8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Latihan a. Pengertian Latihan Menurut Harsono dalam Giriwijoyo, dkk (2005: 43) latihan atau training adalah suatu proses berlatih yang sistematis yang dilakukan secara berulang-ulang, dan yang kian hari jumlah beban latihannya kian bertambah. Sistematis berarti bahwa pelatihan dilaksanakan secara teratur, berencana, menurut jadwal, menurut pola, menurut sistem tertentu, metodis, bersinambung dari yang sederhana ke yang lebih kompleks. Berulang-ulang berarti bahwa gerakan yang dipelajari harus dilatih secara berulang kali (mungkin berpuluh atau beratus kali) agar gerakan yang semula sukar dilakukan dan koordinasi gerakan yang masih kaku menjadi kian mudah, otomatis dan reflektif pelaksanaannya. Demikian pula agar pola serta koordinasi gerak menjadi semakin halus sehingga semakin menghemat energi (efisien). Beban kian hari kian bertambah berarti secara berkala beban latihan harus ditingkatkan manakala sudah tiba saatnya untuk ditingkatkan. Sukadiyanto (2010: 7) mengatakan bahwa latihan berasal dalam kata bahasa Inggris yang dapat mengandung beberapa makna seperti: practice, exercises, dan training. Dalam bahasa Indonesia kata-kata tersebut semuanya mempunyai arti yang sama yaitu latihan. Namun,
38
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Hakikat Latihan a ...abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121408052_bab2.pdf · Pengertian Latihan ... Demikian pula agar pola serta koordinasi gerak
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hakikat Latihan
a. Pengertian Latihan
Menurut Harsono dalam Giriwijoyo, dkk (2005: 43) latihan atau
training adalah suatu proses berlatih yang sistematis yang dilakukan
secara berulang-ulang, dan yang kian hari jumlah beban latihannya kian
bertambah. Sistematis berarti bahwa pelatihan dilaksanakan secara
teratur, berencana, menurut jadwal, menurut pola, menurut sistem
tertentu, metodis, bersinambung dari yang sederhana ke yang lebih
kompleks. Berulang-ulang berarti bahwa gerakan yang dipelajari harus
dilatih secara berulang kali (mungkin berpuluh atau beratus kali) agar
gerakan yang semula sukar dilakukan dan koordinasi gerakan yang masih
kaku menjadi kian mudah, otomatis dan reflektif pelaksanaannya.
Demikian pula agar pola serta koordinasi gerak menjadi semakin halus
sehingga semakin menghemat energi (efisien). Beban kian hari kian
bertambah berarti secara berkala beban latihan harus ditingkatkan
manakala sudah tiba saatnya untuk ditingkatkan.
Sukadiyanto (2010: 7) mengatakan bahwa latihan berasal dalam
kata bahasa Inggris yang dapat mengandung beberapa makna seperti:
practice, exercises, dan training. Dalam bahasa Indonesia kata-kata
tersebut semuanya mempunyai arti yang sama yaitu latihan. Namun,
9
dalam bahasa Inggris kenyataanya setiap kata tersebut memiliki maksud
yang berbeda-beda. Dari beberapa istilah tersebut, setelah diaplikasikan
di lapangan memang nampak sama kegiatanya, yaitu aktivitas fisik.
Pengertian latihan yang berasal dari kata practice adalah aktivitas
untuk meningkatkan keterampilan (kemahiran) berolahraga dengan
menggunakan berbagai peralatan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan
cabang olahraganya. Artinya, selama dalam kegiatan proses berlatih
melatih agar dapat menguasai keterampilan gerak cabang olahraganya
selalu dibantu dengan menggunakan berbagai peralatan pendukung.
Sebagai contoh, apabila pseorang pemain sepakbola agar dapat
menggiring bola dalam penguasaanya penuhm maka perlu practice
dalam menggiring bola. Untuk itu diperlukan alat bantu seperti pancang
yang disusun berjarak 1 meter sebanyak 10 pancang. Pemain tersebut
berusaha lari sambil menggiring bola dengan cara zig-zag melewati
pancang-pancang. Dalam proses berlatih melatih practice sifatnya
sebagai bagian dari proses latihan yang berasal exercise. Artinya, dalam
setiap proses latihan yang berasal dari kata exercises pasti ada bentuk
latihan practice.
Selain pendapat tersebut, ada beberapa pendapat para ahli di
antaranya McMorris & Hale (2006: 97) juga mengemukakan hal yang
berkaitan dengan kata practice, yaitu “practice is essential if learning is
to take place. To the congnitivists, practice follows instruction. It is the
keyfactor in the intermediate and autonomous stages of fits and posner,
10
would see it as being when we move from declarative knowledge
(knowing what to do) to procedural knowledge (developing the ability to
perform the task)”. Maksud dari pernyataan McMorris & Hale, praktik
adalah hal yang penting untuk mengembangkan pengetahuan dengan
mengikuti instruksi-instruksi yang diberikan yang akan mengubah
pengetahuan deklaratif (mengetahui apa yang harus dilakukan) hingga
pengetahuan prosedural (mengembangkan kemampuan untuk melakukan
tugas).
