Top Banner
15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Komunikasi dalam Mempresentasikan Tugas di Depan Kelas 1. Definisi Kecemasan Komunikasi dalam Mempresentasikan Tugas di Depan Kelas Kecemasan merupakan sebuah perasaan yang dimiliki oleh setiap individu. Munculnya kecemasan melibatkan pikiran dan perasaan negatif sehingga dapat memunculkan perilaku-perilaku dan respon yang tidak biasa. Menurut Davison, dkk (2012) kecemasan merupakan suatu perasaan takut dan khawatir yang tidak menyenangkan yang disertai dengan meningkatnya ketegangan fisologis. Apabila mengkaji menurut pengertian komunikasi, komunikasi adalah suatu bentuk interaksi sosial yang nampak atau terwujud dalam suatu tindakan kolektif dan adanya kerjasama di dalamnya (Rickheitt & Strohner, 2008). Hal serupa dikatakan pula oleh Effendy (2003) bahwa komunikasi menunjuk kepada kalimat mendiskusikan makna, berbagi informasi, dan mengirim pesan dengan tujuan agar orang lain memiliki informasi yang serupa dengan pemberi pesan. Apabila individu tersebut memiliki perasaan takut atau perasaan negatif dalam melakukan komunikasi yang melibatkan berbagi informasi, mendiskusikan makna, dan mengirim pesan kepada individu lain maka individu tersebut telah mengalami kecemasan komunikasi (Beebe, Beebe, dan Radmond, 2005). Menurut Turner & West (2009) kecemasan komunikasi merupakan ketakutan yang dirasakan oleh individu berupa perasaan negatif dalam melakukan komunikasi. Hal senada disampaikan pula oleh Spence, Westerman, Skalski, Seeger, Ulmer, Venette, dan Sellnow (2005) yang mengatakan bahwa kecemasan dalam komunikasi
21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Komunikasi dalam ... II.pdfyang melibatkan berbagi informasi, mendiskusikan makna, dan mengirim pesan kepada individu lain maka individu tersebut

Aug 17, 2019

Download

Documents

ngonhu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Komunikasi dalam ... II.pdfyang melibatkan berbagi informasi, mendiskusikan makna, dan mengirim pesan kepada individu lain maka individu tersebut

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kecemasan Komunikasi dalam Mempresentasikan Tugas di Depan Kelas

1. Definisi Kecemasan Komunikasi dalam Mempresentasikan Tugas di Depan

Kelas

Kecemasan merupakan sebuah perasaan yang dimiliki oleh setiap individu.

Munculnya kecemasan melibatkan pikiran dan perasaan negatif sehingga dapat

memunculkan perilaku-perilaku dan respon yang tidak biasa. Menurut Davison, dkk

(2012) kecemasan merupakan suatu perasaan takut dan khawatir yang tidak

menyenangkan yang disertai dengan meningkatnya ketegangan fisologis.

Apabila mengkaji menurut pengertian komunikasi, komunikasi adalah suatu

bentuk interaksi sosial yang nampak atau terwujud dalam suatu tindakan kolektif dan

adanya kerjasama di dalamnya (Rickheitt & Strohner, 2008). Hal serupa dikatakan

pula oleh Effendy (2003) bahwa komunikasi menunjuk kepada kalimat

mendiskusikan makna, berbagi informasi, dan mengirim pesan dengan tujuan agar

orang lain memiliki informasi yang serupa dengan pemberi pesan. Apabila individu

tersebut memiliki perasaan takut atau perasaan negatif dalam melakukan komunikasi

yang melibatkan berbagi informasi, mendiskusikan makna, dan mengirim pesan

kepada individu lain maka individu tersebut telah mengalami kecemasan komunikasi

(Beebe, Beebe, dan Radmond, 2005).

Menurut Turner & West (2009) kecemasan komunikasi merupakan ketakutan

yang dirasakan oleh individu berupa perasaan negatif dalam melakukan komunikasi.

Hal senada disampaikan pula oleh Spence, Westerman, Skalski, Seeger, Ulmer,

Venette, dan Sellnow (2005) yang mengatakan bahwa kecemasan dalam komunikasi

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Komunikasi dalam ... II.pdfyang melibatkan berbagi informasi, mendiskusikan makna, dan mengirim pesan kepada individu lain maka individu tersebut

16

diartikan sebagai kekhawatiran individu yang berkaitan dengan komunikasi dengan

individu lain. Penjelasan tersebut sejalan dengan penjelasan Weiten, Dunn, dan

Hammer (2011) yang mengatakan bahwa kecemasan komunikasi merupakan suatu

ketegangan yang dialami oleh individu ketika berbicara dengan orang lain.

McCroskey (1984) mendefinisikan kecemasan komunikasi sebagai ketakutan

yang dialami individu yang berhubungan dengan komunikasi baik secara langsung

maupun tidak langsung antara individu dengan individu lain. Kecemasan komunikasi

menurut McCroskey (1984) terbagi menjadi empat tipe dimana salah satunya

mewakili pengertian dari kecemasan komunikasi dalam mempresentasikan tugas di

depan kelas. Tipe tersebut adalah situasional communication apprehension yang

merupakan kecemasan komunikasi yang berhubungan dengan situasi ketika

seseorang mendapat perhatian yang tidak biasa dari orang lain. Hal ini menunjuk

pada individu ketika melakukan presentasi tugas di depan kelas mendapat perhatian

dari teman-teman dan dosen.

