BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Berat Badan Lahir Bayi Berat badan merupakan salah satu indikator kesehatan bayi baru lahir. Menurut (Kosim, 2008, p.12). a. Pengertian Berat lahir bayi adalah berat bayi yang ditimbang dalam waktu 1jam pertama setelah lahir. b. Macam – macam Berat badan lahir bayi dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu: 1) Berat Badan Lahir Rendah jika berat kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. 2) Berat Badan Lahir Normal bila berat antara 2500 – 4000 gram 3) Bayi Besar bila berat badan lahir lebih dari 4000 gram c. Faktor- Faktor yang mempengaruhi Berat Bayi Lahir Berat badan lahir merupakan hasil interaksi dari beberapa faktor melalui suatu proses yang berlangsung selama berada dalam kandungan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi berat bayi lahir adalah sebagai berikut: 1) Umur Ibu Hamil 10
24
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Berat …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-liapratama... · lahir mati, bayi mati setelah lahir, (kematian perinatal)
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Berat Badan Lahir Bayi
Berat badan merupakan salah satu indikator kesehatan bayi baru
lahir. Menurut (Kosim, 2008, p.12).
a. Pengertian
Berat lahir bayi adalah berat bayi yang ditimbang dalam waktu 1jam
pertama setelah lahir.
b. Macam – macam
Berat badan lahir bayi dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu:
1) Berat Badan Lahir Rendah jika berat kurang dari 2500 gram tanpa
memandang masa gestasi.
2) Berat Badan Lahir Normal bila berat antara 2500 – 4000 gram
3) Bayi Besar bila berat badan lahir lebih dari 4000 gram
c. Faktor- Faktor yang mempengaruhi Berat Bayi Lahir
Berat badan lahir merupakan hasil interaksi dari beberapa faktor
melalui suatu proses yang berlangsung selama berada dalam
kandungan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi berat bayi lahir
adalah sebagai berikut:
1) Umur Ibu Hamil
10
11
Umur ibu erat kaitanya dengan berat bayi lahir. Kehamilan
dibawah umur 20 tahun merupakan kehamilan berisiko tinggi, dan
dua sampai empat kali lebih tinggi di bandingkan dengan
kehamilan pada wanita yang cukup umur (Sitorus, 1999 dalam
Setianingrum, 2005). Pada umur yang masih muda, perkembangan
organ - organ reproduksi dan fungsi fisiologinya belum optimal.
Selain itu emosi dan kejiwaanya belum cukup matang, sehingga
pada saat kehamilan ibu tersebut belum dapat menanggapi
kehamilannya secara sempurna dan sering terjadi komplikasi.
Selain itu semakin muda usia ibu hamil, maka anak yang
dilahirkan akan semakin ringan (Setianingrum, 2005).
Meski kehamilan dibawah umur sangat berisiko tetapi kehamilan
diatas usia 35 tahun juga tidak dianjurkan, sangat berbahaya.
Mengingat mulai usia ini sering muncul penyakit seperti hipertensi,
tumor jinak peranakan, atau penyakit degenerative pada persendian
tulang belakang dan panggul. Kesulitan lain kehamilan diatas usia
35 tahun ini yakni bila ibu ternyata mengidap penyakit seperti
diatas yang ditakutkan bayi lahir dengan membawa kelainan
(Sitorus, 1999 dalam Setianingrum, 2005). Semakin muda dan
semakin tua umur seorang ibu yang sedang hamil, akan
berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan. Umur muda
perlu tambahan gizi yang banyak karena selain digunakan untuk
pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri juga harus berbagi
12
dengan janin yang sedang dikandung. Sedangkan untuk umur yang
tua perlu energi yang besar juga karena fungsi organ yang makin
melemah dan diharuskan untuk bekerja maksimal maka
memerlukan tambahan energi yang cukup guna mendukung
kehamilan yang sedang berlangsung. (Proverawati, 2009, P.52).
Mengingat bahwa faktor umur memegang peranan penting
terhadap derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu hamil serta bayi,
maka sebainya merencanakan kehamilan pada usia antara 20-30
tahun (Setianingrum, 2005).
2) Umur kehamilan
Umur kehamilan dapat menentukan berat badan janin , semakin tua
kehamilan maka berat badan janin akan semakin bertambah. Pada
umur kehamilan 28 minggu berat janin ± 1000 gram, sedangkan
pada kehamilan 37 – 42 minggu berat janin di perkirakan
mencapai 2500 – 3500 gram (Wiknjosastro, 2005, p.775).
Kehamilan preterm maupun postterm mempengaruhi berat
lahir bayi, semakin lama kehamilan berlangsung sehingga
melampaui usia aterm, semakin besar kemungkinanya bayi yang
akan dilahirkan mengalami kekurangan nutrisi dan gangguan
kronis (Cunningham, 2002).
