12 Pengaruh Hubungan Interpersonal..., Wahyu Barokah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hubungan Interpersonal 1. Pengertian Hubungan Interpersonal adalah ketika berkomunikasi, tidak hanya sekedar menyampaikan informasi, tetapi secara tidak sadar juga menentukan kadar hubungan emosional dengan lawan bicara. Semakin baik hubungan interpersonal maka semakin terbuka hubungan interpersonalnya dan semakin baik hubungan antara seseorang. Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik. Ketika berkomunikasi, bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya. Jadi ketika berkomunikasi tidak hanya menentukan content melainkan juga menentukan relationship dari segi psikologi komunikasi, dapat dinyatakan bahwa makin baik hubungan interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya, makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya sehingga makin efektif. Oleh sebab itu maka penting bagi seorang perawat untuk mengetahui dan memahami tahapan perkembangan hubungan intrepersonalnya dengan orang lain guna tercapainya kepuasan kerja (Alfasta, 2013).
27
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hubungan Interpersonalrepository.ump.ac.id/9321/3/Wahyu barokah BAB II.pdf · 12 Pengaruh Hubungan Interpersonal..., Wahyu Barokah, Fakultas Ilmu Kesehatan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
12 Pengaruh Hubungan Interpersonal..., Wahyu Barokah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hubungan Interpersonal
1. Pengertian
Hubungan Interpersonal adalah ketika berkomunikasi, tidak
hanya sekedar menyampaikan informasi, tetapi secara tidak sadar juga
menentukan kadar hubungan emosional dengan lawan bicara. Semakin
baik hubungan interpersonal maka semakin terbuka hubungan
interpersonalnya dan semakin baik hubungan antara seseorang.
Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang
baik. Ketika berkomunikasi, bukan sekedar menyampaikan isi pesan,
tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya. Jadi ketika
berkomunikasi tidak hanya menentukan content melainkan juga
menentukan relationship dari segi psikologi komunikasi, dapat
dinyatakan bahwa makin baik hubungan interpersonal, makin terbuka
orang untuk mengungkapkan dirinya, makin cermat persepsinya tentang
orang lain dan persepsi dirinya sehingga makin efektif. Oleh sebab itu
maka penting bagi seorang perawat untuk mengetahui dan memahami
tahapan perkembangan hubungan intrepersonalnya dengan orang lain
guna tercapainya kepuasan kerja (Alfasta, 2013).
13
Pengaruh Hubungan Interpersonal..., Wahyu Barokah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
2. Perkembangan dalam hubungan perawat-pasien (Morrison & Burnard,
2014)
Mungkin perubahan paling jelas yang terjadi dalam keperawatan
adalah terbentuknya hubungan antara perawat dan pasien. Pasien bukan
lagi seorang penerima asuhan pasif, begitu juga mahasiswa perawat yang
bukan lagi seorang penerima pasif dalam pendidikan keperawatan
(meskipun perubahan dalam pendidikan keperawatan lebih lama
dibandingkan perubahan dalam asuhan keperawatan). Orang yang
datang ke rumah sakit atau yang dirawat dirumah mereka kini diberi
informasi lebih baik mengenai asuhan kesehatan, lebih cenderung
menanyakan asuhan mereka, dan berhak meminta standar asuhan
kesehatan yang lebih tinggi.
Beberapa alasan perubahan ini dapat diperkirakan akibat dari
program televisi dan iklan mengenai isu kesehatan yang sekarang
banyak ditayangkan, suplemen koran hari minngu sering memberikan
artikel mengenai perubahan dalam penyediaan pelayanan kesehatan,
program pendidikan di sekolah dan perguruan tinggi mendorong
masyarakat untuk lebih menyadari kebutuhan kesehatan mereka dan
lebih mempertanyakan asuhan yang mereka terima, dan perawat serta
dokter umumnya bertanggung jawab tidak hanya atas tindakan yang
mereka lakukan tetapi juga atas alasan mengapa mereka melakukannya.
Patient’s Charter juga telah membuat semua professional asuhan
kesehatan lebih menyadari kebutuhan untuk memantau penampilan kerja
14
Pengaruh Hubungan Interpersonal..., Wahyu Barokah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
mereka sendiri meskipun respon mengenai Patient’s Charter bermacam-
macam. Bagaimanapun, gambaran “perawat terkenal” dalam Patient’s
Charter berarti bahwa perawat menjadi lebih terfokus dalam kerja dan
lebih mengetahui dengan jelas kewajiban mereka terhadap pasien.
