Page 1
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Distribusi Spesies Nyamuk Anopheles
1. Spesies Nyamuk Anopheles
a. Morfologi
Klasifikasi nyamuk Anopheles adalah sebagai berikut :
Pylum : Arthopoda
Klas : Hexapoda
Ordo : Diptera
Famili : Culicidae
Genus : Anopheles
Spesies : An. aconitus, An. maculatus, An. sundaicus, An. barbirostris
dll.15
Gambar 2.1 Nyamuk Anopheles.16,10
Anopheles sp. memiliki ciri morfologi yang berbeda dengan
nyamuk lainnya. Adapun ciri-ciri dari Anopheles sp. adalah sebagai
berikut:
Page 2
8
1) Ciri-ciri umum Anopheles sp. dewasa
Proboscis dan palpi sama panjang, scutellum berbentuk satu
lengkungan, urat sayap bernoda pucat dan gelap, jumabi biasanya
terdapat noda pucat, pada palpi bergelang pucat atau sama sekali
tidak bergelang, kaki panjang dan langsing.17
2) Ciri-ciri Khusus Anopheles sp. dewasa
Palpi bergelang pucat atau tidak sama sekali, urat-urat sayap
dengan noda-noda gelap dan pucat, jumbai kadang-kadang
bernoda pucat atau gelap sama sekali, kaki belakang sering
terdapat bintik-bintik (bernoda pucat),5
antenna nyamuk betina
dengan cabang lebih tipis sedangkan pada nyamuk jantan cabang
antenanya lebih tebal, ukuran badan betina lebih besar dari yang
jantan.18
b. Tempat perindukan
Anopheles aconictus aktif menghisap di malam hari dan
sesudah menghisap darah korbannya di dalam rumah, nyamuk akan
keluar rumah untuk beristirahat di genangan air dan tempat-tempat
lembab.19
Anopheles maculatus aktif memangsa di tengah malam
sampai dini hari, nyamuk ini banyak ditemukan di daerah pegunungan
dengan tempat perindukan berupa air tawar di sungai yang jernih atau
mata air, kepadataan nyamuk ini lebih tinggi pada musim kemarau.
Anopheles sundaicusaktif mencari mangsa sepanjang malam, terutama
menjelang tengah malam dan menjelang dini hari, setelah menggigit
korban kemudian nyamuk beristirahat di dinding rumah bagian dalam,
perkembang biakan nyamuk ini di air yang terkena sinar
matahari.20,21
Anopheles barbirotis aktif mencari maksa sekitar tengah
malam sampai menjelang dini hari, beristirahat di luar rumah, semak-
semak dan pepohonan di sekitar rumah.22
Page 3
9
c. Habitat
Habitat nyamuk diklasifikasikan menjadi dua, yaitu habitat air
mengalir dan habitat air yang menggenang.23
Habitat air yang
mengalir, dapat berupa saluran air (parit atau selokan) yang mengalir
lambat, dan sungai yang alirannya deras maupun lambat. Pada saluran
irigrasi biasanya tumbuh tanaman menjalar yang dapat menahan arus
air. Jenis Anopheles sp. yang hidup dalam habitat seperti ini antara lain
: Anopheles palmatus, Anopheles barbumbrosus, Anopheles vagus,
Anopheles hunter, Anopheles barbirostris, Anopheles sinensis,
Anopheles niggerimus, Anopheles sundaicus, Anopheles subpictus,
dan Anopheles maculates.24,17
Sedangkan habitat air menggenang
dibagi menjadi dalam tiga kategori, yaitu habitat air tanah, habitat air
bawah permukaan air, dan habitat air container. Anopheles sp. hanya
ditemukan pada habita air tanah dan air bawah permukain tanah.
1) Habitat Air Tanah
Habitat air tanah yang tergolong air tanah permanen antara lain
danau, kolam, atau lagun atau rawa-rawa. Beberapa spesies
Anopheles yang hidup pada habitat seperti ini antara lain
Anopheles lesteri, Anopheles bancrofti, Anopheles stigmaticus,
Anopheles kochi, Anopheles tesselatus, Anopheles vagus,
Anopheles aconitus, dan Anopheles japonicas16
. Sedangkan habitat
air tanah tergolong air tanah sementara antara lain comberan atau
kobokan, air kubangan serta jejak tapak kaki manusia atau hewan.
Beberapa spesies yang di dapat adalah Anopheles barbirostis,
Anopheles niggerimus, dan Anopheles kochi.25
2) Habitat Air Bawah Permukaan Tanah
Habitat yang dikategorikan sebagai air bawah permukan tanah
dapat berupa sumur/perigi , bekas galian tambang, dan waduk.
Beberapa spesies Anopheles yang hidup di habitat ini antara lain
Anopheles vagus dan Anopheles hunter.26
Page 4
10
d. Siklus Hidup
Seperti semua nyamuk, anophelines melalui empat tahap dalam
siklus hidup mereka, yaitu telur, larva, pupa dan dewasa.Tiga tahap
pertama terdapat di air dan tahap terakhir di darat. Waktu yang
diperlukan nyamuk dari telur menjadi dewasa 5-14 hari, tergantung
pada spesies dan suhu ambien. Tahap dewasa adalah ketika nyamuk
Anopheles betina bertindak sebagi vektor malaria. Betina dewasa dapat
hidup sampai satu bulan (atau lebih dalam penangkaran) tetapi
kebanyakan mungkin tidak hidup lebih dari 1-2 minggu di alam.18,27
a) Telur
Betina dewasa sekali bertelur menghasilkan 50-2000 telur. Telur
diletakkan secara tunggal langsung pada air dan uniknya telur tersebut
memiliki pelampung di kedua sisinya. Telur tidak tahan lama terhadap
pengeringan dan menetas dalam waktu 2-3 hari, meskipun penetasan
bisa memakan waktu hingga 2-3 minggu di iklim dingin.28
Telur yang
baru diletakkan berwarna putih, tetapi setelah 1-2 jam berubah menjadi
hitam. Pada genus Anopheles telur diletakkan satu per satu terpisah di
permukaan air. Telur berukuran ±0,5 mm dengan jumlah sekali
bertelur dari nyamuk dewasa berkisar 100-300 butir dengan rata-rata
150 butir dan frekuensi bertelur dua atau tiga hari sekali. Lamanya
menetas telur tergantung spesies, dapat beberapa saat setelah terkena
air atau dua sampai tiga hari setelah kontak dengan air. Eksklusion
telur menjadi larva dimulai dari bagian toraks.24,29
Telur nyamuk memiliki ciri-ciri bentuknya simetris bilateral
memanjang mempunyai 2 lapisan yaitu :
a. Exochorion lapisan (luar)
Merupakan lapisan terluar yang tipis, mudah rusak dan
membentuk pola permukaan telur.30
Pada telur nyamuk Aedes
Aegypti lapisan ini dapat menyerap air sedang pada Culex pipens
bersifat hydrophobic.11
Page 5
11
b. Endochoiron lapiasan (dalam)
Merupakan bagian lebih tebal dan melindungi telur dari
kerusakan mekanis.12
Ketika dkeluarkan lapisan ini lunak dan
berwarna putih akan tetapi setelah 1-2 jam telur akan berubah
menjadi keras dan hitam/gelap serta relatif kedap air. Di ujung
anterior telur terdapat lubang kecil disebut microphyle
merupakan tempat masuknya sperma yang akan membuahi sel
telur.31
Gambar 2.2 Telur Anopehles dengan pelampung
yang terdapat di bagian lateral telur.21,27
b) Larva
Larva atau jentik nyamuk Anophelessp. memiliki kepala yang
tumbuh baik dilengkapi sikat mulut untuk makan, dada (thorax)
yang besar dan abdomen yang terdiri dari sembilan segmen perut.
Larva tidak mempunyai kaki. Berbeda dari larva nyamuk lainnya,
misalnya Aedes, Culex atau Mansonia, larva nyamuk Anopheles
tidak mempunyai sifon (siphon) yang merupakan alat pernapasan.
Karena itu pada waktu mencari udara dipermukaan air, larva
Anopheles berada dalm posisi mendatar pada permukaan air.32
Larva bernapas melalui spirakel terletak pada segmen abdomen
8 dan karena itu harus sering muncul ke permukaan. Mereka
menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk memakan
ganggang, bakteri, dan mikroorganisme lain dalam microlayer
permukaan. Mereka menyelam dibawah permukaan hanya ketika
terganggu. Larva berenang baik oleh gerakan dendeng dari seluruh
tubuh atau melalui propulsi dengan sikat mulut.10,33
Page 6
12
Habitat dari larva ditemukan di daerah yang luas tetapi
kebanyakan spesies lebih suka di air bersih. Larva pada nyamuk
Anopheles ditemukan di air bersih atau air payau yang memiliki
kadar garam, rawa bakau, di sawah, selokan yang ditumbuhi
rumput, pinggir sungai dan kali, dan genangan air hujan. Banyak
spesies lebih suka hidup di habitat dengan tumbuhan. Habitat
lainnya lebih suka sendiri. Beberapa jenis lebih suka di alam
terbuka, genangan air yang terkena sinar matahari.34
Ciri-ciri dari larva nyamuk adalah memiliki kepala lebih kecil
daripada bagian badan dan dada lebih besar daripada bagian tubuh
lainnya.14
Sedangkan larva serangga lain memiliki ciri-ciri kepala
sama besar dengan dada dan dada hampir/sama dengan bagian
tubuh lain.35
Gambar 2.3 Larva Anophelessp.
bahwa larva tidak mempunyai shifon.13,31
c) Pupa
Pupa berbentuk koma bila dilihat dari samping. Kepala dan
dada digabung menjadi cephalothorax dengan perut melengkung di
sekitar bawahnya. Seperti larva, kepompong harus sering menuju
permukaan untuk bernapas, yang mereka lakukan melalui sepasang
trumpets pernapasan pada cephalothorax. Setelah beberapa hari
sebagai pupa, permukaan dorsal cephalothorax perpecahan dan
nyamuk dewasa muncul.36
Waktu yang diperlukan dari telur hingga dewasa sangat
bervariasi antar spesies dan sangat dipengaruhi oleh suhu ambien.
Page 7
13
Nyamuk dapat berkembang dari terlur hingga dewasa hanya dalam
5 hari tetapi biasanya 10-14 hari dalam kondisi tropis.37,15
Gambar 2.4 Pupa Anophelessp.21
d) Nyamuk Dewasa Anopheles sp.
Perkembangan dari telur ke nyamuk dewasa membutuhkan
waktu sekitar 5-14 hari tergantung pada suhu ambien. Di daerah
tropis umumnya dibutuhkan waktu 10-14 hari. Nyamuk dewasa
mempunyai bentuk tubuh yang langsing, dan terbagi menjadi 3
bagian yaitu kepala, thorax, dan abdomen.38
Nyamuk dewasa biasanya kawin dalam waktu beberapa hari
setelah muncul dari tahap kepompong.5 Jantan hidup selama
sekitar seminggu, makan nectar dan sumber gula lainnya. Betina
juga akan memakan sumber gula untuk energi tetapi biasanya
membutuhkan makan darah untuk pengembangan telur. Setelah
mendapat makan darah lengkap, betina akan beristirahat selama
beberapa hari sementara darah dicerna dan telur dikembangkan.39
Proses ini tergantung pada suhu, tetapi biasnya membutuhkan
waktu 2-3 hari dalam kondisi tropis. Setelah telur sepenuhnya
dikembangkan, betina meletakkan telur mereka di tempat yang
sesuai. Nyamuk Anopheles sp. dapat terbang secara aktif mencapai
0,5-2 km.40
Page 8
14
Gambar 2.5 Nyamuk Dewasa.27
2. Keberadaan dan Persebaran Spesies Nyamuk Anopheles sp.
a. Metode deteksi keberadaan dan sebaran nyamuk Anophelessp.
Metode deteksi spesies nyamuk Anopheles tersebut dengan
melakukan pembedahan ovarium.41
Cara tersebut untuk mengetahui
umur nyamuk beberapa kali yang sudah bertelur dan menularkan.
Persebaran nyamuk Anopheles berdasarkan letak geografis daerah
persebarannya, dengan keadaan lingkungan.42,4
b. Pola distribusi spesies
Pola distribusi spesies nyamuk Anopheles dilihat dari wilayah
daerah endemis dengan letak geografis. Keberadaan spesies nyamuk
Anopheles di pengaruhi juga dengan keadaan wilayah.43
Nyamuk
Anopheles banyak ditemukan didaerah tropis dan subtropis dan banyak
ditemukan pada pada garis lintas 35oU dam 35
oS dapat hidup pada 155
meter dibawah permukaan laut.12
Page 9
15
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberadaan dan sebaran
spesies nyamuk Anophelessp.
Keberadaan vektor malaria di pengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu biotik dan faktor abiotik. Lingkungan fisik, lingkungan kimia
maupun lingkungan biologi akan mengatur keseimbangan populasi
nyamuk di alam.44
Faktor-faktor yang dapat mangatur keseimbangan
populasi nyamuk di alam, antara lain.45
1. Faktor fisik
Lingkungan fisik yang sangat berpengaruh pada
perkembangbiakan larva nyamuk malaria dan nyamuk malaria,
antara lain :18,46
a. Suhu Udara
Proses perkembangan nyamuk optimum pada suhu 25o – 27
oC
dan jika suhu lebih dari 27o – 30
oC maka umur nyamuk
menjadi lebih pendek. Umur nyamuk yang panjang akan
memberikan lebih banyak waktu untuk parasit malaria
menyelesaikan masa inkubasi ekstrinsiknya dari gametosit
sampai sporozoit di kelenjar liur. Ada hubungan yang kuat
antara suhu udara dengan kepadatan Anopheles dimana
kepadatan Anopheles 68,8% dipengaruhi oleh suhu udara.
Kepadatan akan meningkat saat suhu udara turun sabaliknya
kepadatan akan mengalami penurun jika suhu udara
meningkat. Adanya variasi suhu udara dipengaruhi oleh
ketinggian suatu tempat.
b. Kelembaban Udara
Batas kelembaban paling rendah yang memungkinkan
hidupnya nyamuk adalah 60%. Kelembaban yang rendah tidak
berpengaruh pada parasit, namun memperpendek umur
nyamuk, sehingga dapat mengurangi kepadatan nyamuk.12
Page 10
16
Kelembaban udara berhubungan dengan kepadatan nyamuk
Anopheles. Kepadatan Anopheles 40,5% dipengaruhi oleh
kelembaban udara, selebihnya 59,5% oleh faktor lain di luar
kelembaban udara.
c. Curah Hujan
Data curah hujan diperlukan karena berkaitan dengan
timbulnya perindukan nyamuk dan berpengaruh terhadap
habitat, fluktuasi kepadatan vektor dan kesakitan malaria serta
merupakan faktor penentu penyebaran malaria. Curah hujan
yang berlebihan dapat mengubah aliran kecil air menjadi aliran
deras hingga banyak larva dan pupa serta telur. Tingginya
curah hujan dapat mempengaruhi meningkatnya tempat
penampungan air yang cocok untuk tempat perkembangbiakan
vektor malaria.6
d. Angin
Angin akan mempengaruhi jarak terbang nyamuk. Jarak
terbang nyamuk (flight range) dapat di perpendek atau
diperpanjang tergantung keadaan arah angin. Anopheles betina
dewasa tidak ditemukan lebih dari 2-3 km dari lokasi
perindukan vektor (TPV) dan mempunyai sedikit kemampuan
untuk terbang jauh, namun angin kencang dapat membawa
Anopheles terbang sejauh 30 km atau lebih.Jarak terbang
merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam upaya
nyamuk vektor malaria mencapai tempat untuk istirahat,
mencapai makan dan berkembang biak.9
e. Ketinggian
Ketinggian yang memungkinkan parasit malaria hidup adalah
400 m di bawah permukaan laut (laut mati) dan 2.600 m di
atas permukaan laut (bolovia). Di Indonesia malaria dapat
Page 11
17
berjangkit di daerah dengan ketinggian 1.800 m di atas
permukaan laut.49
2. Faktor kimia
Lingkungan kimia yang paling mendukung kelanjutan
perkembang biiakan vektor malaria adalah pH , Oksigen terlarut
(DO), kebutuhan oksigen biologi (BOD), CO2, dan kedalaman air.
