8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Stroke 1. Definisi Stroke adalah sindrom neurologis yang ditandai secara bertahap atau cepat, yang terjadi ketika suplai oksigen ke area lokal di otak terputus, sehingga terjadi penyumbatan atau pemndarahan, yang mengakibatkan terjadi kehilangan perfusi ke pembuluh darah otak secara akut yang menimbulkan kehilangan fungsi neurologis secara cepat.(Hickey, 2014). 2. Klasifikasi Stroke Stroke (Brain Attack) menurut Ignatavicius (2014), serta Black (2009), terdiri atas dua klasifikasi yaitu Ischemic (occlusive) dan Hemorrhagic. Ischemic Stroke disebabkan karena oklusi arteri cerebral, yang diakibatkan oleh thrombus atau embolus.Stroke yang diakibatkan thrombus (clot) disebut sebagai thrombotic stroke, sedangkan stroke yang karena embolus (dislodged clot) disebut embolic stroke. Stroke trombotik mencakup lebih dari setengah dari semua stroke dan terkait dengan perkembangan aterosklerosis pada dinding pembuluh darah. Atheroscelosis adalah plak yang terbentuk di dinding bagian dalam pembuluh arteri yang mengalami cedera yang hasil akhirnya adalah formasi bekuan. Jika gumpalan berukuran cukup, maka bisa mengganggu aliran darah ke jaringan otak yang disuplaimelalui pembuluh darahkarena penyempitan/stenosis (Black, 2009), sehingga mengakibatkan stroke
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Teori Stroke
1. Definisi
Stroke adalah sindrom neurologis yang ditandai secara bertahap atau
cepat, yang terjadi ketika suplai oksigen ke area lokal di otak terputus,
sehingga terjadi penyumbatan atau pemndarahan, yang mengakibatkan
terjadi kehilangan perfusi ke pembuluh darah otak secara akut yang
menimbulkan kehilangan fungsi neurologis secara cepat.(Hickey, 2014).
2. Klasifikasi Stroke
Stroke (Brain Attack) menurut Ignatavicius (2014), serta Black (2009),
terdiri atas dua klasifikasi yaitu Ischemic (occlusive) dan Hemorrhagic.
Ischemic Stroke disebabkan karena oklusi arteri cerebral, yang
diakibatkan oleh thrombus atau embolus.Stroke yang diakibatkan
thrombus (clot) disebut sebagai thrombotic stroke, sedangkan stroke yang
karena embolus (dislodged clot) disebut embolic stroke. Stroke trombotik
mencakup lebih dari setengah dari semua stroke dan terkait dengan
perkembangan aterosklerosis pada dinding pembuluh darah.
Atheroscelosis adalah plak yang terbentuk di dinding bagian dalam
pembuluh arteri yang mengalami cedera yang hasil akhirnya adalah
formasi bekuan. Jika gumpalan berukuran cukup, maka bisa mengganggu
aliran darah ke jaringan otak yang disuplaimelalui pembuluh darahkarena
penyempitan/stenosis (Black, 2009), sehingga mengakibatkan stroke
9
oklusi. Proses ini dapat terjadi selama bertahun-tahun karena sirkulasi
kolateral ke area yang terlibat berperan untuk mengkompensasi oklusi.
Embolic Stroke diakibatkan karena satu embolus atau formasi grup
emboli yang terlepas dari salah satu area tubuh dan kemudian berjalan
menuju ke arteri cerebral melalui arteri carotis atau sistem
vertebrobasilar. Biasanya sumber emboli berasal dari jantung.Sumber
lain berupa plak yang terlepas dari sinus carotis atau arteri carotis
internal. Emboli dapat menuju pada pembuluh darah cerebral yang kecil
dan menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah tersebut
(Ignatavicius, 2014). Sumber emboli lainnya adalah tumor, lemak,
bakteri dan udara. Emboli bisa terjadi pada seluruh bagian pembuluh
darah serebral, dan kejadiannya meningkat bersamaan dengan
peningkatan usia individu (Black, 2009).
