16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pembahasan Pembelajaran dan Ruang Lingkupnya 1. Pengertian Pembelajaran dan Ciri-cirinya Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata “pembelajaran” berasal dari kata “ajar” yang berati petunjuk yang diberikan kepada orang untuk diketahui atau dituruti, sedangkan “pembelajaran” merupakan suatu proses, cara, atau perbuatan seseorang untuk belajar. Menurut Kimble dan Garmezy pembelajaran adalah suatu perubahan tingkah laku atau perilaku yang relatif tetap dan merupakan hasil praktik yang diulang-ulang. Selain itu, Rombepajung juga berpendapat bahwa pembelajaran merupakan perolehan dari suatu mata pelajaran atau perolehan dari suatu keterampilan yang melalui pelajaran, pengalaman, atau dari suatu pengajaran. 20 Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan hasil dari sebuah pelajaran, pengalaman, atau pengajaran yang dapat merubah perilaku seseorang yang relatif tetap. Siswa dituntut untuk aktif mencari, menemukan, menganalisis, merumuskan, memecahkan masalah, dan menyimpulkan suatu masalah. Pembelajaran terkait dengan membelajarkan peserta didik atau membuat peserta didik belajar dengan mudah melalui dorongan keinginan 20 M. Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran: Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), Cet. I, hlm. 18
28
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pembahasan Pembelajaran ...eprints.umm.ac.id/39120/3/BAB II.pdf16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pembahasan Pembelajaran dan Ruang Lingkupnya 1. Pengertian Pembelajaran
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembahasan Pembelajaran dan Ruang Lingkupnya
1. Pengertian Pembelajaran dan Ciri-cirinya
Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata
“pembelajaran” berasal dari kata “ajar” yang berati petunjuk yang
diberikan kepada orang untuk diketahui atau dituruti, sedangkan
“pembelajaran” merupakan suatu proses, cara, atau perbuatan seseorang
untuk belajar. Menurut Kimble dan Garmezy pembelajaran adalah suatu
perubahan tingkah laku atau perilaku yang relatif tetap dan merupakan
hasil praktik yang diulang-ulang. Selain itu, Rombepajung juga
berpendapat bahwa pembelajaran merupakan perolehan dari suatu mata
pelajaran atau perolehan dari suatu keterampilan yang melalui pelajaran,
pengalaman, atau dari suatu pengajaran.20 Dari pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan hasil dari sebuah pelajaran,
pengalaman, atau pengajaran yang dapat merubah perilaku seseorang
yang relatif tetap. Siswa dituntut untuk aktif mencari, menemukan,
menganalisis, merumuskan, memecahkan masalah, dan menyimpulkan
suatu masalah.
Pembelajaran terkait dengan membelajarkan peserta didik atau
membuat peserta didik belajar dengan mudah melalui dorongan keinginan
20 M. Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran: Pengembangan Wacana
dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011),
Cet. I, hlm. 18
17
tersendiri untuk mempelajari yang sudah tertera dalam kurikulum dengan
menganalisa tujuan dan karakteristik pembelajaran isi pelajaran
pendidikan agama yang terkandung dalam kurikulum. Selanjutnya
dilakukan kegiatan untuk memilih, menetapkan dan mengembangkan
cara-cara (metode, strategi pembelajaran yang tepat untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang ditetapkan sesuai dengan kondisi yang ada
agar kurikulum dapat diaktualisasikan dalam proses pembelajaran).21
Karakteristik pembelajaran menurut Brown sebagai berikut:
a. Belajar adalah menguasai atau “memperoleh”.
b. Belajar adalah mengingat-ingat informasi atau keterampilan.
c. Proses mengingat-ingat melibatkan sistem penyimpanan,
memori, dan organaisasi kognitif.
d. Belajar melibatkan perhatian aktif sadar dan bertindak menurut
peristiwa-peristiwa di luar serta di dalam organisme.
e. Belajar itu bersifat permanen, tetapi tunduk pada lupa.
f. Belajar melibatkan berbagai bentuk latihan, mungkin latihan
yang ditopang dengan imbalan dan hukum.
g. Belajar adalah suatu perubahan dalam perilaku.22
Pembelajaran merupakan sebuah proses untuk memproleh,
mengingat-ingat sebuah informasi yang melibatkan sistem penyimpanan,
dan juga melibatkan suatu perhatian aktif yang disadari siswa dengan
bertindak dan merespon dalam peristiwa-peristiwa yang terjadi pada diri
siswa ataupun lingkungan.Pembelajaran membutuhkan sebuah proses
yang disadari yang cenderung bersifat permanen dan mengubah perilaku.
