7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1. Pengertian Balita Balita adalah masa anak muai berjalan dan merupakan masa yang paling hebat dalam tumbuh kembang ,yaitu usia 1 sampai 5 Tahun . Masa ini merupakan Masa yang penting terhadap perkembangan kepandaian dan pertumbuhann intelektual. Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 Tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun) .saat usia batita anak masih tergantung penuh kepadaorang tua untuk melakukan kegiatan penting seperti Perkembangan berbicara dan berjalan sudah bertambah baik Namun kemampuan lain masih terbatas (Kemenkes RI, 2015) Anak balita (umur 0-5 tahun) adalah satu sasaran pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh bidan. Anak baru lahir (0-28 hari) dan bayi (umur 1-12 bulan) termask anak balita. Masa ini sering juga disebut masa sebagai fase “Golden Age”. Golden age merupakan masa yang sangat penting untuk memperhatikan tumbuh kemban anak secara cermat agar sedini mungkin dapat terdeteksi apabila ada kelainan (Nanny V, 2010). 2. Pengertian Perkembangan Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola tang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan disini menyangkut adanya proses
27
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/979/5/BAB II.pdf · Balita adalah masa anak muai berjalan dan merupakan masa yang paling hebat dalam tumbuh kembang
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Balita
1. Pengertian Balita
Balita adalah masa anak muai berjalan dan merupakan masa yang paling
hebat dalam tumbuh kembang ,yaitu usia 1 sampai 5 Tahun . Masa ini merupakan
Masa yang penting terhadap perkembangan kepandaian dan pertumbuhann
intelektual. Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 Tahun (batita) dan anak
prasekolah (3-5 tahun) .saat usia batita anak masih tergantung penuh kepadaorang
tua untuk melakukan kegiatan penting seperti Perkembangan berbicara dan
berjalan sudah bertambah baik Namun kemampuan lain masih terbatas
(Kemenkes RI, 2015)
Anak balita (umur 0-5 tahun) adalah satu sasaran pelayanan kesehatan
yang dilakukan oleh bidan. Anak baru lahir (0-28 hari) dan bayi (umur 1-12
bulan) termask anak balita. Masa ini sering juga disebut masa sebagai fase
“Golden Age”. Golden age merupakan masa yang sangat penting untuk
memperhatikan tumbuh kemban anak secara cermat agar sedini mungkin dapat
terdeteksi apabila ada kelainan (Nanny V, 2010).
2. Pengertian Perkembangan
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola tang teratur dan dapat diramalkan,
sebagai hasil dari proses pematangan disini menyangkut adanya proses
8
diferensiansi sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang
berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi
fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku
sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. Perkembangan merupakan
perubahan yang bersifat progresif, terarah, dan terpadu. Progresif mengandung
arti bahwa perubahan yang terjadi mempunyai arah tertentu dan cenderung maju
kedepan, tidak mundur kebelakang. Terarah dan terpadu menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang pasti antara perubahan yang terjadi pada saat ini,
sebelumnya dan berikutnya (Soetjiningsih, 2012).
Perkembangan berkaitan dengan bertambahnya struktur fungsi tubuh yang
meliputi kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara, dan bahasa serta sosialisasi
dan kemandirian. Perkembangan merupakan hasil interaksi antara kematangan
susunan saraf pusat dengan organ yang di pengaruhinya, sehingga perkembangan
ini berperan penting dalam kehidupan manusia (Nanny, 2010).
Pada dasarnya tumbuh kembang mempunyai prinsip yang berlaku secara
umum yaitu:
a. Tumbuh kembang merupakan suatu proses terus menerus dari konsepsi hingga
dewasa
b. Pola tumbuh kembang pada semua anak umumnya sama, hanya kecepatannya
dapat berbeda
c. Proses tumbuh kembang dimulai dari kepala keseluruh anggota badan,
misalnya mulai melihat, tersenyum, mengangkat badan, duduk, berdiri, dan
seterusnya.
9
3. Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik adalah mielinisasi pada traktus kortikosminal,
traktur piramidal, dan raktus kortikobular. Traktus piramidal berawal dari kontek
motorik dan premotorik, selanjutnya terhubung ke bangsal ganglia, melewati
medulla oblongata, dan turun kebagian leterla medulla spinalis. Proses tersebut
menyebabkan penghambatan sistem subkorikal, termasuk reflek primitive, dan
meningkatkan perkembangan respons postural dan postur berdiri, berjalan
(Soetjiningsih, 2012).
