Top Banner
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang penting dalam kehidupan seorang wanita pada umumnya. Kehamilan juga dapat di artikan saat terjadi gangguan dan perubahan identitas serta peran baru bagi setiap anggota keluarga. Pada awalnya ketika wanita hamil untuk pertama kalinya terdapat periode syok, menyangkal, kebingungan, serta tidak terima apa yang terjadi. Oleh karena itu berbagai dukungan dan bantuan sangat penting dibutuhkan bagi seorang ibu untuk mendukung selama kehamilannya (Saifuddin dkk, 2010). Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine mulai sejak konsepsi sampai permulaan persalinan (Dewi, 2011). Kehamilan merupakan proses alamiah untuk menjaga kelangsungan peradaban manusia. Kehamilan baru bisa terjadi jika seorang wanita sudah mengalami pubertas yang ditandai dengan terjadinya menstruasi (Mufdilah,2010). Kehamilan didefinisikan sebagai fertilitas atau penyatuan spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi dan implantasi (Iranti dkk, 2014). Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi dan zat gizi juga diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, bertambahan besarnya organ kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme ibu (Fairus,2010).
24

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/462/4/BAB II.pdf · dialami pada usia kehamilan 8-12 minggu dan semakin berkurang secara bertahap hingga akhirnya

Aug 05, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/462/4/BAB II.pdf · dialami pada usia kehamilan 8-12 minggu dan semakin berkurang secara bertahap hingga akhirnya

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kehamilan

Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang penting dalam kehidupan

seorang wanita pada umumnya. Kehamilan juga dapat di artikan saat terjadi

gangguan dan perubahan identitas serta peran baru bagi setiap anggota keluarga.

Pada awalnya ketika wanita hamil untuk pertama kalinya terdapat periode syok,

menyangkal, kebingungan, serta tidak terima apa yang terjadi. Oleh karena itu

berbagai dukungan dan bantuan sangat penting dibutuhkan bagi seorang ibu untuk

mendukung selama kehamilannya (Saifuddin dkk, 2010).

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine

mulai sejak konsepsi sampai permulaan persalinan (Dewi, 2011). Kehamilan

merupakan proses alamiah untuk menjaga kelangsungan peradaban manusia.

Kehamilan baru bisa terjadi jika seorang wanita sudah mengalami pubertas yang

ditandai dengan terjadinya menstruasi (Mufdilah,2010).

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilitas atau penyatuan spermatozoa dan

ovum dan dilanjutkan dengan nidasi dan implantasi (Iranti dkk, 2014). Kehamilan

menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi dan

zat gizi juga diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin,

bertambahan besarnya organ kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme

ibu (Fairus,2010).

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/462/4/BAB II.pdf · dialami pada usia kehamilan 8-12 minggu dan semakin berkurang secara bertahap hingga akhirnya

8

B. Emesis Gravidarum

1. Pengertian

Emesis gravidarum atau nama lainnya nausea gravidarum (NVP), atau

lebih dikenal dengan istilah morning sickness adalah gejala mual biasanya disertai

muntahyang umumnya terjadi pada awal kehamilan, biasanya pada trisemester

pertama. Kondisi ini umumnya dialami oleh lebih dari separuh wanita hamil yang

disebabkan karena meningkatnya kadar hormon estrogen. Dalam beberapa kasus,

gejala yang sama pula dialami oleh para wanita yang menggunakan kontrasepsi

hormonal, atau menjalani bentuk-bentuk terapi hormonal tertentu. Gejala ini

biasanya timbul di pagi hari dengan frekuensi yang akan menurun setiap harinya

seiring dengan bertambahnya usia kehamilan.

Mual (nausea) dan muntah (morning sickness) adalah gejala yang wajar

dan sering didapatkan pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi

hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala ini kurang lebih

terjadi setelah 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung

selama kurang lebih 10 minggu (Saifuddin dkk, 2010).

2. Mekanismes Emesis Gravidarum

Muntah merupakan serangkaian gerakan yang kompleks untuk

mengeluarkan isi usus dari saluran usus ketika salah satu bagiannya mengalami

iritasi atau distensi. Komponen sensorik dan motorik reflek muntah diatur oleh

system saraf otonom, sehingga menimbulkan rasa ingin muntah. Banyak stimulus

yang bekerja langsung pada pusat muntah atau zona pemicu kemoreseptor

(CTZ;chemoreceptor trigger zone) terletak di sebelah sawar darah/otak dalam

medula yang berbeda dengan pusat muntah tetapi letaknya berdekatan. Pusat

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/462/4/BAB II.pdf · dialami pada usia kehamilan 8-12 minggu dan semakin berkurang secara bertahap hingga akhirnya

9

muntah juga menerima rangsangan dari pusat-pusat yang lebih tinggi pada

sereberal, dari chemoreceptor trigger zone (CTZ), organ vestibularis pada telingan

dalam dan seluruh tubuh lewat system syaraf otonom (Sue Jordan, 2002).