Menurut Dimyati dan Mujiono pembelajaran adalah kegiatan dari
pendidik secara terencana dalam bentukpengajaran, untuk membuat
21Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail
Media Group, 2011), hlm. 9-10 22M. Thobroni dan Arif Mustofa, Op. Cit, hlm. 18-19.
18
belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber
belajar.23Konsep pembelajaran menurut Corey adalah suatu proses dimana
lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia ikut
serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau
menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan
satuan khusus dari pendidikan.24
Dari beberapa pengertian pembelajaran yang telah dikemukakan,
maka dapat disimpulkan beberapa ciri pembelajaran sebagai berikut:
a. Merupakan upaya sadar dan disengaja
b. Pembelajaran harus membuat siswa belajar
c. Tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses
dilaksanakan
d. Pelaksanaanya terkendali, baik isinya, waktu, proses, maupun
hasilnya.25
Adapun ciri-ciri dari pembelajaran menurut Oemar Hamalik yang
mengemukakan bahwa ada tiga ciri khas dalam sistem pembelajaran,
yaitu:
a. Rencana ialah penataan ketenagaan, material, dan prosedur
yang merupakan unsur-unsur sistem pembelajaran dalam suatu
rencana khusus.
b. Kesalingtergantungan (interdepence), antara unsur “sistem
pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan”. Tiap unsur
bersifat esensial, dan masing masing memberikan
sumbangannya kepada sistem pembelajaran.
c. Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang
hendak dicapai. Seperti sistem transportasi, sistem komunikasi,
sistem pemerintahan, semuanya memiliki tujuan.26
23Syaiful Sagala, Konsep Dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 62 24Ibid., hlm. 61 25Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2011), hlm. 12-13 26Oemar Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hlm. 66
19
Proses kegiatan pembelajaran dirancang melalui proses pendidikan
secara keseluruhan dengan pendidik sebagai pemegang peranan utama,
oleh karena itu proses pembelajaran tidak hanya sekedar transfer ilmu dari
pendidik kepada peserta didik, melainkan suatu proses kegiatan yaitu
terjadinya interaksi antar pendidik dan peserta didik serta antar para
peserta didik dalam tercapainya kompetensi dasar.27
2. Komponen Pembelajaran
Komponen-komponen dalam pembelajaran dapat dikelompokkan
dalam tiga kategori utama, yaitu: guru, isi atau materi pembelajaran, dan
siswa. Hubungan dari tiga komponen utama yang melibatkan metode
pembelajaran, media pembelajaran, dan penataan lingkungan tempat
belajar, sehingga tercipta situasi pembelajaran yang memungkinkan
terjadinya tujuan pembelajaran yang sudah terencana sebelumnya.28
Adapun komponen dalam pembelajaran meliputi:
a. Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran pada dasarnya merupakan harapan, yaitu apa
yang diharapkan dari siswa sebagai hasil belajar. Tujuan pembelajaran
sudah tercantum dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
RPP merupakan komponen penting dalam kurikulum tingkat satuan
pendidikan yang pengembangannya harus dilakukan secara
profesional.
27Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2008), hlm. 265-266 28Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), hlm. 3
20
Menurut H. Daryanto tujuan pembelajaran adalah tujuan yang
menggambarkan pengetahuan, kemampuan, keterampilan, dan
sikap yang harus dimiliki siswa sebagai akibat dari hasil
pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk tingkah laku yang
dapat diamati dan diukur.29
Suryosubroto menegaskan bahwa tujuan pembelajaran adalah
rumusan secara terperinci apa saja yang harus dikuasai oleh siswa
sesudah ia melewati kegiatan pembelajaran yang bersangkutan
dengan berhasil. Tujuan pembelajaran memang perlu dirumuskan
dengan jelas, karena perumusan tujuan yang jelas dapat digunakan
sebagai tolak ukur keberhasilan dari proses pembelajaran itu
sendiri.30
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulakan bahwa tujuan
pembelajaran adalah rumusan secara terperinci apa saja yang harus
dikuasai oleh siswa sebagai akibat dari hasil pembelajaran yang
dinyatakan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diamati dan diukur.
