BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lansia (Lanjut Usia) 1. Definisi Lansia Lansia adalah seseorang yang mencapai usia 65 tahun. Organisasi Kesehatan dunia (WHO) menggelompokan lanjut usia menjadi 4 diantarannya usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun, lanjut usia (elderly) 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) 75-90 tahun, dan usia sangat tua (very old) 90 tahun keatas. 2. Perubahan morfologis pada penuan a. System muskuluskeletal Perubahan pada System muskuluskeletal : 1) Kolagen dan elastin (Jaringan penghubung) Pendukung utama kulit,tendon,tulang, kartilago dan jaringan merupakan ciri dari kolagen. Jaringan kolagen adalah salah satu contoh terjadinya penurunan mobilitas jaringan tubuh. Struktur kolagen mengalami penurunan seperti turunya flexibilitas pada lansia sehingga menimbulkan dampak berupa nyeri, penurunan kekuatan otot, kemampuan dari duduk ke berdiri, jongkok dan berjalan,serta terjadi hambatan dalam melakukan aktivitas setiap hari (Lewis dan Boreinstein,1996). 2) Kartilago Jaringan kartilago berfungsi sebagai peredam kejut dan permukaan sendi yang berpelumas menurun dengan kejadian bahwa persendian rentan terkena gesekan sehingga terjadi pada 7
25
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lansia (Lanjut Usia) 1 ...eprints.umm.ac.id/53086/3/BAB II.pdf · Akson, dendrit, serta badan sel saraf banyak mengalai kematian, sedangkan yang hidup megalami
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Lansia (Lanjut Usia)
1. Definisi Lansia
Lansia adalah seseorang yang mencapai usia 65 tahun. Organisasi
Kesehatan dunia (WHO) menggelompokan lanjut usia menjadi 4
diantarannya usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun, lanjut usia
(elderly) 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) 75-90 tahun, dan usia sangat tua
(very old) 90 tahun keatas.
2. Perubahan morfologis pada penuan
a. System muskuluskeletal
Perubahan pada System muskuluskeletal :
1) Kolagen dan elastin (Jaringan penghubung)
Pendukung utama kulit,tendon,tulang, kartilago dan jaringan
merupakan ciri dari kolagen. Jaringan kolagen adalah salah satu
contoh terjadinya penurunan mobilitas jaringan tubuh. Struktur
kolagen mengalami penurunan seperti turunya flexibilitas pada
lansia sehingga menimbulkan dampak berupa nyeri, penurunan
kekuatan otot, kemampuan dari duduk ke berdiri, jongkok dan
berjalan,serta terjadi hambatan dalam melakukan aktivitas setiap
hari (Lewis dan Boreinstein,1996).
2) Kartilago
Jaringan kartilago berfungsi sebagai peredam kejut dan
permukaan sendi yang berpelumas menurun dengan kejadian
bahwa persendian rentan terkena gesekan sehingga terjadi pada
7
8
sendi besar penumpu berat badan. Hal tersebut mudah mengalami
peradangan, kekakuan, keterbatasan gerak, nyeri dan terganggunya
aktivitas setiap hari (Utomo, 2003).
3) Tulang
Kepadatan tulang berkurang disebabkan karena adannya faktor
penuan secara fisiologis, perubahan Trabecula longitudinal menjadi
tipis dan trabekula transversal terabsorbsi kembali,sehingga jumlah
spongiosa berkurang dan tulang kompakta menjadi tipis. Perubahan
yang lain diantaranya penurunan esterogen yang tidak terkendali,
penyerapan kalsium di usus, peningkatan kanal haversi sehingga
tulang mengalami keropos. Kejadian ini menyebabkan
berkurangnya jaringan dan ukuran tulang secara keseluruhan
sehingga berdampak pada osteoporosis kemudian mengakibatkan
nyeri, deformitas, dan fraktur ( Timiraz dan Navazio, 2008 ).
4) Otot
Struktur otot akan terjadi perubahan yang bervariasi.
Diantarannya penurunan oleh jumlah dan ukuran serabut otot,
atropi pada beberapa serabut otot dan hipertropi pada beberapa
serabut otot yang lain. Serta jaringan lemak dan jaringan
penghubung mengakibatkan efek negative. Efek tersebut
menurunkan kekuatan, penurunan fleksibilitas, perlambatan waktu
reaksi dan penurunan kemampuan fungsional (Bonder dan
Wagmer, 1994 :) .
