Top Banner
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertian Keluarga Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lainnya, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Baylon & Maglaya di kutip oleh Arita Murwani, 2007). Sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial dari tiap anggota keluarga (Duvall dan Logan di kutip oleh Setiadi 2008). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah unit terkecil masyarakat terdiri atas dua orang atau lebih, adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga dan dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga serta berinteraksi di antara sesama anggota keluarga dan setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing. Asuhan Keperawatan Keluarga..., ANISA MAYA ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
38

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1667/3/ANISA MAYA ANGGRAENI BAB II.pdfKeluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup

Aug 15, 2019

Download

Documents

buidat
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1667/3/ANISA MAYA ANGGRAENI BAB II.pdfKeluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Keluarga

1. Pengertian Keluarga

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu

rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi.

Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lainnya, mempunyai

peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu

budaya (Baylon & Maglaya di kutip oleh Arita Murwani, 2007).

Sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan

adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya

dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial

dari tiap anggota keluarga (Duvall dan Logan di kutip oleh Setiadi

2008).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga

adalah unit terkecil masyarakat terdiri atas dua orang atau lebih,

adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah

tangga dan dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga serta

berinteraksi di antara sesama anggota keluarga dan setiap anggota

keluarga mempunyai peran masing-masing.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., ANISA MAYA ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1667/3/ANISA MAYA ANGGRAENI BAB II.pdfKeluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup

2. Fungsi Keluarga

Friedman (1998) mengidentifikasikan Lima Fungsi Dasar

Keluarga, sebagai berikut (dikutip oleh Arita Murwani, 2007) :

1. Fungsi Afektif

Fungsi yang berhubungan erat dengan fungsi internal

keluarga yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif

berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan

melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan

kegembiraan dari anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling

mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dapat dipelajari

dan dikembangkan melalui interaksi dan hubungan dalam keluarga.

Dengan demikian, keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi

afektif seluruh anggota keluarga dapat mengembangkan konsep diri

positif.

Komponen keluarga yang perlu dipenuhi oleh keluarga

dalam melaksanakan fungsi afektif adalah :

a) Saling mengasuh; cinta kasih, kehangatan, saling menerima,

saling mendukung antar anggota keluarga, mendapatkan kasih

sayang dan dukungan dari anggota yang lain. Maka,

kemampuan untuk memberikan kasih sayang akan meningkat,

yang pada akhirnya tercipta hubungan yang hangat dan saling

mendukung. Hubungan intim di dalam keluarga merupakan

Asuhan Keperawatan Keluarga..., ANISA MAYA ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1667/3/ANISA MAYA ANGGRAENI BAB II.pdfKeluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup

modal dasar dalam memberi hubungan dengan orang lain diluar

keluarga atau masyarakat.

b) Saling menghargai. Bila anggota keluarga saling menghargai

dan mengakui keberadaan dan hak anggota setiap keluarga serta

selalu mempertahankan iklim yang positif, maka fungsi afektif

akan tercapai.

c) Ikatan dan identifikasi keluarga dimulai sejak pasangan sepakat

memulai hidup baru. Ikatan antar anggota keluarga di

kembangkan melalui proses identifikasi dan penyesuaian pada

berbagai aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus

mengembangkan proses identifikasi yang positif sehingga anak-

anak dapat meniru tingkah laku yang positif dari kedua orang

tuanya.

2. Fungsi Sosialisasi

Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir. Keluarga

merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi, sejak anak

yang baru lahir dia mampu menatap ayah, ibu dan orang-orang

disekitarnya. Kemudian beranjak balita dia belajar bersosialisasi

dengan lingkungan sekitar meskipun demikian keluarga tetap

berperan penting dalam bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan

individu dan keluarga tercapai melalui interaksi atau hubungan

antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., ANISA MAYA ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1667/3/ANISA MAYA ANGGRAENI BAB II.pdfKeluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup

Anggota keluarga belajar disiplin, belajar norma-norma, budaya

dan perilaku melalui hubungan dan interaksi keluarga.

3. Fungsi Reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan

menambah sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu

perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi kebutuhan biologis

pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga adalah untuk

meneruskan keturunan.

4. Fungsi Ekonomi

Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk

memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti memenuhi

kebutuhan akan makanan, pakaian dan tempat tinggal. Banyak

pasangan sekarang kita lihat dengan penghasilan yang tidak

seimbang antara suami dan istri menjadikan permasalahan yang

berujung pada perceraian.

5. Fungsi Perawatan Kesehatan

Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan

praktek asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya

gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang sakit.

Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan

mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga

melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas

Asuhan Keperawatan Keluarga..., ANISA MAYA ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1667/3/ANISA MAYA ANGGRAENI BAB II.pdfKeluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup

kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat

melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan

masalah kesehatan.

Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut (Friedman

1998 dikutip oleh Setiadi 2008)

1) Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya.

Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota

keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung

jawab keluarga, maka apabila menyadari adanya perubahan

perlu dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan

seberapa besar perubahannya.

2) Mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat.

Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk

mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga,

dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai

kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga

maka segera melakukan tindakan yang tepat agar masalah

kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi.

3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.

Perawatan ini dapat dilakukan dirumah apabila keluarga

memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan

Asuhan Keperawatan Keluarga..., ANISA MAYA ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1667/3/ANISA MAYA ANGGRAENI BAB II.pdfKeluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup

pertama atau ke pelayanan kesehatan untuk memperoleh

tindakan lanjutan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi.

4) Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.

5) Mempertahankan hubungan dengan (menggunakan) fasilitas

kesehatan masyarakat.

3. Tipe dan Bentuk Keluarga

Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam

meningkatkan derajat kesehatan maka perawat perlu mengetahui

berbagai tipe keluarga. Berikut ini akan disampaikan berbagai tipe

keluarga (Arita Murwani, 2007).

1. Tipe Keluarga Tradisional

a) Keluarga Inti, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami,

istri dan anak (kandung maupun angkat).

b) Keluarga Besar, yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga

lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya kakek, nenek,

keponakan, paman dan bibi.

c) Keluarga Dyad, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari

suami istri tanpa anak.

d) Single Parent, yaitu rumah tangga yang terdiri dari satu orang

tua (ayah/ ibu) dengan anak (kandung/ angkat). Kondisi ini

dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., ANISA MAYA ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1667/3/ANISA MAYA ANGGRAENI BAB II.pdfKeluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup

e) Single Adult, yaitu rumah tangga yang hanya terdiri dari

seorang dewasa (misalnya seorang yang telah dewasa kemudian

tinggal kost untuk bekerja atau kuliah).

2. Tipe Keluarga non Tradisional

a) The unmarried teenage mather

Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama Ibu) dengan anak

dari hubungan tanpa nikah.

b) The stepparent family

Keluarga dengan orang tua tiri.

c) Commune family

Lebih dari satu keluarga hidup serumah tanpa pertalian darah.

d) The non matial heterosexual cohiburang family

Keluarga yang hidup bersama dan berganti-ganti pasangan

tanpa melalui pernikahan.

e) Gay and lesbian family

Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama

sebagaimana suami istri.

f) Cohabiting family

Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan

karena beberapa alasan tertentu.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., ANISA MAYA ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1667/3/ANISA MAYA ANGGRAENI BAB II.pdfKeluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup

g) Group marriage family

Beberapa orang dewasa menggunakan alat-alat rumah tangga

bersama yang saling merasa sudah menikah, berbagi sesuatu

termasuk sexual dan membesarkan anaknya.

h) Group network family

Keluarga inti yang dibatasi set aturan atau nilai-nilai hidup

bersama atau berdekatan satu sama lainnya dan saling

menggunakan barang-barang rumah tangga bersama,

pelayanan, dan tanggung jawab membesarkan anaknya.

i) Foster family

Keluarga yang menerima anak yang tidak ada hubungan

keluarga atau saudara didalam waktu sementara, pada saat

orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk

menyatukan kembali keluarga yang aslinya.

j) Homeless family

Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan

yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan

dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.

k) Gang

Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda

yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai

perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal

kehidupannya.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., ANISA MAYA ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1667/3/ANISA MAYA ANGGRAENI BAB II.pdfKeluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup

4. Tahap Perkembangan Keluarga dan Tugas Perkembangan

Perlu juga dipahami bahwa keluarga berkembang melalui suatu

tahapan perkembangan tertentu yang menurut Duvall (1997) dalam

Friedman ( 2010 ) yaitu :

1. Tahap Keluarga Pasangan Baru

Pada tahap ini dimulai dari pasangan yang baru menikah

dan membentuk suatu keluarga inti. Pada tahap ini keluarga

memiliki tugas yaitu :

a) Membentuk perkawinan yang memuaskan bagi kedua belah

pihak.

b) Berhubungan secara harmonis dengan jaringan kekerabatan.

c) Merencanakan sebuah keluarga.

2. Tahap Childbearing Family

Pada tahap ini adalah menantikan kelahiran anak pertama

dan berlanjut sampai bayi berusia 30 bulan. Pada tahap ini keluarga

memiliki tugas yaitu :

a) Mempersiapkan diri menjadi orang tua.

b) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,

hubungan seksual dan kegiatan keluarga.

c) Mempertahankan hubungan yang memuaskan kedua belah

pihak.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., ANISA MAYA ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1667/3/ANISA MAYA ANGGRAENI BAB II.pdfKeluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup

3. Tahap Keluarga dengan Anak Prasekolah

Tahap ini dimulai ketika anak pertama berusia 2,5 tahun

dan diakhiri ketika anak berusia 5 tahun. Pada tahap ini keluarga

memiliki tugas perkembangan yaitu :

a) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan

tempat tinggal, privasi dan rasa nyaman.

b) Membantu bersosialisasi.

c) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan

anak yang lain juga harus terpenuhi.

d) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik didalam maupun

diluar keluarga.

e) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.

f) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang anak.

4. Tahap Keluarga dengan Anak Sekolah

Tahap ini dimulai ketika anak pertama memasuki sekolah

dalam waktu penuh, biasanya pada usia 5 tahun, dan diakhiri ketika

ia mencapai pubertas, sekitar usia 13 tahun. Pada tahap ini keluarga

mempunyai tugas perkembangan yaitu:

a) Mensosialisasikan anak pada saat sekolah.

b) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.

c) Meningkatkan komunikasi terbuka dan mendukung hubungan

pasangan.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., ANISA MAYA ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1667/3/ANISA MAYA ANGGRAENI BAB II.pdfKeluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup

5. Tahap Keluarga dengan Anak Remaja

Tahap ini dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun

berlangsung selama 6 sampai 7 tahun, anak akan meninggalkan

keluarga lebih awal atau lebih lama tinggal di rumah. Pada tahap

ini keluarga mempunyai tugas perkembangan yaitu :

a) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung

jawab, mengingat remaja sudah bertambah dewasa mengikuti

otonominya.

b) Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga.

c) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang

tua.

d) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang

keluarga.