Perkembangan motorik kasar melibatkan otot-otot besar, meliputi
perkembangan gerakan kepala, badan, anggota badan, keseimbangan, dan
pergerakan. Perkembagan motorik tergantung pada maturasi saraf dan otot
Perkembangan aktivitas motorik yang berbeda, sejalan dengan perkembangan area
sitem saraf yang berbeda. Karena pusat saraf perifer yang terletak di medulla
spinalis lebih dulunmuncul daripada gerakan volunteer. Refleks tersebut berguna
untuk mempertahankan hidup, seperti refleks mengisap, menelan, berkedip,
refleks tendon patella. Belajar keterampilan motorik tidak bisa terjadi sampai
anak siap secara matang. Tidak ada gunanya mencoba mengajarkan gerakan
keterampilan anak sebelum sistem saraf dan otot berkembang dengan baik (Karnia
N, 2010).
Perkembangan motorik mengikuti pola yang dapat diprediksi.
Perkembangan motorik mengikuti oleh hokum perkembangan. Arah
perkembangan anak berlangsung secara sefalokaudal dan proksimodistal, yakni
perubahan dari gerakan menyeluruh menuju ke aktivitas yang spesifik (Kemenkes
RI, 2015).
10
Kecepatan perkembangan motorik berbeda untuk setiap individu.
Perkembangan motorik mengikuti suatu pola yang sama, tetapi umur untuk
mencapai tahap-tahap perkembangan tersebut berbeda untuk setiap individu.
Contoh, umur pencapaian anak untuk bisa duduk sendiri, berbeda-beda untuk
setiap anak (Soetjiningsih, 2012).
4. Perkembangan Motorik Kasar (Gross Motor)
Perkembangan motorik kasar merupakan aspek perkembangan lokomosi
(gerakan) dan postur (posisi tubuh) berarti pengembangan pengendalian gerakan
jasmaniah melalui kegiatan pusat saraf dan otot yang terkoordinasi. Pengendalian
tersebut berasal dari perkembangan refleksi dan kegiatan masa yang ada pada
waktu lehir. Kondisi ketidakberdayaan pada anak akan berubah secara cepat,
selama empat tahun atau lima tahun pertama kehidupan pascalahir anak dapat
mengendalikan gerakan yang kasar. Gerakan-gerakan tersebut melibatkan bagian
badan yang luas (Sulistyawati A, 2017).
Kira-kira pada umur 6 bulan, refleks primitive secara progresif ditekan dan
semakin menghilang. Selanjutnya, refleks ini dihambat oleh jalur kortikal yang
lebih tinggi, sehingga muncul gerakan-gerakan yang bertujuan. Muncunya
perkembangan gerakan yang bertujuan dapat diperkirakan. Ragkaian
perkembangan tersebut sejalan dengan menghilangnya refleks primitive yang
digantikan oleh refleks postural sebagai perlindungan bagi bayi. Menetapnya
refleks primitive menunjukkan adanya gangguan perkembangan susunan saraf
pusat (Sulistyawati A, 2017).
Pada awal abad ke-20, Gessel, seorang peneliti dalam bidang
perkembangan anak, mengemukakan bahwa keahlian spesifik atau mileston dapat
11
digunakan untuk menandai kemajuan perkembangan anak. Umur ketika milestone
dapat digunakan untuk menandai kemajuan perkembangan anak. Umur ketika
milestone perkembangan itu terjadi bisa juga membantu diagnosis perkembangan
anak, dengan menentukan apakah anak mengalami keterlambatan keterampilan
motorik sesuai umurnya (Upi, 2015).
Akan tetapi, milestone perkembangan tersebut dapat terjadi pada umur
yang berbeda-beda. Milestone tersebut mencerminkan rata-rata umur anak dapat
menyelesaikan keterampilan tersebut. Beberapa penelitian mengenai milestone
perkembangan telah dilakukan dalam sampel populasi yang besar. Pada umur 19-
20 bulan, anak bisa loncat dengan satu kaki. Berdiri sendiri tanpa berpegangan
selama 30 detik dan berjalan tanpa terhuyuung-huyung (Andriani D, 2017).
Kemampuan motorik kasar akan berkembang dengan baik apabila ada
perhatian orang tua dan latihan yang baik. Kebebasan bergerak yang diberikan
pada anak pada masa pertumbuhan dan pengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan anak selanjutnya. Secara umum perkembangan motorik dibagi
enjadi dua motorik kasar dan motorik halus . motorik kasar merupakan aktivitas
motorik mencakup keterampilan otot-otot besar (Tadulako M, 2017).
B. Ciri-ciri Tumbuh Kembang Anak
Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling
berkaitan (Kemenkes RI, 2012). Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut :
1. Perkembangan menimbulkan perubahan
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap
pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya perkembangan
12
intelegensia pada seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut
saraf.
2. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan
selanjutnya.
Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia
melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan bisa
berjalan sebelum ia bisa berdiri. Seorang anak tidak akan bisa berdiri jika
pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri anak
terhambat. Karena itu perkembangan awal ini merupakan masa kritis karena akan
menentukan perkembangan selanjutnya.
3. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda.
Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang
berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ
dan perkembangan pada masing-masing anak.
4. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan.
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian,
terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak sehat,
bertambah umur, bertambah berat, dan tinggi badannya serta bertambah
kepandaiannya.
5. Perkembangan mempunyai pola yang tetap.
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap,
yaitu :
a. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke
arah kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal).
13
b. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu
berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan
gerak halus (pola proksimodistal)
6. Perkembangan memiliki tahap yag berurutan.
Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan
berurutan. Tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih
dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar kotak, anak
mampu berdiri sebelum berjalan dan sebagainya.
Proses tumbuh kembang anak juga mempunyai prinsip-prinsip yang saling
berkaitan.
a. Tahapan perkembangan motorik kasar Terdapat beberapa kemampuan motorik
kasar yang harus dikuasai batita antara lain:
1) Umur 0-3 bulan
a) Mengangkat kepala setinggi 450
b) Menggerakkan kepala dari kiri atau kanan ke tengah
2) Umur 4-6 bulan
a) Berbalik dari telungkup ke telentang
b) Mengangkat kepala setinggi 900
c) Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil
3) Umur 7-9 bulan
a) Duduk (sikap tripod-sendiri)
b) Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan 3)
Merangkak meraih mainan atau mendekati seseorang
14
4) Umur 10-12 bulan
a) Mengangkat badanya ke posisi berdiri
b) Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan pada kursi
c) Dapat berjalan dengan dituntun
5) Umur 13-18 bulan
a) Berdiri sendiri tanpa berpegangan
b) Membungkuk memungut mainan kemudian berdiri kembali
c) Berjalan mundur 5 langkah
6) Umur 19-24 bulan
a) Berdiri sendiri tanpa berpegangan 30 detik
b) Berjalan tanpa terhuyung-huyung
C. Prinsip Perkembangan Motorik
Beberapa penelitian longitudinal dilakukan pada sekelompok bayi dan
anak-anak yang diteliti dalam periode tertentu untuk melihat kapan tepatnya
tingkah laku motorik muncul dan menghilang dan apakah tingkah laku tersebut
sama untuk anak lain yang umurnya sama . dari penelitian tersebut, didapatkan
lima prinsip penting perkembangan motorik (Sulistyawati A, 2017).
Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
1. Perkembangan motorik tergantung pada maturasi saraf daan otot.
Perkembangan aktivitas motorik yang berbeda, sejalan dengan perkembangan
area sistem saraf yang berbeda. Karena pusat saraf perifer yang terletak di
medulla spinalis lebih dulu muncul daripadagerakan volunteer. Reflek tersebut
15
berguna untuk mempertahankan hidup, seperti reflek menghisap, menelan, dan
reflek tondon patella.
2. Belajar keterampilan motorik tidak bisa terjadi sampai anak siap secara
matang. Tidak ada gunanya mencoba mengajarkan gerakan keterampilan anak
sebelum sistem saraf dan otot berkembang dengan baik.
3. Pola perkembangan motorik dapat ditentukan .
Anak akan belajar duduk sebelum belajar berjalan dan tidak mungkin arahnya
terbalik.
4. Kecepatan perkembangan berbeda untuk setiap anak individu.
Perkembangan motorik mengikuti suatu pola yang sama, tetapi umur untuk
mencapai tahap-tahap perkembangan tersebut berbeda untuk setiap individu.
Contoh, umur pencapaian anak untuk bisa duduk sendiri, berbeda-beda untuk
setiap anak.
5. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar.
Kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan sendirinya,
sesuai dengan potensi yang ada pada individu. Belajar merupakan
perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar, anak
memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan dan potensi
yang dimiliki anak.
6. Pola perkembangan dapat diramalkan.
Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak. Dengan demikian
perkembangan seorang anak dapat diramalkan. Perkembangan berlangsung
dari tahapan umum ke tahapan spesifik, dan terjadi berkesinambungan.
16
D. Gangguan Perkembangan Anak
Perkembangan motorik yang lambat dapat disebabkan oleh beberapa hal.
Salah satu penyebabnya adalah kelainan tonus otot atau penyakit neuromuskuler.
Anak dengan serebral palsi dapat mengalami keterbatasan perkembangan motorik
sebagai akibat spastisitas, athetosis, atau hipotonia (Soetjiningsih, 2012).