Menurut Bonder dan Wanger, 1994 Perubahan Morfologis
Otot meliputi:
9
a) Jumlah serabut otot menurun
b) Serabut otot, fibril yang tidak teratur, hipertrofi otot sehingga
terjadi atrofi
c) Masa otot terutama otot tipe II ( Fast twitch) berkurang hingga
30%
d) Lipofusin yang bertumpuk
e) Terdapat ringbinden
f) Terdapat badan sitoplasma
g) Penyakit penuan menyebabkan Myofibril
h) Serabut Otot Timbul berkas garis Z
5) Sendi
Tendon, ligament, dan fasia merupakan bagian jaringan ikat
sendi lansia yag mengalami penurunan elastis. Penurunan daya
lentur elastisitas ligamen, kartilago, dan jaringan particular
mengalami penurunan. Terjadinya degenarasi, erosi, dan klasifikasi
kartilago dan kapsul sendi. Sendi kehilangan flexibilitasnya
sehingga terjadi penurunan luas gerak sendi dan menimbulkan
kekakuan sendi.
b. Sistem Saraf
Seiring bertambahnya waktu lansia mengalami penurunan
koordinasi dan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Penuan menyebabkan penurunan persepsi sensorik dan motorik pada
susunan system saraf pusat dan penurunan reseptor prosioseptif.
Susunan saraf pusat lansia mengalami perubahan morfologis dan
biokimia. Otot lansia berkurang disebabkan karena kandungan protein
10
dan lemak pada otak berkurang sehingga otak semakin lebih ringan.
Akson, dendrit, serta badan sel saraf banyak mengalai kematian,
sedangkan yang hidup megalami perubahan. Dendrit yang berfungsi
sebagai komunikasi antar sel. Daya hantar sel akan mengalami
penurunan hingga 10% sehingga gerakan menjadi lambat. Akson dan
medulla spinalis menurun hingga 37% (Timiraz dan Maletta, 2008).
c. Sistem Kardiovaskuler
Masalah lansia pada kardiovaskuler menyebabkan ventrikel kiri
terjadi hipertrofi hingga kemampuan peregangan jantung akan
menghilang karena perubahan pada jaringan ikat. Katup jantung
fibrosis dan kasifikasi. Jaringan ikat serta jarigan konduki berubah
menjadi (Sinoatrial node (SA node). Pembuluh darah kapiler
mengalami penurunan elastis dan permeabilitas, sehingga kemampuan
arteri dalam menjalankan fungsinya berkurang hingga 50%.
Peningkatan tekanan systole dan penurunan perfusi jaringan salah satu
perubahan fungsional kardiovaskular (Timiras dan Navazio, 2008.
d. Sistem Respirasi
Masalah pada penuan menyebabkan suatu perubahan Pada jaringan
ikat paru. Kapasitas total paru tetap,volume cadangan paru bertambah.
Volume tidak bertambah sehingga mengompensasi kenaikan ruang rugi
paru. Udara paru berkurang. Perubahan pada otot, kartilago, sendi
toraks berkurang. Klasifikasi kartilago kosta akan mengakibatkan
penurunan mobilitas tulang rusuk, ekspansi rongga dada dan kapasitas
ventilasi paru menurun. ( Sri Surini dan Budi Utomo, 2003 ).
3. Faktor- faktor yang mepengaruhi penuan
11
Faktor yang mempengaruhi penuan yaitu fisiologis dan patalogis. Pada
penuan dikelompokan menjadi dua yaitu. (1) penuan primer, merupakan
penuan yang sesuai kronoogis usia, dapat dipengaruhi oleh faktor endogen,
dimana perubahan dimulai dari sel, jaringan,organ, dan system pada tubuh.
(2) Penuan sekuder, merupakan penuan yang tidak sesuai kronologis usia,
dipengaruhi oleh factor eksogen, yaitu lingkungan, social budaya dan gaya
hidup. Faktor endogen mempengaruhi faktor eksogen, sehingga merupakan
salah satu faktor resiko.
B. Teori Menua
1. Teori Bilogi
Pengelompokan teori biologi diantarannya :
a. Teori seluler
Suatu sel dapat membelah dalam jumlah tertentu dan kebanyakan
sel-sel tubuh “diprogmag” untuk membelah 50 kali. Jika sebuah sel
pada lanjut usia dilepas dari tubuh akan terlihat sedikit. Semua
memberikan beberapa pengertian proses penuaan biologis menunjukan
bahwa pembelahan sel lebih lanjut terjadi untuk pertumbuhan dan
perbaikan jaringan, sesuai dengan berkurangnya umur.
b. Teori jam genentik
Teori menua secara genetik spesies-spesies tertentu telah
diprogram. Tes spesies mempunyai didalam nuclei (inti selnya) suatu
jam genetic diputar menurut replikasi . Dalam jam akan menghitung
mitosis dan menghentikan replikasi sel bila berputar, jadi menurut
konsep ini bila jam berhenti orang akan mati, meskipun tidak disertai
kecelakaan lingkungan atau penyakit akhir.