Peran tradisional dokter dan perawat telah berubah, dan
perubahan tersebut mendorong perawat untuk menilai kembali cara
mereka memberikan asuhan dan cara mereka berkomunikasi dengan
pasien dan keluarga. Juga, perawat, dokter, dan professional kesehatan
lain, semakin sering diajarkan bersama-sama, dan hal ini tampaknya
membuat semua disiplin professional lebih menyadari masalah dan
kekuatan setiap kelompok. Pendidikan interdisiplin berpotensi
meningkatkan kerja tim yang lebih besar diantara professional dan mulai
menghilangkan barrier komunikasi professional.
3. Hubungan perawat-pasien (Sheldon, 2009)
Terciptanya hubungan perawat-pasien merupakan komitmen
dasar dari perawat untuk mengasuh seorang pasien. Hal ini juga
melambangkan persetujuan antara perawat dan pasien untuk bekerja
sama demi kebaikan pasien. Sekalipun perawat menerima tanggung
jawab utama dalam menyusun struktur dan tujuan dari hubungan ini,
perawat menggunakan pendekatan terpusat pada pasien untuk
mengembangkan hubungan ini dan memenuhi kebutuhan pasien.
Perawat juga menghargai keunikan setiap pasien dan berusaha keras
untuk memahami respon pasien terhadap perubahan kesehatannya.
15
Pengaruh Hubungan Interpersonal..., Wahyu Barokah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
Perawat menciptakan hubungan dengan pasien dengan mengintegrasikan
konsep rasa hormat, empati, kepercayaan, kesungguhan, dan kerahasiaan
didalam interaksi mereka.
Salah satu teoretikus keperawatan paling awal yang
mengeksplorasi hubungan perawat-pasien dan komunikasi keperawatan
adalah Hildegard Peplau. Peplau (1952, 1991, 1992, 1997)
mengembangkan teori yang terkenal, Teori Hubungan Interpersonal,
yang menekankan timbal-balik (resiprositas) didalam hubungan
interpersonal antara perawat dan pasien. Teori Peplau menggerakkan
pemikiran mengenai keperawatan, dari apa yang perawat lakukan kepada
pasien menjadi apa yang perawat lakukan dengan pasien, membuat
keperawatan menjadi proses interaktif dan kolaboratif antara perawat
dan pasien.
Peplau mengidentifikasi empat fase hubungan perawat-pasien :
orientasi, identifikasi, eksploitasi, dan resolusi. Dalam Teori Hubungan
Interpersonal Peplau, fase-fase ini bersifat terapeutik dan berfokus pada
interaksi interpersonal.
a. Orientasi : Pasien mencari bantuan, dan perawat membantu pasien
untuk mengidentifikasi masalah dan luasnya bantuan yang
diperlukan.
b. Identifikasi : Pasien berhubungan dengan perawat dengan sikap yang
independen, dependen, atau interdependen, dan perawat meyakinkan
pasien bahwa ia memahami makna situasinya.
16
Pengaruh Hubungan Interpersonal..., Wahyu Barokah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
c. Eksploitasi : Pasien menggunakan pelayanan perawat dan sumber-
sumber lain sesuai kebutuhannya.
d. Resolusi : Kebutuhan pasien terdahulu telah terselesaikan, dan
muncul tujuan-tujuan yang lebih dewasa.
e. Terminasi : Pasien dan perawat mengevaluasi kemajuan intervensi
terhadap tujuan yang ditentukan, meninjau waktu yang mereka
habiskan bersama, dan mengakhiri hubungan.
4. Strategi komunikasi dalam praktik keperawatan di Rumah Sakit
(Nursalam, 2011)
Komunikasi pada tahapan ini tidak hanya ditujukan secara
spesifik melalui strategi perencanaan. Tetapi tiga komponen, yaitu
struktur, budaya, dan teknologi harus mendapat perhatian yang sama.