6. Tahap Keluarga Melepas Anak Dewasa Muda

Tahap ini ditandai dengan perginya anak pertama dari rumah orang

tua dan berakhir dengan kosongnya rumah sampai anak terakhir

juga telah meninggalkan rumah. Pada tahap ini keluarga memiliki

tugas yaitu :

a) Membantu anak tertua terjun dalam dunia luar.

b) Membantu anak yang terkecil agar mandiri.

c) Memasukkan anggota keluarga baru dari pernikahan anak

pertama dan menerima gaya hidup dan nilai pasangan itu

sendiri.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., ANISA MAYA ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1667/3/ANISA MAYA ANGGRAENI BAB II.pdfKeluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup

7. Tahap Keluarga Usia Pertengahan

Tahap ini adalah tahap pertengahan bagi orang tua, dimulai

ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir dengan

pensiun atau kematian salah satu pasangan. Biasanya tahap ini

dimulai ketika orang tua berusia 45 sampai 55 tahun. Pada tahap

ini keluarga memiliki tugas perkembangan yaitu :

a) Menciptakan lingkungan yang sehat.

b) Menemukan hubungan yang memuaskan dan bermakna dengan

anak pada saat anak dewasa dan orang tua mereka yang lansia.

c) Mempertahankan keakraban pasangan.

8. Tahap Keluarga Lansia dan Pensiunan

Tahap ini dimulai pada saat salah satu atau keduanya

memasuki masa pensiun, berlanjut sampai kehilangan salah satu

pasangan, dan berakhir dengan kematian pasangan yang lainnya.

Pada tahap ini keluarga mempunyai tugas perkembangan yaitu :

a) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.

b) Mempertahankan kehidupan yang memuaskan.

c) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, kekuatan

fisik dan pendapatan.

d) Melakukan life review (merenungkan kehidupan).

Asuhan Keperawatan Keluarga..., ANISA MAYA ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1667/3/ANISA MAYA ANGGRAENI BAB II.pdfKeluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup

5. Struktur Keluarga

Struktur keluarga terdiri atas (Friedman, 1998 di kutip oleh

Arita Murwani 2007) :

1. Pola dan Proses Komunikasi

Pola interaksi keluarga yang berfungsi :

(1) Bersifat terbuka dan jujur.

(2) Selalu menyelesaikan konflik keluarga.

(3) Berpikir positif, dan

(4) Tidak mengulang-ulang isu dan pendapat sendiri.

Karakteristik komunikasi keluarga berfungsi untuk :

a. Karakteristik Pengirim

1) Yakin dalam mengemukakan sesuatu pendapat.

2) Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas.

3) Selalu meminta dan menerima umpan baik.

b. Karakteristik Penerima:

1) Siap mendengarkan.

2) Memberikan umpan balik.

3) Melakukan validasi.

2. Struktur Peran

Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai

dengan posisi sosial yang diberikan.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., ANISA MAYA ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1667/3/ANISA MAYA ANGGRAENI BAB II.pdfKeluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup

3. Struktur Kekuatan

Kekuatan merupakan kemampuan dari individu untuk

mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang

lain.

4. Nilai-nilai Keluarga

Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang

secara sadar atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam

satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman bagi

perkembangan norma dan peraturan.

6. Struktur Peran Keluarga

Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai

dengan sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status

adalah posisi individu dalam masyarakat misalnya sebagai suami, istri,

anak dan sebagainya. Tetapi kadang peran ini tidak dapat dijalankan

oleh masing-masing dengan baik. Ada beberapa anak yang mencari

nafkah untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang lain

sedangkan orang tua mereka entah kemana atau malah berdiam diri

dirumah. (Arita Murwani, 2007).

7. Stressor dan Koping Keluarga

a. Stressor-stressor yang dialami oleh keluarga yang berkaitan dengan

ekonomi dan sosialnya, apakah keluarga bisa memastikan lamanya

Asuhan Keperawatan Keluarga..., ANISA MAYA ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1667/3/ANISA MAYA ANGGRAENI BAB II.pdfKeluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup

dan kekuatan dari stressor-stressor yang dialami oleh keluarga,

apakah keluarga dapat mengatasi stressor dan ketegangan sehari-

hari.

b. Apakah keluarga mampu bertindak berdasarkan penelitian yang

objektif dan realistis terhadap situasi yang mengandung stres.

c. Bagaimana keluarga bereaksi terhadap situasi yang penuh dengan

stress, strategi koping yang bagaimana yang diambil oleh keluarga,

apakah anggota keluarga mempunyai koping yang berbeda-beda,

koping internal dan eksternal yang diajarkan apakah anggota

keluarga berbeda dalam cara-cara koping, strategi koping internal

keluarga, kelompok kepercayaan keluarga, penggunaan humor, self

evaluasi, penggunaan ungkapan, pengontrolan keluarga terhadap

masalah, pemecahan masalah secara bersama, fleksibilitas peran,

normalisasi. Strategi koping eksternal : mencari informasi,

memelihara hubungan dengan komunitas, mencari dukungan sosial.

8. Keluarga sebagai Klien

Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan keluarga,

(Friedman 1998 dikutip oleh Setiadi 2008) yang membagi keluarga

kedalam bagian kesehatan yang dapat dilakukan, yaitu :

a. Dapat mengenal masalah kesehatan disetiap anggotanya yang

mengalami masalah.

b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi

keluarga yang bermasalah dengan kesehatannya.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., ANISA MAYA ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1667/3/ANISA MAYA ANGGRAENI BAB II.pdfKeluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup

c. Memberikan perawatan terhadap anggota keluarganya yang

mengalami gangguan kesehatan dan dapat membantu dirinya

sendiri yang cacat atau usianya yang terlalu muda.

d. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan untuk

kesehatan anggota keluarga yang lainnya.

e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan

lembaga kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada).

9. Peran Perawat dalam Pemberian Asuhan Keperawatan

Kesehatan Keluarga

Menurut Arita Murwani (2007) Ada banyak peran perawat

dalam membantu keluarga dalam menyelesaikan masalah atau

melakukan perawatan kesehatan keluarga, diantaranya sebagai berikut:

1. Pendidik

Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada

keluarga dengan tujuan sebagai berikut: keluarga dapat melakukan

program asuhan kesehatan keluarga secara mandiri dan

bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga. Dengan

diberikan pendidikan kesehatan atau penyuluhan diharapkan

keluarga mampu mengatasi dan bertanggung jawab terhadap

masalah kesehatannya.

2. Koordinator

Koordinator diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar

pelayanan yang komperhensif dapat tercapai. Koordinasi juga

Asuhan Keperawatan Keluarga..., ANISA MAYA ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1667/3/ANISA MAYA ANGGRAENI BAB II.pdfKeluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup

sangat diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi

dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan

pengulangan.

3. Pelaksana

Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik

dirumah, klinik maupun dirumah sakit bertanggung jawab dalam

memberikan perawatan langsung. Kontrak pertama perawat

kepada keluarga melalui anggota keluarga yang sakit. Perawat

dapat mendemonstrasikan kepada keluarga asuhan keperawatan

yang diberikan dengan harapan keluarga nanti dapat melakukan

asuhan langsung kepada anggota keluarga yang sakit.

4. Pengawas Kesehatan

Sebagai pengawasan kesehatan perawat harus melakukan

home visit atau kunjungan rumah yang teratur untuk

mengidentifikasi atau melakukan pengkajian tentang kesehatan

keluarga. Perawat tidak hanya melakukan kunjungan tetapi

diharapkan ada tindak lanjut dari kunjungan ini.

5. Konsultan

Perawat sebagai nara sumber bagi keluarga dalam

mengatasi masalah kesehatan. Agar keluarga mau meminta

nasehat pada perawat maka hubungan perawat dan keluarga harus

dibina dengan baik, perawat harus bersikap terbuka dan dapat

Asuhan Keperawatan Keluarga..., ANISA MAYA ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1667/3/ANISA MAYA ANGGRAENI BAB II.pdfKeluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup

dipercaya. Maka dengan demikian, harus ada bina hubungan

saling percaya (BHSP) antara perawat dan keluarga.

6. Kolaborasi

Sebagai perawat di komunitas juga harus bekerja sama

dengan pelayanan rumah sakit, puskesmas dan anggota tim

kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan keluarga

yang optimal. Kolaborasi tidak hanya dilakukan sebagai perawat

di rumah sakit tetapi juga di keluarga dan komunitas pun dapat

dilakukan.

7. Fasilitator

Peran perawat komunitas di sini adalah membantu keluarga

dalam menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat kesehatan

yang optimal. Kendala yang sering dialami keluarga adalah

keraguan didalam menggunakan pelayanan kesehatan, masalah

ekonomi, dan sosial budaya. Agar dapat melaksanakan peran

fasilitator dengan baik, maka perawat komunitas harus mengetahui

sistem pelayanan kesehatan, misalnya sistem rujukan dan dana

sehat.

8. Penemu Kasus

Peran perawat komunitas yang juga sangat penting adalah

mengidentifikasi kesehatan secara dini (Case Finding), sehingga

tidak terjadi ledakan atau Kejadian Luar Biasa (KLB).

Asuhan Keperawatan Keluarga..., ANISA MAYA ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1667/3/ANISA MAYA ANGGRAENI BAB II.pdfKeluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup

9. Modifikasi Lingkungan

Perawat komunitas juga harus dapat memodifikasi

lingkungan, baik lingkungan rumah, lingkungan masyarakat dan

lingkungan sekitarnya agar dapat tercipta lingkungan yang sehat.

B. Konsep Hipertensi

1. Pengertian Hipertensi

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten

dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di

atas 90 mmHg. Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai

tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg

(Smeltzer, 2013).

Hipertensi secara umum didefinisikan sebagai tekanan darah

sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90

mmHg (Palmer, 2007).

Menurut WHO batas tekanan darah yang masih dianggap

normal adalah 140/90 mmHg dan tekanan darah sama dengan atau

diatas 160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi.

Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan darah yang

memberi gejala yang akan berlanjut ke suatu organ target seperti stroke

untuk otak, penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung

dan hipertrofi ventrikel kanan untuk otot jantung (Bustan, 2007).

Asuhan Keperawatan Keluarga..., ANISA MAYA ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1667/3/ANISA MAYA ANGGRAENI BAB II.pdfKeluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup

Jadi berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan

hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah yang tinggi dengan

sistolik >140 mmHg dan diastolik >90 mmHg.

