Page 1
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Masa Nifas
1. Definisimasanifas
Masa nifas (puerperium) adalah masa dimulai setelah kelahiran
plasenta dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti semula
sebelum hamil, yang berlangsung selama 6 minggu atau 40hari (Fitri,
2017). Waktu mulai tertentu setelah melahirkan seorang anak, dalam
bahasa latin disebut puerperium. Secara etimologi, puer berarti bayi dan
parous adalah melahirkan (Dewi dan sunarsih, 2011). Jadi puerperium
adalah masa setelah melahirkan bayi dan biasa di sebut juga dengan masa
pulih kembali, dengan maksud keadaan pulihnya alat reproduksi seperti
sebelum hamil. Di kutip dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia,
asuhan masa nifas adalah proses pengambilan keputusan dan tindakan
yang di lakukan bidan pada masa nifas sesuai dengan wewenang dan
ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan.
Secara garis besar terdapat tiga proses penting dimasa nifas yang
dapat dibandingankan dengan keadaan pada masa hamil atau pun sebelum
hamil.
5
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
Page 2
6
2. Tujuanasuhanmasanifas
a. Mendeteksi adanya pendarahan masa nifas.
Pendarahan postpartum adalah kehilangan darah sebanyak 500
ml atau lebih dari traktus genitalia setelah melahirkan. Pendarahan ini
menyebabkan perubahan tanda vital (pasien mengeluh lemah, limbung,
berkeringan dingin, menggigil, tekanan darah sistolik, < 90 mmHg,
nadi > 100x/ menit, kadar Hb <8gr%) (Prawiroharjo, 2005).
Pendeteksian adanya perdarahan masa nifas dan infeksi ini
mempunyai porsi besar. Alasan mengapa asuhan masa nifas harus di
laksanakan mengingat bahwa perdarahan dan infeksi menjadi faktor
penyebab tingginya AKI. Oleh karena itu, penolong persalinan
sebaiknya tetap waspada, sekurang – kurangnya satu jam postpartum
untuk mengatasi kemungkinan terjadinya komplikasi persalianan.
b. Menjaga kesehatan ibu dan bayi
Penolong persalinan wajib menjaga kesehatan ibu dan bayi
baik kesehatan fisik maupun psikologis. Kesehatan fisik yang di
maksud adalah pemulihan kesehatan umum ibu dengan jalan. Berikut
ini adalah cara tepat menjaga ibu dan bayi.
1) Penyediaan Makanan yang Memenuhi kebutuhan Gizi ibu
Bersalin.
a) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari karena ibu dalam
masa menyusui.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
Page 3
7
b) Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan karbohidrat,
protein, lemak, mineral dan vitamin yang cukup.
Beberapa zat gizi, baik zat gizi makro maupun mikro berperan
penting dalam pemulihan luka pada ibu bersalin. Penurunan
cadangan protein dalam tubuh pada kasus gizi kurang atau buruk
menyebabakan penurunan fungsi sel T. Terjadinya penurunan
aktivitas fagositik danpenurunan level antibodi dapat memicu
terjadinya infeksi. Kekurangan protein juga dapat menyebabkan
kegagalan sintetis kolagen dan penurunan kekuatan kulit.
(Rahmawati, 2015).
c) Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari.
Air juga berperan dalam mendukung terjadinya prolifelasi sel.
Dihidrasi menyebabkan pengerasan epidermis yang akan
memperlama penyembuhan luka pada ibu bersalin (Brawen dan
Philips, 2010).
2) Menghilangkan Terjadinya Anemia
Anemia merupakan suatu penyakit berkurangnya
kandungan hemoglobin (Hb) dalam darah (kurang dari 10,5
menurut WHO) secara fisiologis kehamilan akan menyebabkan
anemia ini. Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa pada kehamilan
minggu ke 10 hingga ke 32, volume plasma darah meningkat
hingga 50% dari sebelum hamil sehingga darah menjadi bersifat
encer.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
Page 4
8
Peningkatan volume darah dibutuhkan untuk membangun
rahim dan organ tubuh yang bekerja lebih keras saat hamil serta
untuk membangun jaringan payudara dan gusi ibu. Oleh karena itu,
dibutuhkan banyak zat besi (Fe) untuk menghasilkan sel darah
merah (Hb) agar pengenceran tidak mengganggu fungsi darah
sebagai pengakut oksigen dan nutrisi keseluruh tubuh.
3) Pencegahan terhadap infeksi dengan memperhatikan keberhasilan
dan sterilisasi.
4) Pergerakan otot yang cukup, agar tunas otot menjadi lebih baik,
peredaran darah lebih lancar dengan demikian otot akan
mengadakan metabolisme lebih cepat.
Kesehatan psikologis atau emosi tak kalah penting untuk diberikan
kepada seorang ibu baru. Menghadapi peran baru sebagai seorang ibu
dalam keadaan masih merasakan sakit pada tubuhnya pasca melahirkan
terkadang membuat ibu baru merasa ciut nyali. Awal peran sebagai
seorang ibu terkadang mereka mengalami permasalahan dalam
menyusui.
Bidan harus bersabar dalam mendampingi ibu menemukan momen
terbaiknya dalam menyusui bayinya. Walaupun sebagai petugas
kesehatan, bidan merasakan lelah yang luar biasa, tetapi dukungan yang
ikhlasakan sangat berarti dan berpengaruh pada psikologis seseorang
pasien. Dalam hal ini ibu menyusui yang notabene adalah seorang
pasien dengan peran baru yang masih butuh untuk dipadu. Sudah
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
Page 5
9
menjadi tugas bidan untuk mendukung dan memperkuat keyakinan
perannya dalam situasi keluarga. Hal ini dimaksudkan agar ibu dapat
melaksanakan perawatan sampai massa nifas selesai, dapat memelihara
bayi bayi dengan baik, agar pertumbuhan, dan perkembangan bayi
nprmal.
c. Menjaga kebersihan diri
Perawatan kebersihan pada daerah kelamin bagi ibu bersalin secara
normal lebih kompleks dari pada ibu bersalin secara operasi karena
pada umumnya ibu bersalin normal akan mempunyai luka episiotomi
pada daerah perineum. Bidan mengajarkan kepada ibu bersalin
bagaimana membersihakan daerah kelamin dengan sabun dan air.