Struktur dalam suatu organisasi bertujuan untuk mencapai
status praktik komunikasi efektif yang dapat direncanakan dan
diterapkan oleh kelompok klinik yang dirancang untuk pelaksanaan
prinsip-prinsip asuhan keperawatan kepada pasien, keterampilan yang
baik, dan dapat membantu penyelesaian masalah organisasi.
Budaya dalam suatu organisasi bukan sesuatu yang mudah
untuk diubah dalam waktu sesaat. Setiap pekerjaan pada suatu
lingkungan dan individu mempunyai budaya yang berbeda. Keadaan ini
sangat penting untuk diperhatikan mengingat perubahan suatu budaya
dalam manajemen adalah aspek yang penting pada proses perubahan
yang efektif.
17
Pengaruh Hubungan Interpersonal..., Wahyu Barokah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
Teknologi merupakan komponen ketiga dalam praktik
komunikasi yang efektif. Komunikasi interpersonal dan organisasi sering
memerlukan perantara yang akan sangat bermanfaat di masa akan
datang, yaitu teknologi elektronik dan penggunaan media. Setiap suatu
perubahan di rumah sakit harus selalu didukung oleh perencanaan
Health Information System (HIS) yang efektif. Komunikasi melalui
teknologi akan selalu dipantau dan dievaluasi pada setiap tahap proses
perubahan.
B. Keselamatan Pasien (Patient Safety)
1. Pengertian
Patient safety merupakan prioritas, isu penting dan global
dalam pelayanan kesehatan (Perry 2009). Ballard (2003) dalam
Mustikawati (2011) menyatakan bahwa Patient safety merupakan
komponen penting dan vital dalam asuhan keperawatan yang
berkualitas. Hal ini menjadi penting karena patient safety merupakan
suatu langkah untuk memperbaiki mutu pelayanan dalam memberikan
asuhan keperawatan (Cahyono, 2008).
Keselamatan Pasien (Patient Safety) merupakan sesuatu yang
jauh lebih penting daripada sekedar efisiensi pelayanan. Perilaku
perawat dengan kemampuan perawat sangat berperan penting dalam
pelaksanaan keselamatan pasien. Perilaku yang tidak aman, lupa,
kurangnya perhatian/motivasi, kecerobohan, tidak teliti dan kemampuan
yang tidak memperdulikan dan menjaga keselamatan pasien beresiko
18
Pengaruh Hubungan Interpersonal..., Wahyu Barokah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
untuk terjadinya kesalahan dan akan mengakibatkan cedera pada
pasien, berupa Near Miss (Kejadian Nyaris Cedera/KNC) atau Adverse
Event (Kejadian Tidak Diharapkan/KTD) selanjutnya pengurangan
kesalahan dapat dicapai dengan memodifikasi perilaku. Perawat harus
melibatkan kognitif, afektif dan tindakan yang mengutamakan
keselamatan pasien. World Health Organization (WHO), 2014
Keselamatan pasien merupakan masalah kesehatan masyarakat global
yang serius.
Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu sistem
pada rumah sakit dalam membuat asuhan sehingga pasien merasa lebih
aman (Depkes, 2008). Para pengambil kebijakan, pemberi pelayanan
kesehatan dan pelanggan menempatkan keamanan sebagai prioritas
pertama pelayanan. Program patient safety merupakan suatu hal yang
lebih penting daripada sekedar efisiensi pelayanan (Yuwantina, 2012).
Keselamatan pasien di rumah sakit (KPRS) adalah sistem
pelayanan dalam suatu Rumah Sakit yang memberikan asuhan pasien
menjadi lebih aman, termasuk didalamnya mengukur resiko,
identifikasi dan pengelolahan resiko terhadap pasien analisa insiden,
kemampuan untuk belajar dan menindaklanjuti insiden serta
menerapkan solusi untuk mengurangi resiko (WHO, 2004). Oleh karena
itu diperlukan komitmen dan ethis dalam keperawatan. Keselamatan
pasien merupakan suatu sistem yang sangat dibutuhkan dengan adanya
sistem ini diharapkan dapat meminimalisir kesalahan dalam
19
Pengaruh Hubungan Interpersonal..., Wahyu Barokah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
penanganan pasien baik pada pasien UGD, rawat inap maupun pasien
poliklinik (PERSI, 2008).