Tingginya kadar hCG (Human Chorionic Gonadotropin) yang dihasilkan

oleh plasenta yang telah berkembang. hCG merupakan penyebab kejadian emesis

gravidarum dengan bekerja pada Chemoreseptor Triger Zonepusat muntah

melalui rangsangan terhadap otot dari poros lambung, akibatnya tubuh ibu

semakin lemah, pucat, dan frekuensi buang air kecil menurun drastis sehingga

cairan tubuh berkurang dan darah menjadi kental (hemokonsentrasi) sehingga

melambatkan peredaran darah yaitu oksigen dan jaringan sehingga dapat

menimbulkan kerusakan jaringan yang dapat membahayakan kesehatan ibu dan

perkembangan janin yang dikandungnya dan dapat melahirkan bayi dengan berat

badan lahir rendah (Hidayati, 2009).

Pemakaian cadangan karbohidrat dan lemak menyebabkan oksidasi lemak

tidak sempurna, sehingga terjadi ketosis. Selaput lendir esophagus dan lambung

dapat robek (sindrom Mallory-weiss), sehingga terjadi pendarahan

gastrointestinal. Hipokalemia akibat muntah dan ekskresi yang berlebihan

selanjutnya menambah frekuensi muntah dan merusak liver, terjadi perdarahan

pada parenkim liver sehingga menyebabkan gangguan fungsi umum alat-alat dan

menimbulkan kematian (Mitayani, 2009). Dampak ini tidak hanya terjadi pada

wanita hamil saja, namun juga dapat menyebabkan efek samping pada janin

seperti janin mengalami kekurangan gizi tertentu, pembentukan organ yang

sempurna bisa mengalami mengalami kegagalan, selain itu janin beresiko lahir

dengan berat badan lahir rendah (Triyana, 2013).

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/462/4/BAB II.pdf · dialami pada usia kehamilan 8-12 minggu dan semakin berkurang secara bertahap hingga akhirnya

10

3. Faktor-Faktor Terjadinya Emesis gravidarum

a. Penyebab mual muntah di pagi hari

Pada bulan-bulan pertama kehamilan disebabkan meningkatnya

produksi hormon estrogen yang memancing peningkatankeasaman

lambung. Jika frekuensi mual muntah lebih sering di pagi hari, itu

karena jarak antara waktu makan malam dengan makan pagi cukup

panjang, sehingga perut kosong mengeluarkan asam lambung yang

membuat ibu merasa lebih mual.

Sel-sel plasenta (villi konalis) yang menempel pada dinding

rahim awalnya ditolak oleh tubuh karena dianggap sebagai benda

asing. Reaksi imunologik inilah yang memicu terjadinya reaksi mual

muntah (Wiknjosastro, 2005).

b. Faktor psikologis ibu hamil

Ibu hamil yang mengalami stres akibat kehamilan tidak

diinginkan bisa mengalami mual dan muntah, dalam tubuhnya terjadi

penolakan yang kemudian menimbulkan rasa mual (Wiknjosastro,

2005).

c. Umur Ibu

Hamil pada usia muda merupakan salah satu faktor penyebab

terjadinya Hyperemesis Gravidarum. Dalam kurun reproduksi sehat

dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30

tahun. Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia

di bawah 20 tahun adalah 2-5 kali lebih tinggi dari pada kematian

maternal yang terjadi pada 20-29 tahun. Kematian maternal meningkat

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/462/4/BAB II.pdf · dialami pada usia kehamilan 8-12 minggu dan semakin berkurang secara bertahap hingga akhirnya

11

kembali setelah usia 30-35 tahun. Hal ini disebabkan menurunnya

fungsi organ reproduksi wanita pada usia tersebut (Wiknjosastro,

2005).

d. Pendidikan

Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga

perilakunya terhadap pola hidup terutama dalam memotivasi untuk

sikap berperan serta dalam perubahan kesehatan. Makin tinggi

pendidikan makin mudah menerima informasi, sehingga banyak pola

pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya makin rendah atau kurang

pendidikan seseorang akan menghambat perkembangan sikap terhadap

nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Wiknjosastro, 2005).

e. Pekerjaan

Kaum wanita yang meninggalkan pekerjaan karena komitmen

terhadap keluarga, mereka membiasakan diri kembali dengan biaya-

biaya yang mereka keluarkan dan menerima gaji kecil. Penyesuaian

diri cukup emosional juga mengikuti datangnya seorang anak ke dalam

hubungan suami istri. Menjadi seorang ibu merupakan hal yang amat

didambakan oleh banyak wanita dalam kehidupan mereka, akan tetapi

menjadi ibu tentu merupakan suatu aktifitas yang penuh stres.

Sebaiknya dengan bijaksana para pasangan untuk pada awalnya

membicarakan apa yang mereka harapkan satu sama lain dalam rangka

dukungan emosional dan praktis. Menurut Winkjosastro dalam buku

Ilmu Kebidanan (2005) Membahas penyebab utama terjadi

Hyperemesis Gravidarum yaitu: cemas dengan kehamilan dan

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/462/4/BAB II.pdf · dialami pada usia kehamilan 8-12 minggu dan semakin berkurang secara bertahap hingga akhirnya

12

persalinan, rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan sehingga

dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan

muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi

hamil atau sebagai pelarian terhadap kesukaran hidup.

f. Usia Kehamilan

Mual dan muntah adalah gejala yang wajar dan sering terdapat

pada kehamilan trimester I (0-16 minggu). Mual biasanya terjadi pada

pagi hari tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-

gejala ini kurang lebih terjadi pada usia kehamilan 6 minggu setelah

hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10

minggu (Winkjosastro, 2005). Sekitar 50-70% ibu hamil mengalami

mual dan muntah. Keluhan mual dan muntah ini dikatakan wajar jika

dialami pada usia kehamilan 8-12 minggu dan semakin berkurang

secara bertahap hingga akhirnya berhenti di usia kehamilan 16 minggu.