Rumusan tujuan pembelajaran ini harus disesuaikan dengan standar
kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian siswa.
b. Bahan pelajaran
Pada dasarnya bahan pelajaran merupakan substansi yang akan
disampaikan dalam proses belajar mengajar secara interaktif.Bahan
pelajaran pada dasarnya merupakan isi dari kurikulum, yakni berupa
mata pelajaran atau bidang studi dengan topik atau sub topik dan
rinciannya.Isi dari proses pembelajaran tercermin dalam bahan
pelajaran yang dipelajari oleh siswa.31 Tanpa adanya bahan pelajaran
proses belajar mengajar tidak akan berjalan. Karena itu, pendidik yang
29Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm. 58 30B. Suryosubroto, Tatalaksana Kurikulum, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), hlm. 23 31Saiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik, (Jakarta: Rineka Cipta, 200), Cet. I, hlm.
17
21
akan mengajar pasti mempelajari dan mempersiapkan bahan
pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik.
Beberapa kriteria pemilihan materi yang akan dikembangkan dalam sistem
pembelajaran dan yang mendasari penentuan strategi pembelajaran, yaitu:
1) Kriteria tujuan pembelajaran
Suatu materi pembelajaran yang terpilih dimaksudkan
untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran khusus atau tujuan-
tujuan tingkah laku. Oleh sebab itu, materi tersebut harus
sesuai dengan yang sudah dirumuskan agar sejalan dengan
tujuan pembelajaran tersebut.
2) Materi pembelajaran supaya terjabar
Perincian dalam materi pembelajaran berdasarkan pada
tuntutan dimana setiap tujuan pembelajaran khusus yang
dijabarkan telah dirumuskan secara spesifik, dapat diamati dan
terukur. Ini berarti terdapat keterkaitan yang erat antara
spesifikasi tujuan dan spesifikasi materi pembelajaran.
3) Relavan dengan kebutuhan peserta didik
Kebutuhan siswa yang pokok adalah bahwa mereka ingin
berkembang berdasarkan potensi yang dimilikinya. Karena
setiap materi pembelajaran yang akan disajikan hendaknya
sesuai dengan usaha untuk mengembangkan pribadi siswa
secara bulat dan utuh. Beberapa aspek di antaranya adalah
pengetahuan sikap, nilai, dan keterampilan.
22
4) Kesesuaian dengan kondisi masyarakat
Siswa dipersiapkan untuk menjadi anggota masyarakat
yang berguna dan mampu hidup mandiri. Dalam hal ini, materi
pembelajaran yang dipilih hendaknya turut membantu mereka
memberikan pengalaman edukatif yang bermakna bagi
perkembanga mereka menjadi manusia yang mudah
menyesuaikan diri.
5) Materi pembelajaran mengandung segi etik
Materi pembelajaran yang dipilih hendaknya
mempertimbangkan segi perkembangan moral siswa kelak.
Pengetahuan dan keterampilan yang bakal mereka peroleh dari
materi pelajaran yang telah mereka terima di arahkan untuk
mengembangkan dirinya sebagai manusia yang etik sesuai
dengan sistem nilai dan norma-norma yang berlaku di
masyarakat.
6) Materi pembelajaran tersusun dalam ruang lingkup dan urutan
yang sistematik dan logis.
Setiap materi pembelajaran disusun secara bulat dan
menyeluruh, terbatas ruang lingkupnya dan terpusat pada satu
topik masalah tertentu. Materi disusun secara berurutan dengan
mempertimbangkan faktor perkembangan psikologi siswa.
Dengan cara ini diharapkan sisi materi tersebut akan lebih
mudah diserap siswa dan dapat segera dilihat keberhasilannya.
23
7) Materi pembelajaran bersumber dari buku sumber yang baku,
pribadi guru yang ahli, dan masyarakat.