Dari beberapa definisi di atas, definisi operasional didasarkan pada definisi

kecemasan komunikasi oleh McCroskey (1984) karena definisi kecemasan

komunikasi yang dinyatakan oleh McCroskey lebih tepat dalam membahas

kecemasan komunikasi ketika mempresentasikan tugas di depan kelas dibandingkan

teori lain yang membahas kecemasan komunikasi secara interpersonal. Definisi

kecemasan komunikasi dalam mempresentasikan tugas dikelas adalah ketakutan atau

kekhawatiran yang dialami oleh individu yang berhubungan dengan komunikasi

secara langsung ketika individu dihadapkan pada suatu situasi yang menuntut

individu untuk mendapat perhatian yang tidak biasa dari orang lain, yaitu ketika

mempresentasikan tugas di depan kelas.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Komunikasi dalam ... II.pdfyang melibatkan berbagi informasi, mendiskusikan makna, dan mengirim pesan kepada individu lain maka individu tersebut

17

2. Faktor-Faktor Penyebab Kecemasan Komunikasi

Kecemasan komunikasi yang dialami individu disebabkan oleh beberapa

faktor. Menurut McCroskey (1984), faktor yang menyebabkan individu mengalami

kecemasan komunikasi adalah:

a. Faktor Keturunan

Pada faktor ini menjelaskan bahwa penyebab individu mengalami

kecemasan komunikasi dikarenakan keturunan. Sikap individu dipengaruhi

oleh proses pembelajaran yang diterima dari orangtua individu. Artinya,

individu akan mengadopsi nilai-nilai yang diajarkan atau yang diturunkan

langsung dari orangtua, sebagai contoh individu yang sejak dini tidak

diajarkan untuk berpendapat secara bebas oleh orangtua, maka individu

tersebut akan menurunkan ajaran tersebut kepada generasi berikutnya.

b. Faktor Lingkungan

Pada faktor ini menjelaskan bahwa penyebab individu mengalami

kecemasan komunikasi karena lingkungan. Lingkungan yang dimaksud

seperti keluarga, teman sebaya, dan masyarakat di lingkungan tempat tinggal.

Individu yang berada pada lingkungan yang memiliki kecenderungan

mengalami kecemasan komunikasi, akan mengalami kecencerungan

mengalami kecemasan komunikasi.

c. Faktor Reinforcement

Faktor ini menyatakan bahwa seberapa sering individu mendapat

penguatan ketika melakukan komunikasi dari lingkungan sekitar. Individu

yang menerima positive reinforcement oleh lingkungan sekitar dapat

mengurangi kecemasan ketika melakukan komunikasi. Individu yang jarang

atau tidak pernah diberikan kesempatan oleh lingkungan sekitar untuk

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Komunikasi dalam ... II.pdfyang melibatkan berbagi informasi, mendiskusikan makna, dan mengirim pesan kepada individu lain maka individu tersebut

18

berkomunikasi dan tidak diberikan dorongan untuk melakukan komunikasi,

maka individu tersebut menjadi cenderung mengalami kecemasan ketika

melakukan komunikasi.

Reinforcement yang dimaksud adalah proses belajar, dimana individu

yang aktif untuk belajar mengembangkan keterampilan komunikasi dapat

mengurangi kecemasan komunikasi dibandingkan yang individu yang tidak

belajar keterampilan komunikasi.

d. Faktor Situasi Komunikasi

Pemicu timbulnya kecemasan yang dialami seseorang adalah situasi

komunikasi. Individu yang mampu berkomunikasi dengan baik dalam situasi

informal, yaitu ketika berbicara dengan teman belum tentu dapat

berkomunikasi dengan baik ketika berkomunikasi dalam situasi formal.

Situasi formal yang dimaksud adalah situasi dimana individu melakukan

komunikasi pada khalayak umum. Individu yang berkomunikasi di depan

umum cenderung mengalami kecemasan.

e. Faktor Penilaian

Salah satu hal yang dapat menyebabkan individu mengalami

kecemasan dalam berkomunikasi adalah disaat individu merasa bahwa

individu akan dinilai atau diberikan penilaian dari orang lain karena penilaian

dianggap mampu membuat, mengangkat atau menjatuhkan harga diri namun

pada umumnya penilaian dapat membuat harga diri individu jatuh. Individu

yang akan melakukan komunikasi di depan umum cenderung memiliki

pikiran-pikiran negatif yang belum tentu benar sehingga hal tersebut

menyebabkan individu mengalami kecemasan ketika mengetahui bahwa

individu sedang dinilai oleh penilai.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Komunikasi dalam ... II.pdfyang melibatkan berbagi informasi, mendiskusikan makna, dan mengirim pesan kepada individu lain maka individu tersebut

19

f. Faktor Kemahiran Kemampuan dan Pengalaman

Diyakini bahwa individu yang memiliki sedikit kemampuan dan

pengalaman melakukan komunikasi menyebabkan individu tidak mengetahui

apa topik yang akan dibicarakan serta apa yang harus dilakukan sehingga hal-

hal itu memunculkan kecemasan. Maka dari itu, dibutuhkan pengetahuan

yang luas mengenai komunikasi serta banyak berlatih berkomunikasi akan

memberikan individu kemampuan untuk memulai, melanjutkan, dan

mengakhiri pembicaraan yang baik dan benar.