4. Tanda dan Gejala

Gejala klinik emesis gravidarum adalah kepala pusing, terutama pagi hari,

disertai mual muntah sampai kehamilan 4 bulan (Manuaba,2010).Tanda-tanda

emesis gravidarum berupa:

a. Rasa mual, bahkan dapat sampai muntah

Mual dan muntah ini terjadi 1-2 kali sehari, biasanya terjadi dipagi hari tetapi

dapat pula terjadi setiap saat.

b. Nafsu makan berkurang

c. Mudah lelahemosi yang cenderung tidak stabil

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/462/4/BAB II.pdf · dialami pada usia kehamilan 8-12 minggu dan semakin berkurang secara bertahap hingga akhirnya

13

5. Tingkatan Mual Muntah Emesis Gravidarum

Mual muntah (emesis gravidarum) merupakan gejala dan tanda yang

disertai gangguan gastrointestinal. Mual muntah (emesis gravidarum) dapat

dianggap sebagai suatu fenomena yang terjadi dalam tiga stadium yaitu:

a. Stadium pertama (mual)

Keadaan ini ditandai dengan keinginan untuk muntah yang dirasakan di

tenggorokan atau perut, seringkali disertai dengan gejala hipersalivasi, pucat,

berkeringat, takikardia dan anoreksia.

b. Stadium kedua (Retching)

Retching merupakan suatu usaha involunter untuk muntah, seringkali

menyertai mual dan terjadi sebelum muntah, terdiri atas gerakan pernafasan

spasmodik melawan glotis dan gerakan inspirasi dinding dada dan diagfragma.

c. Stadium ketiga

Pada stadium ketiga pusat muntah menerima masukan dari korteks

serebral, organvestibular, daerah pemicu kemoreseptor (Chemoreseptor Trigger

Zone) (Price & Wilson 2005).

6. Waktu dan Durasi Emesis gravidarum

Emesis gravidarum dapat terjadi sepanjang hari atau tidak terjadi sama

sekali pada pagi hari, berdasarkan studi prospektif pada 160 wanita oleh Lacroix

at, all (2000) dalam Price & Wilson bahwa 74% melaporkan kejadian mual

muntah terjadi pada pagi hari hanya sebesar 1,8%, sedangkan kejadian mual

muntah yang terjadi sepanjang hari sebanyak 80%. Menurut Vellacott at all

sebanyak 76% wanita terbukti mengalami mual muntah (Tiran 2008). Dalam

survey ditemukan bahwa kejadian mual muntah saat kehamilan biasanya mereda

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/462/4/BAB II.pdf · dialami pada usia kehamilan 8-12 minggu dan semakin berkurang secara bertahap hingga akhirnya

14

atau meningkat pada trimester pertama, hilangnya gejala terjadi sebanyak 27%,

hingga pada minggu ke 12, meskipun ibu hamil mengalami mual muntahnya akan

berkurang pada minggu ke 22 kehamilan. lacroix at, all (2000) menemukan durasi

mual muntah berlangsung sekitar 34 hari.

7. Pengaruh Emesis Gravidarum Pada Ibu dan Janin

Pengaruh emesis gravidum pada ibu dan janin sangat besar.Emesis dalam

keadaan normal tidak banyak menimbulkan efek negatif terhadap kehamilan dan

janin, hanya saja apabila emesis gravidarum ini berkelanjutan dan berubah

menjadi hiperemesis gravidarum yang dapat meningkatkan resiko terjadinya

gangguan pada kehamilan. Wanita-wanita hamil dengan gejala emesis gravidarum

yang berlebih berpotensi besar mengalami dehidrasi, kekurangan cadangan

karbohidrat dan lemak dalam tubuh, dapat pula terjadi robekan kecil pada selaput

lender esofagus dan lambung atau sindroma Mallary Weiss akibat perdarahan

gastrointestinal (Manuaba, 2010). Bayi-bayi dari wanita yang menderita

hiperemesis gravidarum sepanjang kehamilan lebih cenderung memiliki kelainan

dan pertumbuhan yang terganggu, seperti bayi lahir cacat, autis dan mengalami

keterbelakangan mental lainnya.

8. Penatalaksanaan

a. Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang ibu hamil muda

yang selalu dapat disertai emesis gravidarum akan berangsur-angsur

berkurang sampai umur kehamilan 4 bulan.

b. Menghindari ketegangan yang dapat meningkatkan stress dan

mengganggu istirahat tidur

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/462/4/BAB II.pdf · dialami pada usia kehamilan 8-12 minggu dan semakin berkurang secara bertahap hingga akhirnya

15

c. Meminum air jahe dan air seduhan daun peppermint dapat mengurangi

gejala mual dan muntah secara signifikan karena dapat dapat

meningkatkan mortilitas saluran cerna

d. Dinasehatkan agar tidak terlalu cepat bangun dari tempat tidur,

sehingga tercapai adaptasi aliran darah menuju susunan saraf pusat

e. Nasehat diet, dianjurkan makan dengan porsi kecil, tetapi lebih sering.

