11 Anggi Ayu Lestari,2013 Perkembangan Nilai Lahan Di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tanah Tanah dapat diartikan dalam beberapa pengertian, diantaranya adalah sebagai berikut (Dalam Rizky, 2004) : Tanah mempunyai hubungan erat dengan rumah, bangunan atau tanaman yang berdiri di atasnya, sehingga pada hakekatnya benda - benda yang berdiri diatasnya merupakan kesatuan dari tanah tersebut. (Menurut Kurdinanto (2004) Tanah tidak bergerak sehingga secara fisik tidak dapat diserahkan/dipindah atau dibawa. Selain itu, tanah juga bersifat abadi. Tanah tidak dapat dirubah dalam tingkatnya sebagai bagian dari bumi itu sendiri, juga tidak dapat ditambah/dikurangi sebagaimana halnya dengan bentuk - bentuk kekayaan yang lainnya. (S. Rowton Simpson) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi tanah adalah permukaan bumi atau lapisan bumi atas sekali; keadaan bumi di suatu tempat; permukaan bumi yang diberi batas; bahan - bahan dari bumi, bumi sebagai bahan sesuatu (pasir, cadas, napal dan sebagainya). Dalam hukum disebutkan juga kata tanah, tanah dalam arti yuridis adalah sebagai suatu pengertian yang telah diberikan batasan resmi oleh Undang - Undang Pokok Agraria (UUPA), dengan demikian pengertian tanah dalam arti yuridis adalah ”permukaan bumi.”
26
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tanah - Indonesia University of ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0800989_chapter_ii.pdf · dan proses (morfosfer), tanah (pedosfer), vegetasi/penggunaan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
11
Anggi Ayu Lestari,2013
Perkembangan Nilai Lahan Di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanah
Tanah dapat diartikan dalam beberapa pengertian, diantaranya adalah
sebagai berikut (Dalam Rizky, 2004) :
Tanah mempunyai hubungan erat dengan rumah, bangunan atau tanaman
yang berdiri di atasnya, sehingga pada hakekatnya benda - benda yang berdiri
diatasnya merupakan kesatuan dari tanah tersebut. (Menurut Kurdinanto
(2004)
Tanah tidak bergerak sehingga secara fisik tidak dapat diserahkan/dipindah
atau dibawa. Selain itu, tanah juga bersifat abadi. Tanah tidak dapat dirubah
dalam tingkatnya sebagai bagian dari bumi itu sendiri, juga tidak dapat
ditambah/dikurangi sebagaimana halnya dengan bentuk - bentuk kekayaan
yang lainnya. (S. Rowton Simpson)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi tanah adalah permukaan
bumi atau lapisan bumi atas sekali; keadaan bumi di suatu tempat; permukaan
bumi yang diberi batas; bahan - bahan dari bumi, bumi sebagai bahan sesuatu
(pasir, cadas, napal dan sebagainya).
Dalam hukum disebutkan juga kata tanah, tanah dalam arti yuridis adalah
sebagai suatu pengertian yang telah diberikan batasan resmi oleh Undang -
Undang Pokok Agraria (UUPA), dengan demikian pengertian tanah dalam
arti yuridis adalah ”permukaan bumi.”
12
Anggi Ayu Lestari,2013
Perkembangan Nilai Lahan Di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tanah merupakan sumberdaya alam yang mempunyai peranan dalam
berbagai segi kehidupan manusia, yaitu sebagai tempat dan ruang untuk
hidup dan berusaha, untuk mendukung vegetasi alam yang manfaatnya sangat
diperlukan oleh manusia dan sebagai wadah bahan mineral, logam, bahan
bakar fosil dan sebagainya untuk keperluan manusia (Soemadi 1994, dalam
Ely 2006).
Tanah memiliki beberapa pengertian berdasarkan pendapat ahli di atas
telah kita ketahui beberapa pengertian tahan, tanah bisa diartikan permukaan bumi
yang dalam penggunaannya, termasuk bumi dan air serta ruang yang ada di
atasnya sekedar diperlukan untuk kepentingan yang langsung berhubungan
dengan penggunaan tanah itu. Selanjutnya akan dibahas mengenai lahan dan
penjelasan mengapa dalam penelitina ini lebih menekankan pada lahan dari pada
tanah.
