (sementara). Bahkan setelah mengalami beberapa periode haid,

masih diragukan apakah mekanisme seks sudah cukup matang untuk

pembuahan. Periode gemuk pada anak perempuan dalam masa puber,

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep Dasar ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-itaafrilia... · Siklus Menstruasi Secara sederhana Maulana (2008)

22

biasanya terjadi antara usia enam belas dan delapan belas tahun,

bertepatan dengan periode kemandulan remaja. Pada saat ini terjadi

pertumbuhan pesat dalam panjangnya uterus dan beratnya indung telur

(Hurlock, nd).

Tanda-tanda kelamin sekunder adalah tanda-tanda jasmaniah

yang tidak langsung berhubungan dengan persetubuhan dan proses

reproduksi, namum merupakan tanda-tanda yang khas perempuan dan

khas laki-laki. Pertama kali yaitu rambut kemaluan, pada anak

perempuan merupakan gambar segitiga dengan basis ke atas. Kemudian

tanda kelamin sekunder yang paling penting pada wanita adalah

tumbuhnya payudara dengan sedikit mencuatnya bagian putting susu. Hal

ini terjadi pada usia antara 8-13 tahun. Baru pada stadium kemudian

sebentar menjelang menarche maka jaringan pengikat disekitarnya mulai

tumbuh hingga payudara mulai memperoleh bentuk yang dewasa (Monks

& Knoers, 2002).

Perubahan fisik, khususnya perkembangan pada organ-organ

reproduksi, bertanggung jawab atas munculnya dorongan seksual.

Pemuasan dorongan seksual pada remaja dipersulit dengan banyaknya

tabu sosial, sekaligus kurangnya pengetahuan yang benar tentang

seksualitas. (Maulana, 2008).

2) Perkembangan Emosional

Secara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode

“badai dan tekanan”, suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep Dasar ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-itaafrilia... · Siklus Menstruasi Secara sederhana Maulana (2008)

23

sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Pertumbuhan pada

tahun-tahun awal masa puber terus berlangsung tetapi berjalan agak

lambat.

Pertumbuhan yang terjadi terutama bersifat melengkapi pola

yang sudah terbentuk pada masa puber. Oleh karena itu perlu dicari

keterangan lain yang menjelaskan ketegangan emosi yang sangat khas

pada usia ini. Penjelasan diperoleh dari kondisi sosial yang mengelilingi

remaja masa kini. Adapun meningginya emosi terutama karena anak laki-

laki dan perempuan berada di bawah tekanan sosial dan menghadapi

kondisi baru, sedangkan selama masa kanak-kanak ia kurang

mempersiapkan diri menghadapi keadaan itu. Meskipun emosi remaja

seringkali sangat kuat, tidak terkendali, dan tampaknya irasional, tetapi

pada umumnya dari tahun ke tahun terjadi perbaikan perilaku emosional.

Jadi, adanya badai dan tekanan pada periode ini berkurang menjelang

berakhirnya awal masa remaja. Remaja tidak lagi mengungkapkan

marahnya dan dengan cara gerakan amarah yang meledak-ledak,

melainkan dengan cara menggerutu, tidak mau berbicara atau dengan

suara keras mengeritik orang-orang yang menyebabkan amarah.

Anak laki-laki dan perempuan dikatakan sudah mencapai

kematangan emosi bila pada akhir masa remaja tidak “meledakkan”

emosinya dihadapan orang lain melainkan menunggu saat dan tempat

yang lebih tepat untuk mengungkapkan emosinya dengan cara-cara yang

lebih dapat diterima. Dengan demikian remaja mengabaikan banyak

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep Dasar ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-itaafrilia... · Siklus Menstruasi Secara sederhana Maulana (2008)

24

rangsangan yang tadinya dapat menimbulkan ledakan emosi. Akhirnya,

remaja yang emosinya matang memberikan reaksi emosional yang stabil,

tidak berubah-ubah dari satu emosi atau suasana hati ke suasana hati

yang lain, seperti dalam periode sebelumnya (Hurlock,nd).

3) Perubahan Emosi

Menurut Widiastuti dkk (2009) perubahan-perubahan emosi

yang terjadi pada diri remaja berupa kondisi :

a) Sensitif atau peka, misalnya mudah menangis, cemas, frustasi, dan

sebaliknya bisa tertawa tanpa alasan yang jelas. Utamanya pada

seorang remaja putri, lebih-lebih sebelum menstruasi.

b) Mudah bereaksi bahkan agresif terhadap gangguan atau rangsangan

luar yang mempengaruhinya. Itulah sebabnya mudah terjadi

perkelahian. Suka mencari perhatian dan bertindak tanpa berpikir

terlebih dahulu.

c) Ada kecenderungan tidak patuh pada orang tua dan lebih senang pergi

bersama temannya daripada tinggal di rumah.

4) Perkembangan Psikososial

Seorang anak pada masa adolensi awal ini harus berfungsi

dalam tiga arena : keluarga, teman sebaya (peer group), dan sekolah.