Makanan yang merangsang timbulnya mual dan muntah dihindari

f. Melakukan akupresur dapat mengurangi mual muntah secara

signifikan.

g. Menghindari konsumsi kafein/kopi, tembakau dan alkohol, karena

selain dapat menimbulkan mual dan muntah juga apat memiliki efek

yang merugikan untuk embrio serta menghambat sintesis protein.

h. Berikan domperidon 10 mg, domperidon merupakan derifat dari

benzimidazol dan merupakan antiemetik yang potensial

i. Berikan ondansentron 10 mg, untuk mengatasi mual muntah

C. Minuman Jahe

1. Sejarah Jahe

Jahe merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu

yang berasal dari keluarga Zingiberaceae yang memiliki spesies tidak kurang dari

100 jenis spesies (Ferry, 2009). Jahe memiliki berbagai nama daerah jahe di

Indonesia, ini menunjukkan penyebaran jahe meliputi seluruh wilayah Indonesia.

Karena jahe hanya bisa bertahan hidup di daerah tropis, penanamannya hanya bisa

dilakukan di daerah katulistiwa seperti Asia Tenggara, Brasil, dan Afrika.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/462/4/BAB II.pdf · dialami pada usia kehamilan 8-12 minggu dan semakin berkurang secara bertahap hingga akhirnya

16

Tanaman ini adalah salah satu tanaman hijau yang memiliki kandungan

obat yang sangat besar, tumbuhan berbatang semu ini memiliki tinggi 30cm

sampai 1m, bila dipotong bewarna kuning atau jingga. Daunnya sempit dengan

panjang 15-23mm dan lebar 8-15mm. Tumbuhan ini juga biaa banyak dugunakan

sebagai obat-obatan tradisional, kosmetik, pengharum ruangan serta biasa dipakai

sebagai bumbu dapur. Dalam perdagangan, jahe biasa dijual dalam bentuk segar,

kering, dan bubuk.

2. Cara Membuat Wedang Jahe

Dalam pembuatan wedang jahe jenis jahe yang dapat digunakan yaitu jahe

putih/kuning kecil/jahe emprit sebanyak 2,5 gram di iris dan diseduh air panas

250 ml ditambah gula 1 sendok makan (10 gram) diminum 2x1 sehari selama 4

(Almaniyah, 2014).

3. Kandungan Senyawa Jahe

Senyawa kimia pada rimpang jahe menentukan aroma dan tingkat

kepedasan pada jahe. Beberapa faktor yang mempengaruhi komposisi kimia

rimpang jahe antara lain jenis jahe, kondisi tanah saat penanaman jahe, umur jahe

saat dipanen serta cara pengolahannya. Sifat khas jahe disebabkan adanya minyak

atsiri dan oleoresin jahe. Aroma harum jahe disebabkan oleh minyak atsiri,

sedangkan oleoresinnya menyebabkan rasa pedas.Minyak atsiri dapat diperoleh

atau diisolasi dengan destilasi uap dari rhizoma jahe kering. Ekstrak minyak jahe

berbentuk cairan kental berwarna kehijauan sampai kuning, berbau harum tetapi

tidak memiliki komponen pembentuk rasa pedas.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/462/4/BAB II.pdf · dialami pada usia kehamilan 8-12 minggu dan semakin berkurang secara bertahap hingga akhirnya

17

Kandungan minyak atsiri dalam jahe kering sekitar 1–3 persen.Komponen

utama minyak atsiri jahe yang menyebabkan bau harum adalah zingiberen dan

zingiberol. Oleoresin jahe banyak mengandung komponen pembentuk rasa pedas

yang tidak menguap. Komponen dalam oleoresin jahe terdiri atas gingerol dan

zingiberen, shagaol, minyak atsiri dan resin. Pemberi rasa pedas dalam jahe yang

utama adalah zingerol (Koswara S, 2006). Menurut Farmakope Belanda, Zingiber

Rhizoma (Rhizoma Zingiberis-akar jahe) yang berupa akar jahe mengandung 6%

bahan obat-obatan yang sering dipakai sebagai rumusan obat-obatan atau sebagai

obat resmi di 23 Negara (Suyono & Suswanto, 2013).

Tabel 1

Komponen zat gizi jahe (Zingiber officinale) per 100 gram

Komponen Jumlah

Jahe Segar Jahe Kering

Energy (KJ)

Protein (g)

Lemak (g)

Karbohidrat (g)

Kalsium (mg)

Phospat (mg)

Besi (mg)

Vitamin A (SI)

Thiamin (mg)

Niasin (mg)

Vitamin C (mg)

Serat kasar (g)

Total abu (g)

Magnesium (mg)

Natrium (mg)

Kalium (mg)

Seng (mg)

184,0

1,5

1,0

10,1

21

39

4,3

30

0,02

0,8

4

7,53

3,70

-

6,0

57,0

-

1424,0

9,1

6,0

70,8

116

148

12

147

-

5

-

5,9

4,8

184

32

1342

5

Sumber : Koswara (1995)