B. Lahan
Lahan merupakan bagian permukaan bumi yang menjadi tempat aktivitas
manusia. Dalam hal ini, lahan merupakan sumber daya yang bersifat terbatas
yang penting dalam perekonomian. Keterbatasan lahan menuntut adanya suatu
sistem alokasi yang efektif dan efisien sehingga penggunaan akan membawa
manfaat paling optimal. Karena sebagian besar lahan dapat dipergunakan untuk
beragam aktivitas, maka akan terdapat kompetisi kepentingan dalam kepemilikan
dan penggunaan lahan. Berikut ini beberapa pengertian lahan menurut para ahli,
13
Anggi Ayu Lestari,2013
Perkembangan Nilai Lahan Di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Lahan sebagai satu kesatuan dari sejumlah sumberdaya alam yang tetap
dan terbatas dan dapat mengalami kerusakan atau penurunan produkti fitas
sumberdaya alam tersebut. (Jamulya dan Sunarto (1991:1)
Lahan diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah,
air, vegertasi serta benda yang ada di atasnya sepanjang ada pengaruhnya
terhadap penggunaan lahan. Dalam hal ini lahan juga mengandung pengertian
ruang atau tempat. (Arsyad Sitanala (1989: 207)
Lahan ialah suatu daerah di permukaan bumi dengan sifat-sifat tertentu,
dalam hal: iklim (atmosfer), bantuan dan struktur (litosfer), berbentuk lahan
dan proses (morfosfer), tanah (pedosfer), vegetasi/penggunaan lahan (biosfer)
dan fauna/manusia (antroposfer). Ini berarti bahwa lahan meliputi segala
hubungan timbal balik aspek-aspek atau faktor-faktor biofisik di permukaan
bumi yang dapat dipandang dari segi ekologikal. (Mangunsukarjo (1996: 1)
Lahan merupakan objek penelitian, keadaanya kompleks dan tidak
merupakan suatu unsur fisik atau sosial ekonomi yang berdiri sendiri, tetapi
merupakan hasil interaksi dari lingkungan biofisisnya. (Jamulya dan Sunarto
(1991: 1)
Land (lahan) diartikan sebagai permukiman daratan dengan kekayaan benda –
benda padat, cair bahkan gas (Rafi‟i (1982: 9).
Lahan dapat diartikan sebagai land settlemen yaitu suatu tempat atau
daerah dimana penduduk berkumpul dan hidup bersama, dimana mereka
14
Anggi Ayu Lestari,2013
Perkembangan Nilai Lahan Di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dapat menggunakan lingkungan setempat untuk mempertahankan,
melangsungkan dan mengembangkan hidupnya. (Bintarto (1983:14)
Lahan adalah suatu wilayah dipermukaan bumi yang mempunyai sifat-sifat
agak tetap atau pengulangan sifat-sifat dari biosfer secara vertikal diatas
maupun dibawah wilayah tersebut termasuk atmosfer, tanah geologi,
geomorfologi, hidrologi, vegetasi, dan binatang yang merupakan basil
aktivitas manusia dimasa lampau maupun masa sekarang, dan perluasan
sifat-sifat tersebut mempunyai pengaruh terhadap penggunaan lahan oleh
manusia disaat sekarang maupun dimasa yang akan datang. (FAO dikutip
dari Taufiq 2011)
Berdasarkan beberapa pengertian lahan diatas dapat disimpulkan
bahwa lahan mempunyai makna yang sangat luas dari tanah serta dengan
pengelolaan yang sesuai lahan juga merupakan lingkungan fisik yang dapat
mencerminkan pola kehidupan masyarakat suatu wilayah. Oleh karena itu,
ruang sebagai tempat hidup masyarakat tidak terlepas dari pengaruh budaya
manusia sebagai subjek penting dalam mempergunakan lahan maka dalam
melakukan interaksi dengan lahan, manusia perlu memperhatikan karakter
lahan atau wilayah tempat tinggalnya baik secara, fisik maupun sosialnya.
Dalam penelitan ini lebih menekankan pada lahan dari pada tanah
melihat dalam pengertian lahan lebih memiliki arti yang luas serta memiliki
makna yang lebih luas dari pada tanah. oleh karna itu untuk bahasan
selanjutnya akan di temukan istilah-istilah lahan.
15
Anggi Ayu Lestari,2013
Perkembangan Nilai Lahan Di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
C. Nilai dan Harga Lahan
Dalam pembahasan mengenai nilai lahan ini perlu dijelaskan makna nilai
lahan sendiri. Harga lahan dan nilai lahan memiliki keterkaitan fungsional dalam
pengertiannya, dimana harga lahan umumnya ditentukan oleh nilai lahan atau
harga lahan akan mencerminkan tinggi rendahnya nilai lahan (Waskitho, 2010).
Nilai lahan merupakan suatu penilaian atas lahan yang didasarkan pada
kemampuan lahan secara ekonimis dalam hubungannya dengan produktivitas dan
strategi ekonominya (Drabkin dalam Yunus 2000 : 89). Sedangkan harga lahan
adalah penilaian atas lahan yang diukur berdasarkan harga nominal dalam satuan
luas pada pasaran lahan. (Yunus (2006: 89)
Nilai lahan selain berkaitan dengan harga lahan juga sangat erat
hubungannya dengan penggunaan lahan. Nilai lahan banyak tergantung pada
“fertility” (kesuburan), faktor lingkungan, keadaan drainase dan lokasi dimana
lahan tersebut berada. Dalam hal ini lahan juga berkaitan dengan masalah
aksebilitas. Lahan-lahan yang subur pada umumnya memberikan “out put” yang
lebih besar dibandingkan dengan lahan yang tidak subur dan akibatnya akan
mempunyai nilai yang lebih tinggi serta harga yang lebih tinggi pula. Walaupun
demikian, ada pula nilai-nilai lahan yang tidak ditentukan oleh lokasi.
Dalam hal ini untuk lokasi tertentu mempunyai nilai yang lebih tinggi
dibandingkan dengan lokasi yang lain. Derajat aksesibilitas mewarnai tinggi
rendahnya nilai lahan ini. Semakin tinggi aksesibilitas suatu lokasi semakin tinggi
pula nilai lahannya dan biasanya hal ini dikaitkan dengan keberadaan konsumen
akan barang dan jasa.
16
Anggi Ayu Lestari,2013
Perkembangan Nilai Lahan Di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dalam realitanya, nilai lahan dibagi menjadi dua, yaitu nilai lahan
langsung dan nilai lahan tidak langsung.
a. Nilai lahan langsung adalah suatu ukuran nilai kemampuan lahan yang secara
langsung memberikan nilai produktifitas dan kemampuan ekonomisnya,atau
lahan tersebut diusahan seperti misalnya lahan atau tanah yang secara
langsung dapat berproduksi.
b. Nilai lahan tidak langsung adalah suatu ukuran nilai kemampuan lahan dilihat
dari segi letak strategis sehingga dapat memberikan nilai produktifitas dan
kemampuan ekonomis, seperti misalnya lahan yang letaknya berada di pusat
perdagangan, industri, perkantoran dan tempat rekreasi. (Sukanto 1985,
dalam Ernawati 2005).
Nilai lahan menurut Chapin dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok,
antara lain :
a. Nilai keuntungan yang dihubungkan dengan tujuan ekonomi dan yang dapat
dicapai dengan jual beli lahan di pasaran bebas.
b. Nilai kepentingan umum yang dihubungkan dengan kepentingan umum
dalam perbaikan kehidupan masyarakat.
c. Nilai sosial yang melekat pada masyarakat, merupakan hal mendasar bagi
kehidupan dan dinyatakan penduduk dengan perilaku yang berhubungan
dengan pelestarian lingkungan sekitar, pelestarian lahan , tradisi, kepercayaan
dan sebagainya, (dalam Johara (1999)
17
Anggi Ayu Lestari,2013
Perkembangan Nilai Lahan Di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat dikatakan bahwa suatu lahan
mungkin saja nilainya secara langsung rendah karena tingkat kesuburunnya
rendah, tetapi berdasarkan letak strategisnya sangat ekonomis. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa nilai adalah suatu kesatuan moneter yang melekat pada suatu
properti yang dipengaruhi oleh faktor sosial, ekonomi, politik dan faktor fisik
yang dinyatakan dalam harga dimana harga ini mencerminkan nilai dari properti
tersebut (Presylia, 2002).