Kelainan sumsum tulang belakang seperti spina bifida juga dapat
menyebabkan perkembangan motorik sebagai akibat spastisitas, athetosis, ataksia
atau hipotonia, serta dapat juga menyebabkan keterlambatan perkembangan
motorik. Penyakit neuromuscular seperti muskular distrofi merupakan gangguan
perkembangan motorik yang selalu didasari adanya penyakit tersebut. Faktor
lingkungan serta kepribadian anak juga dapat memengaruhi keterlambatan dalam
perkembangan motorik. Anak yang tidak mempunyai kesempatan belajar seperti
sering di gendong atau diletakkan di baby walker dapat mengalami keterlambatan
dalam mencapai kemampuan motorik (Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga
Kesehatan, 2014).
E. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Anak
Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan
normal yang merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak (Depkes RI, 2012). Adapun faktor-faktor
tersebut antara lain :
1. Faktor dalam (internal) yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
a. Ras/etnik atau bangsa.
Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika, maka ia tidak memiliki
faktor herediter ras/bangsa indonesia atau sebaliknya.
17
b. Keluarga
Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek,
gemuk atau kurus.
c. Umur
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun
pertama kehidupan dan masa remaja.
d. Jenis kelamin.
Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada
laki-laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-
laki lebih cepat.
e. Genetik
Genetik (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak
yang akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang
berpengaruh pada tumbuh kembang anak seperti kerdil.
f. Kelainan kromosom
Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan
seperti pada sindroma Down’s dan sindroma Turner’s.
2. Faktor Luar (Eksternal)
a. Faktor Prenatal
1) Gizi
Nutrisi adalah salah satu komponen yang penting dalam menunjang
keberlangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan, ibu hamil
terutama dalam trimester akhir kehamilan akan mempengaruhi
pertumbuhan janin terdapat kebutuhan zat gizi yang diperlukan seperti
18
protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan air apabila kebutuhan
tersebut tidak atau kurang terpenuhi maka dapat menghambat
pertumbuhan dan perkembangan anak . asupan nutrisi yang berlebihan
juga berdampak buruk bagi anak yaitu terjadi kadar lemak yang
menumpuk dalam sel atau jaringan bahkan pembuluh darah
Penyebab status gizi kurang pada anak :
a) Asupan nutrisi yang tidak adekuat ,baik secara kuantitatif maupun
kualitatif
b) Hiperaktivitas fisik atau istirahat kurang
c) Adanya penyakit yang menyebabkan peningkatan kebutuhan
nutrisi
d) Stres emosi yang dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan
atau aborsi makanan yang tidak adekuat.
2) Mekanis
Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital
seperti club foot.
3) Toksin/zat kimia
Beberapa obat-obatan seperti Aminopterin, Thalidomid, dapat
menyebabkan kelainan kongenital seperti palatoskisis.
4) Endokrin
Diabetes meilitus dapat menyebabkan mekrosomia, kardiomegali,
hiperplasia adrenal.
19
5) Radiasi
Paparan radium dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada
janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas
anggota gerak, kelainan kongenital mata, kelainan jantung.
6) Infeksi
Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma,
Rubella, Sitomegalo Virus Herpers simpleks) dapat menyebabkan
kelainan pada janin ; katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental,
dan kelainan jantung kongenital.
7) Kelainan imunologi
Eritobaltosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara
janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel darah
merah janin, kemudian melalui plasenta masuk dalam peredaran darah
janin dan akan menyebabkan hemolisis yang selanjutnya
mengakibatkan hiperbilirubinemia dan Kern icterus yang akan
menyebabkan kerusakan jaringan otak.
8) Anoksia embrio
Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta
menyebabkan pertumbuhan terganggu.
9) Psikologi ibu
Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah/kekerasan mental
pada ibu hamil dan lain-lain.
20
b. Faktor Persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia, dapat
menyebabkan kerusakan jaringan otak.
c. Faktor Pascasalin
1) Gizi
Untuk tumbuh kembang bayi, Nutrisi adalah salah satu komponen
yang penting dalam menunjang keberlangsungan proses pertumbuhan
dan perkembangan, ibu hamil terutama dalam trimester akhir
kehamilan akan mempengaruhi pertumbuhan janin terdapat kebutuhan
zat gizi yang diperlukan seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral,
dan air apabila kebutuhan tersebut tidak atau kurang terpenuhi maka
dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak . asupan
nutrisi yang berlebihan juga berdampak buruk bagi anak yaitu terjadi
kadar lemak yang menumpuk dalam sel atau jaringan bahkan
pembuluh darah
Penyebab status gizi kurang pada anak :
a) Asupan nutrisi yang tidak adekuat ,baik secara kuantitatif maupun
kualitatif
b) Hiperaktivitas fisik atau istirahat kurang
c) Adanya penyakit yang menyebabkan peningkatan kebutuhan
nutrisi
d) Stres emosi yang dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan