Top Banner
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu digunakan penulis untuk menjadi tolak ukur peneliti untuk melakukan sutu penelitian. Dengan tujuan mengetahui langkah dan metode yang digunakan dalam penelitian. Siti Nurhasanah pada tahun 2012 bertujuan untuk mengetahui jumlah pengadaan persediaan yang ekonomis dalam usaha memenuhi pengadaan persediaan bahan bakar solar sehingga dapat menunjang kegiatan operasional perusahaan secara terus menerus dan kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: sebanyak 32 pemesanan sebesar Rp. 130.109.481,- dan biaya penyimpanan sebesar Rp. 130.113.500,- sehingga total biaya persediaan yang harus dikeluarkan perusahaan sebesar Rp. 260.222.981,- sementara itu jumlah pesanan yang lebih atau kurang dari 32 kali pesan menimbulkan biaya yang lebih besar. Rudy Wahyudi pada tahun 2015 dengan tujuan untuk mengetahui berapa persediaan minimum yang harus ada di gudang dan mengetahui kapan pemesanan sandal produk barang Homypad dan Ando harus dilakukan. Dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah pembelian barang terhadap sandal Homypad dan ando untuk periode bulan Maret 2012- Februari 2013 yang paling optimal menurut metode EOQ untuk sandal Homypad wanita dewasa dan Homypad laki dewasa yang harus dilakukan sebesar 13 pcs dan 13 pcs. Jumlah sebesar itu
13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/57086/3/BAB II.pdf · Penelitian terdahulu digunakan penulis untuk menjadi tolak ukur peneliti untuk melakukan sutu

Nov 03, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/57086/3/BAB II.pdf · Penelitian terdahulu digunakan penulis untuk menjadi tolak ukur peneliti untuk melakukan sutu

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu digunakan penulis untuk menjadi tolak ukur

peneliti untuk melakukan sutu penelitian. Dengan tujuan mengetahui

langkah dan metode yang digunakan dalam penelitian.

Siti Nurhasanah pada tahun 2012 bertujuan untuk mengetahui

jumlah pengadaan persediaan yang ekonomis dalam usaha memenuhi

pengadaan persediaan bahan bakar solar sehingga dapat menunjang

kegiatan operasional perusahaan secara terus menerus dan kesimpulan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: sebanyak 32 pemesanan

sebesar Rp. 130.109.481,- dan biaya penyimpanan sebesar Rp.

130.113.500,- sehingga total biaya persediaan yang harus dikeluarkan

perusahaan sebesar Rp. 260.222.981,- sementara itu jumlah pesanan yang

lebih atau kurang dari 32 kali pesan menimbulkan biaya yang lebih besar.

Rudy Wahyudi pada tahun 2015 dengan tujuan untuk mengetahui

berapa persediaan minimum yang harus ada di gudang dan mengetahui

kapan pemesanan sandal produk barang Homypad dan Ando harus

dilakukan. Dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah

pembelian barang terhadap sandal Homypad dan ando untuk periode

bulan Maret 2012- Februari 2013 yang paling optimal menurut metode

EOQ untuk sandal Homypad wanita dewasa dan Homypad laki dewasa

yang harus dilakukan sebesar 13 pcs dan 13 pcs. Jumlah sebesar itu

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/57086/3/BAB II.pdf · Penelitian terdahulu digunakan penulis untuk menjadi tolak ukur peneliti untuk melakukan sutu

8

diperoleh dengan melakukan pembelian sebanyak 49 kali pada produk

Homypad laki dewasa dan 43 kali pada Homypad wanita dewasa.

Sedangkan pemesanan kembali (ROP) untuk Homypad wanita dewasa

dan Homypad laki dewasa yang harus dilakukan oleh Toko Era Baru

untuk periode bulan Maret 2012- Februari 2013 adalah ketika jumlah

persediaan barang yang ada di gudang mencapai jumlah 18 pcs dan 18

pcs.

Winarti Setyorini dkk pada tahun 2015 yang bertujuan untuk

mengetahui jumlah persediaan beras yang optimal dengan menggunakan

kuantitas pesanan ekonomis. Dengan kesimpulan berdasarkan hasil

penelitian yang dilakukan diperoleh kuantitas pesanan ekonomis

5.388.045 kg, jumlah persediaan pengaman 8.041 kg, pemesanan

kembali ketika persediaan tersisa 40.318 kg, dan persediaan maksimum

yang seharusnya diadakan yaitu 5.396.086 kg dengan selisih 3.656.086

dari persediaan yang sudah dilakukan.

