12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Gambaran umum ginjal Ginjal merupakan salah satu organ vital dalam tubuh manusia yang terletak pada dinding posterior abdomen, terutama di daerah lumbal, di sebelah kanan dan kiri tulang belakang. Ginjal terbungkus oleh lapisan lemak yang tebal, di belakang peritoneum, dan di luar rongga peritoneum 14 . Ginjal merupakan bagian utama dari sistem perkemihan yang berfungsi menyaring kotoran dalam darah. Selain menyaring kotoran dalam darah, ginjal juga berfungsi memproduksi air seni dan menjadi tempat untuk membuang sampah sisa pembakaran tubuh. Secara umum, normalnya ginjal akan mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh dengan mengatur banyaknya jumlah urin yang keluar sebagai pengganti untuk membuang cairan dan elektrolit berlebihan yang masuk dalam tubuh. Cairan yang disaring, yaitu filtrat glomerulus mengalir melalui tubula renalis dan sel-selnya menyerap semua bahan yang diperlukan dan membiarkan yang tidak diperlukan dengan cara mengubah jumlah yang diserap dan ditinggalkan di dalam tubula. Sel dapat mengatur susunan urin dan darah di satu sisi dan di sisi
37
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustakaeprints.poltekkesjogja.ac.id/996/4/4. Chapter 2.pdf · kriteria dari adanya penyakit gagal ginjal kronik. Pada keadaan tidak adanya kerusakan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Gambaran umum ginjal
Ginjal merupakan salah satu organ vital dalam tubuh
manusia yang terletak pada dinding posterior abdomen, terutama di
daerah lumbal, di sebelah kanan dan kiri tulang belakang. Ginjal
terbungkus oleh lapisan lemak yang tebal, di belakang peritoneum,
dan di luar rongga peritoneum 14.
Ginjal merupakan bagian utama dari sistem perkemihan
yang berfungsi menyaring kotoran dalam darah. Selain menyaring
kotoran dalam darah, ginjal juga berfungsi memproduksi air seni
dan menjadi tempat untuk membuang sampah sisa pembakaran
tubuh. Secara umum, normalnya ginjal akan mengatur
keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh dengan mengatur
banyaknya jumlah urin yang keluar sebagai pengganti untuk
membuang cairan dan elektrolit berlebihan yang masuk dalam
tubuh. Cairan yang disaring, yaitu filtrat glomerulus mengalir
melalui tubula renalis dan sel-selnya menyerap semua bahan yang
diperlukan dan membiarkan yang tidak diperlukan dengan cara
mengubah jumlah yang diserap dan ditinggalkan di dalam tubula.
Sel dapat mengatur susunan urin dan darah di satu sisi dan di sisi
13
sebaliknya. Pada ginjal normal semua glukosa diabsorbsi kembali,
sebagian air juga akan diabsorbsi kembali, dan kebanyakan produk
buangan akan dikeluarkan. Dalam keadaan tertentu, tubula akan
menambahkan beberapa bahan pada urin 14.
Ginjal mempunyai peran yang sangat penting dalam
menjaga kesehatan tubuh manusia secara menyeluruh karena
fungsi nya yang sangat kompleks, itulah mengapa ginjal disebut
organ vital tubuh. Apabila ginjal tidak berkerja sebagaimana
mestinya, akan timbul berbagai masalah kesehatan salah satunya
yaitu gagal ginjal kronik sampai pada stadium 5. Saat LFG
menurun atau < 15 ml/menit, menadakan bahwa ginjal sudah tidak
mampu lagi menjalankan seluruh fungsinya dengan baik, sehingga
dibutuhkan terapi untuk mengantikan fungsi ginjal antara lain
transplantasi ginjal atau dialisis 9.
2. Penyakit gagal ginjal kronik
a. Definisi
Penyakit gagal ginjal kronik adalah suatu keadaan klinis
yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang tidak dapat
pulih kembali (ireversible). Kriteria penyakit gagal ginjal
kronik biasanya terjadi lebih dari 3 bulan yang ditandai dengan
kelainan struktural atau fungsional dengan atau tanpa
penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG)/Glomerulus Filtration
Rate (GFR). Laju filtrasi glomerulus < 60 ml/menit/1,73 m2
14
selama 3 bulan, dengan atau tanpa kerusakan ginjal merupakan
kriteria dari adanya penyakit gagal ginjal kronik. Pada keadaan
tidak adanya kerusakan ginjal lebih dari 3 bulan dan Laju
Filtrasi Glomerulus ≥ 60 ml/menit/1,73 m2, tidak termasuk
kriteria penyakit gagal ginjal kronik 15.