Bidan mengjarkan dari depan ke belakang selanjutnya, membersihkan
daerah sekitar anus. Sarankan kepada ibu untuk mencuci tangan
menggunakan sabun sebelum dn sesudah membersihkan darah
kelaminya.
Bagi ibu melahirkan yang mempunyai luka episiotomi, sarankan
untuk tidak menyentuh luka ( Hall dkk, 2012)
d. Melaksanakan screeaning secarakomprehensif .
Tujuan dilakukan screening adalah untuk mendeteksi masalah
apabila ada, kemudian mengobati dan merujuk apabila terjadi
komplikasi pada ibu maupun bayinya. Pada keadaan ini bidan bertugas
melakukan pengawasan kala IV persalinan yang meliputi pemeriksaan
plasenta, pengawasan Tinggi Fundus Uteri (TFU), pengawasan tanda-
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
Page 6
10
tanda vital (TTV), pengawasan konsentrasi rahim, dan pengawsan
keadaan umum ibu. Apabila ditemukan permasalahan, maka harus
segera melakukan tindakan sesuai dengan standar pelayanan
penatalaksanaan masa nifas.
e. Memberikan pendidikan laktasi dan perawatan payudara.
Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat disampaikan kepada ibu
bersalin untuk menyiapkan diri sebagai seorang ibu yang menyusui.
1) Menjaga agar payudara tetap bersih dan kering.
2) Menggunakan bra yang menyokong payudara atau bisa
menggunakan bra menyusui agar nyaman melaksanakan peran
sebagai ibu menyusui.
3) Menjelaskan dan mengajari tentang teknik menyusui dan pelekatan
yang benar.
4) Apabila terdapat permasalahan puting susu yang lecet, sarankan
untuk mengoleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada sekitrar
puting susu setiap kali selesai menyusui
5) Kosongkan payudara dengan kompa ASI apabila bengkak dan
terjadi dan terjadi bendungan ASI. Urut payudara dari arah pangkal
menuju puting, kemudian keluarkan ASI sebagian dari bagian
depan payudara, sehingga puting menjajdi lunak atau pakai batuan
pompa. Susukan bayi setiap 2-3 jam. Pompa lagi ketika ASI tidak
langsung dihisap anak.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
Page 7
11
6) Memberikan semangat kepada ibu untuk tetap menyusui walaupun
masih merasakan rasa sakit setelah persalinan.
f. Pendidikan tentang peningkatan pengembangan hubungan yang baik
antara ibu dan anak.
g. Konseling keluarga Berencana.
1) Pasangan harus menunggu idealnya sekurang-kurangnya 2 tahun
sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan dapat menentukan
sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakn
keluarganya.
2) Wanita akan mengalami ovulasi sebelum mendapatkan lagi
haidnya setelah persalinan, sehingga pengguna KB dibutuhkan
sebelum haid pertama untukmencegah kehamilan baru. Umumnya,
metode KB dapat dmulai 2minggu setelah persalinan.
3) Sebelum menggunakan KB sebaiknya bidan menjelaskan
efektivitas, efek samping,untung rugi, serta kapan metode tersebut
dapat digunakan.
4) Jika ibu dan suami telah memilih metode KB tertentu, maka dalam
2 minggu ibu dianjurkan untuk kembali. Hal ini untuk melihat
apakah metode KB yang telah diterapkan tersebut bekerja dengan
baik.
h. Mempercepat involusi alat kandungan.
i. Melancarkqn fungsi gastrointestinal atau perkehamilan.
j. Melancarkan pengeluaran lochea.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
Page 8
12
k. Meningkatkan kelancaran peredaran darah sehingga mempercepat
fungsi hati dan pengeluaran sisa metabilisme.
3. TahapanMasaNifas
a. Tahapan Nifas
1) Puerperium dini, yaitu kepulihan dimana ibu telah di perbolehkan
berdiri dan berjalan-jalan.
2) Puerperium intermedial,yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat
genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
3) Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih
kembali dan sehat sempurna baik selama hamil atau sempurna
berminggu-minggu,berbulan-bulan atau tahunan.
b. Keadaan keadaan yang di rasakan ibu bersalin
1) Rasakram atau kejang di bagian bawah perutakibat kontraksi atau
penciutan rahim (Involusi)
Intesitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna
segera setelah bayi lahir, diduga terjadi sebagai respon terhadap
penurunan volume intrauterine yang sangat besar. Kontraksi rahim
ini penting unuk mengembalikan rahim ke ukuran semula, seperti
sebelum hamil dan juga untuk menjepit pembulu darah yang
terbuka di area tempat plasenta lepas. Jika konraksi rahim lemah
(kurang), pembuluh darah tersebut akan tetap terbuka terjadi
perdarahan berlebihan. Luka bekas perlekapan plasenta
memerlukan waktu 8 minggu untuk sembuh total.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
Page 9
13
Beberapa wanita merasa nyerinya cukup berkurang dengan
mengubah posisi tubuh menjadi telungkup dengan meletakkan
bantal atau gulungan selimut di bawah abdomen. Kompresi kuterus
yang konstan pada posisi ini dapat mengurangi kram. Kejang atau
kram perut semakin kentara saat ibu menyusui bayinya karna tubuh
melepaskan hormon oksitosin yang merangsang kontraksi.
Menyusui bermangfaat dalam proset kembalinya rahim pada
ukuran semula. Hormon oksitosin yang dilepas dari kelenjar
hipofisis posterior untuk memperkuat dan mengatur kontraksi
uterus, mengompresi pembuluh darah dan membantu proses
hemostatis.
Tabel 2.1 Jenis-Jenis Lokhea
Lokhea waktu Warna Ciri-ciri
Rubra
(kruenta)
1-3 hari Merah
kehitaman
Terdiri dari darah segar,
jaringan sisa-sisa plasenta,
dinding rahim, lemak baik,
lanugo (rambut bayi) dan sisa
mekonium. Lokhea rubra yang
menetap pada awal perode
postpartum menunjukan
adanya perdarahan postpartum
sekunder yang mungkin
disebabkan tinggalnya sisa
atau selaput plasenta.
Sanguino
lenta
4-7 hari Merah
kecoklatan
dan
berlendir
Sisa darah bercampur lendir.
Serosa 7-14
hari
Kuning
kecoklatan
Lebih sedikit darah dan lebih
banyak seru, juga terdiri dari
leukosit dan robekan atau
laserasi plasenta. Lokhea
serosa dan alba yang berlanjut
bisa menandakan adanya
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
Page 10
14
endometris, terutama jika
disertai demam, rasa sakit atau
nyeri tekanan pada abdomen.
alba >14
hari
berlang
sung 2-
6
postpart
um
putih Mengandung leukosit sel
desidua dan sel epitel, selaput
lendir serviks, dan serabut
jaringan yang mati.
Lokhea
pururent
a
Terjadi infeksi keluar cairan
seperti nanah berbau busuk
Lokheast
atis
Lokhea tidak lancar keluarnya.
Selama 1 sampai 2 jam pertama postpartum intensitas
kontraksi uterus bisa berkurang dan menjadi teratur. Hal itu
penting sekali menjaga dan mempertahankan kontraksi uterus
padamasa ini. Suntikan oksitosin biasanya di berikan secara
intravena atau intramuskular segera setelah kepala bayi lahir.
Pemberi ASI segera setelah bayi lahir. Akan merangsang
perlepasan oksitosin karena isapan bayi pada payudara. Hormon
kehamilan mulai menurun segera setelah plasenta keluar. Turunnya
prolaktin dan menstimulasi air susu.
2) Keluarnya Sisa-Sisa Darah Dari Vagina ( lokhea)
3) Pengeluaran lokhea dapat dibagi berdasarkan waktu dan warnanya,
seperti pada tabel berikut.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
Page 11
15
4) Payudara Membesar Karena Terjadinya Pembentukan ASI
Payudara akan semakin keras dan nyeri apabila tidak di
hisap bayi. Fase itu adalah saat-saat bagi bidan untuk mendorong
ibu bersalin untuk belajar menyusi bayinya dengan benar karena
pada umumnya. Ibu yang baru pertama kali mengalami masa
persalinan masi belum tahu bagaimana caranya menyusui dengan
benar sehingga akan menyebabkan maslah yang berhubungan
dengan payudara.
Ibu terkadang juga akan mengeluh putingnya terasa perih
saat awal-awal mulai menyusui. Hal tersebut di sebabkan karna ibu
belum terbiasa menyusui bayi. Padahal menyusui bayi akan
membuat puting lunak, sehingga nantinya akan menjadi suatu
bentuk kenyaman bagi ibu ketika menyusui.
5) Kesulitan Buang Air kecil (BAK) dan Buang Air Besar (BAB).
a) Ibu Bersalin akan sulit, nyeri dan panas saat buang air kecil
kurang lebih1-2 hari. Penyebabnya, trauma kandung kemih dan
nyeri serta pembengkakan (edema) pada perineum yang
mengakibat kejang pada saluran kencing.
b) Kesulitan BAB disebabkan oleh usus bawah akibat persalinan
sehingga untuk sementara usus tidak berfungsi dengan baik.
Faktor psikologis juga turut mempengaruhi. Ibu bersalin
umumnya takut BAB karena khawatir perineum robek
semakin besar lagi.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
Page 12
16
6) Gangguan Otot
Gangguan otot terjadi padaarea betis, dada, perut, panggul,
dan bokong. Biasanya, dapat dipicu oleh proses persalinan yang
lama. Ibu dapat istirahat dengan cukup setelah bersalin agar segar
pulih dan dapat menjalankan kewajiban untuk menyusui bayi
dengan segera.
7) Perlukaan jalan lahir (Lecet atau Jahitan).
a) Persalianan normal
Melalui persalinan normal rasa nyeri, tidak enak atau kebal di
daerah perineum dan akan bertamabah nyeri apabila bersin atau
batuk. Nyeri tersebut di sebabkan oleh trauma perineum setelah
di lewati bayi. Bila di lakuakan episiotomi dan di jahit akan
bertambah lagi rasa nyerinya. Teknik pengurangan nyeri
perineum padanifas dapat dilakukan sebagai berikut (Varney
dkk, 2008):
(1) Kompres kantong es bermanfaat untuk mengurangi
pembengkakan dan membuat perineum nyaman pada
periode segera setelah melahirkan. Es harus di kompreskan
pada laserasi derajat tiga atau empat, dan jika ada edema
perineum, menggunakan kompres dingin selama 30menit
dapat memaksimalkan hasil yang dicapai.
(2) tetapi tetap basah, lipat sekali, dan letakkan di atas
perineum .
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
Page 13
17
(3) Latihan kegel bertujuan menghilangkan ke tidak nyamanan
dan nyeri ketika duduk atau hendak berbaring dan bangun
di tempat tidur. Latihan ini akan meningkatkan sirkulasi ke
area perineum, sehingga meningkatan penyembuhan.
Latihan ini juga dapat mengembalikan otot panggul
tindakan ini juga dapat mengembalikan tonus otot panggul,
tindakan ini merupakan salah satu tindakan yang paling
bermangffat dan sering kali menghasilkan akibat yang
dramatis dalam mempasilitasi kemudahan pergerakan dan
membuat wanita lebih nyaman pada wanita yang mendapat
episiotomi latiahan kegel ini dapat memberi efek
berlawanan sehingga dapat meng akibatkan nyeri.
(4) Konstipasi masalah biasanya dapat di kurangi dengan
mengkonsumsi makanan tinggi serat dan tambahan asupan
cairan. Penggunaan laksatif pada wanita yang mengalami
laserasi derajat 3 atau 4 dapat membantu mencegah wanita
mengejan.
(5) Hemoroid di sebabkan adanya penekanan uterus terhadap
vena di dalam anus dan rektum selama kehamilan dan saat
proses persalian. Padaibu yang sudah mengalami hemorid
sebelum kehamilan, penekan tersebut akan memperparah
hemoroid.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
Page 14
18
4. Proses Adaptasipsikologis
Tabel 2.2 3 tahap penyusunan psikologi ibu dalam masa postpartum
Nama fase Waktu Ciri-ciri
Fase
taking in
Setelah
melahirkan
sampai
hari ke-2
1. Perasaan ibu berfokus pada dirinya.
2. Ibu masih pasif dan tergantung dengan orang
lain
3. Perhatian ibu bertujuan pada kekhawatiran
perubahan tubuhnya
4. Ibu akan mengulangi pengalaman-pengalaman
waktu melahirkan
5. Memerlukan ketenangan dalam tidur untuk
mengembalikan keadaan tubuh ke kondisi
normal.