1. Karakteristik Kecemasan Komunikasi

McCroskey (1984) mengemukakan, individu yang mengalami kecemasan

komunikasi, memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Internal Discomfort

Individu mengalami perasaan tidak nyaman pada diri.

Ketidaknyamanan dalam diri individu akan menimbulkan respon-respon yang

negatif seperti kekhawatiran atau ketakutan, sehingga individu akan

memunculkan kepanikan, malu, tegang atau gugup.

b. Avoidance of Communication

Individu yang mengalami kecemasan komunikasi cenderung untuk

menghindari situasi atau keadaan yang memerlukan komunikasi. Pada situasi

tersebut, perilaku yang dimunculkan biasanya berupa diam ataupun berbicara

seperlunya atau memunculkan respon berupa kalimat pendek.

c. Communication Disruption

Individu yang mengalami kecemasan dalam berkomunikasi cenderung

mengalami ketidaklancaran dalam presentasi verbal ataupun memunculkan

perilaku non verbal yang tidak natural. Pemilihan strategi komunikasi yang

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Komunikasi dalam ... II.pdfyang melibatkan berbagi informasi, mendiskusikan makna, dan mengirim pesan kepada individu lain maka individu tersebut

20

kurang terencana terkadang terefleksikan dalam respon individu berupa:

“seharusnya saya…”

d. Overcommunication

Individu lebih memperdulikan kuantitas daripada kualitas dari

komunikasi yang disampaikan. Individu cenderung menampilkan respon yang

berlebih untuk menunjukkan bahwa individu tersebut memiliki kualitas yang

baik dalam melakukan presentasi namun sebenarnya perilaku itu muncul

untuk menutupi komunikasi yang kurang pada diri individu. Sebagai contoh,

individu ketika melakukan presentasi di depan kelas mengucapkan kalimat-

kalimat yang tidak sesuai dengan topik yang dibawakan.

2. Tipe-Tipe Kecemasan Komunikasi

McCroskey (1984) membagi empat tipe kecemasan komunikasi, diantaranya

adalah:

a. Traitlike Communication Apprehension

Kecenderungan kecemasan komunikasi yang relatif panjang waktunya

dan stabil ketika individu dihadapkan pada konteks komunikasi. Tipe ini dapat

dilihat sebagai refleksi orientasi kepribadian dari individu yang mengalami

tingkat kecemasan berkomunikasi. Contoh dari kecemasan tipe ini adalah

individu yang memiliki kecemasan karena faktor bawaan atau kepribadian

yang dimiliki individu dan tipe ini cenderung sulit untuk diubah karena

merupakan sifat bawaan dari individu.

b. Generalized Context Communication Apprehension

Kecemasan yang timbul ketika individu berada hanya pada konteks yang

bagi individu tersebut merasa terancam dan kecemasan akan berubah apabila

individu berada pada konteks yang berbeda. Contoh dari kecemasan tipe ini

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Komunikasi dalam ... II.pdfyang melibatkan berbagi informasi, mendiskusikan makna, dan mengirim pesan kepada individu lain maka individu tersebut

21

adalah individu yang memiliki kecemasan ketika berada pada konteks

berdiskusi kelompok dengan individu lainnya, namun ketika individu

dihadapkan pada konteks yang berbeda seperti melakukan pidato, individu

tidak akan mengalami kecemasan.

c. Audience Communication Apprehension

Individu merasa cemas apabila individu dihadapkan ketika individu

berkomunikasi pada tipe-tipe orang tertentu tanpa memandang waktu dan

konteks. Contoh dari kecemasan tipe ini adalah individu akan mengalami

kecemasan komunikasi apabila dalam melakukan pidato dihadapkan pada

orangtua dari individu tersebut, namun apabila individu melakukan pidato

tanpa kehadiran orangtua, maka individu tersebut tidak akan mengalami

kecemasan.

d. Situasional Communication Apprehension

Individu akan mengalami kecemasan ketika individu dihadapkan pada

situasi-situasi yang dimana individu mendapatkan perhatian yang tidak biasa

dari orang lain. Sebagai contoh, individu akan mengalami kecemasan ketika

individu dihadapkan pada situasi sedang mempresentasikan skripsi dihadapan

para dosen karena individu menjadi pusat perhatian ketika melakukan

presentasi skripsi maka individu mengalami kecemasan.