2. Anatomi Fisiologi

1. Anatomi Jantung

Gambar II.I Anatomi Jantung

Sumber : Pearson Education, inc

2. Fisiologi Jantung

a) Jantung

Ukuran jantung kira-kira sebesar kepalan tangan,

jantung orang dewasa beratnya antara 220 sampai 260 gram.

Jantung terbagi oleh sebuah septum (sekat) menjadi dua belah

yaitu kiri dan kanan. Setiap belahan kemudian dibagi lagi

Asuhan Keperawatan Keluarga..., ANISA MAYA ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1667/3/ANISA MAYA ANGGRAENI BAB II.pdfKeluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup

dalam dua ruang, yang atas disebut atrium dan yang bawah

disebut ventrikel. Disetiap sisi ada hubungan antara atrium dan

ventrikel melalui lubang atrio-ventrikuler dan pada setiap

lubang tersebut terdapat katup : yang kanan bernama katup

trikuspidalis dan yang kiri disebut katup mitral atau

bikuspidalis (Evelyn, 2007).

Terdapat tiga lapis jaringan jantung :

- Epicardium : lapisan luar dari jantung.

- Miocardium : lapisan tengah dari jantung, terdiri dari otot

berserat, yang bertanggung jawab atas kontraksi jantung.

- Endocardium : lapisan dalam dari jantung yang melapisi

sebelah dalam dari bilik-bilik dan katup-katup.

Siklus jantung merupakan kejadian yang terjadi dalam

jantung selama peredaran darah. Gerakan jantung terdiri dari dua

jenis yaitu konstriksi (sistole) dan pengendoran (diastole)

konstriksi dari kedua atrium terjadi secara serentak yang disebut

sistole atrial dan pengendorannya disebut diastole atrial.

Lama konstriksi ventrikel ± 0,3 detik dan tahap

pengendoran selama 0,5 detik. Konstriksi kedua atrium pendek.

Sedangkan konstriksi ventrikel lebih lama dan kuat. Daya dorong

ventrikel kiri harus lebih kuat karena harus mendorong darah

keseluruh tubuh, meskipun ventrikel kanan juga memompakan

Asuhan Keperawatan Keluarga..., ANISA MAYA ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1667/3/ANISA MAYA ANGGRAENI BAB II.pdfKeluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup

darah yang sama tetapi tugasnya hanya mengalirkan darah

kesekitar paru-paru ketika tekanannya lebih rendah (Syaifuddin,

2006)

b) Peredaran darah besar

Darah meninggalkan ventrikel kiri jantung melalui

aorta, yaitu arteri terbesar dalam tubuh. Aorta ini bercabang

menjadi arteri lebih kecil yang mengantarkan darah keberbagai

bagian tubuh. Arteri-arteri ini bercabang dan beranting lebih

kecil lagi hingga sampai pada arteriola. Arteri-arteri ini

mempunyai dinding yang sangat berotot yang menyempitkan

salurannya dan menahan aliran darah. Fungsinya adalah

mempertahankan tekanan darah arteri dengan jalan mengubah-

ubah ukuran saluran untuk mengatur aliran darah dalam

kapiler. Dinding kapiler sangat tipis sehingga dapat

berlangsung pertukaran zat antara plasma dan jaringan

interstisiil. Kemudian kapiler-kapiler ini bergabung dan

membentuk pembuluh lebih besar yang disebut venula, yang

kemudian juga bersatu menjadi vena, untuk mengantarkan

darah kembali ke jantung. Semua vena bersatu dan bersatu lagi

hingga terbentuk dua batang vena, yaitu vena kava inferior

yang mengumpulkan darah dari badan dan anggota gerak

bawah. Dan vena kava superior yang mengumpulkan darah dari

kepala dan anggota gerak atas. Kedua pembuluh darah ini

Asuhan Keperawatan Keluarga..., ANISA MAYA ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1667/3/ANISA MAYA ANGGRAENI BAB II.pdfKeluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup

menuangkan isinya kedalam atrium kanan jantung (Evelyn,

2007)

c) Peredaran darah kecil

Darah dari vena kemudian masuk ke ventrikel kanan

yang berkonstraksi dan memompanya kedalam arteri

pulmonalis. Arteri ini bercabang dua untuk mengantarkan

darah ke paru-paru kanan dan kiri. Darah tidak sukar memasuki

pembuluh-pembuluh darah yang mengaliri paru-paru. Didalam

paru-paru arteri-arteri ini membelah menjadi arteriola dan

akhirnya menjadi kapiler pulmonal yang mengitari alveoli

didalam jaringan paru-paru untuk memungut oksigen dan

melepaskan karbondioksida. Kemudian kapiler pulmonal

bergabung menjadi vena dan darah dikembalikan ke jantung

oleh empat vena pulmonalis, dan darahnya dituangkan kedalam

atrium kiri. Darah ini kemudian mengalir masuk kedalam

ventrikel kiri. Ventrikel ini berkontraksi dan darah dipompa

masuk kedalam aorta (Evelyn, 2007).

3. Etiologi

Menurut Palmer (2007) berdasarkan penyebabnya hipertensi

dibagi menjadi 2 golongan yaitu :

Asuhan Keperawatan Keluarga..., ANISA MAYA ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1667/3/ANISA MAYA ANGGRAENI BAB II.pdfKeluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup

a) Hipertensi esensial (primer)

Tipe ini terjadi pada sebagian besar kasus tekanan darah

tinggi sekitar 95%. Penyebabnya tidak diketahui, walaupun

dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya hidup seperti kurang

bergerak (inaktivitas) dan pola makan.

b) Hipertensi sekunder

Tipe ini lebih jarang terjadi hanya sekitar 5% dan seluruh

kasus tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi tipe ini

disebabkan oleh kondisi medis lain misalnya penyakit ginjal atau

reaksi terhadap obat-obatan tertentu misalnya pil KB.