Nilai lahan adalah perwujudan dari kemampuan lahan sehubungan dengan
pemanfaatan dan penggunaan lahan, dimana penentuan nilai lahannya tidak
terlepas dari nilai keseluruhan dimana lokasi lahan tersebut. (Sujarto (1986),
dalam Ely (2006). Nilai lahan dan harga lahan mempunyai hubungan yang
fungsional, dimana harga lahan ditentukan oleh nilai lahan atau harga lahan
mencerminkan tinggi rendahnya nilai lahan. Dalam hubungan ini, perubahan nilai
lahan serta penentuan nilai dengan harga lahan dipengaruhi oleh faktor - faktor
yang menunjang kemanfaatan, kemampuan dan produktifitas ekonomis tanah
tersebut.
Harga lahan ditentukan oleh jenis kegiatan yang ditempatkan di atasnya
dan terwujud dalam bentuk penggunaan lahan . Harga lahan merupakan refleksi
dari nilai lahan artinya harga merupakan cerminan dari nilai lahan tersebut. (Brian
Berry (1984), dalam Luky (1997), Pengertian umum dari nilai dan harga tanah
adalah :
Nilai lahan adalah perwujudan dari kemampuan sehubungan dengan
pemanfaatan dan penggunaan lahan.
18
Anggi Ayu Lestari,2013
Perkembangan Nilai Lahan Di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Harga lahan adalah salah satu refleksi dari nilai lahan dan sering digunakan
sebagai indeks bagi nilai lahan.
Lahan akan memiliki nilai atau harga yang tinggi bila terletak pada lokasi
yang strategis (aktifitas ekonomi yang tinggi, lokasi mudah dijangkau dan tersedia
infrastruktur yang lengkap). Harga lahan bergerak turun seiring jarak dari pusat
kota (produktif) ke arah pedesaan(konsumtif). Pada daerah sub - sub pusat kota,
harga lahan tersebut naik kemudian turun mengikuti jarak dan tingkat aktivitas
diatasnya (Cholis 1995, dalam Luky 1997).
D. Pola dan Struktur Nilai lahan
Nilai lahan dibagi ke dalam dua tipe yang berbeda, yaitu nilai lahan
pertanian yang dikaitkan dengan usaha - usaha dalam bidang pertanian dan nilai
lahan spekulatif sebagai akibat adanya antisipasi terhadap perluasan fisik kota
yang meningkat pada areal yang bersangkutan sehingga penentuan besarnya nilai
lahan selalu dikaitkan dengan kepentingan non agraris, (Yunus 2002, dalam
Ernawati 2005). Karena gejala perluasan kota dianggap sebagai sesuatu yang
berjalan terus, walau lambat namun pasti, maka para petani mempunyai penilaian
bahwa nilai lahan yang mendekati kota mempunyai nilai spekulasi yang semakin
tinggi.
Ketersediaan infrastruktur termasuk di dalamnya sarana dan pra sarana
perhubungan di kawasan perkotaan juga memiliki hubungan yang positif dan efek
saling ketergantungan dengan nilai lahan, (Von Thunen (Herman : 97) . Dengan
adanya infrastruktur, menyebabkan nilai lahan menjadi lebih tinggi, sebaliknya
19
Anggi Ayu Lestari,2013
Perkembangan Nilai Lahan Di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
proyek infrastruktur juga tidak dapat dilaksanakan jika harga lahan yang menjadi
calon lokasi harganya terlalu mahal. Menurut Chapin (Sri Purwati 1999, dalam
Ernawati 2002), pola dan struktur nilai lahan kota dikemukakan sebagai berikut :
1. Pusat wilayah perdagangan atau CBD (Central Business District)
mempunyai nilai lahan tertinggi dibandingkan dengan wilayah - wilayah
lain.
2. Pusat wilayah kerja dan pusat perkotaan yang terletak disekeliling
perbatasan pusat kota mempunyai nilai lahan tertinggi setelah CBD.
3. Di luar dari kawasan tersebut, terdapat kawasan perumahan dengan nilai
tanah yang semakin jauh dari pusat kota semakin berkurang nilai
tanahnya.