Berdasarkan pemaparan di atas peneliti menggunakan karakteristik kecemasan

komunikasi (McCroskey, 1984) untuk dijadikan skala yang terdiri dari internal

discomfort, avoidance of communication, communication disruption, dan

overcommunication.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Komunikasi dalam ... II.pdfyang melibatkan berbagi informasi, mendiskusikan makna, dan mengirim pesan kepada individu lain maka individu tersebut

22

B. Efikasi Diri

1. Pengertian Efikasi Diri

Efikasi diri merupakan istilah yang pertama kali diperkenalkan oleh Bandura

yang menekankan pada pentingnya peranan pengharapan yang dimiliki oleh

seseorang tentang akibat-akibat perbuatan individu sendiri. Istilah efikasi diri

pertama kali muncul pada tahun 1986. Bandura (1986) mengemukakan bahwa efikasi

diri mengacu pada keyakinan yang meliputi kemampuan menyesuaikan diri,

kepercayaan diri, kapasitas kognitif, kecerdasan, dan kapasitas untuk bertindak pada

situasi yang penuh tekanan dimana individu tersebut menilai sejauhmana individu

dapat memperkirakan kemampuan diri yang dimiliki dalam melaksanakan tugas atau

melakukan suatu tugas yang diperlukan untuk mencapai suatu hasil tertentu.

Selanjutnya, Bandura (1993) mengungkapkan bahwa efikasi diri dapat

berkembang secara terus-menerus seiring dengan bertambahnya pengalaman-

pengalaman yang berkaitan dengan kemampuan yang dimiliki.

Bandura (1997) menambahkan bahwa efikasi diri adalah suatu kemampuan

atau keyakinan seseorang unuk mengatur dan melaksanakan tugas yang bertujuan

untuk menghasilkan pencapaian yang sesuai dengan keinginan atau harapan yang

akan dicapai oleh individu. Keyakinan seseorang terhadap kemampuan individu

sendiri untuk dapat mengukur keberfungsian dan hal-hal yang terjadi di dalam

lingkungan (Bandura dalam Feist & Feist, 2010).

Bandura (dalam Santrock, 2007) juga mengemukakan hal yang serupa bahwa

efikasi diri berpengaruh besar dalam menentukan munculnya perilaku tertentu untuk

mencapai tujuan yang akan diraih individu.

Hal serupa mengenai efikasi diri diungkapkan pula oleh Baron & Byrney

(1994) yang menyebutkan bahwa efikasi diri sebagai evaluasi seseorang mengenai

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Komunikasi dalam ... II.pdfyang melibatkan berbagi informasi, mendiskusikan makna, dan mengirim pesan kepada individu lain maka individu tersebut

23

kompetensi diri individu sendiri untuk melakukan tugas, mencapai tujuan tertentu,

dan mengatasi hambatan. Brehm & Kassin (1993) mendefinisikan efikasi diri sebagai

keyakinan individu akan kemampuan individu sendiri dalam melakukan tindakan

spesifik yang diperlukan untuk mendapatkan hasil atau outcome yang diinginkan

dalam suatu situasi.

Dari beberapa definisi yang telah disebutkan di atas, peneliti memilih

menggunakan definisi efikasi diri dari Bandura karena melihat dari sejarah penelitian

terkait efikasi diri yang telah dilakukan oleh Bandura dari tahun 1986. Oleh karena

itu, efikasi diri adalah keyakinan dan kemampuan yang dimiliki individu untuk

melakukan tugas sehingga dapat membentuk suatu pencapaian yang diinginkan.

2. Dimensi Efikasi Diri

Bandura (1997) mengungkapkan bahwa perbedaan efikasi diri pada setiap

individu terletak pada tiga komponen, yaitu level, strength dan generality. Masing-

masing mempunyai implikasi penting di dalam performansi, yang secara lebih jelas

dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Level atau tingkat kesulitan tugas

Pada dimensi level berhubungan dengan tingkat kesullitan tugas yang

mampu dikerjakan oleh individu. Individu memiliki tingkat kesulitan yang

berbeda. Hal ini berdampak pada pemilihan perilaku yang akan dicoba atau

dikehendaki berdasarkan pengharapan pada tingkat kesulitan tugas (level of

difficulty). Individu akan mencoba perilaku yang dirasakan mampu untuk

dilakukan. Sebaliknya individu akan menghindari situasi dan perilaku yang

dirasa melampaui batas kemampuan yang dimiliki.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Komunikasi dalam ... II.pdfyang melibatkan berbagi informasi, mendiskusikan makna, dan mengirim pesan kepada individu lain maka individu tersebut

24

b. Generality atau luas bidang perilaku

Pada dimensi generality berhubungan dengan luas bidang perilaku

dimana individu merasa yakin terhadap kemampuan yang dimiliki. Individu

mampu mengerjakan tugas yang memiliki kemiripan tugas yang pernah

dilakukan sebelumnya. Kemiripan tersebut mencakup aspek behavior, cognitive,

atau afektif. Gambaran secara umum tentang efikasi diri pada individu dapat

dilihat dari kemampuan individu dalam mengerjakan tugas. Keyakinan diri pada

individu akan semakin meningkat apabila individu semakin banyak mengerjakan

tugas dan memiliki pemahaman yang luas.

c. Strength atau kemantapan keyakinan

Pada dimensi strength berhubungan dengan keteguhan hati terhadap

keyakinan individu bahwa individu akan berhasil dalam menghadapi suatu

permasalahan atau tugas yang akan dihadapi. Dimensi ini seringkali harus

menghadapi rasa frustrasi, luka dan berbagai rintangan lainnya dalam mencapai

suatu hasil tertentu. Semakin kuat efikasi diri yang dimiliki oleh individu akan

semakin besar ketekunan akan tugas yang dihadapi. Individu dengan keyakinan

yang lemah akan mudah menyerah dalam menghadapi suatu tugas ataupun

tantangan.