Menurut Palmer (2007) faktor resiko hipertensi antara lain :

1. Usia.

2. Riwayat tekanan darah tinggi dalam keluarga.

3. Jenis kelamin (hipertensi sedikit lebih sering terjadi pada pria

daripada wanita).

4. Kelebihan berat badan.

5. Kurang berolahraga.

6. Mengkonsumsi makanan berkadar garam tinggi (lebih dari 6

gr/hari).

7. Kurang mengkonsumsi buah dan sayuran segar.

8. Alkohol dan merokok.

9. Emosi/ stress.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., ANISA MAYA ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1667/3/ANISA MAYA ANGGRAENI BAB II.pdfKeluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup

Klasifikasi Hipertensi

Tabel II.I Klasifikasi Tekanan Darah Orang Dewasa Berusia 18 Tahun Keatas

Kategori Sistolik mmHg Diastolik mmHg Normal Normal tinggi Hipertensi Stadium 1 (ringan) Stadium 2 (sedang) Stadium 3 (berat) Stadium 4 (sangat berat)

< 130 130-139

140-159 160-179 180-209

≥ 210

<85 85-89

90-99

100-109 110-119

≥ 120 Sumber : (Smeltezer, 2013)

4. Patofisiologi

Menurut Sarwono (2001) pada stadium awal sebagian besar

pasien hipertensi menunjukkan curah jantung yang meningkat dan

diikuti dengan kenaikan perifer yang mengakibatkan kenaikan

darah perifer yang menetap. Hipertensi terjadi perubahan

autoregulasi dan sebagai penyebab awal perubahan ini adalah

retensi garam oleh ginjal. Selain faktor tersebut faktor lingkungan

seperti stress, obesitas, psikososial dan kurang berolahraga juga

berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi. Adapun mekanisme

hipertensi menimbulkan kelumpuhan dan kematian berkaitan

langsung dengan pengaruhnya pada jantung dan pembuluh darah.

Peningkatan darah sistemik meningkatkan resistensi terhadap

pemompaan darah pada ventrikel kiri akibatnya beban kerja

jantung bertambah. Sebagai akibatnya terjadi hipertensi ventrikel

untuk meningkatkan kekuatan kontraksi. Akan tetapi kemampuan

Asuhan Keperawatan Keluarga..., ANISA MAYA ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1667/3/ANISA MAYA ANGGRAENI BAB II.pdfKeluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup

ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertensi

kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah

jantung. Jantung menjadi semakin terancam oleh semakin parahnya

aterosklerosis koroner. Bila proses aterosklerosis berlanjut maka

suplai oksigen miokardium berkurang, kebutuhan miokardium

akan oksigen meningkat akibat hipertensi ventrikel dan

peningkatan beban kerja jantung. Akhirnya menyebabkan angina

atau miokardium.

Sekitar separuh kematian karena hipertensi adalah akibat

infark miokardium atau payah jantung. Kerusakan vaskular akibat

hipertensi terlihat jelas diseluruh perifer. Perubahan vascular dapat

diketahui dengan mudah melalui pemeriksaan oftalmoskopik yang

berguna untuk menilai perkembangan penyakit dan respon

terhadap terapi yang dilakukan. Perubahan struktur dalam arteri

kecil ariola menyebabkan penyumbatan pembuluh progresif. Bila

pembuluh menyempit maka aliran arteri terganggu dan dapat

menyebabkan mikro infark jaringan. Akibat yang ditimbulkan

perubahan vascular ini paling nyata pada otak dan ginjal. Obstruksi

atau rupture pembuluh darah otak merupakan penyebab sekitar

sepertiga kematian akibat hipertensi. Sklerosis progresif pembuluh

darah ginjal mengakibatkan disfungsi dana dan ginjal yang juga

dapat menimbulkan kematian.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., ANISA MAYA ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1667/3/ANISA MAYA ANGGRAENI BAB II.pdfKeluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup

5. Tanda dan Gejala

Menurut Hardhi (2013) pada penderita hipertensi sering

dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai adalah nyeri

kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala

terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari

pertolongan medis.

Beberapa tanda hipertensi antara lain :

1. Mengeluh sakit kepala, pusing.

2. Rasa berat pada tengkuk.

3. Lemas, kelelahan.

4. Sesak nafas.

5. Gelisah.

6. Mual.

7. Muntah.

8. Kesemutan.

9. Epistaksis.

10. Sulit tidur.

11. Kesadaran menurun.

6. Penatalaksanaan Umum

Hipertensi adalah masalah yang relatif terselubung silent

killer tetapi mengandung potensi yang besar untuk masalah yang

lebih besar. Hipertensi adalah awal untuk proses lanjut mencapai

Asuhan Keperawatan Keluarga..., ANISA MAYA ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1667/3/ANISA MAYA ANGGRAENI BAB II.pdfKeluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup

target organ untuk memberi kerusakan yang lebih berat. Karena itu

diperlukan manajemen yang tepat dalam upaya pencegahannya.

a. Turunkan berat badan pada obesitas.

b. Pembatasan konsumsi garam dapur (tidak lebih dari 6 gr/hari).

c. Kurangi alkohol.

d. Menghentikan merokok.

e. Olahraga teratur.

f. Diet rendah lemak.

g. Pemberian kalium dalam bentuk makanan (sayur dan buah)

(Bustan, 2007).