Gagal ginjal kronik berat belum perlu dialisis yaitu pada
kondisi LFG 15-30 ml/menit. Pasien hanya perlu memperoleh
pengobatan berupa diet dan medikamentosa (subtitusi) agar
fungsi ginjal dapat dipertahankan serta tidak terjadinya
akumulasi toksin hasil sisa metabolisme tubuh 8. Namun, pada
keadaan yang telah mencapai suatu derajat tertentu, penderita
gagal ginjal kronik membutuhkan terapi berupa dialisis atau
transplantasi ginjal saat LFG < 15 ml/menit 15.
b. Klasifikasi
Penyakit gagal ginjal kronik diklasifikasikan menjadi
atas dasar derajat (stage) dan atas dasar etiologi 15. Klasifikasi
atas dasar derajat penyakit berdasarkan LFG (Laju Filtrasi
Glomerulus) yang dihitung menggunakan rumus Kockcroft-
Gault, yaitu sebagai berikut:
LPG (ml/menit/1,73 m2) = (140 – umur) x berat badan *)
72 x kreatinin plasma (mg/dl)
*) pada perempuan dikalikan 0,85
15
Untuk mengetahui klasifikasi atas dasar derajat, hasil dari
perhitungan LPG kemudian diklasifikasikan berdasarkan
tabel 1.
Tabel 1. Klasifikasi Penyakit Gagal Ginjal Kronik Atas Dasar Derajat Penyakit
Derajat Penjelasan LFG
(ml/mnt/1,73m2)
1 Kerusakan ginjal dengan LFG normal atau
diatas normal ≥ 90
2 Kerusakan ginjal dengan LFG diatas
ringan 60-89
3 Kerusakan ginjal dengan LFG diatas
sedang 30-59
4 Kerusakan ginjal dengan LFG diatas berat 15-29
5 Gagal ginjal < 15 atau dialisis
Tabel 2. Klasifikasi Penyakit Gagal Ginjal Kronik Atas Dasar Diagnosis Etiologi
Penyakit Tipe mayor (contoh)
Penyakit ginjal diabetes Diabetes tipe 1 dan 2
Penyakit ginjal non
diabetes
Penyakit glomerula (penyakit autoimun,
infeksi sistemik, obat, neoplasia)
Penyakit vaskular (penyakit pembuluh
darah besar, hipertensi, mikroangiopati)
Penyakit tubulointerstisial (pielonefritis
kronik, batu, obstruksi, keracunan obat)
Penyakit kistik (ginjal polikstik)
Penyakit pada transplantasi Rejeksi kronik
Keracunan obat (siklospoorin/takrolimus)
Penyakit recurrent (glomerular)
Transplant glomurulopathy
16
Berdasarkan perjalanan klinis, GGK dikategorikan
menjadi tiga stadium 5, yaitu:
1) Stadium I (Penurunan Cadangan Ginjal)
Pada stadium ini, kadar kreatinin serum dan BUN normal, dan
penderita asimptomatik. Gangguan fungsi ginjal hanya dapat
diketahui melalui tes pemekatan kemih dan tes LFG yang teliti.
2) Stadium II (Insufisiensi Ginjal)
Pada stadium ini, lebih dari 75% jaringan ginjal yang berfungsi
telah mulai rusak. Besarnya laju filtrasi glomerulus 25% dari
normal. Kadar BUN dan kreatinin serum mulai meningkat dari
angka normal. Gejala-gejala nokturia (sering berkemih) di
malam hari sampai 700 ml dan poliuria (jumlah urin yang
dikeluarkan melebihi normal) akibat dari kegagalan pemekatan
mulai timbul.
3) Stadium III (Gagal Ginjal Stadium Akhir atau Uremia)
Pada stadium ini, sekitar 90% masa nefron telah hancur dan
rusak, atau sekitar 200.000 nefron saja yang masih utuh. Nilai
LFG hanya 10% dai kondisi normal. Kadar kreatinin serum dan
BUN meningkat secara drastis. Gejala-gejala yang timbul
disebabkan karena ginjal tidak sanggup lagi mempertahankan
homeostatis cairan dan elektrolit dalam tubuh yaitu, oliguri
karena kegagalan glomerulus, sindrom uremik.
17
c. Patofisiologi
Patofisiologis penyakit gagal ginjal kronik berbeda-
beda tergantung pada penyakit awal yang mendasarinya. Pada
perkembangan selanjutnya proses patofisiologisnya sama.
