6 Penerapan Range Of..., Kurniasih Puji Rejeki, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usia 1. Definisi Lansia dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia. Menurut UU No. 13/Tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia disebutkan bahwa lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Dewi, 2014). Lansia merupakan keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individual (Efendi, 2009). Jadi, lansia adalah seseorang yang usianya sudah atau lebih dari 60 tahun. 2. Klasifikasi Lansia Menurut WHO, klasifikasi lansia adalah: a. Usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun b. Lansia (elderly) 60-74 tahun c. Lansia tua (old) 75-90 tahun d. Lansia sangat tua (very old) di atas 90 tahun
26
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.repository.ump.ac.id/9115/3/Kurniasih Puji Rejeki BAB II.pdf · 2. Tirah Baring a. Tujuan Tirah Baring Bedrest/immobilisasi adalah ketidakmampuan untuk bergerak
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
6
Penerapan Range Of..., Kurniasih Puji Rejeki, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Lanjut Usia
1. Definisi
Lansia dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur
kehidupan manusia. Menurut UU No. 13/Tahun 1998 tentang
kesejahteraan lansia disebutkan bahwa lansia adalah seseorang yang
telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Dewi, 2014).
Lansia merupakan keadaan yang ditandai oleh kegagalan
seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi
stres fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya
kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individual
(Efendi, 2009).
Jadi, lansia adalah seseorang yang usianya sudah atau lebih
dari 60 tahun.
2. Klasifikasi Lansia
Menurut WHO, klasifikasi lansia adalah:
a. Usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun
b. Lansia (elderly) 60-74 tahun
c. Lansia tua (old) 75-90 tahun
d. Lansia sangat tua (very old) di atas 90 tahun
7
Penerapan Range Of..., Kurniasih Puji Rejeki, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
3. Perubahan Pada Lansia
a. Perubahan Organ pada Lansia
Menurut Dewi (2014) perubahan fisik yang terjadi pada lansia
meliputi:
1) Sistem Kardiovaskuler
Perubahan yang terjadi pada sistem kardiovaskuler
akibat proses menua diantaranya menurunnya kekuatan
otot jantung, katup jantung mengalami penebalan dan
menjadi lebih kaku, dan nodus sinoatrial yang
bertanggung jawab terhadap kelistrikan jantung menjadi
kurang efektif dalam menjalankan tugasnya dan impuls
yang dihasilkan menjadi melemah. Pada pembuluh darah
dinding arteri menjadi kurang elastis, dinding kapiler
menebal sehingga menyebabkan melambatnya pertukaran
antara nutrisi dan zat sisa metabolisme antara sel dan
darah, dinding pembuluh darah yang semakin kaku juga
akan meningkatkan tekanan darah sistolik maupun
diastolik. Selain pada pembuluh darah volume darah juga
menurun sejalan penurunan volume cairan tubuh akibat
proses menua, aktivitas sumsum tulang mengalami
penurunan sehingga terjadi penurunan jumlah sel darah
merah, kadar hematokrit dan kadar hemoglobin, kontraksi
8
Penerapan Range Of..., Kurniasih Puji Rejeki, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
jantung melemah, volume darah yang dipompa menurun,
dan cardiac output mengalami penurunan sekitar 1% per
tahun dari volume cardiac output orang dewasa normal
sebesar 5 liter
2) Sitem Pernafasan
Perubahan yang terjadi pada sistem pernafasan
akibat proses menua diantaranya cavum thorak menjadi
kaku seiring dengan proses klasifikasi kartilago, vertebrae
thorakalis mengalami pemendekan, dan osteoporosis
menyebabkan postur bungkuk yang akan menurunkan
ekspansi paru dan membatasi perbatasan thorak, otot
abdomen melemah sehingga menurunkan usaha nafas baik
inspirasi maupun ekspirasi, perubahan intrapulmonal, daya
reocoil paru semakin menurun seiring pertambahan usia,
alveoli melar dan menjadi lebih tipis, dan walaupun
jumlahnya konstan, jumlah alveoli yang berfungsi
menurun secara keseluruhan, dan peningkatan membran
ketebalan alveoli – kapiler menurunkan area permukaan
fungsional untuk terjadinya pertukaran gas
3) Sistem Muskuloskeletal
Sebagian besar lansia mengalami perubahan postur,
penurunan rentang gerak, dan gerakan yang melamabat.