Hemorrhagic Stroke adalah klasifikasi major kedua dari penyakit
stroke.Stroke tipe ini terjadi karena integritas pembuluh darah terganggu,
dan menyebabkan perdarahan yang terjadi dalam jaringan otak atau
dalam ruang yang mengelilingi otak (ventricular, subdural, dan
subarachnoid) (Ignatavicius, 2014). Perdarahan intraserebral paling
banyak disebabkan oleh adanya rupture arteriosklerotik dan hipertensi
yang berat. Perdarahan intraserebral paling sering terjadi akibat dari
penyakit hipertensi dan umumnya terjadi setelah usia 50 tahun.Penyebab
lainnya adalah aneurisma yaitu pembengkakan pada pembuluh
10
darah.Aneurisma serebral biasanya kecil (diameter 2 – 6 mm) namun bisa
menyebabkan ruptur (Black, 2009).
3. Etiologi
Aliran darah yang menuju ke otak dapat terganggu dan menurun dengan
beberapa cara. Iskemia terjadi ketika suplai darah kebagian dari otak
terganggu atau tersumbat total.Kemampuan bertahan yang utama pada
jaringan otak dalam kondisi iskemia bergantung pada lama waktu
kerusakan serta tingkat gangguan dari metabolisme otak.Iskemik
biasanya terjadi karena thrombosis atau embolik.Stroke yang terjadi
karena thrombosis lebih sering terjadi dibandingkan karena embolik.
Stroke akibat penyumbatan dapat terjadi pada pembuluh darah besar
seperti pada arteri serebral utama yaitu carotid interna, serebral anterior,
serebral medial, serebral posterior, vertebral dan arteri basilaris.
Strokeakibat penyumbatan dapat juga terjadi pada pembuluh darah kecil
karena merupakan cabang dari pembuluh darah besar yang masuk lebih
dalam pada bagian otak (Black, 2009).
Black (2009) membagi penyebab stroke menjadi 4 yaitu:
a) Trombosis
Penggumpalan (thrombosis) mulai terjadi karena adanya kerusakan
pada bagian garis endothelial pembuluh darah. Aterosklerosis
merupakan penyebab utama, yang menyebabkan zat lemak tertumpuk
dan membentuk plak dalam pembuluh darah. Pembesaran plak yang
terus menerus dapat menyebabkan stenosis/penyempitan pada arteri.
11
Stenosis menghambat aliran darah dan membuat aliran menjadi tidak
lancar sehingga darah berputar-putar pada permukaan yang terdapat
plak, yang kemudian dapat menyebabkan penggumpalan dan melekat
pada plak tersebut. Kondisi ini semakin memperparah sumbatan pada
rongga pembuluh darah.
b) Embolisme
Embolus terbentuk dibagian luar otak, kemudian terlepas dan
mengalir melalui sirkulasi serebral sampai embolus melekat pada
pembuluh darah dan menyumbat arteri. Embolus yang paling sering
terjadi adalah plak, dimana thrombus dapat terlepas dari arteri carotis
bagian dalam pada bagian luka plak dan bergerak ke dalam sirkulasi
serebral. Kondisi fibrilasi atrial kronik memiliki hubungan dengan
tingginya kejadian stroke embolik, dimana darah terkumpul dalam
atrium yang kosong. Gumpalan darah yang sangat kecil terbentuk
dalam atrium kiri kemudian bergerak menuju ventrikel kiri jantung
dan masuk ke dalam sirkulasi serebral. Pompa mekanik jantung
buatan yang memiliki permukaan yang lebih kasar dibandingkan otot
jantung yang normal dapat juga menyebabkan peningkatan resiko
terjadinya pengumpalan.
c) Perdarahan (hemoragik)
Perdarahan intraserebral paling banyak disebabkan oleh adanya
arterioklerotik dan hipertensi pembuluh darah, yang bisa
menyebabkan perdarahan ke dalam jaringan otak. Perdarahan
intraserebral paling sering terjadi akibat dari penyakit hipertensi dan
12
umumnya terjadi setelah usia 50 tahun. Akibat lain dari perdarahan
adala aneurisma. Anuerisma adalah pembengkakan pada pembuluh
darah.Diperkirakan sekitar 6% dari seluruh stroke disebabkan oleh
ontrol aneurisma. Stroke hemoragik biasanya menyebabkan
terjadinya kehilangan fungsi yang banyak dan penyembuhannya
paling lambat dibandingkan dengan tipe stroke yang lain.
d) Penyebab lain
Spasme arteri serebral yang disebabkan oleh infeksi, menurunkan
aliran darah ke arah otak yang disuplai oleh pembuluh darah yang
menyempit. Kondisi hiperkoagulasi adalah kondisi terjadinya
penggumpalan yang berlebihan pada pembuluh darah yang dapat
menyebabkan terjadinya stroke thrombosis dan stroke iskemik.