Ketiga faktor tersebut perlu diperhatikan dalam memilih
materi pembelajaran. Buku sumber yang baku umumnya
disusun oleh para ahli dalam bidangnya dan disusun
berdasarkan Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) yang
berlaku, meskipun belum tentu lengkap sebagaimana yang
diharapkan.32
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa materi
pembelajaran merupakan komponen pembelajaran yang sangat
penting. Tanpa materi pembelajaran proses pembelajaran tidak
dapat dilaksanakan. Oleh karena itu, materi pembelajaran yang
dipilih harus sistematis, sejalan dengan tujuan yang telah
dirumuskan, terjabar, relevan dengan kebutuhan siswa, sesuai
dengan kondisi masyarakat sekitar, mengandung segi-segi etik,
tersusun dalam ruang lingkup yang logis, dan bersumber dari
buku.
c. Metode pembelajaran
Metode merupakan cara untuk memudahkan peserta didik dalam
mencapai sebuah kompetensi tertentu. Atau dapat juga diartikan
sebagai suatu cara yang digunakan yang digunakan untuk menerapkan
sebuah rencana yang sudah disusun dalam suatu kegiatan yang nyata
mereka pulang dari kerja. Menurut Bapak Muhadjir waktu kososng yang
seperti itu sangatlah rawan adanya pengaruh-pengaruh negatif terhadap
anak. misalnya seperti anak keluar dari sekolah itu berarti bukan
tanggungjawab sekolah tapi juga belum sampai di keluarga juga. Itulah
tempat untuk berbagai pengaruh seperti narkoba, ajaran-ajaran ekstrim,
bahkan termasuk kekerasan terhadap anak.
Penerapan full day school juga dapat membantu orangtua dalam
membimbing anak tanpa mengurangi hak anak. Menurut Mendikbud para
orang tua setelah pulang kerja dapat menjemput buah hati mereka di
sekolah. Orang tua dapat merasa aman, karena anak-anak mereka tetap
berada di bawah bimbingan guru selama mereka di tempat kerja. Peran
orang tua juga tetap penting. Di hari Sabtu dapat menjadi waktu keluarga,
dengan begitu komunikasi antara orangtua dan anak tetap terjaga, dan
ikatan emosional juga tetap terjaga.
Upaya menerapkan pendidikan karakter diharuskan lingkungan
sekolah untuk memiliki suasana yang menyenangkan. Usai belajar
hendaknya para peserta didik dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
yang menyenangkan, dan membentuk karakter, kepribadian, serta
mengembangkan potensi mereka. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Muhadjir Effendy akan mengkaji masukan-masukan dari masyarakat,
termasuk kondisi sosial dan geografis mana saja yang memungkinkan
32
sistem belajar tersebut diterapkan. Misalnya, di daerah mana saja yang
orangtuanya sibuk, sehingga tidak punya banyak waktu di rumah.46
Menurut Nasrullah Kepala Humas UMM dan juga kini merangkap
sebagai staf khusus Mendikbud, menjelaskan bahwa kegiatan
ekstrakulikuler yang menyennagkan dan yang dapat membentuk karakter
dan kepribadian peserta didik bisa berupa pramuka, atau palang merah
remaja. Adanya tambahan belajar atau semacam les, kursus tambahan dari
sekolah itu juga dapat dimasukkan, namun porsi pembentukkan karakter
yang didapat akan berpeluang lebih besar. Selain itu, dengan adanya
program full day shcool, ikatan dan semangat espirit de corp antar peserta
didik pun akan terjalin dengan baik, seperti kesetiakawanan dan toleransi.
Di sekolah, peserta didik akan kerap makan siang bersama-sama sehingga
keakraban akan lebih terjalin.47
3. Pengertian Full Day School
Full Day School berasal dari bahasa Inggris yakni dari kata full day
dan school. Full day sendiri berartikan hari penuh dan school berartikan
sekolah.48Full day school berati sekolah sepanjang hari atau proses belajar
mengajar yang dilakukan se4harian penuh mulai pukul 06.00 sampai pukul
15.00 WIB. Waktu istirahat dari sekolah yang bersistem full day school
ada 2 jam sekali, dengan begitu sekolah dapat dengan leluasa mengatur
jadwal pelajaran yang disesuaikan dengan bobot mata pelajaran dan juga
46https://nasional.indonews.com. Diakses pada tanggal 12 September 2017 47https://www.pwmu.co/penjelasan-lengkap-mendikbud-tentang-pro-kontra-full-day-
school. diakses pada 13 September 2017 48Jhon M. Echols & Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia,