BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Umum Sungai Air sungai adalah air yang mengalir melalui terusan alami yang kedua pinggirnya dibatasi oleh tanggul-tanggul dan airnya mengalir ke laut, ke danau, atau ke sungai lain yang merupakan sungai induk. Sungai banyak terdapat di Indonesia yang berhulu di daerah pegunungan. Bagi daerahdaerah tertentu kegunaan sungai-sungai itu berbeda-beda. Manfaat air sungai bagi kehidupan sangat besar artinya seperti untuk mengairi pertanian di pesawahan, perikanan lalu lintas perairan, pembangkit tenaga listrik, dan pariwisata. Sungai dapat dibagi atas dua jenis: 1. Sungai hujan, yaitu sungai yang airnya berasal dari hujan dan mata-mata air. Sungai seperti ini airnya tidak tetap. Bila musim hujan airnya banyak, adakalanya banjir. 2. Sungai gletser, yaitu sungai yang mendapat airnya dari gletser (es) atau salju yang mencair. Sungai seperti ini airnya tetap. Baik pada musim hujan maupun pada musim kemarau. 1. Air Danau Berasal dari air hujan, air tanah atuu mata air. Berkurangnya air danau disebabkan oleh penguapan, perembesan ke dalam tanah, dan pengaliran daerah yang sangat lembab dan sangat kering. 2. Air tanah 8
25
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Umum Sungairepository.poltekkes-tjk.ac.id/894/5/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Umum Sungai Air sungai adalah air yang mengalir
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Gambaran Umum Sungai
Air sungai adalah air yang mengalir melalui terusan alami yang kedua pinggirnya dibatasi
oleh tanggul-tanggul dan airnya mengalir ke laut, ke danau, atau ke sungai lain yang merupakan
sungai induk. Sungai banyak terdapat di Indonesia yang berhulu di daerah pegunungan. Bagi
daerahdaerah tertentu kegunaan sungai-sungai itu berbeda-beda. Manfaat air sungai bagi
kehidupan sangat besar artinya seperti untuk mengairi pertanian di pesawahan, perikanan lalu
lintas perairan, pembangkit tenaga listrik, dan pariwisata. Sungai dapat dibagi atas dua jenis:
1. Sungai hujan, yaitu sungai yang airnya berasal dari hujan dan mata-mata air. Sungai
seperti ini airnya tidak tetap. Bila musim hujan airnya banyak, adakalanya banjir.
2. Sungai gletser, yaitu sungai yang mendapat airnya dari gletser (es) atau salju yang
mencair. Sungai seperti ini airnya tetap. Baik pada musim hujan maupun pada musim
kemarau.
1. Air Danau
Berasal dari air hujan, air tanah atuu mata air. Berkurangnya air danau disebabkan oleh
penguapan, perembesan ke dalam tanah, dan pengaliran daerah yang sangat lembab dan sangat
kering.
2. Air tanah 8
Air tanah adalah air yang berada pada lapisan di bawah permukaan tanah. Kedalaman air
tanah di tiap tempat tidak sama karena dipengaruhi oleh tebal atau tipisnya lapisan permukaan di
atasnya dan kedudukan lapisan air tanah tersebut. Kedalaman air dapat dilihat dari sumur-sumur
yang digali oleh penduduk. Permukaan bagian atas air itu lebih preatik.
Kelebihan air tanah daripada air permukaan yaitu:
a. Lebih steril, karena tidak terkontaminasi oleh organisme penyebab penyakit
b. Tersimpan pada lapisan batuan pada kedalaman tertentu atau di bawah permukaan
tanah
c. Temperaturnya relatif konstan
d. Tersedia di banyak tempat meskipun musim kemarau.
Air tanah dibedakan atas letak kedalamannya, yaitu:
1) Air tanah dangkal, yaitu air tanah yang berada di bawah permukaan tanah dan berada di atas
batuan yang kedap air atau lapisan yang tidak dapat meloloskan air. Air ini merupakan
akuifer atas atau sering disebut air freatis, yang banyak dimanfaatkan oleh penduduk untuk
membuat sumur.
2) Air tanah dalam, yaitu air tanah yang berada di bawah lapisan airtanah dangkal, dan berada
di antara lapisan kedap air. Air ini merupakan akuifer bawah, banyak dimanfaatkan sebagai
sumber airminum penduduk kota, untuk industri, perhotelan, dan sebagainya.
Diantara lapisan kedap dan tak kedap air terdapat lapisan peralihan.Air tanah pada lapisan
tak kedap mempengaruhi gerak aliran air. Jika lapisan yang kurang kedap terletak di atas dan di
bawah suatu tubuh air, maka akan menghasilkan lapisan penyimpanan air yaitu air tanah yang
tak bebas. Tekanan dari air tanah tak bebas bergantung pada keberadaan tinggi suatu tempat
dengan daerah tangkapan hujannya. Pada daerah yang air tanahnya lebih rendah daripada
permukaan air di daerah tangkapan hujan, air akan memancar keluar dari sumur yang dibor.