6. Nafsu makan ibu biasanya bertambah sehingga
membutuhkan peningkatan nutrisi.
7. Kurangnya nafsu makan menandakan proses
pengembalian kondisi tubuh tidak berlangsung
normal.
8. Gangguan psikologis yang mungkin dirasakan
ibu pada fase ini adalah sebagai berikut:
a. Kekecewaan karena tidak mendapatkan
apa yang diinginkan tentang
bayinya.misalnya, jenis kelamin tertentu,
warna kulit, dan sebagainya.
b. Ketidaknyamanan sebagai akibat dari
perubahan fisik yang dialami ibu.
Misalnya, rasa muls akibat dari kontraksi
rahim, payudara bengkak, akibat luka
jahitan, dan sebagainya.
c. Rasa bersalah karena belum bisa menyusui
bayinya.
d. Suami atau keluarga yang mengkritik ibu
tentang cara merawat bayinya dan
cenderung melihat saja tanpa membantu.
Ibu akan merasa tidak nyaman karena
sebenarnya hal tersebut bukan hanya
tanggung jawab ibu saja, tetapi tanggung
jawab bersama.
Fase
Taking Hol
Hari k-3
sampai 10
1. Ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan
merawat bayi, muncul perasaan sedih (baby
blues)
2. Ibu memperhatikan kemampuan menjadi orang
tua dan meningkatkan tanggung jawab akan
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
Page 15
19
bayinya.
3. Ibu memfokuskan perhatian pada pengontrolan
fungsi tubuh, BAK, BAB dan daya tahan
tubuh.
4. Ibu berusaha untuk menguasai keterampilan
merawat bayi seperti menggendong, menyusui,
memandikan, dan mengganti popok.
5. Ibu cenderung terbuka menerima nasehat bidan
dan kritik pribadi.
6. Kemungkinan ibu mengalami
depresi postpartum karena merasa tidak
mampu membesarkan bayinya.
7. Wanita pada masa ini sangat sensitif akan
ketiakmampuannya, cepat tersinggung dan
cenderung menganggap pemberitahuan bidan
sebagai teguran. Dianjurkan untuk berhati-hati
dalam berkomunikasi dengan wanita ini dan
perlu memberi support.
Fase
Letting Go
Hari ke-10
sampai
akhir masa
nifas
1. Ibu merasa percaya diri unuk mercaya diri dan
bayinya. Setelah ibu pulang ke rumah dan
dipengaruhi oleh dukungan serta perhatian
keluarga.
2. Ibu sudah megambil tanggung jawab dalam
merawat bayi dan memahami kebutuhan bayi.
Fase penyesuaian psikologi ibu dalam masa postpartum sebagaimana
dijelaskan diatas. Fase itu meliputi beberapa keadaan tergantung situasi dan
kondisi yang diialami oleh masing-masing pribadi ibu. Dibawah ini adalah
gangguan psikologis yang dialami oleh ibu pasca melahirkan.
5. Postpartum Blues (baby blues)
Postpartum blues dikenal juga dengan kemurungan masa nifas.
Keadaan ini umumnya sering menggeluti pada ibu baruyang pertama kali
melahirkan. Biasanya disebabkan leh perubhan–perubahan yang terjadi
dengan sifat yang berberda ssecara drastis antara perubahan satu dengan
perubahan yang lain. Baik perubahan yang terjadi ketika masa kehamilan,
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
Page 16
20
persalinana, sampai pada cara hidupnya sesudah bayinya lahir. Postpartum
blues adalah bentuk depresi yang paling ringan, biasanya timbl antara hari ke-
2 sampai ke-14.
1. Faktor-faktor penyebab postpartum blues:
a. Faktor hormonal, yaitu perubahan hormonal pada pertengahan masa
postpartum. Perubahannya terjadi pada kadar estrogen, progesteron.
Prolaktin, serta estriol yang terlalu rerlalu redah. Kadar estrogen turun
secara tajam setelah melahirkan dan estrogen memiliki efek supresi
aktivitas enzim non-adrenalin maupun serotin yang berperan dalam
suasana hati dan kejadian depresi.
b. Faktor demografik, yaitu faktor penyebab yang berhubungan
dengan umur dan paritas. Biasanya umur ibu yang terlalu muda
saat melahirkan cenderung memiliki kemungkinan lebih besar
terkena kondsi ini karena merek mmikirkan tentang tnggung jawab
sebagai ibu untuk menguru anak. Tinakan itu merupakan sebuah
bentuk ketiksiapan terhadap prubahan peran yang terjadi pada mereka.
c. Pengalaman dalam proses kehamiln dan persalinan. Biasanya,
kesulitan-keulitn yang dilami ibu selma kehamilan, dan persalinan
akan memperburuk kondisi ibu pasca melahirkan
d. Latar belakang psikologis ibu yang bersangkutan. Tingkat pendidikan,
status perkawinan, kondisi ekonomi, status sosial serta kedekatan
dengan keluarga suami dapat menjadi salah satu pemicu gangguan
psikologis ini. Dukungan yang diberikan dari lingkungan. Misalnya,
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
Page 17
21
suami, orang tua, dan keluarga akan menjadi obat yang ampuh bagi
ibu.
e. Aktivitas fisik berhubungan dengan aktivitas mengasuh bayi, mnyusui
ataupun menggantikan popok yang biasanya terjadi dimalam hari
dimana hal tersebut menjadi hal yang baru bagi ibu bersalin.
Ditambah lagi degan ketidaknyaanan fisik, seperti rasa sakit akibat
luka jahit atau bengkak pada payudara yang dialamisehingga
menimbulkan perasaan emosi pada wanita pasca melahirkan. Fisik
yang sudah lelah dan kondisi psikis yang kaget dengan perubahn-
perubahan tersebut dapat menjadi salah satu pemicu gangguan
psikologis ini.
f. Faktor umur dana jumlah anak.