Menurut Drake (2009: 51) ada beberapa hal penting di dalam
practice yang baik, yaitu “offers areas of provision on a continuous basis
to enable children to develop ideas and understanding over time.
Encourage children as independent learners and thinkers within the
environment, organizing provision to promote self selection and decision
making”. Maksud dari pernyataan Drake, dengan practice secara terus-
menerus maka akan memungkinkan anak untuk mengembangkan ide dan
pemahaman dari waktu ke waktu. Practice juga mendorong anak-anak
untuk dapat mandiri dan mengembangkan kreativitas dalam pengambilan
keputusan. “To achieve excellence in any domain, individuals have to
spend a considerable amount of time trying to improve performance
through practice related activities” (Ericsson, Krampe, & Tesch-Römer,
1993: 363). Maksud pendapat tersebut yaitu untuk mencapai berbagai
domain yang baik, individu menggunakan banyak waktu mencoba untuk
11
meningkatkan kemampuan melalui aktivitas yang berhubungan dengan
latihan (practice).
Menurut Sukadiyanto (2010: 7) pengertian latihan yang berasal
dari kata exercises adalah perangkat utama dalam proses latihan harian
untuk meningkatkan kualitas fungsi organ tubuh manusia, sehingga
mempermudah olahragawan dalam penyempurnaan geraknya. Latihan
exercises merupakan materi latihan yang dirancang dan disusun oleh
pelatih untuk satu sesi latihan atau satu kali tatap muka dalam latihan.
Birch et al. (2005: 1) mengemukakan latihan yang berasal dari kata
exercise yaitu “exercise is defined as repetitive physical activity or
movement aimed at improving or maintaining fitness or health”. Maksud
dari pernyataan Birch et al. latihan didefinisikan sebagai aktivitas fisik
yang berulang atau gerakan yang bertujuan untuk meningkatkan atau
mempertahankan kebugaran maupun kesehatan.
Pengertian latihan yang berasal dari kata training adalah
penerapan dari suatu perencanaan untuk meningkatkan kemampuan
berolahraga yang berisikan materi teori dan praktek, metode, dan aturan
pelaksanaan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang akan dicapai (Martin
dalam Sukadiyanto, 2010: 8). Menurut Bompa (2009: 3) training is
usually defined as systematic process of long duration, repetitive,
progressive exercises, having the ultimate goal of improving athletic
performance.
12
Latihan biasanya didefinisikan sebagai suatu proses sistematis
yang dilakukan dalam jangka waktu panjang, berulang-ulang, progresif,
dan mempunyai tujuan untuk meningkatkan penampilan fisik. Menurut
Reilly (2005: 1) training is an essential part of preparing for sports
competition. If training for soccer is to be effective it must be related to
the demands of the game. Latihan merupakan bagian penting dari
persiapan menuju kompetisi olahraga. Apabila latihan sepakbola, yang
efektif seharusnya berhubungan dengan kebutuhan dalam permainan.
Selanjutnya Gordon (2009: 90) mengemukakan training can be viewed
as a very powerful stimulus which evokes a response in the body, the
result of which is adaptation. Maksud dari pernyataan Gordon, latihan
dapat dilihat sebagai stimulus yang sangat kuat yang dapat
membangkitkan respon dalam tubuh, yang hasilnya adalah adaptasi.
Berdasarkan beberapa pengertian latihan tersebut, diketahui
bahwa latihan sangat berperan penting bagi atlet untuk mencapai prestasi,
dengan adanya program latihan yang disusun dan di implementasikan
secara kontinyu, maka atlet akan terbiasa beradaptasi serta meningkatkan
kualitas fisik maupun psikis. Pada prinsipnya latihan merupakan suatu
proses perubahan ke arah yang lebih baik, yaitu untuk meningkatkan:
kualitas fisik, kemampuan fungsional peralatan tubuh, dan kualitas psikis
anak latih. Jadi dapat disimpulkan bahwa latihan merupakan aktivitas
fisik yang dilakukan secara sistematis, dalam jangka waktu yang panjang,
dilakukan berulang-ulang, meningkat, dan dengan sebuah metode
13
tertentu sesuai tujuan yang diinginkan. Proses berlatih yang dilakukan
secara teratur, terencana, berulang-ulang dan semakin lama semakin
bertambah beban, serta dimulai dari yang sederhana ke yang kompleks.