Sumur demikian disebut sumur freatis. (Visiuniversal, 2015)
Sungai merupakan jalan air alami, mengalir menuju samudera, danau, laut, atau ke sungai
yang lain. Pada beberapa kasus, sebuah sungai secara sederhana mengalir meresap ke dalam
tanah sebelum menemukan badan air lainnya. Melalui sungai merupakan cara yang biasa bagi air
hujan yang turun di daratan untuk mengalir ke laut atau tampungan air yang besar seperti danau.
Sungai terdiri dari beberapa bagian, bermula dari mata air yang mengalir ke anak sungai.
Beberapa anak sungai akan bergabung untuk membentuk sungai utama. Aliran air biasanya
berbatasan dengan saluran dasar dan tebing di sebelah kiri dan kanan. Penghujung sungai di
mana sungai bertemu laut dikenal sebagai muara sungai. Manfaat terbesar sebuah sungai adalah
untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air
limbah, bahkan sebenarnya potensial untuk dijadikan objek wisata sungai (Ahira, 2011).
Ada beberapa tipe perairan, yaitu:
1. Basin, adalah tipe perairan yang merupakan nama lain dari daerah aliran yang berkaitan
dengan aliran sungai yang dimulai dari hulu (mata air) sampai ke hilir (muara). Di
Indonesia terkenal dengan nama Daerah Aliran Sungai (DAS), yang dalam bahasa
inggris dikenal sebagai river basin. (Suyono, 2014:60).
2. Bendungan atau dam, adalah konstruksi artificial yang dibangun untuk menahan
kapasitas dan aliran air yang dapat dijadikan waduk, danau, tempat rekreasi ataupun
untuk keperluan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). (Suyono, 2014:60).
3. Danau, adalah sejumlah air (tawar atau asin) yang terakumulasi di suatu tempat atau
cekungan besar yang cukup luas di permukaan bumi yang seluruhnya dikelilingi oleh
daratan, sebagai kumpulan muara sungai kecil atau terjadi karena mencairnya glister
(periglasial), atau karena adanya mata air atau dapat berasal dari suatu kawah besar dari
bekas gunung berapi. (Suyono, 2014:61).
4. Kanal atau terusan (channel), adalah saluran air buatan yang digunakan untuk
mempersingkat perjalanan pelayaran kapal. Kanal terdiri dari dua macam, yaitu kanal
yang hanya digunakan untuk mengarahkan dan mengalirkan air dan kanal yang
merupakan jalur transportasi yang dapat dinavigasi, digunakan untuk angkutan barang
dan orang, yang seringkali terhubung dengan sungai, laut, dan danau. Kanal ini harus
memenuhi syarat memiliki kedalaman minimal 5 m (16,4 kaki) untuk dapat dipakai
sebagai terusan. Tujuan dibuatnya kanal adalah sebagai jalan singkat untuk menghindari
rute pelayaran yang lebih jauh, jalan antara dua laut atau danau yang tertutup oleh
daratan, dan sarana akses ke lautan bagi kota yang berada jauh di daratan. (Suyono,
2014:61).
5. Akuifer (aquifer), adalah suatu lapisan batuan permeable bawah tanah yang menyerap
air atau materi yang tidak dikonsolidasi (kerikil, pasir, debu, atau tanah liat), tempat air
tanah dapat bermanfaat untuk diekstraksi melalui air sumur. (Suyono, 2014:61).
6. Laut (sea) atau bahari, adalah kumpulan air asin yang luas dan berhubungan dengan
samudra. Air laut merupakan campuran dari 96,5% air murni dan 3,5% material lainnya
seperti garam, gas terlarut, bahan organic, dan partikel tak terlarut. Sifat fisis utama air
laut ditentukan oleh 96,5% air ,murni. (Suyono, 2014:61).
7. Samudra (ocean) atau lautan, adalah laut yang luas dan merupakan massa air asin yang
sambung-menyambung meliputi permukaan bumi yang dibatasi oleh benua ataupun
kepulauan yang besar. Ada lima samudra di bumi, yaitu samudra arktik, samudra
atlantik, samudra hindia, samudra pasifik/lautan teduh, dan samudra antartika/lautan
selatan. Samudra meliputi 71% permukaan bumi, dengan area sekitar 361 juta km2, isi
samudra sekitar 1.370 juta km3, dengan kedalaman rata-rata 3.790 meter. (Suyono,
2014:61).
8. Selat (srait), adalah suatu kawasan perairan yang relativ sempit di antara dua daratan
yang mengubungkan dua bagian perairan yang lebih besar. Selat buatan disebut terusan
atau kanal. (Suyono, 2014:61).