Dalam setiap arena terdapat suatu interaksi yang kompleks dari faktor-

faktor penentu untuk dapat berfungsi dengan baik. Di dalam keluarga

perkembangan yang utama pada masa adolensi awal ini akan memulai

ketidaktergantungan terhadap keluarga sehingga pada masa ini hubungan

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep Dasar ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-itaafrilia... · Siklus Menstruasi Secara sederhana Maulana (2008)

25

antar keluarga yang tadinya sangat erat tampak jelas terpecah. Seorang

remaja dapat mempengaruhi kesinambungan dalam kehidupan keluarga,

misalnya dengan menuntut privacy sehingga secara tidak langsung

menyebabkan jarak antara dia dengan orang tuanya (Narendra, dkk,

2008).

Anak remaja sebagai anak dalam perkembangannya menuju ke

masa dewasa, mengalami suatu masa perlihan yang mencakup berbagai

macam perubahan. Perubahan fisik memang jelas terlihat dari seluruh

tubuhnya yang telah berubah, mengambil ukuran dan bentuk dewasa.

Perubahan yang meliputi fisik, psikis, dan tingkah laku si remaja, terjadi

begitu cepat sehingga orang tua sering tidak dapat mengikuti timbulnya

setiap perubahan. Bagi orang tua yang dulu sudah biasa mengikuti jalan

perkembangan anaknya dan turut aktif dalam pengarahannya, sekarang

sudah tidak mudah untuk mengikuti perubahan-perubahan yang silih

berganti. Anak yang biasanya dapat dibimbing dengan tidak banyak

kesulitan, tiba-tiba menunjukkan perlawanan terhadap bimbingan orang

tua. Remaja berada dalam perubahan ke masa dewasa, akan berusaha

untuk melepaskan diri dari ikatan-ikatan orang tua (Gunarsa, 2003).

Dengan kelompok sebayanya biasanya remaja pada masa ini

akan berkumpul dengan teman sejenis. Penerimaan untuk kelompok

sebaya merupakan hal yang sangat penting, bias mengikuti dan tidak

beda dengan yang lain merupakan motif yang mendominasi sebagian

besar perilaku sosial remaja. Persahabatan yang timbul pada masa ini

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep Dasar ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-itaafrilia... · Siklus Menstruasi Secara sederhana Maulana (2008)

26

lebih terpusat pada kegiatan bersama daripada hubungan perorangan.

Setiap perbedaan dengan rata-rata teman sebayanya akan menimbulkan

kecemasan. Kecemasan sering juga timbul karena merasa tidak aman

dalam berteman dan ketakutan akan ditolak dalam pergaulan. Walaupun

dalam masa ini biasanya remaja berkelompok dengan teman-teman

sejenis, tapi pada masa ini mulai terjadi eksistensi kearah pergaulan

dengan lawan jenisnya dan dimulai pergaulan secara berpasang-pasangan

(Narendra, dkk, 2008).

Monk (Monks & Knoers, 2002) menyatakan bahwa dalam

perkembangan sosial remaja dapat dilihat adanya dua macam gerak: satu

yaitu memisahkan diri dari orang tua dan yang lain adalah menuju kearah

teman-teman sebaya. Dalam keadaan sudah dewasa secara jasmaniah dan

seksual remaja masih terbatas dalam kemungkinan-kemungkinan

perkembangannya, mereka masih tinggal bersama dengan orang tua

mereka dan merupakan bagian dari keluarga. Mereka secara ekonomi

masih tergantung pada oang tua, kadang-kadang sampai jangka waktu

yang lama. Mereka belum bisa kawin, hubungan seksual tidak

diperkenankan sesuai dengan norma agama dan sosial, meskipun mereka

sudah bisa mengadakan kencan-kencan dengan teman-teman lain jenis.

Dalam keadaan ini dapatlah dimengerti bahwa mereka saling mencari

teman sebaya karena mengerti bahwa mereka ada dalam nasib yang

sama. Untuk pertama kalinya mereka merasa satu dan mereka saling

mengisi. Disamping itu untuk pertama kalinya mereka merasa jelas

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep Dasar ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-itaafrilia... · Siklus Menstruasi Secara sederhana Maulana (2008)

27

tertarik pada jenis yang lain. Hal ini memberikan penghayatan pada

mereka yang belum pernah dikenalnya lebih dahulu dan yang mereka

alami sekarang sebagai tanda-tanda status dewasa yang diinginkan.

5. Konsep Dasar Pendidikan Kesehatan

a. Definisi Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang

dinamis, dimana perubahan tersebut bukan sekedar proses transfer

materi/teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat

prosedur, akan tetapi perubahan tersebut terjadi karena adanya kesadaran

dari dalam diri individu, kelompok, atau masyarakat sendiri (Mubarak dan

Chayatin, 2009).

b. Tujuan Pendidikan Kesehatan

Tujuan utama pendidikan kesehatan (Mubarak dan Chayatin,

2009) adalah :

1) Menetapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri.