3. Sumber Efikasi Diri

Efikasi diri pada individu disebabkan oleh empat sumber yang memberikan

kontribusi penting dalam pembentukan efikasi diri (Bandura, 1997), yaitu:

a. Enactive Mastery Experience

Sumber ekspektasi yang berasal dari pengalaman keberhasilan dan

pencapaian Prestasi. Sumber efikasi diri ini dikatakan penting karena berkaitan

dengan pengalaman individu secara langsung. Individu yang pernah memperoleh

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Komunikasi dalam ... II.pdfyang melibatkan berbagi informasi, mendiskusikan makna, dan mengirim pesan kepada individu lain maka individu tersebut

25

suatu keberhasilan akan terdorong untuk meningkatkan keyakinan dan penilaian

terhadap efikasi diri individu. Pengalaman keberhasilan individu dapat

meningkatkan ketekunan, keuletan, dan kegigihan dalam berusaha mengatasi

suatu tugas, sehingga dapat mengurangi kegagalan. Individu yang mengalami

keberhasilan dalam mengerjakan suatu tugas memiliki keyakinan dalam diri.

Individu yang cenderung mencapai keberhasilan dalam melaksanakan tugas akan

memiliki keyakinan diri yang semakin meningkat.

b. Vicarious Experience

Sumber ini berkaitan dengan pengalaman orang lain. Biasanya individu

mengamati perilaku dan pengalaman orang lain sebagai proses belajar individu

atau yang biasa disebut dengan modelling. Diyakini bahwa melalui sumber

vicarious experience, dapat meningkatkan kemampuan yang dimiliki indivdu

terutama model yang dirasa tepat oleh individu sehingga individu akan

mempunyai kecenderungan merasa mampu melakukan hal yang sama atau jauh

lebih baik dari subyek modelling. Peningkatan efikasi diri akan menjadi efektif

jika subyek modelling tersebut mempunyai banyak kesamaan karakteristik antara

individu dengan model.

c. Verbal Persuasion

Sumber verbal persuasion berhubungan dengan sugesti untuk percaya

bahwa individu dapat mengatasi masalah-masalah yang akan dihadapi individu.

Verbal persuasion dapat mengarahkan individu untuk berusaha lebih gigih untuk

mencapai tujuan dan kesuksesan. Verbal persuasion dapat menjadi dorongan

motivasi untuk dapat melewati suatu tantangan atau tugas yang dihadapi, namun

tak jarang pula sumber ini akan menurunkan motivasi individu untuk mencapai

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Komunikasi dalam ... II.pdfyang melibatkan berbagi informasi, mendiskusikan makna, dan mengirim pesan kepada individu lain maka individu tersebut

26

suatu keberhasilan apabila menggunakan kalimat atau kata-kata yang bersifat

negatif sehingga sumber ini hanya bersifat sementara.

d. Physiological State and Emotional Arousal

Physiological State and Emotional Arousal berhubungan dengan situasi

yang menekan kondisi emosional individu seperti gejolak emosi, kegelisahan

yang mendalam, dan keadaan fisiologis yang lemah yang dialami individu

sehingga dalam mengerjakan suatu tugas dibutuhkan fisik dan mental yang baik

agar individu mampu menyelesaikan tugas dengan baik. Kecemasan dan stres

diyakini mampu mengurangi performa individu. Pada umumnya, individu dalam

kondisi fisik dan mental yang baik akan mampu mencapai keberhasilan di dalam

menyelesaikan tugas, namun sebaliknya, individu yang memiliki tingkat stres

dan kecemasan yang tinggi cenderung akan memiliki kegagalan dalam

menyelesaikan tugas dikarenakan ekspektasi dan pikiran negatif pada tugas yang

akan dikerjakan.

4. Proses-Proses yang Mempengaruhi Efikasi Diri

Menurut Bandura (1997), proses psikologis turut berperan dalam diri manusia.

Terdapat empat proses yang mempengaruhi efikasi diri, yakni:

a. Proses Kognitif

Proses kognitif merupakan proses pemerolehan, pengorganisasian, dan

penggunaan informasi. Perilaku atau tindakan individu bermula dari proses

kognitif terlebih dahulu. Individu yang memiliki efikasi diri yang tinggi lebih

senang membayangkan tentang kesuksesan. Sebaliknya, individu yang memiliki

efikasi diri yang rendah lebih banyak membayangkan kegagalan dan hal-hal yang

dapat menghambat tercapainya kesuksesan. Individu yang mempersepsikan diri

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Komunikasi dalam ... II.pdfyang melibatkan berbagi informasi, mendiskusikan makna, dan mengirim pesan kepada individu lain maka individu tersebut

27

bahwa individu mampu melakukan suatu tugas maka individu tersebut semakin

membentuk usaha-usaha dalam mencapai tujuan.

b. Proses motivasi

Individu memberi motivasi atau dorongan pada diri sendiri dan

mengarahkan tindakan melalui tahap pemikiran-pemikiran sebelumnya.