Terdapat beberapa perbedaan dan persamaan dalam penelitian

terdahulu yang telah dijelaskan diatas, perbedaan dari penelitian yang

telah dilakukan terletak pada obyek penelitian, waktu penelitian, dan alat

analisis yang digunakan dalam penelitian tersebut. Sedangkan persamaan

yang ada antara penelitian yang satu dengan yang lain terletak pada

bahasan yang di teliti, dalam penelitian ini sama-sama membahas

masalah pengendalian persediaan.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/57086/3/BAB II.pdf · Penelitian terdahulu digunakan penulis untuk menjadi tolak ukur peneliti untuk melakukan sutu

9

B. Landasan Teori

Bagian ini mengkaji teori-teori yang relevan untuk menjawab

permasalahan yang telah di uraikan sebelumnya dan bersumber pada

literatur yang sesuai dengan permasalahan tersebut. Berikut pembahan

lebih lanjut :

1. Persediaan

Persediaan merupakan suatu aset perusahaan yang harus di

kelola dengan baik dan benar agar tercapinya keefektifan dan

efisiensi dalam berlangsungnya kinerja perusahaan untuk mencapai

tujuan.

Ma’arif dan Tanjung (2003), menyatakan bahwa persediaan

adalah suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan

dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal

atau barang-barang yang masih dalam proses produksi ataupun

persediaan bahan baku yang masih menunggu untuk digunakan

dalam proses produksi. Sedangkan menurut Joko (2004), persediaan

adalah sumber daya menganggur (idle resource) yang menunggu

proses lebih lanjut. Proses lebih lanjut disini dapat berupa kegiatan

produksi pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran pada sistem

distribusi ataupun kegiatan konsumsi pada sistem rumah tangga.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/57086/3/BAB II.pdf · Penelitian terdahulu digunakan penulis untuk menjadi tolak ukur peneliti untuk melakukan sutu

10

2. Fungsi Persediaan

Fungsi utama persediaan yaitu sebagai penyangga,

penghubung antar proses produksi dan distribusi untuk memperoleh

efisiensi. Fungsi lain persediaan yaitu sebagai stabilisator harga

terhadap fluktuasi permintaan (Ishak, 2010).

Menurut Ishak (2010), persediaan digolongkan ke dalam empat

jenis, sebagai berikut.

a. Fluctuation stock, merupakan persediaan untuk menjaga

terjadinya fluktuasi permintaan yang tidak diperkirakan

sebelumnya, dan untuk mengatasi jika terjadi kesalahan/

penyimpangan dalam prakiraan penjualan, waktu produksi, atau

pengiriman barang.

b. Anticipation stock, merupakan jenis persediaan untuk

menghadapi permintaan tinggi, tetapi kapasitas produksi pada

saat itu tidak mampu memenuhi permintaan.

c. Lotsize inventory, merupakan persediaan yang diadakan dalam

jumlah lebih besar daripada kebutuhan pada saat itu. Cara ini

dilakukan untuk mendapatkan keuntungan dari barang

(potongan kuantitas) karena pembelian dengan jumlah (lot-size)

yang besar.

d. Pipeline inventory, merupakan persediaan yang dalam proses

pengiriman dari tempat asal ke tempat dimana barang itu akan

digunakan.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/57086/3/BAB II.pdf · Penelitian terdahulu digunakan penulis untuk menjadi tolak ukur peneliti untuk melakukan sutu

11

Dari beberapa fungsi diatas dapat diperoleh pengertian bahwa

fungsi persediaan terdapat berbagai macam yang dapat di

kategorikan sesuai dengan kebutuhan pengambilan keputusan

persediaan.

3. Jenis-jenis Persediaan

Menurut Handoko (2000), persediaan menurut jenisnya dapat

dibedakan atas :

a. Persediaan bahan mentah (raw materials), yaitu persediaan

barang-barang berwujud seperti baja, kayu, dan komponen-

komponen lainnya yang digunakan dalam proses produksi.

b. Persediaan komponen- komponen rakitan (purchased parts/

components), yaitu persediaan barang-barang yang terdiri dari

komponen-komponen yang diperoleh dari perusahaan lain,

dimana secara langsung dapat dirakit menjadi suatu produk.

c. Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies), yaitu

persediaan barang- barang yang diperlukan dalam proses

produksi, tetapi tidak merupakan bagian atau komponen barang

jadi.

d. Persediaan barang dalam proses (work in process), yaitu

persediaan barang-barang yang merupakan keluaran dari tiap-

tiap bagian dalam proses produksi atau yang telah diolah

menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih lanjut

menjadi barang jadi.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/57086/3/BAB II.pdf · Penelitian terdahulu digunakan penulis untuk menjadi tolak ukur peneliti untuk melakukan sutu

12

e. Barang jadi (finished goods), yaitu persediaan barang-barang

yang telah di proses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk

dijual atau dikirim kepada langganan.