4. Pusat - pusat pengelompokan industri dan perdagangan yang menyebar
mempunyai nilai tanah yang tinggi dibanding dengan sekelilingnya ,
dimana biasanya kawasan ini dikelilingi perumahan.
E. Pengaruh perkembangan Nilai Lahan
Perkembanagn nilai lahan terjadi karna adanya hal- hal tertentu yang
mempengaruhinya. Untuk itu perlu di ketahui faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangaan nilai lahan. Karna lahan sendiri merupakan bentuk
pengelompokan terhadap tanah, untuk itu faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan nilai lahan diasmusikan berbanding lurus dengan harga lahan.
Nilai lahan tidak dapat dilepaskan pengaruhnya dengan nilai tanah
Menurut Kurdinanto, (Cholis 1995, dalam Luky 1997) nilai lahan terbentuk oleh
20
Anggi Ayu Lestari,2013
Perkembangan Nilai Lahan Di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
faktor - faktor yang mempunyai hubungan, pengaruh serta daya tarik yang kuat
terhadapnya, yang dapat diklasifikasikan menjadi dua faktor, yaitu :
1. Nilai lahan terukur (tangible factors)
Nilai lahan terukur adalah pembentuk harga lahan yang bisa diolah secara
ilmiah menggunakan logika – logika akademik. Faktor ini kemunculannya
terencana dan bentuk fisiknya ada di lapangan, misalnya aksesbilitas (jarak dan
transportasi) dan jaringan infrastruktur (sarana dan prasarana kota seperti jalan,
listrik, perkantoran dan perumahan).
2. Nilai lahan tak terukur (intangible factors)
Nilai lahan tak terukur adalah pembentuk harga lahan yang muncul tiba -
tiba (dengan sendirinya) dan tidak bisa dikendalikan di lapangan.( Wilcox (1983),
dalam Luky 1997), faktor tak terukur ini dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Faktor adat kebiasaan (custom) dan pengaruh kelembagaan (institutional
factors), tanah lelulur yang patut di pertahankan.
b. Faktor estetika, kenikmatan dan kesenangan (esthetic amenity factors)
keakraban bertetangga dan kesenangan.
c. Faktor spekulasi (speculation motives), seperti antisipasi perubahan /
konservasi penggunaan lahan, pertimbangan pada perubahan moneter.
Segala aktivitas manusia memerlukan ruang sekalipun harus dibayar
mahal. Kebutuhan ruang yang berada di atas lahan tersebut menjadi kebutuhan
dasar sehingga lahan menjadi komoditas ekonomi yang dapat dipertukarkan
melalui mekanisme tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa lahan mempunyai nilai.
21
Anggi Ayu Lestari,2013
Perkembangan Nilai Lahan Di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Di menurut Wolcott, 1987 mengemukakan empat faktor yang dapat
mempengaruhi nilai harta lahan dan bangunan antara lain:
a. Faktor ekonomi, ditunjukkan dengan hubungan permintaan dan penawaran
dengan kemampuan ekonomi suatu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
dan keinginannya. Variabel permintaan meliputi jumlah tenaga kerja, tingkat
upah, tingkat pendapatan dan daya beli, tingkat suku bunga dan biaya
transaksi. Variabel penawaran meliputi jumlah lahan yang tersedia, biaya
perijinan, pajak dan biaya overhead lainnya.
b. Faktor sosial, ditunjukkan dengan karakteristik penduduk yang meliputi
jumlah penduduk, jumlah keluarga, tingkat pendidikan, tingkat kejahatan dan
lain-lain. Faktor ini membentuk pola penggunaan tanah pada suatu wilayah.
c. Faktor pemerintah, seperti halnya berkaitan dengan ketentuan perundang-
undangan dan kebijakan pemerintah bidang pengembangan atau penggunaan
tanah (zoning). Penyediaan fasilitas dan pelayanan oleh pemerintah
mempengaruhi pola penggunaan tanah, misalnya fasilitas keamanan,
kesehatan, pendidikan, jaringan transportasi, peraturan perpajakan, peraturan
admistrasi daerah dan lain-lain.
d. Faktor fisik, antara lain kondisi lingkungan, tata letak atau lokasi dan
ketersediaan fasilitas sosial. ( Dalam Jurnal ekonomi pembangunaan: 65 – 78)