Kepercayaan akan kemampuan diri dapat mempengaruhi motivasi dalam

beberapa hal, seperti menentukan tujuan yang telah ditentukan, seberapa besar

usaha yang dilakukan, ketahanan dalam menghadapi kesulitan-kesulitan dan

dalam menghadapi kegagalan. Terdapat tiga teori yang menjelaskan tentang

proses motivasi. Teori pertama adalah causal attributions. Teori ini berfokus

pada penyebab yang mempengaruhi motivasi, usaha, dan reaksi-reaksi individu.

Individu yang memiliki efikasi diri yang tinggi cenderung menganggap

kegagalan diakibatkan karena kurangnya usaha-usaha yang dikerahkan.

Sebaliknya, individu yang memiliki efikasi diri yang rendah, cenderung

menganggap kegagalan yang dialami individu diakibatkan oleh kemampuan

yang terbatas yang dimiliki individu. Teori kedua, outcomes experience, yang

menyatakan motivasi dibentuk melalui harapan-harapan. Biasanya individu

berperilaku sesuai dengan keyakinan individu tentang apa yang dapat dilakukan.

Teori ketiga, goal theory, dimana motivasi dapat meningkat apabila individu

menentukan tujuan terlebih dahulu.

c. Proses Afektif

Proses afeksi merupakan keyakinan dan kemampuan individu untuk

mengontrol situasi Individu yang merasa tidak mampu mengontrol situasi

cenderung mengalami level kecemasan yang tinggi, selalu memikirkan

kekurangan diri sendiri, memandang lingkungan sekitar penuh dengan ancaman,

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Komunikasi dalam ... II.pdfyang melibatkan berbagi informasi, mendiskusikan makna, dan mengirim pesan kepada individu lain maka individu tersebut

28

membesar-besarkan masalah kecil, dan terlalu cemas pada hal-hal kecil yang

sebenarnya jarang terjadi.

d. Proses Seleksi

Kemampuan individu untuk memilih aktivitas dan situasi tertentu

mempengaruhi efek dari suatu kejadian. Individu cenderung menghindari

aktivitas dan situasi yang diluar batas kemampuan individu. Bila individu merasa

yakin bahwa individu mampu menangani suatu situasi, maka individu akan

cenderung tidak menghindari situasi tersebut.

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efikasi Diri

Beberapa hal yang mempengaruhi efikasi diri pada individu, antara lain:

a. Jenis kelamin

Zimmerman (dalam Bandura, 1997) mengatakan perkembangan

kemampuan dan kompetensi antara laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan.

Pada pekerjaan tertentu para pria memiliki efikasi diri yang lebih tinggi

dibanding dengan wanita, begitu juga sebaliknya para wanita memiliki efikasi

diri yang tinggi dalam beberapa pekerjaan tertentu dibandingkan dengan pria.

b. Usia

Selama masa kehidupan yang berlangsung, maka terbentuk proses belajar

sosial pada individu. Individu yang lebih muda diyakini memiliki rentang waktu

dan pengalaman yang lebih sedikit dibandingkan individu yang lebih tua hal ini

dikarenakan individu yang lebih tua memiliki banyak pengalaman serta

peristiwa-peristiwa dalam hidup. Individu yang lebih tua akan lebih mampu

mengatasi suatu tugas dibandingkan dengan individu yang lebih muda, hal ini

berkaitan dengan pengalaman yang individu miliki sepanjang rentang kehidupan

(Bandura, 1997).

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Komunikasi dalam ... II.pdfyang melibatkan berbagi informasi, mendiskusikan makna, dan mengirim pesan kepada individu lain maka individu tersebut

29

c. Tingkat pendidikan

Efikasi diri dapat terbentuk dari proses pembelajaran pada tingkat formal.

Individu yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi diyakini memiliki efikasi

diri yang lebih tinggi karena individu tersebut lebih banyak belajar dalam

pendidikan formal. Selain itu, individu yang memiliki tingkat pendidikan yang

lebih tinggi akan lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk belajar dalam

mengatasi permasalahan dalam hidup (Bandura, 1997).

d. Pengalaman

Melalui proses belajar pada suatu organisasi atau perusahaan maka dapat

terbentuk efikasi diri. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan proses adaptasi dan

pembelajaran yang ada dalam situasi kerja. Semakin lama seseorang bekerja

dalam suatu perusahaan atau organisasi maka semakin tinggi efikasi diri individu

namun tidak menutup kemungkinan bahwa efikasi diri yang dimiliki juga dapat

semakin rendah tergantung dari bagaimana individu menghadapi keberhasilan

dan kegagalan yang dialami individu selama melakukan pekerjaan tersebut

(Bandura, 1997).