4. Biaya Persediaan

Menurut Stevenson & Choung (2014), biaya persediaan dibagi

menjadi 3 yaitu :

a. Biaya penyimpanan (holding/carrying), merupakan biaya yang

berhubungan secara fisik dalam penyimpanan. Meliputi bunga,

asuransi, pajak (di beberapa negara), depresiasi, keusangan,

kemunduran, kebusukan, pencurian, kerusakan, dan biaya

pergudangan (panas, sewa, penerangan, keamanan).

b. Biaya pemesanan (ordering costs), adalah biaya untuk memesan

dan menerima persediaan.

c. Biaya kekurangan (shortage costs), terjadi ketika permintaan

melebihi pasokan yang ada. Menurut Herjanto (1999), dalam

perusahaan dagang terdapat tiga alternatif yang terjadi karena

kekurangan persediaan yaitu tertundanya penjualan, kehilangan

penjualan, kehilangan pelanggan.

5. Metode-metode Pengendalian Persediaan

Menurut Ishak (2010), kronologis metode pengendalian

persediaan dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

a. Pengendalian persediaan secara statistik (statistic inventory

control), metode ini menggunakan ilmu matematika dan statistik

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/57086/3/BAB II.pdf · Penelitian terdahulu digunakan penulis untuk menjadi tolak ukur peneliti untuk melakukan sutu

13

sebagai alat bantu utama dalam memecahkan masalah kuantitatif

dalam sistem persediaan. Metode ini berusaha mencari jawaban

optimal dalam menentukan jumlah ukuran pemesanan dinamis

(EOQ), titik pemesanan kembali (reorder point), jumlah

cadangan pengaman (safety stock) yang diperlukan. Metode ini

sering juga disebut pengendalian persediaan tradisional dan

metode ini biasanya digunakan untuk mengendalikan barang

yang permintaannya bersifat bebas (dependent) dan dikelola

saling tidak bergantung.

b. Metode perencanaan kebutuhan material, metode ini digunakan

untuk permintaan yang bersifat tidak bebas (independent). Yang

dimaksud permintaan tidak bebas adalah permintaan yang

tergantung pada kebutuhan suatu komponen / material dengan

komponen/ material lainnya.

c. Metode persediaan Just In Time (JIT), metode ini berkembang

sesuai dari sistem yang di terapkan oleh perusahaan Toyota

Motor Co. Produksi JIT berarti produksi massal dalam jumlah

kecil, tersedia untuk segera digunakan. Dalam JIT digunakan

teknik pengendalian persediaan yang dinamakan Kanban. Dalam

sistem ini , jenis dan jumlah unit yang diperlukan proses

berikutnya, diambil dari proses sebelumnya, pada saat

diperlukan.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/57086/3/BAB II.pdf · Penelitian terdahulu digunakan penulis untuk menjadi tolak ukur peneliti untuk melakukan sutu

14

6. Sistem Pengendalian Persediaan

Sistem dalam hal ini dapat meliputi cara untuk mencatat

transaksi dan untuk memonitor kinerja manajemen persediaan.

Menurut Zulfikarijah (2005), sistem pengendalian persediaan baik

menggunakan komputer maupun manual memiliki fungsi sebagai

berikut:

a. Menghitung transaksi, setiap sistem persediaan membutuhkan

metode pencatatan yang mendukung kebutuhan akuntansi

organisasi dan fungsi manajemen persediaan.

b. Mengatur keputusan persediaan, sistem persediaan menyatukan/

mengakui aturan keputusan untuk menentukan kapan dan berapa

banyak memesan.

c. Pelaporan perkecualian, perkecualian ini meliputi situasi ramalan

yang tidak tepat, pembelian pesanan yang terlalu besar yang telah

dihasilkan, kehabisan persediaan yang mencapai level yang telah

ditentukan.

d. Peramalan, keputusan persediaan dapat didasarkan pada

permintaan peramalan. Terdapat beberapa teknik ramalan yang

dapat digunakan baik kuantitatif maupun kualitatif.

e. Laporan manajemen puncak, laporan tersebut dapat mengukur

seluruh kinerja manajemen persediaan dan laporan tersebut dapat

membantu dalam pembuatan kebijakan persediaan yang lebih

luas.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/57086/3/BAB II.pdf · Penelitian terdahulu digunakan penulis untuk menjadi tolak ukur peneliti untuk melakukan sutu

15

7. EOQ (Economic Order Quantity)

Menurut handoko (2000), model EOQ digunakan untuk

menentukan kuantitas pesanan persediaan yang meminimumkan

biaya langsung penyimpanan dan biaya kebalikannnya (inverse cost)

pemesanan persediaan. Gambar 2.1 menunjukkann hubungan antara

kedua biaya tersebut, biaya penyimpanan (holding atau carrying

cost) dan biaya pemesanan (ordering atau set up cost), dalam bentuk

grafik.