Practice adalah suatu bagian dari bentuk aktivitas yang dilakukan dengan
menggunakan berbagai peralatan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan
cabang olahraganya. Exercise adalah aktivitas yang dilakukan dalam satu
sesi atau satu kali tatap muka sedangkan training merupakan suatu
latihan yang dilakukan secara berulang-ulang, teratur dan terprogram
yang berlangsung dalam beberapa hari atau bulan.
Salah satu ciri latihan yang baik yang dikemukakan oleh
Sukadiyanto (2010: 9) berasal dari kata practice, exercises, maupun
training, adalah adanya beban latihan. Oleh karena diperlukanya beban
latihan selama proses berlatih melatih agar hasil latihan dapat
berpengaruh terhadap peningkatan kualitas fisik, psikis, sikap, dan sosial
olahragawan, sehingga puncak prestasi dapat dicapai dalam waktu yang
singkat dan dapat bertahan relatif lebih lama.
Latihan yang sistematis adalah dilakukan secara teratur, latihan
tersebut berlangsung beberapa kali dalam satu minggu, tergantung pada
standart atlet dan periode latihan. Selanjutnya latihan tersebut dilakukan
berdasarkan suatu sistem yang mengikuti prinsip-prinsip latihan yang
bersikap dasar. Dalam penelitian ini latihan dilaksanakan tiga kali
pertemuan dalam satu minggu sesuai jadwal latihan ekstrakurikuler
atletik SD Negeri Surodadi 1 yaitu pada hari Selasa, Kamis dan Sabtu.
14
b. Tujuan Latihan
Tujuan utama latihan adalah untuk membantu atlet meningkatkan
keterampilan dan prestasinya semaksimal mungkin. Agar dapat mencapai
hal itu ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara
seksama oleh atlet, yaitu:
1) Latihan Fisik (physical training) tanpa kondisi fisik yang baik atlet
tidak bias mengikuti latihan-latihan dengans empurna. Latihan fisik
hendaklah menunjang perkembangan fisik secara menyeluruh.
2) Latihan Teknik (technical training) latihan untuk mempermahir
teknik-teknik gerakan yang diperlukan untuk melakukan cabang
olahraga yang dilakukan atlet. Latihan teknik juga bermanfaat untuk
membentuk dan mengembangkan kebiasaan-kebiasaan motorik atau
perkembangan neuromuscular.
3) Latihan Taktik (tactical training) bertujuan untuk menunjukan
perkembangan interpretatif atau daya tafsir pada atlet. Teknik
gerakan-gerakan yang sudah dikuasai dengan baik harus dituangkan
dan diorganisir dalam bentuk-bentuk, strategi-strategi dan taktik-
taktik, sehingga berkembang menjadi satu kesatuan gerak yang
sempurna.
4) Latihan Mental (psychological training) untuk mempertinggi efisiensi
mental atlet terutama apabila atlet dalam situasi stress yang komplek.
Latihan mental adalah latihan-latihan yang lebih menekan pada
perkembangan kedewasaan atlet serta perkembangan emosional.
15
Sedangkan menurut Sukadiyanto (2010: 9) tujuan latihan adalah:
1) Meningkatkan kualitas fisik dasar secara umum dan menyeluruh.
2) Mengembangkan dan meningkatkan potensi fisik yang khusus.
3) Menambah dan menyempurnakan teknik.
4) Mengembangkan dan menyempurnakan strategi.
5) Meningkatkan kualitas dan kemampuan psikis olahragawan dalam
bertanding.
c. Prinsip Latihan
A basic principle of training is that the biological system to be
affected is overloaded. The training stimulus or stress presented is
greater than that which the individual is normally accustomed to (Reilly
2007: 2). Prinsip dasar dari latihan adalah memberikan pengaruh
maksimal terhadap sistem dalam tubuh. Stimulus latihan atau rangsang
yang dilakukan lebih besar dari pada ketika individu beraktivitas normal
seperti biasa. Menurut Sukadiyanto (2010: 18) prinsip latihan merupakan
hal-hal yang harus ditaati, dilakukan atau dihindari agar tujuan latihan
dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Prinsip-prinsip latihan
memiliki peranan penting terhadap aspek fisiologis dan psikologis bagi
olahragawan. Dengan memahami prinsip-prinsip latihan akan
mendukung upaya dalam meningkatkan kualitas suatu latihan. Selain itu,
akan dapat menghindarkan olahragawan dari rasa sakit dan timbul cedera
selama dalam proses latihan. Menurut Furqon (1995: 5) prinsip-prinsip
latihan adalah garis pedoman suatu latihan terorganisasi dengan baik
16
yang harus digunakan. Prinsip-pinsip semacam itu menunjuk pada semua
aspek dan kegiatan latihan, prinsip-prinsip itu menentukan isi, cara dan
metode serta organisasi latihan.
Menurut Sukadiyanto (2010: 19) macam-macam prinsip latihan
adalah sebagai berikut: 1) Prinsip kesiapan; 2) Prinsip individual; 3)