2) Memahami apa yang dapat mereka lakukan terhadap masalahnya, dengan

sumber daya yang ada pada mereka ditambah dengan dukungan dari luar.

3) Memutuskan kegiatan yang paling tepat guna untuk meningkatkan taraf

hidup sehat dan sejahtera masyarakat.

Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan menurut Undang-

Undang Kesehatan No. 23 tahun 1992 maupun WHO dalam Mubarak

(2009) adalah meningkatkan kemampuan masyarakat; baik fisik, mental,

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep Dasar ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-itaafrilia... · Siklus Menstruasi Secara sederhana Maulana (2008)

28

dan sosialnya sehingga produktif secara ekonomi maupun secara sosial,

pendidikan kesehatan disemua program kesehatan; baik pemberantasan

penyakit menular, sanitasi, lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan

kesehatan, maupun program kesehatan lainnya.

c. Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan

Menurut Mubarak dan Chayatin (2009), ruang lingkup pendidikan

kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi, yaitu :

1) Dimensi sasaran

a) Pendidikan kesehatan individual dengan sasaran individu.

b) Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok.

c) Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat luas.

2) Dimensi Pelaksana

Pendidikan kesehatan dapat berlangsung di berbagai tempat, dengan

sendirinya sasarannya berbeda pula, misalnya :

a) Pendidikan kesehatan di sekolah, dengan sasaran murid.

b) Pendidikan kesehatan di rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan

lainnya, dengan sasaran pasien dan keluarga pasien.

c) Pendidikan kesehatan di tempat kerja dengan sasaran buruh atau

karyawan.

3) Dimensi Tingkat Pelayanan Kesehatan

Pendidikan kesehatan dapat dilakukan berdasarkan lima tingkat

pencegahan (five levels of prevention) menurut Leavel dan Clark, yaitu

sebagai berikut :

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep Dasar ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-itaafrilia... · Siklus Menstruasi Secara sederhana Maulana (2008)

29

a) Peningkatan kesehatan (Health Promontion)

Peningkatan status kesehatan masyarakat dapat dilakukan melalui

beberapa kegiatan seperti pendidikan kesehatan (health education),

penyuluhan kesehatan, pengadaan rumah sakit, konsultasi perkawinan,

pendidikan seks, pengendalian lingkungan, dan lain-lain.

b) Perlindungan umum dan khusus (General and Specific Protection)

Perlindungan umum dan khusus merupakan usaha kesehatan untuk

memberikan perlindungan secara khusus atau umum kepada seseorang

atau masyarakat. Bentuk perlindungan tersebut seperti imunisasi dan

hygiene perseorangan, perlindungan diri dari kecelakaan, kesehatan

kerja, pengendalian sumber-sumber pencemaran, dan lain-lain.

c) Pembatasan kecacatan (Disability Limitation)

Kekurangan pengertian dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan

dan penyakit sering membuat masyarakat tidak melanjutkan

pengobatannya sampai tuntas. Pengobatan yang tidak layak dan

sempurna dapat mengakibatkan orang yang bersangkutan cacat atau

ketidakmampuan. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan juga

diperlukan pada tahap ini dalam bentuk penyempurnaan dan

intensifikasi terapi lanjutan, pencegahan komplikasi, perbaikan

fasilitas kesehatan, penurunan beban sosial penderita, dan lain-lain.

d) Rehabilitasi (rehabilitation)

Setelah sembuh dari penyakit tertentu, kadang-kadang orang menjadi

cacat. Untuk memulihkan cacatnya tersebut diperlukan latihan-latihan

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep Dasar ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-itaafrilia... · Siklus Menstruasi Secara sederhana Maulana (2008)

30

tertentu. Oleh karena itu, kurangnya pengertian dan kesadaran

membuat masyarakat tidak mau atau segan melakukan latihan-latihan

yang dianjurkan. Di samping itu, orang cacat karena penyakit kadang-

kadang malu untuk kembali ke masyarakat. Masyarakat sering tidak

mau menerima mereka sebagai anggota masyarakat yang normal. Oleh

sebab itu, pendidikan kesehatan tidak hanya diperlukan untuk orang

yang cacat tetapi juga untuk masyarakat.

6. Konsep Dasar Penyuluhan

a. Pengertian Penyuluhan

Menurut Notoatmodjo (2005) penyuluhan kesehatan adalah suatu

kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan pada masyarakat,

kelompok, atau individu dengan harapan mendapatkan pengetahuan tentang

kesehatan.

b. Tujuan Penyuluhan Kesehatan

Menurut Setiawan and Saryono (2010), tujuan penyuluhan yaitu:

1) Mengubah sikap dan perilaku individu, keluarga, kelompok, masyarakat

dalam bidang kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai dan bermanfaat di

mata masyarakat.