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/462/4/BAB II.pdf · dialami pada usia kehamilan 8-12 minggu dan semakin berkurang secara bertahap hingga akhirnya

18

4. Efek Samping Jahe Terhadap Kehamilan

Secara umum belum ada penelitian yang dapat membuktikan efek samping

terhadap penggunaan jahe dalam kehamilan, jika diberikan dalam dosis 1 gram

per hari. Efek samping yang paling sering dilaporkan adalah iritasi atau tidak enak

di mulut, mulas, bersendawa, kembung dan mual, terutama pada sediaan jahe

bubuk. Jahe segar yang tidak terkunyah dengan baik dapat juga membuat

obstruksi usus. Jahe harus digunakan dengan hati-hati pada orang yang memiliki

ulkus pada gaster, inflammatory bowel disease dan batu empedu, minuman ini

baiknya diminum sesudah makan, karena apabila dikonsumsi pada saat perut

kosong akan merangsang produksi enzim pada empedu sehingga dapat

menstimulasi lambung yang dapat membuat tekanan yang dapat membuatkan

perut terasa perih (Wiraharja, 2011).

5. Manfaat Minuman Jahe

Manfaat jahe menurut Ferry (2009) secara singkat antara lain:

a. Sebagai anti-emesis: membantu meredam mual dan muntah pada ibu

hamil dan mabuk laut

b. Anti-spasmodic: mengurangi kejang otot

c. Carminative: mengatasi masalah gangguan pencernaan dan gas dalam

usus

d. Antiseptic:mengontrol atau mencegah infeksi bakteri

e. Circulatory stimulant: melancarkan peredaran darah

f. Diaphoretic: melancarkan keluarnya keringat

g. Expectorant: meredakan batuk

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/462/4/BAB II.pdf · dialami pada usia kehamilan 8-12 minggu dan semakin berkurang secara bertahap hingga akhirnya

19

h. Peripheral vasodilatator: memperbesar pembuluh darah pada bagian

kaki dan tangan sehingga peredaran darah menjadilancar.

6. Patofisiologi Jahe Terhadap Antiemetic

Jahe bekerja sebagai anti mual dan muntah melalui beberapa mekanisme.

Pertama, jahe menstimulasi motilitas traktus gastrointestinal yang sebelumnya

diturunkan oleh hormon progesteron, dan menstimulasi disekresikannya saliva,

empedu serta produk sekresi lambung yang lain. Kedua, jahe dapat menghambat

aktivasi 5-HT3, serta memiliki efek yang mirip dengan antagonis 5-HT3 dan

ondansetron yang menyebabkan perut berkontraksi sehingga timbul perasaan

mual dan muntah. Ketiga, jahe mengendurkan dan melemahkan otot-otot saluran

pencernaan sehingga mual dan muntah dapat berkurang. Keempat, jahe

menghambat efek karminatif, sehingga mencegah pengeluaran gas lambung.

Kelima, jahe memiliki efek seperti dimenhydrinate. Dimenhydrinate merupakan

antagonis histamin (H1) dan juga dapat menghambat stimulasi vestibular yang

bekerja pada sistem otolit dan pada dosis besar pada kanal semi sirkular. Keenam,

jahe dapat menurunkan efek cisplatin melaui hambatan saraf pusat atau perifer

dengan meningkatkan 5-hydroxytryptamin, dopamin dan substansi P. Cisplatin

merupakan obat yang menginduksi terjadinya mual dan muntah pada kemoterapi.

Selain sebagai anti mual dan muntah, jahe juga memiliki khasiat sebagai

antioksidan, antiinflamasi, anti-tumor, dan anti-mikroba. Meskipun proses anti-

emetik dari jahe belum sepenuhnya dapat dijelaskan, namun kandungan jahe yang

diduga berperan dalam mekanisme tersebut adalah gingerols, shogaols,

galanolactone dan terpenoid (Syukur, 2006).

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/462/4/BAB II.pdf · dialami pada usia kehamilan 8-12 minggu dan semakin berkurang secara bertahap hingga akhirnya

20

7. Jenis-Jenis Jahe

Menurut Syukur (2006), terdapat tiga jenis jahe yang dikenal masyarakat,

yaitu:

a. Jahe Gajah (Zingiber officinale var. Officinale)

Sesuai dengan namanya, jahe ini memiliki penampilan ukuran rimpang

yang lebih besar dibanding jenis jahe yang lainnya, bobotnya berkisar antara 1– 2

kg per rumpun.Struktur rimpangnya besar dan berbuku–buku. Bagian dalam

rimpang apabila diiris akan terlihat berwarna putih kekuningan. Tinggi rimpang

dapat mencapai 6–12 cm dengan panjang 15–35 cm, dan diameter berkisar 8,47–

8,50 cm. Akar yang keluar dari rimpang berbentuk bulat dengan panjang

mencapai 30 cm dan diameternya berkisar 4–6 cm. Jika dalam satu rumpun

akarnya dikumpulkan dan ditimbang, beratnya dapat mencapai 30 g. Jahe besar

tingginya dapat mencapai 85 cm dari permukaan tanah dengan batangnya yang

berbentuk bulat besar, berwarna hijau muda.Letak daunnya berselang seling

tersusun secara teratur pada batang yang tegak, berjumlah sekitar 20–30 helai

daun.Daun tersebut berwarna hijau muda, 6 berbentuk lanset dengan ujung

meruncing. Panjang daun sekitar 15–25 cm dan lebarnya sekitar 20–35 mm. Dari

rimpang jahe besar ini terkandung minyak atsiri 0,82%-1,66%, kadar pati 55,10%,

kadar serat 6,89%, dan kadar abu 6,6%-7,5%. Jahe ini umumnya tidak terlalu

pedas.