Pada sebagian ibu yang memiliki anak dengan jarak usia yang terlalu
dekat dapat memicu terjadinya gangguan psikologis ini. Hal tersebut
berkaitan dengan kebutuhan dasar anak sebelumnya yang masih
memerlukan perhatian daari orang tua ditambah dengan kelahiran
anak berikutnya yang akan menyita perhatian lebih besar dari orang
tua.
g. Stress yang dialami oleh wanita itu. Misalnya, belum bisa menyusui
bayinya atau rasa bosan terhadap rutinitas barunya
h. Rasa memiliki bayinya yang terlalu dalam sehingga takut berlebihan
akan kehilangan bayinya.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
Page 18
22
i. Ketidakmampuan beradaptasi terhadap perubahahan-perubahan yang
terjai.
2. Gejala-gejala terjadinya postpartum blues:
a. Reaksi: depresi/sedih/disforia
b. Sering menangis
c. Mudah tersinggung dan pelupa
d. Cemas
e. Labilitas perasaan
f. Cenderung menyalahkan diri sendiri
g. Gangguan tidur dan gangguan nafsu makan
h. Kelelahan
i. Mudah sedih
j. Cepat marah
k. Mood mudah berubah cepatmenjadi sedih dan cepat juga menjadi
gembira
l. Perasaan terjebak dan juga marah terhadap pasangnnya, serta bayinya.
m. Perasaan bersalah.
3. Langkah-langkah mengatasi postpartum blues:
a. Persiapan diri yang baik selama kehamilan untuk menghadapi msa
nifas
b. Komunikasikan segala permasalahan atau hal yang ingin disampaikan.
c. Selalumembicarakan rasa cemas yang dialami
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
Page 19
23
d. Bersikap tulus serta ikhlas terhadap apa yang dialami dan berusaha
melkukan peran barunya sebagai seorang ibu dengan baik
e. Cukup istirahat
f. Menghindari perubahan hidup yang drastis
g. Berolahraga ringan
h. Berikan dukungan dari semua keluarga, suami atau saudara
i. Konsultasikan pada tenaga kesehatan atau orang profesional agar
dapat memfasilitasi faktor resiko lainnya selama masa nifas dna
membantu dalam melakukan upaya pengawasan.
6. Penurunan Tinggi Fundus Uteri (TFU)
Penurunan tinggi fundus uteri merupakan salah satu tanda dari
involusi uterus. Involusi uterus adalah kembalinya uterus kepada keadaan
sebelum hamil, baik dalam bentuk maupun posisi. Involusi adalah
perubahan retrogresif pada uterus yang menyebabkan berkurangnya
ukuran uterus. Selama proses involusi, uterus menipis dan mengeluarkan
lochea yang diganti dengan endometrium baru. Involusi uterus
melibatkan pengguguran desidua serta penglupasan situs plasenta,
sebagaimana diperlihatkan dengan pengurangan dalam ukuran dan berat
serta oleh warna dan banyaknya lochea (Bahiyatun, 2009).
Pada hari pertama TFU diatas simpisis pubis atau sekitar 12-14 cm.
Hal ini terus berlangsung dengan penurunan TFU 1 cm setiap harinya,
sehingga pada hari ketujuh TFU sekitar 5 cm dan pada hari kesepuluh TFU
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
Page 20
24
tidak teraba di simpisis pubis. Ukuran uterus pada masa nifas akan
mengecil seperti sebelum hamil (Wulandari dan Handayani, 2011).
Menurut Dewi dan Sunarsih (2011), proses involusi uterus adalah
sebagai berikut :
a. Iskemia miometrium
Disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus-menerus dari uterus
setelah mengeluarkan plasenta membuat uterus relatif anemia dan
menyebabkan serat otot atrofi.
b. Autolisis
Autolisis merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi di
dalam uterus. Enzim proteolitik akan memendekkan jaringan otot yang
telah sempat mengendur hingga panjangnya sampai 10 kali dari
semula dan lebar lima kali dari semula selama kehamilan atau dapat
juga dikatakan sebagai perusakan secara langsung jaringan hipertrofi
yang berlebihan karena penurunan hormone estrogen dan progesteron.
c. Efek oksitosin
Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot uterin
sehingga akan menekan pembuluh darah yang mengakibatkan
berkurangnya suplai darah ke uterus.
Pengukuran tinggi fundus uteri dapat dilakukan dengan menggunakan
meteran kertas atau pelvimeter. Hal yang harus diperhatikan pada saat
melakukan pengukuran tinggi fundus uteri adalah apakah kandung
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
Page 21
25
kemih dalam keadaan kosong atau tidak dan bagaimana keadaan
uterus, apakah uterus dalam keadaan kontraksi atau rileks.
Pemeriksaan uterus meliputi:
a. Penentuan lokasi uterus
Dilakukan dengan mencatat apakah fundus berada di atas atau di bawah
umbilikus dan apakah fundus berada di garis tengah abdomen atau
bergeser ke salah satu sisi.
b. Penentuan ukuran uterus
Dilakukan melalui palpasi dan mengukur tinggi fundus uteri pada
puncak fundus dengan jumlah lebar jari dari umbilikus atas atau bawah.
c. Penentuan konsistensi uterus
Ada 2 ciri konsistensi uterus yaitu uterus keras teraba sekeras batu dan
uterus lunak dapat dilakukan, terasa mengeras dibawah jari-jari ketika
tangan melakukan massase pada uterus.
Bila uterus mengalami atau terjadi kegagalan dalam involusi
tersebut disebut subinvolusi. Subinvolusi sering disebabkan infeksi dan
tertinggalnya sisa plasenta dalam uterus sehingga proses involusi uterus
tidak berjalan dengan normal atau terlambat, bila subinvolusi uterus tidak
tertangani dengan baik, akan mengakibatkan perdarahan yang berlanjut
atau post partum haemorrhage. Ciri-ciri subinvolusi atau proses involusi
yang abnormal diantaranya tidak secara progesif dalam pengambilan
ukuran uterus. Uterus teraba lunak dan kontraksi buruk, sakit pada
punggung atau nyeri pada pelvik yang konsisten, perdarahan pervaginam
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
Page 22
26
abnormal seperti perdarahan segar, lochea rubra banyak, peristen, dan
berbau busuk.