2) Terbentuk perilaku sehat dan status kesehatan yang optimal pada

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai dengan konsep

hidup sehat baik fisik, mental maupun sosial sehingga dapat menurunkan

angka kesakitan dan kematian.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep Dasar ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-itaafrilia... · Siklus Menstruasi Secara sederhana Maulana (2008)

31

c. Sasaran Penyuluhan

Menurut Notoatmodjo (2005) sasaran penyuluhan adalah sebagai

berikut :

1) Individu

Yaitu individu yang mempunyai permasalahan dengan keperawatan dan

kesehatan yang dapat dilakukan di Rumah sakit, klinik, Puskesmas dan

tempat pelayanan kesehatan lainnya.

2) Keluarga

Yaitu keluarga binaan yang mempunyai permasalahan kesehatan yang

tergolong dalam resiko tinggi antara lain:

a) Anggota keluarga yang mempunyai penyakit menular.

b) Keluarga yang pendidikan dan keadaan sosial ekonominya rendah.

c) Keluarga dengan masalah sanitasi lingkungan yang buruk.

d) Keluarga yang kondisi gizinya buruk.

e) Keluarga yang anggota keluarganya banyak untuk tidak memenuhi

kemampuan hidup yang tidak sesuai kapasitas keluarga.

3) Kelompok

Kelompok khusus yang menjadi sasaran dalam pemberian penyuluhan

masyarakat, salah satunya adalah kelompok ibu hamil.

4) Masyarakat

Dari masyarakat yang mendapatkan penyuluhan kesehatan, yaitu:

a) Masyarakat di bawah binaan puskesmas

b) Masyarakat dengan sosial ekonomi rendah

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep Dasar ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-itaafrilia... · Siklus Menstruasi Secara sederhana Maulana (2008)

32

c) Masyarakat pedesaan

d) Masyarakat yang datang ke pelayanan kesehatan seperti puskesmas,

posyandu yang diberikan pendidikan penyuluhan secara masal.

d. Materi atau Pesan dalam Penyuluhan Kesehatan

Menurut Effendy (2003) dalam Machfoedz (2005) materi atau

pesan yang disampaikan pada sasaran hendaknya disesuaikan dengan

kebutuhan kesehatan individu, keluarga, masyarakat sehingga materi yang

disampaikan dapat dirasakan langsung manfaatnya. Untuk mempermudah

pemahaman dan menarik perhatian sasaran sebaiknya materi yang

disampaikan menggunakan bahasa yang mudah di mengerti oleh sasaran.

e. Metode Penyuluhan Kesehatan

Menurut Notoatmodjo (2007) dalam menyampaikan penyuluhan

kesehatan terhadap masyarakat selalu di pakai komunikasi dua arah yang

dapat memperjelas permasalahan yang dihadapi. Adapun metode

penyuluhan kesehatan sebagai berikut:

1) Perorangan (individual)

Dalam penyuluhan kesehatan metode ini digunakan untuk membina

perilaku baru atau seseorang yang mulai tertarik pada suatu perubahan

perilaku atau inovasi. Dasar yang digunakan dalam pendekatan

individual tersebut berbeda karena setiap orang mempunyai masalah atau

alasan yang berbeda sehubung dengan penerimaan atau perilaku baru

tersebut. Bentuk dari pendekatan tersebut yaitu:

a) Bimbingan dan Penyuluhan

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep Dasar ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-itaafrilia... · Siklus Menstruasi Secara sederhana Maulana (2008)

33

Cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap

masalah yang dihadapi oleh klien dapat di bantu untuk diselesaikan.

Akhirnya klien dengan sukarela dan penuh kesadaran dapat menerima

perubahan perilaku tersebut.

b) Wawancara

Wawancara antara petugas kesehatan dan klien untuk menggali

informasi apakah sasaran dapat tertarik atau menerima perubahan

perilaku yang terjadi, apabila belum maka perlu dilakukan penyuluhan

lebih mendalam lagi.

2) Metode Penyuluhan Kelompok

Dalam metode ini harus di ingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat

pendidikan formal pada sasaran. Metode penyuluhan ini akan berbeda

ketika penyuluhan pada kelompok besar dan pada kelompok kecil.

Metode ini mencakup:

a) Kelompok besar, apabila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang.

Metode ini seperti ceramah, baik sasaran yang berpendidikan tinggi

maupun rendah. Penceramah harus menguasai materi yang akan

disampaikan dan menyiapkan materi serta peralatan, ceramah ini

dilakukan dengan cara berdiri di depan atau pertengahan peserta, suara

hendaknya cukup keras dan jelas. Selain ceramah juga terdapat

metode lain yaitu seminar, metode ini cocok untuk sasaran besar

dengan kelompok berpendidikan menengah keatas, seminar ini

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep Dasar ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-itaafrilia... · Siklus Menstruasi Secara sederhana Maulana (2008)

34

penyajian dari seorang ahli tentang suatu topik yang sedang hangat di

masyarakat.

b) Kelompok kecil, yaitu apabila peserta penyuluhan kurang dari 15

orang, metode ini cocok seperti diskusi kelompok, curah pendapat,

bola salju, memainkan peranan, dan lainnya.

3) Metode Penyuluhan Masa

Penyampain informasi ini ditujukan pada orang banyak atau masyarakat

yang bersifat massa atau public. Sasaran ini bersifat umum tidak

membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status ekonomi,

tingkat pendidikan dan lainnya. Pada umumnya metode pendekatan ini

tidak langsung, biasanya menggunakan media massa seperti tulisan di

majalah atau koran, bill board yang dipasang di pinggir jalan, spanduk,

leaflet, poster dan lain sebagainya.

f. Alat Bantu Penyuluhan

Alat bantu pendidikan adalah semua sarana atau upaya untuk

menyampaikan pesan atau informasi kesehatan yang ingin disampaikan

pada responden, baik melalui media cetak maupun elektronika, sehingga

dapat menambah pengetahuannya dan dapat merubah perilakunya kearah

positif terhadap kesehataan (Notoatmodjo, 2005).

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep Dasar ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-itaafrilia... · Siklus Menstruasi Secara sederhana Maulana (2008)

35

g. Faktor yang Mempengaruhi Penyuluhan

Sangat banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu

penyuluhan kesehatan masyarakat, yaitu sebagai berikut:

1) Faktor penyuluh, meliputi :

a) Kurangnya persiapan

b) Kurangnya materi yang akan disampaikan

c) Penampilan penyuluh yang kurang pada sasaran

d) Bahasa yang digunakan kurang di mengerti oleh sasaran

e) Penyampaian yang monoton sehingga sasaran kurang mendengarkan

dan tidak tertarik pada informasi yang disampaikan.

2) Faktor sasaran, meliputi :

a) Tingkat pendidikan yang terlalu rendah sehingga sulit menangkap

informasi yang telah disampaikan.

b) Tingkat sosial ekonomi terlalu rendah.

c) Kepercayaan dan adat istiadat yang sulit untuk di ubah.

d) Kondisi lingkungan dan tempat sasaran yang tidak mungkin di capai

dan di ubah perilakunya.

3) Faktor waktu penyuluhan, meliputi :

a) Waktu penyuluhan tidak sesuai yang diinginkan oleh sasaran.

b) Tempat penyuluhan sangat ramai.

c) Jumlah sasaran yang sangat banyak sehingga sulit untuk menenangkan

suasana saat penyuluhan.

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep Dasar ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-itaafrilia... · Siklus Menstruasi Secara sederhana Maulana (2008)

36

d) Alat peraga yang di pakai sulit di terima oleh sasaran

e) Bahasa yang diucapkan sulit di terima oleh sasaran.

7. Konsep Dasar Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan adalah hasil “tahu”,

dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek

tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Suatu perbuatan

yang didasari oleh pengetahuan, dan orang yang mengadopsi perbuatan

dalam diri seseorang tersebut akan terjadi proses sebagai berikut :

1) Kesadaran (Awareness) dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap obyek (stimulus).

2) Merasa Tertarik (Interest) terhadap stimulus atau obyek tertentu. Disini

sikap obyek sudah mulai timbul.

3) Menimbang-nimbang (Evaluation) terhadap baik dan tidaknya terhadap

stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah tidak

baik lagi.

4) Trial, dimana subyek mulai melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang

dikehendaki oleh stimulus.

5) Adopsi (Adoption), dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran dan sikap terhadap stimulus.

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep Dasar ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-itaafrilia... · Siklus Menstruasi Secara sederhana Maulana (2008)

37

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoadmodjo (2010) pengetahuan yang dicakup di

dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu :

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dan seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab

itu, “tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang obyek yang diketahui dan dimana dapat

menginterprestasikan secara benar. Orang yang telah paham terhadap

obyek atau materi terus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,

menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap suatu obyek yang

dipelajari.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi apapun kondisi riil (sebenarnya).

Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum,

rumus, metode, prisip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang

lain.

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep Dasar ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-itaafrilia... · Siklus Menstruasi Secara sederhana Maulana (2008)

38

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau suatu

objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam struktur

organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (Synthesis)

Sintesis yang dimaksud menunjukkan pada suatu kemampuan untuk

melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penelitian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan

kriteria-kriteria yang telah ada.

c. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2005), terdapat 2 cara untuk memperoleh

suatu pengetahuan, antara lain :

1) Cara tradisional

a) Cara coba salah (Trial and Error)

Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan

dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak

berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua

ini tidak berhasil, maka dicoba lagi dengan kemungkinan yang ketiga,

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep Dasar ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-itaafrilia... · Siklus Menstruasi Secara sederhana Maulana (2008)

39

dan apabila kemungkinan ketiga gagal, dicoba kemungkinan keempat

dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat terpecahkan.

b) Cara kekuasaan atau Otoritas

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-

kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui

penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-

kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari generasi ke

generasi berikutnya. Kebiasaan seperti ini tidak hanya terjadi pada

masyarakat tradisional saja, melainkan juga terjadi pada masyarakat

modern. Kebiasaan-kebiasaan seperti ini seolah-olah diterima dari

sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak. Sumber pengetahuan

tersebut dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal

maupun informal, ahli agama pemegang pemerintahan, dan

sebagainya. Dengan kata lain pengetahuan tersebut diperoleh

berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas

pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan.

c) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau merupakan salah

satu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu

pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh

pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali

pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang

dihadapi pada masa lalu. Apabila dengan cara yang digunakan

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep Dasar ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-itaafrilia... · Siklus Menstruasi Secara sederhana Maulana (2008)

40

tersebut orang dapat memecahkan masalah yang dihadapi, maka untuk

memecahkan masalah orang lain sama, orang dapat pula

menggunakan cara tersebut. Tetapi bila gagal menggunakan cara

tersebut, ia tidak akan mengulangi cara itu, dan berusaha mencari cara

yang lain, sehingga dapat berhasi memecahkannya.

d) Melalui Jalan Pikiran

Sejalan dengan berkembangnya kebudayaan manusia cara berpikir

manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu

menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya

dengan kata lain dalam memperoleh pengetahuan manusia telah

menggunakan jalan pikirannya

2) Cara Modern

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini

lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian

ilmiah atau metodelogi penelitian.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Wawan dan Dewi (2010) faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan adalah :

1) Faktor Internal

a) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju kearah cita – cita tertentu yang

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep Dasar ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-itaafrilia... · Siklus Menstruasi Secara sederhana Maulana (2008)

41

menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk

mencapai keselamatan dan kebahagiaan.

b) Pekerjaan

Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam (2003), pekerjaan

adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang

kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber

kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang

membosankan, berulang dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja

umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu, sehingga

pengetahuan mereka tidak bertambah padahal ilmu semakin

berkembang. Bekerja bagi ibu – ibu juga akan mempunyai pengaruh

terhadap kehidupan keluarganya.

c) Umur

Menurut Elisabeth BH yang dikutip Nursalam (2003), usia adalah

umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang

tahun. Sedangkan menurut Huclok (1998) semakin cukup umur,

tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam

berfikir dan bekerja. Daris segi kepercayaan masyarakat seseorang

yang lebih dewasa dipercaya dari pada orang yang belum tinggi

kedewasaannya.

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep Dasar ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-itaafrilia... · Siklus Menstruasi Secara sederhana Maulana (2008)

42

2) Faktor Eksternal

a) Faktor Lingkungan

Menurut Ann. Mariner yang dikutip dari Nursalam (2003) lingkungan

merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan

pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku

orang atau kelompok.

b) Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi

dari sikap dalam menerima informasi.

e. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

kuesioner yang berisi pertanyaan sesuai materi yang ingin diukur dari

subyek penelitian atau responden yang disesuaikan dengan tingkat

pengetahuan yang diukur (Notoadmodjo, 2003).

f. Kriteria Tingkat Pengetahuan

Adapun kriteria yang digunakan peneliti dalam penelitian ini

mengacu pada teori Nursalam (2008) yaitu:

1) Baik : bila pertanyaan dijawab benar oleh responden >75%

2) Cukup : bila pertanyaan dijawab benar oleh responden 56%-75%

3) Kurang : bila pertanyaan dijawab benar oleh responden < 56%

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep Dasar ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-itaafrilia... · Siklus Menstruasi Secara sederhana Maulana (2008)

43

8. Konsep Dasar Perilaku

a. Definisi perilaku

Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau

suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi

dan tujuan baik disadarai maupun tidak (Wawan dan Dewi, 2010).

Menurut Notoatmodjo (2010) perilaku adalah suatu kegiatan atau

aktivitas organisme atau mahluk hidup yang bersangkutan. Oleh sebab itu,

dari segi biologis semua mahluk hidup termasuk binatang dan manusia,

mempunyai aktivitas masing-masing. Manusia adalah sebagai salah satu

mahluk hidup mempunyai bentangan kegiatan yang sangat luas, sepanjang

kegiatan yang dilakukannya, yaitu antara lain : berjalan-jalan, berbicara,

bekerja, menulis, membaca, berpikir dan seterusnya. Secara singkat aktivitas

manusia tersebut dikelompokkan menjadi 2, yakni : aktivitas-aktivitas yang

dapat diamati oleh orang lain dan aktivitas yang tidak diamati oleh orang

lain (dari luar).

Menurut Skiner (1938) seorang ahli psikologi dalam Notoatmodjo

(2010) merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi

seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Dengan demikian,

perilaku manusia terjadi melalui proses : Stimulus Organisme

Respons, sehingga teori Skiner ini disebut teori “S-O-R” (stimulus-

organisme-respons). Selanjutnya, teori Skiner menjelaskan adanya dua jenis

respons, yaitu :

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep Dasar ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-itaafrilia... · Siklus Menstruasi Secara sederhana Maulana (2008)

44

1) Respondent respons atau refleksif, yakni respons yang ditimbulkan oleh

rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu yang disebut eliciting stimuli,

karena menimbulkan respons-respons yang relatif tetap. Respon-dent

respons juga mencakup perilaku emosional.