9
Penerapan Range Of..., Kurniasih Puji Rejeki, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
Perubahan ini merupakan contoh dari banyaknya
karakteristik normal lansia yang berhubungan dengan
proses menua seperti penurunan massa tulang
menyebabkan tulang menjadi rapuh dan lemah, columna
vertebralis mengalami kompresi sehingga menyebabkan
penurunan tiggi badan, regenerasi jaringan otot berjalan
lambat dan massa otot berkurang, otot lengan dan betis
mengecil dan bergelamber, seiring dengan inaktivitas otot
kehilangan fleksibilitas dan ketahanannya. Pada sendi juga
terjadi keterbatasan rentang gerak, kartilago menipis
sehingga sendi menjadi kaku, nyeri dan mengalami
inflamasi.
4) Sistem integumen
Perubahan yang terjadi pada kulit merupakan
perubahan yang menjadi simbol terjadinya proses
penuaan. Perubahan akibat proses menua pada sistem
integumen seperti elastisitas kulit menurun, sehingga kulit
berkerut dan kering, kulit menipis sehingga fungsi kulit
sebagai pelindung bagi pembuluh darah yang terletak di
bawahnya berkurang, lemak subkutan menipis,
penumpukan melanosit menyebabkan terbentuknya
pigmentasi yang dikenal sebagai “aged proses”.
10
Penerapan Range Of..., Kurniasih Puji Rejeki, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
5) Sistem Gastrointestinal
Perubahan yang terjadi pada sistem gastrointestinal
akibat proses menua diantaranya reabsorbsi tulang bagian
rahang dapat menyebabkan tanggalnya gigi sehingga
menurunkan kemampuan mengunyah, lansia yang
mengenakan gigi palsu harus mengecek ketepatan
posisinya, reflek telan melemah sehingga meningkatkan
resiko aspirasi, melemahnya otot halus sehingga
memperlambat waktu pengosongan, penurunan sekresi
asam lambung menyebabkan gangguan absorbsi besi,
vitamin B, dan protein, peristaltik menurun, melemahnya
peristaltik usus menyebabkan inkompetensi pengosongan
bowel.
6) Sistem Genitourinaria
Perubahan akibat proses menua pada sistem
genitourinaria yaitu aliran darah ke ginjal menurun karena
penurunan kardiak output dan laju filtrasi glomerulus
menurun, terjadi gangguan dalam kemampuan
mengkonsentrasikan urine, tonus otot menghilang dan
terjadi gangguan pengosongan kandung kemih, penurunan
kapasitas kandung kemih, pada pria, dapat terjadi
peningkatan frekuensi miksi akibat pembesaran prostat,
11
Penerapan Range Of..., Kurniasih Puji Rejeki, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
pada wanita, peningkatan frekuensi miksi dapat terjadi
akibat melemahnya otot perineal.
Pada reproduksi wanita terjadi atropi vulva,
penurunan jumlah rambut pubis, sekresi vagina menurun,
dinding, vagina menjadi tipis dan kurang elastis. Pada
reproduksi pria ukuran testis mengecil dan ukuran prostas
membesar.
7) Perubahan Sistem Persarafan
Perubahan yang terjadi pada sistem persarafan
akibat proses menua adalah terjadi penurunan jumlah
neuron di otak dan batang otak, sintesa dan metabolisme
neuron berkurang, massa otat berkurang secara progresif,
pada pergerakan sensasi kinestetik berkurang, gangguan