12
Konsep jam genetic dinyatakan pada suatu pernyataan bahwa cara
menerangkan mengapa pada beberapa spesies terlihat adanya
perbedaan harapan hidup yang nyata seperti manusia 116 tahun,
beruang 47 tahun, kucing 40 tahun, anjing 27 tahun, sapi 20 tahun.
(Carey dan Zou, 2008)
c. Sintesis protein (Kolagen dan elastin)
Pada lansia beberapa protein (kolagen dan kartilago, dan elastin
pada kulit) dibuat oleh tubuh dengan bentuk dan struktur yang berbeda
dari protein. Contohnya kolagen kartilago dan elastin pada kulit yang
fleksibilitasnya serta menjadi lebih tebal, seiring denga bertambahnya
usia. Kejadian mudah dihubungkan dengan perubahan kulit yang
kehilngan elstisitasnya dan cenderung berkerut, ( Carey dan Zou,
2008).
d. Keracunan oksigen
Teori sejumlah penurunan kemampuan sel didalam tubuh
mempertahankan diri dari oksigen mengandung zat racun dengan kadar
yang tinggi, tanpa mekanisme pertahan diri tertentu. stuktur membran
sel mengalami perubahan dari rigid sehingga terjadi ketidakmampuan
mempertahankan diri dari toksik. Membran sel merupakan alat
memfasilitai sel hingga berkomunikasi dengan lingkugannya dan
mengontrol proses pengambilan nutrient dengan proses eksresi zat
toksik di dalam tubuh. Rigiditas dan membran sel merupakan fungsi
komponen protein pada membrane sel. (Carey dan Zou, 2008).
e. Sistem imun
13
Permasalahan sel imun menyebabkan kemunduran masa penuan.
Kemunduran ini diantaranya sistem limfatik utamanya sel darah putih,
Berkurangnya kemampuan sistem imun tubuh menyebabkan
perubahan protein pasca translasi dan terjadi mutasi. Kelainan antigen
permukaan sel dan sistem imun tubuh mengalami perubahan.
Perubahan inilah yang terjadi dasar terjadinya peristiwa autoimun.
(Carey dan Zou, 2008).
1. Teori psikologis
Teori psikologis ini dapat dibedakan menjadi dua teori yaitu teori
diantarannya
a. Teori pelepasan
Pada teori pelepasan dijelaskan lansia diberi pandangan melakukan
suatu pendekatan dimasyarakat, pendekatan dilakukan secara tahap
demi tahap agar lansia dapat melepaskan diri dari masyarakat.
b. Teori aktivitas
Pada teori aktivitas menjelaskan pada lansia akan terbiasa
melakukan suatu aktivitas dan penyusesuain secara bertahap, tetapi
pada lansia akan melakukan aktivitas kosongnya denga melakukan
aktivitas lain.
C. Klasifikasi Lansia (Lanjut Usia)
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membagi lanjut usia menjadi 4 yaitu:
a. 45-59 Usia pertengahan (middle age)
b. 60-74 tahun lanjut usia (elderly)
c. 75-90 tahun lanjut usia tua (old)
14
d. 90 tahun keatas Usia sangat tua (very old)
D. Pengertian Osteoarthritis
1. Definisi Osteoarthritis
Osteoarthritis merupakan penyakit yang disebabkan karena gangguan
homeoastatis kartilago yang menyebabkan terjadinnya kerusakan struktur
proteoglikan kartilago penyebabanya disebabkan multififaktorial di berbagai
permasalahn seperti faktor umur, stress, mekanis atau kimia, penggunaan
sendi berlebihan, obesitas, dan genetik (Rawan,2008). Penderita
Osteoarthritis diperkiran lebih dari 80% mengalami keterbatasan gerak.
Berbagai permasalahan seperti ekonomi, psikologi, sosial, keluarga serta
lingkungan berhubungan kuat dengan dampak terjadinnya Osteoarthritis.
(Agus,2008).
Osteoarthritis merupakan salah satu akibat adanya kondrosit sel
pembentuk proteoglikan dan kolagen pada rawan sendi, kondrosit menjadi
gagal akibatnya sintesis matriks ekstraseluler, sehingga struktur diameter dan
orientsi serat kolagen yang mengubah biomekanik dari tulang rawan
mengalami perubahan, hal tersebut menyebabkan tulang rawan sendi
fungsinya yang unik.
15
Gambar 2.1 Keadaan Lutut Normal dan Lutut Osteoarthritis
Sumber : ( Kuntono, 2011)
2. Etiologi Osteoarthritis
Faktor yang memungkinkan seseorang menderita Osteoarthritis lutut
a. Faktor demografi
1) Usia Seiring bertambahnya usia proses penuan merupakan