Proses involusi dapat terjadi secara cepat atau lambat, Menurut
Walyani dan Purwoastuti (2015) dan Kautsar (2011), faktor-faktor yang
mempengaruhi proses involusi uterus antara lain:
a. Mobilisasi dini
Mobilisasi dini ialah kebijaksanaan agar secepat mungkin bidan
membimbing ibu nifas bangun dari tempat tidurnya dan membimbing
ibu secepat mungkin untuk berjalan.
b. Status gizi
Status gizi adalah tingkat kecukupan gizi sesorang yang sesuai dengan
jenis kelamin dan usia. Status gizi yang baik pada ibu nifas dengan
status gizi baik akan mampu menghindari serangan kuman sehingga
tidak terjadi infeksi dan mempercepat proses involusi uterus.
c. Senam nifas
Apabila otot rahim di rangsang dengan latihan dan gerakan senam maka
kontaraksi uterus semakin baik sehingga mempengaruhi proses
pengecilan uterus.
d. Menyusui
Pada proses menyusui ada refleks let down dari hisapan bayi
merangsang hipofisis posterior mengeluarkan hormon oksitosin yang
oleh darah hormon ini diangkat menuju uterus dan membantu uterus
berkontraksi sehingga proses involusi uterus terjadi.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
Page 23
27
e. Usia
Ibu yang usianya lebih tua banyak dipengaruhi oleh proses penuaan
dimana mengalami perubahan metabolisme yaitu terjadi peningkatan
jumlah lemak, penurunan otot, penurunan penyerapan lemak, protein,
dan karbohidrat dan hal ini akan menghambat involusi uterus.
f. Paritas (jumlah anak)
Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan ibu. Ibu yang paritasnya
tinggi proses involusinya menjadi lebih lambat, karena makin sering
hamil uterus akan sering mengalami regangan.
7. Pengaruh Senam Nifas Terhadap Penurunan Tinggi Fundus Uteri
Pada saat hamil beberapa otot mengalami penguluran, terutama
otot rahim dan perut. Setelah melahirkan, rahim tidak secara cepat kembali
ke seperti semula, tetapi melewati proses untuk mengembalikan ke kondisi
semula diperlukan suatu senam, yang dikenal dengan senam nifas (Huliana
dalam Sukaryati dan Maryunani, 2011).
Senam nifas merupakan serangkaian gerakan tubuh yang dilakukan
oleh ibu setelah melahirkan yang bertujuan untuk memulihkan dan
mempertahankan kekuatan otot yang berhubungan dengan kehamilan dan
persalinan. Latihan pada otot dasar panggul akan merangsang serat-serat
saraf pada otot uterus yaitu serat saraf simpatis dan parasimpatis yang
menuju ganglion cervicale dari frankenhauser yang terletak di pangkal
ligamentum sacro uterinum. Rangsangan yang terjadi pada ganglion ini
akan menambah kekuatan kontraksi uterus. Dengan adanya kontraksi dan
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
Page 24
28
retraksi dari uterus yang kuat dan terus menerus dari latihan otot-otot
tersebut maka akan menambah kekuatan uterus dalam proses involusi
sehingga penurunan tinggi fundus uteri berlangsung lebih cepat dari pada
yang tidak senam. Selain itu latihan otot perut akan menyebabkan ligamen
dan fasia yang menyokong uterus akan mengencang. Ligamentum
rotundum yang kendor akan kembali sehingga letak uterus yang
sebelumnya retrofleksi akan kembali pada posisi normal yaitu menjadi
antefleksi (Polden, 2007). Hal ini didukung oleh penelitian Kuswati (2014)
yaitu dengan adanya kontraksi uterus yang kuat dan terus menerus, akan
lebih membantu kerja uterus dalam mengompresi pembuluh darah dan
proses hemostatis. Proses ini akan membantu menurunkan tinggi fundus
uteri.
Hal ini karena salah satu manfaat senam nifas adalah mempercepat
involusi uterus yang dapat diukur dari penurunan tinggi fundus uteri
(Sukaryati dan Maryunani, 2011).
B. Asuhan Kebidanan Masa Nifas
1. Pengertian senam nifas
Senam nifas adalah senam yang dilakukan ibu postpartum setelah keadaan
tubuhnya pulih kembali. Semua wanita akan sembuh dari persalinannya
dengan waktu yang berbeda beda. Senam nifas ini bertujuan untuk
mempercepat penyembuhan, mencegah timbulnya komplikasi serta
memulihkan dan menguatkan otot otot punggung, otot dasar panggul dan
otot perut sekitar rahim.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
Page 25
29
Senam nifas adalah latihan gerak yang dilakukan secepat mungkin
setelah melahirkan, supaya otot-otot yang mengalami peregangan selama
kehamilan dan persalinan dapat kembali kepada kondisi normal seperti
semula (Sukaryati dan Maryunani, 2011).
Menurut Widianti dan Proverawati (2010), senam nifas adalah
latihan jasmaniyang dilakukan oleh ibu-ibu setelah melahirkan, dimana
fungsinya adalah untuk mengembalikan kondisi kesehatan, untuk
mempercepat penyembuhan, mencegah timbulnya komplikasi,
memulihkan dan memperbaiki regangan pada otot-ototsetelah kehamilan,
terutama pada otot-otot bagian punggung, dasar panggul dan perut.
2. Tujuan senam nifas
Menurut Walyani dan Purwoastuti (2015), tujuan dilakukannya
senam nifas pada ibu setelah melahirkan adalah:
a. Membantu mempercepat pemulihan keadaan ibu
b. Mempercepat proses involusi uterus dan pemulihan fungsi alat
kandungan
c. Membantu memulihkan kekuatan dan kekencangan otot-otot panggul,
perut dan perineum terutama otot yang berkaitan selama kehamilan
dan persalinan
d. Memperlancar pengeluaran lochea
e. Membantu mengurangi rasa sakit pada otot-otot setelah melahirkan
f. Merelaksasi otot-otot yang menunjang proses kehamilan dan
persalinan
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
Page 26
30
g. Meminimalisir timbulnya kelainan dan komplikasi nifas, misalnya
emboli, trombosia, dan lain-lain.