6. Karakteristik Efikasi Diri

Bandura (1997) membagi karakteristik individu yang memiliki efikasi diri yang

tinggi dan individu yang memiliki efikasi diri yang rendah.

a. Individu yang Memiliki Efikasi Diri Rendah:

1) Individu merasa tidak berdaya ketika dihadapkan dalam suatu tugas

2) Individu menghindari tugas-tugas yang dianggap sulit atau susah untuk

dikerjakan

3) Individu mudah merasa cemas

4) Individu bersikap apatis

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Komunikasi dalam ... II.pdfyang melibatkan berbagi informasi, mendiskusikan makna, dan mengirim pesan kepada individu lain maka individu tersebut

30

5) Individu mudah bersedih

6) Individu mudah menyerah ketika menghadapi rintangan

7) Individu susah mengomunikasikan pendapatnya di depan umum

8) Individu memiliki komitmen yang rendah terkait dengan tujuan yang ingin

dicapai

9) Individu cenderung memikirkan kekurangan yang dimiliki ketika individu

dihadapkan pada situasi yang sulit

10) Individu memikirkan kegagalan ketika dihadapkan pada suatu situasi atau

tugas

11) Individu susah dalam memulihkan diri ketika individu mengalami

kegagalan.

b. Individu yang Memiliki Efikasi Diri Tinggi:

1) Individu merasa yakin bahwa individu mampu menangani secara efektif

tugas ataupun situasi yang dihadapi

2) Individu tekun dalam menyelesaikan tugas-tugas

3) Individu merasa yakin akan kemampuan yang ada pada diri individu

4) Individu memandang kesulitan sebagai tantangan, bukan ancaman

5) Individu suka dengan hal-hal baru

6) Individu menetapkan sendiri tujuan yang ingin dicapai dan memiliki

komitmen yang kuat dalam diri

7) Individu menanamkan usaha yang kuat dengan tugas yang dilakukan dan

mampu meningkatkan usaha ketika individu mengalami kegagalan

8) Individu berfokus pada tugas dan memikirkan strategi dalam menghadapi

kesulitan

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Komunikasi dalam ... II.pdfyang melibatkan berbagi informasi, mendiskusikan makna, dan mengirim pesan kepada individu lain maka individu tersebut

31

9) Individu cepat memulihkan rasa mampu kepada diri apabila individu

mengalami kegagalan

10) Individu dalam menghadapi stressor atau ancaman dengan keyakinan pada

diri bahwa individu mampu mengontrol stressor atau ancaman tersebut.

Berdasarkan pemaparan di atas peneliti menggunakan dimensi efikasi diri

(Bandura, 1997) untuk dijadikan skala yang terdiri dari dimensi level, strength, dan

generality.

C. Hubungan antara Efikasi Diri dengan Kecemasan Komunikasi dalam

Mempresentasikan Tugas di Depan Kelas

Dalam proses belajar-mengajar di perkuliahan, berkomunikasi di depan umum

seperti mempresentasikan tugas di depan kelas merupakan hal yang tidak mungkin

dihindari. Tantangan bagi mahasiswa untuk berbicara di depan kelas dalam

mempresentasikan tugas tidak menutup kemungkinan hal tersebut dapat menyebabkan

munculnya perasaan cemas. Melalui pengamatan peneliti yang telah peneliti paparkan di

latar belakang, mahasiswa yang mendapat tugas mempresentasikan tugas di depan kelas

dapat mengalami kecemasan dapat terlihat dari tangannya yang gemetar dan mahasiswa

tersebut tersendat-sendat atau kurang lancar dalam mempresentasikan tugas (Deviyanthi,

2014).

Timbulnya kecemasan pada mahasiswa salah satunya disebabkan oleh adanya

pikiran yang irasional. Adanya perasaan khawatir dan cemas ini seringkali disebabkan

karena ketidakyakinan mahasiswa akan kemampuan yang dimiliki dalam melakukan

sesuatu (Hidayatin & Darmawanti, 2013).

Individu yang mengalami kecemasan ketika melakukan presentasi di depan kelas

dapat menilai keyakinan diri sendiri akan kemampuan yang dimiliki (Prayitno, 2010).

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Komunikasi dalam ... II.pdfyang melibatkan berbagi informasi, mendiskusikan makna, dan mengirim pesan kepada individu lain maka individu tersebut

32

Penilaian terhadap kemampuan yang dimiliki individu disebut efikasi diri (Sarafino,

1994)

Mahasiswa yang dihadapkan pada situasi yang menekan, dalam hal ini

melakukan presentasi di depan kelas, keyakinan mahasiswa terhadap kemampuan yang

dimiliki yakni efikasi diri akan mempengaruhi cara individu dalam bereaksi terhadap

situasi tersebut. Efikasi diri berguna untuk melatih individu dalam mengontrol stressor

yang berperan penting dalam memunculkan kecemasan pada mahasiswa (Bandura,

1997). Mahasiswa yang memiliki keyakinan akan kemampuan dalam mengontrol sebuah

ancaman seperti kecemasan ketika dihadapkan pada situasi presentasi di depan kelas,

mahasiswa tersebut akan memiliki tingkat kecemasan yang rendah dan sebaliknya,

mahasiswa yang tidak memiliki keyakinan dalam diri kurang dapat mengontrol ancaman

seperti melakukan presentasi di depan kelas, sehingga mahasiswa tersebut cenderung

memiliki kecemasan yang tinggi.