Sumber : Handoko (2000)

Gambar 2.1 Hubungan Biaya Penyimpanan dan Biaya

Pemesanan

Rumusan EOQ yang dapat digunakan adalah :

EOQ = √2 SD

H

Di mana :

D = penggunaan atau permintaan yang diperkirakan per

periode waktu

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/57086/3/BAB II.pdf · Penelitian terdahulu digunakan penulis untuk menjadi tolak ukur peneliti untuk melakukan sutu

16

S = biaya pemesanan (persiapan pesanan dan penyiapan

mesin) per pesanan

H = biaya penyimpanan per unit per tahun

Menurut Ishak (2010), model persediaan yang paling

sederhana ini memakai asumsi- asumsi sebagai berikut :

a. Rata-rata kebutuhan diketahui konstan.

b. Lamanya leadtime diketahui konstan.

c. Pesanan tiba sekaligus pada satu waktu sesuai ukuran pesanan.

d. Tidak terjadi kekurangan persediaan.

e. Struktur biaya tetap; biaya pesan tetap untuk tiap kali

pemesanan, biaya simpan merupakan fungsi linier berdasarkan

rata-rata inventory, dan tidak ada potongan harga untuk

pembelian dalam jumlah besar.

f. Terdapat tempat penyimpanan, kapasitas dan biaya yang cukup

untuk mendatangkan sejumlah kuantitas pemesanan yang

diinginkan.

Tujuan model ini adalah untuk menentukan jumlah ekonomis

setiap kali pemesanan (EOQ) sehingga meminimasi biaya total

persediaan dimana :

Biaya Total = Ordering Cost + Holding Cost + Purchasing Cost

Persediaan

Parameter- parameter yang dipakai dalam model ini adalah :

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/57086/3/BAB II.pdf · Penelitian terdahulu digunakan penulis untuk menjadi tolak ukur peneliti untuk melakukan sutu

17

D = jumlah kebutuhan barang selama satu periode (misal : 1 tahun)

k = ordering cost setiap kali pesan

h = holding cost per-satuan nilai persediaan per-satuan waktu

c = purchasing cost per-satuan nilai persediaan

t = waktu antara satu pemesanan ke pemesana berikutnya

Secara grafis, model persediaan ini dapat digambarkan sebagai

berikut :

Sumber : Ishak (2010)

Gambar 2.2. Model Persediaan

Gambar 2.2 diatas dapat membantu dalam memahami

pembentukan model matematisnya. Sejumlah Q unit barang dipesan

secara periodik. Order point merupakan saat siklus persediaan

(inventory cycle) yang baru dimulai dan yang lama berakhir karena

pesana diterima. Setiap siklus persediaan berlangsung selama siklus

waktu t, artinya setiap t hari (atau mingguan, bulanan, dan

sebagainya) dilakukan pesanan kembali. Lamanya t sama dengan

proporsi kebutuhan satu periode (D) yang dapat dipenuhi oleh Q,

sehingga dapat ditulis t = Q/D.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/57086/3/BAB II.pdf · Penelitian terdahulu digunakan penulis untuk menjadi tolak ukur peneliti untuk melakukan sutu

18

8. Reorder Point (Titik Pemesanan Ulang)

Menurut Ishak (2010), pemesanan ulang harus dilakukan

sebelum tingkat persediaan menjadi nol, yaitu ketika persediaan

mencapai titik pemesanan ulang (reorder point). Secara grafis situasi

ini dapat dilihat dalam grafik sebagai berikut :

Sumber : Ishak (2010)

Gambar 2.3. Pemesanan Ulang (Reorder Point)

Titik pemesanan ulang dihitung dengan mengalikan tenggang

waktu (L) dengan permintaan perhari. Jika kita mengasumsikan

bahawa satu tahun terdiri dari 365 hari, maka permintaan per hari

adalah D

365 . Jadi, rumus titik pemesanan ulang, R, adalah :

R = L D

365

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/57086/3/BAB II.pdf · Penelitian terdahulu digunakan penulis untuk menjadi tolak ukur peneliti untuk melakukan sutu

19

C. Kerangka Pikir

Berdasarkan uraian perumusan masalah, kajian teori dan penelitian

terdahulu maka kerangka pikir dapat dikembangkan sebagai berikut :

Sumber : Data Diolah

Gambar 2.4. Kerangka Pikir

Biaya Penyimpanan

Tingkat Permintaan,

Unit per Tiga Bulan

Biaya Pemesanan

Reorder Point (Titik

Pemesanan Ulang)

Jumlah Pesanan

Ekonomis

Lead Time (waktu

tunggu)

Tingkat permintaan Unit

Perhari