2) Operant respons atau instrumental respons, yakni respons yang timbul

dan berkembang kemudian diikuti oleh stimuli atau rangsangan yang

lain. Perangsang yang terakhir ini disebut reinforcing stimuli atau

reinforce, karena berfungsi untuk memperkuat respons.

b. Kelompok perilaku

Berdasarkan teori “S-O-R” tersebut maka perilaku manusia dapat

dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

1) Perilaku tertutup (Corvert behavior)

Perilaku tertutup terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut masih

belum dapat diamati oleh orang lain (dari luar) secara jelas. Respons

seseorang masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi,

pengetahuan dan sikap terhadap stimulus yang bersangkutan. Bentuk

“unobservable behavior” atau “convert behavior” yang dapat diukur

dari pengetahuan dan sikap.

2) Perilaku terbuka (overt behavior)

Perilaku terbuka ini terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut sudah

berupa tindakan, atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar atau

“observable behavior”.

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep Dasar ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-itaafrilia... · Siklus Menstruasi Secara sederhana Maulana (2008)

45

c. Faktor-faktor perilaku

Menurut Notoatmodjo (2010) perilaku itu terbentuk di dalam diri

seseorang dari dua faktor utama yakni : stimulus merupakan faktor dari luar

diri seseorang tersebut (faktor eksternal), dan respons merupakan faktor dari

diri dalam diri orang yang bersangkutan (faktor internal). Faktor eksternal

atau stimulus adalah faktor lingkungan, baik lingkungan fisik, maupun non-

fisik dalam bentuk sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya.

Sedangkan faktor internal yang menentukan seseorang itu merespons

stimulus dari luar adalah : perhatian, pengamatan, persepsi, motivasi,

fantasi, sugesti, dan sebagainya.

d. Perilaku kesehatan

Menurut Skiner (1938) dalam Notoatmodjo (2010) perilaku

kesehatan (health behavior) adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang,

baik yang dapat diamati (observable) maupun yang tidak dapat diamati

(unobservable), yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan

kesehatan. Pemeliharaan kesehatan ini mencakup mencegah atau

melindungi diri dari penyakit dan masalah kesehatan lain, meningkatkan

kesehatan, dan mencari penyembuhan bila sakit atau terkena masalah

kesehatan.

Menurut Becker (1979) dalam Notoatmodjo (2007) perilaku sehat

adalah perilaku-perilaku atau kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan

upaya mempertahankan dan meningkatkan kesehatan.

Page 40: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep Dasar ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-itaafrilia... · Siklus Menstruasi Secara sederhana Maulana (2008)

46

e. Determinan perilaku kesehatan

Menurut Notoatmodjo (2003) dalam bidang perilaku kesehatan,

ada 3 teori yang sering menjadi acuan dalam penelitian-penelitian kesehatan

masyarakat. Ketiga teori tersebut adalah :

1) Teori Lawrence Green

Green membedakan adanya dua determinan masalah kesehatan, yakni

behavior factors (faktor perilaku), dan non-behavior factors atau faktor

non-perilaku. Faktor perilaku tersebut telah ditentukan oleh 3 faktor

utama, yaitu:

a) Faktor-faktor predisposisi (pre disposing faktors), yaitu faktor-faktor

yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku

seseorang, antara lain, pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan,

nilai-nilai, tradisi dan sebagainya. Dalam hal ini pendidikan kesehatan

ditujukan untuk menggugah kesadaran, memberikan atau

meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pemeliharaan dan

peningkatan kesehatan baik bagi dirinya sendiri, keluarga, maupun

masyarakat. Bentuk pendidikan ini antara lain : penyuluhan kesehatan,

pameran kesehatan, iklan-iklan layanan kesehatan, spanduk, billboard,

dan sebagainya.

b) Faktor-faktor pemungkin (enabling factors) adalah faktor yang

memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau tindakan. Faktor

pemungkin merupakan sarana dan prasarana atau fasilitas untuk

terjadinya perilaku kesehatan. Pemberian fasilitas ini dimungkinkan

Page 41: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep Dasar ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-itaafrilia... · Siklus Menstruasi Secara sederhana Maulana (2008)

47

hanya sebagai percontohan (pilot project). Prinsip pendidikan

kesehatan dalam kondisi ini adalah give a man to fish, but not give a

man a fish (memberikan pancingnya untuk memperoleh ikan, bukan

memberikan ikannya). Bentuk pendidikan yang sesuai dengan prinsip

ini antara lain : Pengembangan dan Pengorganisasian Masyarakat

(PPM), upaya peningkatan pendapatan keluarga (incoming

generating), bimbingan koperasi, dan sebagainya, yang

memungkinkan tersedianya polindes, pos obat desa, dana sehat, dan

sebagainya.

