7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Reviu Penelitian Terdahulu Marcelia dan Purnomo (2017) meneliti tentang Pengaruh Nilai Tambah Modal Intelektual dan Pengungkapan Modal Intelektual Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) nilai tambah modal intelektual tidak berpengaruh negatif terhadap pengungkapan modal intelektual, (2) pengungkapan modal intelektual tidak berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan, (3) nilai tambah modal intelektual berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, (4) nilai tambah modal intelektual berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan melalui pengungkapan modal intelektual sebagai variabel intervening. Purnomo (2014) meneliti tentang Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan dan Nilai Perusahaan Khususnya Di Industri Kuangan dan Industri Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2012. Metode penelitiannya menggunakan partial least square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara VAIC dengan kinerja keuangan dan nilai perusahaan. Indikator VAIC yang paling berpengaruh positif dan signifikan adalah structural capital. Sirojudin dan Nazaruddin (2016) meneliti tentang Pengaruh Modal Intelektual dan Pengungkapannya Terhadap Nilai dan Kinerja Perusahaan.
21
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Reviu Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38634/3/BAB II.pdf · Intelektual dan Pengungkapannya Terhadap Nilai dan Kinerja Perusahaan. 8 ... perusahaan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Reviu Penelitian Terdahulu
Marcelia dan Purnomo (2017) meneliti tentang Pengaruh Nilai Tambah
Modal Intelektual dan Pengungkapan Modal Intelektual Terhadap Nilai Perusahaan
(Studi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa (1) nilai tambah modal intelektual tidak
berpengaruh negatif terhadap pengungkapan modal intelektual, (2) pengungkapan
modal intelektual tidak berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan, (3) nilai
tambah modal intelektual berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, (4) nilai
tambah modal intelektual berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan melalui
pengungkapan modal intelektual sebagai variabel intervening.
Purnomo (2014) meneliti tentang Pengaruh Intellectual Capital Terhadap
Kinerja Keuangan dan Nilai Perusahaan Khususnya Di Industri Kuangan dan
Industri Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2012.
Metode penelitiannya menggunakan partial least square. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara VAIC
dengan kinerja keuangan dan nilai perusahaan. Indikator VAIC yang paling
berpengaruh positif dan signifikan adalah structural capital.
Sirojudin dan Nazaruddin (2016) meneliti tentang Pengaruh Modal
Intelektual dan Pengungkapannya Terhadap Nilai dan Kinerja Perusahaan.
8
Metode statistik yang digunakan adalah parsial least square, dengan hipotesis
pengujian nilai t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal intelektual dan
pengungkapan modal intelektual berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan dan kinerja perusahaan. Namun, pengungkapan modal intelektual tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan.
Devi et al. (2017) meneliti tentang Pengaruh Pengungkapan Enterprise Risk
Management Dan Pengungkapan Intellectual Capital Terhadap Nilai Perusahaan.
Metode yang digunakan yaitu teknik analisa regresi data panel. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pengungkapan ERM berpengaruh positif dan signifikan pada
nilai perusahaan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pengungkapan IC
berpengaruh positif dan signifikan pada nilai perusahaan.
Ratmono (2013) meneliti tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Luas
Pengungkapan Enterprise Risk Management. Hasil pengujian hipotesis pertama
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap luas pengungkapan
ERM. Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa dewan komisaris
berpengaruh terhadap luas pengungkapan ERM. Hasil hipotesis ketiga
menunjukkan bahwa struktur kepemilikan publik tidak berpengaruh terhadap luas
pengungkapan ERM. Hasil pengujian hipotesis keempat menunjukkan bahwa
frekuensi rapat komite manajemen resiko tidak berpengaruh terhadap luas
penngungkapan ERM.
Sulistyaningsih dan Gunawan (2016) meneliti tentang Analisis Faktor-faktor
yang mempengaruhi risk management disclosure. Metode analisis dengan multiple
regression analysis. Hasil penelitian menunjukkan kepemilikan manajerial tidak
9
berpengaruh terhadap risk management disclosure. Kepemilikan publik
berpengaruh positif terhadap risk management disclosure. Ukuran dewan komisaris
berpengaruh positif terhadap risk management disclosure. Reputasi auditor tidak
berpengaruh terhadap risk management disclosure. Laverage tidak berpengaruh
terhadap risk management disclosure. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh
terhadap risk management disclosure.
SAFITRI (2015) meneliti tentang Pengaruh Struktur Modal Dan Keputusan
Investasi terhadap Profitabilitas Dan Nilai Perusahaan. Metode analisa dalam
penelitian ini yaitu jalur analisa (path analysis). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa struktur modal tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas,
keputusan investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas.
Struktur modal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan,
keputusan investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
B. Tinjauan Pustaka
1. Stakeholder Theory
Freeman (1982) menyatakan mengenai teori stakeholder : “ any identifiable
group or individual who can affect the achievement of an organisation’s objectives,
or is affected by the achievement of an organisation’s objectives”. Berdasarkan
teori stakeholder, manajemen organisasi diharapkan untuk menjalankan aktivitas-
aktivitas yang dianggap penting oleh stakeholder dan melaporkan kembali aktivitas
tersebut kepada stakeholder (Ulum, 2015a). Kegiatan organisasi di perusahaan
harus memiliki kepentingan yang diinginkan para stakeholder, dan para manajemen
harus memikirkan kemakmuran para pemegang sahamnya. Perusahaan harus
10
memberikan informasi mengenai aktivitas perusahaan, walaupun para stakeholder
tidak bisa ikut langsung menjalankan tetapi ada modal yang mereka tanamkan
untuk jalannya operasional perusahaan.