Hal serupa diungkapkan pula oleh Feist & Feist (2010) bahwa individu yang

memiliki kecemasan yang akut, ketakutan yang tinggi, atau tingkat stres yang tinggi,

maka individu tersebut mempunyai efikasi diri yang rendah dan individu yang memiliki

efikasi diri yang tinggi merasa mampu dan yakin akan kesuksesan dalam menghadapi

rintangan dan menganggap ancaman sebagai suatu tantangan yang tidak untuk dihindari.

Uraian di atas menunjukkan bahwa terdapat keterkaitan antara efikasi diri dengan

kecemasan komunikasi dalam mempresentasikan tugas di kelas. Hal ini didukung pula

oleh Hidayatin & Darmawanti (2013) bahwa efikasi diri mempengaruhi kecemasan

mahasiswa. Semakin tinggi efikasi diri seseorang, maka semakin rendah kecemasan

yang dialami. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah efikasi diri seseorang maka

semakin tinggi kecemasan yang dialami. Dapat dikatakan bahwa mahasiswa yang

memiliki efikasi diri yang tinggi akan memiliki keyakinan akan kemampuan dalam

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Komunikasi dalam ... II.pdfyang melibatkan berbagi informasi, mendiskusikan makna, dan mengirim pesan kepada individu lain maka individu tersebut

33

menghadapi situasi yang menimbulkan kecemasan dan memiliki keyakinan akan

keberhasilan menghadapi situasi tersebut. Berbeda dengan mahasiswa memiliki efikasi

diri yang tinggi. Mahasiswa dengan efikasi diri rendah cenderung memiliki

ketidakyakinan akan kemampuan yang dimiliki ketika mahasiswa dihadapkan pada

situasi yang memunculkan kecemasan. Hal ini disebabkan karena mahasiswa tersebut

memiliki pemikiran bahwa usaha yang hendak dilakukan akan gagal atau sia-sia

sehingga secara tidak langsung meningkatkan perasaan tertekan yang dirasakan oleh

mahasiswa yang akan mempresentasikan tugas di depan kelas.

Mahasiswa yang mengalami kecemasan cenderung akan merasa terpaksa untuk

berbicara di depan kelas. Hal ini dapat dilihat dari prelimenary study yang peneliti

lakukan dimana mahasiswa saling menunjuk teman lainnya ketika dosen meminta salah

satu dari mahasiswa untuk mempresentasikan tugas (Deviyanthi, 2014). Hal ini

didukung oleh penelitian Prayitno (2010) yang memaparkan bahwa terdapat hubungan

negatif yang sangat signifikan antara efikasi diri dengan kecemasan komunikasi pada

mahasiswa dalam mempresentasikan tugas di kelas. Semakin tinggi efikasi diri maka

semakin rendah kecemasan komunikasi pada mahasiswa dalam mempresentasikan tugas

dikelas, demikian pula sebaliknya.

Efikasi diri menentukan seberapa besar usaha yang akan dicurahkan dan seberapa

lama individu akan tetap bertahan dalam menghadapi hambatan. Mahasiswa dengan

efikasi diri tinggi memandang tugas-tugas sulit sebagai tantangan untuk dihadapi

sedangkan mahasiswa dengan efikasi diri yang rendah memandang tugas-tugas sulit

sebagai sebuah hambatan yang dapat mengancam diri mahasiswa sehingga tugas-tugas

sulit tersebut perlu dihindari.

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa antara efikasi diri

dengan kecemasan komunikasi dalam mempresentasikan tugas di depan kelas memiliki

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Komunikasi dalam ... II.pdfyang melibatkan berbagi informasi, mendiskusikan makna, dan mengirim pesan kepada individu lain maka individu tersebut

34

hubungan yang berlawanan arah, artinya mahasiswa dengan efikasi diri yang tinggi

cenderung mengalami kecemasan yang rendah ketika mempresentasikan tugas di depan

kelas. Sebaliknya, mahasiswa dengan efikasi diri yang rendah akan mengalami

kecemasan ketika mempresentasikan tugas di depan kelas.

Gambar 1. Hubungan Efikasi Diri dengan Kecemasan Komunikasi dalam

Mempresentasikan Tugas di Depan Kelas

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian teoretik di atas, maka dapat ditetapkan hipotesis penelitian ini

adalah:

Ho: Tidak terdapat hubungan antara efikasi diri dengan kecemasan komunikasi

dalam mempresentasikan tugas di depan kelas.

Ha: Terdapat hubungan antara efikasi diri dengan kecemasan komunikasi dalam

mempresentasikan tugas di depan kelas

Presentasi

di depan

kelas

Kecemasan

Rendah Tinggi

Efikasi Diri

: Menghasilkan atau menyebabkan

: Memengaruhi

: Terdiri dari

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Komunikasi dalam ... II.pdfyang melibatkan berbagi informasi, mendiskusikan makna, dan mengirim pesan kepada individu lain maka individu tersebut

35