b. Jahe Emprit atau Jahe Putih Kecil (Zingiber officinale var. Rubrum)

Jahe putih kecil atau umumnya dikenal dengan nama jahe emprit memiiki

rimpang dengan bobot berkisar 0,5–0,7 kg per rumpun. Struktur rimpang jahe

emprit kecil–kecil dan berlapis. Daging rimpang berwarna putih kekuningan.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/462/4/BAB II.pdf · dialami pada usia kehamilan 8-12 minggu dan semakin berkurang secara bertahap hingga akhirnya

21

Tinggi rimpangnya dapat mencapai 11 cm dengan panjang 6–30 cm, dan diameter

3,27–4,05 cm. Akar yang keluar dari rimpangnya bebentuk bulat. Panjang dapat

mencapai 26 cm dan diameternya berkisar antara 3,91–5,90 cm. Akar yang

dikumpulkan dari satu rumpun dapat mencapai 70 g lebih banyak dari akar jahe

besar. Tinggi tanaman sekitar 40–60 cm sedikit lebih pendek dari jahe gajah.

Kandungan minyak atsiri rimpang jahe emprit antara lain minyak atsiri 1,5–3,5%,

kadar pati 54,70%, kadar serat 6,59% dan kadar abu 7,39-8,90%.

c. Jahe Merah (Zingiber officinale var. Amarum)

Jahe merah atau jahe sunti memiliki rimpang dengan bobot 0,5-0,7 kg per

rumpun. Struktur rimpang jahe merah, kecil berlapis–lapis dan daging rimpangnya

bewarna jingga muda sampai merah. Diameter rimpang mencapai 4 cm dan tinggi

antara 5,26–10,40 cm. Kandungan dalam jahe merah antara lain minyak atsiri

2,58–3,09%, kadar pati 44,99%, dan kadar abu 7,46%. Jahe merah umumnya

memiliki rasa paling pedas dan kandungan minyak atsiri paling tinggi diantar jahe

lainnya, sehingga jahe ini banyak digunakan sebagai bahan dasar farmasi dan

jamu.

(a) jahe gajah (b) jahe emprit (c) jahe merah

Gambar 1

Perbedaan Rimpang Pada Masing-MasingJenisJahe

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/462/4/BAB II.pdf · dialami pada usia kehamilan 8-12 minggu dan semakin berkurang secara bertahap hingga akhirnya

22

8. Pengaruh Wedang Jahe Terhadap Penurunan Mual Muntah

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kundarti (2015) diperoleh

hasil bahwa terdapat perbedaan penurunan mual muntah pada ibu hamil usia

kehamilan 0-16 minggu yang diberi dan tidak diberi jahe. Diuji dengan

menggunakan Wilcoxon Matched Pairs Test yaitu diperoleh P value 0,33< 0,05

maka H0 ditolak dan H1 diterima. Meltzer (2000) yang mengutip hasil penelitian

Fischer etal, pada Tahun1990 menjelaskan bahwa terjadi penurunan keparahan

mual muntah pada ibu hamil yang diberi jahe dibandingkan ibu hamil yang tidak

diberi jahe. Vutyavanich (2001) menambahkan dalam penelitiannya yang berjudul

"Gingerfor Nauseaand Vomiting In Pregnancy: Randomized, Double-masked,

placebo-controlled trial". Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian

intervensi pada kelompok yang diberikan tablet jahe pada umumnya mengalami

penurunan mual muntah.

Khasiat lain adalah sebagai antiemetic (anti muntah) dan sangat berguna

pada ibu hamil untuk mengurangi mual muntah. Suatu penelitian melaporkan

bahwa jahe sangat efektif menurunkan metoklopamid senyawa penginduksi

nausea (mual) dan muntah.Menurut komisi E (German Federal Health Agency)

jahe efektif untuk mengobati gangguan pencernaandan pencegahan motion

sickness. Berdasarkan hasil penelitian lain dari Alyamaniyah (2014), didapatkan

hasil bahwa, minuman minuman jahe memiliki pengaruh sangat besar terhadap

emesis gravidarum dengan menggunakan paired t test didapatkan hasil p value

yakni 0,000 <α 0,05 ini menunjukan bahwa ada pengaruh minuman jahe terhadap

frekuensi mual muntah.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/462/4/BAB II.pdf · dialami pada usia kehamilan 8-12 minggu dan semakin berkurang secara bertahap hingga akhirnya

23

D. Seduhan Peppermint

1. Sejarah Peppermint

Peppermint atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan daun mint

(Mentha piperita L.) merupakan salah satu tanaman herbal aromatik penghasil

minyak atsiri yang disebut minyak permen (peppermint oil) (Ardisela, 2012).