pH mempunyai pengaruh besar terhadap pertumbuhan organisma
yang berkembang biak di akuatik. Ph air tergantung pada suhu air,
oksigen, terlarut dan adanya berbagai anion dan kation serta jenis
stadium organisme.7,50
3. Faktor biologi
Lingkungan biologi ini juga yang mempengaruhi masih banyaknya
perkembang biakan larva nyamuk Anopheles. Keberadaan
tumbuhan dan hewan air mempengaruhi kepadatan larva.3
Tumbuhan air seperti bakau, lumut, ganggang dan tumbuhan lain
dapat melindungi larva nyamuk dari sinar matahari. Selain tempat
berlindung, tumbuhan air juga lebih disukai karena dapat
berlindung dari predator dan kemungkinan hanyut terbawa oleh
aliran air.Predator larva juga mempengaruhi kepadatan larva
nyamuk. Beberapa predator larva nyamuk yaitu ikan kepala timah
(Panchax spp), ikan care (Gambusia affinis), ikan mujair (Tilapia
mossambica) dan nila (Oreochromis niloticus) dan anak katak.51
Page 12
18
B. Pengukuran Kepadatan Vektor Malaria
Parameter yang dipakai untuk mengukur kepadatan vektor malaria (nyamuk
Anopheles) dalam survei entomologi adalah :5
1. Man Bitting Rate (MBR) : kepadatan nyamuk yang menggigit di rumah.
2. Man Hour Density (MHD) : kepadatan nyamuk istirahat di kandang.
3. Kepadatan nyamuk hinggap per rumah :
4. Sporozoit Rate :
5. Natural Infection Rate :
6. Parity Rate :
Page 13
19
C. Penentuan Umur Nyamuk
Spesies nyamuk Anopheles dapat dinyatakan sebagi vektor malaria
apabila memenuhi beberapa persyaratan diantaranya yaitu umur nyamuk yang
cukup panjang, mempunyai kepadatan yang tinggi sehingga frekuensi
menusuk menghisap inang tinggi.52
Dengan mengetahui siklus dari umur
nyamuk, maka diperoleh umur yang mampu untuk menunjang perkembangan
siklus parasit dalam tubuh nyamuk. Spesies vektor yang berpotensi sebagai
penular penyakit malaria bila dikaitkan dengan umur siklus hidup parasit.53
Panjang umur dari populasi nyamuk di alam harus lebih dari 3 hari karena
panjang umur nyamuk merupakan fakor sebagai penentu tingkat endemisitas.
Pada nyamuk yang belum pernah bertelur, maka kandung telur belum
membesar sehingga tracheolusnya masih baik dengan ujung – ujungnya
masih melingkar (nuliparus) sebaliknya nyamuk yang sudah pernah bertelur,
maka kandung telur membesar dang ujung tracheolusnya tidak melingkar dan
sudah terurai (parus).54
Page 14
20
D. KERANGKA TEORI
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dipaparkan, kerangka teori untuk
penelitian ini sebagai berikut:
Gambar 2.6 Kerangka Teori2,3,5,11,12
Kepadatan Vektor
Keberadaan
Vektor
Infeksius
Pengendalian
Vektor
Keberadaan
Habitat
Penularan
Malaria
Musim
Perilaku Manusia
Keberadaan
Penderita Malaria
Predator
Endemis Malaria
Suhu dan
kelembaban udara
dalam dan luar
rumah
Kandang
Keberadaan
Makanan
Page 15
21
E. KERANGKA KONSEP
Variabel Bebas Variabel Terikat
Variabel Perancu
Gambar 2.7 Kerangka Konsep16,22,23
F. HIPOTESIS
1. Ada hubungan suhu dengan jumlah populasi nyamuk Anopheles sp. yang
tertangkap.
2. Ada hubungan kelembaban dengan jumlah populasi nyamuk Anopheles sp.
yang tertangkap.
3. Ada perbedaan kepadatan populasi nyamuk Anopheles sp. berdasarkan
lokasi penangkapan.
Suhu dan
kelembaban
udara di lokasi
penangkapan
Jumlah populasi
nyamuk
Anopheles yang
tertangkap
- Pengendalian
vektor
- Predator