Tekanan pada pembuluh darah serebral bisa disebabkan oleh tumor,
gumpalan darah, perlukaan pada otak, atau gangguan lain.
4. Faktor Risiko
Faktor utama penyebab stroke iskemik akut menurut Hickey (2014)
adalah hipertensi, atrial fibrilasi, diabetes mellitus, merokok dan
hiperlipidemia.Dalam situasi khusus, penyakit sistemik terkaitkeadaan
hiperkoagulan dan penggunaan pil KB merupakan juga faktor risiko
terjadinya stroke iskemik.
Menurut Black (2009), faktor risiko terjadinya stroke terdiri atas 2 yaitu:
a) Faktor risiko yang dapat dimodifikasi (modifiable risk factors)
13
Faktor risiko ini dapat dimodifikasi/diturunkan/dikontrol melalui
perubahan gaya hidup. Hipertensi bisa dimodifikasi melalui
pengontrolan tekanan darah yang adekuat bagi penderita hipertensi,
sehingga dapat menurunkan 38% kejadian stroke. Penyakit
kardiovaskular dan atrial fibrilasi dapat dimodifikasi terkait dengan
control kadar plasma homosistein, karena berdasarkan penelitian
dijelaskan bahwa kadar plasma homosistein yang lebih rendah pada
dapat menurunkan risiko CVD pada penderita kardiovaskular.
b) Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi (unmodifiable risk
factors)
Penuaan adalah salah satu dari faktor risiko signifikan.Jenis kelamin,
dimana kejadian stroke sedikit lebih tinggi pada pria dibandingkan
dengan wanita.Stroke juga lebih sering terjadi pada orang Afrika-
Amerika dibandingkan orang kulit putih atau Amerika Latin.
5. Patofisiologi
Otak menerima oksigen dan glukosa dari aliran darah yang tetap
sehingga dapat berfungsi secara normal.Aliran darah juga penting
untuk mengangkut limbah metabolik (korbon dioksida, asam laktat).
Jika suplai darah ke bagian manapun dari otak terganggu selama lebih
dari beberapa menit, jaringan serebral mati (infark), sehingga
menyebabkan berbagai tingkat kecacatan, tergantung pada lokasi dan
jumlah jaringan otak yang terkena. Metabolisme otak dan aliran darah
setelah stroke dapat dipengaruhi oleh lokasi sekitar terjadinya infark
14
serta di belahan kontralateral (sisi yang berlawanan) hemisper otak.
Efek stroke pada sisi kontralateral (tidak terpengaruh) mungkin karena
pembengkakan otak dan perubahan lebih lanjut dalam aliran darah
melalui otak (Ignatavicius, 2010).
Darah disuplai ke otak melalui dua pasang pembuluh darah arteri
utama, yaitu arteri carotis interna (sirkulasi bagian anterior) dan arteri
vertebral (sirkulasi bagian posterior). Percabangan arteri carotis
sebagian besar menyuplai darah ke lobus frontal, parietal, temporal,
ganglia basalis, dan sebagian diensefalon (thalamus dan
hipothalamus). Percabangan utama dari arteri carotis, yaitu arteri
serebral medial dan arteri serebral anterior. Arteri vertebral bersatu
membentuk atreri basiler, dimana percabangan ini menyuplai darah ke
bagian tengah dan bawah lobus temporal, oksipital, cerebellum, batang
otak dan sebagian dari diensefalon. Cabang utama dari arteri basiler
adalah adalah arteri serebral posterior. Sirkulasi serebral anterior dan
posterior bersatu membentuk sirkulus Willis oleh arteri komunis
anterior dan posterior. Otak mendapat suplai darah secara terus-
menerus untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan glukosa bagi neuron
untuk dapat menjalankan fungsinya. Aliran darah harus tetap stabil
yaitu 750 – 1000 ml/menit (55 ml/100 gram jaringan otak), atau 20%
dari cardiac output agar otak dapat berfungsi optimal. Jika aliran darah
ke otak terhenti secara total, misalnya seperti pada kasus cardiac
arrest, maka dalam 30 detik akan terjadi perubahan metabolisme
15
neurologis, metabolisme terhenti dalam 2 menit dan dalam 5 menit
akan terjadi kematian sel otak.
