9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kanker Payudara 1. Pengertian Kanker adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal diubah oleh mutasi genetik dari DNA seluler. Sel abnormal ini membentuk klon dan mulai berproliferasi secara abnormal, mengakibatkan sinyal mengatur pertumbuhan dalam lingkungan sekitar sel tersebut. (Brunner & Suddarth, 2002) Selama rentang kehidupan seseorang, berbagai jaringan tubuh normalnya mengalami periode pertumbuhan atau proliferatif yang harus dibedakan dari aktivitas pertumbuhan maligna. Terdapat beberapa pola pertumbuhan sel dan disebut dengan istilah hyperplasia, metaplasia, dysplasia, anaplasia, dan neoplasia. Hiperplasia yaitu peningkatan jumlah sel-sel jaringan, merupakan proses proliferasi yang umum dijumpai selama periode pertumbuhan tubuh yang cepat dan selama regenerasi kulit serta sumsum tulang. Hyperplasia adalah suatu respons seluler yang normal saat terdapat tuntutan fisiologik, hal ini menjadi suatu respons yang abnormal apabila pertumbuhan melebihi tuntunan fisiologik seperti yang terjadi pada iritasi kronis.
30
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kanker Payudara filedisebut kanker atau tumor ganas. 2. Penyebab kanker payudara Penyebab dari kanker payudara tidak diketahui dengan pasti, namun terdapat
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kanker Payudara
1. Pengertian
Kanker adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal
diubah oleh mutasi genetik dari DNA seluler. Sel abnormal ini membentuk
klon dan mulai berproliferasi secara abnormal, mengakibatkan sinyal
mengatur pertumbuhan dalam lingkungan sekitar sel tersebut. (Brunner &
Suddarth, 2002)
Selama rentang kehidupan seseorang, berbagai jaringan tubuh
normalnya mengalami periode pertumbuhan atau proliferatif yang harus
dibedakan dari aktivitas pertumbuhan maligna. Terdapat beberapa pola
pertumbuhan sel dan disebut dengan istilah hyperplasia, metaplasia, dysplasia,
anaplasia, dan neoplasia.
Hiperplasia yaitu peningkatan jumlah sel-sel jaringan, merupakan
proses proliferasi yang umum dijumpai selama periode pertumbuhan tubuh
yang cepat dan selama regenerasi kulit serta sumsum tulang. Hyperplasia
adalah suatu respons seluler yang normal saat terdapat tuntutan fisiologik, hal
ini menjadi suatu respons yang abnormal apabila pertumbuhan melebihi
tuntunan fisiologik seperti yang terjadi pada iritasi kronis.
10
Metaplasia terjadi apabila salah satu tipe sel matur diubah menjadi tipe
yang lain melalui stimulus yang mempengaruhi sel batang induk. Iritasi atau
inflamasi kronik, defisiensi vitamin, dan pemajanan terhadap bahan kimiawi
mungkin menjadi faktor yang mengarah pada metaplasia. Perubahan
metaplastik mungkin dapat pulih atau berkembang menjadi dysplasia.
Displasia adalah pertumbuhan sel aneh yang mengakibatkan sel –sel
lain dari tipe jaringan yang sama. Dysplasia dapat terjadi akibat bahan kimia,
radiasi, atau inflamasi atau iritasi kronik. Dysplasia dapat pulih atau dapat
mendahului perubahan neoplastik yang tidak dapat pulih.
Anaplasia adalah diferensiasi sel-sel displastik pada derajat yang lebih
rendah. Sel-sel anaplastik sulit dibedakan dan bentuknya tidak beraturan atau
tidak selaras dengan pertumbuhan dan pengaturan. Sel-sel anaplastik tidak
mempunyai ciri seluler normal dan hampir selalu maligna.
Neoplasia digambarkan sebagai pertumbuhan sel yang tidak terkontrol
yang tidak mengikuti tuntutan fisiologik, yang dapat benigna atau maligna.
Pertumbuhan neoplastik benigna dan maligna diklasifikasikan dan dinamai
sesuai dengan asal jaringannya.
Payudara adalah kelenjar yang terletak dibawah kulit dan diatas otot
dada, merupakan perubahan dari kelenjar keringat. Dalam keadaan normal
hanya terdapat sepasang kelenjar payudara, sedang pada beberapa jenis hewan,
kelenjar susu dapat membentang dari sekitar lipat paha sampai dada. Payudara
dewasa beratnya kira-kira 200 gram, yang kiri umumnya lebih besar dari yang
11
kanan. Pada waktu hamil payudara membesar, mencapai 600 gram dan pada
ibu menyusui mencapai 800 gram. ( Risanto Siswosudarmo dan Ova Emilla,
2008)
Menurut Luwia (2003), kanker payudara merupakan kanker yang
berasal dari kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara.
Ketika sejumlah sel di dalam payudara tumbuh dan berkembang dengan tidak
terkendali inilah yang disebut kanker payudara. Kumpulan besar dari jaringan
yang tidak terkontrol ini disebut tumor atau benjolan. Akan tetapi tidak semua
tumor adalah kanker, karena sifatnya yang tidak menyebar ke seluruh tubuh.