c) Faktor-faktor penguat (reinforcing factors), adalah faktor-faktor yang

mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku. Karena faktor ini

menyangkut sikap dan perilaku tokoh masyarakat (toma) dan tokoh

agama (toga), serta petugas termasuk petugas kesehatan, maka

pendidikan kesehatan yang paling tepat adalah dalam bentuk

pelatihan-pelatihan bagi toga, toma, dan petugas kesehatan sendiri

2) Teori Snehandu B. Karr

Karr mengidentifikasi adanya 5 determinan perilaku, yaitu:

a) Adanya niat (intention) seseorang untuk bertindak sehubungan dengan

objek atau stimulus dari luar dirinya.

b) Adanya dukungan dari masyarakat sekitarnya (social support).

c) Terjangkaunya informasi (accessibility of information), adalah

tersedianya informasi-informasi terkait dengan tindakan yang akan

diambil oleh seseorang.

Page 42: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep Dasar ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-itaafrilia... · Siklus Menstruasi Secara sederhana Maulana (2008)

48

d) Adanya otonomi atau kebebasan pribadi (personal autonomy) untuk

mengambil keputusan.

e) Adanya kondisi dan situasi yang memungkinkan (action situation).

3) Teori WHO

WHO merumuskan determinan perilaku sangat sederhana. Seseorang

berperilaku karena adanya 4 alasan pokok (determinan), yaitu:

a) Pemikiran dan perasaan (thoughts and feeling). Hasil pemikiran-

pemikiran dan perasaan-perasaan seseorang, atau lebih tepat diartikan

pertimbangan-pertimbangan pribadi terhadap objek atau stimulus,

merupakan modal awal untuk bertindak atau berperilaku.

b) Adanya acuan atau referensi dari seseorang atau pribadi yang

dipercayai (personal reference).

c) Sumber daya (resources) yang tersedia merupakan pendukung untuk

terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat.

d) Sosio budaya (culture) biasanya sangat berpengaruh terhadap

terbentuknya perilaku seseorang.

9. Konsep Dasar Sikap

a. Definisi Sikap

Sikap adalah juga respons tertutup seseorang terhadap stimulus

atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang

bersangkutan (Notoatmodjo, 2010).

Page 43: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep Dasar ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-itaafrilia... · Siklus Menstruasi Secara sederhana Maulana (2008)

49

Menurut Campbell (1950) dalam Notoatmodjo (2010) dikatakan

bahwa sikap itu suatu sindroma atau kumpulan gejala dalam merespons

stimulus atau objek, sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan,

perhatian dan gejala kejiwaan yang lain.

b. Komponen Sikap

Menurut Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2010) sikap itu

terdiri dari tiga komponen pokok, yaitu:

1) Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek, artinya

bagaimana keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang terhadap

objek.

2) Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya

bagaimana penilaian orang tersebut terhadap objek.

3) Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave), artinya sikap adalah

merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka.

c. Tingkatan Sikap

Menurut (Notoadmodjo, 2005) sikap mempunyai tingkat – tingkat

berdasarkan intensitasnya, sebagai berikut :

1) Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa seseorang atau subjek mau menerima

stimulus yang diberikan (objek).

2) Menanggapi (responding)

Menanggapi disini diaartikan memberikan jawaban atau tanggapan

terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi.

Page 44: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep Dasar ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-itaafrilia... · Siklus Menstruasi Secara sederhana Maulana (2008)

50

3) Menghargai (valuing)

Menghargai diartikan subjek, atau seseorang memberikan nilai yang

positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti, membahasnya dengan

orang lain dan bahkan mengajak atau mempengaruhi atau menganjurkan

orang lain merespons.

4) Bertanggung jawab (responsible)

Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertanggung jawab

terhadap apa yang telah diyakininya. Seseorang yang telah mengambil

sikap tertentu berdasarkan keyakinannya, dia haru berani mengambil

resiko bila ada orang lain yang mencemoohkan atau adanya resiko lain.

Page 45: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep Dasar ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-itaafrilia... · Siklus Menstruasi Secara sederhana Maulana (2008)

51

B. Kerangka Teori

Gambar 2.2 Faktor-faktor Peningkatan Pengetahuan

Sumber : Modifikasi Teori Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2003).

Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.

C. Kerangka Konsep

Gambar 2.3 Kerangka Konsep

Pengetahuan sebelum dilakukan pendidikan

kesehatan tentang

Pengetahuan sesudah dilakukan pendidikan

kesehatan tentang mestruasi

Penyuluhan tentang menstruasi

Proses Perubahan

Faktor Penguat

Dukungan keluarga, pengetahuan, sikap dari

keluarga , petugas kesehatan dan tokoh

masyarakat

Faktor Pemungkin

Ketersediaan sarana dan prasarana/

fasilitas

Faktor Predisposisi

1. Pengetahuan dasar 2. Kepercayaan pada

pengajar 3. Sikap

Pemberdayaan masyarakat

Komunikasi penyuluhan Training

Pendidikan kesehatan (promosi kesehatan)

Perilaku