Menurut JCAHO (2007), 65 % dari KTD yang terjadi di rumah
sakit berdampak pada kematian pasien. Menurut KKP-RS (2010),
insiden KTD di Indonesia mencapai 46,67% dengan provinsi Jawa
Barat menempati urutan tertinggi yaitu 33.33%, dan berurutan provisi
Banten sebesar 20.0%, Jawa Tengah sebesar 20.0%, DKI Jakarta
sebesar 16.67%, Bali sebesar 6.67%, dan Jawa Timur sebesar 3.33%.
Angood (2007) dalam Dewi (2012) mengungkapkan bahwa
berdasarkan hasil kajian data penyebab utama KTD di rumah sakit
adalah komunikasi. Alvarado (2006) mengungkapkan bahwa
ketidakakuratan informasi dapat menimbulkan dampak yang serius
pada pasien, hampir 70% kejadian sentinel (kejadian yang
mengakibatkan kematian atau cedera serius di rumah sakit) disebabkan
karena buruknya komunikasi.
2. Standar keselamatan pasien
Departemen Kesehatan RI (2006) telah membuat dan
menerbitkan satu buku Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah
Sakit (Patient Safety) yang di dalamnya terdapat 7 standar yang
membahas tentang keselamatan pasien pada tahun 2008 yakni:
20
Pengaruh Hubungan Interpersonal..., Wahyu Barokah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
a. Hak pasien
Pasien dan keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan
informasi tentang rencana dan hasil pelayanan termasuk kemugkinan
terjadinya kejadian tak diharapkan.
Kriteria :
1) Harus ada dokter penanggungjawab pelayanan
2) Dokter penanggungjawab pelayanan wajib membuat rencana
pelayanan
3) Dokter penanggungjawab pelayanan wajib memberikan
penjelasan secara jelas dan benar kepada pasien dan keluarganya
tentang rencana dan hasil pelayanan, pengobatan dan prosedur
untuk pasien termasuk kemungkinan KTD
b. Mendididik pasien dan keluarga
Rumah sakit harus mendidik pasien dan keluarganya tentang
kewajiban dan tanggungjawab pasien dalam asuhan pasien.
Keselamatan pasien dalam pemberian pelayanan dapat ditingkatkan
dengan keterlibatan pasien yang merupakan proses pelayanan.
Karena itu di rumah sakit harus ada sistem dan mekanisme
mendidik pasien dan tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien.
Kriteria :
1) Memberi informasi yang benar, jelas, lengkap, dan jujur
2) Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab pasien serta
keluarga
21
Pengaruh Hubungan Interpersonal..., Wahyu Barokah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
3) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk hal yang tidak
dimengerti
4) Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan
5) Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan rumah sakit
6) Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa
7) Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati
a. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
Rumah sakit menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin
koordinasi antar tenaga dan antar unit pelayanan.
Kriteria :
1) Terdapat koordinasi pelayanan secara menyeluruh mulai dari
saat pasien masuk, pemeriksaan, diagnosis, perencanaan
pelayanan, tindakan pengobatan, rujukan dan saat pasien keluar
dari rumah sakit
2) Terdapat koordinasi pelayanan yang disesuaikan dengan
kebutuhan pasien dan kelayakan sumber daya secara
berkesinambungan sehingga pada seluruh tahap pelayanan
transaksi antar unit pelayanan dapat berjalan baik dan lancar
3) Terdapat koordinasi pelayanan yang mencakup peningkatan
komunikasi untuk memfasilitasi dukungan keluarga, pelayanan
keperawatan, pelayanan sosial, konsultasi dan rujukan,
pelayanan kesehatan primer dan tindak lanjut lainnya
22
Pengaruh Hubungan Interpersonal..., Wahyu Barokah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
4) Terdapat komunikasi dan transfer informasi antar profesi
kesehatan sehingga dapat tercapainya proses koordinasi tanpa
hambatan, aman dan efektif
b. Rumah sakit harus mendesain proses baru atau memperbaiki proses
yang ada, memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui
pengumpulan data, menganalisis secara intensif, dan melakukan
perubahan untuk meningkatkan kinerja serta keselamatan pasien.
Kriteria :
1) Setiap rumah sakit harus melakukan proses perencanaan yang
baik, mengacu pada visi, misi, dan tujuan rumah sakit,