Dalam keadaan normal, otak terlindung dari perubahan tekanan darah
arteri rata-rata dari tekanan darah sistemik lebih dari 50 – 150 mmHg
melalui mekanisme yang disebut autoregulasi. Mekanisme ini
dilakukan dengan merubah diameter pembuluh darah serebral sebagai
respon terhadap perubahan tekanan darah, sehingga aliran darah ke
otak tetap konstan. Autoregulasi serebral bisa mengalami kegagalan
akibat iskemia serebral dan secara langsung terjadi perubahan aliran
darah serebral sebagai akibat dari perubahan tekanan darah. CO2
adalah vasodilator serebral yang kuat, dan perubahan tingkat CO2
arterial memiliki efek dramatis pada aliran darah serebral (peningkatan
kadar CO2 meningkatkan aliran darah serebral dan sebaliknya). Kadar
O2 yang rendah pada arteri (tekanan parsial O2 pada arteri kurang dari
50 mmHg) atau peningkatan konsentrasi ion hidrogen juga
menyebabkan peningkatan aliran darah ke otak.
6. Manifestasi Klinis
a. Peringatan Dini/Awal
Tanda-tanda peringatan dini stroke disebut Serangan Iskemik
Jangka Pendek (Transient Ischemic Attack/TIA). Manifestasi dari
iskemik stroke yang akan terjadi yaitu Hemiparesis Transien (tidak
16
permanen), kehilangan kemampuan berbicara, dan kehilangan
sensori. (Black, 2009)
b. Gangguan Khusus setelah Stroke
Manifestasi stroke dapat berhubungan dengan penyebabnya dan
bagian otak yang mengalami gangguan perfusi. Arterial serebral
bagian tengah adalah bagian yang paling sering mengalami stroke
iskemik. Gangguan khusus setelah sroke menurut Black (2009)
yaitu:
1) Hemiparesis dan Hemiplegia
Hemiparesis (Kelemahan) dan Hemiplegia (Paralisis/
Kelumpuhan) dari satu bagian tubuh bisa terjadi setelah stroke.
Penurunan kemampuan ini biasanya terjadi karena stroke pada
arteri serebralanterior atau media, sehingga mengakibatkan
infark pada bagian otak yang mengontrol gerakan (saraf
motorik) dari korteks bagian depan..
2) Afasia
Afasia adalah penurunan kemampuan berkomunikasi.Afasia
bisa melibatkan beberapa dari seluruh aspek komunikasi,
termasuk berbicara, membaca, menulis dan memahami
pembicaraan. Pusat primer bahasa biasanya terletak di bagian
kiri belaha otak dan dipengaruhi oleh stroke di bagian kiri
tengah arteri serebral.
17
3) Disartria
Disartria adalah kondisi artikulasi yang diucapkan tidak
sempurna yang menyebabkan kesulitan dalam berbicara.Klien
paham dengan bahasa yang diucapkan seseorang, tetapi
mengalami kesulitan dalam melafalkan kata dan tidak jelas
dengan pengucapannya. Penyebabnya karna disfungsi saraf
cranial karena stroke pada arteri vertebrobasilar atau
cabangnya.
4) Disfagia
Disfagia merupakan ketidakmampuan dalam menelan.
Kemampuan menelan merupakan proses yang kompleks karena
dipengaruhi oleh beberapa fungsi saraf cranial seperti nervus V
untuk mulut membuka, nervus VII yang mempengaruhi lidah,
nervus XII yang membuat lidah bergerak, nervus V dan VII
untuk mulut bisa merasakan jumlah dan kualitas gumpalan
makanan yang ditelan, nervus V dan IX juga berperan dalam
mengirimkan informasi ke pusat menelan
5) Apraksia
Apraksia adalah kondisi yang mempengaruhi integrasi motorik
kompleks, dimana klien tidak bisa melakukan beberapa
keterampilan seperti berpakaian walaupun mereka tidak
lumpuh. Hal ini karenapola atau skema motorik yang penting
untuk mengantarkan pesan impuls yang mengalami gangguan.
18
6) Perubahan Penglihatan
Stroke pada lobus parietal atau temporal bisa mengganggu
jaringan penglihatan dari saluran optic ke korteks oksipital dan