Terjadinya pengurangan massa ginjal mengakibatkan hipertrofi
struktural dan fungsional nefron yang masih tersisa (surviving
nephrons) yang diikuti oleh peningkatan tekanan kapiler dan
aliran darah glomerulus. Proses adaptasi ini berlangsung
singkat dan diikuti oleh proses maladaptasi berupa sklerosis
nefron yang masih tersisa. Proses ini akhirnya diikuti dengan
penurunan fungsi nefron yang progresif, walaupun penyakit
dasarnya tidak aktif lagi. Beberapa hal yang diperkirakan
berperan terhadap terjadinya progresifitas penyakit gagal ginjal
kronik adalah albuminuria, hipertensi, hiperglikemia,
dislipidemia 15.
Pada stadium paling dini penyakit gagal ginjal kronik,
terjadi kehilangan daya cadang ginjal (renal reserve), pada
keadaan dimana basal LFG masih normal atau mungkin
meningkat yang perlahan tapi pasti akan terjadi penurunan
fungsi nefron yang progresif, ditandai dengan peningkatan
kadar urea dan kreatinin serum. Saat sampai LFG sebesar 60%
pasien masih belum merasakan keluhan seperti asimtomatik,
tetapi sudah terjadi peningkatan kadar urea dan kreatinin
18
serum. Saat sampai keadaan LFG 30%, mulai terjadi keluhan
seperti nokturia, badan lemah, mual, nafsu makan berkurang,
dan penurunan berat badan. Sampai pada LFG di bawah 30%
terlihat gejala dan tanda uremia yang nyata seperti anemia,
peningkatan tekanan darah, gangguan metabolisme fosfor dan
kalsium, pruritus, mual, muntah, dan lain sebagainya. Pasien
akan rentan terkena infeksi, contohnya infeksi saluran kemih,
infeksi saluran nafas, dan infeksi saluran cerna. Pasien juga
rentah mengalami gangguan keseimbangan air seperti hipo
atau hipervolemia, gangguan keseimbangan elektrolit antara
lain natrium dan kalium. Pada keadaan LFG di bawah 15%
akan terjadi gejala dan komplikasi yang lebih serius sehingga
pasien sudah membutuhkan terapi pengganti ginjal (renal
replacement therapy) antara lain dialisis atau transplantasi
ginjal. Pada keadaan ini pasien dikatakan sudah sampai pada
stadium gagal ginjal 15.
d. Etiologi
Etiologi penyakit gagal ginjal kronik biasanya sangat
bervariasi antar satu negara dengan negara lain. Penyebab
utama dari insiden penyakit ginjal kronik di Amerika Serikat 15
digambarkan seperti tabel 3.
19
Tabel 3. Penyebab Utama Penyakit Ginjal Kronik di Amerika
Serikat (1995-1999)
Penyebab Insiden
Diabetes mellitus
Tipe 1 (7%)
Tipe 2 (37%)
Hipertensi dan penyakit pembuluh darah besar
Glomerulonefritis
Nefritis interstisialis
Kista dan penyakit bawaan
Penyakit sistemik (contoh: lupus dan
vaskulitis)
Neoplasma
Tidak diketahui
Penyakit lain
44 %
27%
10%
4%
3%
2%
2%
4%
4%
Menurut Perimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) dalam
Suwitra, 2014 mencatat penyebab gagal ginjal yang menjalani
hemodialisis di Indonesia 15, seperti pada tabel 4.
Tabel 4. Penyebab Gagal Ginjal yang Menjalani Hemodialisis di
Indonesia th 2000
Penyebab Insiden
Glomerulonefritis
Diabetes mellitus
Obstruksi dan infeksi
Hipertensi
Sebab lain
43,39%
18,65%
12,85%
8,46%
13,65%
Pada sebab lain dikelompokkan diantaranya yaitu, nephritis lupus,
nefropati urat, intoksikasi obat, penyakit ginjal bawaan, tumor
ginjal, dan penyebab yang tidak diketahui.
e. Manifestasi klinis
Pada kondisi gagal ginjal kronik, sistem tubuh akan
dipengaruhi oleh kondisi uremia sehingga pasien akan
menunjukkan tanda dan gejala. Keparahan tanda dan gejala
20
tergantung pada level/tingkat keparahan ginjal, bagian ginjal yang
rusak, usia pasien, serta kondisi lain yang mendasari.
Menifestasi klinis pada penderita gagal ginjal kronik 1, yaitu:
1) Gastrointestinal : ulserasi saluran pencernaan dan