Menurut Sastrohamidjojo (2004), bila minyak permen (peppermint oil) diproses

lebih lanjut akan diperoleh kandungan menthol. Tanaman mint berasal lebih dari

30 varietas, apple mint, spearmint dan peppermint adalah varietas yang paling

populer dari mint yang dibudidayakan di seluruh dunia, tumbuhan ini akan

vitamin A, C dan B2. Hal ini juga mengandung mineral berharga seperti kalsium,

tembaga dan magnesium.

Mentha piperita L., secara umum dikenal sebagai peppermint.Mint atau

yang dikenal dengan nama “Pudina” untuk beberapa daerah, digunakan sebagai

ekstrak dan pengobatan tradisional rumah tangga yang popular untuk meredakan

batuk dan pilek. Jenis tanaman mint ini terdiri dari 40 spesies dari tumbuh-

tumbuhan herbal hijau yang sebagian besar terdistribusi di belahan bumi utara

seperti Eropa, Amerika, Jepang, China, Brazil dan Formosa. Kata “Mentha”

pertama kali berasal dari bahasa Latin Minthe.Beberapa botaniawan menyebut

sebagai “Mentha”. Namun demikian, nama tersebut kemungkinan juga berasal

dari bahasa Hindu kuno manth atau mante yang berarti “to rub” atau menggosok

yang diguanakan untuk menyatakan tanaman atau herba sebagai obat gosok

(Sastrohamidjojo, 2004).

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/462/4/BAB II.pdf · dialami pada usia kehamilan 8-12 minggu dan semakin berkurang secara bertahap hingga akhirnya

24

2. Klasifikasi Daun Mint

Menurut Plantamor (2012), secara ilmiah daun mint atau dengan nama lain

(Mentha piperita L.) termasuk suku Lamiaceace, dengan klasifikasi Mentha

piperita L. sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Superdivisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Subkelas : Asteridae

Ordo : Lamiales

Family : Lamiaceae

Genus : Mentha

Spesies : Mentha piperita Linn.

Gambar 2

Daun Mint

3. Kandungan Daun Mint

Kandungan utama dari minyak daun mint (Mentha piperita L.) adalah

menthol, menthone dan metil asetat, dengan kandungan menthol tertinggi (73,7-

85,8%) (Hadipoentyanti, 2012).Selain itu, kandungan monoterpene, menthofuran,

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/462/4/BAB II.pdf · dialami pada usia kehamilan 8-12 minggu dan semakin berkurang secara bertahap hingga akhirnya

25

sesquiterpene, triterpene, flavonoid, karotenoid, tannin dan beberapa mineral lain

juga ditemukan dari minyak daun mint (Mentha piperita L.).

Menthol berkhasiat sebagai obat karminatif (penenang), antispasmodic

(antibatuk) dan diaforetik (menghangatkan dan menginduksi keringat). Minyak

Mentha piperita L bmempunyai sifat mudah menguap, tidak berwarna, berbau

tajam dan menimbulkan rasa hangat diikuti rasa dingin menyegarkan. Minyak ini

diperoleh dengan cara menyuling ternanya (batang dan daun), sehingga minyak

yang sudah diisolasi mentholnya disebut dementholized oil (DMO)

(Hadipoentyanti, 2012)

4. Manfaat Daun Mint

a. Minyak menthol dalam mint dapat menenangkan seseorang yang

mualatau mabuk laut atau darat.

b. Aroma mint dapat mengaktifkan kelenjar ludah dimulutsehingga

memfasilitasi pencernaan untuk mencerna makanan.

c. Mint sering ditambahkan di balsem atau minyak lain untuk

mengurangi sakit kepala karena memiliki kandungan minyak menthol.

d. Aroma kuat mint sangat efektif membersihkan hidung yang tersumbat

sebab mint bersifat mendinginkan & menenangkan.

e. Dibandingi inhaler yang memakai aerosol, masyarakat cenderung

menggunakan mint karena lebih efektif dan ramah lingkungan.

f. Sejumlah spesies seperti peppermint dan spearmint banyak digunakan

sebagai perasa makanan, minuman keras, dan pasta gigi.

g. Minyak mint juga merupakan antiseptik dan anti-gatal yang baik. Jus

daun mint dapa digunakan untuk membersihkan kulit.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/462/4/BAB II.pdf · dialami pada usia kehamilan 8-12 minggu dan semakin berkurang secara bertahap hingga akhirnya

26

h. Minyak mint dapat meringankan beberapa gejala timbulnya jerawat,

dapat pula mengobati gigitan serangga.

i. Mint juga sudah dipercaya dalam fungsinya meningkatkan kesehatan

mulut karena dapat menghambat pertumbuhan bakteri.

j. Mint juga dapat menyegarkan nafas.

5. Cara Membuat Seduhan Peppermint

Membuat seduhan peppermint dapat dengan mudah dibuat yaitu dengan

cara merebus 200ml air yang digunakan untuk menyeduh daun mint yang telah

dikeringkan dan dikemas seperti teh celup dan bisa ditambahkan dengan gula

sebagai penambah rasa.