9. Sungai (river), adalah aliran air alami yang mengalir menuju samudra, danau, atau laut,
atau kesungai yang lebih besar lainnya. Sungai terdiri dari beberapa bagian, bermula dari
mata air yang mengalir keanak sungai, selanjutnya beberapa anak sungai akan bergabung
untuk membentuk sungai utama. (Suyono, 2014:62).
10. Teluk (gulf), adalah suatu kawasan perairan yang menjorok kedaratan dan dibatasi oleh
daratan pada ketiga sisinya. Karena letaknya yang strategis ini teluk banyak
dimanfaatkan sebagai pelabuhan. Teluk adalah kebalikandari tanjung (cape), dan
biasanya keduanya berdampingan pada suatu garis pantai yang sama. (Suyono, 2014:62).
B. Perlindungan dan Pemanfaatan Sungai
Di Indonesia sungai dapat dijumpai disetiap tempat dengan kelasnya masing-masing. Pada
masa lampau sungai dimanfaatkan untuk memenuhi keperluan sehari-hari, baik transportasi,
mandi, mencuci dan sebagainya bahkan untuk wilayah tertentu sungai dapat dimanfaatkan untuk
menunjang makan dan minum.Sungai sebagai sumber air, sangat penting fungsinya dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat dan sebagai sarana penunjang utama dalam meningkatkan
pembangunan nasional. Sebagai sarana transportasi yang relatif aman untuk menghubungkan
wilayah satu dengan lainnya. Pemerintah memperhatikan manfaatnya sungai yang tidak kecil
dalam kehidupan, maka untuk pelestariannya dipandang perlu melakukan pengaturan mengenai
sungai yang meliputi perlindungan, pengembangan, penggunaan dan pengendalian sungai dari
segala bentuk pencemaran yang berakibat rusaknya dan tidak berfungsinya kembali sungai yang
tidak sesuai dengan kualitas sebenarnya. Dengan dikeluarkannya peraturan Pemerintah Nomor :
35 Tahun 1991 tentang sungai, sebagai pelaksanaan Undang -Undang Nomor : 11 Tahun 1974
tentang pengairan, sehingga dapat digunakan sebagai pegangan dalam pengelolaan,
pengusahaan, pemeliharaan dan pengamanan, agar manfaat sungai tetap terjaga kelestariannya.
C. Jenis-Jenis Sungai
Sungai menurut jumlah airnya dibedakan menjadi :
1. Sungai Permanen, yaitu sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif tetap. Contoh
sungai jenis ini adalah sungai Kapuas, Kahayan, Barito dan Mahakam di Kalimantan.
Sungai Musi, Batanghari dan Indragiri di Sumatera.
2. Sungai Periodik, yaitu sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak,sedangkan
pada musim kemarau airnya kecil. Contoh sungai jenis ini banyakterdapat di pulau Jawa
misalnya sungai Bengawan Solo, dan sungai Opak diJawa Tengah. Sungai Progo dan
sungai Code di Daerah Istimewa Yogyakarta serta sungai Brantas di Jawa Timur.
3. Sungai Intermittent atau Sungai Episodik, yaitu sungai yang pada musimkemarau airnya
kering dan pada musim hujan airnya banyak. Contoh sungai jenis ini adalah sungai
Kalada di pulau Sumba.
4. Sungai Ephemeral, yaitu sungai yang ada airnya hanya pada saat musim hujan.Pada
hakekatnya sungai jenis ini hampir sama dengan jenis episodik, hanya saja pada musim
hujan sungai jenis ini airnya belum tentu banyak.
Sungai menurut genetiknya dibedakan menjadi :
1. Sungai Konsekuen, yaitu sungai yang arah alirannya searah dengan kemiringan lereng.
2. Sungai Subsekuen, yaitu sungai yang aliran airnya tegak lurus dengan sungai
konsekuen.
3. Sungai Obsekuen, yaitu anak sungai subsekwen yang alirannya berlawanan arah
dengan sungai konsekuen.
4. Sungai Insekuen, yaitu sungai yang alirannya tidak teratur atau terikat oleh lereng
daratan.
5. Sungai Resekuen, yaitu anak sungai subsekwen yang alirannya searah dengan sungai
konsekuen (Stanis, (2011). Dalam Septiani, (2012)
D. Persyaratan Air Sungai
Dalam peraturan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang
Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air.
Menyebutkan bahwa sumber air adalah wadah air yang terdapat di atas dan di bawah
permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini akuifer, mata air, sungai, rawa, danau, situ,
waduk dan muara.
Klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas yaitu:
1. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
2. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana atau sarana rekreasi
air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman,dan atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
3. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk membudidayakan ikan air
tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
4. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman dan
atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut.
E. Sumber-Sumber Air Limbah
1. Sumber Limbah Padat
Limbah padat berupa bahan padat seperti potongan kayu, serpihan logam, lumpur,