3) Status Gizi Hamil
Status gizi ibu pada waktu pembuahan dan selama hamil
dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung
13
(Setianingrum, 2005). Status gizi pada trimester pertama akan
sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan embrio pada masa
perkembangan dan pembentukan organ – organ tubuh
(organogenesis). Pada trimester II dan III kebutuhan janin terhadap
zat – zat atus gizi semakin meningkat jika tidak terpenuhi,
plasenta akan kekurangan zat makanan sehingga akan mengurangi
kemampuannya dalam mensintesis zat – zat yang dibutuhkan oleh
janin. Untuk mengetahui status gizi ibu hamil tersebut, dapat
menggunakan beberapa cara antara lain: dengan memantau
pertambahan berat badan selama hamil, mengukur lingkar lengan
atas (LLA). Dan mengukur kadar Hb. Selain itu gizi ibu hamil
menentukan berat bayi yang dilahirkan, maka pemantauan gizi ibu
hamil sangatlah penting dilakukan. Pengukuran antropometri
merupakan salah satu cara untuk menilai status gizi ibu hamil.
Ukuran antropometri ibu hamil yang paling sering digunakan
adalah kenaikan berat badan ibu hamil dan ukuran lingkar lengan
atas (LLA) selama kehamilan (Setianingrum, 2005).
Ibu yang kurus dan selama kehamilan disertai penambahan
berat badan yang rendah atau turun sampai 10 kg, mempunyai
resiko paling tinggi untuk melahirkan bayi dengan BBLR.
Sehingga ibu hamil harus mengalami kenaikan berat badan
berkisar 11-12,5 kg atau 20% dari berat badan sebelum hamil
(Setianingrum, 2005). Kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil juga
14
sangat mempengaruhi berat bayi yang dilahirkan. Menurut Sitorus
(1999) dalam Setianingrum (2005) seorang ibu hamil dikatakan
menderita anemia bila kadar hemoglobinya dibawah 11 gr/dl. Data
depkes RI diketahui bahwa lebih dari 50% ibu hamil menderita
anemia. Anemia pada ibu hamil akan menambah resiko menambah
bayi berat lahir rendah (BBLR), resiko perdarahan sebelum pada
saat persalinan, bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan
bayinya, jika ibu hamil tersebut menderita anemia berat (Depkes
RI, 2002). Hal ini disebabkan karena kurangnya suplai darah
nutrisi akan oksigen pada plasenta yang akan berpengaruh pada
fungsi plasenta terhadap janin (Setianingrum, 2005).
4) Pemeriksaan Kehamilan
Pemeriksaan kehamilan bertujuan untuk mengenal dan
mengidentifikasi masalah yang timbul selama kehamilan, sehingga
kesehatan selama ibu hamil dapat terpelihara dan yang terpenting
ibu dan bayi dalam kandungan akan baik dan sehat sampai saat
persalinan. Pemeriksaan kehamilan dilakukan agar kita dapat
segera mengetahui apabila terjadi gangguan / kelainan pada ibu
hamil dan bayi yang dikandung, sehingga dapat segera ditolong
tenaga kesehatan (Depkes RI, 2000 dalam Setianingrum, 2005).
5) Kehamilan ganda
Pada kehamilan kembar dengan distensi uterus yang berlebihan
dapat menyebabkan persalinan premature dengan BBLR.
15
Kebutuhan ibu untuk pertumbuhan hamil kembar lebih besar
sehingga terjadi defisiensi nutrisi seperti anemia hamil yang dapat
menggangu pertumbuhan janin dalam rahim (Datta, 2004, pp.88-
89).
6) Penyakit Saat Kehamilan
Penyakit pada saat kehamilan yang dapat mempengaruhi
berat bayi lahir diantaranya adalah Diabetes mellitus (DM), cacar
air, dan penyakit infeksi TORCH.
Penyakit DM adalah suatu penyakit dimana badan tidak
sanggup menggunakan gula sebagaimana mestinya, penyebabnya
adalah penkreas tidak cukup produksi insulin / tidak dapat gunakan
insulin yang ada. Akibat dari DM ini banyak macamnya
diantaranya adalah bagi ibu hamil bisa mengalami keguguran,bayi
lahir mati, bayi mati setelah lahir, (kematian perinatal) karena bayi
yang dilahirkan terlalu besar, menderita edem dan kelainan pada
alat tubuh bayi (Sitorus, 1999 dalam Setianingrum, 2005).
Penyakit infeksi TORCH adalah suatu istilah jenis penyakit
infeksi yaitu Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan herpes.
Keempat jenis penyakit ini sama bahayanya bagi ibu hamil yaitu
dapat mengganggu janin yang dikandungnya. Bayi yang dikandung
tersebut mungkin akan terkena katarak mata, tuli, Hypoplasia
(gangguan pertumbuhan organ tubuh seperti jantung, paru-paru,
dan limpa). Bisa juga mengakibatkan berat bayi tidak normal,