Tumor yang dapat menyebar ke seluruh tubuh atau menyebar jaringan sekitar
disebut kanker atau tumor ganas.
2. Penyebab kanker payudara
Penyebab dari kanker payudara tidak diketahui dengan pasti, namun
terdapat serangkaian faktor genetik, hormonal dan lingkungan. Penyebab
tersebut yang dapat menunjang terjadinya kanker payudara. Banyak faktor
yang diprediksi mempuyai hubungan kanker payudara (John Cleese, 2010)
Genetik merupakan faktor panting karena kejadian kanker payudara
akibat kelainan genetik sebesar 5-10%. Untuk mengenalinya cukup mudah
yaitu dengan mengumpulkan riwayat keluarga yang terkena kanker payudara
dan memetakannya dalam bentuk silsilah. Riwayat keluarga yang perlu
dicatat diantaranya adalah kanker payudara pada ibu atau saudara perempuan
12
yang terkena kanker payudara pada umur di bawah 50 tahun atau keponakan
dengan jumlah lebih dari dua (Luwia, 2003)
Hormon estrogen adalah hormon yang berperan dalam proses tumbuh
kembang organ seksual wanita. Hormon estrogen justru sebagai penyebab
awal kanker pada sebagian wanita. Hal ini disebabkan adanya reseptor
estrogen pada sel-sel epitel saluran kelenjar susu. Hormon estrogen yang
menempel pada saluran ini, lambat laun akan mengubah sel-sel epitel tersebut
menjadi kanker (Luwia, 2003). Pengunaan KB hormonal seperti pil, suntik KB
dan susuk yang mengandung banyak dosis estrogen meningkatkan risiko
kanker payudara (John Cleese, 2010)
Faktor lingkungnan juga dapat menjadi pemicu kanker payudara.
Lingkungan tersebut berupa paparan radiasi bahan-bahan radioaktif, sinar X
dan pencemaran bahan kimia. Luwia (2003) mengatakan bahwa risiko kanker
payudara meningkat apabila radiasi terjadi sebelum umur 40 tahun.
3. Faktor Risiko Kanker Payudara
Faktor-faktor yang memiliki risiko dan berhubungan dengan terjadinya
kanker payudara diantaranya adalah:
a. Umur
Wanita yang berumur lebih dari 40 tahun mempuyai risiko kanker
payudara lebih besar dibandingkan umur kurang dari 40 tahun. Hal ini di
karenakan pada umur ini kebanyakan wanita melakukan mamografi pada
program pemeriksaan payudara setempat. Banyak kasus kanker payudara
13
yang ditemukan terjadi pada wanita berumur antara 40-64 tahun (Wilensky
dan Lincoln, 2008).
b. Jenis Kelamin
Jenis kelamin berpengaruh untuk terjadinya kanker payudara,
wanita mempunyai risiko lebih tinggi dibandingkan pria. Menurut
penelitian di Inggris 99% dari semua kasus kanker payudara terjadi pada
wanita dan pada pria hanya 1% saja (John Cleese, 2010)
c. Umur Menarche
Pada wanita yang riwayat menarchenya lambat insedensinya lebih
rendah akan tetapi menarche awal (dibawah 12 tahun) termasuk dalam
kembali, meringkas, dan menyesuaikan struktur atau pola dari sebuah
sekenario yang sebelumnya tidak terlihat.
36
6) Menilai
Dikenali dari kemampuan untuk memberikan penilaian
terhadap solusi, gagasan, metodologi, dan seterusnya dengan
menggunakan criteria yang cocok atau standar yang ada untuk
memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya.
3. Stadium Kanker
Wanita yang divonis kanker payudara akan memiliki dampak fisik,
psikologis serta dampak sosial. Umumnya sebelum kanker meluas atau
merusak jaringan disekitarnya, penderita tidak merasakan adanya keluhan
ataupun gejala biasanya penyakitnya sudah kronis baru diketahui oleh
penderita. Berdasarkan tahapan atau perkembangannya kanker dibedakan atas
stadium I, II, III, IV. Tahap stadium I biasanya kanker belum menimbulkan
keluhan-keluhan pada penderita sedangkan pada stadium II samapi IV
biasanya kanker sudah menimbulkan keluhan.(Luwia, 2003)
37
D. Kerangka Teori
umur
Gambar 1.2 Kerangka Teori Penelitian Teori modivikasi The Web Causation (Hikmawati, I, 2011).
Tingkat pengetahuan Tingkat pendidikan
Genetik Umur menopouse
Umur menarche
KANKER PAYUDARA
Stadium I Stadium IV Stadium III Stadium II
Umur Paritas
38
E. Kerangka Konsep
Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Variabel independen variabel dependen
Gambar 2.2 Kerangka konsep
Analisis Faktor Kejadian Kanker Payudara Stadium II dan III pada Pasien yang Menjalani Tindakan Kemoterapi di Ruang Bougenvil RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.
F. Hipotesis Penelitian
Ada pengaruh umur, umur menarche, umur menopause, genetik, paritas,
tingkat pendidikan, pengetahuan, terhadap stadium kanker payudara pada pasien
kanker payudara yang menjalani tindakan kemoterapi di Ruang Bougenvil RSUD