Hal ini diperkuat oleh teori yang menyatakan bahwa semua stakeholder
mempunyai hak untuk disediakan informasi tentang bagaimana suatu aktivitas
organisasi mempengaruhi mereka (sebagai contoh, melalui sponsorship, inisiatif
pengamanan, polusi dll), bahkan ketika mereka tidak dapat secara langsung
memainkan peran yang konstruktif dalam kelangsungan hidup organisasi dan saat
mereka memilih untuk tidak menggunakan informasi telah disediakan (Deegan,
2004).
Tujuan utama dari teori stakeholder adalah untuk membantu manager
korporasi mengerti lingkungan stakeholder mereka dan melakukan pengelolaan
dengan lebih efektif di antara keberadaan hubungan-hubungan di lingkungan
perusahaan mereka. Jika managemen dapat mengelola dengan baik dan maksimal
setiap potensi yang dimiliki perusahaan dengan inilah organisasi dapat menciptakan
value added untuk mendorong kinerja keuangan dan nilai perusahaan yang
dijadikan orientasi stakeholder dalam mengintervensi manajemen (Widarjo, 2011).
Manager dapat memenuhi aspek teori ini jika manajer mampu mengelola organisasi
secara maksimal, khususnya dalam upaya penciptaan nilai untuk perusahaan
(Ulum, 2015a).
2. Resource Based Theory
Resource-Based Theory merupakan suatu pemikiran yang ada dalam teori
manajemen strategik dan keunggulan kompetitif perusahaan yang meyakini bahwa
11
suatu perusahaan akan mencapai keunggulan apabila memiliki sumber daya yang
unggul (Solikhah et al., 2010). Di dalam teori RBT untuk mengembangkan
keunggulan kompetitif, suatu perusahaan harus mempunyai sumber daya dan
kemampuan yang baik dan melebihi para kompetitornya (Cheng et al., 2010).
Perusahaan dapat memperoleh keunggulan kompetitif dibandingkan dengan
perusahaan lain dapat dilihat dari cara-cara perusahaan dalam memperoleh,
mengelola serta mengembangkan segala aset yang dimilikinya baik aset berwujud
maupun aset tak berwujudnya. Suatu perusahaan mampu memperoleh keuntungan
kompetitif jika memiliki sumber daya yang unik dalam menciptakan suatu
keunggulan kompetitif bagi perusahaan sehingga mampu menciptakan nilai bagi
perusahaan dan mampu menguasai serta memanfaatkan Intellectual Capital
perusahaan (Faradina).
3. Enterprise Risk Management
Menurut COSO (2004) definisi Enterprise Risk Management adalah
“Enterprise Risk Management is a process, effected by an entity’s board of
directors, mangement and other personnel, applied is strategy setting and across
the enterprise, designed to identify potential events that may affect the entity, and
manage risk to be within its risk appetite, to provide reasonable assurance
regarding the achievement of entity objectives.” Pengungkapan manajemen risiko
(risk management disclosure) adalah pengungkapan mengenai bagaimana
perusahaan dalam mengendalikan risiko terkait masa mendatang atau
pengungkapan atas risiko-risiko dengan cara yang telah dikelola perusahaan
(Sulistyaningsih dan Gunawan, 2016). Hal ini menjadi sangat penting bagi
12
perusahaan untuk meningkatkan manajemen terhadap resiko yang akan dihadapi
perusahaan.
Perusahaan harus mampu melakukan pengelolaan resiko dengan baik agar
resiko tersebut tidak berdampak buruk bagi keberlangsungan aktivitas perusahaan.
Pengungkapan resiko adalah suatu upaya perusahaan untuk memberitahukan
kepada pengguna laporan tahunan tentang apa yang mengancam perusahaan,
sehingga dapat dijadikan faktor pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Dalam melakukan investasi para investor pun tidak hanya mempertimbangkan
informasi keuangan perusahaan saja tetapi informasi non-keuangan seperti resiko
yang akan dihadapi perusahaan kedepannya, dijadikan pertimbangan dalam
melakukan investasi. Tak hanya resiko yang akan timbul saja yang dijadikan
perhatian tetapi, pengelolaan management dalam melakukan pengendalian terhadap
resiko serta cara mengatasi resiko menjadi hal yang utama untuk dipertimbangkan.
Menurut Meizaroh dan Lucynda (2011) Pengungkapan ERM terdiri dari 108 item
yang mencakup delapan dimensi berdasarkan ERM framework yang dikeluarkan
oleh COSO yaitu: 1.) Lingkungan internal, 2.) Penetapan tujuan, 3.) Identifikasi
kejadian, 4.) Penilaian resiko, 5.) Respons atas resiko, 6.) Kegiatan pengawasan, 7.)
Informasi dan komunikasi, 8.) Pemantauan.
Adapun dari 8 komponen tersebut diungkapkan menjadi 108 item pengungkapan