Tabel II.2 Rekomendasi Tindak lanjut Berdasarkan Penetapan Tekanan

Darah Awal untuk Orang Dewasa

Screening Awal Tekanan Darah, mmHg Rekomendasi Tindak Lanjut Sistolik Diastolik

< 130 130-139 140-159 160-179 180-209

≥210

<85 85-89 90-99

100-109 110-119

≥ 120

Periksa ulang dalam 2 bulan Periksa ulang dalam 1 tahun Pastikan dalam 2 bulan Evaluasi atau rujuk ke pusat asuhan dalam 1 bulan Evaluasi atau rujuk ke pusat asuhan dalam 1 bulan Evaluasi atau rujuk ke pusat asuhan segera

Sumber: (Smeltzer, 2013)

Asuhan Keperawatan Keluarga..., ANISA MAYA ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1667/3/ANISA MAYA ANGGRAENI BAB II.pdfKeluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup

7. Gambar II.2 Pathways

Asuhan Keperawatan Keluarga..., ANISA MAYA ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1667/3/ANISA MAYA ANGGRAENI BAB II.pdfKeluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup

8. Fokus Intervensi

1. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri kronis b.d ketidakmampuan keluarga dalam merawat

anggota keluarga dengan masalah hipertensi.

b. Perubahan perfusi jaringan serebral b.d ketidakmampuan

keluarga mengenal masalah kesehatan.

c. Intoleransi aktifitas b.d ketidakmampuan keluarga dalam

mengenal masalah kesehatan.

d. Gangguan pola tidur b.d ketidakmampuan keluarga dalam

merawat anggota keluarga dengan masalah hipertensi.

2. Fokus Intervensi :

1) Nyeri kronis b.d ketidakmampuan keluarga dalam merawat

anggota keluarga dengan masalah hipertensi.

Tujuan :

Setelah dilakukan pertemuan selama 3 kali pertemuan gangguan

rasa nyaman, nyeri dapat teratasi.

Kriteria Hasil:

Keluarga dan penderita mampu merawat anggota keluarga dengan

masalah kesehatan hipertensi

Intervensi:

a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi

1) Jelaskan pada keluarga mengenai nyeri.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., ANISA MAYA ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1667/3/ANISA MAYA ANGGRAENI BAB II.pdfKeluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup

2) Diskusikan dengan keluarga tentang penyebab nyeri.

3) Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan pada

keluarga.

4) Berikan reinforcement positif pada keluarga atas jawaban

yang benar.

b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dengan

masalah kesehatan hipertensi.

1) Diskusikan dengan keluarga dalam mengambil keputusan

dan tindakan tentang nyeri kepala.

2) Motivasi keluarga untuk mengambil keputusan untuk

menangani nyeri kepala.

3) Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan.

4) Beri reinforcement positif atas jawaban yang benar.

c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan

masalah hipertensi.

1) Diskusikan dengan keluarga cara perawatan pada anggota

keluarga dengan nyeri kepala.

2) Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan.

3) Beri reinforcement positif atas jawaban yang benar.

d. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan untuk

anggota keluarga dengan masalah hipertensi.

1) Diskusikan dengan keluarga bagaimana lingkungan yang

aman bagi penderita hipertensi.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., ANISA MAYA ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1667/3/ANISA MAYA ANGGRAENI BAB II.pdfKeluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup

2) Motifasi keluarga untuk mengatur pola makan bagi anggota

keluarga yang mengalami nyeri kepala.

3) Motifasi kembali agar keluarga menerangkan kembali

penjelasan yang telah disampaikan.

4) Beri reinforcement positif atas jawaban yang benar.

e. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan pelayanan fasilitas

kesehatan.

1) Diskusikan dengan keluarga tempat-tempat pelayanan

kesehatan yang ada.

2) Diskusikan dengan keluarga tentang manfaat pelayanan

kesehatan serta menyarankan supaya datang ke pelayanan

kesehatan bila ada anggota keluarga yang sakit.

3) Evaluasi kembali tentang manfaat pelayanan fasilitas

kesehatan yang ada.

4) Beri reinforcement positif atas tindakan keluarga.

2) Perubahan perfusi jaringan serebral b.d ketidakmampuan

keluarga mengenal anggota keluarga dengan hipertensi.

Tujuan :

Setelah dilakukan pertemuan selama 3 kali pertemuan tidak terjadi

kerusakan perfusi serebral.

Kriteria Hasil :

Keluarga dan penderita mampu merawat anggota keluarga dengan

masalah kesehatan hipertensi.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., ANISA MAYA ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1667/3/ANISA MAYA ANGGRAENI BAB II.pdfKeluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup

Intervensi :

a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.

1) Jelaskan mengenai pengertian, penyebab, tanda dan gejala

dan komplikasi dari hipertensi.

2) Berikan kesempatan keluarga untuk bertanya dan menjawab

pertanyaan.

3) Berikan pujian positif atas perhatian keluarga.

b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai

tindakan kesehatan yang tepat.

1) Diskusikan dengan keluarga tentang masalah hipertensi bila

tidak segera ditangani.

2) Mencari tahu apakah keluarga sudah bisa mengambil

keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat.

3) Bimbing dan motivasi keluarga untuk memutuskan tindakan

kesehatan yang tepat.

c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

1) Jelaskan pada keluarga tentang cara perawatan hipertensi.

2) Jelaskan mengenai apa yang boleh dan yang tidak boleh

dilakukan untuk menjaga agar hipertensi tidak bertambah

parah.

3) Kaji tingkat kemampuan keluarga untuk merawat anggota

keluarga yang sakit.

d. Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang sehat.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., ANISA MAYA ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1667/3/ANISA MAYA ANGGRAENI BAB II.pdfKeluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup

1) Diskusikan dengan keluarga cara memodifikasi lingkungan

yang aman bagi penderita hipertensi.

2) Anjurkan kepada keluarga untuk memodifikasi gaya hidup

untuk mengatasi hipertensi dengan menggunakan sumber-

sumber yang ada di keluarga.

e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas keluarga yang ada

di masyarakat

1) Jelaskan kepada keluarga tentang pentingnya memeriksakan

tekanan darah secara teratur pada klien dengan hipertensi.

2) Sebutkan fasilitas-fasilitas kesehatan yang dapat

dimanfaatkan untuk memeriksakan kesehatan keluarga.

3) Intoleransi aktifitas b.d ketidakmampuan keluarga dalam

merawat anggota keluarga dengan masalah hipertensi.

Tujuan :

Setelah dilakukan pertemuan selama 3 kali pertemuan, intoleransi

aktifitas dapat teratasi.

Kriteria Hasil :

Keluarga dan penderita mampu merawat anggota keluarga dengan

masalah kesehatan hipertensi

Intervensi :

a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi

Asuhan Keperawatan Keluarga..., ANISA MAYA ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1667/3/ANISA MAYA ANGGRAENI BAB II.pdfKeluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup

1) Jelaskan pada keluarga tentang pengertian istirahat.

2) Motivasi keluarga untuk mengulang pengertian istirahat.

3) Beri reinforcement positif atas jawaban yang benar.

b. Ketidakmampuan keluarga dalam mengatasi masalah dengan

hipertensi

1) Motivasi keluarga dalam mengambil keputusan untuk

mengatasi intoleransi aktifitas.

2) Beri reinforcement positif atas jawaban yang benar.

c. Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga

dengan masalah hipertensi.

1) Diskusikan dengan keluarga cara perawatan anggota

keluarga dengan intoleransi aktifitas.

2) Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan.

3) Beri reinforcement positif atas jawaban yang benar.

d. Ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan

untuk anggota keluarga dengan masalah hipertensi.

1) Diskusikan dengan keluarga bagaimana lingkungan yang

sehat.

2) Motivasi keluarga untuk menjaga pola makan.

3) Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan.

4) Beri reinforcement positif atas jawaban yang benar.

e. Ketidakmampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas

kesehatan.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., ANISA MAYA ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1667/3/ANISA MAYA ANGGRAENI BAB II.pdfKeluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup

1) Diskusikan dengan keluarga tempat pelayanan kesehatan

yang ada.

2) Diskusikan dengan keluarga tentang manfaat pelayanan

kesehatan dan datang bila ada anggota keluarga yang sakit.

3) Evaluasi kembali tentang manfaat pelayanan kesehatan

yang ada.

4) Gangguan pola tidur b.d ketidakmampuan keluarga dalam

merawat anggota keluarga dengan hipertensi.

Tujuan :

Setelah dilakukan pertemuan selama 3 kali pertemuan gangguan

pola tidur dapat teratasi.

Tujuan :

Setelah dilakukan pertemuan selama 3 kali pertemuan gangguan

pola tidur dapat teratasi.

Kriteria Hasil :

Keluarga dan penderita mampu merawat anggota keluarga dengan

masalah kesehatan hipertensi.

Intervensi :

a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah

1) Diskusikan dengan keluarga tentang pengertian relaksasi.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., ANISA MAYA ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1667/3/ANISA MAYA ANGGRAENI BAB II.pdfKeluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup

2) Motivasi keluarga untuk mengulang pengertian relaksasi.

3) Beri reinforcement positif atas jawaban yang benar.

b. Ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk

mengatasi gangguan pola istirahat.

1) Diskusikan dengan keluarga dalam mengambil keputusan

dan tindakan yang tepat.

2) Motivasi keluarga untuk mengambil keputusan yang tepat.

3) Beri reinforcement positif atas jawaban yang benar.

c. Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga

yang sakit dengan cara relaksasi.

1) Diskusikan dengan keluarga untuk menyebutkan teknik

relaksasi nafas dalam.

2) Ajak keluarga untuk melakukan teknik relaksasi nafas

dalam.

3) Beri reinforcement positif.

d. Ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan

untuk menangani penyakit.

1) Jelaskan pada keluarga cara memodifikasi lingkungan

untuk penderita hipertensi.

2) Evaluasi kembali tentang apa yang telah disampaikan.

3) Beri reinforcement positif.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., ANISA MAYA ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/1667/3/ANISA MAYA ANGGRAENI BAB II.pdfKeluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup

e. Ketidakmampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas

kesehatan.

1) Diskusikan dengan keluarga tempat pelayanan kesehatan

yang ada.

2) Tanyakan fasilitas kesehatan yang ada.

3) Evaluasi kembali mengenai manfaat pelayanan kesehatan

yang ada.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., ANISA MAYA ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014