3. Manfaat senam nifas
Manfaat senam nifas secara umum menurut Sukaryati dan
Maryunani (2011), adalah sebagai berikut:
a. Membantu penyembuhan rahim, perut, dan otot pinggul yang
mengalami trauma serta mempercepat kembalinya bagian-bagian
tersebut ke bentuk normal
b. Membantu menormalkan sendi-sendi yang menjadi longgar
diakibatkan kehamilan dan persalinan, serta mencegah pelemahan dan
peregangan lebih lanjut
c. Menghasilkan manfaat psikologis yaitu menambah kemampuan
menghadapi stres dan bersantai sehingga mengurangi depresi pasca
persalinan
4. Kontra indikasi senam nifas
Ibu yang mengalami komplikasi selama persalinan tidak
diperbolehkan untuk melakukan senam nifas dan ibu yang keadaan
umumnya tidak baik misalnya hipertensi, pascakejang dan demam
(Wulandari dan Handayani, 2011). Demikian juga ibu yang menderita
anemia dan ibu yang mempunyai riwayat penyakit jantung dan paru-paru
seharusnya tidak melakukan senam nifas (Widianti dan Proverawati,
2010).
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
Page 27
31
5. Waktu dilakukan senam nifas
Senam ini dilakukan pada saat ibu benar-benar pulih dan tidak ada
komplikasi obstetrik atau penyulit masa nifas (misalnya hipertensi,
pascakejang, demam). Senam nifas sebaiknya dilakukan dalam waktu 24
jam setelah melahirkan, kemudian dilakukan secara teratur setiap hari.
Dengan melakukan senam nifas sesegera mungkin, hasil yang didapat
diharapkan dapat optimal dengan melakukan secara bertahap (Marmi,
2012).
6. Kerugian bila tidak melakukan senam nifas
Kerugian bila tidak melakukan senam nifas menurut Sukaryati dan
Maryunani (2011), antara lain :
a. Infeksi karena involusi uterus yang tidak baik sehingga sisa darah tidak
dapat dikeluarkan
b. Perdarahan yang abnormal, kontraksi uterus baik sehingga resiko
perdarahan yang abnormal dapat dihindarkan
c. Trombosis vena (sumbatan vena oleh bekuan darah)
d. Timbul varises
7. Pelaksanaan Senam Nifas
Sebelum melakukan senam nifas, sebaiknya bidan mengajarkan
kepada ibu untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu. Pemanasan dapat
dilakukan dengan melakukan latihan pernapasan dengan cara menggerak-
gerakkan kaki dan tangan secara santai. Hal ini bertujuan untuk
menghindari kejang otot selama melakukan gerakan senam nifas. Senam
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
Page 28
32
nifas sebaiknya dilakukan dalam waktu 24 jam setelah melahirkan,
kemudian dilakukan secara teratur setiap hari (Widianti dan Proverawati,
2010).
Ada berbagai versi gerakan senam nifas, meskipun demikian
tujuan dan manfaatnya sama, berikut ini merupakan metode senam yang
dapat dilakukan mulai hari pertama sampai dengan hari keenam setelah
melahirkan menurut Sukaryati dan Maryunani (2011) yaitu:
a. Hari pertama
Berbaring dengan lutut ditekuk. Tempatkan tangan di atas perut di
bawah area iga-iga. Napas dalam dan lambat melalui hidung tahan
hingga hitungan ke-5 atau ke-8 dan kemudian keluarkan melalui
mulut, kencangkan dinding abdomen untuk membantu mengosongkan
paru-paru. Lakukan dalam waktu 5-10 kali hitungan
b. Hari kedua
Berbaring terlentang, lengan dikeataskan diatas kepala, telapak terbuka
keatas. Kendurkan lengan kiri sedikit dan renggangkan lengan kanan.
Pada waktu yang bersamaan rilekskan kaki kiri dan renggangkan kaki
kanan sehingga ada regangan penuh pada seluruh bagian kanan tubuh.
Lakukan 5-10 kali gerakan.
c. Hari ketiga
Sikap tubuh terlentang tapi kedua kaki agak dibengkokan sehingga
kedua telapak kaki menyentuh lantai. Lalu angkat pantat ibu dan tahan
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
Page 29
33
hingga hitungan ke-3 atau ke-5 lalu turunkan pantat ke posisi semula
dan ulangi gerakan hingga 5-10 kali.
d. Hari keempat
Sikap tubuh bagian atas terlentang dan kaki ditekuk ±45º kemudian
salah satu tangan memegang perut setelah itu angkat tubuh ibu ±45º
dan tahan hingga hitungan ke-3 atau ke-5. Lakukan gerakan tersebut 5-
10 kali.
e. Hari kelima
Sikap tubuh masih terlentang kemudian salah satu kaki ditekuk ±45º
kemudian angkat tubuh dan tangan yang berseberangan dengan kaki
yang ditekuk usahakan tangan menyentuh lutut. Gerakan ini dilakukan
secara bergantian dengan kaki dan tangan yang lain. Lakukan hingga
5-10 kali.
f. Hari keenam
Sikap tubuh terlentang kemudian tarik kaki sehingga paha membentuk
sudut ±90º lakukan secara bergantian dengan kaki yang lain. Lakukan
5-10 kali
8. Gerakan pada Senam Nifas
a. Berbaring dengan lutut ditekuk. Letakan tangan diatas perut dibawah
area iga-iga. Tarik nafas dalam dan lambat melalui hidung kemudian
dihembuskan melalui mulut secara perlahan, kencangkan dinding
abdomen untuk membantu mengosongkan paru-paru.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
Page 30
34
b. Berbaring telentang, lengan dikeataskan diatas kepala, telapak terbuka
keatas. Kendurkan lengan kiri sedikit dan regangkan lengan kanan.
Pada waktu yang bersamaaan rilekskan kaki kiri dan regangkan kaki
kanan sehingga ada regangan penuh pada seluruh bagian kanan tubuh.
c. Kontraksi vagina. Berbaring telentang. Kedua kaki sedikit
diregangkan. Tarik dasar panggul, tahan selama tiga detik dan
kemudian rileks.
d. Memiringkan panggul. Berbaring, lutut
ditekuk.Kontraksikan/kencangkan otot-otot perut sampai
tulangpunggung mendatar dan kencangkan otot-otot bokong tahan 3
detik kemudian rileks.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
Page 31
35
e. Berbaring telentang, lutut ditekuk, lengan dijulurkan ke lutut. Angkat
kepala dan bahu kira-kira 45 derajat, tahan 3 detik dan rileks kan
dengan perlahan.
f. Posisi yang sama seperti diatas. Tempatkan lengan lurus di bagian luar
lutut kiri.
g. Tidur telentang, kedua lengan di bawah kepala dan kedua kaki
diluruskan. angkat kedua kaki sehingga pinggul dan lutut mendekati
badan semaksimal mungkin. Lalu luruskan dan angkat kaki kiri dan
kanan vertical dan perlahan-lahan turunkan kembali ke lantai.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
Page 32
36
h. Tidur telentang dengan kaki terangkat ke atas, dengan jalan
meletakkan kursi di ujung kasur, badan agak melengkung dengan letak
pada dan kaki bawah lebih atas. Lakukan gerakan pada jari jari kaki
seperti mencakar dan meregangkan. Lakukan ini selama setengah
menit.
i. Gerakan ujung kaki secara teratur seperti lingkaran dari luar ke dalam
dan dari dalam keluar. Lakukan gerakan ini selama setengah menit.
j. Lakukan gerakan telapak kaki kiri dan kanan ke atas dan ke bawah
seperti gerakan menggergaji. Lakukan selama setengah menit.
k. Tidur telentang kedua tangan bebas bergerak. Lakukan gerakan dimana
lutut mendekati badan, bergantian kaki kiri dan kaki kanan, sedangkan
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
Page 33
37
tangan memegang ujung kaki, dan urutlah mulai dari ujung kaki
sampai batas betis, lutut dan paha. Lakukan gerakan ini 8 sampai 10
setiap hari.
l. Berbaring telentang, kaki terangkan ke atas, kedua tangan di bawah
kepala. Jepitlah bantal diantara kedua kakidan tekanlah sekuat-
kkuatnya. Pada waktu bersamaan angkatlah pantat dari kasur dengan
melengkungkan badan. Lakukan sebanyak 4 sampai 6 kali selama
setengah menit.
m. Tidur telentang, kaki terangkat ke atas, kedua lengan di samping
badan. kaki kanan disilangkan di atas kaki kiri dan tekan yang kuat.
Pada saat yang sama tegangkan kaki dan kendorkan lagi perlahan-
lahan dalam gerakan selama 4 detik. Lakukanlah ini 4 sampai 6 kali
selama setengah menit.
9. Persiapan senam nifas
Sebelum melakukan senam nifas ada hal-hal yang perlu dipersiapkan yaitu
sebagai berikut:
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
Page 34
38
a. Memakai baju yang nyaman untuk berolahraga
b. Persiapkan minum, sebaiknya air putih
c. Bisa dilakukan di matras atau tempat tidur
d. Ibu yang melakukan senam nifas di rumah sebaiknya mengecek denyut
nadinya dengan memegang pergelangan tangan dan merasakan adanya
denyut nadi kemudian hitung selama satu menit penuh. Frekuensi nadi
yang normal adalah 60-90 kali per menit.
e. Boleh diiringi dengan musik yang menyenangkan.
f. Petunjuk untuk bidan atau tenaga kesehatan yang mendampingi ibu
untuk melakukan senam nifas: perhatikan keadaan umum ibu dan
keluhan-keluhan yang dirasakan, pastikan tidak ada kontra indikasi
dan periksa tanda vital secara lengkap untuk memastikan pulihnya
kondisi ibu yaitu tekanan darah, suhu pernafasan, dan nadi. Perhatikan
pula kondisi ibu selama senam. Tidak perlu memaksakan ibu jika
tampak berat dan kelelahan. Anjurkan untuk minum air putih jika
diperlukan.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
Page 35
39
C. Kajian jurnal
No Judul jurnal Metode Hasil
1 Pengaruh senam nifas
terhadap tinggifundus
uterus pada ibu nifas
Metode penelitian ini
merupakan quasi eksperimen
dengan rancangan two group
posttest. Dengan pengambilan
sempel mengunakan
purposive sampling. Sampel
pada penelitian ini 30
responden yang dibagi
menjadi 2 kelompok yaitu
kelompok intervensi dan
kelompok kontrol.
Hasil asuhan menunjukan p- value
(0. 000)< α (0,05) hal ini
menunjukan bahwa ada pengaruh
yang bermakna pada proses
involusi uterus antara ibu yang
melakukan senam nifas dan yang
tidak melakukan senam nifas.
2. The Influence of
Parturition Gymnastics
towards
the Lowering of Fundal
Height on Post Partum
Mother at Community
Health Center in South
Tangerang Indonesia
This was experimental study
with Post Control Only
Control Group Design.
Parturition gymnastics was
given to intervention group
but the control group was not
treated with parturition
gymnastics, then fundal
height was measured on the
12 hour postpartum and 6
day.
From the research results, there was
a difference fundal height on 12
hours
and 6 days postpartum who did
gymnastics parturition compared to
those who did not do gymnastics
parturition P = 0.074 and 0.013.
There was a relationship between
gymnastics parturition with fundal
height postpartum r = 0.0369.
3. Proses involusi uterus
pada ibu yang
melaksanakan senam
nifas dan yang tidak
melaksanakan seam
nifas di bidan praktek
mandiri
Metode penelitian ini adalah
penelitian analitik kasus
control dengan desain
penelitian crosssectional.
Sujek dalam penelitian adalah
ibu opostpartum normal yang
diberi asuhan senam nifas dan
yang tidak diberikan senam
nifas
Hasil penelitian diperoleh bahwa
perbedaan TFU pada 6 jam
postpartum pada kelompok yang
melakukan dan yang tidak
melakukan di dapatkan rata-rata
lebih tinggi (14,45) pada kelompok
yang melakukan senam nifas
degan yang tidak melakukan senam
nifas.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--