6. Efektifitas Peppermint Dalam Mengurangi Mual Muntah

Peppermint mengandung menthol yang berkhasiat sebagai obat karminatif

(penenang) dapat membantu memperbaiki masalah pencernaan, terutama irritable

bowel syndrome (IBS). IBS adalah gangguan usus yang menyebabkan perut

kembung, kram perut, dan BAB tak teratur.Studi terbaru yang dimuat di jurnal

Digestive Diseases and Sciences menunjukkan bahwa suplemen herbal yang

mengandung minyak peppermint dapat meredakan gejala IBS yang

kambuh. Peppermint mengaktifkan saluran antinyeri di usus besar, yang dapat

mengurangi rasa nyeri yang disebabkan peradangan usus. Manfaat peppermint

lainnya untuk pencernaan adalah meredakan mual, termasuk gejala morning

sickness saat hamil. Menurut University of Maryland Medical Center (UMM),

peppermint dapat menenangkan otot perut dan memperbaiki aliran empedu, yang

digunakan tubuh untuk mencerna lemak.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/462/4/BAB II.pdf · dialami pada usia kehamilan 8-12 minggu dan semakin berkurang secara bertahap hingga akhirnya

27

E. Kerangka Teori

Kerangka teori atau kerangka berfikir merupakan tinjauan teori yang

berkaitan dengan permasalahan yang diteliti agar peneliti memilik pengetahuan

yang luas sebagai dasar untuk mengembangkan atau mengindentifikasi variabel-

variabel yang akan di teliti (Notoatmodjo,2018). Kerangka teori dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

Gambar 3

Kerangka Teori

F. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan

antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variable yang satu

dengan variable yang lain dari masalah yang ingin diteliti. (Notoatmodjo,2018).

Sedangkan, variabel didefinisikan sebagai karakteristik subjek penelitian yang

berubah dari satu subjek ke subjek lain. Kerangka konsep penelitian ini

Penatalaksanaan Emesis

Gravidarum

Tindakan konvensional

1. Antiemetik

2. Antihistamin

3. Hospitalisasi

Tindakan komplementer

1. Akupresur

2. Terapi manipulative

3. Terapi psikologi

4. Herbal jahe

5. Herbal Peppermint

6. Relaksasi

7. Pola makan

8. Asuhan konservatif

9. Pemberian air minum sesuai

kebutuhan

Emesis Gravidarum pada ibu

hamil TM I

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/462/4/BAB II.pdf · dialami pada usia kehamilan 8-12 minggu dan semakin berkurang secara bertahap hingga akhirnya

28

menjelaskan penatalaksanaan yang dipilih dalam menangani mual muntah yaitu

meminum wedang jahedan seduhan peppermint hingga dapat menyebabkan mual

muntah dapat berkurang. Kerangka konsep penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 4

Kerangka Konsep Penelitian

G. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau

ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuanpenelitian tentang sesuatu

konsep pengertian tertentu, misalnya umur,jenis kelamin, pendidikan, status

perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit, dan sebagainya.

(Notoadmodjo,2018). Berikut adalah pengelompokan variabel dalam penelitian

ini:

1. Variabel Dependen

Variabel Dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel

independen, variabel dependen penelitian ini adalah pengurangan mual muntah.

2. Variabel Independen

Variabel Independen adalah variabel yang memberi pengaruh pada

variabel dependen. Penelitian ini menggunakan dua variabel independen yaitu

meminum wedang jahe danseduhan peppermint.

Wedang Jahe

Emesis Gravidarum

Seduhan Peppermint

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/462/4/BAB II.pdf · dialami pada usia kehamilan 8-12 minggu dan semakin berkurang secara bertahap hingga akhirnya

29

H. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian

yang berperan mengarahkan dalam mengidentifikasi variabel-variabel yang akan

diteliti atau diamati (Notoadmodjo, 2018). Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Wedang jahe lebih efektif menurunkan mual muntah pada ibu emesis

gravidarum dibandingkan dengan seduhan peppermint.

2. Ada perbedaan rata-rata frekuensi mual muntah sebelum dan sesudah

pemberian wedang jahe pada ibu hamil dengan emesis gravidarum.

3. Ada perbedaan rata-rata frekuensi mual muntah sebelum dan sesudah

pemberian seduhan peppermint pada ibu hamil dengan emesis gravidarum.

I. Definisi Operasional

Menurut Notoadmodjo (2018) definisi operasional adalah uraian tentang

batasan variabel yang dimaksud atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang

bersangkutan.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/462/4/BAB II.pdf · dialami pada usia kehamilan 8-12 minggu dan semakin berkurang secara bertahap hingga akhirnya

30

Tabel 2

Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Operasional

Alat

Ukur Cara Ukur Hasil Ukur

Skala

Ukur

1 Mual dan

muntah

Keadaan mual yang

disertai muntah

yang dirasakan ibu

hamil dalam 24 jam

berupa pusing,

perut kembung dan

badan terasa lemas

disertai keluarnya

isi dalam perut

melalui mulut yang

diukur sebelum dan

sesudah diberikan

intervensi wedang

jahe dan seduhan

peppermint selama

4 hari

Kuesioner Wawancara Frekuensi

mual

muntah

Rasio

2 Intervensi

penurunan

mual

muntah

Tindakan untuk

mengurangi mual

muntah

Cheklist Observasi Wedang

jahe dan

seduhan

peppermint

Nominal